Penerapan Ibadah Dan Muamalah Dalam Kehi
Penerapan Ibadah Dan Muamalah Dalam Kehi
Ibadah dan Muamalah merupakan dua hal penting yang akan selalu ada ketika kita
mencoba menggali lebih dalam mengenai agama Islam. Keduanya mempunyai kedudukan
yang berbeda dari segi pengertian dan fungsinya sendiri-sendiri.
Sebelum kita bahas lebih dalam mengenai bagaimana dan upaya apa saja yang bisa
kita lakukan untuk meningkatkan kualitas Ibadah kita, kita harus mengetahui terlebih dahulu
pengertian Ibadah itu sendiri. Menurut Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Ibadah secara
bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk.
Ibadah inilah yang menjadi tujuan penciptaan manusia. Allah SWT berfirman:
“Artinya : Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
beribadah kepada-Ku. Aku tidak menghen-daki rizki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak
menghendaki supaya mereka memberi makan kepada-Ku. Sesungguhnya Allah Dia-lah
Maha Pemberi rizki Yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.” [Adz-Dzaariyaat : 56-
58].
Ibadah yang dimaksudkan disini adalah sholat, puasa, zakat, dan haji. Apabila kita
beribadah, berarti kita menundukkan diri kepada Allah SWT dengan penuh cinta kasih dan
berniat untuk selalu mendapatkan ridho-Nya. Dalam beribadah juga kita dituntut untuk selalu
mentaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Ibadah juga merupakan sesuatu yang bersifat khusus karena tanggung jawab dalam
beribadah itu langsung kepada Allah SWT dan tidak dapat diwakilkan. Ketentuan dan aturan-
aturan mengenai Ibadah juga sudah dituliskan Allah SWT di dalam Al-Qur’an, jadi seseorang
yang beribadah harus selalu mengikuti aturan yang terdapat di Al-Qur’an.
Setelah mengetahui pengertian dari Ibadah, kita pun harus megetahaui apa itu
Muamalah. Berikut di bawah ini adalah pengertian Muamalah, dari kata ( )العملyang
merupakan istilah yang digunakan untuk mengungkapkan semua perbuatan yang
dikehendaki mukallaf. Muamalah mengikuti pola (مفَاعَ لَة
ُ ) yang bermakna bergaul (
مل
ُ )ال َّتعَا.
Muamalah pun berarti hubungan horizontal antar manusia dengan manusia yang
sesuai dengan syari’ah. Penerapan Muamalah dalam kehidupan yang berupa penerapan
Muamalah dalam hukum pidana dan perdata, ekonomi, dan politik.
Berikut mengenai penerapan Muamalah dalam hukum pidana dan hukum perdata.
Hukum Pidana :
Hukum Perdata :
Munakahat, yakni hukum yang mengatur tentang perkawinan.
Wirasah, yakni hukum yang mengatur tentang warisan dan seluk beluknya
diatur di dalam [Q.S. An-Nisaa' 4:7]
“Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan
kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta
peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut
bagian yang telah ditetapkan”.
Muamalah dalam arti khusus, yakni hukum masalah kebendaan dan hak-hak
atas benda
Perbankan
Asuransi
Pasar modal (obligasi, reksadana)
BMT (Baitul Mal Wat Tamwil)
Koperasi
Pegadaian
MLM Syari'ah
Fungsi uang (moneter)
Kebijakan Fiskal
Kebijakan Moneter.
Yang terakhir adalah ruang lingkup Muamalah dalam bidang politik, yaitu terkait
dengan hubungan antar manusia atau dengan masyarakat luas. Zaman berkembang dengan
sangat cepat seiring berjalannya waktu, penerapan Muamalah dalam bidang politik, manusia-
manusia sebagai anggota masyarakat memiliki peran, tugas, dan kewajibannya masing-
masing bergantung kepada kapasitas anggota masyarakat tersebut.
Muamalah menduduki posisi paling penting dalam Islam, karena hampir tidak ada
manusia yang tidak terlibat aktivitas ekonomi sehingga wajib dipelajari oleh setiap muslim
karenanya Umar bin Khottob berkata:
"Janganlah melakukan jual beli di pasar kami melainkan orang yang memiliki
pengetahuan fiqh (Muamalah) dalam agama Islam". (HR.Tirmidzi)
Sementara Muamalah atau biasa dimengerti sebagai hubungan sosial sesama manusia
adalah cerminan sikap kita sehari-hari terhadap orang lain. Akan sangat baik sekali hidup
seorang manusia jika dia bisa memberikan manfaat bagi orang banyak.
1. Memiliki ketakwaan
“Hai manusia, sembahlah Allah SWT mu yang telah menjadikan kamu dan juga
orang-orang sebelummu supaya kamu bertakwa” (QS. Al-Baqarah 2:22)
Ada dua hal yang melandasi manusia menjadi bertakwa, yaitu karena cinta
atau karena takut. Ketakwaan yang dilandasi cinta timbul karena Ibadah yang
dilakukan manusia setelah merasakan kemurahan dan keindahan Allah SWT. Setelah
manusia melihat kemurahan dan keindahan Nya munculah dorongan untuk berIbadah
kepada-Nya. Sedangkan ketakwaan yang dilandasi rasa takut timbul karena manusia
menjalankan Ibadah dianggap sebagai suatu kewajiban bukan sebagai kebuAllah
SWT. Ketika manusia menjalankan Ibadah sebagai suatu kewajiban, adakalanya
muncul ketidakikhlasan, terpaksa dan ketakutan akan balasan dari pelanggaran karena
tidak menjalankan kewajiban.
3. Berjiwa sosial
Ibadah menjadikan seorang hamba menjadi lebih peka dengan keadaan
lingkungan disekitarnya, karena dia mendapat pengalaman langsung dari Ibadah yang
dikerjakannya. Sebagaimana ketika melakukan Ibadah puasa, ia merasakan rasanya
lapar yang biasa dirasakan orang-orang yang kekurangan. Sehingga mendorong
hamba tersebut lebih memperhatikan orang-orang dalam kondisi ini.
5. Terkabul doa-doanya
“Aku mengabulkan doa orang yang memohon apabila ia mendoa kepada Ku. Maka
hendaklah mereka menyambut seruan Ku dan beriman kepada Ku supaya mereka
mengikuti jalan yang benar” (QS. Al-Baqarah 2:187).
Hamba yang didengar dan dikabulkan doa-doanya hanyalah mereka yang
dekat dengan-Nya melalui Ibadah untuk selalu menyeru kepada-Nya.
Hikmah Muamalah
Kita dapat mengambil hikmah atau manfaat setelah melakukan Muamalah, beberapa
diantaranya adalah mendapat pahala dari Allah, dapat menjaga hubungan antar manusia dan
menjaga ketertiban hidup di masyarakat.
Dari uraian diatas dapat diketahui makna dari Ibadah dan mu’amalah serta upaya
peningkatannya agar manusia mendapat karunia dari Allah SWT. Seorang muslim yang baik
tentunya tahu bahwa kedua hal diatas menjadi hal penting dalam menjalani kehidupan ini,
karena tidak bisa dipungkiri manusia butuh Allah SWT dan orang lain agar bisa hidup. Allah
SWT sebagai Sang Pencipta dan orang lain sebagai pelengkap.
Daftar Pustaka
http://kandangpengetahuan.blogspot.com/2011/03/meningkatkan-kualitas-Ibadah-dan.html,
23 maret 2012, 10.04
http://aidnoaids.wordpress.com/2011/04/09/upaya-meningkatkan-kuailtas-Ibadah-dan-
muamalah/ 23 maret 2012 08.13
Mubarak, Zakky. 2007. Menjadi Cendikiawan Muslim. Jakarta: PT Magenta Bhakti Guna
HD, Kaelany. Islam Agama Universal, Jakarta; Midada Rahma Press, 2009.