Anda di halaman 1dari 7

AKTIVITAS ANTIPARKINSON FRAKSI N-

HEKSAN EKSTRAK ETANOL BUAH KEMUKUS


(piper cubeba.L) PADA TIKUS PUTIH (Rattus
norvegicus) GALUR Spargue Dawley YANG
DIINDUKSI HALOPERIDOL

Usulan Penelitian Untuk Skripsi

Disusun Oleh :

Putri Irmawati

175010051

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS WAHID HASYIM

SEMARANG
BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Penyakit Parkinson merupakan gangguan neurodegeneratif yang
dicirikan dengan gejala motorik klasik yaitu bradikinesia, rigiditas, dan
tremor. Penyakit ini merupakan penyakit neurodegeneratif tersering
kedua setelah demensia Alzheimer. Sindroma ini pertama kali
dikemukakan oleh James. Tahun 1817 parkinson sebagai shaking palsy
dan dinamakan paralysis agitans oleh Marshal Hall tahun 1841
(Gunawan,2017)
Tremor adalah gerakan involunter ritmik, osilatorik yang
dihasilkan dari kontraksi sinkron dan bergantian otot-otot antagonis
yang diinervasi secara resiprokal.3 Observasi klinis mengarahkan 2
subtipe utama penyakit Parkinson yaitu tremor-dominan dan non-
tremor dominan yang mencakup fenotip yang digambarkan sebagai
sindrom akinetik-rigid dan postural instability and gait disorder
(PIGD). Beberapa subgrup tambahan penyakit Parkinson memiliki
gambaran fenotip campuran atau tidak diketahui dengan beberapa
gejala motorik.4 Berikut ini akan dijabarkan mengenai patofisiologi
tremor istirahat Parkinson (Sukendar,2016)
Penyakit Parkinson terjadi karena penurunan kadar dopamin yang
masif akibat kematian neuron di substansia nigra pars kompakta.
Respon motorik yang abnormal disebabkan oleh karena penurunan
yang sifatnya progesif dari neuritransmiter dopamin.Kerusakan
progresif lebih dari 60% pada neuron dopaminergik substansia nigra
merupakan faktor dasar munculnya penyakit parkinson. Sebagaimana
sel tersebut mengalami kerusakan, maka kadar dopamin menjadi
berkurang hingga di bawah batas fisiologis. Jika jumlah neuron
dopaminergik hilang lebih dari 70 % maka gejala penyakit parkinson
akan mulai muncul. Untuk mengkompensasi berkurangnya kadar
dopamin maka nukleus subtalamikus akan over-stimulasi terhadap
globus palidus internus (GPi). Kemudian GPi akan menyebabkan
inhibisi yang berlebihan terhadap thalamus. Kedua hal tersebut diatas
menyebabkan under-stimulation korteks motoric (Gunawan,2017)
Buah kemukus mengandung minyak atsiri, seskuiterpen, asam
kubebat, zat pahit kubebin, piperina, piperidin, zat pati, gom dan resin.
Sedangkan minyaknya mengandung terpena, d-sabinene, dipentena,
sineol, d-terpeneol, kadinena, kadinol derivat seskuterpena. Buah
kemukus mengandung flavonoid. Flavonoid merupakan metabolit
sekunder yang dapat terurai oleh pemanasan (Riyanto, 1990)
Antioksidan merupakan senyawa yang mempunyai struktur
molekul yang dapat memberikan elektronnya dengan cuma-cuma
kepada molekul radikal bebas tanpa terganggu fungsinya dan dapat
memutus reaksi berantai dari radikal bebas. Didalam penelitian
Saravanan et al mengemukakan bahwa vitamin E merupakan
antioksidan yang sudah diteliti dan dapat digunakan untuk mengatasi
gejala penyakit parkinson (Saravanan et al, 2016).
Kebanyakan sumber antioksidan berasal dari tanaman dan
umumnya merupakan senyawa flavonoid. Salah satu tanaman yang
mengandung flavonoid adalah buah kemukus (piper cubeba)
(khalaf,2007).
Galur Sprague dawley merupakan galur yang paling besar diantara
galur yang lain. Tikus ini pertama kali diproduksi oleh peternakan
Sprague dawley. Tikus putih galur Sprague dawley merupakan jenis
outbred tikus albino serbaguna secara ekstensif dalam riset medis.
Keuntungan utamanya adalah ketenangan dan kemudahan
penanganannya (Smith & Mangkoewidjojo 1988).
Tikus galur Sprague dawley ini dapat bertahan hidup selama 2-3
tahun, bahkan dapat mencapai 4 tahun. Galur Sprague dawley
mempunyai ciri-ciri berwarna putih, berkepala kecil dan ekornya lebih
panjang daripada badannya. (Smith & Mangkoewidjojo 1988). Tikus
termasuk kedalam golongan hewan omnivora, sehingga mencit dapat
memakan semua jenis makanan. Tikus juga termasuk hewan nokturnal,
yaitu aktivitas hidupnya (seperti aktivitas makan dan minum) lebih
banyak terjadi pada sore dan malam hari (Inglis 1980).
Haloperidol merupakan turunan dari butyrofenon yang mempunyai
aktifitas sebagai antipsikotik dan efektif untuk pengelolaan
hiperaktivitas agitasi dan mania. Obat ini merupakan neuroleptik yang
efektif dan juga memiliki sifat antimuntah. Kadar puncak haloperidol
dalam plasma tercapai dalam waktu 2-6 jam sejak obat diminum,
menetap sampai 72 jam dan masih dapat ditemukan dalam plasma
sampai berminggu-minggu. Ekskresi obat haloperidol lambat melalui
ginjal, kira-kira 40% obat dikeluarkan selama 5 hari sesudah
pemberian dosis tunggal (Tan & Rahardja 2002). Menurut FI edisi V
tahun 2014 menjelaskan bahwa haloperidol merupakan serbuk amorf
atau serbuk hablur, warna putih hingga agak kekuningan, tidak larut
dalam air, larut dalam kloroform, agak sukar larut dalam etanol, dan
sukar larut dalam eter. Mekanisme kerja haloperidol yaitu
memblokade dopamin pada reseptor sinaptik neuron di otak,
khususnya di sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal (dopamin D2
reseptor antagonis). Sehingga kadar dopamin di dalam otak menjadi
berkurang dan menyebabkan terjadinya penyakit parkinson (Maslim
2003). Selain itu, Polydoro et al (2004) didalam jurnalnya
menyebutkan bahwa haloperidol menyebabkan stres oksidatif yang
mengakibatkan kerusakan sel didalam otak yang menyebabkan
produksi dopamin menjadi berkurang dan terjadi penyakit Parkinson.
Haloperidol dapat menyebabkan stress oksidatif sel-sel di striatum
dan hippocampus pada tikus. Haloperidol dapat meningkatkan MDA,
oksida nitrat dan penurunan GSH di beberapa daerah otak, serta terjadi
penurunan glutathione seluler di daerah tertentu di otak (otak kecil,
striatum dan korteks) dan dalam hati. Haloperidol juga dapat
menyebabkan penurunan yang signifikan ATP dan energi didalam sel-
sel otak (Goodman & Gilman 2007).

II. Rumusan Masalah


1. Apakah ada efektivitas antiparkinson dari ekstrak etanol buah
kemukus pada tikus putih (Rattus norvegicus) galur Spargue
Dawley ?
2. Berapakah kadar ekstrak etanol buah kemukus pada tikus putih
(Rattus norvegicus) galur Spargue yang dapat memberi aktivitas
antiparkinson ?

III. Tujuan
1. Untuk mengetahui aktivitas antiparkinson pada ekstrak etanol buah
kemukus pada tikus putih (Rattus norvegicus) galur Spargue
2. Untuk mengetahui pada kadar berapa ekstrak etanol buah kemukus
dapat memberikan efektivitas antiparkinson pada tikus putih
(Rattus norvegicus) galur Spargue

IV. Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar pengembangan ilmu
pengetahuan di bidang farmasi, khususnya obat tradisional. Kemudian
dapat memberikan informasi kepada masyarakat bahwa ekstrak etanol
buah kemukus (piper cubeba.L) dapat digunakan sebagai obat
alternatif yang lebih aman dibandingkan obat sintetis.
BAB II

I. Landasan Teori
Penelitian Sidiq (2017) menyatakan bahwa antioksidan dalam
ekstrak kulit jeruk nipis (Citrus aurantifolia) pada tikus putih (Rattus
norvegicus) galur Sprague dawley yang diinduksi haloperidol mampu
menurunkan aktivitas antiparkinson.
Penelitian yang dilakukan oleh Khalaf (2007) menyatakan 9,5g%
(w/w) ekstrak metanol buah kemukus (Piper cubeba L.) memiliki
aktivitas antioksidan dengan IC50 11,3 ± 0,3 µg/ml, hampir sama
dengan asam askorbat yaitu 8,6 ± 0,1 µg/m.

II. Hipotesis
Terdapat aktivitas antiparkinson ekstrak etanol piper cubeba.L
pada tikus putih (Rattus norvegicus) galur Spargue Dawley

III. Jenis Penelitian


Penelitian ini menggunakan jenis Eksperimen Sungguhan.

IV. Desaign Penelitian


Penelitian ini dilakukan dengan rancangan pre and post test
matched control group design dimana terdapat control dan rendemais
sebelum dan sesudah perlakuan ke tikus putih (Rattus norvegicus)
galur Spargue Dawley.

Anda mungkin juga menyukai