Makalah Risk and Return
Makalah Risk and Return
DISUSUN OLEH :
1.) Dewi Indah
2.) Dyah Wahyuni
3.) Priska Audiya
4.) Lilis
5.) Widi
6.) Reza Maulana
7.) Ratih Ayu Ratnasari
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCUBUNA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Ada dua aspek yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen perusahaan dalam
pengambilan keputusan keuangan, yaitu tingkat pengembalian (return) dan risiko
(risk) keputusan keuangan tersebut. Tingkat pengembalian adalah imbalan yang
diharapkan diperoleh di masa mendatang, sedangkan risiko diartikan sebagai
ketidakpastian dari imbalan yang diharapkan. Risiko adalah kemungkinan terjadinya
penyimpangan dari rata-rata dari tingkat pengembalian yang diharapkan yang dapat
diukur dari standar deviasi dengan menggunakan statistika.
Suatu keputusan keuangan yang lebih berisiko tentu diharapkan memberikan
imbalan yang lebih besar, yang dalam keuangan dikenal dengan istilah “High Risk
High Return”. Ada trade off antara risk dan return, sehingga dalam pemilihan
berbagai alternatif keputusan keuangan yang mempunyai risiko dan tingkat
pengembalian yang berbeda-beda, pengambilan keputusan keuangan perlu
memperhitungkan risiko relatif keputusannya. Untuk mengukur risiko relatif
digunakan koefisien variasi, yang menggambarkan risiko per unit imbalan yang
diharapkan yang ditunjukkan oleh besarnya standar deviasi dibagi tingkat
pengenbalian yang diharapkan.
Risiko keuangan terjadi karena adanya penggunaan hutang dalam struktur
keuangan perusahaan, yang mengakibatkan perusahaan harus menanggung beban
tetap secara periodik berupa beban bunga. Hal ini akan mengurangi kepastian
besarnya imbalan bagi pemegang saham, karena perusahaan harus membayar
bunga sebelum memutuskan pembagian laba bagi pemegang saham. Dengan
demikian, risiko keuangan menyebabkan variabilitas laba bersih (net income) lebih
besar.
Jika manajemen perusahaan dapat memanfaatkan dana yang berasal dari
hutang untuk memperoleh laba operasi yang lebih besar dari beban bunga, maka
penggunaan hutang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan dan akan
meningkatkan return bagi pemegang saham. Sebaliknya, jika manajemen tidak
dapat memanfaatkan dana secara baik, perusahaan mengalami kerugian.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah di paparkan di atas,maka masalah yang
di hadapi adalah :
Perbedaan antara risiko dan tingkat pengembalian
Hubungan antara risiko dan tingkat pengembalian
Tipe risiko dan sumbernya
Bagaimana cara menghitung risiko dan tingkat pengembalian
Model yang di gunakan pada risiko dan tingkat pengembalian
BAB II
ISI
2. Sumber-sumber Risiko
Menurut Eduardus Tandelilin, sumber-sumber risiko adalah :
Risiko suku bunga. Naik turunnya suku bunga perbankan
akan mempengaruhi keputusan publik dalam menetapkan
keputusannya. Jika suku bunga naik maka publik akan
menyimpan dananya di bank seperti dalam bentuk deposito,
namun jika turun maka publik akan menggunakan dananya
untuk membeli saham.
Risiko pasar. Kondisi risiko pasar dapat dilihat pada saat
fluktuasi pasar, krisis moneter, dan resesi ekonomi.
Risiko Inflasi. Saat inflasi daya beli masyarakat turun,
sedangkan saat normal daya beli masyarakat naik.
Risiko Bisnis.
Risiko Finansial.
Risiko Likuiditas.
Risiko Nilai tukar mata uang
Risiko Negara. Berkaitan dengan keadaan politik.
3. Risiko Sistematis, tidak sistematis dan Total
a) Systematic Risk (Resiko sistematis)
Resiko sistematis disebut juga dengan market risk atau
resiko umum.
Resiko sistematis adalah resiko yang bisa didiversifikasikan
atau resiko yang sifatnya mempengaruhi secara menyeluruh.
Contohnya krisis moneter pada tahun 1997 di Indonesia yang
telah menyebabkan banyak sekali perusahaan yang bangkrut
dan meningkatnya angka pengangguran. Selain itu terjadi
pula pada tahun 2008 yaitu saat dunia dilanda krisis finansial
yang salah satunya disebabkan oleh kredit subrime mortgage
di Amerika Serikat (tahun 2008) yang sudah terlalu tinggi,
dan ternyata tidak bisa diatasi lagi.
b) Unsystematic Risk (Risiko tidak sistematis)
Unsystematic Risk disebut juga dengan resiko spesifik atau
resiko yang dapat didiversifikasikan.
Resiko yang tidak sistematis yaitu hanya membawa dampak
pada perusahaan yang terkait saja. Jika suatu perusahaan
mengalami Unsystematic Risk maka kemampuan untuk
mengatasinya masih akan bisa dilakukan, karena
perusahaan bisa menerapkan berbagai strategi untuk
mengatasinya. Contohnya jika harga sekuritas perusahaan
jatuh, maka perusahaan menerapkan berbagai strategi
investasi.
c) Total Risk
Total Risk adalah gabungan atau penjumlahan antara
Systematic Risk dan Unsystematic Risk.
4. Alternatif –alternatif Menghindari Resiko
Untuk menghindari resiko yang timbul terhadap aktivitas investasi
yang dilakukan, perlu dilakukan alternatif-alternatif dalam
pengambilan keputusan. Alternatif keputusan yang diambil adalah
dianggap realistis dan tidak akan menimbulkan masalah nantinya.
Tindakan seperti ini dianggap sebagai bagian strategi investasi.
Bahwa berbagai keputusan-keputusan strategis akan
menghasilkan nilai yang lebih besar bagi perusahaan. Dimana
tindak lanjut dari keputusan strategis ini adalah dengan
melibatkan secara maksimal sumber daya yang ada untuk
mengimplementasikan keputusan yang dimaksud dan
menentukan pihak-pihak yang bertanggung jawab atas
implementasi ini. Artinya adalah resiko yang timbul merupakan
bentuk dari realita yang terjadi, yang mana resiko itu selalu saja
sulit untuk dihindari namun diusahakan resiko itu terjadi dalam
jumlah yang sangat minim.
5. Mengelola Resiko
Dalam aktivitas yang namanya resiko adalah pasti terjadi dan sulit
untuk dihindari sehingga bagi sebuah lembaga bisnis seperti
perbankan sangat penting untuk memikirkan bagaimana
mengelola resiko tersebut. Dalam mengelola resiko pada
dasarnya ada 4 cara yaitu :
Memperkecil resiko, dengan cara tidak memperbesar setiap
keputusan yang mengandung resiko tinggi tapi
membatasinya bahkan meminimalisirnya agar resiko tersebut
tidak menambah menjadi besar dan diluar kontrol
manajemen perusahaan.
Mengalihkan resiko, dengan cara mengalihkan resiko yang
kita terima tersebut ketempat lain seperti mengasurasikan
bisnis guna menghindari terjadinya resiko yang sifatnya tidak
tentu waktunya
Mengontrol resiko, dengan cara melakukan kebijakan
mengantisipasi terhadap timbulnya resiko sebelum terjadi,
seperti memasang alarm terhadap mobil, menempatkan
satpam pada siang atau malam hari
Pendanaan resiko, dengan cara menyediakan dana
cadangan (reserve) guna mengantispasi timbulnya resiko
dikemudian hari, seperti perubahan terhadap nilai tukar dolar
dipasaran maka kebijakan sebuah bank adalah harus
memiliki dana cadangan dalam bentuk dolar
a) Kondisi pasti
Dalam kondisi pasti proses pengambilan keputusan yang
dilakukan adalah berlangsung tanpa ada banyak alternatif,
keputusan yang diambil sudah jelas pada fokus yang dituju.
Ada beberapa teknik yang bisa dipergunakan sebagai
penyelesaian pengambilan keputusan dalam kondisi pasti ini,
yaitu menggunakan program linier atau secara aljabar linier,
dan analisis jaringan kerja.
b) Kondisi Tidak Pasti
Pada kondisi seperti ini proses lahirnya keputusan lebih sulit
atau lebih kompleks dalam artian keputusan yang dibuat
belum diketahui nilai probabilitas atau hasil yang mungkin
diperoleh. Situasi seperti ini dimungkinkan sekali terjadi
dikarenakan minimnya informasi yang diperoleh baik
informasi yang sifatnya hasil penelitian maupun rekomendasi
lisan yang bisa dipercaya. Untuk menghindari timbulnya
masalah dalam situasi yang tidak pasti seperti ini adalah
sebaiknya melakukan riset terlebih dahulu, mencari informasi
sebanyak mungkin dan mempergunakan beberapa metode
pengambilan keputusan yang paling sesuai dengan setiap
kondisi masalah yang mungkin timbul. Hal ini dapat
menggunakan:
metode laplace → proses pengambilan keputusan
dengan asumsi bahwa probabilitas terjadinya berbagai
kondisi adalah sama besarnya.
Metode maximax → proses pengambilan keputusan
dengan hanya mengutamakan hasil yang paling
optimistik dan mengabaikan sisi lain yang mungkin
terjadi.
metode maximin→ proses pengambilan keputusan
dengan memilih alternatif yang minimalnya paling besar.
metode regret→ proses pengambilan keputusana dengan
didasari pada hasil keputusan yang maksimal
berdasarkan data pada masa lalu sebagai bahan
perbandingannya.
metode realism →proses pengambilan keputusan dengan
menggabungkan metode maximax dan maximin.
c) Kondisi konflik
Pada kondisi konflik maka pengambilan keputusan yang
dilakukan akan menimbulkan dampak yang mungkin saja
dapat merugikan salah satu pihak. Dalam keadaan seperti ini
lahirnya keputusan sebelumnya telah diawali oleh keadaan
yang saling bertentangan antara satu pihak dengan pihak
lainnya. Untuk menyelesaikan masalah di sini biasanya
dilakukan pendekatan secara teori permainan, yang dalam
dunia bisnis teraplikasi dalam bentuk tawar-menawar harga
dan hingga terealisasinya suatu kontrak atau kesepakatan.
BAB III
KESIMPULAN
Return dan risiko mempunyai hubungan yang positif, semakin besar
risiko (risk) yang ditanggung, semakin besar pengembalian (return) yang
harus dikompensasikan. Sebaliknya, semakin kecil return yang
diharapkan, semakin kecil risiko yang ditanggung.
Model perhitungan risiko yang paling sering dipergunakan khususnya
dalam investasi, yaitu secara standar deviasi dan varian
Tingkat pengembalian faktor yang perlu diperhatikan adalah seperti
harga saham,dividend yang perlu.
Hubungan antara risiko dengan tingkat pengembalian adalah:
bersifat linear atau searah
Semakin tinggi tingkat pengembalian maka semakin tinggi pula risiko
Semakin besar asset yang kita tempatkan dalam keputusan investasi
maka semakin besar pula risiko yang timbul dari investasi tersebut.
Kondisi linear hanya mungkin terjadi pada pasar yang bersifat
normal
DAFTAR PUSTAKA
Brealey, Myers, dan Marcus. 2007. Dasar- dasar Manajemen
Keuangan. Perusahaan. Edisi kelima. Jakarta: Erlangga.
Fery N. Indroes dan Sugiarto, Managemen Resiko Perbankan, 2006,
hal. 7
Irham Fahmi dan Yovi Lavianti Hadi, Teori Portofolio dan Analisis
Investasi “Teori dan Soal Jawab”, 2009, hal. 151-152
Guru besar keuangan di Stanford University Graduate School of
Business. Pada tahun 1990 mendapat hadiah Nobel di bidang
ekonomi. Beliau merupakan salah satu orang yang memunculkan
pemahaman CAPM pada tahun 1960-an selain Lintner dan Mossin.
Google.com
Wikipedia.com