Anda di halaman 1dari 6

Tugas Akuntansi Pajak

BAB 23
Akuntansi Murabahah
(Transaksi Berbasis Syariah)
Oleh
Haris Abdurrahman (17) 1742520013
Ilham Sidiq Rizki R (19) 1742520097

Kelas
3E AKM
AKUNTANSI MURABAHAH
(TRANSAKSI BERBASIS SYARIAH) BAB 23

Indonesia mempunyai populasi muslim terbesar didunia sehingga sangat


potensial untuk mengembangkan industry perbankan syariah, akan tetapi undang
undang perpajakan Indonesia sebelum perubahan tahun 2007 belum mengatur
masalah transaksi syariah.Surat Direktur jendral pajak No.S.243/PJ.53/2003,
tanggal 10 MAret 2003 mengatakan bahwa Transaksi Murabahah tidak
dikategorikan jenis jasa dibidang perbankan karena kegiatan dimaksud dilakukan
berdasarkan prinsip jual beli barang sehingga penyerahannya termasuk objek pajak
terutang pajak pertambahan nilai (PPN).
Kosa kata “Murabahah” dari bahasa Arab yang berarti keuntungan,dengan
kata lain murabahah adalah akad dari jual beli barang antara bank syariah dengan
nasabah. PSAK NO 102 tahun 2009 memberi batasan murabahah yaitu
“akad jual beli barang dengan harga jual sebesar biaya perolehan ditambah dengan
keuntungan yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan biaya perolehan
barang tersebut kepada pembeli” berikut beberapa pengertian istilah yg digunakan
akutansi murabahah :
1. Aset murabahah adalah asset yang diperoleh dengan tujuan untuk dijual beli
kembali
2. Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan untuk
memperoleh suatu asset sampai dengan asset tersebut dalam kondisi dan
tempat yang siap untuk dijual atau digunakan
3. Biaya perolehan tunau adlah biaya perolehan apabila transaksi dilakukan
secara kas (Tunai)
4. Diskon Murabahah adalah pengurangan harga atau penerimaan dalam
bentuk apapun yang diperbolehkan pihak pembeli pemasok
5. Potongan murabahah adalah pengurangan kewajiban pembeli akhir yang
diberikan oleh pihak penjual
6. Uang muka adalah jumlah yang dibayar oleh pembeli kepada penjual
sebagai bukti komitmen untuk memberi barang dari penjual
Transaksi Penjualan dapat dikategorikan sebagai transaksi murabahah,kedua pihak
baik bank syariahmaupun nasabah memenuhi syarat yang ditetapkan,beberapa
syarat yang harus dipenuhi adalah
1. Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba
2. Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang dimaksud
yang telah disepakati
3. Barang akan diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syariat islam
4. Bank menyampaikan semua hal yang berhubungan dengan pembelian
5. Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati pada jangka waktu
yang disepakati

 IMPLEMENTASI PERHITUNGAN DAN AKUNTANSI TRANSAKSI


MURABAHAH
Pada tanggal 10 januari 2016 PT Motor Jaya melakukan negosiasi dengan
Bank Maju Syariah untuk pembelian mobil seharga 200.000.000 uang muka 10%
dari harga barang,margin 20% jangka waktu 24 bulan dan biaya administrasi 1%
dari pembiayaan bank.
PERHITUNGAN
Harga Barang =Rp 200.000.000
Uang Muka 10%*Rp200.000.000 =Rp 20.000.000
Pembiayaan bank syariah =Rp 180.000.000
Margin 20%*Rp 180.000.000 =Rp 36.000.000
HARGA JUAL + MARGIN =Rp 326.000.000

Angsuran per bulan = (Harga Jual+Margin)-Uang Muka


Jangka Waktu
= 236.000.000-20.000.000
24
= 216.000.000
24
Besar angsuran per Bulan= 9.000.000
AYAT JURNAL YANG DIPERLUKAN
1. Saat pengakuan uang muka
Tg Akun Debit Kredit
l
Tabungan Murabahah Bank Maju Syariah 20.000.000
Uang Muka 20.000.000

2. Saat membeli langsung Tunai Kepada Suplayer


Tg Akun Debit Kredit
l
Persediaan Aset Murabahah 200.000.00
Kas 0 200.000.000

3. Saat Akad disepakati dan pencatatan penjualan murabahah


Tg Akun Debit Kredit
l
Piutang Murabahah 236.000.00
Persediaan Aset Murabahah 0 200.000.000
Margin Murabahah yang ditangguhkan 36.000.000

Note : “Besarnya utang nasabah dalam transaksi murabahah sebesar harga jual
yaitu harga perolehan atau pembelian barang ditambah keuntungan yang telah
disepakati”
Undang Undang no.36 Tahun 2008 yang mulai berlaku 1 januari 2009
tentang pajak penghasilan yang tertuang dalam pasal 4 ayat (1) huruf”Q” bahwa
penghasilan dari usaha berbasis syariah sebagai objek pajak penghasilan
Pada Prinsip Syariah yang harus diperhatikan dalam melaksanakan kegiatan
usahanya yaitu kehalalan produk,kemaslahatan bersama,menghindari spekulasi dan
riba
Berikut beberapa Pendekatan dalam usaha berbasis syariah :
1. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharobah dan musyarakah
2. Transaksi jual beli dalam bentuk murabahah,salam,dan istisna
3. Transaksi Sewa menyewa dalam bentuk ijarah dan ijarah muntahiya
bittamlik
4. Transaksi Pinjam Meminjam dalam bentuk qard
Beberapa Pokok Pengaturan murabahah dalam peraturan pemerintah
1. Usaha berbasis syariah adalah setiap jenis usaha yang menjalankan
kegiatan usaha berdasar prinsip syariah yang meliputi perbankan
syariah,asuransi syariah,pegadaian syariah,jasa keuangan syariah dan
kegiatan usaha berbasis syariah lainnya
2. Perlakuan pajak penghasin dari kegiatan usaha berbasis syariah meliputi
a) Penghasilan
b) Beban
c) Pemotongan pajak atau pemungutan pajak
3. Beban dari kegiatan berbasis syariah pada butir 2 termasuk
a) Hak pihak ketiga atas bagi hasil
b) Margin
c) Kerugian dari transaksi bagi hasil
4. Pemotongan pajak atau pemungutan pajak dari kegiatan dari kegiatan
usaha berbasis syariah pada butir 2 dilakukan juga terhadap:
a) Hak pihak ketiga atas bagi hasil
b) Bonus
c) Margin
d) Hasil berbasis syariah lainnya yang sejenis

 PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DALAM TRANSAKSI SYARIAH


Transaksi Murabahah diatur dalam undang undang No.42 tahun 2009 tentang
pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah yang berlaku
efektif sejak1 april 2010.Pasal 1 ayat (1) huruf “h” undang undang PPN dan
PPnBM yang menyatakan
“termasuk dalam pengertian penyerahan barang kena pajak yaitu penyerahan
barang kena pajak oleh pengusaha kena pajak dalam rangka perjanjian pembiayaan
yang dilakukan berdasar prinsip syariah,yang penyerahannya dianggap langsung
dari pengusaha kena pajak kepada pihak yang membutuhkan barang kena pajak”
Pengaturan dalan pasal 4A ayat (3) huruf “d” Undang undang PPN dan PPnBM
myatakan bahwa “jenis jasa keuangan yang tidak dikenai pajak pertambahan nilai
yaitu jasa pembiayaan,termasuk pembiayaan berdasar prinsip syariah”
 TRANSAKSI MURABAHAH DAN ASPEK PERPAJAKANNYA
Terdapat persamaan antara transaksi murabahah dan konvensional seperti,
perubahan yang diberikan yaitu barang bukan uang dan perubahannya dilakukan
secara angsuran. Tetapi keduanya memiliki karateristik pembeda sesuai (fatwa
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia) secara garis besar yaitu
1. Jika penetapan harga jual konsumen pada umumnya menggunakan tingkat
bunga sesuai pasar,dan margin keuntungan bila telah terjadi ijab Kabul
dalam transaksi murabahah bersifat tetap,dengan demikian harga jual tidak
diperkenankan berubah,keunggulan dalam transaksi murabahah adalah
kepastian nasabah dalam mengangsur
2. Bentuk akad murabahah ditetapkan sebagai akad jual beli sehingga
diperlukan tersedianya barang yang akan diperjual belikan dan dengan harga
yang jelas

Anda mungkin juga menyukai