Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

Whole of Government

1) Makna WoG dalam konteks birokrasi kepemerintahan di


Indonesia.

WoG yaitu sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan


yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup yang lebih luas guna
mencapai tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program,
dan pelayanan publik. Hal inilah yang menyebabkan mengapa
WoG dikenal dengan pendekatan Inter-agensi. Konsep WoG
sendiri sering dipandang sebagai perspektif baru dalam penerapan
dan pemahaman koordinasi antar sektor. WoG ini juga memilki
beberapa karakteristik inti yaitu kolaborasi, kebersamaan,
kesatuan, tujuan bersama dan tujuan keseluruhan.

Dalam kepemerintahan di Indonesia, teori WoG sangat penting


diterapkan karena mampu memberikan kemudahan dalam
mendapatkan informasi yang saling berkaitan antar lembaga,
membagi beban kerja, sehngga semua proses pekerjaan yang di
kerjakan akan menjadi lebih efisien karena anda akan
menyelesaikannya secara bersamaan sesuai dengan kemampuan
masing-masing lembaga/institusi.

2) Faktor-faktor yang berpengaruh langsung dengan pendekatan


baru penyelenggaraan pemerintahan yang kolaboratif.

 Faktor Eksternal;

Seluruh penyelenggara birokrasi akan berkolaborasi ketika


ada
ancaman dari luar akaibat dorongan publik

 Faktor Internal;

Ego sektoral sangat berpengaruh dalam penerapan kolaborasi


antar instansi. Sehingga menghambat efektivitas dalam
pelayanan.

 Keberagaman;

Adanya latar belakang yang berbeda antar birokrasi, entah


dalam kebiasaan dalam ber-birokrasi ataupun budaya
mempengaruhi proses peningkatan pelayanan masing-masing
lembaga/institusi.

3) Manfaat yang dapat diambil jika WoG diterapkan dalam birokrasi;

a) Outcomes-focused

Masing-masing lembaga/institusi dalam pekerjaannya akan


berfokus pada outcome masing-masing sektoral. Dengan kata
lain beban kerja akan saling berbagi.

b) Enabling

WoG membuat pemerintah lebih mampu menangani


tantangan kebijakan yang kompleks. Dengan adanya
kolaborasi, apapun permasalahan akan cepat teratasi.

c) Boundary-spanning

Implementasi kebijakan tidak hanya satu instansi, tetapi lintas


instansi

d) Strengthening prevention

WoG mendorong pencegahan terhadap masalah yang mungkin


berkembang lebih jauh.
4) Persyaratan yang harus dipersiapkan seorang pemimpin untuk
menjadi organisasi birokrasi yang best practice

a) Mencontohkan karyanya

Pemimpin harus mampu menilai dirinya sendiri, dia berada di


titik mana dan bagaimana perbandingannya dengan bawahan.
Bukan berarti seorang pemimpin harus menguasai segalanya,
tetapi pemimpin harus bisa mendeklarasikan diri sebagai
orang yang mempunyai nilai. Dengan begitu, bawahan pun akan
merasa yakin terhadap atasannya. Selain itu, pemimpin juga
harus mengekspresikan dirinya kepada bawahan. Bukan
untuk menyombongkan diri melainkan untuk memupuk
kepercayaan bawahan.

b) Menantang proses

Pemimpin yang tidak mempunyai insiatif apapun tidak akan


pernah mendapat kepercayaan bawahan. Mereka akan
berpikir bahwa pemimpin tidak tanggap terhadap keadaan
dan tidak mampu menghadapinya. Menantang proses adalah
langkah yang harus diambil untuk menunjukkan bahwa
andalah pemimpinnya.

c) Menginspirasikan visi bersama

Untuk memutuskan tempat tujuan, seorang pemimpin harus


melihat berbagai probabilitas dan melibatkan orang-orang
yang akan diajak untuk mencapai visi tersebut. Visi organisasi
yang tidak merangkum visi para bawahannya hanya akan
menjadi sebuah tulisan di atas kertas.

d) Memungkinkan orang lain bertindak.

Untuk menempuh tujuan yang telah ditetapkan bersama,


seorang pemimpin harus membagi step-step pencapaian untuk
masing-masing bawahan sesuai dengan kompetensinya
masing-masing. Anda bukan seorang pemimpin jika
melakukan segalanya sendiri, sehebat apapun Anda,
menghargai bawahan dengan mengapresiasi kemampuannya
adalah cara terbaik untuk memikat mereka.

e) Menyemangati mereka

seorang pemimpin harus memberikan perhatian kepada


bawahannya. Perhatian ini bisa berkaitan dengan pekerjaan
ataupun kehidupan pribadi bawahan. Namun, tentu saja
untuk hal pribadi harus masih dalam batas kewajaran. Perhatian
akan menumbuhkan semangat bagi bawahan untuk
memberikan yang terbaik, tidak bisa tidak karena seorang
bawahan hakikatnya mengharapkan pimpinan percaya
terhadap kemampuannya dan mengharapkan hasil terbaik
atas pekerjaannya.

5. Pelayanan Satu Atap ( SAMSAT ) Didalam pelayanan satu Atap


Samsat terdapat kolaborasi antar instansi yang sangat jelas
didalamnya, kolaborasi praktek manajemen di Kantor pelayanan
SAMSAT sangat membantu kemudahan proses pengurusan surat-
surat kendaraan bermotor masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai