BAB 12 Audit 2
BAB 12 Audit 2
BAB 12
MODEL BELAJAR-MENGAJAR METODOLOGI AUDIT
Berdasarkan pertimbangan dari auditor, taksiran risiko pengendalian ada pada tingkat
mendekati maksimum maka auditor memilih strategi substantif, dengan strategi ini auditor
merencanakan prosedur yang kurang ekstensif untuk memperoleh pemahaman atas
pengendalian internal. Namun jika taksiran risiko pengendalian berada pada tingkat moderat
atau tingkat rendah terhadap pengendalian, maka auditor memilih strategi risiko pengendalian
rendah dalam strategi ini, auditor merencanakan prosedur yang lebih ekstensif untuk
memperoleh pemahaman atas pengendalian internal dan membatasi penggunaan pengujian
substantif.
Landasan Pemikiran
Dua hal penting yang harus diperhatikan dalam belajar mengajar auditing :
Perancangan program audit untuk pengujian pengendalian terhadap transaksi terdiri dari lima
tahap yaitu :
Mengidentifikasi dan mencatat hanya transaksi sah yang dilaksanakan oleh entitas
(asersi keberadaan atau keterjadian).
Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi sah yang dilaksanakan oleh entitas
(asersi kelengkapan)
Memberikan keyakinan atas aktiva dan kewajiban yang dicatat merupakan hak atau
kewajiban yang dihasilkan oleh entitas (asersi hak dan kewajiban)
Mengukur nilai transaksi dengan cara dicatatnya nilai moneter untuk penyajian
laporan keuangan (asersi penilaian atau alokasi)
Merinci semua transaksi untuk penyajian dalam laporan keuangan, klasifikasi
pengungkapan yang diharuskan (asersi penyajian dan pengungkapan)
2. Penentuan kemungkinan salah saji potensial dalam setiap tahap pelasanaan transaksi
Setiap tahap yang didesain dalam pelaksanaan transaksi bisnis, selalu didalamnya terdapat
risiko bawaan terjadinya salah saji material. Auditor perlu memahami kemungkinan
terjadinya salah saji potensial yang terdapat dalam setiap tahap pelaksanaan transaksi bisnis
entitas.
Untuk setiap aktivitas pengendalian yang diperlukan untuk mendeteksi dan mencegah salah
saji potensial, auditor menentukan prosedur audit untuk pengujian pengendalian yang
diperlukan
Dari daftar prosedur audit untuk pengujian pengendalian yang dihasilkan dari langkah
keempat, auditor kemudian mengelompokkan kembali prosedur audit untuk pengujian
pengendalian menurut asersi yang dituju: keberadaan atau keterjadian, kelengkapan,
penilaian atau alokasi.
Aktivitas pengendalian yang diperlukan untuk mencegah salah saji material dalam sistem
penjualan tunai.
Penerimaan Order dari Customer
Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi penerimaan kas. Penerimaan order dari pembeli
diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir faktur penjualan tunai.
Faktur penjualan tunai bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan
oleh fungsi penjualan.
Penerimaan Kas
Fungsi penerimaan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi. Penerimaan kas diotorisasi oleh
fungsi penerimaan kas dengan cara membubuhkan cap “lunas” pada faktur penjualan tunai
dan penempelan pita register kas pada faktor tersebut.
Penyerahan Barang
Penyerahan barang diotorisasi oleh fungsi pengiriman barang dengan cara membubuhkan cap
“sudah diserhkan” pada faktur penjualan tunai.
Pencatatan Transaksi
Pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus didasarkan atas dokumen sumber yang dilampiri
dengan dokumen pendukung yang lengkap. Pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus
dilakukan oleh karyawan yang diberi wewenang untuk itu.
Auditor melakukan pengamatan terhadap aktivitas pengendalian sejak dari order diterima
pembeli samapi kas dari penjualan tunai disetor oleh fungsi penerimaan kas ke bank. Auditor
melakukan pengamatan terhadap :
Periksa bukti penggunaan formulir faktur penjualan tunai bernomor urut tercetak dan
pemakaiannya dipertanggungjawabkan dan pilih sample faktur penjulan tunai yang diotoritasi
oleh yang berwenang dan melakukan pengusutan ke dalam jurnal penjualan.
Pilih sampel transaksi penjualan yang dicatat dalam jurnal penjualan dan lakukan
pemeriksaan.
Pada dasarnya kuisioner pengendalian intern merupakan daftar pertanyaan yang dirancang
untuk mengumpulkan informasi mengenai aktivitas pengendalian intern yang seharusnya ada
dalam suatu sistem informasi akuntansi.
1) Menentukan tujuan audit khusus setiap asersi yang berkaitan dengn saldo akun.
2) Menentukan prosedur audit dalam pengujian substantive untuk mencapai tujuan audit
khusus yang telah ditetetapkan.
3) Menyusun program audit dengan mengelompokkan prosedur audit dalam pengujian
substatif menurut proses audit berikut:
Prosedur audit awal
Prosedur analitik
Pengujian terhadap transaksi rinci
Pengujian terhadap saldo akun rinci