Lampiran Materi Neurotik
Lampiran Materi Neurotik
Selain itu factor-faktor lain yang disebutkan oleh Kartono (1980) bahw sebab-sebab
timbulnya gangguan neurotic adalah :
a. Tekanan-tekanan social dan tekanan cultural yang sangat kuat yang dapat menyebabkan
ketakutan dan disertai dengan kecemasan ataupun ketegangan yang ada dalam batin
penderita sendiri dan bersifat kronis. Sehingga penderitanya akan mengalami mental
breakdown.
b. Individu seringkali tidak rasional karena sering menggunakan defence mekanisme
negative serta lemahnya pertahanan diri baik secara fisik maupun mental.
c. Individu banyak sekali mengalami frustasi, konflik emosional, serta konflik internal
serius yang telah dimulai sejak masa kanak-kanak.
d. Pribadinya labil sekali dan tidak imbang, memiliki kemauan yang sangat lemah,
antisocial dan mengalami tekanan.
3. Prevalensi dan Presipitasi Gangguan Jiwa Neurotik
Kesehatan menunjukkan, sekitar 14 juta orang di Indonesia yang berusia diatas 15 tahun
mengalami gejala depresi dan gangguan kejiwaan. Sedangkan prevalensi gangguan jiwa berat
seperti skizofrenia mencapai 400.000. yang menjadi masalah adalah gangguan jiwa
menyebabkan masalah produktivitas menurun hingga menyebabkan kerugian secara ekonomi.
Mengingat dampak gangguan jiwa yang berdampak pada produktifitas kerja, pada hari
kesehatan jiwa sedunia tahun ini, tema yang diambil adalah Kesehatan Jiwa di tempat kerja.
Misalnya saja pelecehan atau pembully-an, intimidasi, serta interaksi dengan atasan dan
sejawat. Faktor stressor presipitasi mempengaruhi dalam kejiwaan seseorang. Sebagai faktor
stimulus dimana setiap individu mempersepsikan dirinya melawan tantangan, ancaman, atau
tuntutan untuk koping. Masalah khusus tentang konsep diri disebabkan oleh setiap situasi
dimana individu tidak mampu menyesuaikan.
4. Gejala Klinis
Orang yang memiliki gangguan neurotic ditandai dengan :
a. Anxiety sebagai symbol rasa takut, tidak aman, gelisah, tidak mampu, mudah lelah dan
kurang sehat
b. Depresive Fluctuations tanda mudah tertekan, susah, suasana hati muram dan mudah
kecewa
c. Emosional Sensitivity, sangat perawa, tidak mampu menyesuaikan secara baik emosi dan
sosialnya, labil, mudah tersinggung dan banyak melakukan mekanisme pertahanan diri.