Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN

MENGENAL HIV/AIDS BAGI LANSIA


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Promosi Kesehatan

Tingkat I Semester II

Dosen Pembimbing : Gilang Purnamasari, M.Kes.

Disusun Oleh:

Vira Dwisha Aulyzra

TINGKAT IA

PROGRAM STUDI KEBIDANAN BOGOR

POLTEKKES KESEHATAN KEMENKES BANDUNG

TAHUN AJARAN

2019/2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Pokok Bahasan : HIV/AIDS

Sub Topik : Mengenai HIV/AIDS pada Lansia

Waktu : 20 menit

Sasaran : Warga Lansia Desa Karanggan

Tempat : Balai Desa Karanggan

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pertemuan ini, peserta diharapkan dapat mengetahui
HIV/AIDS pada Lansia.
2. Tujuan Khusus
Pada akhir pertemuan, peserta dapat:
a. Memahami tentang HIV/AIDS pada Lansia.
b. Segera pergi ke tenaga kesehatan bila terjadi dari Gejala HIV/AIDS.
B. Metode
1. Diskusi
2. Tanya Jawab
C. Media
Laptop dan Power Point
D. Materi
1. Pengertian HIV/AIDS
2. Penyebab HIV/AIDS pada Lansia
3. Gejala HIV/AIDS pada Lansia
4. Pengobatan HIV/AIDS pada Lansia
5. Pencegahan HIV/AIDS pada Lansia
E. Kegiatan Penyuluhan

No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1. Pembukaan 3 menit  Mengucapkan  Menjawab salam.
salam pembuka.  Memperhatikan.
 Menjelaskan
pokok
pembahasan dan
tujuan
penyuluhan.
2. Pembahasan 10  Pengertian  Memperhatikan.
menit HIV/AIDS pada  Mendengarkan.
Lansia.
 Penyebab
HIV/AIDS pada
Lansia.
 Gejala
HIV/AIDS pada
Lansia.
 Pengobatan
HIV/AIDS pada
Lansia.
 Pencegahan
HIV/AIDS pada
Lansia.
3. Evaluasi 5 menit Menanyakan kepada Menjawab pertanyaan.
klien tentang materi
yang telah disampaikan.
4. Penutup 2 menit  Mengucapkan  Mendengarkan.
terimakasih.  Menjawab salam.
 Mengucapkan
salam penutup.

F. Evaluasi
1. Lansia dapat menjelaskan ulang mengenai Pengertian HIV/AIDS.
2. Lansia dapat menjelaskan ulang mengenai Penyebab HIV/AIDS pada Lansia.
3. Lansia dapat menjelaskan ulang mengenai Gejala HIV/AIDS pada Lansia.
4. Lansia dapat menjelaskan ulang mengenai Pengobatan HIV/AIDS pada
Lansia.
5. Lansia dapat menjelaskan ulang mengenai Pencegahan HIV/AIDS pada
Lansia.
G. Daftar Pustaka
1. https://www.alodokter.com/hiv-aids/pencegahan
2. https://www.alodokter.com/hiv-aids
3. https://www.alodokter.com/hiv-aids/pengobatan
4. https://www.halodoc.com/kesehatan/hiv-dan-aids
H. Lampiran Materi
1. Pengertian HIV/AIDS
HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak
sistem kekebalan tubuh, dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4.
Semakin banyak sel CD4 yang dihancurkan, kekebalan tubuh akan semakin
lemah, sehingga rentan diserang berbagai penyakit. Infeksi HIV yang tidak
segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang disebut AIDS
(Accquired Immune Deficiency Syndrome). AIDS adalah stadium akhir dari
infeksi virus HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi
sudah hilang sepenuhnya.
2. Penyebab HIV/AIDS pada Lansia
Kelompok orang yang lebih berisiko terinfeksi, antara lain:
 Orang yang melakukan hubungan intim tanpa kondom, baik hubungan
sesama jenis maupun heteroseksual.
 Orang yang sering membuat tato atau melakukan tindik.
 Orang yang terkena infeksi penyakit seksual lain.
 Penggunaan narkotika suntik.
 Orang yang berhubungan intim dengan pengguna narkotika suntik.

Di negara Indonesia, penyebaran dan penularan HIV paling banyak


disebabkan melalui hubungan intim yang tidak aman dan bergantian
menggunakan jarum suntik yang tidak steril saat memakai narkoba. Seseorang
yang terinfeksi HIV dapat menularkan kepada orang lain, bahkan sejak
beberapa minggu sejak tertular. Semua orang berisiko terinfeksi HIV.

3. Gejala HIV/AIDS pada Lansia


Tahap Pertama:
 Pengidap akan mengalami nyeri mirip seperti flu beberapa minggu
setelah terinfeksi selama satu hingga dua bulan.
 Dapat tidak menimbulkan gejala apapun selama beberapa tahun.
 Dapat timbul demam, nyeri tenggorokan, ruam, pembengkakan
kelenjar getah bening, diare, kelelahan, nyeri otot dan sendi.

Tahap Kedua:

 Umumnya, tidak menimbulkan gejala lebih lanjut selama bertahun-


tahun.
 Virus terus menyebar dan merusak sistem kekebalan tubuh.
 Penularan infeksi sudah bisa dilakukan pengidap kepada orang lain.
 Berlangsung hingga 10 tahun atau lebih.

Tahap Ketiga:

 Daya tahan pengidap rentan sehingga mudah sakit dan akan berlanjut
menjadi AIDS.
 Demam terus menerus lebih dari sepuluh hari.
 Merasa lelah setiap saat.
 Sulit bernafas.
 Diare yang berat dan dalam jangka waktu yang lama.
 Terjadi infeksi jamur pada tenggorokan, mulut, dan vagina.
 Timbul bintik ungu pada kulit yang tidak akan hilang.
 Hilang nafsu makan, sehingga berat badan turun drastis.
4. Pengobatan HIV/AIDS pada Lansia
Meskipun saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan HIV, namun
ada jenis obat yang dapat memperlambat perkembangan virus. Jenis obat ini
disebut antiretroviral (ARV). ARV bekerja dengan menghilangkan unsur yang
dibutuhkan virus HIV untuk menggandakan diri, dan mencegah virus HIV
menghancurkan sel CD4. Beberapa jenis obat ARV, antara lain:
 Efavirenz
 Etravirine
 Nevirapine
 Lamivudin
 Zidovudin

Selama mengonsumsi obat retrovirual, dokter akan memonitor jumlah virus


dan sel CD4 untuk menilai respons pasien terhadap pengobatan. Hitung sel
CD4 akan dilakukan tiap 3-6 bulan. Sedangkan pemeriksaan HIV RNA
dilakukan sejak awal pengobatan, dilanjutkan tiap 3-4 bulan selama masa
pengobatan.

Pasien harus segera mengonsumsi ARV begitu didiagnosis menderita


HIV, agar perkembangan virus HIV dapat dikendalikan. Menunda pengobatan
hanya akan membuat virus terus merusak sistem kekebalan tubuh dan
meningkatkan risiko penderita HIV terserang AIDS. Selain itu, penting bagi
pasien untuk mengonsumsi ARV sesuai petunjuk dokter. Pengobatan HIV
perlu dilakukan secara bertahap dan berlangsung dalam durasi yang cukup
lama.

5. Pencegahan HIV/AIDS pada Lansia


 Gunakan kondom yang baru tiap berhubungan seks, baik seks melalui
vagina atau melalui dubur. Bila memilih kondom berpelumas, pastikan
pelumas yang berbahan dasar air. Hindari kondom dengan pelumas
yang berbahan dasar minyak, karena dapat membuat kondom bocor.
Untuk seks oral, gunakan kondom yang tidak berpelumas.
 Tidak sembarangan menggunakan suntikan.
 Hindari berhubungan seks dengan lebih dari satu pasangan.
 Beri tahu pasangan bila positif HIV, agar pasangan menjalani tes HIV.

Anda mungkin juga menyukai