Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) KEPERAWATAN

KOMPLEMENTER KUNYIT SEBAGAI OBAT HERBAL

Disusun Oleh:
Ilmi Bustani Hanifah (20180660043)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2020

1
Analisa (Identifikasi Masalah)

Dari hasil wawancara yang didapat bahwa klien biasa mengkonsumsi jamu
kunir asem sebagai terapi herbal sakit maag yang dideritanya. Klien mengetahui
jamu kunir asem untuk mengatasi sakit maag dari ibu klien. Klien merasa nyeri
maag dan mualnya berkurang setelah mengkonsumsi jamu tersebut. Klien biasa
membeli jamu di toko jamu. Dari sini klien tidak membuat/mengolah jamu
sendiri, terlihat adanya ketidaktahuan dalam cara mengolah jamu kunir asem
sebagai terapi herbal. Klien mengatakan tidak merasakan adanya efek samping
setelah mengkonsumsi jamu tersebut. Dari hasil wawancara tersebut penulis/
penyaji dapat menentukan pokok penjelasan dalam penyuluhan yaitu mengenai
pengertian, manfaat, kandugan, cara mengkonsumsi dan mengolah kunyit sebagai
terapi herbal yang dapat dikonsumsi oleh semua kalangan.

Pernyataan klien Masalah


“ saya biasanya beli di tempat jual jamu Klien tampak tidak mengetahui cara
mbak ” mengolah kunyit sebagai obat herbal
yang semestinya bisa dibuat sendiri
agar lebih aman

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

2
Topik : Terapi Herbal (Kunyit)
Hari/tanggal : Selasa, 07 April 2020
Waktu : 10.00 WIB
Penyaji :Ilmi Bustani Hanifah
Tempat :Rumah keluarga Ny. M, JL. Blambangan II Tambak
Sawah Waru, Sidoarjo

A. Latar Belakang
Obat herbal telah diterima secara luas di hampir seluruh negara di dunia.
Menurut World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa negara-negara
di Afrika, Asia dan Amerika Latin menggunakan obat herbal sebagai
pelengkap pengobatan primer yang mereka terima. Pada negara Afrika
sebanyak 80% dari populasi menggunakan obat herbal untuk pengobatan
primer (WHO, 2003). Obat-obatan tradisional ini umumnya berasal dari
berbagai bagian dari tumbuhan. Tumbuhan yang digunakan sebagai obat
tradisional memiliki keunggulan, yakni mempunyai aktivitas biologi karena
mengandung berbagai senyawa yang dapat mempengaruhi sel-sel hidup dari
suatu organ. Keunggulan yang lain dari obat-obatan tradisional selain murah
juga relatif mudah dalam penggunaannya, yakni direbus, ditumbuk, diminum
air perasannya, serta dimakan langsung. Pengobatan secara herbal mempunyai
sedikit efek samping, obat tradisional tetap memiliki efek samping akan tetapi
lebih rendah. Penggunaan obat herbal yang kurang tepat akan mengakibatkan
kurang optimalnya penyembuhan yang didapatkan oleh pengguna, maka
perlunya diberikan informasi kepada masyarakat mengenai manfaat dari
tanaman yang digunakan sebagai obat tradisional.
Tanaman herbal yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat luas sebagai
obat tradisional untuk mengobati berbagai macam penyakit adalah tumbuhan
dari golongan curcuma, seperti kunyit (Curcuma domestica Val.), temulawak
(Curcuma xanthorrhiza Roxb), meniran (Phyllanthus niruri), dan sambiloto
(Andrographis paniculata). Pengobatan tradisional dengan menggunakan

3
tanaman herbal di sekitar kita, dianggap sebagai cara terbaik dalam terapi
alternatif selain efektif, efisien dan aman, juga bersifat ekonomis.
Kunyit merupakan tanaman yang memiliki berbagai macam khasiat. Hal
ini terbukti dengan digunakannya kunyit sebagai obat tradisional secara
empiris atau turun temurun di berbagai negara di dunia, baik digunakan sebagai
obat tradisional tunggal maupun campuran dengan tumbuhan lainnya. Di India
dan Tiongkok kunyit digunakan sebagai obat perut kembung, nyeri dada, nyeri
menstruasi, kolik, gangguan perut, gangguan hati, menyembuhkan dan
memutihkan bekas luka dan juga kosmetik. Di Eropa, Amerika Utara, dan
Australia untuk penyakit asam urat. Di Nigeria digunakan untuk diabetes,
peptik ulser, radang, malaria, pestisida, hipertensi, jaundis. Di Persia untuk
sakit kepala. Di Suriah, Libanon Israel, dan Yordania digunakan untuk wasir,
sakit gigi, gigitan hewan dan keracunan. Di Indonesia digunakan untuk
demam, diare, eksim, borok, gatal akibat cacar air, keputihan, radang amandel,
keputihan, radang usus buntu, hepatitis, sakit kuning, perut kembung, tidak
nafsu makan, nyeri, mual

B. Tujuan Intruksional Umum


Setelah mengikuti proses penyuluhan ini, keluarga diharapkan dapat
memahami manfaat kunyit sebagai terapi herbal.

C. Tujuan Intruksional Khusus


Setelah mengikuti proses penyuluhan, keluarga diharapkan mampu:
1. Memahami tentang pengertian kunyit
2. Memahami tentang manfaat kunyit
3. Memahami tentang kandungan kunyit
4. Mengetahui tentang cara mengkonsumsi kunyit sebagai terapi herbal
5. Mengetahui tentang cara mengolah kunyit sebagai terapi herbal

D. Metode

4
1. Ceramah
2. Diskusi

E. Media
1. Laptop

F. Proses Pelaksanaan

Waktu
Tahap Kegitan Kegiatan Peserta
(menit)
Pembukaan 1. Mengucapkan salam 5 menit  Menjawabsalam
2. Memperkenalkan diri  Memperhatikan
3. Menyampaikan pokok pembahasan  Memperhatikan
4. Menjelaskan tujuan pembelajaran  Memperhatikan
Materi 1. Menjelaskan pengertian kunyit 15 menit  Memperhatikan
2. Menjelaskan manfaat kunyit  Memperhatikan
3. Menjelaskan kandungan yang terdapat dalam  Memperhatikan
kunyit
4. Menjelaskan cara mengkonsumsi kunyit  Memperhatikan
5. Menjelaskan cara mengolah kunyit
 Memperhatikan
Penutup 1. Diskusi, memberikan kesempatan kepada peserta 10 menit  Bertanya
untuk bertanya
2. Memberikan kesimpulan  Memperhatikan
3. Evaluasi menanyakan kepada peserta tentang materi  Menjawab
yang telah diberikan pertanyaan
4. Memberikan hadiah  Menjawab salam
5. Mengucapkan terimakasih dan salam

G. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
- Persiapan pasien dan keluarga sudah terlaksana dengan baik berupa
kontrak waktu, topik, dan tempat.

5
- Persiapan alat bantu dan media yang akan digunakan

2. Evaluasi Proses
- Peserta mampu mengikuti penyuluhan dengan baik sampai selesai
- Peserta kooperatif dalam mengikuti penyuluhan
- Media dan alat bantu dapat digunakan dengan baik
- Lingkungan mendukung dalam pelaksanaan penyuluhan

3. Evaluasi Hasil
- Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan
- 70-80% peserta penyuluhan mampu mengerti dan memahami
penyuluhan yang diberikan.

MATERI PENYULUHAN

KUNYIT SEBAGAI OBAT HERBAL

6
A. Pengertian Kunyit
Kunyit ( Dalam bahasa Indonesia) adalah suatu tanaman yang sudah
dikenal di berbagai belahan dunia. Nama lain tanaman ini antara lain
saffron (Inggris), kurkuma (Belanda), kunir (Jawa), konyet (Sunda), dan lain
sebagainya.
Tanaman kunyit berasal dari Asia Tenggara, diduga dari India dan Indo-
Malaysia. Tanaman tersebut banyak ditanam di Bangladesh, Cina, Filipina,
India, Indonesia, Jamaika, Sri Lanka, dan Taiwan. Lingkungan tumbuhnya
mulai dari dataran rendah sampai ketinggian sekitar 2.000 meter di atas
permukaan air laut, baik pada tanah liat maupun berpasir. Pada umumnya
kunyit ditanam sebagai tanaman rnonokultur maupun sebagai tanaman
tumpang sari di pekarangan, kebun, maupun hutan.
Kunyit merupakan salah satu jenis tanaman temu-temuan yang termasuk
dalam famili Zingibera-ceae yang mempunyai batang semu yang dibentuk dari
pelepah daun-daunnya. Ketinggian tanamannya dapat mericapai 1,0 - 1,5
meter, turnbuh tegap dan rnembentuk rum-rum seperti semak yang
bergerombol. Daunnya tunggal dan bertangkai, berbentuk lancet yang lebar,
bertepi rata, ujung dan pangkalnya memncing, bertulang menyirip,
permukaannya licin, dan berwarna hijau pucat. Panjang daunnya. sekitar 20 -
40 cm dan lebarnya seki-tar 15 - 30 cm. Bunganya merupakan bunga majemuk
yang berbentuk kerucut yang muncul dari batang semunya. Panjang bunga
berkisar antara 10 - 15 cin, berwarna putih sampai kuning muda atau
kemerahan. Setiap bunga mempunyai tiga lembar kelopak dan tiga lembar
tajuk. Bagian utama tanaman kunyit adalah rimpangnya yang merupakan
tempat tumbuhnya tunas. Kulit rimpang berwarna kecokelatan dan bagian
dalanmya berwarna kuning tua, kuning jingga, atau kuning jingga kemerahan
sampai kecokelatan. Rimpang utama berbentuk bulat panjang seperti telur
ayam yang merupakan induk rimpang (bulb) yang biasa disebut empu atau
kunir lelaki. Rimpang induk mernbentuk cabang yang letaknya lateral yang
berbentuk seperti jari (fingers) yang lurus atau melenngkung. Induk rimpang

7
rasanya agak pahit, getir, kaya akan pigmen dan resin, sedangkan anak rimpang
rasanya agak manis dan berbau aromatis.

B. Kandungan Kunyit
Senyawa utama yang terkandung dalam rimpang kunyit adalah
kurkuminoid dan minyak atsiri. Kandungan kurkuminoid berkisar antara
3,0 - 5,0%, yang terdiri dari kurkumin dan turunannya yaitu demetoksi
kurkumin dan bisdernetoksi kurkumin. Kurkuminoid berbentuk kristal
prisma atau batang pendek, rnembentuk emulsi atau tidak larut dalam air,
dan mudah larut dalam aseton, etanol, metanol, bensen, dan khloroform.
Senyawa tersebut memberikan fluoresensi warna kuning, jingga,
sampai jingga kemerahan yang kuat di bawah sinar ultra violet yang tidak
stabil jika kena sinar matahari dan rnenjadi stabil apabila dipanaskan.
Kandungan minyak atsiri rimpang kunyit berkisar antara 2,5 - 6,0%, yang
terdiri dari komponen arturneron, alfa dan beta tumeron, tumerol, alfa
atlanton, beta kariofilen, linalol, 1,8 sineol, zingi-beren, dd felandren, d-
sabinen, dan borneol. Selain kurkuminoid dan minyak atsiri rimpang
kunyit juga mengandung senyawa lain seperti pati, lemak, protein, karnfer,
resin, damar, gom, kalsium, fosfor, dan zat hesi.

C. Manfaat Kunyit
Kunyit mempunyai khasiat sebagai jamu dan obat tradisional untuk
berbagai jenis penyakit. Senyawa yang terkandung dalam kunyit
(kurkumin dan rninyak atsiri) mempunyai peranan sebagai antioksidan,
antitumor, antikanker, antimikroba, antipikun, dan antiracun. Secara
tradisional kunyit sering digunakan oleh masyarakat di berbagai negara
untuk mengobati berbagai jenis penyakit, seperti penyakit yang
disebabkan oleh mikroba parasit. gigitan serangga, penyakit mata, cacar,
sakit perut (diare, sembelit, kembung), gangguan pencernaan, gangguan
hati, asma, menghilangkan gatal-gatal dan penyakit kulit lain, mengurangi
rasa nyeri dan sakit pada penderita rematik arthritis.

8
Di beberapa negara seperti di Madagaskar, Cina, India, dan
Yunani, kunyit sering digunakan sebagai antiparasit, antiinfeksi,
antiperiodik, astringen, diuretik, perangsang, dan tonik. Se-lain itu juga
sebagai obat luka, sakit penit, penyakit hati, dan gangguan saluran
kencing.
Bahan rirnpang kunyit yang digunakan sebagai ramuan jamu atau
obat dapat berbentuk simplisia, serbuk, rimpang segar, kapsul ekstrak,
kapsul serbuk, atau pil, sedangkan untuk obat luar biasanya berbentuk
salep. Beberapa jenis terapi dan pengobatan penyakit secara tradisional
yang menggunakan kunyit segar di antaranya adalah:
1. Asap dari rimpang yang dibakar jika dihisap dapat melegakan hidung
yang tersumbat.
2. Pasta dari bunga dapal digunakan untuk ohat cacing, penyakit kulit,
dan penyakit kelamin (gonorrhea).
3. Ramuan jamu kunyit asarn yang merupakan campuran rimpang kunyit
dan asam jawa (Tamarindus indica L.) serta gula merah dapat
digunakan untuk menghilangkan bau keringat, rasa sakit pada waktu
menstruasi, dan rasa pegal-pegal atau nyeri pada persendian tulang.
4. Rebusan rimpang yang ditambah dengan gula dan susu dapat
digunakan sebagai pendingin dan obat penyakit kuning.
5. Rimpang yang dimasak bersama jeringau, cuka lunak, kuning telur
baik digunakan untuk membersihkan setelah metahirkan dan
rnenyembuhkan ngilu pada waktu buang air kecil.
6. Rimpang yang diiris-iris yang dicampur dengan gaambir dan di seduh
dengan air mendidih digunakan untuk obat kumur gusi dan gigi yang
membengkak.
7. Parutan rimpang yang dicampur dengan asam dan tawas, dapat
digunakan untuk mengobati luka.
8. Rimpang yang digiling halus dapat digunakan untuk mengobati
bengkak dan rematik.
9. Air sari rimpang yang dimasak digunakan untuk kompres dan cuci
mata dan untuk rncngurangi rasa nyeri dan panas pada mata.

9
10. Air perasan rimpang yang dicampur madu digunakan untuk obat
penyakit kuning.

D. Cara Mengkonsumsi dan Mengolah Kunyit

1. Memperlancar ASI
Bahan: 1 rimpang kunyit
Cara pembuatan: Ditumbuk sampai halus dan dibalurkan seputar
payudara sekali setiap 2 hari terutama pada masa awal menyusui.
2. Haid tidak lancar
Bahan: 2 rimpang kunyit, 1/2 sendok Teh ketumbar, 1/2 sendok Teh
biji pala, 1/2 genggam daun srigading. 
Cara pembuatan: Semua bahan ditumbuk halus, direbus dgn 1 liter air
sampai mendidih, saring dinginkan.
Minum 1 gelas sehari.
3. Sakit Keputihan / Pek Tay
Bahan: 2 rimpang kunyit, 1 genggam daun beluntas, 1 gagang buah
asam, 1 potong gula aren. 
Cara pembuatan: Semua bahan tersebut direbus dengan 1 liter air
sampai mendidih, kemudian di saring.
Minum 1 gelas sehari.
4. Perut mulas pada saat haid
Bahan: 1 rimpang kunyit sebesar 4 cm, 1 rimpang jahe sebesar 4 cm, 2
rimpang kencur sebesar 4 cm.  
Cara pembuatan: Semua  bahan  dicuci bersih dan diparut, ambil
airnya.  Tambahkan perasan jeruk nipis, diseduh dgn stengah gelas air
panas, kemudian saring. Tambahkan garam dan gula sesuai selera. 
Minum pada hari pertama haid.
5. Diabetes mellitus
Bahan: 3 rimpang kunyit + 1/2 sendok teh garam
Cara pembuatan: direbus dengan 1 liter air sampai mendidih kemudian
saring dan dinginkan. 

10
Minum rebusan ini stengah gelas 2x seminggu
6. Tifus
Bahan: 2 rimpang kunyit + 1 bonggol sere + 1 lembar daun sambiloto
cara pembuatan: ditumbuk halus, tambahkan 1 gelas air hangat, aduk
rata kemudian disaring. 
Minuman ini diminum sekali sehari selama 1 minggu.
7. Berak lender

Bahan: 1 rimpang kunyit, 1 potong gambir, 1/4  sendok makan kapur


sirih

Cara pembuatan: direbus bersama 2 gelas air sampai mendidih dan


tinggal 1 gelas.  Saring.  Minum pagi dan sore masing2 stengah gelas.

8. Usus buntu
Bahan: 1 rimpang kunyit, 1 butir buah jeruk nipis, 1 potong gula
kelapa/aren. Garam secukupnya.   
Cara pembuatan: Kunyit diparut dan jeruk nipis diperas, kemudian
dicampur dengan bahan yang lain dan diseduh dengan 1 gelas air
panas, kemudian disaring. 
Minum setiap pagi setelah makan.
9. Disentri
Bahan: 1-2 rimpang kunyit, gambir dan kapur sirih secukupnya. 

Cara pembuatan: Semua bahan  direbus dengan 2 gelas air sampai 


tinggal 1 gelas kemudian disaring.Diminum  sampai sembuh

10. Cangkrang (Waterproken)


Bahan: 2 rimpang kunyit, 1 genggam daun eceng
Cara pembuatan: ditumbuk sampai halus, kemudian oleskan dibagian
yg sakit
11. Amandel
Bahan: 1 rimpang kunyit, 1 butir jeruk nipis, 2 sendok madu. 

11
Cara pembuatan: Kunyit diparut, jeruk diperas untuk diambil airnya,
kemudian dicampur dengan madu dan 1/2 gelas air hangat, diaduk
sampai merata dan disaring.  Minum secara rutin 2 hari sekali

12. Morbili
Bahan: 1 rimpang kunyit dan 1 rimpang dringo bengle
Cara pembuatan: ditumbuk sampai halus dan oleskan kebagian yg
sakit

13. Maag
Bahan: Kunyit dan air
Cara membuatnya: Irislah 5 jari kunyit ukuran besar kira-kira 1mm,
Rebuslah dari 3 gelas menjadi 1 gelas dalam bejana yang tidak terbuat
dari aluminium., Air rebusan dari bening akan berubah menjadi merah.
Atau Kupas kulit kunyit dan cuci bersih Lalu parut, dan diperas atau
disaring dengan air matang yang hangat Lalu minum air sari hasil
saringan tadi.
Minumlah air rebusan tadi pada saat sakit maag terasa, harus habis 1
gelas.

Adapula Produk-Produk Olahan Rinpang Kunyit


Tanaman kunyit dapat digunakan langsung dalam bentuk daun dan
rirnpang segar maupun dalam bentuk olahan lainnya. Beberapa produk
olahannya antara lain rimpang kering (gelondong), sirnplisia, serbuk,
rninyak atsiri, oleoresin, dan zat warna kurkuminoid.
1. Rimpang kering (gelondong dan irisan)
Rimpang kunyit kering gelondong biasa digunakan untuk rempah.
Rimpang yang disukai adalah yang kadar kurkuminnya tinggi yaitu
sekitar 5 - 6%, berwarna kuning tua sampai oranye, berteksrur keras
dan tidak mudah patah. Bentuk olahan tersebut dapat berasal dari anak
rimpang (fingers). Untuk membuat olahan tersebut, rimpang kunyit

12
dipilih dan dibersihkan, kemudian keringkan dalam keadaan bulat.
Rimpang yang telah kering dikerik kulitnya, kemudian disernir dengan
pasta serbuk kunyit yang telah dicampur dengan Nabisulfit. Produk
akhimya disemir kembali dengan serbuk kunyit. Mutu jenis olahan ini
tergantung dari kandungan kurkumin, sifat organoleptik, penampakan
luar, warna, rasa, kekerasan, bentuk dan ukuran rimpangnya.
2. Simplisia
Simplisia biasa digunakan sebagai bahan baku jamu dan obat
tradisional. Bahan yang digunakan dapat berupa induk dan anak
rimpang. Untuk membuat jenis olahan tersebut, rimpang dibersihkan
terlebih dahulu, kenudian dipotong-potong menjadi irisan tipis dengan
ketebalan sekitar 5 - 6 mm. Irisan rimpang kemudian dikeringkan
langsung dengan sinar matahari pada tempat yang dialasi agar tidak
bersentuban dengan tanah. Untuk mencegah kontarninasi bisa
menggunakan pengering buatan atau oven dengan kisaran suhu antara
40 – 50 derajat Celcius
3. Serbuk
Bahan baku untuk pembuatan serbuk biasanya berasal dari anak
rimpang (finger) yang sudah dikeringkan, urnhi helahan (splits) dan
irisan rimpang keringnya. Syarat utama dari rimpang kering yang akan
digunakan sebagai bahan baku serbuk adalah yang kadar kurkuminnya
tinggi dan kadar air, kotoran, serta minyaluaya rendah. Untuk
memperoleh serbuk, irisan rimpang kunyit kering digiling dengan
ukuran partikel tertentu. Untuk menghindari hilangnya sebagian
komponen aromatis minyak atsiri selama dalam penggilingan, maka
alat penggiling harus dilengkapi dengan kipas pendingin atau air
pendingin.
4. Minyak atsiri
Kunyit mengandung minyak atsiri dengan aroma yang spesifik,
sehingga sering digunakan untuk rempah pernberi aroma (flavour),
produk-produk bumbu, parfum, dan obat-obatan. Minyak atsiri dari
rimpang kunyit dapat disuling dengan menggunakan alat penyuling.

13
Metode penyulingan yang digunakan secara uap dan air atau uap
1angsung. Penyulingan yang dilakukari selama 8 10 jarn dapat
menghasilkan minyak kunyit sekitar 3 5%, sedangkan penyulingan air
dan uap pada tekanan 1 atmosfir dapat menghasilkan minyak atsiri
sekitar 2,5 - 7,2%.
5. Oleoresin
Oleoresin kunyit mengandung zat warna kurkumin, minyak atsiri,
minyak lemak, resin, dan senyawa ekstraktif lainnya, berwarna merah
jingga yang terdiri dari dua bagian, yaitu lapisan atas yang berminyak
dan lapisan bawah yang berbentuk kristal, Oleoresin kunyit dibuat
dengan cara meng ekstrak serbuk kunyit dengan pelarut organik
sclarna 4 - 5 jam dengan cara maserasi atau dengan sokhlet. Rendemen
yang dihasilkan sekitar 7,9 10,4%. Pelarut yang digunakan adalah
etanol, etilen dikhlorida dan aceton

14
Daftar Pustaka

2013. Khasiat Kunyit Sebagai Obat Tradisional Dan Manfaat Lainnya. Warta
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri. Volume 19 Nomor 2
http://perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-
content/uploads/2014/02/Perkebunan_KhasiatKunyit.pdf. Diakses pada tanggal
05/04/2020

https://sababjalal.wordpress.com/2011/11/03/contoh-makalah-tanaman-kunyit/

15

Anda mungkin juga menyukai