Anda di halaman 1dari 16

RELASI DAN FUNGSI

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang pantas kita ucapkan selain kata puja dan puji syukur
kehadirat ilahi rabbi yang senantiasa memberikan nikmat-Nya berupa kesehatan
dan kesempatan kepada kita sehingga dalam penyusunan makalah “Matematika
Diskrit” ini dapat terselesaikan sebagaimana mestinya.
Makalah ini kami susun sebagai pendukung dalam proses perkuliahan dan
sebagai bahan diskusi guna menyatakan pendapat dan saran dari teman-teman
namun dalam makalah ini pastilah terdapat kekurangan, oleh karena itu kritik dan
saran akan kami terima demi kualitas penyusunan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua khususnya saya sendiri
atau teman-teman pada umumnya.

Surakarta, 25 Oktober 2012


Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

Matematika diskret atau diskrit adalah cabang matematika yang


membahas segala sesuatu yang bersifat diskrit. Diskrit disini artinya tidak saling
berhubungan (lawan dari kontinyu). Objek yang dibahas dalam Matematika
Diskrit seperti bilangan bulat, graf, atau kalimat logika tidak berubah secara
kontinyu, namun memiliki nilai yang tertentu dan terpisah. Beberapa hal yang
dibahas dalam matematika ini adalah teori himpunan, teori kombinatorial,
permutasi, relasi, fungsi, rekursif, teori graf, dan lain-lain.
Hubungan (relationship), antara elemen himpunan dengan elemen
himpunan lainnya sering dijumpai pada banyak masalah. Misalnya hubungan
antara mahasiswa dengan mata kuliah yang diambil, hubungan antara bilangan
genap dan bilangan yang habis dibagi 2 dan sebagainya. Di dalam bidang ilmu
komputer, dapat dicontohkan hubungan antara program komputer dengan peubah
yang digunakan, hubungan antara bahasa pemrograman dengan pernyataan
(statement) yang sah, hubungan antara plaintext dan chipertext pada bidang
kriptografi dan sebagainya (Munir,2001). Hubungan antara elemen himpunan
dengan elemen himpunan lain dinyatakan dengan struktur yang disebut relasi.
Dan fungsi merupakan bentuk khusus dari relasi.
BAB II
PEMBAHASAN

RELASI DAN FUNGSI

A. RELASI
1. Pengertian Relasi
Antara elemen-elemen dari dua buah himpunan seringkali terdapat
suatu relasi atau hubungan tertentu. Relasi menurut bahasa berarti
hubungan. Dalam matematika, relasi atau hubungan menyatakan
hubungan antara anggota suatu himpunan dengan anggota himpunan yang
lain.
Relasi dari himpunan A ke himpunan B, artinya memetakan setiap
anggota pada himpunan A (x ∈ A) dengan anggota pada himpunan B (y ∈
B). Relasi antara himpunan A dan himpunan B juga merupakan
himpunan, yaitu himpunan yang berisi pasangan berurutan yang
mengikuti aturan tertentu, contoh (x,y) ∈ R. Relasi biner R antara
himpunan A dan B merupakan himpunan bagian dari cartesian product A
× B atau R ⊆ (A × B).

Contoh:
a. Terdapat empat siswa menyatakan mata pelajaran kesukaannya
sebagai berikut:
Ardi menyukai Bahasa Indonesia, Rini dan Indri menyukai
Matematika, dan Mirza menyukai IPA.
Dari pernyataan di atas terdapat dua himpunan yaitu:
A = himpunan siswa
= {Ardi, Indri, Mirza, Rini}
B = himpunan mata pelajaran
= {Bahasa Indonesia, Matematika, IPA}
Relasi antara anggota himpunan A ke himpunan B yang mungkin
adalah menyukai, menggemari, menyenangi, dsb.

b. Diberikan dua himpunan:


E = {1, 2, 3, 4, 5}
F  = {0, 2, 4, 6}
Dari dua himpunan tersebut didapat :
1 dikawankan dengan 2, 4, dan 6
2 dikawankan dengan 4 dan 6
3 dikawankan dengan 6
4 dikawankan dengan 6
5 dikawankan dengan 6
Relasi antara anggota himpunan E ke anggota himpunan F yang
mungkin adalah kurang dari. Dan sebaliknya, relasi antara anggota
himpunan F ke anggota himpunan E yang mungkin adalah lebih dari.

Dari dua contoh di atas, himpunan A dan E disebut daerah asal (domain),
dan himpunan B dan F disebut daerah kawan (kodomain). Sementara itu
menyukai dan kurang dari disebut relasi. Himpunan semua anggota
kodomain disebut range atau daerah hasil.

2. Notasi dalam Relasi


Relasi antara dua buah objek dinyatakan dengan himpunan pasangan
berurutan (x,y) ∈ R
 Contoh: relasi F adalah relasi ayah dengan anaknya, maka:
F = {(x,y)|x adalah ayah dari y}
xRy dapat dibaca: x memiliki hubungan R dengan y
3. Cara Menyatakan Relasi
Relasi antara himpunan A dan B dapat dinyatakan dengan beberapa cara
penyajian sebagai berikut:

Contoh :
A = {1, 2, 3, 4, 5}
B  = {0, 2, 4, 6}
1 dikawankan dengan 2, 4, dan 6
2 dikawankan dengan 4 dan 6
3 dikawankan dengan 4 dan 6
4 dikawankan dengan 6
5 dikawankan dengan 6

a. Diagram Panah
Himpunan A sebagai domain (daerah asal) diletakkan di sebelah kiri,
dan himpunan B sebagai kodomain (kodomain) diletakkan di sebelah
kanannya. Relasi antara himpunan A dan B ditunjukkan dengan arah
panah. Seperti gambar di bawah ini!

b. Himpunan Pasangan Berurutan


Jika x elemen A dan y elemen B, maka relasi dari A ke B dapat
dinyatakan dengan pasangan berurutan (x, y). Dari diagram panah di
atas dapat dituliskan himpunan pasangan berurutannya sebagai
berikut: {(1, 2), (1, 4), (1, 6), (2, 4), (2, 6), (3, 4), (3, 6), (4, 6), (5, 6)}.
c. Diagram Kartesius
Pada koordinat cartesius daerah asal (domain) diletakkan pada sumbu
X (sumbu mendatar) dan daerah kawan (kodomain) diletakkan pada
sumbu Y (sumbu tegak). Sedangkan daerah hasilnya merupakan titik
(noktah) koordinat pada diagram cartesius. Dari relasi di atas, dapat
ditunjukkan diagram cartesiusnya seperti di bawah ini!

d. Tabel
Dari contoh diatas, dapat dibuat tabel seperti dibawah ini :
A B
1 2
1 4
1 6
2 4
2 6
3 4
3 6
4 6
5 6

e. Matriks
Baris = domain
Kolom = kodomain
B
0 2 4 6
A
1 1 1 1 1
2 0 0 1 1
3 0 0 1 1
4 0 0 0 1
5 0 0 0 1

Bentuk matrik :

1 1 1 1 1

2 0 0 1 1
3 0 0 1 1
 
4 0 0 0 1
5 0 0 0 1

f. Graph Berarah
- Hanya untuk merepresentasikan relasi pada satu himpunan (bukan
antara dua himpuanan).
- Tiap unsur himpunan dinyatakan dengan sebuah titik (disebut
juga simpul atau vertex).
- Tiap pasangan terurut dinyatakan dengan busur (arc).
- Jika (a, b) ∈ R, maka sebuah busur dibuat dari simpul a ke
simpul b.
- Simpul a disebut simpul asal (initial vertex)
- Simpul b disebut simpul tujuan (terminal vertex)
- Pasangan terurut (a, a) dinyatakan dengan busur dari simpul a ke
simpul a sendiri. Busur semacam itu disebut loop
Contoh :
Misalkan R = {(a, b), (b, c), (b, d), (c, c) (c, a), (c, d), (d, b)} adalah
relasi pada himpunan {a, b, c, d}.

4. Sifat-sifat Relasi
a. Refleksif
Sebuah relasi dikatakan refleksif jika sedikitnya: x ∈ A, xRx
Minimal

b. Transitif
Sebuah relasi dikatakan bersifat transitif jika:
xRy , yRz => xR ; (x,y, z) ∈ A
Contoh: R = {(a,d),(d,e),(a,e)}
c. Simetrik
Sebuah relasi dikatakan bersifat simetris jika:
xRy, berlaku pula yRx untuk (x dan y) ∈ A
Contoh:
A={a,b,c,d}
R={(a,a),(b,b),(c,c),(d,d),(a,b),(b,a),(c,d),(d,c)}
d. Asimetrik
Relasi asimetrik adalah kebalikan dari relasi simetrik
Artinya (a,b) ∈ R, (b,a) ∉ R
Contohnya: R = {(a,b), (a,c), (c,d)}
e. Anti Simetrik
Relasi R dikatakan antisimetrik jika, untuk setiap x dan y di dalam A;
jika xRy dan yRx maka x=y
g. Equivalen
Sebuah relasi R dikatakan equivalen jika memenuhi syarat:
1) Refelksif
2) Simeteris
3) Transitif
h. Partially Order Set (POSET)
Sebuah relasi R dikatakan terurut sebagian (POSET) jika memenuhi
syarat:
1) Refleksif
2) Antisimetri
3) Transitif

B. Operasi dalam Relasi


Operasi himpunan seperti irisan, gabungan, selisih, dan penjumlahan (beda
setangkup) juga berlaku pada relasi.
Jika R1 dan R2 masing-masing merupakan relasi dari himpuna A ke himpunan
B, maka R1 ∩ R2, R1 ∪ R2, R1 – R2, dan R1 ⊕ R2 juga adalah relasi dari A ke B.

Contoh operasi relasi


Misalkan A = {a, b, c} dan B = {a, b, c, d}.
Relasi R1 = {(a, a), (b, b), (c, c)}
Relasi R2 = {(a, a), (a, b), (a, c), (a, d)}
Maka :
R1 ∩ R2 = {(a, a)}
R1 ∪ R2 = {(a, a), (b, b), (c, c), (a, b), (a, c), (a, d)}
R1 − R2 = {(b, b), (c, c)}
R2 − R1 = {(a, b), (a, c), (a, d)}
R1 ⊕ R2 = {(b, b), (c, c), (a, b), (a, c), (a, d)}

1. Operasi komposisi
Operai komposisi merupakan gabungan dari dua buah relasi yang harus
memenuhi syarat tertentu, yaitu jika R1 relasi dari A ke A dan R2 relasi
dari A ke A, maka relasi komposisi R1 dan R2, dinyatakan oleh R2°R1
berarti relasi R1 diteruskan oleh relasi R2. Syarat tersebut adalah jika (a, b)
∈ R1 dan (b, c) ∈ R2, maka (a, c) ∈ R2°R1.

Contoh operasi komposisi :


Misalkan, A = {a, b, c}, B = {2, 4, 6, 8} dan C = {s, t, u}
Relasi dari A ke B didefinisikan oleh :
R = {(a, 2), (a, 6), (b, 4), (c, 4), (c, 6), (c, 8)}
Relasi dari B ke C didefisikan oleh :
T = {(2, u), (4, s), (4, t), (6, t), (8, u)}
Maka komposisi relasi R dan T adalah
T ο R = {(a, u), (a, t), (b, s), (b, t), (c, s), (c, t), (c, u)}
2. Operasi dalam bentuk matriks
Misalkan bahwa relasi R1 dan R2 pada himpunan A dinyatakan oleh matriks

1 0 1  0 0 1 
 
R1  0 1 0  R2 0 1 1 
1 1 1  1 1 0 
Maka

0 0 1 

R1  R2 0 1 0 
1 1 0 

1 0 1

R1  R2 0 1 1
1 1 1

C. FUNGSI
1. Fungsi dari Himpunan
Fungsi adalah bentuk khusus dari relasi. Sebuah relasi dikatakan fungsi
jika xRy, untuk setiap x anggota A memiliki tepat satu pasangan, y,
anggota himpunan B. Kita dapat menuliskan f(a) = b, jika b merupakan
unsur di B yang dikaitkan oleh f untuk suatu a di A. Ini berarti bahwa jika
f(a) = b dan f(a) = c maka b = c. Jika f adalah fungsi dari himpunan A ke
himpunan B, kita dapat menuliskan dalam bentuk : f : A → B artinya f
memetakan himpunan A ke himpunan B. Nama lain untuk fungsi adalah
pemetaan atau transformasi.

2. Domain, Kodomain, dan Jelajah


f:A→B
A dinamakan daerah asal (domain) dari f dan B dinamakan daerah hasil
(codomain) dari f.
Misalkan f(a) = b, maka b dinamakan bayangan (image) dari a, dan a
dinamakan pra-bayangan (pre-image) dari b. Himpunan yang berisi
semua nilai pemetaan f dinamakan jelajah (range) dari f.
3. Penulisan Fungsi
a. Himpunan pasangan terurut.
Misalkan fungsi kuadrat pada himpunan {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,10}
maka fungsi itu dapat dituliskan dalam bentuk :
f = {(2, 4), (3, 9)}
b. Formula pengisian nilai (assignment)
 f(x) = x2 + 10,
 f(x) = 5x
4. Jenis-jenis Fungsi
1. Fungsi Injektif
Fungsi satu-satu
Fungsi f: A → B disebut fungsi satu-satu jika dan hanya jika untuk
sembarang a1 dan a2 dengan a1 tidak sama dengan a2 berlaku f(a1)
tidak sama dengan f(a2). Dengan kata lain, bila a1 = a2 maka f(a1) sama
dengan f(a2).
a 1
b 2
c 3
d 4
5
2. Fungsi Surjektif
Fungsi kepada
Fungsi f: A → B disebut fungsi kepada jika dan hanya jika untuk
sembarang b dalam kodomain B terdapat paling tidak satu a dalam
domain A sehingga berlaku f(a) = b.
Suatu kodomain fungsi surjektif sama dengan range-nya (semua
kodomain adalah peta dari domain).

a 1
b 2
c 3
d
3. Fungsi Bijektif
Fungsi f: A → B disebut disebut fungsi bijektif jika dan hanya jika
untuk sembarang b dalam kodomain B terdapat tepat satu a dalam
domain A sehingga f(a) = b, dan tidak ada anggota A yang tidak
terpetakan dalam B.
Dengan kata lain, fungsi bijektif adalah fungsi injektif sekaligus
fungsi surjektif.
a 1
b 2
c 3
d 4
4. Fungsi Invers
Fungsi invers merupakan kebalikan dari fungsi itu sendiri
f:A®B di mana f(a) = b
f –1: B ® A di mana f –1(b) = a
Catatan: f dan f –1 harus bijective

5. Operasi Fungsi
(f + g)(x) = f(x) + g(x)
(f . g)(x) = f(x) . g(x)
Komposisi:
(f o g)(x) = f(g(x))

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kesimpulannya matematika disktrit adalah bagian dari matematika yang
mempelajari objek-objek diskrit. Di sini objek-objek diskrit diartikan sebagai
objek-objek yang berbeda dan saling lepas. Relasi dan fungsi merupakan
bagian dari matematika diskrit yang berhubungan dengan kehidupan sehari-
hari. Dengan mempelajari relasi dan fungsi tidak akan terjadi
kesalahpahaman dan memudahkan manusia dalam berkehidupan.

B. SARAN-SARAN
Dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan masih sangat
membutuhkan penambahan-penambahan, misalnya contoh-contoh dan
pembahasan yang mungkin masih belum bisa dimengerti dengan cepat oleh
yang sempat membacanya, kami harapkan semoga makalah ini dapat berguna
bagi pembacanya.

DAFTAR PUSTAKA

yenikustiyahningsih.files.wordpress.com/.../matdis-4-relasi-dan-fungsi...
mohamad-haris.blogspot.com/.../makalah-tentang- pengertian –dan manfaat.html
http://adekdik.wordpress.com/2008/09/23/matematika-diskrit-relasi

Anda mungkin juga menyukai