Nutrisi Bagi Ibu Menyusui
Nutrisi Bagi Ibu Menyusui
PENDAHULUAN
1
4. Apa dampak yang ditimbulkan jika ibu kekurangan zat gizi saat sedang
menyusui?
5. Bagaimana contoh makanan yang tepat bagi ibu menyusui untuk
memenuhi gizi yang seimbang?
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
3
perkembangan bayi sehat dan nutrisi yang seimbang dan sempurna untuk tumbuh
kembang bayi.
4
5. ASI lebih higenis dibandingkan dengan susu lain
ASI yang tersimpan di payudara ibu akan menjaga keadaan ASI steril dengan
suhu yang tepat sesuai kebutuhan sang buah hati. Kesterilan dari susu yang
memerlukan alat bantu berupa botol dot perlu dipertimbangkan, karena dalam
proses pembuatan susu dan memasukan ke dalam botol ada banyak kemungkinan
bahwa susu telah tercemar dengan kuman.
6. ASI menjadi pelindung yang baik
ASI menjadi pelindung yang baik untuk sang bayi dari berbagai penyakit atau
insiden seperti kematian bayi secara mendadak, gangguan pencernaan, diare,
infeksi telinga, dan lain-lain.
7. ASI akan berubah sesuai kebutuhan bayi
ASI memiliki cara kerja yang sangat unik, karena dengan sendirinya
komponen ASI akan berubah sesuai dengan kebutuhan dan usia sang bayi.
8. ASI merupakan pelindung dari berbagai alergi makanan
ASI juga mampu memberi rangsangan kepada sang bayi agar kebal terhadap
berbagai bahan makanan. Namun, keragaman dan keseimbangan makanan yang
dikonsumsi oleh sang ibu juga menentukan kualitas ASI yang diproduksi.
9. ASI makanan yang tepat untuk bayi
ASI sangat penting terutama untuk bayi yang berusia 0-6 bulan, karena di
usia ini ASI merupakan makanan wajib bagi bayi untuk perkembangan dan
pertumbuhan tubuh.
10. ASI bermanfaat untuk ibu dan bayi
Manfaat ASI tidak hanya untuk sang bayi akan tetapi untuk sang ibu , karena
dengan menyusui sang ibu dapat melepaskan ketegangan yang ada pada
payudaranya. Selain itu memperkecil resiko sang ibu terkena kanker ovarium
dibandingkan dengan wanita yang tidak memberikan ASI.
5
1. Makanan
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan ibu, karena
kelenjar pembuat ASI tidak dapat bekerja dengan sempurna tanpa makanan yang
cukup. Untuk membentuk produksi ASI yang baik, makanan ibu harus memenuhi
jumlah kalori, protein, lemak, vitamin, dan mineral yang cukup. Bahan makanan
yang tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh ibu menyusui adalah:
a. Makanan yang merangsang, seperti: cabe, merica, jahe, kopi, alkohol.
b. Makanan yang membuat kembung, seperti : ubi, singkong, kol, sawi dan daun
bawang.
c. Bahan makanan yang banyak mengandung gula dan lemak.
2. Emosi dan keadaan psikis
Emosi dan keadaan psikis ibu sangat mempengaruhi refleks pengaliran susu.
Karena refleks ini mengontrol perintah yang dikirim oleh hipotalamus pada
kelenjar bawah otak. Bila dipengaruhi ketegangan, cemas, takut, dan
kebingungan, air susu pun tidak akan turun dari alveoli menuju puting. Hal ini
sering terjadi pada hari-hari pertama menyusui ketika refleks pengaliran susu
belum sepenuhnya berfungsi. Refleks pengaliran susu dapat berfungsi baik
apabila ibu merasa rileks, tenang, tidak tegang, dan tidak cemas. Mendengar suara
tangis bayi atau memikirkan bayi bisa menyebabkan refleks pengaliran susu
bekerja, sehingga susu pun bisa memancar.
3. Penggunaan alat kontrasepsi
Pada ibu yang sedang menyusui, penggunaan alat kontrasepsi hendaknya
diperhatikan karena pemakaian kontrasepsi yang tidak tepat dapat mempengaruhi
jumlah produksi ASI.
4. Perawatan payudara
Perawatan payudara bisa dilakukan sejak masa kehamilan. Karena perawatan
yang benar akan memperlancar produksi ASI. Dengan merangsang payudara akan
mempengaruhi hipofisis untuk mengeluarkan hormon progesteron, estrogen, dan
oksitosin. Hormon oksitosin akan menimbulkan kontraksi pada sel-sel sekitar
alveoli yang mengakibatkan susu mengalir turun ke arah puting, sehingga bisa
dikonsumsi oleh bayi.
6
5. Anatomi payudara
Bila jumlah lobus dalam payudara berkurang, maka lobulus berkurang
sehingga produksi ASI juga berkurang karena sel-sel acini yang menghisap zat-zat
makan dari pembuluh darah akan berkurang.
6. Fisiologi
Terbentuknya ASI dipengaruhi hormon terutama prolaktin yang merupakan
hormon laktogenik yang menentukan jumlah air susu dan mempertahankan
sekresi air susu.
7. Faktor obat-obatan
Diperkirakan obat-obatan yang mengandung hormon mempengaruhi hormon
prolaktin dan oksitosin yang berfungsi dalam pembentukan dan pengeluaran ASI.
Apabila hormon-hormon ini terganggu, maka akan mempengaruhi pembentukan
dan pengeluaran ASI.
7
BAB III
PEMBAHASAN
8
3. Protein
Penambahan 15-20 gram protein sehari sangat dianjurkan karena adanya
variasi dari tiap individu. Jumlah ini hanya 16 % dari tambahan 500 kal yang
dianjurkan.
4. Suplementasi
Apabila makanan yang dikonsumsi sehari-hari telah seimbang, suplementasi
tidak diperlukan kecuali jika kekurangan satu atau lebih zat gizi.
5. Vitamin dan mineral
Kebutuhan vitamin dan mineral selama menyusui lebih tinggi daripada
selama hamil. Pemenuhan vitamin akan menaikan jumlah vitamin yang
terkandung di dalam ASI. Vitamin sangat baik bagi bayi karena bisa
mengoptimalkan kekebalan tubuh. Sedangkan mineral seperti kalsium sangat
dibutuhkan pada bayi melalui ASI karena tulang pada bayi sedang mengalami
masa pertumbuhan. Oleh karena itu, konsumsi kalsium pada ibu harus
ditingkatkan
6. Aktivitas
Aktivitas dari ibu sebagai penyedia ASI terbaik untuk bayi juga menjadi
pengaruh dalam gizi, semakin banyak aktivitas yang membuat stress akan
mengakibatkan produksi ASI yang tidak maksimal.
9
di atas kebutuhan hariannya. Kebutuhan ini akan jauh lebih banyak lagi apabila
menyusui bayi kembar. Untuk itu dibutuhkan sebesar 700 kkal/hari (6 bulan
pertama menyusui). Untuk 6 bulan kedua menyusui dibutuhkan sekitar rata-rata
500 kkal/ hari dan pada tahun kedua dianjurkan tambahan sebanyak 400
kkal/hari.
2. Protein
Tambahan protein dibutukan sebesar 16 g/hari untuk 6 bulan pertama. Pada 6
bulan kedua dibutuhkan protein sekitar 12 g/hari dan untuk tahun kedua
dibutuhkan sebesar 11g/hari.
3. Zat besi
Terdapat sebanyak 0,3 mg/ hari dikeluarkan dalam bentuk ASI. Oleh karena
itu, perlu penambahan zat besi untuk kebutuhan sehari-hari. Rata-rata kebutuhan
zat besi untuk 6 bulan pertama menyusui adalah 1,1 mg/hari. Sehingga
memerlukan tambahan zat besi sebesar 5 mg/ hari.
4. Kalsium
Diperlukan tambahan dalam jumlah yang cukup besar sekitar 400 mg, karena
dalam proses produksi ASI, tubuh juga menjaga konsenterasi kalsium dalam ASI
agar tetap dalam kondisi normal walaupun kalsium dalam tubuh cukup atau
kurang. Jika kalsium tidak mencukupi maka kebutuhan kalsium dalam produksi
ASI akan diambil dari simpanan kalsium yang ada pada tubuh ibu, termasuk
dalam tulang.
5. Vitamin D
Sangat diperlukan untuk kesehatan gigi dan pertumbuhan tulang.
6. Vitamin B-6
Berfungsi sebagai metabolisme lemak dan protein, memfasilitasi
pertumbuhan sel, mendukung syaraf, dan sistem kekebalan. Vitamin B-6 sangat
dibutuhkan bagi produksi sel darah merah dan putih.
7. Folic Acid (Asam folat)
Berguna untuk mensintesis DNA dan membantu dalam pembelahan sel.
8. Vitamin B-12
Berfungsi untuk mendukung sistem saraf dan produksi sel darah merah.
10
9. Zinc (Seng)
Berguna untuk mendukung sistem kekebalan tubuh yang sehat dan penting
dalam penyembuhan luka.
10. Cairan
Ibu menyusui sangat membutuhkan cairan agar dapat menghasilkan air susu
dengan cepat, hampir 90% air susu ibu terdiri dari dari air. Dianjurkan bagi ibu
yang sedang menyusui untuk meminum delapan gelas per hari, atau lebih jika
udara panas, banyak berkeringat, dan demam.
Tabel 3.1 Kebutuhan Gizi Ibu Menyusui
11
folat yang seharusnya tidak terjadi apabila makanan sehari-hari beraneka ragam
dan memenuhi gizi seimbang. Asupan folat yang cukup penting untuk melindungi
kesehatan ibu dan bayi. Hal ini juga terlibat dalam pembentukan hemoglobin
dalam sel darah merah. Seorang wanita menyusui menbutuhkan 280 mikrogram
per hari.
2. Kekurangan vitamin A
Pada ibu menyusui, Vitamin A berperan penting untuk memelihara
kesehatan ibu selama masa menyusui. Pada bulan-bulan pertama kehidupannya,
bayi sangat bergantung pada vitamin A yang terdapat dalam ASI. Oleh sebab itu,
sangatlah penting bahwa ASI mengandung cukup vitamin A. Anak-anak yang
sama sekali tidak mendapatkan ASI akan berisiko lebih tinggi terkena
Xeropthalmia1.
3. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI)
Yodium merupakan nutrisi penting untuk memastikan perkembangan
normal dari otak dan sistem saraf pada bayi dan anak-anak muda . Gangguan
akibat kekurangan yodium mengakibatkan terjadinya gondok atau pembengkakan
kelenjer tiroid di leher dan kretinisme. Pada ibu menyusui, kekurangan yodium
dapat mengakibatkan pengaruh negatif pada sistem otak dan saraf bayi dan
menghasilkan IQ lebih rendah.
4. Kurang Energi Protein (KEP)/Protein Energi Malnutrition (PEM)
Adalah penyakit gizi akibat defisiensi energi dalam jangka waktu yang cukup
lama. Prevalensi tinggi terjadi pada balita, ibu hamil, dan ibu menyusui. Pada
kondisi ringan menyebabkan pertumbuhan kurang. Sedangkan pada kondisi berat
akan menyebabkan penyakit kwashiorkor, marasmus, dan marasmik-kwashiorkor.
12
1. Sayur-sayuran
Sayuran merupakan sumber utama makanan yang kaya zat besi, serat, asam
folat, beta-carotene, vitamin C, lycopene, flavonoids dan beta-glucans. Makan-
makanan kaya zat besi membantu memelihara tingkat energi dan mampu
mencegah anemia. Folate atau asam folat sangat penting dalam pembentukan sel
darah merah. Contoh sayuran mentah yang mengandung zat besi adalah bayam,
selada, tomat, ketimun, jamur, gambas, kacang polong, jagung, kentang, dan labu.
Sebaiknya ibu menyusui mengonsumsi 3-5 hidangan sayuran setiap hari.
2. Buah-buahan
Buah yang sehat dan warnanya terang bagus dikonsumsi setelah makan.
Kandungan vitamin A, B, K, dan C dalam buah baik untuk membangun sistem
kekebalan tubuh ibu dan bayi. Asupan buah juga membantu tubuh penyerapan zat
besi. Konsumsi buah-buahan seperti blueberry dan strawberry sangat disarankan
karena mengandung antioksidan dan serat tinggi. Buah dapat dimakan dalam
keadaan alami, beku atau dijus. Sebaiknya mengonsumsi 3-5 porsi buah setiap
hari.
3. Kacang-kacangan
Kacang mengandung banyak protein dan merupakan sumber lemak sehat.
Protein penting memperbaiki sel-sel vital dalam tubuh. Banyak kacang-kacangan
yang mengandung vitamin B, E, C, folat, kalium, kalsium, magnesium, dan
fosfor. Tingkat cukup kalsium diperlukan untuk membangun tulang yang sehat
dan gigi. Kacang juga baik untuk camilan termasuk kenari, kacang pinus, kemiri,
hazelnut, kacang Brasil, dan pistachio.
4. Ikan
Ikan mengandung omega 3 yang penting bagi pertumbuhan bayi. Namun,
menurut US Environmental Protection Agency (EPA), ibu menyusui tidak boleh
makan ikan hiu, ikan todak, makarel raja, atau ikan ubin karena tingkat kandungan
merkurinya sangat tinggi. Ikan salmon pollock tuna dan ikan patin masih aman
dikonsumsi 12 ons seminggu karena termasuk jenis ikan rendah merkuri.
BAB IV
PENUTUP
13
4.1 Kesimpulan
Nutrisi pada ibu menyusui sangat penting karena nutrisi ibu menyusui
sangat berhubungan dengan produksi air susu yang sangat dibutuhkan untuk
pertumbuhan dan perkembang bayi. Jika nutrisi yang diberikan tidak mencukupi
bagi kebutuhan tubuh, maka produksi ASI tidak bisa memenuhi kebutuhan bayi.
Sebaliknya bila pemberian ASI memenuhi kebutuhan bayi, maka berat badan bayi
akan meningkat, integritas kulit baik, tonus otot, serta kebiasaan makan yang
memuaskan. Prinsip gizi seimbang bagi ibu menyusui yaitu sama dengan
makanan ibu hamil, hanya jumlahnya lebih banyak dan mutu lebih baik.
Faktor yang mempengaruhi gizi ibu menyusui adalah makanan yang
bergizi, cairan, protein, suplementasi, vitamin dan mineral, dan aktivitas yang
dilakukan oleh ibu. Makanan yang tepat bagi ibu menyusui harus memenuhi
syarat yaitu: tinggi kalori dan protein, cukup vitamin dan mineral, mudah dicerna
dan tidak merangsang, tinggi cairan : 800 – 1000 ml/hari, tinggi konsumsi cairan
dan buah segar, dan susunan menu bervariasi dan seimbang. Syarat tersebut bisa
dipenuhi dengan mengonsumsi banyak sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan,
dan ikan.
4.2 Saran
Ibu yang sedang menyusui sebaiknya memperhatikan asupan gizi yang
dikonsumsi, karena zat gizi yang dikonsumsi sangat berhubungan dengan jumlah
ASI yang dihasilkan dan mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan bayi.
Selain memperhatikan zat gizi, ibu yang sedang menyusui juga harus
memperhatikan faktor yang mempengaruhi produksi ASI seperti aktivitas,
suplementasi, emosi, dan keadaan psikis.
14
15