Anda di halaman 1dari 14

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMP Negeri 1 Malang


Mata pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VII/ Gasal
Materi : Teks Cerita Fantasi
Alokasi Waktu : 12 x 40’

A. Kompetensi Inti (KI) :


KI. 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata
KI. 4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar :

1. KD 3.4 Menelaah struktur dan kebahasaan teks narasi (cerita fantasi) yang dibaca dan didengar

2. KD 4.4 Menyajikan gagasan kreatif dalam bentuk cerita fantasi secara lisan dan tulis dengan
memperhatikan struktur dan penggunaan bahasa

C. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

1. Indikator KD 3.4
3.4.1 Menentukan struktur orientasi cerita fantasi yang dibaca dan didengar
3.4.2 Menentukan struktur komplikasi cerita fantasi yang dibaca dan didengar
3.4.3 Menentukan struktur resolusi cerita fantasi yang dibaca dan didengar
3.4.5 Menyimpulkan penulisan kalimat langsung dan tak langsung yang tepat
3.4.6 Menyimpulkan penggunaan kalimat deskripsi yang tepat

2. Indikator 4.4
4.4.1 Merancang kerangka cerita fantasi yang unik
4.4.3 Menulis cerita fantasi sesuai dengan strukturnya
4.4.4 Menulis cerita fantasi dengan penggunaan kalimat deskripsi yang tepat.
4.4.5 Menulis cerita fantasi dengan penggunaan majas yang tepat.
4.4.6 Menulis cerita fantasi dengan penggunaan kalimat langsung dan tak langsung yang tepat

D. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan mendengarkan/membaca teks cerita fantasi atau menonton tayangan film fantasi,
siswa mampu menyimpulkan model keunikan alur/watak/latar dari teks cerita fantasi yang
didengar atau dibaca dengan benar.
2. Dengan mendengarkan/membaca teks cerita fantasi atau menonton tayangan film fantasi,
siswa mampu menyimpulkan struktur teks cerita fantasi dan penggunaan kebahasaan
(kalimat deskripsi, kalimat langsung dan tak langsung, serta majas) dengan tepat.
3. Dengan mendengarkan/membaca teks cerita fantasi atau menonton tayangan film fantasi,
siswa mampu mengarang cerita fantasi dengan memperhatikan struktur dan aspek
kebahasaan secara kreatif.
4. Dengan mendengarkan/membaca teks cerita fantasi atau menonton tayangan film fantasi,
siswa mampu mengungkapkan teks cerita fantasi dengan memperhatikan kejelasan lafal,
intonasi, artikulasi, volume, dan ekspresi dengan berani.

E. Materi Pembelajaran
1. Materi Reguler:
RPP Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VII Gasal 2018-2019 1
- Pengertian dan contoh-contoh teks narasi (cerita fantasi)
- Unsur-unsur teks cerita fantasi
- Struktur teks cerita fantasi
- Ciri kebahasaan teks cerita fantasi
- Penceritaan kembali isi teks narasi
- Langkah-langkah menulis teks cerita fantasi

2. Materi Pengayakan:
- Pengertian dan contoh-contoh teks narasi (cerita fantasi)
- Unsur-unsur teks cerita fantasi
- Struktur teks cerita fantasi
- Ciri kebahasaan teks cerita fantasi

3. Materi Remidi:
- Pengertian dan contoh-contoh teks narasi (cerita fantasi)
- Unsur-unsur teks cerita fantasi
- Struktur teks cerita fantasi
- Ciri kebahasaan teks cerita fantasi
- Langkah-langkah menulis teks cerita fantasi

F. Pendekatan/Metode/Model
Pendekatan : Scientific approach
Metode : Diskusi, tanya jawab,
Model : Kepala bernomor struktur, Sentence Collection
G. Media dan Bahan Pembelajaran
1. Contoh teks cerita fantasi
2. Film pendek fantasi

H. Sumber Pembelajaran
1. Buku Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan
2. Internet

I. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke-1:
1. Kegiatan Pendahuluan:
a. Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri anugerah Tuhan dan saling mendoakan.
b. Guru dan peserta didik menganalisis struktur, variasi pengembangan struktur, dan alur
cerita Belajar dengan Gajah Mada dengan aktif.
c. Guru mengecek penguasaan kompetensi peserta didik berkaitan dengan struktur, variasi
pengembangan struktur, dan alur cerita fantasi
d. Peserta didik mendapat informasi tentang apa yang akan dicapai, yaitu menelaah struktur,
variasi pengembangan struktur, dan alur cerita fantasi
e. Guru menyampaikan lingkup penilaian, yaitu sikap dan pengetahuan.
2. Kegiatan Inti:
a. Tiap siswa menelaah struktur, variasi pengembangan struktur, dan alur cerita fantasi
Petualangan di Panti Mutiara secara kritis.
b. 1 siswa mendiskusikan hasil kerjanya dengan 2 teman lainnya secara aktif.
c. Siswa menyimak penguatan guru mengenai jawaban struktur, variasi pengembangan, dan
alur cerita fantasi Petualangan di Panti Mutiara dengan cermat.
d. Siswa menelaah struktur, variasi pengembangan struktur, dan alur cerita fantasi Ruang
Dimensi Alpha dan Berlian Tiga Warna secara mandiri
e. Siswa melakukan penilaian sejawat dengan jujur.
3. Kegiatan Penutup:
a. Peserta didik menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
b. Peserta didik saling memberikan umpan balik/refleksi hasil pembelajaran yang telah
dicapai.
c. Pendidik menutup pembelajaran dengan ucapan salam

RPP Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VII Gasal 2018-2019 2


Pertemuan ke-2:
1. Kegiatan Pendahuluan:
a. Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri anugerah Tuhan dan saling
mendoakan.
b. Guru mengecek penguasaan kompetensi peserta didik berkaitan dengan kalimat
deskripsi dan ejaan bahasa Indonesia.
c. Peserta didik mendapat informasi tentang apa yang akan dicapai, yaitu menelaah ciri
kebahasaan cerita fantasi.
d. Guru menyampaikan lingkup penilaian, yaitu sikap dan pengetahuan.
2. Kegiatan Inti:
a. Tiap siswa menelaah struktur, variasi pengembangan struktur, dan alur cerita fantasi
Petualangan di Panti Mutiara secara kritis.
b. 1 siswa mendiskusikan hasil kerjanya dengan 2 teman lainnya secara aktif.
c. Siswa menyimak penguatan guru mengenai jawaban struktur, variasi pengembangan,
dan alur cerita fantasi Petualangan di Panti Mutiara dengan cermat.
d. Siswa menelaah struktur, variasi pengembangan struktur, dan alur cerita fantasi Ruang
Dimensi Alpha dan Berlian Tiga Warna secara mandiri
e. Siswa melakukan penilaian sejawat dengan jujur.
3. Kegiatan Penutup:
a. Peserta didik menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
b. Peserta didik saling memberikan umpan balik/refleksi hasil pembelajaran yang telah
dicapai.
c. Pendidik menutup pembelajaran dengan ucapan salam

Pertemuan ke-3:
1. Kegiatan Pendahuluan:
a. Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri anugerah Tuhan dan saling mendoakan.
b. Guru mengecek penguasaan kompetensi peserta didik berkaitan dengan kalimat
deskripsi dan ejaan bahasa Indonesia.
c. Peserta didik mendapat informasi tentang apa yang akan dicapai, yaitu menelaah ciri
kebahasaan cerita fantasi.
d. Guru menyampaikan lingkup penilaian, yaitu sikap dan pengetahuan.
2. Kegiatan Inti:
a. Peserta didik secara berpasangan menganalisis ciri kebahasaan kalimat deskripsi dan
penggunaan ejaan Bahasa Indonesia pada cerita fantasi Pangeran Maut.
b. Setelah selesai, setiap pasangan bergabung dengan 1 pasangan lain untuk mendiskusikan
jawaban yang benar.
c. Guru memberi penguatan.
d. Secara individu, siswa menganalisis ciri kebahasaan cerita fantasi Lulu Si Lampu Jalan
e. Siswa melakukan penilaian sejawat dengan jujur.
3. Kegiatan Penutup:
d. Peserta didik menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
e. Peserta didik saling memberikan umpan balik/refleksi hasil pembelajaran yang telah
dicapai.
f. Pendidik menutup pembelajaran dengan ucapan salam

Pertemuan ke-4:
1. Kegiatan Pendahuluan:
a. Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri anugerah Tuhan dan saling mendoakan.
b. Peserta didik menonton video cerita fantasi yang telah disetel tanpa suara.
c. Guru dan peserta didik melakukan cerita berantai berdasarkan video polusi lingkungan
d. Guru mengecek penguasaan kompetensi peserta didik berkaitan dengan kemampuan
menulis cerita fantasi.
e. Peserta didik mendapat informasi tentang apa yang akan dicapai, yaitu menulis cerita
fantasi
f. Guru menyampaikan lingkup penilaian, yaitu sikap dan pengetahuan.
2. Kegiatan Inti:
a. Peserta didik secara berkelompok menulis kerangka cerita fantasi secara kreatif.
b. Siswa secara bergiliran, menulis cerita fantasi.
RPP Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VII Gasal 2018-2019 3
c. Secara berkelompok, siswa menilai cerita fantasi kelompok lain dengan jujur.
3. Kegiatan Penutup:
a. Peserta didik menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
b. Peserta didik saling memberikan umpan balik/refleksi hasil pembelajaran yang telah
dicapai
c. Pendidik menutup pembelajaran dengan ucapan salam

J. Penilaian

1. Teknik penilaian
- Penilaian pengetahuan dilakukan dengan teknik tes tulis
- Penilaian keterampilan dilakukan dengan teknik kinerja

2. Instrumen dan Rubrik Penilaian


Pertemuan Pertama
a. Instrumen Uraian
Tugas Kelompok
Soal:
1. Tentukan struktur dari cerita fantasi Petualangan di Panti Mutiara yang Anda baca!
2. Tentukan variasi struktur dari cerita fantasi Petualangan di Panti Mutiara yang Anda
baca!
3. Tentukan alur dari cerita fantasi Petualangan di Panti Mutiara yang Anda baca!

Tugas Individu
Soal:
1. Tentukan struktur dari cerita fantasi Dunia di Balik Tanda yang Anda baca!
2. Tentukan variasi struktur dari dari cerita fantasi Dunia di Balik Tanda yang Anda
baca!
3. Tentukan alur dari cerita fantasi Dunia di Balik Tanda yang Anda baca!

b. Kriteria Penilaian
NO SOAL UKURAN JAWABAN SKOR
Instrumen Uraian
1 Kesesuaian 5-30
2 Kesesuaian 5-30
3 Kesesuaian 5-30
Jumlah 15-90

Pertemuan Kedua
a. Instrumen Uraian
Tugas Kelompok
Soal:
1. Tentukan struktur dari cerita fantasi Pangeran Maut yang Anda baca!
2. Tuliskan 2 kalimat deksripsi yang Anda temukan dari cerita fantasi Pangeran Maut
yang Anda baca lalu sebutkan objek yang dideskripsikan oleh kalimat tersebut!
3. Tuliskan 2 kalimat langsung berita, 2 kalimat langsung tanya, 2 kalimat langsung
perintah, dan 2 kalimat tidak langsung. Simpulkan struktur penulisan kalimat
langsung dan tidak langsung yang benar menurut Anda!
4. Bacalah penggunaan huruf kapital, tanda baca koma, dan huruf asing. Simpulkan
penulisan huruf kapital, tanda baca koma, dan huruf asing yang benar menurut Anda!

Tugas Individu
Soal:
1. Tentukan struktur dari cerita fantasi Lulu Si Lampu Jalan yang Anda baca!
2. Tuliskan 2 kalimat deksripsi yang Anda temukan dari cerita fantasi Lulu Si Lampu
Jalan yang Anda baca lalu sebutkan objek yang dideskripsikan oleh kalimat tersebut!
3. Temukan 2 kalimat langsung berita, 2 kalimat langsung tanya, 2 kalimat langsung
perintah, dan 2 kalimat tidak langsung yang penulisannya salah. Tulislah kembali 8
kalimat langsung dan tidak langsung tersebut dengan benar sesuai ejaan Bahas
Indonesia!

RPP Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VII Gasal 2018-2019 4


4. Temukan 5 kalimat yang mana penulisan huruf kapital, tanda baca koma, dan kata
asing salah. Tulislah kembali 5 kalimat tersebut dengan benar sesuai ejaan Bahasa
Indonesia!

b. Kriteria Penilaian
NO SOAL UKURAN JAWABAN SKOR
Instrumen Uraian
1 Ketepatan 0-10
2 Kesesuaian 10-30
3 Ketepatan 0-30
4 Ketepatan 0-30
Jumlah 10-100

Pertemuan Ketiga
c. Instrumen Kinerja
Tugas Kelompok
Secara berkelompok, lengkapilah cerita yang rumpang pada halaman 71 dengan
memperhatikan:
a. Ketepatan struktur
b. Kebenaran ejaan
c. Ketepatan kalimat deskripsi
d. Kreatifitas alur cerita
e. Orisinalitas ide

Tugas Individu
Soal:
Secara berkelompok, lengkapilah cerita yang rumpang pada halaman 71 dengan
memperhatikan:
a. Ketepatan struktur
b. Kebenaran ejaan
c. Ketepatan kalimat deskripsi
d. Kreatifitas alur cerita
e. Orisinalitas ide

d. Kriteria Penilaian
Instrumen Kinerja Kelompok dan Individu
1 Ketepatan struktur 0-5
2 Kebenaran ejaan 0-10
3 Ketepatan kalimat deskripsi 0-25
4 Kreatifitas alur cerita 0-30
5 Orisinalitas ide 0-30
Jumlah 0-100

Pertemuan Keempat
Instrumen Kinerja Kelompok dan Individu
1 Ketepatan struktur 0-20
2 Kebenaran ejaan 0-20
3 Ketepatan kalimat deskripsi 0-20
4 Kreatifitas alur cerita 0-40
Jumlah 0-100

Pertemuan Keempat
e. Instrumen Kinerja
Tugas Individu
Soal:
Buatlah 1 cerita fantasi yang bermuatan moral hidup dan kebudayaan lokal dengan
memperhatikan
f. Ketepatan struktur
g. Kebenaran ejaan
h. Ketepatan kalimat deskripsi

RPP Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VII Gasal 2018-2019 5


i. Kreatifitas alur cerita
j. Orisinalitas ide

f. Kriteria Penilaian
Instrumen Kinerja Kelompok dan Individu
1 Ketepatan struktur 0-5
2 Kebenaran ejaan 0-10
3 Ketepatan kalimat deskripsi 0-20
4 Kreatifitas alur cerita 0-30
5 Orisinalitas ide 0-35
Jumlah 0-100

Mengetahui Malang, 16 Juli 2018


Kepala SMP Negeri 1 Malang Guru Mata Pelajaran

Dra. Lilik Ermawati, M.Pd. Silka Yuanti D., M.Pd


NIP. 19601118 198603 2 010 NIP. -

LAMPIRAN

Pertemuan 1
Cerita Fantasi 1

RPP Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VII Gasal 2018-2019 6


Petualangan di Panti Mutiara
Karya Fazril Adhiko

Hari minggu yang cerah, aku dan sekeluarga berencana berlibur di pantai hari ini. Kami sekeluarga
menyiapkan barang-barang yang akan dibawa ke pantai. Tak lupa aku membawa peralatan mandi,
seperti handuk, sikat gigi, sabun, sampo, dan lain-lain. Setelah semua siap, kami sekeluarga pun
langsung pergi menuju ke garasi untuk mengambil mobil. Setelah itu, kami pun berangkat.

Di mobil, kami bersenang-senang. Aku dan kakak-kakakku terus bersenda gurau, tak terasa kami telah
sampai di pantai. Pantai yang kami datangi bernama Pantai Mutiara, kenapa dinamakan Mutiara?
Karena kerikil-kerikil di pantai ini menyerupai mutiara. Aku dan kakak-kakakku turun dari mobil dan
langsung mencari sebuah tempat untuk beristirahat sebelum kami terjun ke pantai. Akhirnya, tempat
untuk beristirahat kami telah temukan dan kami langsung memesannya. Aku langsung guling-gulingan
di tempat yang menyerupai pondok kecil itu sampai-sampai aku tertidur.

Aku terbangun, aku langsung berdiri dan keluar dari pondok. Aku melihat keluargaku telah berada di
pantai, mereka sedang mandi. Aku pun langsung menyusul mereka mandi, ombak di pantai hari itu
tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Jadi, bagus untuk orang yang tidak bisa berenang sepertiku.
Setelah beberapa menit, keluargaku pergi ke bibir pantai, kakakku yang bernama Gibran berkata
kepadaku, “Git, kakak, Gina, ayah, dan ibu mau istirahat dulu, kalau kamu ingin ikut, pergi aja ke
pondok,”

“Mas Gibran, Gita mau mandi sedikit lebih lama lagi, nih, kak!” teriakku.

“Okeh, Git, kalau udah mandinya nyusul aja ke pondok, ya!” jawab Mas Bima.

Aku langsung melanjutkan kegiatan mandiku di pantai yang sejuk dan indah ini, suasana pantai yang
tidak terlalu ramai membuatku semakin nyaman berlama-lama di pantai bernama Mutiara ini. Tiba-
tiba, sebuah ombak datang, menyapuku ke pinggir pantai, saat aku terbangun, aku melihat sesuatu
yang berkilau di balik sebuah karang di pinggir pantai. Aku berdiri dan langsung berjalan menuju ke
tempat asal kilauan itu, kilauan itu semakin menyilaukan mataku, aku langsung mengambil sesuatu
yang membuat mataku silau. Ternyata, sesuatu itu adalah sebuah kalung mutiara yang sangat cantik.
Melihat kecantikan kalung itu, aku terpancing untuk memakainya. Aku menggerakkan tanganku ke
kepala dan memakaikan kalung mutiara yang indah itu ke kepalaku. Tiba-tiba, kalung itu bersinar,
sinarnya melebihi sinar mentari. Lama-kelamaan, kalung itu berhenti bersinar.

Tapi, ada yang aneh dengan diriku, aku melihat ke arah kakiku, “Aaaaaaaaaa…!!!” teriakku kaget
melihat kakiku telah berubah menjadi ekor duyung. Aku tidak menyangka kalau kakiku bisa berubah
menjadi ekor duyung seperti yang ada di film-film. Lalu, datang seekor ikan badut yang berkata, “Gita,
kamu diundang oleh Ratu Sean, sekarang kamu harus ikuti saya untuk pergi ke kerajaan bawah laut,”

“Siapa kamu? Siapa Ratu Sean? Dan kenapa aku berubah menjadi seperti ini?” tanyaku kepada ikan
badut itu.

“Kamu akan tahu jawabannya jika kamu mengikuti saya menghadap Ratu Sean,” jawab ikan badut itu.
Aku pun dengan sangat terpaksa menjawab, “Okeh, aku akan mengikutimu,”

Aku pun langsung berenang mengikuti ikan badut itu, saat pertama mencoba berenang terasa sangat
berat, tapi lama-kelamaan terasa ringan. Akhirnya, aku dan ikan badut sampai di kerajaan bawah laut.
Aku langsung dituntun oleh ikan badut ke dalam kerajaan. Sampainya, di dalam kerajaan aku langsung
diarahkan ikan badut menuju ke ruangan singgasana Ratu Sean. Kami pun sampai.

“Selamat datang di kerajaan bawah laut, kata peramal kerajaan kami bahwa akan datang seorang gadis
cantik bernama Gita yang akan datang di Pantai Mutiara pada hari ini, katanya gadis itu akan
menyelamatkan putri saya, Revine dari tidur panjangnya. Saya mohon agar ananda Gita bisa menolong
putri saya,” jelas Ratu Sean sambil menitihkan air mata.

“Baiklah, aku akan menolong putri anda, Revine. Tapi, saya tidak tahu cara menyelamatkan putri anda
Ratu Sean,” ucapku.

“Kamu harus mengambil satu biji mutiara dari kalung yang kamu pakai saat ini dan kamu harus

RPP Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VII Gasal 2018-2019 7


memberi biji mutiara itu kepada Ratu Sean dan Ratu Sean akan membacakan sebuah mantra sihir
untuk membangunkan putri Revine,” kata peramal kerajaan.

Aku mengerti dengan ucapan peramal kerajaan itu, aku pun langsung mengeluarkan kalung mutiara
itu dari kepalaku dan mengambil satu biji mutiara dari kalung itu. Setelah aku mengambilnya, aku
memberikan biji mutiara itu kepada Ratu Sean. Ratu Sean langsung mengambil biji mutiara itu dari
tanganku dan ia langsung membacakan sebuah mantra yang aku tidak mengerti artinya.
Aku terus berdoa agar Putri Revine bangun dari tidur panjangnya. Tiba-tiba, terdengar suara seorang
wanita, “Ibu! Ibu! Ibu! Ibu di mana?” ternyata itu suara dari Putri Revine. Ratu Sean yang
mendengarnya langsung berlari menuju ke kamar Putri Revine. Ratu Sean langsung memeluk erat
anak kesayangannya. Terlihat kalau Ratu Sean menitihkan air mata yang membuat aku bersedih.
“Gita, kamu harus cepat pergi dari sini, kamu telah melepas kalung yang membuat kamu bisa
berenang, jadi kamu mungkin akan berubah menjadi manusia kembali,” kata ikan badut.

Mendengar hal itu, aku pun langsung berpamitan kepada Ratu Sean. Ratu Sean berkata, “Gita, terima
kasih karena kamu telah menolong anakku, ini aku berikan kamu sebuah hadiah,”

“Terima kasih, Ratu Sean,” jawabku.

Setelah menerima hadiah dari Ratu Sean aku pun langsung berenang cepat menuju ke permukaan dan
langsung pergi menuju ke bibir pantai. Aku datang tepat waktu, kakiku yang dulunya sebuah ekor kini
telah berubah menjadi kaki normal kembali.

“Gita, ayo, sudah mau malam, nih! Kamu dari tadi mandi terus, gak lelah apa?” kata Mbak Gina
mengagetkanku.

“Okeh, Mbak!” teriakku kepada Mbak Gina.


Sumber: cerpenmu.com

Kunci Jawaban
Tugas Kelompok
1. Tentukan struktur dari cerita fantasi Petualangan di Panti Mutiara yang Anda baca!
Struktur Petualangan di Panti Mutiara
Orientasi Paragraf 1-5
Komplikasi Paragraf 6 – 16
Resolusi Paragraf 17 – 20

2. Tentukan variasi struktur dari dari cerita fantasi Petualangan di Panti Mutiara yang Anda baca!
Struktur Variasi Struktur
Orientasi Dikembangkan dengan deskripsi latar waktu dan latar
suasana
Komplikasi Dikembangkan dengan perpindahan latar tempat
Resolusi Dikembangkan dengan perpindahan latar tempat

3. Tentukan alur dari cerita fantasi Petualangan di Panti Mutiara yang Anda baca!
Alur maju (pengenalan  rangkaian kejadian  klimaks  resolusi)

Tugas Individu
Soal:
1. Tentukan struktur dari cerita fantasi Ruang Dimensi Alpha dan Berlian Tiga Warna yang Anda
baca!
Struktur Ruang Dimensi Alpha Berlian Tiga Warna
Orientasi - Paragraf 1
Komplikasi Paragraf 1 – 8 Paragraf 2 – 16
Resolusi Paragraf 9 – 12 Paragraf 17 - 22

2. Tentukan variasi struktur dari dari cerita fantasi Ruang Dimensi Alpha dan Berlian Tiga Warna
yang Anda baca!
Struktur Variasi Struktur
Orientasi Dikembangkan dengan deskripsi latar waktu dan latar
suasana
RPP Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VII Gasal 2018-2019 8
Komplikasi Dikembangkan dengan perpindahan latar tempat
Resolusi Dikembangkan dengan perpindahan latar tempat

3. Tentukan alur dari cerita fantasi Ruang Dimensi Alpha dan Berlian Tiga Warna yang Anda
baca!

Pertemuan 2
Cerita Fantasi 1

Pangeran Maut
Karya Alis W

“Kerja bagus Sai!” seru Mega, kakak perempuanku. “Sepertinya aku harus lebih berhati-hati sekarang”
ucapnya seraya mengedipkan sebelah matanya. “Kau benar Meg. “Sai seperti penguasa rantai makanan
teratas ketika bertarung” komentar kak Bagor. Dia kakak laki-lakiku sekaligus anak pertama. Aku
hanya tertawa masam. Tentu saja aku harus bertarung dengan baik, agar kalian berdua tidak
mengulitiku. Batinku kesal. Meskipun sudah kuketahui bahwa kakak perempuanku yang berotak
mes*m itu bisa membaca pikiranku dengan mudah. “Ayolah Sai. Kami berdua bukan kanibal atau
sejenisnya. Hanya saja kau adalah adik tertampanku dan begitu mulus” ujarnya diselingi tawa. “Kali ini
aku sepakat denganmu Meg” ya Tuhan! Bahkan kak Bagor setuju dengan pendapat si mes*m itu. Aku
bergidik ngeri menatap pedang di tangan mereka.

“Cukup main-mainnya” terdengar suara berat dan cukup tegas dari samping kiri kami. Itu Ayah kami,
Rough. Kami tidak pernah tahu nama belakangnya karena kami pun tidak pernah memakai nama
belakang kami. Aku bernafas lega, Ayah telah menyelamatkan hidupku dari si mes*m Mega dan si
cerewet Bagor. Oh, jangan berpikir kakakku Mega mata keranjang atau apapun, aku menyebutnya
mes*m karena dia selalu menciumku dan kak Bagor ketika kami mau tidur. Terlepas dari semua tugas
kami untuk berburu iblis, dua kakakku ini sangat protektif terhadapku. Ayah selalu menugaskan kami
bersama-sama.

Kami sedang mengendarai mobil menuju ke utara meninggalkan Morhan, kota kecil kami. Aku masih
mengunyah permen karetku dengan hikmat dan berseni tentunya dalam menciptakan balon. Kak Mega
sedang mengasah belati kesayangannya. Kak Bagor? Oh jangan tanya, karena dia sedang kencan ala
pengemudi. Tentu saja dia adalah sopirnya.

Dalam keheningan sore yang hampir memudar, aku mendengar hantaman keras di bagian depan
mobil. “Sh*t! Seseorang tertabrak. Lagipula orang gila macam apa yang berjalan kaki di tempat seperti
ini!” seru kak Bagor. Dia keluar dari mobil. “Oh ya Tuhan! Tidak ada siapapun di sini. Dia hilang” kak
Mega segera keluar. Kulihat mereka berdua sedang membicarakan sesuatu, sangat serius. “Huh, pasti
iblis” tukasku.

Tiba-tiba dua orang berperawakan tinggi muncul dari balik pepohonan dengan sangat cepat, melejit
seperti angin. Menyerang kakakku. Kak Mega spontan menarik pedang dan menebas ke arah iblis
bertampang manusia yang menyerangnya. Tapi meleset. Iblis itu telah melompat mundur. Tak tinggal
diam, kak Mega maju dan mengayunkan pedangnya dengan indah, permainan pedang kak Mega sangat
menghiburku. Sedangkan kak Bagor lebih memilih adu tinju dengan iblis yang menyerangnya. Kak
Bagor meninju rahang iblis itu dengan keras, hingga si iblis muntah darah. “Pukulan beracun heh!”
ucap si iblis setengah terbatuk. Kak Bagor tersenyum miring. Kemudian melompat maju dengan
gerakan seperti seorang balerina, dia sudah berada di belakang si iblis. Melingkar tangannya yang
keras seperti besi ke rahang si iblis, memisahkan kepala menjijikkan itu dari tubuhnya dalam waktu
dua detik. Awesome! Aku hampir berteriak kegirangan. Uuhk.. Wajah asli iblis itu membuatku ingin
muntah. Kulit hitamnya licin dan berlendir, ada tanduk di kepalanya. Di lain sisi, kak Mega mencabut
pedangnya yang menancap sempurna di jantung makhluk sialan itu, membuat si iblis hangus menjadi
debu. Kak Mega pasti telah menaburkan bubuk mercu di pedangnya. Mereka membunuh iblis itu
dalam waktu lima menit!

“Apa kau ingin melihat kami mati? Kerjaannya hanya menonton!” racau kak Bagor seperti biasa. Dia
sungguh mewarisi sifat ibu. Aku menatap kak Mega, mengharap pembelaan. Tetapi dia malah
menatapku tajam. “Ayolah, mereka haya dua iblis. Lawan yang seimbang bukan?” mereka berdua
menatapku lagi, seolah bisa membaca apa yang mereka pikirkan. “Lagipula iblis morju tidak terlalu
RPP Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VII Gasal 2018-2019 9
berbahaya” ucapku santai. Hasilnya, dua sentilan mendarat di hidungku. “Aww.. Baiklah, baiklah, aku
minta maaf” kak Bagor langsung tertawa melihat wajah cemberutku. Dan kak Mega, dia mengusap
kepalaku penuh sayang. Yap! Aku masih 13 tahun, jadi mereka tidak pernah memperlakukanku seperti
seorang pria sejati. Miris bukan? Ah, tapi aku menikmatinya.

Malam menjemput kedatangan kami di kota ventasima, surganya musafir. Terletak di antara kota
Norland dan Zuech, dua kota metropolitan yang sangat maju dan makmur. Cahaya bulan di langit
berpendar keperakkan. Hanya ada beberapa bintang di sana. Kak Bagor memarkirkan mobil di garasi
apartemen yanng sudah Ayah persiapkan. Kali ini Ayah tidak akan memantau kami. Beliau sedang
dalam urusannya sendiri yang menurutku sangat penting. Biasanya Ayah akan mengunjungi kami
walau kerjaannya sedang menggunung. Aku langsung menuju ke kamarku di lantai dua. Tiga hari
belakangan, kami terus berburu. Waktu tidurku seolah disita. Aku benar-benar letih. Tanpa
membereskan barang bawaanku atau membersihkan diri, aku sudah menutup mataku yang berat.
Kudengar derap langkah memasuki kamarku. Benar saja, dua kecupan mendarat mulus di keningku.
“Selamat tidur adikku sayang” ucap mereka berdua.

Kurasakan ketidaknyamanan di area mataku, seperti sebuah benda panas sedang menari-nari di sana.
Aku meracau tak jelas. “Bangunlah adikku sayang, ini sudah jam delapan. Kau tidak ingin terlambat ke
sekolah barumu kan?” suara halus kak Mega terdengar merdu di gendang telingaku. Aku perlahan
bangun, menuju kamar mandi.

Sepuluh menit kemudian ritual mandiku selesai. “Sejak kapan kak Mega rajin merapikan kamar
adiknya?” tanyaku, menggoda kakakku ketika kami sedang sarapan. Dia menahan potongan terakhir
roti lapisnya menggantung di udara. “Kakak tidak melakukannya. Kemarin hari yang sangat berat”
ucapnya kemudian melahap roti lapisnya. “Tapi kamarku sangat rapi dan bersih. Seolah ada yang
membersihkannya semalam” ucapku agak kesal. Aku tak pernah menyimpan rahasia apapun dari
kedua kakakku. Bila ada hal aneh sekecil apapun yang terjadi, mereka berdualah yang akan menjadi
tempatku berbicara. “Kau yakin adik kecil?” kali ini kak Bagor yang angkat bicara. Dia sangat
menghargai makanannya. Hal itu menyebabkan dia selalu diam setiap menikmati makanannya. Tapi
tidak bila hal yang dibicarakan itu mengenai diriku. Aku mengangguk kecil. “Aku selalu terjaga seperti
biasa, dan tadi malam, dua kali aku mengunjungi kamarmu. Tak ada yang mencurigakan”. “Apa kau
yakin, kak?” tanya kak Mega. “Iya. Menjelang pukul 4 pagi, barulah aku tidur”. Aku menatap mereka
berdua secara bergantian.
Biasanya, kak Bagor yang selalu pandai menganalisa sebuah masalah. Tapi mungkin dia letih. Suasana
sarapan seakan mencekam. “Hahahaa… Oh, lihatlah wajah serius kalian” tawa kak Mega pecah. Aku
dan kak Bagor menatapnya tajam. “Baiklah tuan-tuan, sebenarnya hamba yang merapikan kamar tuan
Kisai pukul 5 tadi” ujarnya diselingi tawa hingga wajahnya merah. “Kau ini” sungut kak Bagor.

“Soal kejadian kemarin, mengapa bau iblis itu tidak tercium ya?” tanya kak Mega. “Tentu saja tidak,
mereka pasti mengkonsumsi vanili” ucapku. “Aku melihat darah kedua iblis itu sangat encer” kak
Bagor tampak manggut-manggut. Sepertinya dia sudah menyadari hal tersebut. “Ayo berangkat adik
kecil. Kamu harus bertemu teman barumu” ucap kak Mega penuh semangat.

“Selamat bersenang-senang adik kecil!” setelah mengatakan hal itu, kak Mega langsung meninggalkan
aku di depan gerbang sebuah bangunan yang bernama sekolah. Huh! Syukurlah, dia tidak
mengecupku. Ah, dan mengapa dia berucap seperti itu, yang benar saja. Apakah di sekolah ini aku akan
diajari cara bertarung? Sangat aneh.

“Permisi, saya Sai murid pindahan” ucapku kepada wanita di balik meja resepsionis. Baunya sangat
tajam, bau daging busuk dan tanah pekuburan. Ayolah belum sepuluh menit di sekolah baruku dan aku
sudah bertemu dengan iblis grave. Sekarang aku mengerti maksud kak Mega. “Saya sudah menerima
semua berkas anda. Ini jadwal kelas anda dan kunci loker anda” ucapnya. “Terimakasih” aku hendak
melangkah pergi, “Sai, aku harap kita bisa bekerja sama. Aku di pihak yang benar dan kau tahu itu”
ucapannya seolah mendesis di telingaku. “Jangan harap aku mau percaya iblis sepertimu” tukasku,
kemudian menjauh, mencari kelas pertamaku. Sejarah.

Hari-hariku berjalan seperti biasanya. Aku lebih fokus ke sekolah. Sedangkan kedua kakakku
senantiasa mengerjakan pekerjaan berburunya. Aku ingin sekali bergabung tetapi, kepindahanku ke
sini tepat pada tahun ketiga aku di sekolah menengah pertama. Mau tidak mau, aku harus belajar agar
bisa lulus. Dalam kesibukannya yang padat, kak Mega masih selalu membersihkan kamarku.

RPP Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VII Gasal 2018-2019 10


Sejujurnya aku tidak mau merepotkan kakakku, karena pekerjaannya pasti sangat melelahkan. Maka
kuputuskan untuk bangun lebih pagi agar mencegah kak Mega membersihkan kamarku.

Pukul 04:35, aku sudah terbangun. Aku hendak mengambil sapu di lantai bawah. Langkahku terhenti
oleh derap langkah yang menuju kamarku dari arah jendela. Pendengaranku memang sangat peka, aku
bisa mendengar pada jarak 10 meter. Salah satu keistimewaan pemburu iblis, begitu juga dengan
penciumanku. Langkah kaki itu semakin cepat dan ada bau iblis vernon. Segera kuraih belati dan
sebuah tombak, aku senang menggunakan kedua benda ini. Aku bersembunyi di balik tirai yang
melapisi dinding kamarku sebelah barat, gelap karena lampu kamarku memang sengaja kumatikan
sebelum tidur.

Bau iblis vernon itu semakin menyengat. Jendela kamarku terbuka dengan sendirinya. Seorang laki-
laki berambut merah menyala melangkah masuk ke kamarku bersama dua orang lainnya. Seorang
lelaki kurus tinggi dengan bola mata kiri yang tidak normal dan seorang perempuan berambut ungu
dengan tongkat di tangan kirinya. Kulit perempuan itu seperti kulit ayam, kukunya hitam panjang
sekelam bola matanya. Rambut ungunya dilipat ke atas. Perempuan itu pasti seorang penyihir. Tapi,
sejak kapan kaum penyihir bekerja sama dengan iblis vernon. Si iblis berambut merah tadi mengacak
tempat tidurku frustasi. Sepertinya dia bisa mencium bauku tapi tidak tahu tempatku bersembunyi.
Jangan tanyakan, mengapa penglihatanku sangat baik dalam gelap. Aku dianugerahi kemampuan yang
sangat langka.

Waktu itu, ibuku sangat menginginkan seorang anak laki-laki meskipun tahu hal itu mustahil terjadi,
Ibu bersikeras untuk memiliki seorang anak lagi. Mungkin ibu merasa sepi karena kak Baron dan kak
Mega tinggal dan belajar di sebuah asrama. Mereka bersekolah di sana. Hanya keturunan dan calon
pemburu iblis yang diperbolehkan bersekolah di tempat itu.

Tiga bulan kemudian ibuku mengandung. Semua orang bahagia. Tapi kebahagiaan itu tidak bertahan
lama. Nenekku yang seorang penyihir, mendapat ramalan bahwa aku dilahirkan tepat pada malam
bulan purnama beku, bersamaan dengan lahirnya putra iblis. Hal itu berarti salah satu dari kami akan
mati, dan barangsiapa yang hidup, dialah yang akan menjadi pangeran maut. Senjata terbesar bagi
kaumnya. Semua anggota keluargaku sangat sedih, karena kemungkinan untukku hidup sangat kecil.
Mengingat ibuku adalah manusia normal tanpa embel-embel penyihir atau pemburu, garis keturunan
ibu benar-benar bersih. Normal.

Tibalah waktu aku dilahirkan, ramalan nenek terjadi. Malam itu purnama beku menghiasi langit yang
gelap tanpa bintang, mengedarkan cahaya peraknya ke segala arah. Semua keluarga berada dalam
penyakit cemas akut. Aku selamat, aku bernafas tapi tidak bergerak sedikitpun. Aku seolah membeku.
Keadaan itu berlangsung hingga dua minggu. Begitulah, aku selamat dan putra satu-satunya raja iblis
meregang nyawa bahkan sebelum keluar dari rahim ibunya yang juga iblis. Itulah mengapa aku
memiliki kemampuan khusus. Aku bisa sihir dan bertarung. Seolah akulah keseimbangan dari ketiga
kalangan, pemburu, penyihir dan iblis.

Si penyihir yang dari tadi diam kini mulai merapalkan mantra. Manik hitamnya berubah menjadi putih
pucat. Aku tahu itu adalah mantra pelacak. Huh, aku tak sebodoh itu penyihir. “Hei bocah nakal
keluarlah! Aku tahu kamu di sini” ucapnya kasar. Dua temannya berhenti mencari dan berdiri di
tempatnya masing-masing. Kuayunkan tanganku ke arah kaki si penyihir, lantai kamarku ambruk dan
membawanya jatuh ke bawah, aku menyegelnya. Dengan begitu dia tidak bisa merapalkan mantra
konyolnya lagi. Kini giliranku bermain dengan dua iblis vernon.

Aku beranjak keluar dari tempat persembunyianku secepat kilat, dan menyalakan lampu. Dua iblis
vernon itu semakin terkejut, padahal aku hanya menyegel penyihir kesayangannya. Mereka
menyeringai, menatapku tajam. Seakan ingin membunuhku dengan tatapan itu. Aku tersenyum miring.
“Apa yang menyebabkan paduka raja mengunjungi kediaman Kisai kecil ini?” tanyaku. “Jadi kau sudah
tahu siapa aku!” serunya antusias. “Tentu saja aku datang untuk mengambil yang seharusnya kumiliki”
jawabnya berapi-api. “Aku tidak mengerti maksud paduka” ucapku pura-pura polos. Tentu saja aku
tahu kalau dia menginginkan jantungku untuk anaknya. Merasa dipermainkan si raja iblis itu
mengerling kepada penasihat setianya. “Murdog, habisi keparat kecil ini” mendengar titah tuannya,
Murdog langsung maju menyerangku. Aku berhasil mengelak tiga serangannya. “Kini giliranku, orang
tua” ucapku seraya melompat kedepan dan mengunci tangannya tanpa senjata. Murdog menendang
lututku keras, posisiku yang berhadapan langsung dengannya membuatku tersungkur. Dia melejit
seperti angin dengan pedang terhunus ke arahku. Maaf, Murdog membunuhku tak semudah yang kau
RPP Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VII Gasal 2018-2019 11
pikirkan. Aku mengambil bubuk bunga api dengan cekatan melemparnya tepat di wajah Murdog dan
menendang pergelangan tangannya. Pedangnya terpental jauh, kulitnya meleleh mengeluarkan lendir
menjijikkan akibat bubuk bunga apiku. Dia meracau tak jelas, masih berusaha menyerang. Aku
menatapnya kesal, bola matanya hampir keluar. Kutinju perutnya bagian bawah hingga ia terlempar
jauh kemudian merosot jatuh dalam lubang si penyihir tadi. Aku mendengar jeritan keras si penyihir.
Pasti dia melihat Murdog suaminya mati mengenaskan.

“Ternyata aku salah karena meremehkanmu bocah kecil” ucap raja iblis. “Siapa namamu?” tanyaku.
“Hahahaa.. Biarkan aku memperkenalkan diri. Aku zekot Vernonia, penguasa dari tanah iblis”
jawabnya tegas dan sombong. “Tak perlu mengenalkan diri, aku tahu kau adalah Sai. Bocah yang
mencuri nyawa putraku” selepas berkata itu Zekot langsung menyerangku tanpa ampun. Dia sungguh
bernafsu ingin membunuhku. Mata merahnya menyala kebencian, dan oh, aku sangat muak mencium
bau iblis ini dari dekat.

“Waow, pelan-pelan kakek. Kau bisa encok” ucapku membuat Zekot naik pitam. Aku membiarkannya
bersenang-senang sebentar, 10 menit kemudian kurapalkan mantra mematika dan dengan belati
peninggalan kakek, aku menusuk tepat di jantung Zekot ketika dia memojokkanku di sudut kamar
yang lebih mirip kapal pecah. “Kau telah membuat kesalahan besar dengan menyebut namamu”. “Si-
siapa kau?” tanya Zekot. Nafasnya hampir hilang. “Aku Kisai Viroz, pangeran mautmu” . Zekot
tersungkur lemah dengan belati di jantungnya. Kulitnya berubah jadi abu hitam meninggalkan rangka.
Kedua kakakku datang dan memelukku, aku tahu mereka juga baru saja selesai bertarung dengan
iblis-iblis di sekitar apartemen kami. Akhirnya kami bisa kembali ke Morhan.

Sumber: cerpenmu.com

Cerita Fantasi 2

Lulu Si Lampu Jalan


Oleh : Eni Lestari
Lulu adalah lampu yang diletakkan di pinggir jalan Delima, bersebelahan dengan Toto, si tong sampah.
Ia ditempatkan di sana untuk menerangi jalan Delima saat malam hari.
Akhir-akhir ini, Lulu merasa ada yang aneh dengan tubuhnya. Ia merasa sangat lelah. Sinarnya juga
meredup. Lulu pun menceritakan kegundahannya pada Toto.
“Sepertinya bola lampumu harus diganti. Sudah lama tidak diganti, kan?”
Lulu mengingat kapan terakhir kali bola lampunya diganti. Ya, Pak Syahdan, ketua RT daerah ini
mengganti bola lampunya enam bulan lalu.
“Benar juga. Semoga Pak Syahdan sudah menyiapkan bola lampu pengganti untukku.”
“Ya, semoga saja. Kasihan orang-orang yang lewat jalan ini kalau malam. Mereka suka ketakutan
karena jalan ini gelap.”
Lulu mengangguk sambil menatap langit. Langit berubah kelam. Sebentar lagi malam, waktunya Lulu
menjalankan tugas sebagai penerang jalan Delima.
Tiba-tiba saja, Lulu merasa tubuhnya kesemutan. Lalu… byar! Bola lampunya menyala. Rupanya Pak
Syahdan sudah menekan sakelar yang terhubung dengannya.
Lima menit setelah menyala, Lulu merasa sinarnya meredup. Ia mencoba menguatkan sinarnya.
Hasilnya lampunya bersinar terang sekali. Rasanya malah lebih terang daripada sebelumnya.
“Sinarmu sangat menyilaukan, Lulu.” Toto menyipitkan matanya saat melihat Lulu.
“Aku sedang berusaha agar sinarku tidak mati.”
“Tapi, kalau kamu mengerahkan segenap sinarmu, bisa-bisa sinarmu tidak bertahan lama. Kamu tidak
akan bertahan sampai besok pagi.”
Lulu tidak menghiraukan kata-kata Toto. Walau lelah, ia berusaha bersinar seterang mungkin. Apalagi
malam ini mendung. Kalau sinarnya meredup, jalan Delima akan terlihat gelap. Lulu tidak mau itu
sampai terjadi.

RPP Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VII Gasal 2018-2019 12


Sekitar pukul delapan malam, Selma memasuki jalan Delima. Gadis itu tinggal di ujung jalan. Tiap hari
ia melewati jalan Delima, sepulangnya bekerja dari toko kue.
Selma lewat di depan Lulu. Lulu mempertahankan nyala lampunya seterang mungkin. Tiba-tiba ia
merasa ada yang aneh dengan tubuhnya. Lalu… pet! Sinar lampunya tiba-tiba mati.
“Apa yang harus kulakukan? Sinarku mati!” bisik Lulu pada Toto gelisah.
“Daya bola lampumu sudah sampai batasnya. Karena itu, sinarmu mati.”
Lulu menghela napas sedih. Ia melihat Selma terkejut karena tak ada yang menerangi jalannya.
“Tempat ini gelap sekali. Aku tidak bisa melihat apapun!” ucap Selma takut. Ia kemudian merogoh
tasnya. “Untunglah aku membawa korek api yang ada senternya.” Selma berjalan sambil menyorotkan
sinar dari korek api yang dibawanya.
Tak berapa lama, muncul Pak Nuril. Ia tinggal di dekat pos kamling. Tiap hari ia pulang dan pergi
bekerja mengendarai sepeda tuanya.
“Gelap sekali di sini,” keluh Pak Nuril. Ia mengaduh saat sepedanya tak sengaja terantuk batu.
Untunglah Pak Nuril sigap mengendarai sepedanya, sehingga ia tidak terjatuh.
“Sudah dua orang yang kesulitan gara-gara aku. Apa yang harus kulakukan?” ucap Lulu sedih.
“Tunggulah sampai besok. Semoga Pak Syahdan lekas mengganti bola lampumu,” hibur Toto.
Namun, keesokan harinya, Pak Syahdan tak kunjung mengganti bola lampu Lulu. Ternyata Pak
Syahdan sedang keluar kota. Lulu mendengar kabar itu dari Bu Emi yang hendak berangkat ke pasar.
Lulu jadi cemas. Selama ini cuma Pak Syahdan yang peduli padanya. Ia yang mengganti bola lampu
Lulu, menghidupkannya ketika menjelang petang, dan mematikannya ketika pagi hari.
Malam pun tiba. Jalan Delima jadi gelap sekali. Beberapa orang mengeluh tak bisa melihat dengan
jelas. Bahkan Bisma, anak Pak Nuril lari terbirit-birit begitu melewati Lulu. Mungkin Bisma merasa
melihat hantu. Padahal, tidak ada apa-apa di dekat Lulu.
Lulu terus mencoba menyalakan sinarnya. Sungguh usaha yang tidak mudah. Lulu sampai kelelahan
dibuatnya.
“Usahamu sia-sia saja, Lulu. Daya bola lampumu sudah habis,” ujar Toto.
“Aku tidak boleh putus asa. Aku akan terus mencoba,” ucap Lulu optimis.
Tepat tengah malam, Lulu mendengar suara ingar bingar. Ia mendengar suara derap langkah dan
teriakan, “Maling! Maling!” dari kejauhan.
Di antara keremangan malam, Lulu melihat seseorang datang. Orang itu bersembunyi di balik Toto.
“Jangan-jangan orang ini maling?” bisik Toto pada Lulu.
Lulu memerhatikan orang itu. Gerak-geriknya mencurigakan. “Aku akan berusaha menghidupkan
sinarku agar orang ini ketahuan!”
Lulu mengerahkan tenaga untuk menyalakan sinarnya. Tiba-tiba saja, percik sinar muncul. Lulu
berusaha lagi. Kini, sinarnya berkedip-kedip. Beberapa orang yang melihatnya segera mendekati Lulu.
Maling yang sembunyi di balik Toto langsung lari keluar. Tapi, ia sudah keburu ketahuan. Orang-orang
itu langsung menangkapnya.
Karena kelelahan, sinar Lulu langsung mati saat itu juga. Saat itulah, Pak Syahdan mendekati Lulu.
Rupanya ia sudah pulang dari luar kota.
“Untunglah malingnya sudah tertangkap. Lampu jalan ini sangat berjasa, walau sinarnya cuma
berkedip-kedip. Aku harus mengganti bola lampunya besok.”
Keesokan harinya, Pak Syahdan mengganti bola lampu Lulu. Saat dicoba, sinarnya sangat terang. Lulu
tidak perlu bersusah payah untuk menyalakannya.
“Untunglah, bola lampumu sudah diganti,” ucap Toto.
“Ya, dengan begini aku tidak kelelahan lagi menyalakan sinarku!” seru Lulu gembira. Ia sungguh tidak
sabar menanti malam tiba agar bisa menerangi jalan Delima.
sumber: http://rumahkurcacipos.blogspot.co.id/2016/12/lulu-si-lampu-jalan.html

Kunci Jawaban

RPP Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VII Gasal 2018-2019 13


Tugas Kelompok
Soal:
1. Tentukan struktur dari cerita fantasi Pangeran Maut yang Anda baca!
2. Tuliskan 2 kalimat deksripsi yang Anda temukan dari cerita fantasi Pangeran
Maut yang Anda baca lalu sebutkan objek yang dideskripsikan oleh kalimat
tersebut!
3. Tuliskan 2 kalimat langsung berita, 2 kalimat langsung tanya, 2 kalimat langsung
perintah, dan 2 kalimat tidak langsung. Simpulkan struktur penulisan kalimat
langsung dan tidak langsung yang benar menurut Anda!
4. Bacalah penggunaan huruf kapital, tanda baca koma, dan huruf asing. Simpulkan
penulisan huruf kapital, tanda baca koma, dan huruf asing yang benar menurut
Anda!

RPP Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VII Gasal 2018-2019 14

Anda mungkin juga menyukai