Anda di halaman 1dari 7

BAHAN AJAR

GEOGRAFI

MATERI
KLASIFIKASI IKLIM

OLEH: RESTU AGUS PRAPSILO, S.Pd.

SMA NEGERI 1 PENUKAL UTARA


KLASIFIKASI IKLIM
Terjadinya iklim yang bermacam-macam di muka bumi, disebabkan oleh rotasi dan revolusi
bumi serta adanya perbedaan garis lintang. Beberapa macam iklim, antara lain sebagai
berikut:

1. Iklim matahari
Klasifikasi iklim matahari, didasarkan pada banyak sedikitnya sinar matahari yang diterima
oleh permukaan bumi. Tempat-tempat yang lintangnya tinggi lebih sedikit daripada tempat-
tempat yang lintangnya rendah. Berdasarkan iklim matahari, bumi dibagi menjadi empat
daerah iklim, yaitu sebagai berikut:
a. Daerah iklim tropis : 0o – 23,5 o LU/LS
b. Daerah iklim sub tropis : 23,5 o – 40 o LU/LS
c. Daerah iklim sedang : 40 o – 66,5 o LU/LS
d. Daerah iklim dingin : 66,5 o – 90 o LU/LS

2. Iklim Koppen
Pengelompokan iklim Koppen berdasarkan indikator vegetasi. Artinya, vegetasi merupakan
tanda atau indikator dari kondisi iklimnya. Koppen membagi iklim dunia menjadi iklim A, B,
C. D, dan E.

a. Tipe iklim A, adalah iklim hujan tropis dengan suhu udara pada bulan bulan
terdinginnya mencapai lebih dari 18 o C (64,4o Fahrenheit). Indikator vegetasinya
adalah adanya tumbuhan yang peka terhadap suhu tinggi (megatherma) seperti
berbagai jenis palma (kelapa, nipah dan lain-lain). Subregion dari iklim A adalah
iklim Af, Aw, Am, Aw’, Aw”, As. Ketiga iklim pertama yaitu Af, Am, dan Aw lebih
sering muncul, sehingga dalam pembahasan diarahkan pada ketiga subregion iklim
tersebut. Iklim Af adalah tipe iklim tropik basah (Tropical wet climate) dengan
endapan hujan pada bulan-bulan terkering sekurang-kurangnya 60 milimeter (2,4
inchi). Tipe iklim Aw adalah tipe iklim basah tropik (tropical wet and dry climate).
Ciri tipe iklim ini adalah memiliki curah hujan di bawah 60 milimeter sekurang-
kurangnya satu bulan. Tipe iklim Am adalah tipe iklim basah tropis dengan musim
kering yang singkat (tropical wet with short dry climate). Ciri tipe iklim ini adalah
memiliki kesamaan dengan Af dalam jumlah endapan hujannya tetapi penyebaran
musimnya menyerupai Aw. Endapan hujan pada tipe iklim Am di bawah 60 mm
dalam bulanbulan terkering.

b. Tipe iklim B, adalah iklim kering (dry climate). Iklim kering terjadi karena jumlah
penguapan lebih besar atau sama dengan jumlah hujan yang diterima. Karena itu,
tidak ada kelebihan air yang dapat disimpan, sebab semuanya diuapkan kembali. Di
daerah ini biasanya tidak ditemukan sungai permanen.

c. Tipe iklim C, adalah tipe iklim mesothermal atau iklim lintang sedang yang
dipengaruhi oleh lautan. Ciri tipe iklim ini adalah rata-rata suhu dalam bulan-bulan
terdingin lebih kecil daripada 18o Celcius, tetapi masih di atas – 3o Celcius. Sementara
itu, rata-rata suhu bulan-bulan panasnya lebih besar daripada 10o Celcius. Seperti tipe
iklim lainnya, tipe iklim C terbagi dalam tiga subregion, yaitu Cf, Cw, dan Cs. Tipe
iklim Cf adalah tipe iklim C yang tidak memiliki musim kering. Perbedaan antara
bulan-bulan kering dan basah sangat kecil dan bulan-bulan kering dalam musim panas
masih menerima hujan lebih besar dari 30 milimeter. Tipe iklim Cw adalah tipe iklim
C yang kering selama musim dingin dan jumlah hujan dalam musim panas terbasah
adalah sekurang-kurangnya sama dengan sepuluh kali jumlah hujan selama bulan
musim dingin yang kering. Tipe Iklim Cs adalah tipe iklim C yang kering selama
musim panas dan jumlah hujan dalam bulan musim dingin sekurang-kurangnya sama
dengan tiga kali jumlah hujan dalam musim panas terkering, sedangkan musim panas
terkering masih menerima hujan kurang dari 30 milimeter.
d. Tipe iklim D, adalah tipe iklim mikrothermal atau iklim lintang sedang yang
dipengaruhi oleh daratan. Ciri tipe iklim ini adalah memiliki ratarata suhu bulan-bulan
terdingin di bawah – 3o Celcius dan rata-rata suhu bulan-bulan terpanas di atas 10o
Celcius. Kenampakan yang dapat diamati di daerah yang bertipe iklim ini adalah
penutupan salju pada lapisan tanah yang beku pada beberapa bulan yang dingin. Tiga
subregion iklim D adalah Df, Dw dan Ds. Iklim Df adalah iklim dingin dengan musim
dingin yang basah. Iklim Dw adalah iklim dingin dengan musim dingin yang kering.
Iklim Ds adalah iklim dingin yang kering selama musim panas.

e. Tipe iklim E, adalah tipe iklim kutub. Ciri tipe iklim ini adalah memiliki rata-rata suhu
pada bulan-bulan terpanas lebih kecil dari 10o Celcius. Iklim ini terdiri atas dua
subregion iklim yaitu iklim Et dan Ef. Iklim Et adalah iklim tundra dengan suhu rata-
rata pada bulan-bulan terpanas masih di bawah 10o Celcius tetapi masih di atas 0o
Celcius. Tipe iklim Ef adalah tipe iklim es abadi. Ciri dari tipe iklim ini adalah rata-
rata suhu semua bulan di bawah 0o Celcius. Kenampakan yang terlihat dari tipe iklim
ini adalah permukaannya yang selalu ditutupi es, sehingga disebut tipe iklim es abadi.
Berdasarkan klasifikasi Koppen, sebagian besar wilayah Indonesia beriklim A, di
daerah pegunungan beriklim C, dan di Puncak Jaya Wijaya beriklim E. Tipe iklim A
dibagi menjadi tiga sub tipe yang ditandai dengan huruf kecil yaitu f, w dan m
sehingga terbentuk tipe iklim Af, Aw, dan Am. Pembagian iklim Koppen secara rinci,
adalah sebagai berikut.
Af = iklim hujan tropic
Aw = Iklim savana tropic
BS = iklim stepa
BW = iklim gurun
Cf = iklim hujan sedang, panas tanpa musim kering
Cw = iklim hujan sedang, panas dengan musim dingin kering
Cs = iklim hutan sedang, panas dengan musim panas yang kering
Df = iklim hutan salju tanpa musim kering
Dw = iklim hutan salju dengan musim dingin yang kering
Et = iklim tundra
Ef = iklim salju
3. Iklim Schmidt – Fergusson
Cara perhitungan pembagian iklim menurut Schmidt-Ferguson berdasarkan perhitungan
jumlah bulan-bulan terkering dan bulan-bulan basah setiap tahun, kemudian dirata-ratakan.
Untuk menentukan bulan basah dan bulan kering menggunakan metode Mohr. Menurut
Mohr, suatu bulan dikatakan:
a. bulan kering yaitu bulan-bulan yang curah hujannya kurang dari 60 mm;
b. bulan basah yaitu bulan-bulan yang curah hujannya lebih dari 100 mm;
c. bulan lembab yaitu bulan-bulan yang curah hujannya antara 60 – 100 mm;

Berdasarkan klasifikasi tadi, ditentukanlah jumlah bulan kering dan bulan basah selama
kurun waktu tertentu (S-F menggunakan data iklim selama 10 tahun atau lebih). Hasil
pembagian antara jumlah bulan kering (fd) dengan jumlah tahun data (T) menghasilkan rata-
rata bulan kering (Md) dan hasil pembagian antara jumlah bulan basah (fw) dengan jumlah
tahun data (T) menghasilkan rata-rata bulan basah (Mw). Hasil bagi antara rata-rata bulan
kering dengan rata-rata bulan basah dikalikan dengan 100 persen menghasilkan nilai Q. Nilai
Q inilah yang menentukan tipe iklimnya, apakah termasuk tipe iklim A, B, C, D, E, F, G, atau
H.
Rumusnya:

Contoh Soal:

Perhatikan data hasil pengukuran curah hujan sebuah wilayah berikut ini!

Jan Feb Mar Apr Mei Jun


120 112 110 49 68 80
Jul Agu Sep Okt Nov Des
45 35 78 105 140 122
Hitunglah nilai Q dari iklim Schmidth fergusson berdasarkan data curah hujan diatas!

Penyelesaian :

Diketahui:
Bulan kering = 3
Bulan Basah = 5
Penyelesaian
Q = 3 / 6 x 100 %
Q = 0,5 x 100 %
Q = 50 %
Q = 50 ( dijadikan angka desimal)
Lihat tabel tipe iklim menurut Schmidt-Ferguson, angka Q=50 terdapat pada tipe iklim C yaitu antara 0,333 -
0,600. Jadi, klasifikasi iklim kota tersebut menurut Schmidt-Ferguson adalah tipe iklim C = agak basah
4. Iklim F. Junghuhn
Junghuhn mengklasifikasi daerah iklim di Pulau Jawa secara vertikal sesuai dengan
kehidupan tumbuh-tumbuhan, yaitu sebagai berikut.
a. Daerah panas atau tropis
Tinggi tempat : 0 - 600 m di atas permukaan laut.
Suhu : 26,3o C – 22o C.
Tanaman : padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa, coklat.
b. Daerah sedang
Tinggi tempat : 600 m - 1500 m di atas permukaan laut.
Suhu : 22o C - 17,1o C.
Tanaman : padi, tembakau, teh, kopi, coklat, kina, sayur-sayuran.
c. Daerah sejuk
Tinggi tempat : 1500 - 2500 m di atas permukaan laut.
Suhu : 17,1o C - 11,1o C.
Tanaman : kopi, teh, kina, sayur-sayuran.
d. Daerah dingin
Tinggi tempat : lebih dari 2500 m di atas permukaan laut.
Suhu : 11,1o C - 6,2o C.
Tanaman : Tidak ada tanaman budidaya.

Anda mungkin juga menyukai