Anda di halaman 1dari 34

Sesi Motivasi Buat Para Pemimpin Organisasi

HIGH EQ LEADERS
IN THE TIME OF CRISIS
(INCLUDING DURING THIS CORONA VIRUS OUTBREAK)

(MENJADI
PEMIMPIN CERDAS EMOSI
DI TENGAH KRISIS
TERMASUK DI SAAT
WABAH VIRUS CORONA)

By: Anthony Dio Martin


HR Excelleny Training Center
Jl. Tanah Abang V No.32 Jakarta Pusat
Telp: 021-3518505 atau 021-3862521
Contoh Pimpinan
Cerdas Emosi
Di Saat Krisis :

@2020. Slide Motivasi Anthony Dio Martin


Kisah Pertama:
Kisah Oda Nobunaga.

Di tahun 1.560 Imagawa Yoshimoto, seorang jendral


perang yang sangat sukses. menyerang dengan tentara
25.000.
Mereka menyerang sampai ke Okehazama (sekarang ini
dekat Nagoya).
Padahal tempat itu baru disatukan oleh jendral perang
lokal Oda Nobunaga.
Jumlah tentara Nobunaga hanya 2.500. Maka, kekuatiran
dan ketakutan muncul. Pasukan ketakutan.
Pendudukpun khawatir. Krisis.

@2020. Slide Motivasi Anthony Dio Martin


Apa yang dilakukan oleh Oda Nobunaga?
 Ia datang secara pribadi sampai ke garis terdepan di
Zenshoji. Untuk menguatkan mental mereka. Semua
tentara terkaget-kaget karena tak mengira akan dikunjungi.
 Ia memberi pilihan kepada tentaranya untuk pulang, jika
takut tapi ia sendiri berjanji akan turut berjuang
Justru tidak ada satupun yang surut, malah berapi-api
 Peperangan itu akhirnya dimenangkan Oda
Nobunaga yang sudah paham dengan area perang di
sekitar Okehazama
 Ternyata kehadiran, penguatan dan kemenangan Oda
Nobunaga ini menjadi salah satu peristiwa yang
menentukan sejarah di Jepang.
Kisah Kedua:
KisahMark Loehr .
Mark Loehr, CEO Soundview Technology
Saat tragedi WTC 11 September 2001.
Banyak karyawan yang meninggal.
Mark hadir membuat
kebijakan yang
membuatnya mendapat
simpati.
Apa yang dilakukan oleh Mark Loehr di saat krisis
terjadi pada timnya akibat kejadian 11-9-2001?

• Respon pertama, karyawan diundang datang bukan untuk


kerja tapi berbagi perasaan.
• Tiap malam, Mark Loehr mengirimkan email support
serta mengajak melihat makna dibalik bencana itu
• Ada satu hari dimana seluruh penjualan untuk keluarga yang
meninggal. Semua bersemangat total terkumpul 6 juta USD
• Ia mengajak membuat buku kenangan bagi mereka yang
meninggal. Sebagai bentuk penghargaan
• Moral karyawan justru meningkat setelah itu.
Daniel Golemen
Tentang Kepemimpinan Di Saat Krisis:

"Pada saat krisis dan tak


menentu,maka saat itulah semua
mata anak buah akan mengarah
kepada atasannya. Pastikan kalau
kamu atasan, kamu justru
memberikan kekuatan emosional
pada saat krisis itu"

(Sumber: Buku Primal Leadership)


Apa Akibatnya Ketika Pemimpin Tak Mampu
Menunjukkan Kualitas Kepemimpinannya di Saat-saat Krisis?

•Anak buah kehilangan respek kepadanya


•Semua sibuk menyelamatkan diri masing-
masing
•Ke depannya, si pemimpin tidak akan
didengarkan
•Komitmen tim rendah karena tahu bahwa
pemimpinnya nggak bisa diandalkan
•Sense of belonging dan ownership atas
organisasi, juga makin merosot
8 Kualitas Penting Pemimpin Cerdas Emosi di Saat Krisis :

1. Mau berempati

2. Tidak menempatkan profit di atas orang lain

3. Mau mendengarkan

4. Tidak egois

5. Hadir jiwa dan raga

6. Menguatkan, bukan menyalahkan

7. Mengajak melihat dari makna positif

8. Apresiatif.
1. MAU BEREMPATI
Berbela rasa dengan perasaan
serta emosi-emosi tak
menyenangkan yang
dirasakan karyawan,
khususnya ketika menghadapi
suatu situasi sulit
Contoh Aplikasi:
Saat wabah virus corona, mungkin ada yang kuatir, ada pula karyawan yang cuek.
Namun, kalau pun si pimpinan tidak kuatir, ia tidak akan mengabaikan perasaan kuatir anak
buahnya dengan berkata, "Ngapain takut corona. Semua toh akan mati".
Perasaan adalah sesuatu yang wajar dan pimpinan yang cerdas emosi menghargai.
Meskipun,menghargai bukan selalu harus setuju.
Tapi mininal, ia menghargainya perasaan anak buahnya.
2. TIDAK
MENEMPATKAN PROFIT
DI ATAS ORANG (PEOPLE)

Bagi pimpinan cerdas emosi,


profit buat orang (people),
bukanlah sebaliknya
Contoh Aplikasi:
Ada beberapa kasus perusahaan yang justru menempatkan orang (people) dulu, di atas profit.
Tapi justru itulah yang membuat karyawannya bekerja lebih giat untuk mendapatkan profit.
Termasuk di saat virus corona, ada pengusaha yang memutuskan untuk merumahkan
karyawannya demi keselamatan karyawannya.
Sebenarnya ini mungkin membuat perusahaan rugi (tampaknya).
Tapi, untuk jangka panjang, kesehatan
dan keselamatan karyawan adalah
sumber bagi profit bagi perusahaan.
Pimpinan yang peduli juga akan menghasilkan karyawan yang peduli.
3. MAU MENDENGARKAN
Listening is healing.
Justru di saat krisis, orang butuh
didengarkan suaranya. Ada suara
ketakutan, suara kepanikan, suara
kekuatiran. Kadang, mendengarkan
saja sudah menjadi "obat"
penyembuh.
Contoh Aplikasi:
Dengarkan perasaan hingga masukan, ide dan saran khususnya di masa-masa
krisis. Kadang, ada yang cuma perlu didengarkan. Tapi tak jarang ada hal-
hal yang justru memberikan ide dan insight baru di tengah krisis.
Contoh tragis adalah kisah Dokter LiWenliang yang di
bulan januari 2020 sudah mengingatkan soal
bahaya virus corona. Bukannya didengarkan otoritas
China, ia malah dibungkam. Dianggap menciptakan
teror. Saat ia meninggal tgl 19 Februari 2020, ribuan
orang mati gara-gara virus corona.

Coba saja pemerintah China lebih


terbuka untuk mendengarkan ide
dan teriakannya, mungkin banyak
yang bisa dicegah. Akhirnya China
meminta maaf pada keluarganya.
Tapi, inilah contoh akibat tak mau
mendengarkan.
Apa sih susahnya
mendengarkan, memikirkan
dan mencoba menyikapi
dengan bijak?
4. TIDAK EGOIS
Saat krisis adalah saat
terpenting bagi pimpinan
untuk tidak memikirkan dirinya
sendiri. Ia justru mesti menempatkan
kepentingan orang-orang yang
menjadi tanggung jawabnya dan yang
telah membantunya, dalam situasi
sulit ini.
Contoh Aplikasi:
Paling mengerikan adalah pimpinan yang mencari selamat
sendiri sementara, membiarkan anak buahnya menghadapi
masalah sendirian. Pimpinan yang baik justru memikirkan
bagaimana anak buahnya tetap aman dan selamat,
bukannya mengorbankan mereka.

Maka, ketika pimpinan memikirkan keselamatan mereka


sendiri di tengah krisis Corona. Maka, mereka pun perlu
menunjukkan bahwa mereka terlebih care dengan
keselamatan anak buahnya saat krisis.

Contoh menarik di tahun 1922 saat krisis dunia terjadi,


Konosuke Matsushita menolak untuk mengurangi separuh
karyawan. Padahal semua penasihatnya menyarankan ambil
langkah keuntungan itu. Justru yang dikurangi adalah
produksi dan karyawan diajak bantu menjual. Hasilnya?
Matshushita Electric justru berkembang setelah krisis itu.
5. HADIR JIWA & RAGA
Saat krisis, banyak pimpinan yang
menghilang. Tapi, saat sukses,
banyak pimpinan yang berusaha
mengambil peluang mendapat pujian.
Padahal, justru di saat krisislah, anak
buah perlu tahu bahwa mereka tidak
ditinggalkan dan ditelantarkan begitu
saja.
Contoh Aplikasi:
Ketika rakyat kuatir, takut dan cemas, pemimpin hadir untuk menguatkan. Itulah
yang membuat seorang Sultan Hamengkubuwono IX dicintai karena tetap hadir
dan menolak pergi saat dipaksa mengungsi. Juga seorang Bung Tomo dihargai
karna hadir saat peristiwa 10 November 1945.
Dan dalam artikel "How Chinese
Companies Have Responded To
Coronavirus" dari Harvard
Business Review tanggal 10
Maret 2020 digambarkan
banyak CEO perusahaan bagus
di China yang tetap hadir,
mengajar dan meng-coach anak
buah mereka, untuk memberi
contoh keteladanan dan
kehadiran mereka.
6. MENGUATKAN,
BUKAN MENYALAHKAN
Dalam kondisi krisis, sangat mudah
untuk menyalahkan dan mencari
kambing hitam. Tapi, pemimpin
cerdas emosi sadar dalam kondisi
krisis, menyalahkan tak akan
membuat suasana lebih baik.
Contoh Aplikasi:
Ketika Jepang mengalami krisis setelah perang dunia ke-2, mereka bisa segera pulih karena
tidak menyalahkan sejarah tapi fokus pada apa yang bisa dilakukan. Begitu juga dengan
negara Korea yang dianggap terbelakang. Perang saudara sempat membuat kemunduran.

Tapi setelah itu, fokus Korea Selaran


berbeda. Korea Utara menutup diri. Tapi,
Korea Selatan membangun kemampuan
mereka. Fokus pada kekuatan. Justru,
ketika saling menyalahkan, banyak
pemimpin makin membuat organisasinya
makin sengsara di masa krisis. Sebagai
contoh, pimpinan Amerika sibuk
menyalahkan Cina sebagai sumber virus.
Sementara, China fokus pada
penyembuhan. Dan akhirnya China
pertama kali keluar sebagai negara yang
menyatakan "menang melawan Corona"
setelah lock down hampir 2 bulan. So,
apakah kamu termasuk pimpinan
yang mencari solusi ataukah sibuk
menyalahlan dimasa krisis?
7. MELIHAT
MAKNA POSITIF
Sangat mudah terjebak
melihat dari sisi jangka pendek
saat krisis terjadi. Karena itu
pemimpin yang cerdas emosi,
mampu mengajak timnya untuk
melihat dari sisi yang positif saat
masalah terjadi.
Contoh Aplikasi:
Waktu krisis moneter terjadi di tahun 1997-1998. Banyak perbankan terganggu. Yang kecil
melebur menjadi bank besar. Lantas,banyak bank yang jadi menguat justru dengan melihat pada
masa depan. Ada yang memperkuat teknologi ATM dan mulai memperkuat sistem mereka.
Untungnya, banyak pimpinan organisasi bagus yang masih berusaha melihat "hikmah"
dibalik krisis dan mengambil langkah ke depan. Begitu juga dalam kondisi krisis di tengah,
karyawan butuh padangan positif untuk melihat makna dan apa yang bisa dilakukan. Justru
dikabarkan sejak lockdown dilakukan, banyak perusahaan di China, Italia dan Korea
menggunakan momen untuk belajar dan memperbaiki sistemnya.
Dengan demikian, daripada fokus pada krisis mereka fokus pada peluang masa depan.
8. APRESIATIF
Menghargai dan berbela rasa
buat tim yang sudah mengorbankan
waktu dan energinya.
Selalu ada orang-orang yang telah
berjasa bagi organisasi di tengah
krisis. Para leader jangan lupa untuk
menghargai mereka.
Contoh Aplikasi:
Dalam bukunya "Our Iceberg is Melting" (Gunung Es Kita Mencair), Prof John Kotter bicara soal
organisasi perlu menghargai para pahlawan yang telah
berjuang membawa organisasi disaat-saat krisis.
Bukan karena mereka gila hormat.
Tapi, ini menunjukkan bahwa organsiasi peka, menghargai bahkan appreciate mereka
yang rela berkorban, padahal mereka ini bisa saja memilih untuk tidak terlibat.
Dengan demikian, organisasi bisa menaikkan spirit mereka yang telah berjasa
sekaligus memberi contoh bagaimana mereka yang berjasa ini dihargai.
Winston Churchill berkata:
"Justru di masa-masa kegelapan itulah,
kita jadi tahu kualitas seorang pemimpin
yang sesungguhnya"

Anda mungkin juga menyukai