Anda di halaman 1dari 7

1.

Penerapan Ibadah dan Muamalah dalam Kehidupan Sehari-hari

Ibadah dan Muamalah merupakan dua hal penting yang akan selalu ada ketika kita
mencoba menggali lebih dalam mengenai agama Islam. Keduanya mempunyai kedudukan
yang berbeda dari segi pengertian dan fungsinya sendiri-sendiri.

Sebelum kita bahas lebih dalam mengenai bagaimana dan upaya apa saja yang bisa
kita lakukan untuk meningkatkan kualitas Ibadah kita, kita harus mengetahui terlebih dahulu
pengertian Ibadah itu sendiri. Menurut Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Ibadah secara
bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk.

Ibadah inilah yang menjadi tujuan penciptaan manusia. Allah SWT berfirman:

“Artinya : Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
beribadah kepada-Ku. Aku tidak menghen-daki rizki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak
menghendaki supaya mereka memberi makan kepada-Ku. Sesungguhnya Allah Dia-lah
Maha Pemberi rizki Yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.” [Adz-Dzaariyaat : 56-
58].

Ibadah didalamnya mengatur mengenai Hablum Minallah dan Hablum Minannas.


Dimana yang dimaksudkan dengan Hablum Minallah adalah hubungan yang berlaku secara
vertikal, yaitu hubungan antara manusia dengan Allah SWT. Selain itu, ada juga Hablum
Minannas, yaitu hubungan yang tipenya horizontal atau hubungan antara manusia dengan
manusia.

Ibadah yang dimaksudkan disini adalah sholat, puasa, zakat, dan haji. Apabila kita
beribadah, berarti kita menundukkan diri kepada Allah SWT dengan penuh cinta kasih dan
berniat untuk selalu mendapatkan ridho-Nya. Dalam beribadah juga kita dituntut untuk selalu
mentaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Ibadah juga merupakan sesuatu yang bersifat khusus karena tanggung jawab dalam
beribadah itu langsung kepada Allah SWT dan tidak dapat diwakilkan. Ketentuan dan aturan-
aturan mengenai Ibadah juga sudah dituliskan Allah SWT di dalam Al-Qur’an, jadi seseorang
yang beribadah harus selalu mengikuti aturan yang terdapat di Al-Qur’an.
Setelah mengetahui pengertian dari Ibadah, kita pun harus megetahaui apa itu
Muamalah. Berikut di bawah ini adalah pengertian Muamalah, dari kata (‫ )العمل‬yang
merupakan istilah yang digunakan untuk mengungkapkan semua perbuatan yang
dikehendaki mukallaf. Muamalah mengikuti pola (‫مفَاعَ لَة‬
ُ ) yang bermakna bergaul (
‫مل‬
ُ ‫)ال َّتعَا‬.

Muamalah pun berarti hubungan horizontal antar manusia dengan manusia yang
sesuai dengan syari’ah. Penerapan Muamalah dalam kehidupan yang berupa penerapan
Muamalah dalam hukum pidana dan perdata, ekonomi, dan politik.

Berikut mengenai penerapan Muamalah dalam hukum pidana dan hukum perdata.

Hukum Pidana :

 Jinayat, yakni hukum yang memuat aturan-aturan mengenai perbuatan-


perbuatan yang diancam dengan hukuman.
 Al-Akham Al-Sultaniyah (Hukum Ketatanegaraan), yakni hukum yang
mengatur soal-soal yang berhubungan dengan kepala negara, pemerintahan,
baik pemerintah pusat maupun daerah
 Siyar (Hukum Internasional), yakni hukum yang mengatur urusan perang
dan damai yang mengatur pula hukum internasional.
 Mukhashamat (Hukum Acara Pidana)

Hukum Perdata :
 Munakahat, yakni hukum yang mengatur tentang perkawinan.
 Wirasah, yakni hukum yang mengatur tentang warisan dan seluk beluknya
diatur di dalam [Q.S. An-Nisaa' 4:7]
“Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan
kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta
peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut
bagian yang telah ditetapkan”.
 Muamalah dalam arti khusus, yakni hukum masalah kebendaan dan hak-hak
atas benda

Ruang lingkup Muamalah dalam hubungan antar manusia dibidang ekonomi :

 Perbankan
 Asuransi
 Pasar modal (obligasi, reksadana)
 BMT (Baitul Mal Wat Tamwil)
 Koperasi
 Pegadaian
 MLM Syari'ah
 Fungsi uang (moneter)
 Kebijakan Fiskal
 Kebijakan Moneter.
Yang terakhir adalah ruang lingkup Muamalah dalam bidang politik, yaitu terkait
dengan hubungan antar manusia atau dengan masyarakat luas. Zaman berkembang dengan
sangat cepat seiring berjalannya waktu, penerapan Muamalah dalam bidang politik, manusia-
manusia sebagai anggota masyarakat memiliki peran, tugas, dan kewajibannya masing-
masing bergantung kepada kapasitas anggota masyarakat tersebut.
Muamalah menduduki posisi paling penting dalam Islam, karena hampir tidak ada
manusia yang tidak terlibat aktivitas ekonomi sehingga wajib dipelajari oleh setiap muslim
karenanya Umar bin Khottob berkata:

‫ال يبع في سوقنا إال من تفقه في الدين‬

"Janganlah melakukan jual beli di pasar kami melainkan orang yang memiliki
pengetahuan fiqh (Muamalah) dalam agama Islam". (HR.Tirmidzi)

Hal diatas termasuk pula diantaranya dilarang melangsungkan aktivitas dibidang


perbankan, asuransi, pasar modal, koperasi, pegadaian, rekasdana, bisnis MLM, dan jual-beli
apabila tidak memiliki pengatahuan mengenai Muamalah.
Hikmah dengan memahami Muamalah adalah mempermudah umat Islam dalam
menjalankan Syari'ah khususnya dalam bidang ekonomi dapat menghindari unsur riba,
nyaman dalam berhubungan dengan bank karena sudah bersyari’ah Islam dan ekploitasi dari
orang kaya terhadap orang miskin dapat terhindari.

Muamalah sangat penting dipahami seluruh umat muslim, dikarenakan dalam


penerapannya di kehidupan sehari-hari Muamalah mengatur hampir seluruh hal yang
berkaitan dengan hubungan manusia dengan manusia lain.

Berdasarkan pengertian dari Ibadah dan Muamalah tadi, hubungannya dengan


manusia adalah bahwa Ibadah secara tidak langsung berarti ketundukkan kita sebagai seorang
hamba serta sarana hubungan vertikal manusia kepada Allah SWT pencipta alam semesta,
Allah SWT.

2. Meningkatkan Kualitas Ibadah dan Muamalah

Upaya-upaya meningkatkan kualitas Ibadah dan Muamalah dapat dilakukan dengan


cara lebih mendekatkan diri dengan Allah SWT dan menjalin silaturahmi dengan sesama
umat muslim.

Cara untuk meningkatkan kualitas beribadah seseorang, pertama, sesorang tersebut


haruslah mengintrospkesi dirinya sendiri. Introspeksi yang harus dilakukan adalah melihat
sejauh mana Ibadah yang orang tersebut lakukan sudah khusyuk, setengah khusyuk atau
bahkan tidak sama sekali. Setelah mengintrospeksi dirinya, orang tersebut haruslah berniat
untuk memperbaiki Ibadahnya, dan yang terakhir, haruslah ada perencanaan yang lebih baik
dan konsistensi dari orang tersebut untuk merubah kualitas Ibadahnya agar lebih baik
nantinya karena kualitas Ibadah merupakan tolak ukur tingkat keimanan seseorang.

Sementara Muamalah atau biasa dimengerti sebagai hubungan sosial sesama manusia
adalah cerminan sikap kita sehari-hari terhadap orang lain. Akan sangat baik sekali hidup
seorang manusia jika dia bisa memberikan manfaat bagi orang banyak.

Untuk meningkatkan kualitas Muamalah seseorang hampir sama dengan cara


meningkatkan kualitas Ibadah yang tadi sudah dijelaskan. Untuk meningkatkan kualitas
Muamalah, yang pertama kali dilakukan adalah dengan mengevaluasi dan mengintrospeksi
diri sendiri sehingga dapat mengetahui sudah sejauh mana kita melakukan Muamalah,
kemudian seseorang tersebut haruslah berniat untuk lebih baik dalam melakukan Muamalah
nantinya, dan yang terakhir, apabila seseorang melakukan Muamalah, orang tersebut dituntut
untuk tau Mualamalah apa yang sedang ia jalankan, jadi jelas ia dituntut untuk mengetahui
pengetahuan mengenai hal tersebut.

3. Hikmah Ibadah dan Muamalah

Berikut ini adalah beberapa hikmah dari beribadah kepada Allah:

1. Memiliki ketakwaan
“Hai manusia, sembahlah Allah SWT mu yang telah menjadikan kamu dan juga
orang-orang sebelummu supaya kamu bertakwa” (QS. Al-Baqarah 2:22)
Ada dua hal yang melandasi manusia menjadi bertakwa, yaitu karena cinta
atau karena takut. Ketakwaan yang dilandasi cinta timbul karena Ibadah yang
dilakukan manusia setelah merasakan kemurahan dan keindahan Allah SWT. Setelah
manusia melihat kemurahan dan keindahan Nya munculah dorongan untuk berIbadah
kepada-Nya. Sedangkan ketakwaan yang dilandasi rasa takut timbul karena manusia
menjalankan Ibadah dianggap sebagai suatu kewajiban bukan sebagai kebuAllah
SWT. Ketika manusia menjalankan Ibadah sebagai suatu kewajiban, adakalanya
muncul ketidakikhlasan, terpaksa dan ketakutan akan balasan dari pelanggaran karena
tidak menjalankan kewajiban.

2. Terhindar dari kemaksiatan


“Sesungguhnya shalat mencegah orang dari kekejian dan kejahatan yang nyata”
(QS: Al-Ankabut 29:46)
Ibadah memiliki daya pensucian yang kuat sehingga dapat menjadi tameng
dari pengaruh kemaksiatan, tetapi keadaan ini hanya bisa dikuasai jika Ibadah yang
dilakukan berkualitas. Ibadah ibarat sebuah baju yang harus selalu dipakai dimanapun
manusia berada.

3. Berjiwa sosial
Ibadah menjadikan seorang hamba menjadi lebih peka dengan keadaan
lingkungan disekitarnya, karena dia mendapat pengalaman langsung dari Ibadah yang
dikerjakannya. Sebagaimana ketika melakukan Ibadah puasa, ia merasakan rasanya
lapar yang biasa dirasakan orang-orang yang kekurangan. Sehingga mendorong
hamba tersebut lebih memperhatikan orang-orang dalam kondisi ini.

4. Merasakan keberadaan Allah SWT


Yang Dia melihatmu sewaktu kamu berdiri (shalat) dan bolak balik dalam
sujud Ketika seorang hamba berIbadah, Allah SWT benar-benar berada berada
dihadapannya, maka harus dapat merasakan/melihat kehadiran-Nya atau setidaknya
dia tahu bahwa Allah SWT sedang memperhatikannya.

5. Terkabul doa-doanya
“Aku mengabulkan doa orang yang memohon apabila ia mendoa kepada Ku. Maka
hendaklah mereka menyambut seruan Ku dan beriman kepada Ku supaya mereka
mengikuti jalan yang benar” (QS. Al-Baqarah 2:187).
Hamba yang didengar dan dikabulkan doa-doanya hanyalah mereka yang
dekat dengan-Nya melalui Ibadah untuk selalu menyeru kepada-Nya.

6. Sehat jasmani dan rohani


Hamba yang berIbadah menjadikan gerakan shalat sebagai senamnya, puasa
menjadi sarana diet yang sehat, membaca Al-Qur’an sebagai sarana terapi kesehatan
mata dan jiwa. Insya Allah hamba yang tekun dalam Ibadah dikaruniakan kesehatan.

Hikmah Muamalah

Kita dapat mengambil hikmah atau manfaat setelah melakukan Muamalah, beberapa
diantaranya adalah mendapat pahala dari Allah, dapat menjaga hubungan antar manusia dan
menjaga ketertiban hidup di masyarakat.

Dari uraian diatas dapat diketahui makna dari Ibadah dan mu’amalah serta upaya
peningkatannya agar manusia mendapat karunia dari Allah SWT. Seorang muslim yang baik
tentunya tahu bahwa kedua hal diatas menjadi hal penting dalam menjalani kehidupan ini,
karena tidak bisa dipungkiri manusia butuh Allah SWT dan orang lain agar bisa hidup. Allah
SWT sebagai Sang Pencipta dan orang lain sebagai pelengkap.
Daftar Pustaka

http://kandangpengetahuan.blogspot.com/2011/03/meningkatkan-kualitas-Ibadah-dan.html,
23 maret 2012, 10.04

http://salafiunsri.blogspot.com/2009/06/pengertian-Ibadah-dalam-islam1.html 23 maret 2012


9.36

http://aidnoaids.wordpress.com/2011/04/09/upaya-meningkatkan-kuailtas-Ibadah-dan-
muamalah/ 23 maret 2012 08.13

http://islamireligius.blogspot.com/2009/08/hikmah-Ibadah.html, diakses pada 21 maret 2012,


20:26

Mubarak, Zakky. 2007. Menjadi Cendikiawan Muslim. Jakarta: PT Magenta Bhakti Guna

HD, Kaelany. Islam Agama Universal, Jakarta; Midada Rahma Press, 2009.

Anda mungkin juga menyukai