Anda di halaman 1dari 1

Setiap perkataan Sevgi tidak dia hiraukan. Peremuan itu tidak menyadarinya.

Pagi tadi...

Drrttt... Drrttt... Drrttt...

Ponsel Iskender bergetar. Panggilan dari nomor tidak dikenal.

“Merhaba, Iskender! Nasilsin (apa kabar)? Ini Ziyadh.”

Ternyata temannya waktu kuliah di Izmir University of Economics. Sekian lama


menghilang orang yang disebutnya Cocuk, atau bocah itu akhirnya menghubngi lagi.

“Iyi(baik). Cocuk, nerdesi simdi (lagi di mana)?”

“Masih di Istanbul.”

“Lusa aku dan Beelah harus ke Paris, Ada pekerjaan. Senden birsey rica edecegim
(aku mau minta tolong).”

“Ne (apa).”

Sambil menunggu jawaban Ziyadh, Iskender meneguk teh twar hangat dan memakan
manisan biji kenari yang tersaji di atas meja. Kesukaan Napoleon dan Winston Churchill.
Dan Picassol selalu maan manisan ini ketika sedang bekerja setiap harinya. Ada juga Sucuk
(sosis pedas).Dia bisa sarapan dengan apa pun. Roti keju dengan madu dan minyak zaitun
juga menjadi

Anda mungkin juga menyukai