Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ukuran tekanan darah terdiri dari tekanan darah sistol dan diastol. Yekanan darah sisitol adalah
tekanan pada pembuluh arteri ketika jantung beekontraksi. Tekanan darah diastol adalah
tekanan ketika jantung berelaksasi. Nilai normal tekanan darah seseorang dengan ukuran tinggi
badan, berat badan, tinggi aktifitas normal dan kesehatan secara umum adalah 120/80 mmHg.
(Sukarmin, 2016).

Hipertensi merupakan suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat
secara kronis (Kemenkes RI, 2013). Tekanan darah tinggi atau hipertensi sering disebut sebagai
silent killer karena termasuk penyakit yang mematikan. Orang yang mengalami hipertensi tidak
hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung tetapi juga menderita penyakit lain seperti
penyakit saraf dan pembuluh darah dimana makin tinggi tekanan darah, makin tinggi resikonya
(Nurarif & Kusuma, 2016).

WHO (World Health Organization) pada tahun 2008 memperkirakan bahwa hipertensi
menyebabkan 7,5 juta kematian sedangkan tahun 2013 penyakit kardiovaskuler seperti
hipertensi telah menyebabkan 17 juta kematian tiap tahun, peringkat tertinggi hipertensi
adalah Afrika 46% baik itu pria maupun wanita. Prevalensi terendah menurut WHO diwilayah
amerika sekitar 35% baik itu pria maupun wanita. Pria lebih tinggi dibandingkan wanita (39%
untuk pria dan 32% untuk wanita) (Rita, Desnanda, Rifqi, 2016).

Prevalensi hipertensi di indonesia yang didapat melalui pengukuran pada umur > 18 tahun
sebesar 25,8 persen, tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), diikuti kalimantan selatan (30,8%),
Kalimantan Timur (29,6%), dan Jawa Barat (29,4%), sedangkan di provinsi Bengkulu (21,6%).
Prevalensi hipertensi di indonesia yang didapat melalui kuesioner terdiagnosis tenaga
kesehatan sebesar 9,4 persen, yang didiagnosis tenaga kesehatan atau sedang minum obat
sebesar 9,5 persen. Jadi ada 0,1 persen yang minum obat sendiri.

Berdasarkan laporan dari unit rekam medik RSUD Curup penderita penyakit hipertensi pada
tahun 2014 dengan jumlah 105 kasus dan menempati urutan ke-7 dari 49 kasus yang ada di
ruang rawat inap, kemudian pada tahun 2015 terjadi peningkatan dengan diagnosa hipertensi
berjumlah 275 kasus dan terdapat pada urutan ke-5 dari 10 besar penyakit. Pada tahun 2016
kasus hipertensi mengalami penurunan dengan jumlah 188 kasus di ruang rawat inap, dan pada
tahun 2017 penderita hipertensi berjumlah 181 kasus (sub rekam medik RSUD Curup 2014-
2017).

Jumlah orang dewasa dengan tekanan darah tinggi meningkat dari 594 juta pada tahun 1975
menjadi 1,13 miliar pada tahun 2015, dengan peningkatan terutama di negara berpenghasilan
rendah dan menengah (WHO, 2017). Prevalensi penduduk dengan tekanan darah tinggi secara
nasional sebesar 30,9%. Prevalensi tekanan darah tinggi pada perempuan (32,9%) lebih tinggi
dibanding dengan laki-laki (28,7%). Prevalensi di perkotaan sedikit lebih tinggi (31,7%)
dibandingkan dengan perdesaan (30,2%). Prevalensi semakin meningkat seiring dengan
pertambahan umur (Kemenkes RI, 2017).

Dampak hipertensi berkembang dari tahun ke tahun dan menghasilkan banyak komplikasi.
Hipertensi merupakan faktor resiko utama pada penyakit jantung, otak, ginjal, dan vaskuler
dengan komplikasi berupa serangan jantung, gagal ginjal, dan penyakit perifer . Akibat dari
tekanan darah tinggi yang berlanjut terus menerus maka jantung bekerja lebih berat, hingga
otot jantung membesar. Kerja jantung yang meningkat menyebabkan pembesaran yang dapat
berlanjut menjadi gagal (heart failure).

Komplikasi hipertensi meningkat setiap tahunnya, WHO pada tahun 2013 menyebutkan bahwa
di dunia terdapat 17.000 orang per tahun meninggal akibat penyakit kardiovaskuler dimana
9.400 orang diantaranya disebabkan oleh komplikasi dari hipertensi. Prevalensi hipertensi dunia
mencapai 29,2% pada laki-laki dan 24,8% pada perempuan (WHO,2013).
B. Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh teknik Brisk Walking Exercise terhadap penurunan tekanan darah pada
pasien hipertensi?

C. Tujuan Penulisan

Menggambarkan pengaruh teknik Brisk Walking Exercise terhadap penurunan tekanan darah
pada pasien hipertensi di Desa Cugung Lalang

D. Manfaat Penulisan

1. Bagi Mahasiswa.

Mahasiswa mampu memahami dan mendapatkan gambaran pengaruh teknik Brisk Walking Exercise
terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi

2. Bagi Keluarga dan Pasien

Meningkatkan pengetahuan, dalam penurunan tekanan darah melalui teknik Brisk Walking Exercise,
Keluarga juga diharapkan dapat mendorong pasien hipertensi agar dapat memperbaiki tekanan darah
melalui teknik Brisk Walking Exercise.

3. Bagi Pelayanan Kesehatan/ Rumah Sakit

Tambahan informasi dan bahan masukkan dalam memberikan pelayanan perawat didesa cugung lalang
tentang pengaruh teknik Brisk Walking Exercise teehadap penurunan tekanan darah pada pasien
hipertensi

4. Bagi Akademik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi data tambahan bagi instansi dan mahasiswa lainnya. Selain
itu, penelitian ini diharapkan juga dapat memperkaya kepustakaan mengenai asuhan keperawatan pada
pasien Hipertensi.

Anda mungkin juga menyukai