Anda di halaman 1dari 18

EXPLAINING SKILL

A. Pengertian Keterampilan Menjelaskan


Keterampilan menjelaskan merupakan aspek yang sangat penting bagi guru dan
pengajar lain karena sebagian besar percakapan pembelajaran yang mempunyai pengaruh
besar terhadap pemahaman siswa adalah berupa penjelasan. Penguasaan keterampilan
menjelaskan yang didemonstrasikan guru akan memungkinkan siswa memiliki
pemahaman yang mantap tentang masalah yang dijelaskan, serta meningkatnya
keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Seorang guru harus dapat menjelaskan berbagai hal kepada peserta didiknya.
Penjelasan yang disampaikan harus sesuai dengan tingkat kemampuan berpikir peserta
didik. Misalnya guru akan menjelaskan konsep ”atas”. Jika peserta didiknya adalah anak
usia TK (4 – 5 tahun) maka dia harus menjelaskan konsep tersebut secara konkret dan
nyata.
Pengertian menjelaskan adalah mendeskripsikan secara lisan tentang suatu benda,
keadaan, fakta dan data sesuai dengan waktu dan hukum-hukum yang berlaku.
Menjelaskan juga dapat diartikan sebagai penyajian informasi lisan yang diorganisasikan
secara sistematis yang bertujuan untuk menunjukkan hubungan, mislnya antara sebab dan
akibat, atau antara yang diketahui dan yang belum diketahui, atau antara hukum (dalil dan
definisi) yang berlaku umum dengan ukti atau contoh sehari-hari.
Dari sini diketahui menjelaskan merupakan aktivitas yang paling sering dilakukan
oleh guru dalam menyampaikan informasi. Dalam kegiatan pembelajaran, menjelaskan
berarti mengorganisasikan, menyajikan, dan menyampaikan materi pembelajaran dalam
tata urutan yang terencana secara sistematis sehingga dengan mudah dapat dipahami oleh
peserta didik.
Maka keterampilan menjelaskan merupakan suatu aspek penting yang harus dimiliki
guru, mengingat sebagian besar pembelajaran menuntut guru untuk memberikan
penjelasan. Oleh sebab itu keterampilan menjelaskan perlu ditingkatkan agar suatu
pembelajaran dapat mencapai hasil yang optimal.
Keterampilan menjelaskan dalam pembelajaran adalah penyajian informasi secara
lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan satu
dengan yang lain. Misalnya sebab dan akibat.
Penyampaian informasi yang terencana dengan baik disajikan dengan urutan yang
cocok merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Pemberian penjelasan merupakan
aspek yang sangat penting dari kegiatan guru dalam interaksinya dengan siswa di dalam
kelas.
Menjelaskan berarti memberikan penjelasan atau pengertian pada seseorang. Oleh
sebab itu seorang guru yang melakukan kegiatan explaining, harus :
1. Mengerti apa yang iya jelaskan.
2. Mengerti bagaimana merencanakan suatu penjelasan.
3. Mengetahui bagaimana cara menjelaskan kepada murid (pelaksanaan).
Keterampilan memberi penjelasan adalah penyajian informasi secara lisan yang
dikelola secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan antara satu di dengan
yang lainya. Ciri utama keterampilan penjelasan yaitu menyampaikan informasi yang
terencana dengan baik, disajikan dengan benar, serta urutan yang cocok.

B. Urgensi Keterampilan Menjelaskan


Keterampilan menjelaskan ini sebagai penyampaian informasi yang terencana
dengan baik sebelumnya dan disajikan dengan serta urutan yang cocok. Melalui
penjelasan, siswa dapat memahami hubungan sebab akibat, memahami prosedur,
memahami prinsip, serta memahami analogi. Sedangkan pada hasil belajar yang berupa
“ingatan” atau hafalan diperoleh dari sebuah cerita atau penjelasan.
Beberapa alasan mengapa keterampilan menjelaskan perlu dikuasai, antara lain:
1. Meningkatkan keefektifan pembicaraan agar benar-benar merupakan penjelasan yang
bermakna bagi siswa karena pada umumnya pembicaraan lebih didominasi oleh guru
daripada oleh siswa
2. Kadangkala penjelasan yang diberikan oleh guru tidak jelas bagi murid, tetapi hanya
jelas bagi guru itu sendiri. Mungkin disebabkan karena gaya bahasa yang digunakan
guru belum dapat dicerna atau dinalar oleh siswa atau tidak sesuai dengan tingkat
perkembangan pemikiran mereka. Hal ini tercermin dalam ucapan guru: “penerangan
Ibu sudah jelas,bukan?”. Oleh karena itu kemampuan guru dalam mengenal atau
menganalisa tingkat pemahaman siswa sangat dibutuhkan dan sangat penting dalam
proses memberikan penjelasan.
3. Tidak semua siswa dapat menggali atau memahami sendiri pengetahuan dari buku
atau sumber lainnya. Oleh karena itu guru perlu membantu menjelaskan hal-hal
tersebut
4. Kurangnya sumber yang tersedia yang dapat dimanfaatkan oleh siswa dalam
memahami pelajaran. Guru perlu membantu siswa dengan cara memberikan informasi
lisan berupa penjelasan yang cocok dengan materi yang diberikan.

C. Komponen Keterampilan Menjelaskan


Komponen keterampilan menjelaskan terbagi menjadi 2, yaitu :
1. Komponen Merencanakan Penjelasan
a. Isi pesan (tema)
Isi pesan yang dipilih dan disusun harus dijelaskan secara sistematis disertai
contoh-contoh. Cakupannya adalah:
 menganalisis masalah secara keseluruhan, dalam hal ini termasuk
mengidentifikasikan unsur-unsur apa yang akan dihubungkan dalam
penjelasan tersebut. Contoh : “Pesawat terbang dapat terbang karena adanya
unsur sayap khusus dan angin yang dapat dilihat keterkaitanya”.
 Menentukan jenis hubungan yang ada antara unsur-unsur yang dikaitkan.
Contoh: Kecepatan angina yang berada pada bagian atas dan bawah sayap
pesawat
 Menggunakan hukum, rumus, dan generalisasi yang sesuai dengan hubungan
yang telah ditentukan. Contoh: Prinsip sayap pesawat terbang dapat dipakai
dalam mendesai mobil balap.
b. Penerima pesan harus dipertimbangkan karakteristiknya.
Kesiapan siswa memahami penjelasan, berkaitan erat dengan usia, jenis kelamin,
kemampuan, latar belakang sosial, dan lingkungan belajar. Sehubungan dengan itu
ada tiga pertanyaan yang harus membimbing seseorang untuk merencanakan suatu
penjelasan, yaitu:
 Apakah penjelasan itu cukup relevan dengan pertanyaan yang diajukan siswa
 Apakah penjelasan itu memadai, yakni mudah diserap siswa melalui apa yang
telah diketahui
 Apakah penjelasan itu cocok dengan khazanah pengetahuan anak pada waktu
itu.
Contoh: Siswa yang berada pada tingkat operasi kongkrit dengan pemakaian
istilah yang masih terbatas dan kalimat yang panjang masih sukar ditangkap
penggunaan contoh harus lebih banyak.

2. Komponen Penyajian
a. Kejelasan
 Kejelasan yaitu keterampilan yang erat kaitannya dengan penggunaan bahasa
lisan.
 Kejelasan dalam menjelaskan, dapat dicapai dengan berbagai cara seperti
bahasa yang jelas, berbicara dengan lancar, dan mendefinisikan istilah-istilah
teknis, serta berhenti sejenak untuk melihat respon peserta didik.
b. Penggunaan contoh dan ilustrasi
Penyajian suatu penjelasan dapat ditingkatkan hasilnya dengan memperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
 Kejelasan
Penjelasan hendaknya diberikan dengan menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti oleh siswa dan menghindari ucapan-ucapan seperti: ”ee”, ”aa”,
”mm”, ”kira-kira”, ”umumnya”, ”seringkali” dan istilah-istilah yang tidak
dapat dimengerti oleh anak.
 Pengguanaan contoh dan ilustrasi
Dalam memberikan penjelasan sebaiknya digunakan contoh-contoh yang ada
hubungannya dengan sesuatu yang dapat ditemui siswa dalam kehidupan
sehari-hari.
 Pemberian tekanan
Dalam memberikan penjelasan, guru harus memusatkan perhatian siswa
kepada masalah-masalah pokok dan mengurangi informasi yang tidak begitu
penting. Dalam hal ini guru dapat menggunakan tanda atau isyarat lisan seperti
“yang terpenting adalah…” atau “perhatikan dengan baik,anak-anak. Yang
ini agak sukar!”.
 Penggunan “balikan”
Guru hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan
pemahaman, keraguan atau ketidakjelasan ketika penjelasan itu diberikan. Hal
ini dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan seperti: “apakah anak-
anak mengerti dengan penjelasan Ibu tadi?” dan sebagainya.

D. Prinsip Keterampilan Menjelaskan


Fungsi penjelasan adalah mencari dan mengaitkan hubungan antara pengalaman
siswa dengan gejala atau situasi baru yang belum diketahui siswa. Oleh sebab itu, suatu
penjelasan perlu didasarkan kepada hubungan dan kaitan yang dibuat secara logis antara
fakta-fakta dan hukum umum dan juga pada penghayatan guru bahwa hal itu secara
psikologis dapat diterima oleh sistem panca indera siswa.
Dari uraian diatas terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam
memberikan suatu penjelasan :
1. Penjelasan dapat diberikan selama pembelajaran, baik di awal, di tengah maupun di
akhir pembelajaran tergantung kebutuhan dan kondisi.
2. Penjelasan harus menarik perhatian peserta didik dan sesuai dengan materi standar
dan kompetensi dasar.
3. Penjelasan dapat diberikan untuk menjawab pertanyaan peserta didik atau
menjelaskan materi standar yang sudah direncanakan untuk membentuk kompetensi
dasar dan mencapai tujuan pembelajaran.
4. Materi yang dijelaskan harus bermakna bagi peserta didik.
5. Penjelasan yang diberikan harus sesuai dengan latar belakang dan tingkat kemampuan
peserta didik.

Uzer Usman (2000) dan Mulyasa (2005) menjelaskan adanya beberapa prinsip
keterampilan menjelaskan sebagai berikut:
1. Penjelasan dapat diberikan selama pembelajaran, baik di awal, di tengah maupun
diakhir pembelajaran.
2. Penjelasan harus menarik perhatian peserta didik dan sesuai dengan materi standar
dan kompetensi dasar.
3. Penjelasan dapat dapat diberikan untuk menjawab pertanyaan peserta didik atau
menjelaskan materi standar yang sudah direncanakan untuk membentuk kompetensi
dasar dan mencapai tujuan pembelajaran.
4. Materi yang dijelaskan harus sesuai dengan kompetensi dasar, dan bermakna bagi
peserta didik.
5. Penjelasan yang diberikan harus sesuai dengan latar belakang dan tingkat kemampuan
peserta didik.
6. Meningkatkan keefektifan pembicaraan agar benar-benar merupakan penjelasan yang
bermakna bagi siswa karna pada umumnya pembicaraan lebih didominasi oleh guru
dari pada siswa.
7. Tidak semua murid dapat menggali sendri pengetahuan dari buku atau sumber lainya.
Oleh sebab itu, guru perlu membantu menjelaskan hal-hal tertentu.
8. Kurangnya sumber yang tersedia yang dapat dimanfaat oleh murid dalam belajar.
Guru perlu membantu murid dengan cara memberikan informasi lisan berupa
penjelasan yang cocok dengan materi yang diperlukan.

E. Fungsi Mempelajari Keterampilan Menjelaskan


Keterampilan menjelaskan sangat penting untuk dipelajari. Tidak hanya untuk guru itu
sendiri namun juga terdapat manfaat untuk para siswa jika seorang guru menguasai
keterampilan menjelaskan dengan baik. Fungsi keterampilan menjelaskan diantaranya
adalah:
1. Untuk siswa
a. Untuk membimbing siswa mendapatkan dan memahami hukum, dalil dan prinsip-
prinsip secara obyektif dan bernalar.
b. Untuk membimbing siswa memahami dengan jelas jawaban pertanyaan yang
mereka ajukan ataupun yang dikemukakan oleh guru.
c. Melibatkan siswa agar mampu berpikir dengan memecahkan masalah-masalah
atau pertanyaan
d. Mengetahui umpan balik dari siswa sehingga dapat diketahui tingkat pemahaman,
keraguan dan ketidakmengertian mereka.
e. Untuk mengetahui kesalahpahaman dalam memahami suatu materi
f. Untuk membimbing siswa memahami dan mendapatkan proses penalaran dan
menggunakan bukti-bukti dalam memecahkan suatu masalah.
2. Untuk guru
a. Tidak semua siswa dapat memahami dan menggali suatu teori dari buku atau
sumber lainnya, maka penjelasan dari guru merupakan komponen yang penting
dalam belajar.
b. Membantu memudahkan siswa yang tidak memiliki atau kurangnya sumber yang
tersedia yang dapat dimanfaatkan siswa dalam proses belajar.
c. Guru cenderung mendominasi kelas dan sebagian besar kegiatan guru adalah
memberikan informasi lisan atau menjelaskan, dengan mempelajari keterampilan
menjelaskan maka akan sapat mengatasi masalah tersebut.
d. Menghilangkan rasa canggung guru dalam kegiatan belajar-mengajar.

F. Tujuan Keterampilan Menjelaskan


Beberapa tujuan yang akan dicapai dalam memberikan penjelasan di kelas antara lain:
1. Untuk membimbing siswa- siswi memahami dengan jelas jawaban dari pertanyaan
“mengapa” yang di kemukakan oleh guru atau yang diajukan oleh siswa-siswi.
2. Menolong siswa-siswi mendapat dan memahami hukum, dalil, dan prinsip-prinsip
umum secara objektip dan bernalar.
3. Melibatkan siswa-siswi untuk berpikir memecahkan masalah atau pertanyaan.
4. Untuk mendapat umpan balik dari siswa-siswi mengenai tingkat pemahamanya dan
untuk mengatasi kesalahan pengertian mereka.
5. Menolong siswa-siswi unk menghayati dan mendapat proses, peralatan, dan
penggunaan bukti dalam penyelesaian keadaan (situasi) yang meragukan (belum
pasti).
6. Membuat siswa berpikir secara logis, estetis, dan moral.
7. Melatih siswa berpikir dengan menggunakan sebab dan akibat.
8. Melatih siswa mandiri di dalam mengambil keputusan bagi dirinya.
9. Menanamkan sikap yakin pada diri, bahwa berpikirnya benar (beri jawaban yang
benar).
10. Menuntun siswa kepada pengertian yang jelas dalam memecahkan pertanyaan “ apa,
mengapa, dan bagaimana”.
11. Melibatkan siswa dalam berpikir memecahkan masalah.
12. Untuk memperoleh feedback dari siswa berdasarkan pada tingkat pengertian mereka/
menghindari salah pengertian.
13. Membantu siswa menghargai dan memperoleh proses of reasoning (proses kiat) dan
menggunakan bukti didalam memecahkan hal-hal yang tidak pasti.

G. Menjelaskan yang Efektif


Banyak guru yang memiliki pengetahuan yang luas, namun tidak semua guru mampu
memberikan penjelasan secara efektif kepada para siswanya, sehingga siswanya
medapatkan apa yang mereka cari. Karenya penjelasan yang efektif merupakan kunci
keberhasilan dalam menyampaikan materi. Adapun karakteristik penjelasan yang efektif
adalah:
1. Koordinasi antar Pernyataan. Koordinasi dalam pernyataan yang digunakan selama
penjelasan sangat penting; kalau tidak, akan ada hotchpot.
2. Pernyataan yang Relevan. Saat menyajikan materi pelajaran, pernyataan terkait harus
relevan.
3. Kefasihan dalam Berbjahasa. Guru harus menggunakan bahasa yang lancar sehingga
siswa dapat mendengarkan dan memahami pikirannya.
4. Menghubungkan Tautan. Penggunaan kata-kata, idiom, atau tautan penghubung
seperti 'karena itu' sebagai akibat dari dll. Sangat penting untuk menghubungkan
pemikiran atau pernyataan yang berbeda.
5. Pernyataan Awal Yang Jelas. Sebelum memulai penjelasan apa pun, guru harus
membuat siswa menyadari apa yang harus ia ajarkan pada hari itu melalui pernyataan
awal yang jelas.
6. Gunakan Kata-kata yang tepat. Guru harus menggunakan kata-kata yang tepat untuk
menjelaskan suatu objek atau peristiwa jika tidak dia akan berada dalam kebingungan

Untuk menciptakan penjelasan yang efektif, berikut adalah tujuah pertanyaan acuan yang
menjadi pertimbangan:
1. Apakah penjelasan dapat dipahami?
2. Apakah penjelasan tersebut menarik minat kelas Anda?
3. Apakah penjelasan mencakup elemen utama?
4. Apakah Anda merespons pemahaman siswa?
5. Apakah Anda mengklasifikasikan respons?
6. Apakah ilustrasi penjelasan menarik?
7. Apakah ilustrasi penjelasan relevan?
H. Penerapan Keterampilan Menjelaskan
Pada hakikatnya fungsi utama menjelaskan adalah sebagai alat komunikasi. Oleh
karena itu, keterampilan guru untuk menjelaskan masalah atau teori kepada siswa harus
mumpuni sehingga siswa mudah menerima dan menyerapnya. Penjelasan oleh guru selain
untuk memberikan pemahaman, juga untuk meningkatkan kemampuan berpikir,
mengungkapkan gagasan, perasaan, pendapat, persetujuan, keinginan, penyampaian
informasi tentang suatu peristiwa dan kemampuan memperluas wawasan.
Pentingnya penguasaan keterampilan menjelaskan adalah dengan penguasaan ini
memungkinkan dapat meningkatkan efektivitas penggunaan waktu dan penyajian
penjelasannya, mengestimasi tingkat pemahaman siswa, membantu siswa memperluas
cakrawala pengetahuannya, serta mengatasi kelangkaan buku sebagai sarana dan sumber
belajar.
Keterampilan menjelasakan merupakan salah satu keterampilan yang sangat
penting dalam proses belajar – mengajar, tidak hanya penting bagi siswa, tetapi juga
sangat penting bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dengan penjelasan
guru yang memicu siswa, maka siswa dapat berbalik mengungkapkan atau
mengekspresikan gagasan atau pendapat, pemikiran, dan perasaan yang dimiliki. Selain
itu, dapat mengembangkan daya pikir dan kreativitas siswa dalam belajar.
Menjelaskan merupakan suatu keterampilan yang dipergunakan untuk
berkomunikasi secara langsung. Menjelaskan adalah suatu kegiatan yang aktif dan
produktif serta memerlukan cara berpikir yang teratur yang diungkapkan dengan cara
percakapan, penulisan dipapan atu slide, atau praktek dengan media. Menjelaskan juga
dipengaruhi oleh keterampilan produktif lainnya, seperti aspek berbicara maupun
keterampilan reseptif yaitu aspek pemahaman kosa kata, diksi, keefektifan kalimat,
penggunaan ejaan, dan bahasa tubuh serta keterampilan menggunakan media.
Permasalahan suatu pembelajaran bisa muncul bersamaan dengan berkembang dan
meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi lingkungan yang ada, pengaruh
informasi dan kebudayaan, serta berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru
merupakan kunci dalam pelurusan masalah, mereka berada di titik sentral untuk
mengatur, mengarahkan dan menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar yang yang
diinginkan. Oleh karena itu, secara tidak langsung, guru harus lebih profesional, inovatif,
perspektif, dan proaktif dalam kelas, yang salah satunya dengan cara memberikan suatu
pelurusan kepada siswa dengan cara penyampaian penjelasan yang bisa diterima siswa
dengan mudah. Salah satu contohnya adalah dengan mengulangi pertanyaan yang
diungkapkan oleh siswa kemudian menyebarkan pertanyaan tersebut kepada seluruh
kelas. Selanjutnya dari jawaban-jawaban yang diberikan oleh siswa, guru menyimpulkan
atau meluruskan jawaban yang sebenarnya.
Dalam kegiatan menjelaskan dibutuhkan suatu ketelitian, kepaduan, keruntutan dan
kelogisan antara kalimat satu dengan kalimat yang lain, antara subbab satu dengan subbab
berikutnya sehingga akan membentuk sebuah penjelasan yang baik dan utuh.
Dalam kegiatan guru memberikan penjelasan haruslah kreatif, karena guru yang
penuh inovasi akan selalu ditunggu para muridnya, tentunya kreasi dan inovasi yang
positif. Bagaimana mungkin seorang guru mengajarkan muridnya supaya aktif kalau ia
sendiri kontraproduktif. Dari sini diketahui bahwa guru banyak berurusan dengan strategi
dalam melaksanakan tugas mengajar sehari-hari.
Dari uraian komponen dan prinsip keterampilan menjelaskan, serta pengalaman
pembelajaran, maka terdapat kelebihan dan kelemahan penerapan keterampilan
menjelaskan.
Kelebihan penerapan keterampilan menjelaskan:
1. Lebih mudah dalam mengembangkan kemampuan siswa dalam menemukan,
mengorganisasi, dan menilai informasi yang diterima.
2. Lebih mudah dalam memancing meningkatkan kemampuan siswa dalam membentuk
dan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan yang didasarkan atas informasi yang
lengkap dan relevan.
3. Mendorong siswa untuk mengembangka ide-ide dan mengemukakan ide-ide tersebut.
4. Dapat mengatasi malsalah pembalajaran yang diikuti oleh jumlah peserta didik yang
besar.
5. Merupakan cara yang lebih mudah saat guru akan memulai mengenalkan materi.
6. Dapat meningkatkan analisa guru terhadap teori yang sedang disampaikan dan guru
menjadi benar-benar mengerti isi berita dengan analisa yang lebih mendalam.
7. Kelemahan penerapan keterampilan menjelaskan:
8. Bila menjelaskan dilakukan terlalu lama, peserta didik cenderung menjadi
karakteristik auditif (mendengar) dan akhirnya menjadi siswa yang pasif.
9. Apabila selalu digunakan dan terlalu lama maka pembelajaran akan terkesan
membosankan.
10. Bila menjelaskan dilakukan terlalu lama, kesempatan untuk berdiskusi menjadi terlalu
sedikit bahkan habis untuk menjelaskan.

I. Kebiasaan Buruk dalam Menjelaskan Pelajaran


Pada kenyataannya cara mengajar guru tidak seperti yang diharapkan, guru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran melakukan kesalahan yang tidak disadari, antara
lain:
1. Ketika melakukan kegiatan menjelaskan, guru hanya duduk terus menerus.
Sebaiknya guru jangan duduk terus menerus. Dengan adanya perpindahan posisi, akan
menciptakan perhatian siswa.
2. Suara guru terlalu pelan, dan pandangan tidak menyapu.
Sebaiknya suara guru harus dapat didengar oleh seluruh kelas dan pandangan
menyapu ke seluruh kelas.
3. Guru terlalu bertele-tele
Sebaiknya penjelasan yang diberikan secukupnya, dan diselingi dengan pertanyaan-
pertanyaan yang mampu mengarahkan pada materi yang akan diajarkan.
4. Guru tidak memiliki perencanaan awal yang akan diajarkan kepada siswa.
Sebelum melakukan proses pembelajaran, guru seharusnya memiliki rancangan awal
tentang apa yang akan diajrkan, agar memiliki arah yang jelas dalam menjelaskan.
5. Tulisan guru di papan tulis kelas terlalu kecil
Sebaiknya tulisan guru harus bisa dijangkau oleh siswa paling belakang bisa dengan
cara menanyakan kepada siswa yang paling belakang apakah tulisan tersebut sudah
bisa terlihat.

Kebiasaan-kebiasaan lain yang harus dihindari dalam menjelaskan materi kepada


para siswa antara lain:
 Berdiri di depan apa yang dituliskan/menghalangi tulisan.
 Menghadap papan tulis ketika berbicara.
 Menulis di bagian sudut papan tulis atau di mana pun ada ruang.
 Menggunakan jargon, singkatan. (secara verbal dan on board.)
 Menghapus apa yang baru saja ditulis sebelum semua siswa selesai menyalinnya.
(pada saat banyak tulisan lama lainnya yang bisa dihapus.)
 Melewatkan langkah-langkah penting. Memulai penjelasan langsung di tengah-
tengah.
 Menghabiskan banyak waktu untuk menjelaskan yang sudah jelas.
 Menulis terlalu kecil atau tulisan tangan yang tidak dapat dimengerti.
 Meperlihatkan slide dan pointer laser di atasnya. (tapi jangan jelaskan apa yang ada di
slide.)
 Bergumam.
 Bicara terlalu cepat.
 Menatap lantai atau langit-langit.
 Mengatakan sesuatu yang sangat kompleks (seperti jalur di atas atau deskripsi struktur
yang kompleks) dan tanpa metuliskan apa pun di papan tulis.
 Menghina siswa - mengolok-olok mereka (ketidaktahuan mereka) ketika mereka
mengajukan pertanyaan, dan mencaci maki mereka ketika mereka tidak mau
berbicara. Menyatakan bagaimana seorang siswa yang bodoh, tidak berharga, malas,
dimanjakan dll.
 Menjelaskan dengan bahasa yang tidak sederhana.
 Menjelaskan dianggap bentuk saran.
 Pikiran yang dimasukkan di dalamnya tidak berurutan. Hal-hal yang tidak relevan
dimasukkan.
 Tidak sesuai dengan usia, pengalaman, dan tingkat mental murid.
 Rumit, panjang dan sedikit karena ingin mengejar tujuan pelajaran.

J. Penggunaan Contoh dan Ilustrasi, Analogi dan Penggunaan Contoh Dalam


Menjelaskan
Penjelasan yang efektif bergantung pada ilustrasi, analogi dan penggunaan contoh.
Dalam tugas di bawah ini, perhatian harus diberikan khususnya untuk ini.
1. Contoh
Contoh adalah inti untuk mengajarkan ide-ide baru dan untuk mendapatkan umpan
balik, apakah ide-ide tersebut telah dipahami. Contoh dapat digunakan:
a. Untuk memberikan contoh atau informasi konkret dalam pengalaman dan
pemahaman pelajar, untuk mengarahkan siswa untuk memahami fitur-fitur umum,
dan untuk generalisasi abstrak yang sesuai dengan semua contoh spesifik.
b. Untuk menguji pemahaman tentang suatu ide, konsep atau prinsip, dapat
diterapkan pada situasi tertentu, misalnya untuk menghasilkan contoh-contoh
kategori umum, untuk menentukan apakah suatu fenomena tertentu merupakan
turunan dari hubungan umum, atau untuk menggunakan prinsip umum untuk
memecahkan masalah tertentu.
2. Menggunakan Contoh
a. Pendekatan Induktif
Dimulai dengan contoh, dan menyimpulkan generalisasi dari mereka. Klaim
utama adalah:
 Membantu siswa memperoleh keterampilan untuk mencari tingkatan dalam
pola data yang tampaknya kurang.
 Mendorong pemikiran yang berbeda dan kreatif.
b. Pendekatan Deduktif
Menyatakan generalisasi terlebih dahulu, dan menerapkannya pada sejumlah
contoh. Pernyataan awal, bahkan jika tidak sepenuhnya dipahami oleh siswa,
membantu memusatkan perhatian mereka pada aspek-aspek contoh di mana guru
ingin mereka berkonsentrasi. Pengamatan kelas menunjukkan bahwa penjelasan
yang efektif sering terjadi ketika pernyataan pertama diikuti oleh contoh dan
kemudian oleh pernyataan kedua, misalnya, kejelasan dalam membangun
hubungan antara aturan umum dan contoh spesifik.
3. Analogi. Bandingkan situasi dengan sesuatu yang akrab bagi siswa
4. Model. Gunakan model 3D sederhana yang terbuat dari benda-benda umum. Gunakan
mainan pra-sekolah, kotak tisu, kawat yang ditinggalkan oleh tukang, dll. Model-
model berbiaya rendah, mudah diganti, mudah dilihat, dan memiliki nilai "bangun"
yang bagus. Mereka tidak memiliki banyak detail, yang membuatnya lebih mudah
untuk menunjukkan poin terkait. Berpikir tentang membangun model yang berguna
atau bekerja melalui analogi yang baik membantu untuk melihat fitur-fitur penting
dari materi pelajaran.
5. Papan Tulis. Direkomendaikasikan menggunakan Power Point atau overhead,
terutama dalam pengaturan kelompok kecil seperti lab atau sesi diskusi. Kaitannya
dengan keengganan pemanfaatan teknologi yang tidak selalu bekerja dan / atau
membutuhkan peralatan yang tidak selalu tersedia) kapur memberi lebih banyak
fleksibilitas dalam menjelaskan hal-hal menemukan lebih mudah bagi siswa untuk
membuat catatan jika seseorang harus menulis semuanya pada naik. Itu juga lebih
bersemangat - entah bagaimana pembicaraan kapur lebih "hidup" daripada opsi lain
mana pun, dan karenanya lebih menarik
6. Handout. Ada beberapa jenis selebaran - membantu pencatatan. Siswa kesulitan
menyalin diagram. Guru juga sulit menggambarnya dengan sempurna. Jadi bagikan
handout - 1 atau 2 halaman biasanya per kelas, dengan struktur dasar dan / atau proses
yang digambar seperti satu rencana untuk menggambarnya di papan tulis. Selebaran
membantu siswa mengikuti dan mencatat tanpa kebingungan.
Dalam semua kasus, penting bagi guru untuk menggunakan contoh yang relevan
dengan pengalaman dan minat siswa, dan tingkat pemahaman mereka saat ini.

K. Teknik Mengetahui Apa yang Dibutuhkan Siswa


1. Kumpulkan Pertanyaan
Mintalah kepada siswa untuk sebuah pertanyaan atau topik spesifik yang
mereka ingin Anda bahas. Tulis pertanyaan & / atau topik di papan tulis. Jangan
langsung menjawab pertanyaan saat ditanya. Terus kumpulkan pertanyaan sampai
Anda memiliki daftar yang cukup panjang. Setelah Anda memiliki daftar pertanyaan /
topik di papan tulis, Anda dapat melihat daftar dan memutuskan apa yang harus
dilakukan terlebih dahulu. Anda dapat membahas pertanyaan sesuai urutan
kepentingan, atau urutan logis, atau urutan pertanyaan yang dibahas di kelas. Lakukan
apa pun yang tampaknya masuk akal bagi Anda. Saat Anda membahas setiap
pertanyaan, periksa dari daftar.
Untuk kali pertama Anda melakukan ini, mungkin sangat sulit untuk membuat
siswa berbicara. Jadi bersabarlah dan beri mereka banyak waktu untuk mengajukan
pertanyaan. Jika mereka tampaknya tidak memiliki pertanyaan, sarankan agar mereka
memeriksa catatan atau teks mereka untuk menemukan poin yang belum jelas.
Tunggu hingga Anda memiliki daftar panjang yang layak sebelum Anda mulai
menjawab pertanyaan.
Metode ini bekerja paling baik jika Anda dapat melihat daftar dan melihat
langsung topik apa yang perlu didiskusikan. Jadi pastikan daftar Anda cukup jelas

2. Trik The Old Card


Mintalah setiap siswa untuk datang ke kelas dengan setidaknya satu pertanyaan
tertulis pada kartu 3 X 5. Kumpulkan kartu di awal kelas dan gunakan pertanyaan
untuk mengatur sesi. Salah satu cara untuk melanjutkan adalah menghabiskan
beberapa menit membaca pertanyaan-pertanyaan secara diam-diam. Kemudian Anda
dapat menuliskan pertanyaan-pertanyaan bagus di papan tulis, seperti di atas, atau
membacanya dengan lantang. Cara lain untuk memulai adalah dengan mengocok
kartu dan membacanya dengan keras secara acak. Setelah Anda memilih pertanyaan
yang akan dituju, Anda dapat menjawab sendiri pertanyaan-pertanyaan itu, atau Anda
dapat membiarkan siswa saling menjawab pertanyaan.
Variasi elektronik - minta siswa untuk mengirimi Anda pertanyaan pada malam
sebelumnya. Langkah ini memberi Anda lebih banyak waktu untuk menyusun pikiran,
memutuskan pertanyaan mana yang akan digunakan, dan mencari jawabannya.

3. Ajukan Pertanyaan
Ajukan pertanyaan kepada siswa, lebih disukai tentang situasi eksperimental.
Setelah Anda mengajukan pertanyaan, Anda dapat bertanya kepada siswa:
a. Apa yang Anda ketahui relevan dengan pertanyaan / situasi ini?
b. Apa yang perlu Anda ukur atau temukan?
Setelah Anda membahas informasi apa yang Anda butuhkan, Anda dapat
membahas cara menggunakan informasi tersebut untuk mendapatkan jawabannya.
Latihan semacam ini akan mengungkapkan tingkat pengetahuan yang dimiliki siswa
(fakta apa yang mereka ketahui) dan tingkat wawasan mereka (seberapa baik mereka
dalam menerapkan fakta). Ini juga akan memungkinkan kesalahpahaman atau
ketidakpastian yang harus dihadapi siswa.

L. Tips Menjelaskan Secara Efektif


Ini adalah tips yang mencoba untuk mengatasi berbagai aspek penjelasan yang
efektif - apa dan bagaimana penjelasan - konten dan pengirimannya. Apa yang
meyakinkan adalah bahwa penjelasan yang sangat efektif dapat didekonstruksi dan
didasarkan pada bukti tentang cara kerja ingatan, daripada hanya dikaitkan dengan
kekuatan kepribadian. Penjelasan yang bagus, seperti semua aspek pengajaran yang
hebat, dapat berulang kali diasah dan ditingkatkan.
a. ‘Ketahui apa yang siswa ketahui' ketika merencanakan penjelasan
Guru hebat memiliki pengetahuan yang sangat baik tentang siswa mereka.
Pengetahuan ini sangat penting dalam menyampaikan penjelasan dengan tepat. 'Zona
perkembangan proksimal' Vygotsky adalah kuncinya di sini - penjelasannya harus
disesuaikan dengan audiensi: tidak terlalu rumit sehingga tidak dapat dipahami oleh
siswa, tetapi tidak terlalu sederhana atau tidak menantang sehingga membuat siswa
bosan dan membuktikan tidak menarik. Dengan mengenal siswa Anda, Anda dapat
menyesuaikan bahasa Anda untuk memanfaatkan pengetahuan mereka sebelumnya
sebelum mengaktifkan tautan ke pengetahuan baru yang akan mereka pelajari.
b. Gunakan pola bahasa spesifik subjek yang menantang berulang kali
Sebagian besar penjelasan ada satu atau dua kata kunci yang ingin dipertahankan di
benak siswa. Di kelas bahasa Inggris 10 tahun, misalnya membandingkan 'soneta'
Shakespeare dengan 'Romeo and Juliet'. Subjek kata-kata spesifik yang mengotori
penjelasan berulang kali mencakup istilah retoris seperti ‘hiperbola‘ dan ‘oksimoron‘.
Kita telah menjelajahi etimologi kata-kata itu, mengeksplorasi contoh-contoh dan
berulang kali mencontohnya dalam tulisan. Dengan pengulangan yang teratur, kata-
kata kunci seperti itu menjadi batu penjuru dari penjelasan yang efektif dan
menekankan kata-kata tersebut untuk penekanan secara eksplisit.
c. Buat penjelasan sederhana, tetapi tidak terlalu sederhana
Sampaikan pesan inti: Saya tidak ingin mencela siswa karena lemahnya perhatian -
sifat manusia pada dasarnya diprogram untuk menjadi pelupa - baik orang dewasa
maupun remaja. Penjelasan yang efektif karena itu perlu memiliki kekuatan bahasa
yang dikompresi. Pepatah yang bagus, seperti "orang yang tinggal di rumah kaca
tidak boleh melempar batu" memiliki kekuatan abadi. Ini menghasilkan ide, memicu
koneksi dan menggabungkan bahasa yang mudah dicerna dan citra yang mudah
diingat - lihat tip 5. Sebagian besar penjelasan dapat dikompresi menjadi pernyataan
yang mengesankan - yang bertindak sebagai pesan inti dari penjelasan kami. Paling
sering pengetahuan inti ini terkait erat dengan bahasa tujuan pelajaran. Penjelasan
yang bagus dapat menggunakan ‘piramida terbalik‘, digunakan oleh jurnalis untuk
memprioritaskan informasi kunci dengan memulai dengan pesan inti ini, atau
sebaliknya dapat menggunakan struktur argumen yang lebih tradisional untuk
memastikan mereka mengingat apa yang ingin mereka ingat:

d. Libatkan hati dan pikiran mereka


Daniel Willingham, dalam buku ilmu sarafnya yang sangat baik, 'Mengapa Siswa
Tidak Suka Sekolah?', Menguraikan bahwa reaksi emosional terhadap penjelasan
akan membuat mereka lebih berkesan, tetapi ada juga penolakan. Kita harus waspada
terhadap kinerja 'gaya atas substansi'. Saya suka menggunakan humor dan sering
membuat lelucon, tetapi dengan penjelasan jika memberikan komedi kepada mereka
seara terus menerus cenderung hanya akan mengingat gaya dan lelucon, melupakan
substansi dari apa yang dikatakan. Mendapatkan keseimbangan yang tepat antara
memastikan keterlibatan dan memberikan pengetahuan adalah proses yang rumit:
membuat siswa menikmati pembelajaran mereka tidak selalu diterjemahkan untuk
mengingat apa yang Anda ingin mereka pelajari.
Karena sebagian besar mengiklanan perbuatan, kisah-kisah individual yang memicu
empati dan minat terbukti jauh lebih berkesan daripada masalah skala besar atau
konsep abstrak. Kisah-kisah emosional dan pribadi mudah diingat: Saya hanya ingat
sedikit tentang Kimia GCSE kecuali kisah emotif Marie Curie. Kita perlu
menggunakan contoh-contoh yang menghubungkan hati dan pikiran mereka dengan
pengetahuan yang harus mereka ingat dalam jangka panjang. Untuk meringkas:
gunakan humor dengan hati-hati; gunakan kisah-kisah menarik tentang individu untuk
melibatkan empati mereka (sesuatu yang terbukti sebagai respons fisik dan emosional
alami ketika membaca cerita); tautan ke minat pribadi mereka tetapi pastikan kembali
tanpa henti ke pesan inti.
e. ‘Paint the Picture’ - gunakan analogi, metafora, dan gambar
Ilmu kognitif telah membuktikan bahwa analogi dan metafora sangat penting untuk
bahasa, pemikiran, dan pengetahuan menghafal. Pikiran kita secara alami
menggunakan ‘skema‘ - istilah psikologi untuk mendefinisikan pola pengetahuan
yang ada yang kita miliki untuk membantu kita mempelajari pengetahuan baru. Cara
kunci untuk membuat pengetahuan baru diingat untuk menghubungkannya ke ‘skema
existing yang ada. Misalnya, jika kita diberi sesuatu untuk dimakan kita belum pernah
makan sebelumnya maka kita akan memanfaatkan pengetahuan kita sebelumnya - 'ini
rasanya seperti ayam!'. Mereka memberi siswa templat yang bermanfaat untuk
membangun pengetahuan mereka sebelumnya dan memungkinkan mereka untuk
membuat tebakan yang terpelajar. Ketika menjelajahi istilah 'oxymoron' dengan kelas
bahasa Inggris, kami memanfaatkan pengetahuan tentang istilah 'moron', lalu
membandingkan dan membandingkan label ini dengan karakter Romeo. Dalam
Matematika, para guru secara konsisten memanfaatkan 'skema' dunia nyata untuk
membuat konsep-konsepnya berkesan. Dengan menggunakan pencitraan dan metafora
yang membangkitkan citra mental, siswa dapat membuat kait mental ke dalam apa
yang sudah mereka ketahui dan mengatur pengetahuan baru mereka dengan lebih
baik.
f. Ceritakan kisah yang menarik
Daniel Wllingham menggambarkan cerita sebagai "hak istimewa secara psikologis"
dalam pikiran dan memori manusia. Misalnya, sebagai seorang guru bahasa Inggris,
adalah menyentuh inti dari apa yang yakini tentang emosi, ingatan dan pembelajaran.
Kisah-kisah pribadi yang tak terlupakan membuat sejarah dan fakta menjadi hidup;
statistik kering menjadi bersemangat ketika dalam konteks sebuah cerita. 64% siswa
yang mencapai nilai A dalam ujian itu menarik, tetapi tidak begitu berkesan seperti
kisah-kisah siswa yang bekerja keras dan mengatasi keadaan sulit untuk mendapatkan
nilai A. Pikiran kita membuat makna dengan menciptakan cerita. Dengan sejarah, kita
membayangkan dan berempati pada 'karakter' tertentu. Hati dan pikiran kita ditangkap
ketika ‘konflik‘ diajukan dengan melibatkan karakter. Karena itu penjelasan kita perlu
dibangun seperti narasi: dengan karakter, konflik dan resolusi. Kita harus menghindari
anekdot yang tidak berarti tentu saja, karena cerita harus berfungsi untuk menerangi
pesan inti dan tidak membuktikan gangguan.
g. Membuat konsep abstrak menjadi nyata dan nyata
Sejalan dengan pembuatan cerita dan menggunakan citra dan analogi yang efektif
untuk menerangi informasi, kita lebih baik mengingat pengetahuan konkret daripada
abstraksi. Kita dirancang untuk melakukan ini. Sejak lahir, kata-kata pertama kita
adalah kata benda dan kata kerja yang konkret untuk mengartikulasikan kebutuhan
kita yang paling dasar. Ingatlah pepatah yang digunakan dalam tip 3: "orang yang
tinggal di rumah kaca tidak boleh melempar batu"! Ini adalah contoh yang bagus dari
ide abstrak yang dibuat konkret dan mudah diingat. Kita juga harus menghindari
penggunaan terlalu banyak bahasa abstrak dan jargon di luar pola-pola bahasa utama
subjek khusus yang kita inginkan agar diingat oleh siswa secara eksplisit - lihat tip 2 -
jika tidak kita berisiko kehilangan pesan inti yang kita ingin diingat oleh siswa.
h. Asah nada bicara Anda
Tentu saja, penyampaian penjelasan membawa banyak bobot jika kita ingin
membuatnya benar-benar berkesan. Karisma tanpa konten kosong, tetapi konten tanpa
kejelasan dan kepercayaan diri cenderung melekat di memori. Kita tidak perlu seperti
kera, tetapi menekankan kata-kata kunci secara eksplisit dan menggunakan penanda
wacana dengan penekanan yang jelas dan nada yang menyampaikan antusiasme akan
membantu melibatkan siswa sehingga mereka kemudian dapat mendengarkan dengan
niat. Kita harus memiliki perhatian penuh jika siswa ingin memproses pengetahuan
baru yang kompleks, oleh karena itu nada suara kita juga harus menyampaikan
wewenang. Kami mungkin memiliki posisi otoritas fisik di ruangan tempat siswa
mengharapkan untuk berbicara; kita dapat bergerak di sekitar ruangan untuk
memastikan siswa mendengarkan secara aktif, yang seringkali membutuhkan
pendekatan yang jelas dan tidak masuk akal. Sebuah kebenaran yang sederhana dan
jelas adalah bahwa penjelasan yang bagus tidak ada gunanya jika siswa tidak
mendengarkannya!
i. Periksa pemahaman dengan pertanyaan terarah
Salah satu cara untuk mendapatkan perhatian dan membuat modifikasi penting untuk
penjelasan kami adalah dengan mengajukan pertanyaan terarah. Dengan memiliki
pendekatan 'tanpa angkat tangan' pada kesempatan tertentu dapat memperoleh
tingkat perhatian yang lebih tinggi. Dengan membiasakan siswa mengomentari apa
yang dikatakan satu sama lain dapat membuat semua siswa lebih baik mendengarkan
secara aktif (saya lebih suka ‘model Umpan Balik ABC‘: Agree with; Build upon;
Challenge). Pertanyaan dapat mendekati pesan inti, tetapi juga membuka analogi dan
ide menarik yang memperdalam pemahaman. Ketika mempertimbangkan penjelasan
yang efektif, seorang guru harus secara otomatis memiliki pertanyaan yang tertanam
dalam penjelasan itu dan siap untuk secara fleksibel menanggapi jawaban, menyusun
kembali dan mengarahkan ulang, bahkan mengulangi penjelasan jika diperlukan.
j. ... dan ulangi
Pengetahuan yang disimpan dalam memori jangka panjang biasanya adalah informasi
yang perlu diingat kembali, oleh karena itu penjelasan yang bagus harus
ditindaklanjuti jika kita ingin memaksimalkan nilainya. ‘Ebbinghaus Forgetting
Curve‘ adalah cara visual yang bagus untuk mengingatkan kita bahwa kita harus
memberikan penjelasan yang efektif, tetapi kemudian kembali pesan inti dengan
pengulangan spasi, jika tidak ada bahaya bahwa itu akan dilupakan:

Penjelasan hebat adalah batu fondasi yang menjadi dasar pengajaran hebat. Ada
interaksi yang kompleks antara penjelasan kita, mengajukan pertanyaan dan
memperoleh umpan balik bahwa jika kita menguasai kita akan mengajar dengan
sukses. Kita hendaknya merefleksikan dan menggunakan lebih sedikit waktu untuk
pekerjaan yang tidak terkait dengan inti pengajaran yang hebat, seperti menciptakan
sumber daya penggunaan terbatas, atau berfokus pada alat yang digunakan siswa
dalam perencanaan kita dan kembali ke praktik inti kita dalam menjelaskan,
mengajukan pertanyaan, dan memberikan umpan balik.

Penjelasan yang benar-benar baik didukung dan dipicu oleh berbagai hal yang
dilakukan oleh guru ketika menjelaskan. Penyebab-penyebab itu antara lain:
a. Memberikan ikhtisar konten: ‘
Pembeljaran hari ini, saya akan membahas tiga aspek khusus dari topik ini: Pertama,
saya akan melihat ...; kedua ... 'dll'
b. Memberikan ikhtisar dalam format visual.
c. Mengatur konten di bawah judul:
‘Kita akan melihat aspek pertama di bawah dua judul utama:..”. (Urutan seperti itu
penting untuk pelajar yang holistik, logis, dan berurutan. Lagi pula, masuk akal untuk
melakukan ini).
d. Memperlihatkan bagaimana setiap poin BARU dibangun di atas yang sebelumnya.
Adalah praktik yang baik untuk melibatkan siswa dalam melakukan hal ini, karena itu
akan memungkinkan guru dan siswa untuk mengidentifikasi kesenjangan dalam
pemahaman: ‘Saya sekarang akan menambahkan contoh lebih lanjut di sini. Saat
saya melakukannya, pikirkan dengan hati-hati tentang pentingnya dan mengapa saya
memperkenalkannya", "Siapa yang bisa mengatakan apa yang akan terjadi
selanjutnya?”
e. Memberikan kedalaman cakupan pada sebagian topik yang dipilih daripada mencoba
untuk mencakup semuanya, yang hanya akan melibatkan siswa dalam pembelajaran
permukaan daripada pembelajaran yang mendalam.
f. Mendorong keterlibatan siswa
‘Itulah poin terakhir saya. Sekarang saya ingin Anda meluangkan waktu memikirkan
konten kelas hari ini: Apa poin utamanya? Bagaimana mereka terhubung satu sama
lain? Apa yang bisa dijelaskan lebih lanjut? Siapa yang bisa meringkas? '
g. Mengalokasikan tingkat kepentingan
‘Poin yang sekarang akan saya jelaskan adalah pusat. Karena itu saya ingin Anda
memperhatikannya dengan cermat. Ketika saya menjelaskannya, saya ingin Anda
BERPIKIR tentang implikasinya untuk (sebutkan konteks spesifik untuk ini). Apakah
Anda MEMAHAMI signifikansinya?" (Catatan mengalihkan tanggung jawab dari guru
ke siswa. Jika intinya adalah begitu sentral, maka sangat penting untuk menilai
pemahaman sebelum melanjutkan). Perhatikan juga fokus pada 'signifikansi' yang
merupakan pendekatan yang lebih tajam.
h. Peragaan atau contoh - contoh tidak ternilai dan demonstrasi bahkan mungkin lebih,
tetapi perhatikan pedoman yang diberikan di bawah ini tentang penggunaan
demonstrasi.
i. Membuat analogi dan contoh. ‘Ini mirip dengan ... atau ...‘ Contoh yang bagus
tentang ini adalah ....’ Lebih baik, minta siswa untuk memberikan contoh, ilustrasi,
atau analogi mereka sendiri.
j. Menjelaskan kesalahan umum juga merupakan strategi menjelaskan yang sangat
membantu: ‘Kesalahan yang biasa dilakukan ketika melakukan hal ini adalah?'
Atau:‘ Selalu ingat bahwa untuk melakukan ini, Anda harus / harus melakukan yang
berikut: ...'
k. Mengutip/Parafrase - "Cara lain untuk menjelaskan ini adalah sebagai berikut….".
Atau: ‘Biarkan saya menyatakan itu dengan cara lain….’. Parafrase mungkin
diperlukan ketika berurusan dengan konten yang lebih kompleks, atau ketika jelas
bahwa makna tidak dipahami.
l. Mendapatkan umpan balik yang akurat: ketidakakuratan harus diambil sebagai
indikasi bahwa penjelasannya belum dipahami.
m. Menggunakan pertanyaan yang sangat spesifik untuk menilai pemahaman. "Apakah
Anda semua mengerti itu?" Terlalu kabur. Sebaliknya, merujuk pada titik, konsep
atau aspek tertentu, mengarahkan pertanyaan dengan cara yang menyampaikan
kekhususan dan persyaratan untuk menerima jawaban yang akurat.
n. Menutup setiap poin dengan menggunakan penekanan dan ungkapan yang tepat untuk
menyampaikan apa yang seharusnya dipahami.
o. Secara kritis, menggunakan bahasa yang sederhana, kalimat pendek dan suara yang
jelas dan dapat didengar. (Penelitian menganalisis transkrip guru sering menunjuk
pada kompleksitas bahasa guru, terlalu banyak bicara guru dan menjawab pertanyaan
siswa yang tidak berhubungan / tidak relevan).

M. Menjelaskan Melalui Demonstrasi


Karena demonstrasi sangat berharga dalam mengembangkan pemahaman, karena itu
mereka memainkan peran kunci dalam pembelajaran yang berpusat pada siswa. Mereka
juga harus terbukti efektif ketika siswa menggunakannya untuk saling mengajar. Untuk
meningkatkan manfaat demonstrasi kepada siswa:
 Pastikan bahwa demonstrasi dapat dilihat oleh semua; jika tidak, gunakan grup
bergantian.
 Jelaskan tujuan demonstrasi, memastikan bahwa ini dipahami.
 Cari tahu apakah itu benar-benar membantu meningkatkan pemahaman; membangun
tanggapan yang diberikan.
 Pastikan pengulangan tidak tergesa-gesa. Bagaimana kamu tahu? Berikan eksperimen
'langsung'.
 Gunakan waktu dengan hati-hati, perkenalkan waktu pengenalan terhadap
demonstrasi pada urutan pengajaran.
 Pada tahap perencanaan, pastikan bahwa semua masalah keselamatan telah
diperhitungkan dan dikelola.
 Pastikan ada tindak lanjut dan aplikasi.
 Beri siswa waktu untuk mengajukan pertanyaan tentang bidang-bidang kesulitan,
‘poin paling berkesan'.
 Izinkan siswa untuk menawarkan pandangan alternatif, saran atau solusi (hipotesis).

WALLAHU A’LAM

BAHAN REFERENSI

Ad Rooijakkers. 1991. Mengajar Dengan Sukses petunjuk untuk merencanakan dan


menyampaikan pengajaran. Jakarta : PT Grasindo.
Alex Quigley. 2013. “Explanation: Top 10 Teaching Tips”, The Compider Teacher (Online).
Url. https://www.theconfidentteacher.com/2013/05/explanations-top-ten-teaching-tips/
Buchari Alma. 2009. Guru Profesional menguasai metode dan keterampilan mengajar.
Bandung: Alfabeta.
Buchari Alma. 2009. Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil Mengajar.
Bandung: Alfabeta.
CELT, Learning and Teaching: A Best Practice Guide on Explaining Skills, Institut of
Technologi Dundalk. (pdf)
Didi Supriadie, dan Deni Darmawan. 2012. Komunikasi Pembelajaran. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.
E. Mulyasa. 2005. Menjadi guru profesional menciptakan pembelajaran kreatif dan
menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosda karya.
E. Mulyasa. 2014. Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja Rosdakarya
Marno & M. Idris. 2008. Strategi & Metode Pengajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Moh Uzer Usman. 2000. Menjadi Guru profesional. Bandung : PT Remaja Rosda karya.
Mulyadi Sri Kamulyan. 2014. Strategi Belajar Mengajar. Surakarta: Diktat Kuliah Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Saiful Bahri Djamarah. 1997. Guru dan anak didik dalam interaksi edukatif. Banjarmasin :
PT Rineka Cipta.
Saud, U. S. 2012. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta.
Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung ; PT Remaja
Rosdakarya.
Suyono dan Harianto. 2012. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar. Bandung;
PT Remaja Rosdakarya.
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain. 2013. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta
Udin Syaefudin Saud. 2009. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta
Usman. 2010. Model-model pembelajaran mengembangkan profesionalisme guru. Jakarta :
PT Raja Grafindo Pesrsada.
V.K. Maheswari, “Instructional Skill of Explaining”, vkmaheswari.com (online). Url:
http://www.vkmaheshwari.com/WP/?p=209
Zainal Asril. 2010. Micro Teaching. Jakarta : PT Raja Grapindo Persada.

Kode Dokumen: EXSk/MT/PPAI/13042020

Anda mungkin juga menyukai