Anda di halaman 1dari 16

Rabu, 25 September 2019

TUJUAN
PENDIDIKAN
NASIONAL DAN
TUJUAN
PENDIDIKAN DI
TINGKAT SD

Oleh

SHERYL MUTIARA PUTRI

1907513

S2 PENDAS C

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2019
DAFTAR ISI

JUDUL .....................................................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I........................................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG.........................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.....................................................................3
C. TUJUAN..............................................................................................3
BAB II......................................................................................................................4

A. TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL...............................................4


B. TUJUAN PENDIDIKAN DI TINGKAT SD.....................................11
BAB III....................................................................................................................11

A. KESIMPULAN...................................................................................14
B. REKOMENDASI...............................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................15

i
BAB I

A. LATAR BELAKANG
Dalam pelaksanaan pendidikan salah satu hal yang fundamental adalah tujuan
pendidikan. Tujuan pendidikan akan menentukan kearah mana anak didik akan di bawa.
Untuk itu kita harus benar-benar memahami apa saja dasar dan tujuan pendidikan yang
nantinya akan di capai. Tujuan pendidikan sebetulnya tidak bisa dipisahkan dari tujuan hidup,
yaitu tujuan hidup manusia. Sebab pendidikan menjadi sebuah alat yang digunakan oleh
manusia untuk memelihara kelanjutan hidupnya, baik sebagai individu maupun sebagai
masyarakat. Hal ini selaras dengan pendapat Ahmad Tafsir bahwa tujuan pendidikan akan
sama dengan gambaran manusia terbaik menurut orang tertentu. Selain itu juga tujuan
pendidikan perlu memperhatikan pengembangan potensi-potensi yang ada pada individu
supaya dapat dipergunakan olehnya sendiri dan seterusnya oleh masyarakat untuk
menghadapai tantangan-tantangan zaman yang terus berubah.

Dewasa ini, idealnya masyarakat Indonesia memiliki pemikiran pendidikan modern


yang sangat menyadari pentingnya pendidikan. Namun menurut Dr. H. Mukminan (2013,
hlm. 2), mutu lulusan pendidikan nasional masih di anggap dengan mutu rendah, kurang
mampu dalam memberi kontribusi pada pemenuhan kebutuhan hidup bermartabat pada
tingkat lokal, nasional, regional dan internasional meskipun bangsa ini memiliki SDA yang
melimpah. Sementara untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional, diperlukan pendidikan
yang efektif dan efisien dalam menghasilkan lulusan yang diharapkan mampu berkontribusi
kepada upaya untuk memenuhi kebutuhan kehidupan bangsa yang bermartabat pada tingkat
lokal, nasional, regional dan internasional dengan memanfaatkan sumber daya yang ada
dengan menerapkan Ilmu dan Teknologi, dengan memperhatikan pembangunan yang
berkelanjutan. Hal inilah yang melatarbelakangi perjalanan kurikulum pendidikan di
Indonesia yang berubah-ubah yaitu hasil refleksi dari ketercapaian tujuan pendidika nasional.

Menurut Dr. H. Mukminan (2013, hlm. 3), Tujuan Pendidikan Nasional pun memiliki
sejumlah alasan mengapa senantiasa berubah, di antaranya adalah perubahan sosial, yang
mengubah gaya hidup dan menciptakan perubahan tatanan kehidupan global. Perubahan itu
terjadi secara cepat dan terus-menerus (13%/Th). Dalam hal ini diperlukannya kesetiaan
terhadap nilai dan identitas dengan tetap terbuka, adaptif, dan kreatif pada perubahan

Tujuan pendidikan Sekolah Dasar harus selalu mengacu kepada tujuan pendidikan
nasional dan tujuan pendidikan dasar. Selain itu juga harus memperhatikan tahap

2
karakteristik perkembangan siswa usia sekolah dasar secara psikologis dan tidak
menghilangkan kebutuhan anak seusianya namun juga memperhatikan perkembangan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi dan kehidupan umat manusia secara global. Dalam makalah ini,
akan dibahas mengenai dua topik di atas yaitu tujuan pendidikan nasional dan tujuan
pendidikan di tingkat sekolah dasar.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana tujuan pendidikan nasional?
2. Bagaimana tujuan pendidikan di tingkat sekolah dasar?

C. TUJUAN
1. Menginformasikan tujuan pendidikan nasional.
2. Menginformasikan tujuan pendidikan di tingkat sekolah dasar.

3
BAB II

A. Tujuan Pendidikan Nasional


Menurut Hasan dalam kaidah ushuliyah fiqih dikatakan bahwa “Al-Umur
bimaqashidiha” adalah setiap tindakan dan aktivitas harus berorientasi pada tujuan dan
rencana yang telah ditetapkan.
Ada beberapa tujuan pendidikan yang pernah muncul dalam sejarah, diantaranya;
Plato sangat menekankan pendidikan untuk mewujudkan negara idealnya; Aristoteles pernah
mengatakan bahwa tujuan pendidikan haruslah sama dengan tujuan akhir dari pembentukan
negara yang harus sama pula dengan sasaran utama pembuatan dan penyusunan hukum serta
harus pula sama dengan tujuan utama konstitusi, yaitu kehidupan yang baik dan yang
berbahagia (eudaimonia); pada era Restorasi Meiji di Jepang tujuan pendidikan dibuat
sinkron dengan tujuan negara, pendidikan dirancang untuk kepentingan negara. Berdasarkan
pendapat para ahli tersebut memiliki kemiripan dalam menentukan tujuan pendidikan yaitu
bertolak dari dan untuk mewujudkan tujuan negaranya.
Namun ada yang sedikit berbeda yang dikemukakan oleh Langeveld
mengkategorikan tujuan pendidikan menjadi enam, yaitu:
1. Tujuan Pendidikan Umum
Tujuan pendidikan secara umum adalah untuk mencapai kedewasaan jasmani dan
rohani anak didik. Pertumbuhan jasmani yang dimaksud dalam tujuan pendidikan adalah
apabila batas pertumbuhan fisik maksimal yang bisa dicapai oleh seorang anak. Sementara
kedewasaan rohani dalam tujuan pendidikan berarti seorang anak dapat menolong dirinya
sendiri ketika mengalami permasalahan dan mampu bertanggung jawab atas semua
perbuatannya. 
2. Tujuan Pendidikan Khusus
Tujuan pendidikan secara khusus adalah tujuan pendidikan yang hendak dicapai
secara khusus berdasarkan usia, jenis kelamin, sifat, bakat, intelegensi, lingkungan sosial
budaya, dan lain sebagainya. 
3. Tujuan Pendidikan Tidak Lengkap
Tujuan pendidikan tidak lengkap adalah tujuan pendidikan yang menyangkut hanya
sebagian aspek pada hidup manusia. 
4. Tujuan Pendidikan Sementara
Tujuan pendidikan terkadang tidak dapat dicapai hanya melalui satu langkah. Tujuan
pendidikan sementara dapat dipahami sebagai proses yang ditempuh untuk mencapai tujuan

4
pendidikan utama setingkat demi setingkat. Tujuan pendidikan pada tiap tingkatan inilah
yang dipahami sebagai tujuan pendidikan sementara. 
5. Tujuan Pendidikan Intermedier
Tujuan pendidikan intermedier merupakan tujuan pendidikan sampingan yang
berfungsi sebagai perantara tujuan pendidikan pokok. Contohnya, orang tua membiasakan
anaknya untuk mencuci piring setelah selesai makan. Kebiasaan ini ditanamkan sebagai
tujuan pendidikan supaya anak memiliki rasa tanggung jawab. 
6. Tujuan Pendidikan Insidental
Tujuan pendidikan insidental merupakan tujuan pendidikan yang dicapai pada saat-
saat tertentu dengan sifat seketika dan spontan. Contohnya orang tua menegur anaknya agar
tidak melukai binatang ketika si anak hendak mengambil batu untuk melempar anjing di
depannya.
Berdasarkan kategori tujuan pendidikan yang dikemukakan oleh Langeveld, pendapat
penulis kategori tujuan tersebut secara terpadu praktisnya memang dilakukan di kurikulum
nasional. Tujuan pendidikan nasional di Indonesia terjabar dalam Undang-Undang No. 20,
Tahun 2003. Pasal 3 menyebutkan, "Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab". Meskupun tujuan pendidikan nasional memiliki jejak perubahan
yang berkali-kali namun esensinya tetapi tidak jauh berbeda, bahkan selaras dengan pendapat
para tokoh pendidikan terdahulunya misalnya; menurut bapa pendidikan Indonesia, Ki
Hadjar Dewantoro tujuan pendidikan adalah untuk mendidik anak agar menjadi manusia
yang sempurna hidupnya, yaitu kehidupan dan penghidupan manusia yang selaras dengan
alamnya (kodratnya) dan masyarakatnya.; menurut Ahmadi dalam sebuah buku berjudul
“Ilmu Pendidikan”, Ahmadi menjelaskan bahwa tujuan pendidikan menurut agama islam
adalah untuk melahirkan generasi bangsa yang cerdas, sehat, patuh, dan taat kepada Allah
SWT, serta menjauhi setiap larangan-Nya; menurut Suardi dalam sebuah buku berjudul
“Pengantar Pendidikan Teori dan Aplikasi”, Suardi berpendapat bahwa tujuan pendidikan
merupakan sebuah hasil refleksi yang dicapai setelah proses pemberian pendidikan kepada
peserta didik telah selesai. Untuk mencapai tujuan itulah proses belajar dan mengajar baik
dalam hal memberikan stimulus ilmu dari guru kepada peserta didik, mengerjakan beberapa
latihan soal, maupun berbagai macam aktivitas di dalamnya harus dilakukan agar peserta
5
didik mampu menuju ke arah tujuan pendidikan secara total; menurut H. Alamsyah
Ratuprawira Negara tujuan pendidikan nasional diarahkan untuk meningkatkan ketaqwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan dibarengi dengan meningkatkan kecerdasan,
keterampilan, keahlian dan berbagai aspek efektif : mempertinggi budi pekerti, memperkuat
kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan.
Jika penulis simpulkan tujuan pendidikan nasional dan pendapat para tokoh
pendidikan nasional menekankan pada tujuan sebagai manusia, pengembangan dari potensi
manusia baik secara individu maupun bermasyarakat berlandaskan pada falsafah negara yaitu
Pancasila.
Menurut Drs. Zaenal Arifin (2013, hlm. 83), tujuan pendidikan nasional dirumuskan
langsung oleh pemerintah sebagai pedoman bagi pengembangan tujuan-tujuan pendidikan
yang lebih khusus. Tujuan institusional adalah tujuan yang ingin dicapai oleh setiap lembaga
pendidikan, baik formal (TK sampai SMA) maupun pendidikan non formal (lembaga kursus
dan pesantren). Tujuan kurikurer adalah tujuan yang ingin dicapai oleh setiap bidang studi
atau mata pelajaran, seperti bidang studi pendidikan Agama Islam, IPA, IPS, Matematika,
Bahasa Indonesia dan lain sebagainya. Tujuan pembelajaran umum adalah tujuan yang ingin
dicapai pada setiap pokok bahasan, sedangkan tujuan pembelajaran khusus (intructional
objective) adalah tujuan dari setiap subpokok bahasan.
Dalam sejarah perjalanan bangsa Indoensia, tujuan pendidikan nasional telah
mengalami beberapa perubahan, hal itu disebabkan banyak hal, salah satu alasannya adalah
pemenuhan kebutuhan pada waktu itu. Semisal pada tahun 1945 tujuan pendidikan nasional
adalah pembentukan warga negara yang sejati yang sanggup menyumbangkan tenaga dan
pikirannya untuk negara dan bangsa Indonesia. Lalu kita lihat, UU RI Sisdiknas No 2 tahun
1989 menyatakan bahwa tujuan Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan
dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta
rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Untuk lebih jelasnya periodik perjalanan sejarah tujuan pendidikan nasional bisa
dilihat dalam tabel berikut:

KURUN WAKTU TUJUAN PENDIDIKAN ANALISIS FAKTOR


PERUBAHAN
UUPP No.4 Tahun Membentuk manusia susila yang Pengaruh bentuk negara RIS

6
1950 cakap dan warganegaranya yang dan sistem Demokrasi
demokratis serta bertanggungjawab Parlementer
tentang kesejahteraan masyarakat dan
tanah air.
Kepres RI No.145 Melahirkan warga negara sosialis Ide Manipol USDEK dan
Tahun 1965 Indonesia yang susila yang pengaruh PKI
bertanggung jawab atas
terselengaranya masyarakat sosialis
Indonesia, adil dan makmur baik
spritual maupun meteriil yang berjiwa
pancasila, yaitu: a. ketuhanan YME;
b. perikemanusian yang adil dan
beradab; c. kebangsaan; d.
kerakyatan; e. keadilan sosial, seperti
dijelaskan dalam Manipol USDEK.
TAP MPRS RI Membentuk manusia pancasialis Pembubaran PKI;
No.XXVII/MPRS/ sejati berdasarkan ketentuan- munculnya Orde Baru
1966 Bab II Pasal ketentuan sepertiyang dikehendaki dengan semangat kali
30 oleh pembukaan UUD 1945. kepada Pancasila dan UUD
1945
GBHN 1973 Membentuk manusia-manusia Kebijakan polotik
pembengunan yang ber-Pancasila pembangunan dalam
untuk membentuk manusia Indonesia Repelita 1
yang sehat jasmani dan rohaninya,
mengetahui pengetahuan dan
keterampilan, dapat mengembangkan
kreativitas dan tanggung jawab, dan
menyuburkan sikap demokrasi dan
penuh tanggung jawab, dapat
mengembangkan kecerdasan yang
tinggi dan disertai budi pekerti yang
luhur, mencintai sesama manusia
sesuai dengan ketentuan yang
termaktub dalam UUD 1945.
GBHN 1978 Pendidikan nasional berdasarkan atas Kebijakan politik

7
Pancasila dan bertujuan untuk pembanguan dalam Repelita
meningkatkan ketakwaan terhadap II
tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan,
keterampilan, mempertinggi budi
pekerti, memperkuat kepribadian dan
mempertebal semangat kebangsaan
agar dapat menumbuhkan manusia-
manusia pembangunan yang dapat
membangun dirinya serta
bersamasama bertanggung jawab atas
pembangunan bangsa.
GBHN 1983 Meningkatkan ketakwaan terhadap Kebijakan politik
tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, pembanguan dalam Repelita
keterampilan, mempertinggi budi III
pekerti, memperkuat kepribadian dan
memepertebal semangat kebangsaan
dan cinta tanah air, agar dapat
menumbuhkan manusia-manusia
pembnagunan yang membangun
dirinya sendiri serta sama-sama
bertanggung jawab atas pembangunan
bangsa.
GBHN 1988 Meningkatkan kualitas manusia Kebijakan politik
Indonesia, yaitu manusia yang pembanguan dalam Repelita
beriman dan bertakwa kepada Tuhan IV dan menguatnya
Yang Maha Esa, berbudi pekerti pengaruh Islam
luhur, berkepribadian, berdisiplin,
bekerja keras, tangguh, bertanggung
jawab, mandiri, cerdas, trampil, serta
sehat jasmani dan rohani.
UUSPN No.2 mencerdaskan kehidupan bangsa dan Kebijakan Politik
Tahun 1989 mengembangkan manusia Indonesia Pembangunan Dalam
seutuhnya, yaitu manusia yang Repelita V Dan Menguatnya
beriman dan bertaqwa terhadap Pengaruh Islam.

8
Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan
dan keterampilan, kesehatan jasmani
dan rohani, kepribadian yang mantap
dan mandiri serta rasa tanggung
jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan
UUSPN No.20 Pendidikan nasional berfungsi Kebijakan reformasi
Tahun 2003 mengembangakn kemampuan dan pendidikan nasional
membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya
peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung
jawab.

Perlu diperhatikan juga pernyataan Ahmad Tafsir bahwa tujuan pendidikan akan sama
dengan gambaran manusia terbaik menurut orang tertentu. Sampai disini tidaklah ada
perbedaan seseorang dengan orang lain. Perbedaan akan muncul takala merumuskan ciri-ciri
manusia yang baik itu. Lalu beliau menambahkan bahwa tujuan pendidikan nasional yang
tertulis dalam UU tersebut “cacat”, walaupun beliau beranggapan bahwa para wakil rakyat
pada waktu itu menginginkan manusia Indonesia yang sesuai dengan Pancasila, tetapi pikiran
dan keinginan itu kurang pas tergambar dalam rumusan

Menurut Ngalim Purwanto bahwa tujuan pendidikan di Indonesia dari waktu ke


waktu tidak pernah bergeser dari pandangan hidup Pancasila dan UUD 1945. Perbedaannya
hanya terlihat dari adanya penekanan untuk setiap tahap yang disesuiakan dengan tuntutan
perkembangan kehidupan dalam masyarakat dan pembangunan di negara Indoensia. Penulis

9
pada kesempatan ini akan menganalisa kandungan nilai yang terkandung dalam tujuan
pendidikan nasional tersebut.

Pertama, Nilai ketuhanan yang terkandung dalam tujuan bertaqwa kepada tuhan yang
maha esa dan berakhlak mulia . tujuan yang terkandung pada tujuan ini berarti tujuan
pendidikan nasional mengharapkan masyarakat Indonesia menjadikan asas semua
aktivitasnya atas dasar keimanan dan kesadaran akan adanya kepada Tuhan YME. Tujuan
pendidikan ini faktor yang paling penting yang berpengaruh besar pada kualitas sumber daya
manusia pendidikan nasional harus mengedepankan pendidikan agama, dengan kualitas
pendidikan agama yang baik maka hubungan manusia dengan tuhan-Nya dan sesama
manusia juga akan membaik. Tujuan ini harus diterapkan pada pendidikan pada level
terendah sampai tertinggi. Jika tujuan ini tercapai maka suatu bangsa akan memiliki calon
penerus dengan sumber daya manusia yang baik.

Kedua, Nilai sosial yang terkandung dalam tujuan berakhlak mulia, kreatif dan
mandiri. Dalam nilai ini, tujuan pendidikan nasional mengharapkan hasil dari pendidikan
akan berorientasi kepada hubungan sosial yang menghindari konflik antar individu,
kreatifitas dalam menyelesaikan masalahnya sendiri dan membantu orang lain, tidak
melibatkan orang lain dalam melakukan sesuatu yang dapat dilakukannya sendiri, dan akan
menghasilkan masyarakat yang mempunyai sikap bertanggungjawab, kasih sayang, sikap
loyal dan bersedia berkorban dan berpartisipasi di dalam kehidupan sosial.

Ketiga, Nilai psikologis yang terkandung dalam tujuan berakhlak mulia dan cakap.
Nilai psikologis berorientasi kepada sikap mencintai kebenaran, sehingga kedepannya
masyarakat indoensia akan mempunyai sikap tidak buruk sangka, sikap rendah hati dan tidak
sombong, toleran, tidak putus asa, teliti dan hati hati, dan sikap untuk mengembangkan rasa
ingin tahu.

Keempat, Nilai intelektual yang terkandung dalam tujuan cakap. Nilai intelektual
berorientasi kepada sikap-sikap cinta ilmu pengetahuan, sehingga masyarakat Indonesia
diharapkan akan menjadi masyarakat yang giat belajar, tekun, dan mengembangkan
pengetahuan secara kreatif untuk kemaslahatan masyarakat.

Kelima, Nilai biologis yang terkandung dalam tujuan sehat. Nilai biologis berorientasi
kepada sikap kesehatan jasmani, sehingga tujuan pendidikan nasional mengharapkan
masyarakat Indoensia sehat secara jasmani dan peduli akan kesehatannya. Hal bisa tercermin

10
dalam bentuk masyarakat yang rajin olahraga, menghindari makanan dan minuman yang
membahayakan tubuh dan merawat tubuhnya dengan gaya hidup sehat setiap hari.

Keenam, Menjadi Warga Negara yang Demokratis serta Bertanggung Jawab, Nilai
demokratis. Nilai demokratis akan tercermin kepada masyarakat jika masyarakat Indoensia
mengusung keadilan dan kebebasan dalam berpendapat serta bebas dalam partisipasi dalam
pemerintahan dan segala indikator demokrasi lainnya yang berlaku di Indoensia. Tujuan
pendidikan ini juga dapat diterapkan dalam suasana pembelajaran, misalnya dengan diskusi
tanya jawab dengan membahas sebuah topik.

B. Tujuan Pendidikan Di Tingkat Sekolah Dasar

Pengertian sekolah dasar dapat dikatakan sebagai kegiatan mendasari tiga aspek
dasar, yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Ketiga aspek ini merupakan dasar atau
landasan pendidikan yang paling utama. Hal ini karena ketiga aspek tersebut merupakan hal
paling hakiki dalam kehidupan. Kita membutuhkan sikap-sikap hidup yang positif agar
kehidupan kita lancar. Kita juga membutuhkan dasar-dasar pengetahuan agar setiap kali
berinteraksi tidak ketinggalan informasi. Dan, yang tidak kalah pentingnya adalah
keterampilan. Di sekolah dasar, kegiatan pembekalan diberikan selama enam tahun berturut-
turut. Pada saat inilah anak didik dikondisikan untuk dapat bersikap sebaik-baiknya.
Pengertian sekolah dasar sebagai basis pendidikan harus benar-benar dapat dipahami oleh
semua orang sehingga mereka dapat mengikuti pola pendidikannya. Tentunya, dalam hal ini,
kegiatan pendidikan dan pembelajarannya mengedepankan landasan bagi kegiatan
selanjutnya. Tanpa pendidikan dasar, tentunya sulit bagi kita untuk memahami konsep-
konsep baru pada tingkatan lebih tinggi.

Menurut Mulyani Sumantri (2007, hlm.15), Tujuan Pendidikan Dasar Secara umum,
tujuan pelaksanaan wajib belajar 9 (sembilan) tahun terdiri atas dua dimensi tujuan yang
berkaintan satu dengan yang lain. Pertama adalah untuk meningkatkan pemerataan
kesempatan bagi setiap orang yang berumur 7-15 tahun untuk memperoleh pendidikan.
Kedua adalah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia hingga mencapai
minimal kelas III SMP. Untuk mencapai tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar
dituntut peran guru dalam proses pembelajaran agar siswa memiliki keseimbanganantara
kognitif, afektif dan psikomotorik.

Tujuan pendidikan pada pendidikan dasar menurut PP Nomor 28 Tahun 1990 pasal 3,
ialah memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan

11
kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggot umat manusia
serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah. Pendidikan dasar
yang dimaksud disini ialah pendidikan yang berlangsung pada tingkat SD selama enam tahun
dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) selama tiga tahun sehingga seluruhnya menjadi enam
tahun. Pendidikan dasar sembilan tahun ini adalah pendidikan yang harus dimiliki oleh setiap
wagar negara dalam kategori usia yang bersangkutan. Karena itu, pendidikan dasar
merupakan indikator umum yang dapat digunakan untuk melihat tingkat kecerdasan bangsa.
Kecuali untuk mempersiapkan peserta didik sebagai pribadi, wagar negara dan umat manusia,
pendidikan dasar juga mempersiapkan mereka untuk meningkatkan kecerdasannya pada
tingkat pendidikan menengah.
Upaya dalam mengembangkan kehidupan siswa sebagai pribadi adalah; (1)
memperkuat dasar keimanan dan ketakwaan; (2) mengemabangkan sikap dan kebiasaan
hidup yang baik; (3) memberikan pengetahuan dan kemapuan dasar; (4) memelihara
kesehatan jasmani dan rohani; (5) meningkatkan kemampuan belajar; (6) membentuk
kepribadian yang mantap dan mandiri
Upaya dalam mengembangkan kehidupan siswa sebagai anggota masyarakat adalah;
(1) memperkuat kesadaran untuk hidup bersama dengan orang lain; (2) menumbuhkan rasa
tanggung jawab sosial; (3) memberikan pengathuan dan keterampilan dasar yang dibutuhkan
untuk berperan serta dalam kehidupan bermasyarakat.
Upaya dalam mengambangkan kehidupan siswa sebagai warga negara adalah; (1)
mengetahui hak dan kewajiban sebagia warga negara RI; (2) menumbuhkembangkan rasa
tanggung jawab terhadap kemajuan bangsa dan negara; (3) memberikan pengathuan dan
keterampilan dasar yang dibutuhkan untuk berperan serta dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Upaya dalam mengambangkan kehidupan siswa sebagai anggota umat manusia
adalah; (1) meningkatkan harga diri sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat; (2)
meningkatkan kesadaran tentang hak asasi manusia; (3) memberikan pengertian tentang
pentingnya ketertiban dunia; (4) meningkatkan kesadaran akan pentingnya persahabatan
antarbangsa.
Menurut Drs. Zaenal Arifin (2013, hlm. 160), penyelenggaraan SD dan MI
dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang mempunyai dasar-dasar karakter, kecakapan,
keterampilan, dan pengetahuan yang memadai untuk mengembangkan potensi dirinya secara
optimal sehingga memiliki ketahanan dan keberhasilan dalam pendidikan lanjutan atau dalam
kehidupan yang selalu berubah sesuai dengan perkembangan zaman.
12
Penyelenggaraan SD dan MI secara khusus bertujuan untuk:
a. Menanamkan dasar-dasar prilaku berbudi pekerti dan berakhlak mulia
b. Menumbuhkan dasar-dasar kemahiran membaca, menulis, dan berhitung
c. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dan kemampuan berpikir logis,
kritis, dan kreatif
d. Menumbuhkan sikap toleran, tanggungjawab, kemandirian, dan kecakapan emosional
e. Memberikan dasar-dasar keterampilan keterampilan hidup, kewirausahaan, dan etos
kerja
f. Membentuk rasa cinta terhadap bangsa dan tanah air Indonesia
Kemudian diharapkan lulusan SD/ MI memiliki kompetensi sebagai berikut:
a. Mengenali dan berprilaku sesuai dengan ajaran agama yang diyakini
b. Mengenali dan menjalankan hak dan kewajiban diri, beretos kerja, dan peduli terhadap
lingkungan
c. Berpikir logis, kritis, dan kreatif serta berkomunikasi melalui berbagai media
d. Membiasakan hidup bersih, bugar, dan sehat
e. Memiliki rasa cinta dan bangga terhadap bangsa dan tanah air .
Sedangkan tujuan pendidikan Sekolah Dasar yang diuraikan dalam kurikulum
pendidikan dasar dapat diuraikan secara terperinci, seperti berikut :
1. Memberikan Bekal Kemampuan Membaca, Menulis, dan Berhitung.
2. Memberikan Pengetahuan dan Ketrampilan Dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai
dengan tingkat perkembangannya.
3. Mempersiapkan Siswa untuk Mengikuti Pendidikan di SMP.

13
BAB III

A. KESIMPULAN
Tujuan pendidikan nasional di Indonesia terjabar dalam Undang-Undang No.
20, Tahun 2003. Pasal 3 menyebutkan, "Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab". Nilai yang terkandung dalam rumusan tujuan pendidikan nasional
merupakan nilai-nilai yang aplikatif, misalnya nilai ketuhanan, nilai sosial, nilai psikologis,
nilai intelektual, nilai biologis, dan nilai demokratis.

Begitupun dengan tujuan pendidikan tingkat sekolah dasar dengan mengacu pada
tujuan nasional tersebut, sebagaimana yang ditetapkan dalam kurikulum pendidikan dasar
yaitu memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan
kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia
serta mempersiapkan siswa mengikuti pendidikan menengah.

B. REKOMENDASI
Tujuan pendidikan nasional Indonesia bertolak dari dasar negara kita yaitu Pancasila.
Tujuan pendidikan di tingkat sekolah dasar haruslah berdasar pada tujuan pendidikan
nasional. Dalam kenyataanya tujuan pendidikan kita bisa dinilai belum efektif. Hal ini bisa
dikarenakan rumusan tujuan pendidikan nasional masih belum bisa diturunkan secara baik
dalam rumusan tujuan pendidikan pembelajan di sekolah atau lembaga pendidikan di
Indonesia. Untuk itu mencapai tujuan pendidikan dituntut kreativitas peran guru dalam proses
pembelajaran agar siswa memiliki keseimbangan kognitif, afektif, dan psikomotor sehingga
dapat tercapai tujuan pendidikan.

Untuk lebih memahami mengenai hal ini, direkomendasikan untuk membaca buku-
buku dan jurnal yang berhubungan dengan tujuan pendidikan nasional dan di tingkat sekolah
dasar dan pengembangannya era saat ini berikut kasus-kasus hambatan dalam
pelaksanaanya, karena tujuan pendidikan merupakan hasil dari reflesi ketercapaian tujuan
tersebut.

14
DAFTAR PUSTAKA

Budimasyah, Dasim. Ilmu dan Aplikasi pendidikan (Politik Pendidikan). Bandung: PT


Imperial Bhakti Utama, 2009

Langgulung, Hasan, Asas-Asas Pendidikan Islam, , Jakarta: Pustaka AlHusna, 1992

Undang-Undang Republik Indonesia No 2 Tahun 1989 tentang pasal 4 tentang tujuan


pendidikan Nasional Yudionto, Suroso Adi. Manajemen Alam Sumber Pendidikan Nilai.
Bandung: Mughni Sejahtera Bandung, 2003

Arifin, Zaenal. Model dan Konsep Pengembangan Kurikulum. Bandung: (2013). Rosda.

Tafsir, Ahmad. Filsafat pendidikan Islam, Bandung: PT Remaja Rosda


Karya, 2010

Majir, A. (2017). Dasar Pengembangan Kurikulum. Yogyakarta: Deepublish

Deni Lesmana. (2018). Kandungan Nilai dalam Pendidikan Nasional. Jurnal pedagogik,
16(1), hlm.9-11. https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/pedagogik.

Sumantri, Mulyani. (2007). Tujuan Pendidikan Dasar dan Menengah.


http://tugassekolahdankuliah.blogspot.com/2015/11/tujuan-pendidikan-dasar-dan-
menengah.html

15

Anda mungkin juga menyukai