Anda di halaman 1dari 388

DIKLAT TEKNOLOGI KESELAMATAN

TAMBANG BATUBARA BAWAH TANAH


di
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Geologi, Mineral dan Batubara, BANDUNG
2-3 DESEMBER 2019

SEBAGAI BAGIAN DARI KERJASAMA PEMERINTAH JEPANG DAN INDONESIA DALAM


“THE TRAINING PROJECT ON COAL MINING TECHNOLOGY”

oleh bekerjasama dengan

Japan Oil, Gas and Metals National Corporation Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Energi dan Sumber Daya Mineral

Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia


Geologi, Mineral dan Batubara
Kurikulum Program Diseminasi & Pelatihan Teknologi Keselamatan
Tambang Batubara Bawah Tanah (2 hari, ada Ujian Pemahaman Materi Pelatihan)

Ver. 29 November 2019

Lokasi Pelatihan: PPSDM Geominerba (Bandung)


Tujuan Pelatihan: Memberikan pengenalan dan pembelajaran pengetahuan tentang teknologi keselamatan
tambang batubara bawah tanah.
Waktu Pelatihan: 2 Desember (Senin) ~ 3 Desember (Selasa) 2019, jam 08:00~16:00 .
Sasaran Peserta: Mahasiswa Pertambangan area bandung dan sekitarnya (40 orang x 3 kelompok)
Tim Pengajar: Tsutomu TANAKA, Shinji TOGAWA, Yoshihisa SHIMODA, Atsushi KAKIZAKI.
Tim Penerjemah: Santoso, Asep, Ruslan

::KELOMPOK A::
Hari-1 (Senin, 2 Desember 2019)
Pengajar Nomor Nomor
Waktu Materi Kamar
Penerjemah Bahan Ajar
Pembukaan, Mengisi Angket Awal (Biodata Peserta),
SHIMODA
08:00~09:00 Penjelasan ttg training, 4.2 A.1-A.22
semua
Sekilas tentang tambang batubara UG Ikeshima
Pengetahuan ttg Tambang Batubara UG & Pengalaman
09:00~09:50 ttg Tambang Batubara UG di Indonesia : Batas tambang
KAKIZAKI
10:00~10:50 OC dan UG, Pengetahuan dasar batubara, Geologi, 4.1 C.1-C.44
santoso
11:00~12:00 Pembukaan tambang UG, Penyanggaan, Penggalian maju,
Penambangan, Pengalaman di tambang Kitadin Embalut dll
12:00~13:00 ISTIRAHAT - -
Evaluasi Keekonomisan Tambang: Bunga tunggal dan
KAKIZAKI
13:10~14:00 majemuk, Free cashflow, Present value, Net present value, 4.1 D.1-D.15
santoso
Metode evaluasi project
Teknologi Ventilasi: Pengetahuan dasar ttg gas di UG,
Pengetahuan dasar perencanaan ventilasi, Teori umum 4.1
14:00~14:50 ventilasi dll TOGAWA
E.1-E.79
15:00~16:00 asep
Teknologi Pengukuran Ventilasi:
4.1
Pengetahuan dasar pengukuran ventilasi dll
Hari-2 (Selasa, 3 Desember 2019)
Pengajar Nomor Nomor
Waktu Materi Kamar
Penerjemah Bahan Ajar
Teknologi Pencegahan Kebakaran Terowongan Tambang:
Karakteristik dlm kebakaran lorong tambang, Video ajar ttg
4.1 G.1-G.50
kebakaran tambang UG, Gas yg timbul saat kebakaran &
08:00~08:50 pengaruhnya thd manusia, Karakteristik gas kebakaran dll TOGAWA
09:00~09:50 Latihan Evakuasi menggunakan Peta Tambang: asep
Pentingnya latihan/ simulasi evakuasi menggunakan peta UG,
4.1 H.1-H.5
Poin utama dalam latihan evakuasi ini, Praktek simulasi
evakuasi dg peta terowongan UG.
Teknologi Pencegahan Swabakar (Spontaneous
Combustion): Pengetahuan umum swabakar, Karakteristik
swabakar, Gejala swabakar, Faktor terjadinya swabakar
berdasar metode penambangan, Faktor terjadinya swabakar 4.1 I.1-I.49
akibat perubahan lingkungan, Ventilasi dan swabakar, Prediksi
10:00~10:50 dan pencegahan swabakar, Tindakan saat terjadi swabakar, TANAKA
11:00~12:00 Contoh kasus swabakar di tambang UG ruslan
Teknologi Keselamatan Cegah Ledak pada Tambang
Batubara UG: Arti dari keselamatan cegah-ledak (explosion-
proof safety), Pengetahuan dasar pencegahan ledakan gas & 4.1 J.1-J.35
debu batubara, Penanganan gas metan, Penanganan debu
batubara, Piranti cegah-ledak.
12:00~13:00 ISTIRAHAT - -
Latihan Prediksi Bahaya & Shisa Kosho (Tunjuk Ucap):
Mencegah human error dan mencegah kecelakaan, Mengenal
4.1 K.1-K.36
13:00~13:50 human error, Karakteristik manusia, Kecelakaan dan bencana, TANAKA
14:00~14:50 Tunjuk ucap (shisa kosho) dll ruslan
Studi Kasus Kecelakaan Tambang: Pembahasan tentang
4.1 L.1-L.45
kasus kecelakaan (case study)
Ujian Pemahaman Materi, Angket Akhir (Penilaian oleh TANAKA
15:00~16:00 4.1
Peserta), Penutupan ruslan

Catatan:
※ Ada slot istirahat 10 menit pada akhir tiap 1 jam pemberian materi, namun bersifat fleksibel sesuai kebutuhan
(=pengajar dapat mengambil waktu ini bila membutuhkan tambahan waktu).
::KELOMPOK B::
Hari-1 (Senin, 2 Desember 2019)
Nomor
Pengajar Nomor
Waktu Materi Bahan
Penerjemah Kamar
Ajar
Pembukaan, Mengisi Angket Awal (Biodata Peserta),
SHIMODA
08:00~09:00 Penjelasan ttg training, 4.2 A.1-A.22
semua
Sekilas tentang tambang batubara UG Ikeshima
Teknologi Ventilasi: Pengetahuan dasar ttg gas di UG,
Pengetahuan dasar perencanaan ventilasi, Teori umum 4.2
ventilasi dll E.1-E.79
09:00~09:50 Teknologi Pengukuran Ventilasi:
TOGAWA 4.2
10:00~10:50 Pengetahuan dasar pengukuran ventilasi dll
asep
11:00~12:00 Teknologi Pencegahan Kebakaran Terowongan Tambang:
Karakteristik dlm kebakaran lorong tambang, Video ajar ttg
4.2 G.1-G.50
kebakaran tambang UG, Gas yg timbul saat kebakaran &
pengaruhnya thd manusia, Karakteristik gas kebakaran dll
12:00~13:00 ISTIRAHAT - -
Latihan Evakuasi menggunakan Peta Tambang: Pentingnya
latihan/ simulasi evakuasi menggunakan peta UG, Poin utama TOGAWA
13:00~13:50 4.2 H.1-H.5
dalam latihan evakuasi ini, Praktek simulasi evakuasi dg peta asep
terowongan UG.
Teknologi Pencegahan Swabakar (Spontaneous
Combustion): Pengetahuan umum swabakar, Karakteristik
swabakar, Gejala swabakar, Faktor terjadinya swabakar
berdasar metode penambangan, Faktor terjadinya swabakar 4.2 I.1-I.49
akibat perubahan lingkungan, Ventilasi dan swabakar, Prediksi
14:00~14:50 dan pencegahan swabakar, Tindakan saat terjadi swabakar, TANAKA
15:00~16:00 Contoh kasus swabakar di tambang UG ruslan
Teknologi Keselamatan Cegah Ledak pada Tambang
Batubara UG: Arti dari keselamatan cegah-ledak (explosion-
proof safety), Pengetahuan dasar pencegahan ledakan gas & 4.2 J.1-J.35
debu batubara, Penanganan gas metan, Penanganan debu
batubara, Piranti cegah-ledak.
Hari-2 (Selasa, 3 Desember 2019)
Pengajar Nomor Nomor
Waktu Materi
Penerjemah Kamar Bahan Ajar
Latihan Prediksi Bahaya & Shisa Kosho (Tunjuk Ucap):
Mencegah human error dan mencegah kecelakaan, Mengenal
4.2 K.1-K.36
08:00~08:50 human error, Karakteristik manusia, Kecelakaan dan bencana, TANAKA
09:00~09:50 Tunjuk ucap (shisa kosho) dll ruslan
Studi Kasus Kecelakaan Tambang: Pembahasan tentang
4.2 L.1-L.45
kasus kecelakaan (case study)
Pengetahuan ttg Tambang Batubara UG & Pengalaman ttg
Tambang Batubara UG di Indonesia : Batas tambang OC
10:00~10:50 KAKIZAKI
dan UG, Pengetahuan dasar batubara, Geologi, Pembukaan 4.2 C.1-C.44
11:00~12:00 santoso
tambang UG, Penyanggaan, Penggalian maju,
Penambangan, Pengalaman di tambang Kitadin Embalut dll
12:00~13:00 ISTIRAHAT
Pengetahuan ttg Tambang Batubara UG & Pengalaman ttg
Tambang Batubara UG di Indonesia : Batas tambang OC
dan UG, Pengetahuan dasar batubara, Geologi, Pembukaan 4.2 C.1-C.43
13:00~13:50 tambang UG, Penyanggaan, Penggalian maju, KAKIZAKI
14:00~14:50 Penambangan, Pengalaman di tambang Kitadin Embalut dll santoso
Evaluasi Keekonomisan Tambang: Bunga tunggal dan
majemuk, Free cashflow, Present value, Net present value, 4.2 D.1-D.15
Metode evaluasi project
Ujian Pemahaman Materi, Angket Akhir (Penilaian oleh KAKIZAKI
15:00~16:00 4.2
Peserta), Penutupan santoso

Catatan:
※ Ada slot istirahat 10 menit pada akhir tiap 1 jam pemberian materi, namun bersifat fleksibel sesuai kebutuhan
(=pengajar dapat mengambil waktu ini bila membutuhkan tambahan waktu).
::KELOMPOK C::
Hari-1 (Senin, 2 Desember 2019)
Pengajar Nomor Nomor
Waktu Materi Kamar
Penerjemah Bahan Ajar
Pembukaan, Mengisi Angket Awal (Biodata Peserta),
SHIMODA
08:00~08:50 Penjelasan ttg training, 4.2 A.1-A.22
semua
Sekilas tentang tambang batubara UG Ikeshima
Teknologi Pencegahan Swabakar (Spontaneous
Combustion): Pengetahuan umum swabakar, Karakteristik
swabakar, Gejala swabakar, Faktor terjadinya swabakar
berdasar metode penambangan, Faktor terjadinya swabakar 4.6 I.1-I.49
akibat perubahan lingkungan, Ventilasi dan swabakar,
Prediksi dan pencegahan swabakar, Tindakan saat terjadi
swabakar, Contoh kasus swabakar di tambang UG
09:00~09:50
Teknologi Keselamatan Cegah Ledak pada Tambang TANAKA
10:00~10:50 Batubara UG: Arti dari keselamatan cegah-ledak (explosion- ruslan
11:00~12:00 proof safety), Pengetahuan dasar pencegahan ledakan gas & 4.6 J.1-J.35
debu batubara, Penanganan gas metan, Penanganan debu
batubara, Piranti cegah-ledak.
Latihan Prediksi Bahaya & Shisa Kosho (Tunjuk Ucap):
Mencegah human error dan mencegah kecelakaan, Mengenal
4.6 K.1-K.36
human error, Karakteristik manusia, Kecelakaan dan bencana,
Tunjuk ucap (shisa kosho) dll
12:00~13:00 ISTIRAHAT
Studi Kasus Kecelakaan Tambang: Pembahasan tentang TANAKA
13:00~13:50 4.6 L.1-L.45
kasus kecelakaan (case study) ruslan
Pengetahuan ttg Tambang Batubara UG & Pengalaman ttg
Tambang Batubara UG di Indonesia : Batas tambang OC
14:00~14:50 KAKIZAKI
dan UG, Pengetahuan dasar batubara, Geologi, Pembukaan 4.6 C.1-C.44
15:00~16:00 santoso
tambang UG, Penyanggaan, Penggalian maju,
Penambangan, Pengalaman di tambang Kitadin Embalut dll
Hari-2 (Selasa, 3 Desember 2019)
Pengajar Nomor Nomor
Waktu Materi Kamar
Penerjemah Bahan Ajar
Pengetahuan ttg Tambang Batubara UG & Pengalaman ttg
Tambang Batubara UG di Indonesia : Batas tambang OC
dan UG, Pengetahuan dasar batubara, Geologi, Pembukaan 4.6 C.1-C.43
08:00~08:50 tambang UG, Penyanggaan, Penggalian maju, KAKIZAKI
09:00~09:50 Penambangan, Pengalaman di tambang Kitadin Embalut dll santoso
Evaluasi Keekonomisan Tambang: Bunga tunggal dan
majemuk, Free cashflow, Present value, Net present value, 4.6 D.1-D.15
Metode evaluasi project
Teknologi Ventilasi: Pengetahuan dasar ttg gas di UG,
Pengetahuan dasar perencanaan ventilasi, Teori umum 4.6
10:00~10:50 ventilasi dll TOGAWA
E.1-E.79
11:00~12:00 asep
Teknologi Pengukuran Ventilasi:
4.6
Pengetahuan dasar pengukuran ventilasi dll
12:00~13:00 ISTIRAHAT

Teknologi Pencegahan Kebakaran Terowongan Tambang:


Karakteristik dlm kebakaran lorong tambang, Video ajar ttg
4.6 G.1-G.50
kebakaran tambang UG, Gas yg timbul saat kebakaran &
13:00~13:50 pengaruhnya thd manusia, Karakteristik gas kebakaran dll TOGAWA
14:00~14:50 Latihan Evakuasi menggunakan Peta Tambang: asep
Pentingnya latihan/ simulasi evakuasi menggunakan peta UG,
4.6 H.1-H.5
Poin utama dalam latihan evakuasi ini, Praktek simulasi
evakuasi dg peta terowongan UG.
Ujian Pemahaman Materi, Angket Akhir (Penilaian oleh TOGAWA
15:00~16:00 4.6
Peserta), Penutupan asep

Catatan:
※ Ada slot istirahat 10 menit pada akhir tiap 1 jam pemberian materi, namun bersifat fleksibel sesuai kebutuhan
(=pengajar dapat mengambil waktu ini bila membutuhkan tambahan waktu).
SALAM DALAM BAHASA JEPANG

SALAM SETIAP KALI MEMULAI SESI PELATIHAN

1. KIRITSU : BEDIRI
2. REI : HORMAT
3. HAJIMEMASHOU : MARI MULAI
4. CHAKUSEKI : DUDUK

SALAM SETIAP KALI MENGAKHIRI SESI PELATIHAN

1. KIRITSU : BERDIRI
2. REI : HORMAT
3. YASUMIMASHOU : MARI ISTIRAHAT
4. CHAKUSEKI : DUDUK

SALAM MENGAKHIRI 1 HARI PELATIHAN

1. KIRITSU : BERDIRI
2. REI : HORMAT
3. OWARIMASHOU : MARI AKHIRI
4. ARIGATOU GOZAIMASHITA : TERIMA KASIH BANYAK
GARIS BESAR TAMBANG
BATUBARA IKESHIMA
Rev1

MMR

Lokasi Matsushima Coal Mine Co.

Perusahaan ini berdiri di

MATSHUSHIMA

Sejak Tahun 1913

2016/11/13 1

A - 1 1
Saat Pembukaan Tambang
Matsushima (Tahun 1916)

2016/11/13 2

Tambang Batubara
Takashima(Sekitar Tahun 1907)
Adalah awal tambang batubara modern Jepang, besarnya setara Ikeshima.

Th. 1704 ~Th. 1710 ~ Tutup Th. 1987

Mempunyai kontribusi besar pada perkembangan Dibangun oleh grup Glover


(finansial) konglomerasi Mistsubishi dari Inggris
2016/11/13 3

A - 2 2
Sistem ventilasi tetap terjaga, dengan membuat vertical shaft
di pulau2 kecil sekitarnya.
Peta
Sekitar
Takashima

2016/11/13 4

Tambang Hasshima (Sekitar Tahun1907)


Fasilitas tambang dibangun di atas karang yg telah diperkuat dgn konkrit(concrete)

Sebutan lainnya adalah [Gunkanjima]


Th. 1876 ~ Tutup Th. 1974
Pulau Kapal Perang.
2016/11/13 5

A - 3 3
Gunkan Jima (Pulau Kapal Perang)
tahun 1974
(Setelah Penutupan Tambang)

2016/11/13 6

Sejarah Matsushima
Coal Mine Co.
Lama Beroperasi:88 Tahun
Pembukaan
開坑 Penutupan Lama
閉山 操業期間 Jumlah
出炭
Tambang Tambang Beroperasi Produksi
Tambang Batubara
松島炭鉱
Matsushima 1913 1936 23 876.6
8,766 Juta万屯
Ton

Tambang Batubara
大島鉱業所
Oshima 1935 1970 35 14,1,494.6
946 Juta万屯
Ton

Tambang Batubara
池島炭鉱
Ikeshima 1952 2001 49 4,453.7
44,537 Juta万屯
Ton
Total累計 6,824.9
68,249 Juta万屯
Ton

A - 4 4
Peta Lokasi
Tambang Oshima

2016/11/13 8

Pemandangan Lokasi
Tambang Oshima

2016/11/13 9

A - 5 5
Ikeshima Saat Pembukaan
Tambang (Tahun 1956)

• Biaya Pembangunan 4,8 Milyard yen


• Sebelum dibangun, penduduk 350 org (nelayan
dan petani), tanpa fasilitas listrik.
• Keliling pulau 4km, Luas 0.86km2, dengan
pelabuhan buatan (artificial).
2016/11/13 10

Konstruksi Pengerjaan Pembuatan


Pelabuhan (Tahun 1956)

Pelabuhan Ikeshima ketika sedang dibangun

• Luas Kolam Kagami : 0.06km2, ujung pulau.


• Biaya Konstruksi : 470 juta yen.
• Merupakan Kontruksi sipil (civil construction) yg tercatat dalam sejarah
konstruksi Jepang saat itu.
• Kedalaman max. saat air pasang : 8m, mampu menampung kapal
pengangkut kelas 3000ton.
2016/11/13 11

A - 6 6
Ikeshima Setelah Mulai
Berproduksi (Tahun 1959)

2016/11/13 12

Ikeshima Saat Ini (Sekitar Tahun 2000)

2016/11/13 13

A - 7 7
Produktivitas

Produksi puncak
mencapai 500ribu ton Th. 1929, larangan wanita
masuk ke dalam tambang

Produktivitas
Produktivitas

Kecelakaan keluaran air Kecelakaan keluaran air


th.1929, 42 org meninggal th.1934, 54 org meninggal
2016/11/13 14

Perusahaan

Produktivitas
Produktivitas

Produktivitas
Selesai perang th. 1945

2016/11/13 15

A - 8 8
Perusahaan

Produktivitas

Peak output 880ribu ton (th.65)

Peak Produktivitas 41t/org/bl (th.68)

Produktivitas
Produktivitas

Th. 59 ikeshima mulai produksi Produktivitas

Ikeshima: menempatkan diri sbg


Ooshima: mekanisasi ekstraksi &drifting stlh perang tambang dgn produktivitas tinggi sejak
pengembangan awal
2016/11/13 16

Perusahaan

Produktivitas
Peak produktivitas 204 ton (th.97)

Peak output 1.53juta ton (th.85)


Produktivitas

Produksi menurun karena kondisi


penambangan yg jelek, keluaran air
dsb sehingga ada keterlambatan
membuka suatu area, juga kebakaran Produktivitas
yg menyebabkan terbuangnya suatu
area penambangan.
Kebijakan batubara ke 8, produksi ditetapkan sebesar 1.2juta ton

2016/11/13 17

A - 9 9
Perusahaan

Th. 1921: penambangan di lorong I selesai

Th. 1922: penambangan di lorong II selesai

Th. 1934: Kecelakaan kebanjiran


54 org meninggal

Th. 1929: Kecelakaan kebanjiran


42 org meninggal
2016/11/13 18

Perusahaan

Peak nya mencapai hampir


4000 org.(th. 52)

Selesai perang th. 1945

2016/11/13 19

A - 10 10
Jumlah Pegawai 松島炭鉱(株)の従業員数の推移
従業員数(人) Fluktuasi Jumlah Pegawai Perusahaan Tambang Batubara Matsushima
3,500
3,000
2,500
2,000
1,500 ikeshima 池島
1,000 ooshima 大島
matsushima 松島
500
0
19 59
19 60
19 61
19 62
19 63
19 64
19

19 65
19 66
19 67
19 68
19 69
19 70
19 71
19 72
19 73
19 74
19 75
19 76
19 77
19 78
19 79
80
YEAR

2016/11/13 20

Kebijakan pengurangan tenaga kerja dengan tidak


melakukan recruitment baru, pengurang terjadi
karena pensiun alami tanpa PHK, dengan jalan
musyawarah dgn serikat kerja

2016/11/13 21

A - 11 11
Transisi Teknologi Perusahaan
Matsushima
Teknologi Penambangan
1.Tambang Matsushima(Melakukan penambangan pada tempat yang
dangkal)
Kereta Batubara・Peledakan・Pemuatan manual・Penyangga Kayu
(Metode Meninggalkan Pilar)
Karena penambangan dilakukan di
100~200m di bawah dasar laut, maka
perlu dibangun dam pencegah air.
Dam dgn pintu besi : pintu ini
dipasang di pintu masuk penambangan,
bila penambangan selesai pintu ditutup
dan diseal rapat.

Penambangan Batubara Matsushima


keranjang dan pikulan pengki

Sistem ekstraksi pada masa Matsushima, secara manual (tenaga


manusia) dan penyanggahan menggunakan frame kayu.

2016/11/13 23

A - 12 12
Penambangan Batubara Oshima

2016/11/13 24

JIB CUTTER (Tahun 1949~)

Pengoperasian sering berhenti.  ① kondisi panel buruk ②operator belum mahir

2016/11/13 25

A - 13 13
FRICTIONAL SUPORTER
(Tahun 1949~)

• Karena penyangga kayu kurang kuat


menyangga, dilakukan perbaikan
managemen penyanggahan atap.
• Merupakan kombinasi dengan Jib
Cutter.
• Satu langkah menuju mekanisasi
ekstraksi.

2016/11/13 26

Penyangga Atap Hidrolis Air


Bertekanan (Tahun 1960~)

• Th.1951 Proof Bar mulai digunakan.


• Perubahan dari Frictional Support
menuju Hydrolic Steel Support

2016/11/13 27

A - 14 14
Bult Hobel (Tahun 1965~)
• Sistem ekstraksi dgn produktivitas
tinggi

• Menggunakan Hobel

• Liepe Hobel (th.58) diperbaiki


menjadi Bult Hobel dan Ricehuken
Hobel.

2016/11/13 28

Suporter OMKT (Tahun 1968~)


• Th.1960: dimulai uji automatic
advance support.

• Th.1963, 64, 65 produksi


bulanan pada single panel
melampaui record Jepang.

2016/11/13 29

A - 15 15
Suporter OKMT+DC tipe
8090

• Th.1967~70, Single Drum


Cutter

2016/11/13 30

Penambangan Ikeshima
Hobel Tipe Baien (Tahun 1959~)
Ikeshima:
untuk mencapai target produktivitas
tinggi Hobel digunakan, tetapi karena
terjadi kesulitan dalam penyanggahan
atap dan lantai, maka dilakukan
penggantian dgn Drum Cutter.

2016/11/13 31

A - 16 16
Sanping DC(Tahun 1963~)

Fix Single Drum Cutter


Th.1962 400ribu ton th.1963 550ribu ton

2016/11/13 32

Suporter MK Shield + DC tipe 5591


(Tahun 1969)

Ranging Drum Cutter sampai th. 1976 dimodifikasi menjadi Cutter secara
keseluruhan.
2016/11/13 33

A - 17 17
IS9+IS14 Suporter Otomatis

• Punya keunggulan pada struktur


yg kompak, bisa mengikuti
Saat ini dipakai di lorong percontohan.
perubahan fault dan dip.
• Mudah dipindahkan.
2016/11/13 34

Suporter Otomatis Is14 tipe modifikasi + DC


dengan Haulage digerakan sumber listrik

Saat ini dapat dilihat di lorong percontohan

2016/11/13 35

A - 18 18
Teknologi Development / Drifting
Pemuatan Manual (Sekitar tahun 1945)

2016/11/13 36

Face Loader (Tahun 1959~)

Tipe Motor Listrik


Digunakan di area yg kandungan gas nya
sedikit.
Tidak bisa digunakan di lorong seam,
juga tidak bisa untuk batubara size besar.

2016/11/13 37

A - 19 19
Locker Shovel (Tahun 1959~)

Digunakan sampai th. 1966

2016/11/13 38

Buatan IMCO
SDL(Tahun 1965~) Saat ini pun masih dipakai.
Air drive tipe 612 lebih kecil shg
bisa digunakan untuk kegiatan
ripping.

2016/11/13 39

A - 20 20
Alat Drifting Robins Tunnel
(Tahun 1967~)

Kelemahannya tidak bisa mundur.


Tidak bisa diaplikasikan dan
dikubur.

2016/11/13 40

Alat Drifting PK-7 (Tahun 1968~)


Tipe awal dari Road Header

Karena masalah electric motor dan


antisipasi gas, penggunaannya
makin menurun.

2016/11/13 41

A - 21 21
SDL Bertenaga Penggerak
Listrik(Tahun 1988~)
Untuk menanggulangi penurunan air pressure karena area makin maju dan
dalam, dilakukan modifikasi spt yg sekarang ini. Sebagai bagian penurunan
cost pengeluaran dan running cost, tetap digunakan sampai sekarang.

2016/11/13 42

RH S100

Menjadi teknologi drifting yg sudah menetap


di Ikeshima dan masih dipakai sampai
sekarang.
2016/11/13 43

A - 22 22
PROJECT FOR OVERSEAS TRANSFER OF
COAL MINING TECHNOLOGY

Implemented by

Japan Oil, Gas and Metals National Corporation

Basic Knowledge of U/G


Coal Mining and My
Experience in Indonesia

MITSUI MATSUSHIMA RESOURCES CO.,LTD.


Atsushi Kakizaki
PROJECT FOR OVERSEAS TRANSFER
OF COAL MINING TECHNOLOGY

implemented by

C-1
Introduction 33

Ashibetsu Coal Mine


Steep coal seam
Kakkuchi mining
1.8 million tons/y

Akita Bijin Home Town Akita Prefecture


Heian Style
Heian Era :
794~1192

Tokyo Head Office


Nihonn
shu
1.8 l

Miike Coal Mine


Flat Coal Seam
Full mechanized
6 million tons/y

C-2
5

Introduction 6

C-3
Introduction 7

Location of Embalut Coal Mine

Embalut Coal Mine


U/G & O/P
Kab Kutai Kartanegara
Kec Tenggaron Sebrang

Border of Open Cut and Under Ground 8

Border line of O/C and U/G


Final Wall

Here :
・ Under Ground unit cost=UC ($/Clean Coal Ton)
・ Stripping ratio at final wall=SR (m3/Clean Coal Ton)
・ Stripping unit cost= SC ($/m3)
The next equation is established.
UC ($/Clean Coal Ton)=SR×SC ($/m3)+Other unit cost($/Clean Coal Ton)

SR×SC ($/m3)=UC ($/Clean Coal Ton)-Other unit cost($/Clean Coal Ton)

UC ($/Clean Coal Ton)-Other unit cost ($/Clean Coal Ton)


SR= ――――――――――――――――――――――――――― ‥①
SC ($/m3)

C-4
Border of Open Cut and Under Ground 9

Example
・ Under Ground unit cost=30 $/ton
・ Stripping unit cost=2 $/m3
・ Other unit cost (except stripping) =4 $/ton
From equation ①
30-4 26
SR=―――=――=13 (m3/ton)
2 2

Coal Classification 10
10

① Using Purpose
(1) Thermal (Steaming) Coal
・ General industry
・ Power Plant
・ Chemical Industry
・ House Using
・ Other
(2) Coking Coal (Metallurgical) Coal
・ Coke for Steel manufacture : Strong Caking Coal, Caking Coal, Weak
Caking Coal
・ Compound Material for Coke : Slightly Caking Coal, Non Caking Coal
・ Pulverized Coal Injection : Slightly Caking Coal, Non Caking C
・ Chemical Industry
② Degree of Coalification, Rank
・ Anthracite
・ Bituminous coal
・ Brown Coal, Lignite
・ Peat

10

C-5
Coal Classification 1111
③ Fuel ratio and Heating value
Table 2 Classification by Heating Value and Fuel Ratio (FC/VM), JIS
Mentioned matters
Pure coal
Coking Fuel Remarks
Coal Type Class Calories★
property Rati★★
(kcal/kg)
A1 General industry
Non
Anthracite ― ≧4.0 General industry
Coking A2
(Natural coke)
B1 ≧1.5 Coke for Steel
Heavy
≧8,400 City Gas、General
Coking B2 ≦1.5
industry
Bituminous
City Gas、General
≧8,100
Coking C ― industry、Gas
<8,400
generation furnace
Weak ≧7,800 General industry、Gas
D ―
Sub Coking <8,100 generation furnace
Bituminous Non ≧7,300
E ― General industry
Coking <7,800
≧6,800
F1 ―
Non <7,300
Lignite General industry
Coking ≧5,800
F2 ―
<6,800
dmmf (dry mineral free basis)

11

Coal Analysis 1212

① Indication Basis of Coal Analysis


Abbreviated Name Remarks

ar(b) as received basis Received point. (Usually loading point)

ad(b) air dried basis Natural dry at room

d(b) dried basis Not include a moisture and surface moisture

daf(b) dry ash free basis Not include a moisture and ash content

Dmmf dry mineral matter free Not include a moisture and mineral matter

Mineral Matter Total Moisture

VM (Volatile Matter)
FC ( Fixed Surface
Loss by Ash Moisture
Carbon ) VM Moisture
Heat

ar
ad
d
daf
dmmf

12

C-6
Coal Analysis 1313

② Proximate analysis
4 items: + + + =
・ Moistiure: Symbol M 【In Japan traditionally said Inherent Moisture 】
Measure reduced mass after heating at 107℃, 1 hour.
・ Ash
Measure remained inorganic material (ash) after heat and ashing at 815℃.
・ Volatile Matter: Symbol VM
Measure reduced mass % after heating at 900℃, 7 minutes without air.
Then reduce Moistiure
・ Fixed Carbon: Symbol FC
FC(%)=100-〔Moisture(%)+Ash(%)+VM〕
③ Total Moisture : TM
TM(%)=Moisture(%)+Surface Moisture(%)
④ Heating Value(HV), Calorific Value(CV)
・ Unit of use :Kcal, MJ(1MJ=238.9Kcal), BTU(1BTU/1b=0.556Kcal/kg)
・ Indication of Heating value
Gross HV(Higher heating value)=Net HV(Lower heating value)+Latent heat★

Latent heat = Heat of vaporization of moisture and water formed H in coal
at burning.

13

Coal Analysis 1414

Indication of Heating Value at Coal Trading


3 kinds of indication
・ GAD (Gross CV, adb) ‥ Conventional method
・ GAR (Gross CV, arb)
・ NAR (Net CV, arb)
3 items to get NAR (Net HV, arb)
・ Gross Heating Value
・ Total Moisture (%)
・ H content (%)
NAR(kcal/kg) =GAR(kcal/kg) - 50.7H -5.83 T.M (I S O )
★ Calculation Example
TM arb 16.0%
M adb 7.5%
Specific
Table-5 Ash adb 7.9%
ation
CV adb 6,520kcal/kg
H daf 4.4%
・Change CV(adb) to CV(arb)
100 100-16
6,520 ×―――――×――――= 5,920 kcal/kg
100-7.5 100

14

C-7
Coal Analysis 1515

・ Change Ash(adb) to Ash(arb)


100 100-16
7.9 ×―――――×――――=7.2 %
100-7.5 100
・ Change H(adb) to H(arb)
100-16.0(TM)-7.2(Ash)
4.4 ×―――――――――――― =3.38 %
100
Therefore NAR (Net CV, arb)= 5,920-50.7×3.38-5.83×16.0≒5,655kcal/kg
Gross CV, adb 6,520 kcal/kg
Comparison
Table-6 Gross CV, arb 5,920 kcal/kg
Net CV, arb 5,655 kcal/kg

⑤ Sulfur
Total S=Inorganic S[Sulfate S+Pyritic S]+Organic S
Total S=Combustible S+Noncombustible S

⑥ Ultimate Analysis
・Usually shown in daf
・Items : C, H, O, N, S(Combustible S)

15

Coal Analysis 16

⑦ Petrographic Analysis
・ Maceral : Vitrinite, Exinite, Inertinite
・ Reflectance : Index of Coal Rank

⑧ Grindability Test
・ Grindability affects the design and capacity of the mill.
・ Indication : Hardgrove Grindability Index (H G I )
★ The larger index coal is easily grinded.
HGI = 13+6.93×W
Here W : Coal weight gram passed under 200 mesh (0.074 mm), after
crushed adb coal sample 50g, 0.6- 1.2 mm using a roller mill (60 rpm or
15 rpm, 4 minuets).

⑨ Float and Sink Test


・ Float and Sink test is a test of the basic coal cleaning plan and theoretical
yielding ratio is calculated.
・ Please ask detail item to Mr. Shimoda or Mr. Kawada.

16

C-8
Coal Classification 1717

Schematic view of Coal-fired power plant

Denitrating unit
Electric precipitator Crusher
Boiler Turbine Generator
Desulfurizing unit

Transformer

Clinker

Fly Ash
Hopper Water Intake

Coal Wastewater

17

Coal Classification 18

Schematic view of Iron works

Sinter
Coke
Lime Stone

Sinter

Coke

Cohesive nter
Zone

Hot Air
Core
Slug
Tap Hole Pig Iron

18

C-9
Geology 19

① GEOLOGIC TIME SCALE


完新世 0
第四紀 Holocene 0.01
Quaternary 更新世
Pleistocene
1.7
鮮新世
新第三紀 Pliocene
5.2
新生代 Neogene
中新世
Cenozoic
Miocene 24
第三紀
漸新世
Tertiary
Oligocene 35
古第三紀 始新世
Paleogene Eocene 56
暁新世
Paleocene 65
白亜紀 Cretaceous
146
中生代 ジュラ紀 Jurassic
Mesozoic
208
三畳紀 Triassic
245
ペルム紀 Permian
古生代
Paleozoic 石炭紀 Carboniferous
290

363

19

Geology 20
20

② Classification of Coal Seam

1. Seam Inclination
Mild Middle Steep Very Steep
Dip(degree) <20 ≧20,<35 ≧35, <55 ≧55

2. Seam Thickness
Thin Middle Thick
Thickness (m) <1.25 ≧1.25,<2.25 ≧2.25

20

C - 10
Geology 2121

③ Coal Seam Thickness

50cm
20cm
90cm Coal Seam Thickness : 3.3m
20cm
Working height : 2.6m
150cm Coal Thickness : 2.9m

21

Geology 22
22

④ Strike and Dip

Strike
Clinometer
α
Apparent Dip
Dip :α

22

C - 11
Pit Mouth , Mine Opening System & U/G Structure 23
23

① Pit Mouth Selection


To select pit mouth location is very important because the place
used during mine operation to the mine close.
Number of pit mouth needs more than 2.
・ Suitable place to access center of coal reserve.
・ Near place to the main road, water reserve, electric line and others.
・ Large space to construct surface facilities around pit mouth.
・ Around more than 5 meters above maximum flood level and high tide.
・ Geologically stable place.
・ No subsidence area after mining.
・ Other

23

Pit Mouth , Mine Opening System & U/G Structure 24


24
Pit Mouth , Mine Opening System & U/G Structure

② Opening system
・ Drift (Adit, Level)
・ Inclined Shaft (Slope, Incline)
・ Vertical Shaft.
・ Combination of Inclined Shaft and Vertical Shaft.

Kinds of Opening System

Drift
Vertical shaft

Inclined shaft
Cross Cut

24

C - 12
Pit Mouth , Mine Opening System

③ Underground Structure (Level Road)

(1) Main level roads and cross cuts


・ Usually main level roads are excavated to strike direction in strong rock which
exist under coal seam.
In-rock roads can prevent spontaneous combustion, maintain the cross section.
Inclination of main road is 1/200~1/300 to flow mine water naturally.
・ Then cross cut roads is excavated from level road by right angle to coal seams.
And mining panel is developed.

(2) Inseam Road


・ In case of Mild or Steep Coal Seam
Level Roads are driven from Cross Cut and follow strike direction.
Namely level, but roads need inclination 1/100~1/200 to flow mine water
naturally. So these sometimes become curved shape
After finishing excavation of Level Roads, upper road and lower road are
connected by rise or down road. This road becomes working face.
・ In case of Mild or Flat Seam
Level Roads are driven from Main and Sub main inseam roads.
These roads keep straight line, so sometimes become undulation.
Therefor pumping devices are required.

25

Pit Mouth , Mine Opening System & U/G Structure 26

(2) Concept Figure of U/G Structure (Middle -Steep Seam); Side View
Winding Machine

Upper X cut

Main horizontal
Lower X cut
Road

Arch Support

26

C - 13
Pit Mouth , Mine Opening System & U/G Structure 27

(3) Concept Figure of U/G Structure (Middle-Steep Seam) :Plane View

Intake Air
Main Fan
Exhaust Air
Ventilatio Door

Sealing

Upper Level Road

Lower Level Road

③ ④ Upper X Cut Lower X Cut

① MOA
② ⑤
N0.2 Seam

Block 1 Block 2

27

Pit Mouth , Mine Opening System & U/G Structure 28

(4) Concept Figure of U/G Structure (Flat Seam) :Plane View

In-seam Incline
In-seam Incline
Sub main Level

Main Level

28

C - 14
Underground Road Development 29

Road Develop

(1) Kinds of Support

Figure of support

3 Pieces Support 5 Pieces Support Arched Support

Roof and Side wall bolt Roof bolter

29

Underground Road Development 30

Cutting Wood Standard Method for 3 Pieces Support

海老尻(Tail)
D
山(Top) 1/3D
顎(Upper Jaw)
1/5D
顎下(Lower Jaw)
1/4D

Strong Vertical Earth Pressure Strong Side Earth Pressure

30

C - 15
Underground Road Development 31

Topic. The oldest wooden building in Japan.


Horyuji, AD7 in Nara Prefecture.

Connection Method
・ Tsugite: Same Direction
・ Shikuchi: Different Direction

31

Underground Road Development 32

Resin

(2) Support Material


・ Wood
・ Steel (H type, I type, Used Rail )
・ Bolt (Roof and side bolt, material is steel or plastics)
・ Brick, Concrete block

(3) Cutting Coal, Rock


・ Coal Pick (Pneumatic, Electric )
・ Blasting (Making holes ⇒ Charging Explosives ⇒ Ignition)
・ Excavator (Road header, Continuous miner)

32

C - 16
Underground Road Development 33

(3.1) Coal Pick


There is pneumatic and electric Coal Pick
coal pick.

(3,2) Blasting
Making bore holes by Air Auger

Charging Explosives Auger set & Explosives
↓ Spiral Rod
Tamping and Wire connecting
Bit
Check gas and coal dust

Ignition
Explosives
Air Auger

33

Underground Road Development 34

Continuous Miner

Road Header

34

C - 17
Underground Road Development 35

(4) Loading at heading


・ Manual (Shovel, Hoe)
・ Loader: Face loader, Rocker shovel, Side dump loader, Loading devices of
Excavator

EIMCO Side dump loader (625 Type)

35

36

(5) Transportation of Coal to surface (In case of Excavation at in-seam road)


After loading at heading

Heading In-seam Gross Cut Incline


Mine Car Mine Car Mine Car Mine Car
Mine Car Mine Car Mine Car
Chain Conveyor Mine Car Mine Car Belt Conveyor
Belt Conveyor Belt Conveyor Belt Conveyor
Shuttle Car Belt Conveyor Belt Conveyor Belt Conveyor

Mine Car Shuttle Car

36

C - 18
Underground Road Development 37

Chain conveyor
Horse

Belt conveyor Locomotive & mine cara

37

Underground Road Development 38

(6) Supporting work


・ Set beam as keeping center line, then putting on laggings between present
beam and former beam.
If roof condition is bad, set laggings first.
・ Set legs at both side as keeping waist line, then putting on laggings
between present legs and former legs.
If side wall condition is bad, set laggings first.
・ Fix the support and integrate with former support using bracings, connection
bars (or wires) and wedges.

I type Steel

Bracing

Connection Rod

38

C - 19
Underground Road Development 39

(7) Pillar Width

Load on Pillar
H
With in red line

Wr Wr
2 2

Pillar Road Pillar Road Pillar

Wp Wr Wp Wr Wp

・ Load on Pillar is showed as follow. (Conventinal)


Wr Wr
(Wp + + )γH 1 (Wp +Wr )γH 1
σ1=
2 2
∗ = * (kg/cm2)… Formula-1
Wp 10 Wp 10
(Wp +Wr )γH
= (ton/m2) …Formula-2
Wp

39

図形要素集
Underground Road Development 40

For Example; Calculate Pillar Width


When Road Width=5m, γ=2.5, H=300m, σ1=100 kg/cm2,
From Formula-1
10*Wp*σ1=(Wp+Wr)γH=Wp*γH+Wr*γH
Wp(10σ1-γH)=Wr*γH
Wp(1,000-750)=3,750
Wp=15m

・ Pillar Width (in Australia)


When depth from surface is H meters

Wp=H/10 meters

・ Pillar Strength (in Australia)

𝟕.𝟒𝐖𝐩 𝟎.𝟒𝟔
Pillar Strength=
𝐏𝐡𝟎.𝟔𝟔
Here; Wp = pillar width (m), Ph = pillar height (m)

40

C - 20
Underground Mining Method 41

Mining Method (Coal Getting)


① Kind of Coal Mining Method
There are mainly 2 kinds of Mining Method and Other Methods.
・ Bord and Pillar Method (Room and Pillar)
・ Longwall Method
・ Other Methods (Hydraulic Mining, Shortwall Mining, etc )

② Bord and Pillar (Room and Pillar) Method

⑨’ Pillar Extraction
⑤’ ⑥’ ⑦’ ⑧’
Conventional
Method ①’ ② ③’ ④’ MOA MOA MOA


0’

Belt Conveyor 100’ 0’
③ MOA
0’

0’

0’
20’ 80’
Stook
420’

41

Underground Mining Method 42

③ Longwall
(1) Retreat System and Advancing System
・ Retreat System Fig Retreat System
After making panel, working face is started
from the edge of panel. Safety Pillar
Therefore, it’s available to get geological
condition before start working face.
It’s easy to prevent spontaneous combustion,
because air leakage is small at mined out area.
Fund collection is slow, but many coal mines introduce this system

・ Advancing System
Working face is started from the edge of
Fig Advancing System
safety pillar while upper and lower roads
are excavated.
When headings meet fault, water spring, Headings
gas emission and etc, coal production
becomes unstable.
Many efforts are required to prevent spontaneous combustion,
because air leakage easily happens at mined out area.
Fund collection is speedy.

42

C - 21
Underground Mining Method

(2) Longwall Direction and Coal Cutting Direction

:Longwall Direction
Longwall Direction
:Cutting Direction

Up & Down of Dip Direction Strike Direction Apparent Dip Direction

Cutting Direction

Up and Down of Dip Direction Strike Direction Apparent Dip Direction

43

Underground Mining Method

(3) Cutting Method

(3.1) Coal Pick Fig Coal Pick


There is pneumatic and electric
coal pick.

(3,2) Blasting
Making bore holes by Air Auger
↓ Auger set & Explosives
Charging Explosives Spiral Rod

Bit
Tamping and Wire connecting

Check gas and coal dust



Explosives
Ignition Air Auger

44

C - 22
cosθ=EB/ECであるから①と②より
tanβ=h/EC
EB=h/ Underground
∴EC=h/ tanβ…① Mining
tanα…②
cosθ=(h/ tanα)÷h/tanβ=tanβ/tanα
Method 45

Apparent Dip for Kakkuchi and


Road A D
Triangular prism

E ① F

α β α
θ

E F
B C
θ
② ①

B C

tanβ=h/EC ∴EC=h/ tanβ…① , same way EB=h/ tanα…②


cosθ=EB/EC , Therefore from ①and ②
cosθ=(h/ tanα)÷h/tanβ=tanβ/tanα

45

Underground Mining Method 46

For Example

① Coal seam inclination : 50 degrees、apparent dip of L/W :30 degrees


cosθ=tanβ/tanα=0.57735/1.19175=0.48446
cos-1 0.48446=61 degrees

② Coal seam inclination : 40 degrees、apparent dip of L/W :30 degrees


cosθ=tanβ/tanα=0.57735/0.83910=0.68806
cos-1 0.68806=46.5 degrees

46

C - 23
Underground Mining Method 47

Seam inclination related to advancing direction

True dip direction


Apparent dip direction

Strike direction

Here tanγ= tanα* sinθ


θ: Angle from True Dip

47

Underground Mining Method

(3.3) Mechanical Cutting


There are 2 types of Mechanical Cutting. Produced coal is transport by
chain conveyor.
Hobel (Plow, Plane), Thin & middle seam Drum Cutter (Shearer), Middle & Thick seam

(3.4) High pressed Water (Hydraulic Mining)


Produced coal is transport by water flow.
Monitor Jetting Water

48

C - 24
Underground Mining Method

Cutting Sequence of Drum Shearer

④ Cutting to the end of Longwall


① Cutting finish at the end of Longwall.

② Advance of Armored Face Conveyor.


⑤ Cutting to the opposite side

③ Cutting stop to the opposite side.

49

Underground Mining Method

(4) Roof Control of Longwall


・ Treatment of mined out area (MOA), Goaf or Gob
Caving Method Filling Method
Main Roof Main Roof

Direct Roof
Direct Roof

・ Collapsed height
is calculated as following. H Collapsed Height : H
Here ; Swelling Factor =K
Working height=A,
Collapsed Height : H A
A+H=K・H
A
∴ H=――― … Formula-3 Working height : A
K-1

50

C - 25
Underground Mining Method

Density and Swell Factor of Rock


(Source:Mining Engineering handbook )

Density Swell Factor


Coal Anthracite 1.60 1.35
Coal Bituminous 1.25 1.35
Coal Lignite 1.00 1.35
Limestone 2.60 1.50
Sandston 2.65 1.60
Shale 2.35 1.45

★ Example : Calculate Collapsed height


When working height is 2.5m and Swell Factor is 1.45
From Formula-3
2.5
Collapsed height=――――≒5.6 m
1.45-1

51

Underground Mining Method

・ Forced collapse of the roof


If roof is very strong, roof isn't collapsed for long distance from start line of
Longwall face.
When large space of roof falls down, strong wind is generated and gives big
damage to workers and facilities.
And there is possibility of coal or rock outburst phenomenon.
Therefor blasting work to the roof should be done.
★Making from Fixed beam of both ends to Cantilever

52

C - 26
Underground Mining Method

・ Load Distribution around Longwall and reinforcement of support at roads

53

Underground Mining Method

・ Roof Support at Full Mechanized Longwall

2 Legs Roof Support


Leg

Top Coal Caving

54

C - 27
Underground Mining Method 55

Perspective view of full Mechanized Longwall

55

Underground Mining Method 56

Kakkuchi (Step Cut) Mining: Blasting & Back Filling


① True dip 60° ② Excavate a Raise with apparent dip 30°

③ Set Kakkuchi at the Raise ④ Support and blasting holes

56

C - 28
Underground Mining Method 57

④ Surface Subsidence

Figure using in Australia


凸 凹 凸

Maximum Subsidence Smax=a・m


Here a: Subsidence ratio, 0.6~0.65 NSW in Australia
m: Working Height

57

Underground Mining Method 58

・ Critical, Super Critical, Less than Critical


Fig A At Fig A
In case coal seam between A and B was mined,
and surface subsidence completely finished.
P is surface point above the center of mined
out.
A and B are the end points of mined out.
Fig B P E and F are surface points of the ends at
surface subsidence.
G is the point above A.
H is the point above B.
Angle between segment AE and horizon is γ.
E C A B D F γ is named Limit Angle (in Japan).
At Fig B
Super Triangle PCD with γ, circle with segment CD is
Critical
named Critical.
Circle with more long than CD is Super Critical.
Critical
Circle with less long than CD is Under Critical.
In general at Under Critical surface subsidence
Under Critical
doesn't occur.

58

C - 29
Embalut Coal Mine 59
59

Geological Cross Section at Embalut

West East

Mahakam River Seam 23 Seam 22

Seam 2 Seam 1

About 5km

Pulubalang Formation : Seam1 - Seam9, 6,500 – 6,600kcal/kg (adb)

Balikpapan Formation : Seam10 – Seam23, 5,700 – 6,300kcal/kg (adb)

59

Embalut Coal Mine 60


60

Mine Opening Method (Incline ) and Structure


Main Inclines are under coal seams.

Main Hoist
Upper inseam road

Mine Cars
Upper Cross cut

Lower inseam road

Lower Cross cut

60

C - 30
Embalut Coal Mine 61
61

Wooden Support of Road (In Seam)

61

Embalut Coal Mine 62


62

3 pieces of wooden Support (In-seam)

Beam : 2.1m or 2.4m


Leg
inclination
1/4.5 – 1/5
Ventilation Tube

4.5 - 5 1m3 Mine Car Leg : 2.1m or 2.4m


1
Water pipe

Compressed air pipe

62

C - 31
Embalut Coal Mine 63

Main Hoist (300Hp and 200Hp×2 at Surface (for Incline)

63

Embalut Coal Mine 64

Endless Transportation in Underground


Electric Winch
Sheave

Train

Weight

64

C - 32
Embalut Coal Mine 65

One kind of Room & Pillar Method

Upper Road(Returned Air )

Direction of W/F

Max 15m Preparation


40m was limit.
Work for W/F
~ Direction of
50m Coal cutting Rise for W/F

Lower Road (Fresh Air)

65

Embalut Coal Mine 66

Support at Working Face (Conventional)

66

C - 33
Embalut Coal Mine 67

Longwall - Hydraulic Prop and Kappe (link bar )

Link Bar

Hydraulic Prop

Dowty inner pump type

67

Embalut Coal Mine 68

Supporting system (Hydraulic Prop & Kappe)

Before Getting Coal : 2 files After Getting Coal : 3 files


Link bars are extended.
Then Hydraulic props are put up.

Coal

Iron Net or
Bamboo Net Trough for
Flow down coal

68

C - 34
図-5
1本 鉄柱1本当たりの支保面積
Embalut Coal Mine
1.2X (m2)
= 1.3~1.4(本/m2) 69
69

Basis of Hydraulic prop and Kappe ‥1

Length of Kappe :1.2m


Table -1 Mining Height and Prop
Density
Interval : Xm
Mining Height(m) Density(prop/m2)
≦1.0 0.8~0.9
1.2~1.8 1.2~1.3 1 prop
1.8~2.0 1.4~1.5 = prop/m2‥ ①
1.2X (m2)
2.2~2.4 1.5~1.6

Example : When Mining height is 1.8m (density=1,4), using Table-1 and formula ①.

x=1/(1.2×1.4) ∴ Interval X≒ 0,6m

・ When Longwall length is L(m) and Mining height is 1.8m, using 3 files.
Required Props at W/F = ( L/0.6)×3=5L This means 5 props per meter.
Total Props = 5L+ 30+ stand by props

69

Embalut Coal Mine 70

Basis of Hydraulic prop and Kappe ‥2

Table-2 Set up angle


α Pull up a prop α
Seam Inclination 6° 12° 18° 24° 30° degrees
α (Degrees) 0~1 0~2 1~3 1~4 2~5
Seam Inclination 36° 42° 48° 54° ―
α (Degrees) 2~6 2~7 3~8 3~9 ―

1 2

70

C - 35
Embalut Coal Mine 71

Typical Longwall Face (Retreat)

Stable Room

Curtain

Direction of Longwall
Mined Out
Area Direction of Cutting
Coal Picks or Blasting

Direction of removing
Props and Kappes
Stable Room

Double Chain Conveyor


Curtain

Double Track

71

Embalut Coal Mine 72

Maintenance of Road
① Swelling
・Remove swelled rock.
・Water drainage is very important.
Install of side ditch (Parit).
② Reinforcement of supports
・ Insertion of support.
Inserted support

・ Put post(s) under the beam.


Hydraulic prop is best for supporting.

③ Expansion of Cross Section of Road

72

C - 36
Embalut Coal Mine 73

Expanding Mining Area ⇒ Increasing Minable Coal


:TAMDA 1 P Mouth TAMDA 3
:TAMDA 2
:TAMDA 3
P Mouth TAMDA 2
North
P Mouth TAMDA 1

73

74

26. Increase workable Coal Seams & Area


Table-3 Workable Coal Seams in every U/G pit
Before After improvements
Seam9, Seam10 Seam9, Seam10, Seam7, Seam8,
TAMDA-1
Seam11, Seam12,Seam13, Seam14
TAMDA-2 Seam7 Seam7. Seam7 Lower, Seam8, Seam9,
Seam10
TAMDA-3 Seam4, Seam4 Upper, Seam4, Seam4 Upper, Seam5, Seam3,
Seam5 Seam5 Upper

27. Increase U/G Coal Production


About 200,000 tons/year 1980’s

About 400,000 tons/year After 1994

74

C - 37
75

Reference : Hydraulic Mining in Canada

Barmer Coal Mine


・ Seam Thickness : 15 m
・ Production record : 12,400 tons/ day/ One Monitor
・ Sub Level system

75

76

Thank you for your Attention.


- The End -

76

C - 38
77

(1) Free Swelling Index (FSI)


Crucible Swelling Number (CSN)
・褐炭、無煙炭、風化炭は膨張性無し

77

78

(2)流動性試験(Fluidity Test)
・コークス用炭混炭用の試験
・試験用機器 : ギースラープラストメーター

(3)膨張性試験(Dilatation Test)
・試験用機器 : デラトメーター
・収縮率(%)+膨張率(%)=全膨張率(50~200が標準)

78

C - 39
Reference; Blasting 79

Explosives (火薬類)
1. High explosives, Blasting power (爆薬)
Detonation(爆轟);Expansion rate exceeds sonic speed
with shock wave.
TNT, Ammonium nitrate explosives, Dynamite, ANFO,
Slurry explosives, …
2. Low explosives, (Gun) Powder(火薬)
Deflagration(爆燃) ;Expansion rate dose not exceed
sonic speed. (No shock wave )
Gunpowder(Black powder)
3. Pyrotechnic products; Processed explosives(火工品)
Detonator(Cap), (Detonating) fuse, Fireworks

79

Reference; Blasting 80

Hauser’s Formulation
W: Minimum burden (m)
R : Crater radius

n=R/W : Crater index


R=W R<W R>W

Standard charge Under charge Over charge

80

C - 40
Reference; Blasting 81


V (Volume of Crater at standard charge) = ・π・R2・W

In case of standard charge, R=W

∴ V= ・π・W3 ≒1.05W3 ≒W3

Crater Volume is proportional to the cube of minimum burden W.
At the crater of standard charge, exploded volume (m3) is proportional to
the charging weight(kg). Therefor the following equation (Hauser’s
Formulation) is established.
L=CW3 (Basic Equation)
Here
L: Charge weight(kg)
C: Blast coefficient (kg/m3)
W: Minimum burden(m)
C=g・e・d・ f(n)
g:Rock strength coefficient
e:Explosive powder coefficient
d:Stemming coefficient
f(n):Crater index function

81

Reference; Blasting 82

Rock strength coefficient (g)

Rock Name g kg/m3)


( Rock Name g (kg/m3) Rock Name g (kg/m3)
Hard quartzite 3.3 Granite. 2.1 Limestone 1.6
Hornblende 2.9 Diorite 2.1 Sandstone 1.4
Quartzite 2.7 Gneiss 2.1 Shale 1.3
Hard limestone 2.5 Andesite. 1.8 Tuff 1.3
Hard sandstone 2.3 Schist 1.7 Alum rock 1.0

Explosive coefficient (e)


Explosives Coefficient (e)
Kiri dynamite 0.85
Sakura dynamite 60% 1.00
Ume dynamite 1.45
Carlit 1.30
Ammonium nitrate explosive 1.40

82

C - 41
Reference; Blasting 83

Stemming coefficient (d)

Conditions d
Complete stemming 1
Explosives in hole Incomplete stemming 1<d<1.25
No stemming 1.25
Banking 1.5
Full explosives in hole
No banking 2
No hole In many cases 2<d<9

f(n):Crater index function


f(n) is decided by crater index.
Generally, f(n)=( 𝟏+𝒏𝟐 − 𝟎. 𝟒𝟏)3 is used.
In case of standard charge, n=1 ∴ f(n)=1

n 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.75 2.0

f(n) 0.36 0.42 0.52 0.66 0.83 1 1.26 1.52 1.86 2.25 2.70 4.14 6.09

83

84

Blasting Pattern
1. Relieving cut (芯抜き発破): Make free face
V cut, Double V cut, Pyramid cut, Fan cut, Burn cut, Big diameter hole, …

2. Easer shot(払い発破)

Big diameter hole method

Easer V cut
shot

84

C - 42
85

Surface Subsidence (refer to Page 57, 58 )

85

86

Surface Subsidence (refer to Page 57, 58 )

Smax=am

Draw angle ( 90-γ,Australia)

γ=critical (Limit) angle

86

C - 43
87

Safety Pillar

γ=critical angle

γ γ

Safety Pillar

87

88

Getting θ at apparent dip α and true dip β

degree radians value


tanα 50 0.8726646 1.1917536
tanβ 30 0.5235988 0.5773503
ACOS Degrees
cosθ= tanβ/tanα= 0.48445 ⇒ 1.06506 61.02327

degree radians
tanα 40 0.6981317 0.8390996
tanβ 30 0.5235988 0.5773503

cosθ= tanβ/tanα= 0.68806 ⇒ 0.81199 46.52332

88

C - 44
1

Economic Evaluation of Mine

MMR Kakizaki
PROJECT FOR OVERSEAS TRANSFER
OF COAL MINING TECHNOLOGY

implemented by

。 2

1. Simple interest and Compound interest


To start this lecture, we brush up on simple interest and compound
interest of Savings.
Table-1
P the principal
i interest rate/year
n the number of years
S Sum total (the principal+interest)

Setting items like the above table, the total amount of principal and
interest after n years is as below.

In case of simple interest S=P(1+i×n) … ①


In case of compound interest S=P(1+i)n …②

D -1
3

1. Simple interest and Compound interest


Then, under the conditions in the table below, compare the amount of
simple interest calculation and compound interest calculation.
P 100 Juta
i 0.2 (20%)/year
n 10
S Sum total (the principal+interest)

Table-3
P 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Juta 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300
Single
① (1+0.2*1) (1+0.2*2) … (1+i×n) … (1+0.2*10)
Comp- Juta 100 120 144 173 207 249 299 359 430 516 620
1 2 10
-ound ② (1+0.2) (1+0.2) … (1+i) … n
(1+0.2)

Compound interest is used for the general calculation.


This interest rate is also used for the economic evaluation of the mine.

2. Free Cash flow (FCF)


Free Cash flow means the Cash flow generated by primary business
activities. Using this Free Cash flow companies pay interest to creditors,
perform the redemption of the debt, pay dividends to shareholders or
performs the cancellation of shares.
Table-4
A Sales value
Material cost
Labor cost
Production cost
Indirect cost (Overhead Cost)
B Depreciation
Selling and general administrative expenses
Interest payment
Taxes
A-B NOPAT(Net Operating Profit After Tax)
Expenses (like depreciation) not result in a payment of cash is added back
to NOPAT.
Free Cash flow=NOPAT+Depreciation

D -2
5

3. Kind of project evaluation method


As a method for evaluating the profitability of the investment, the
following four methods are mainly known.
Currently being used is generally 3.3 NPV: Net Present Value and
3.4 IRR :Internal Rate of Return.

3.1 Payback period method


Payback period method is calculated that the investment amount average
value of the cash flow .
𝐈𝐧𝐯𝐞𝐬𝐭𝐦𝐞𝐧𝐭 𝐀𝐦𝐨𝐮𝐧𝐭
Payback period=
𝐅𝐫𝐞𝐞 𝐂𝐚𝐬𝐡 𝐅𝐥𝐨𝐰 𝐟𝐨𝐫 𝐞𝐚𝐜𝐡 𝐩𝐞𝐫𝐢𝐨𝐝 𝐚𝐯𝐞𝐫𝐚𝐠𝐞

3.2 ROI (Return on investment Method)


The rate of return method is calculated that earnings is divided by the
investment amount .
𝐂𝐮𝐫𝐫𝐞𝐧𝐭 𝐧𝐞𝐭 𝐏𝐫𝐨𝐟𝐢𝐭
= ROI (Return on investment Method)=
𝐈𝐧𝐯𝐞𝐬𝐭𝐦𝐞𝐧𝐭 𝐀𝐦𝐨𝐮𝐧𝐭

3.3 NPV (Net Present Value) Method


*Concept of Present Value
For example, as having 100 juta, and bank deposit interest rates in the
10% right now, you will get 110 juta one year later.
・ So, 100 juta value after one year, How much is the current value
(=present value) ?
𝟏
It is 100・ =90.9 juta
(𝟏+𝟎.𝟏)
・ So, 100 juta after 2 years, How much is the current value?
𝟏
It is 100・ =82.6 juta
(𝟏+𝟎.𝟏)𝟐


・ So, 100 juta after n years, How much is the current value?
𝟏 juta
100・
(𝟏+𝟎.𝟏)𝐧
Called the discount rate of 0.1 digits, which is used here.

D -3
7

The method of calculating Present Value of a future cash flow is called


DCF (Discount Cash Flow) method. Total of PV of a DCF method and a
difference with an initial investment are calculated, and the method of
evaluating profitability is called NPV (Net Present Value) method.
NPV=Total Present Value-Initial Investment
Formula it is expressed as follows.
S1 S2 Sn
NPV=( + 2 +… … )-I …③
(1+r) (1+r) (1+r)n
I:Investment Amount
S:Free Cash Flow
r:Discount Rate
n:Period

At formula ③

1
is called PWF (Present Worth Factor).
(1+i)n

★ A simple example to decide investment using NPV method


Table-5
Investment Amount 100 Juta Rupiah
Cash Flow 20 Juta Rupiah
Discount Rate 6%
Project Period 7 Years

Simply calculating without NPV method, Payback period is 5 years.


However, it does not take into account the time value of money.
Therefore it’s need to be considered with the NPV method.
Table-6
Year 0 1 2 3 4 5 6 7
Investment -100 - - - - - - -
Free Cash Flow - 20 20 20 20 20 20 20
PWF ;6% - 0.94 0.89 0.84 0.79 0.75 0.70 0.67
PV - 18.9 17.8 16.8 15.8 14.9 14.1 13.3
NPV -100 -81.1 -63.3 -46.5 -30.7 -15.8 -1.7 11.6

D -4
9

★ Get NPV Using Excel


Figure-1

Figure-2 10

Figure-2

D -5
3.4 内部利益率(IRR:Internal Rate of Return)法 11

3.4 IRR (Internal Rate of Return) Method


Internal Rate of Return is that the value of the discount rate that makes
the net present value zero.
In short NPV =0 at formula ③.
By comparing the ratio, IRR method is to evaluate the relative merits of
investment projects.
Condition to execute the investment is “ IRR is greater than its target
rate”
S1 S2 Sn
I =( + +… … ) … ④
(1+r) (1+r)2 (1+r)n

★ Calculation of IRR
There are several method to calculate the IRR.
・Orthodox methods is the repeated calculation.
・Other method is to use the Goal seek and IRR function of Excel.

12

Repeated calculation
NPV

NPV=0
i

D -6
13

Figure-3
Calculate IRR
Exp-1 0 1 yeay 2 year 3 yeay 4 year
-100 40 35 40 55

(1) Repeated calculation


① Supposing Rate=0.2
0 1 yeay 2 year 3 yeay 4 year
-100 40 35 40 55
PV 33.333 24.306 23.148 26.524
NPV 7.311
You understand that rate is more large this nuunmber.
② Supposing Rate=0.3
0 1 yeay 2 year 3 yeay 4 year
-100 40 35 40 55
PV 30.769 20.710 18.207 19.257
NPV -11.057
You understand that rate is the nuunmber betweem ① and ②.

14

③ Supposing Rate=0.25
0 1 yeay 2 year 3 yeay 4 year
-100 40 35 40 55
PV 32.000 22.400 20.480 22.528
NPV -2.592
You understand that rate is little bit smaller than ③.
④ Supposing Rate=0.24
0 1 yeay 2 year 3 yeay 4 year
-100 40 35 40 55
PV 32.258 22.763 20.979 23.264
NPV -0.736
⑤ Supposing Rate=0.236
0 1 yeay 2 year 3 yeay 4 year
-100 40 35 40 55
PV 32.362 22.910 21.184 23.566
NPV 0.023
Because of above calculations.
IRR= 23.6%

D -7
15

(2) Use Excel Function (IRR)


A B C D E F G
1
2 0 1 yeay 2 year 3 yeay 4 year
3 -100 40 35 40 55
4 IRR 23.6%
5 0.236
・Open mathematical formula of Excel,
then select financial function.
・Point out C4、then open dialog and
selecting IRR
・Insert C3 B3~F3 to Range of the dialog.
・Answer is C4 ⇒ 23.6%

16

★Project Evaluation using DCF Method


・Example: Comparing 3 projects (Total Profits are same)
When discount rate is 6%, NPV and IRR of 3 Project is calculated as
following.
Table-7
Year 0 1 2 3 4 5
A -200 70 70 70 70 70
PV -200 66.04 62.30 58.77 55.45 52.31
NPV 94.87
IRR 22%
B -200 100 100 70 40 40
PV -200 94.34 89.00 58.77 31.68 29.89
NPV 103.69
IRR 28% Table-8
C 0 -200 150 100 60 40 NPV IRR
PV -188.68 133.50 83.96 47.53 29.89 A 95 22%
NPV 106.20 B 104 28%
IRR 36% C 106 36%

From these results, PJ-C is best and Project-B is next.

D -8
17

4. Fixed Profit per year


4.1 A kind interest
For example, if there is a fixed annual profit of 100 juta, Consider the
present value at the end of the year and the sum of the present value.
Table-9
1 year 2 year 3 year 4 year 5 year
Fixed Sum 100 100 100 100 100
Discount Rate 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1
Present Worth Factor 0.9091 0.8264 0.7513 0.6830 0.6209
1/(1+0.1)n 1/(1.1)1 1/(1.1)2 1/(1.1)3 1/(1.1)4 1/(1.1)5
Present Value 90.91 82.64 75.13 68.30 62.09
Total Present Value 90.91 173.55 248.69 316.99 379.08

There is a well-known formula to determine the total amount of the


present value, called Inwood formula.

18

Inwood formula
a (1+i)n −1 a
A (Total Present Value)= [ n ]= [1-(1+i)-n] …⑤
i (1+i) i
Here, a is annual profit.

At table-9 using this formula, calculate the total present value of each
year.
a 100
A= [1-(1+i)-n]= [1-(1+0.1)-5]=1,000×(1-0.6209)=1,000×0.3791≒379.08
i 0.1
This number is same result with table-9.

D -9
19

Proof of Inwood Formula


a
PV of a at the end 1st year
1+i
a
PV of a at the end 2nd year 2
1+i
a
PV of a at the end nth year 1 + i n

Therefore, total present value obtained in each year “ a” is showed below.


a a a
A= + +………+ n …⑥
1+i 1+i 2 1+i
This is the sum of the geometric progression.
1
Multiplying on both sides of ⑥
1+i
1 a a a
A( ) = 2+ 3 +………+ n+1 …⑦
1+i 1+i 1+i 1+i
Then, ⑥-⑦

20

1 a a
A (1 − )= − n+1
1+i 1+i 1+i
1+i−1 a 1
A( )= (1- )
1+i 1+i 1+i n
i a 1+i n −1
A( ) = ( )
1+i 1+i 1+i n
𝐚 (𝟏+𝐢)𝐧 −𝟏 𝐚
A= [ ]= [1-(1+i)-n]
𝐢 (𝟏+𝐢)𝐧 𝐢
From this result
Inwood Formula is proved.

D - 10
21

If the amount of money at the time of accumulating the present value


obtained from this Inwood formula at the compound interest i for further n years
is set to T,
a (1+i)n −1 (1+i)n −1 a
T={ ・ n }・(1+i)n=a・ = ・[(1 + i)n − 1] …⑧
i (1+i) i i
If ⑧ is solved about a,
T・i
a= …⑨
(1+i)n −1
The meaning of this formula shows the amount of money which should be
prepared every year, in order to pay collectively the amount of money T, in n
years.

22

Example Calculation …A kind interest rate


Exampl-1
How much is Total of Principal and Interest at the time of accumulating 50 Juta
at 10% of Compound Interest for 15 years?
From ② S=P(1+i )n
=50 Juta×(1+0.1 )15=50 Juta×4.17725≒209 Juta Rp
Example-2
How much is the Present value of 50 Juta Rp which should be received after 15
years? Here, an interest rate is 10%.
50 Juta
From ③ P=
(1+i)n
50 Juta 50 Juta
= = ≒12 Juta Rp
(1+01)15 4.17725
Example-3
How much is the total amount at the time of accumulating 50 Juta Rp at 10% of
Compound Interest for 15 years every year?
(1+i)n −1
From ⑦ T=a・
i
(1+0.1)15 −1
=50・ =500・(4.1772-1)=500・3.1772≒1,589 Juta Rp
0.1

D - 11
23

Example-4 (Inwood Formula)


When 50 Juta Rp enters every year, how much is the total amount of the Present
Value which discount rate is 10%?
a
From ④ A= [1-(1+i)-n]
i
50
= [1-(1+0.1)-15]=500×(1-0.2394)=500×0.7606≒380 Juta Rp
0.1
Example-5
After 15 years the payment of 400 Juta Rp is required and compound interest is at
10%, how much is a reserved amount per year?
T・i
From ⑨ a=
(1+i)n −1
400・0.1 40 40
= = = ≒12.6 Juta
(1+0.1)15 −1 4.1772−1 3.1772

24

4.2 2 kind of interest rate


The interest rate above-mentioned was one kind, H. D. Hoskold of Britain should
take into consideration two kinds of interest rates.
One of 2 kinds of interest rate is an ordinary interest rate or the loan interest rate
“i". Moreover, the dangerous interest rate is set up independently and it expressed
with “s”.
s=r・i
“s” expresses Desired Interest rate in a mining company.
The dangerous interest rate “s” shall be attached to Present value of the dropped
capital, and “a-A・s” is added up at the end of each year.
The difference of this amount of money and annual income profit, “a-A・s” is
usually accumulated at a kind interest rate.
(1+i)n −1
Therefore、at ⑧ a・ , above amount of money "a-A・s" is substituted
i
for ”a”
a-A・s
〔(1 + i)n -1〕
i

D - 12
25

This amount of money exist the end of n-year after.


This must be equal Present Value A in the end of n-year after.
a-A・s
A= 〔(1 + i)n -1〕
i
Solve this,
a[(1+i)n −1] a
A= = i … ⑨
i+s〔(1+i)n −1)〕 s+
(1+i)n -1

This is the famous Hoskold formula.

The profit of the fixed amount a every year will be expected for n years.
However, d years before that are unprofitable.
The present value in that case is considered.
At the end of d years the present value of the amount of money which enters
after that is set to A,
A
P=
(1+i)d

26

The formula of Hoskold is substituted for this A.


a 1
P= ・ … ⑩
(1+i) s+i[ 1+i n −1]−1
d

Moreover, interests P・s to P is collected every year, and the amount of money
which saves this every year and places it at the interest rate i becomes below at the
same time it collects the amounts of investment P.
P・s P
P+ [(1 + i)n − 1]= [i+s{(1 + i)d+n − 1}]
i i
Upper formula and ⑧ formula become equal. namely
a P
・[(1 + i)n − 1] = [i+s{(1 + i)d+n − 1}]
i i
It becomes below when it solves about P.
n
(1+i) −1
P=a・ d+n …⑪
i+s{(1+i) −1}

D - 13
27

Example Calculation …2 kinds interest rate


Example-1
In case, 5 Juta Rp enters for 14 years every year;
Person who purchase the right to receive this amount of money wish the desired
interests of 8% per year and also make an accumulation interest rate 3% per
year about a self investment, how much is the amount of money for buying over
(namely, current value)?
This is typical example of Hoskold Formula.
a[(1+i)n −1] 50[(1+0.03)14 −1]
From ⑨ A= =
i+s〔(1+i)n −1)〕 0.03+0.08〔(1+0.03)14 −1)〕
5×0.51259
= ≒36.1 Juta Rp
0.03+0.08×0.51259

28

Example-2
15 Milyar Rp was invested for Mine Develop and others Facilitis preparation for
three years.
When the profit of 20 Milyar Rp is expected for 12 years after that every year,
interests are made into 15% per year and an accumulation interest rate is made
into 3% per year, how much is the amount of money for buying over?
n
(1+i) −1
From ⑪ P=a・ d+n
i+s{(1+i) −1}
12
(1+0.03) −1
=20・ 15
0.03+0.15{(1+0.03) −1}
0.425761
=20・
0.113695
≒74.9 Milyar Rp
However, Present Value = Purchase Price + Initial Investment Amount
Therefore,
Purchase Price=Present Value-Initial Investment Amount
=74.9-15=59.9 Milyar Rp

D - 14
Example of IRR of Feasibility Study 29

Example of IRR : Feasibility Study of A Coal Mine

Calculate IRR from below table by using Excel, IRR=32.17%


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Production (Tons) 0 19,600 156,200 216,400 276,700 262,000 280,700 279,400 272,200 278,300

Sales (US dollars) 0 784,000 6,248,000 8,656,000 11,068,000 10,480,000 11,228,000 11,176,000 10,888,000 11,132,000

Investment (US $) -1,824,400 -910,400 -1,351,000 -243,413 -1,564,900 -443,900 -400,500 -572,500 -910,000 -561,500

Running cost -1,369,081 -2,020,277 -3,879,586 -4,040,406 -4,839,573 -4,483,277 -4,576,852 -4,554,166 -4,518,918 -4,584,441

Profit -3,193,481 -2,146,677 1,017,414 4,372,181 4,663,527 5,552,823 6,250,648 6,049,334 5,459,082 5,986,059

Tax and other -1,731,200 -2,213,600 -2,096,000 -2,245,600 -2,235,200 -2,177,600 -2,226,400
(20% of sales)
Cash flow -3,193,481 -2,146,677 -1,075,386 2,640,981 2,449,927 3,456,823 4,005,048 3,814,134 3,281,482 3,759,659
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Production (Tons) 261,600 252,800 240,900 255,500 252,300 246,500 232,600 228,000 228,100 176,500

Sales (US dollars) 10,464,000 10,112,000 9,636,000 10,220,000 10,092,000 9,860,000 9,304,000 9,120,000 9,124,000 7,060,000

Investment (US $) -932,900 -426,500 -879,500 -401,000 -965,500 -318,900 -1,010,500 -635,500 -460,000 -611,500

Running cost -4,479,945 -4,454,155 -4,387,977 -4,477,315 -4,474,387 -4,510,117 -4,118,726 -3,993,750 -4,017,893 -3,818,486

Profit 5,051,155 5,231,345 4,368,523 5,341,685 4,652,113 5,030,983 4,174,774 4,490,750 4,646,107 2,630,014

Tax and other -2,092,800 -2,022,400 -1,927,200 -2,044,000 -2,018,400 -1,972,000 -1,860,800 -1,824,000 -1,824,800 -1,412,000

Cash flow 2,958,355 3,208,945 2,441,323 3,297,685 2,633,713 3,058,983 2,313,974 2,666,750 2,821,307 1,218,014

30

Rule of 70 and 72 (Luca Pacioli (1445–1514).Italy)


In finance, the rule of 72 and the rule of 70 are methods for
estimating an investment's doubling time.
Example (interest %)
70÷5 years≒14 %
70÷7 years≒10 %
70÷10 years≒7%
70÷15 years≒4.7%
Example (years)
70÷5 %≒14 year
70÷7 %≒10 years
70÷10 %≒7 years
70÷15 %≒4.7 years

D - 15
Project peningkatan industi negara penghasil batubara
(Training On Project Coal Mine)

Teknologi ventilasi

Mitsui Matsushima Resources,.Co.Ltd


Dispatch training Project

Pentingnya Ventilasi Udara


・Teknologi Ventilasi Udara⇒Permasalahan yang hanya ada pada tambang
dalam
・Semakin dalam & Semakin jauh melakukan penambangan, pentingnya
ventilasi udara semakin bertambah
・Untuk mengurangi kadar Gas Metan yang timbul dari lapisan batubara,
dan memindahkan atau membuang gas tersebut teknologi ventilasi udara
sangat dibutuhkan
Tujuan Ventilasi Udara
1.Untuk mengurangi kadar/ melemahkan serta memindahkan atau
membuang berbagai macam gas yang timbul di tambang dalam
2.Untuk memperoleh udara segar untuk pernafasan yang dibutuhkan
oleh para pekerja
3.Untuk mengontrol peningkatan suhu dalam tambang yang
diakibatkan oleh panas bumi, panas oksidasi
※Lakukan pendesainan & pengontrolan yang saling menghubungkan
antara rencana penambangan & rencana transportasi serta
mengutamakan keselamatan
2

E-1
1.Metan gas(CH4)
Property
Gravitasi spesifik 0,559
Jika bercampur dengan udara tidak pernah berpisah lagi
Tidak berbau transparan
Pencampuran 5 ~ 15% di udara ⇒ Meledak jika ada
sumber api
Batas ledakan berubah ketika kotoran seperti debu
batubara bercampur
Komponen utama gas alam

② Kejadian, keberadaan
・ Biasanya ada di tambang batu bara
・ Terjadi dalam proses coalifikasi tumbuh tumbuhan,
ketika terjadi jauh di bawah tanah, tertutup di
dalam lapisan batu bara dan batuan di atas dan di
bawah batu.
Ada banyak pori-pori dalam batubara, dan mereka
tertutup dalam bentuk adsorpsi dan bebas

③ Pengaruh pada tubuh manusia


Tidak berbahaya, tetapi dapat menyebabkanmati
lemas dengan kekurangan asam jika kadarnya
menjadi tebal

E-2
Batas ledakan

Konsentrasi oksigen

Wilayah ledak
metan gas

Konsentrasi metan gas

Kadar batas meledak hebat metan gas


 Dalam reaksi eksplosif metan, lebih dari 100 reaksi bisa berkaitan, sangat
sulit untuk dipahami, tetapi untuk mengatasi ledakan metan di tambang batu
bara, tidak perlu memahami teori reaksi yang sulit seperti itu, dapat
dipahami oleh reaksi antara metan dan oksigen dengan rumus yang di
tampilan berikut.
 CH 4 + 2 O 2 = CO 2 + 2 H 2 O
 Jumlah udara yang dibutuhkan ketika metan di udara 1 m3, benar-benar
terbakar , bila komposisi udara adalah 21% oksigen dan 79% nitrogen,
dengan rumus diatas menjadi 2 × {1 + 1 × (79/21)} = 9,52 m 3.
 Dengan demikian, konsentrasi gas metana (persentase volume) pada saat itu
 {1 / (1 + 9.52)} x 100 = 9,51%
 Ini adalah konsentrasi eksplosif terkuat metana secara teoritis. Sesuai
dengan percobaan yang banyak dilakukan sebelumnya, bahwa ledakan
terkuat diperoleh pada konsentrasi metana sekitar 9,5%.

E-3
2. Carbon monoksida(CO)

① Poperty
Menyebar secara merata di udara
Tidak berbau tidak berwarna
Batas ledakan 13 hingga 72%
② Terjadinya
Gravitasi spesifik 0,967
Mengandung 0 ~ beberapa ppm dalam udara normal.
Pembakaran tidak sempurna, ledakan gas debu
batubara, swabakar, kebakaran di dalam tambang,
ledakan, kebakaran mesin, dll.
7

③ Pengaruh pada tubuh manusia


Kekuatan ikatan dengan hemoglobin adalah 240 ~ 300
kali oksigen. Memiliki daya racun yang kuat.
Meskipun tidak sampai membuat kelaianan pada jiwa,
namun dapat menyebabkan gangguan pos sindrom

E-4
3. Karbon dioksida (CO2)
① Poperty
Berat jenis 1. 519, berkumpul di daerah rendah
Tidak berbau tidak berwarna, sedikit asam
Tidak memiliki sifat ledak dan sifat bakar
② Terjadinya
Berada di udara bebas sekitar 0,04%
Berisi sekitar 4% di dalam udara yang dihirup
Pembusukan, oksidasi lambat
Peledakan, swabakar kebakaran di tambang, ledakan gas
debu batubara
Ada kalanya menyembur
Membakar pernapasan dan pencahayaan
9

③ Pengaruh pada tubuh manusia


Berbahaya bila terhirup dalam jumlah besar

10

10

E-5
Nama nama berbagai gas

1.Gas metana (CH 4)


2 .Karbon monoksida (CO)
3. Karbon dioksida (CO 2)
4. Sulfur dioksida (SO 2)
5. Nitrogen dioksida (NO 2)
6 Hidrogen sulfida (H 2 S)
7 Kekurangan oksigen
8. Goaf gas

11

11

4. Sulfur dioksida (SO 2)


① Property
Mengendap dibawah berat jenis 2.263
Bau menyengay yang kuat
Tidak ada Combustibility Explosive
Sangat mudah larut dalam air

② Terjadi
Jarang terjadi di tambang batu bara

12

12

E-6
③ Pengaruh terhadap badan manusia
Karena larut dalam air dan menjadi asam sulfat encer,
maka akan mempengaruhi hidung dan tenggorokan

13

13

5. Nitrogen dioksida (NO 2)


① Properties
Gravitasi spesifik 1,59
Tidak ada Combustibility Explosive
Bau stimulan, beracun

② kejadian
Ini jarang terjadi di kebakaran atau ledakan tambang

③ Pengaruh pada tubuh manusia


Dapat mempengaruhi organ pernapasan
Pada konsentrasi 300 PPM, dapat membahayak jiwa
14

14

E-7
6 Hidrogen sulfida (H 2 S)
① Properties
Gravitasi spesifik 1,177
Tidak berbau dan tidak berwarna
Larut dalam air
Mudah terbakar, batas ledakan adalah 5 ~ 40%

② Kejadian
Koosi bahan organik termasuk sulfida
Pembakaran, ledakan batu bara, kebakaran tambang
Sumber air panas, air bawah tanah

15

15

③ Pengaruh pada tubuh manusia


Memiliki bau menyengat yang kuat dan menyebabkan gejala
keracunan sistemik, dan dapat mudah dirasakan pada 10 ppm.
Dapat dideteksi dengan perubahan warna kawat tembaga, kabel
blasting
Iritasi mata, trakea dll, pada 100 ppm

16

16

E-8
7. Kekurangan oksigen

① Konsentrasi oksigen 14% atau kurang


② penyebabnya
Kebakaran tambang, swabakar, ledakan ledakan gas debu
batubara, dll.
Kandungan oksigen menurun dalam jumlah besar karena
semburan gas

③ Pengaruh pada tubuh manusia


Memiliki pengaruh besar pada otak
Dapat mempengaruhi sistim fungsi saraf
Dyspnea, atau gengguan pernefasan, dapat menyebabkan
pusing

17

17

8.After gas

Terjadi akibat dari ledakan gas debu batubara, kebakaran, dll.


Tersebar merata di udara, dan bahkan ada juga saat ges
penuhpun tampak terang jelas dan tidak terlalu mencolok.
Mengandung jumlah karbon monoksida yang mematikan.

18

18

E-9
Parameter yang harus dipertimbangkan
dalam penetapan rencana ventilasi
(a)Struktur yang bisa menjaga volume ventilasi yang leluasa
terhadap mine development
(b)Metode ventilasi, struktur yang bisa mengalirkan
ventilasi dalam jumlah besar, dan tahanan ventilasi kecil.
(Sistim diagonal yang disarankan)
(C)Struktur aliran ventilasi yang benar benar berdiri sendiri
Penetapan bagian penting ventilasi
(1)Volume ventilasi per produksi batubara 1 ton satu hari
Dijepang⇒1~8(m3/t・min)
Y=4.1+0.023X
Y:Volume keluaran gas metan(m3/t)、X: rata rata
kedalaman pengalian(m) (←8月143日)
19

Contoh tambang ikeshima


Pergerakan keluaran gas
Keluaran gas per ton produksi rawacoal
Keluaran gas pertahun

Mulai pengembangan Pengembangan


hikishima wilayah selatan No.3

20 Tahun
20

E - 10
Contoh tambang ikeshima②
Pergerakan keluaran gas
Kedalam penggalian(mSL)

Mulai pengembangan
hikishima

21 Tahun

21

Item ketentuan pada Peraturan keselamatan tambang


Jepang

① Udara didalam tambang dalam ⇒ Oksigen: 19% lebih, Carbon


dioksida: 1% kurang
② Gas metan ⇒ Tempak kerja di tamda: 1,5% kurang
Lokasi pit: kurang dari 2%
③ Suhu ⇒ Jalur lewat di tamda: 37 °C kurang
④Volume ventilasi ⇒ Dihitung di pintu masuk,jumlah maksimum
yang ada di dalam tambang batubara, rumus: 3 m 3 / orang , min
⑤ Kecepatan ventilasi ⇒ 450 m / min
600 m / menit (Hanya terowongan vertical, ventilasi)

22

E - 11
Struktur tamda dari sisi ventilasi

Formula pusat ⇒
Sistim ventilasi yang digunakan dari mulai terowongan ventilasi mendekat, saat pengembangan dan
sampai posisi tertentu, namun seiring bertambah panjangnya terowongan, tahana ventilasijuga
menjaid besar, berkurangnya ventilasi yang terus bertambah akibat bertambahnya kebocoran
ventilasi
dan pintu masuk(Iintake) dan keluar(exhaust) semakin mendekat, terjadi penurunan volume
udara efektif meningkat karena bertambahnya ventilasi bocor. Juga, tergantung pada arah angin di
luar lubang, ada bahaya bahwa aliran udara exhaust akan mengalir ke udara intake.
Tipediagonal ⇒ Karena terowongan intake dan exhaust terpisah, perlu untuk membuka
terowongan exhaust baru, tetapi masih memungkinkan untuk dikembangkan lebih besar.
① Perpanjangan terowongan ventilasi utama memperpendek pemendekan hambatan ventilasi
dan biaya pemeliharaan terowongan
② Karena terowongan intake dan exhaust tidak dekat, kebocoran angin berkurang dan jumlah
pintu ventilasi dan jembatan angin lebih sedikit
③ Kemudahan pemulihan sistem ventilasi pada saat bencana
④ Karena pintu intake dan pintu exhaust sangat jauh, tidak ada kekawatiran bahwa jalur exhaust
diarah berlawanan arah angina sehingga akan bercampur ke jalur intake
23

23

Contoh di pusat
pelatihan
Kecepatan ventilasi adalah
maksimum 427 m / menit.
Terowongan ini adalah
terowongan khusus ventilasi
Sebelumnya, sistim diagonal,
namun saat ini , seperti yang
ditunjukkan di gambar sebelah
kanan adalah ventilasi sistim
terpusat

24

24

E - 12
旧炭鉱通気図

25

25

Pemisahan aliran udara


・Efek
(1) Pengurangan tahanan ventilasi, penghematan ventilasi
(2) Mensupply udara segar per wilayah
(3) Pengaruh hambatan ventilasi dapat dibatasi pada satu wilayah
(4) Bencana seperti kebakaran, semburan gas, penyalaan spontan(swabakar),
ledakan dll dapat terbatas pada satu area
(5) Pengurangan kecepatan angin di jalur utama
(6) Dapat mengirim udara pada suhu yang relatif rendah sampai ujung
Metode
(1) Pengalihan alami
(2) Pembagian proporsional ⇒, penggunaan perangkat pemisahan, fan bantu, dll.

26

26

E - 13
Tahapan pengalihan aliran
Pengalihan ke 1, pengalihan ke 2, pengalihan face
Konsep untuk melakukan aliran cabang
(1) Mempertimbangkan terjadinya gas, menjadikannya aliran yang
independen
(2) Untuk mencegah kebocoran udara dan meningkatkan volume
udara yang efektif
(Dari sisi safety….Pembuangan gas, pencegahan swabakar dll.)
(Dari sisi ekonimi ... Mengurangi jumlah fan, untuk mempertahankan
kinerja dengan murah)

27

27

Gambar ventilasi tambang ikeshima

Peta ventilasi tambang dalam Ikeshima

28

28

E - 14
Ventilasi utama
1 Jenis ventilasi utama
(1) Metode untuk menghasilkan gaya ventilasi ⇒ Ventilasi alami, ventilasi mekanik
(2) Ventilasi mekanik dengan tekanan ventilasi → Ventilasi tiup sedot, dorong
(3) Posisi intake out / exhaust ⇒ Ventilasi tipe terpusat, ventilasi tipe diagonal
2 Ventilasi alami
Di Jepang ada empat musim, ada perubahan besar pada suhu luar sepanjang tahun, tetapi
tidak ada perubahan suhu di dalam lubang kedalaman tertentu, sehingga perbedaan suhu
dari udara luar menyebabkan tekanan ventilasi. Juga ada perbedaan suhu antara siang
dan malam yang cukup besar. Hal yang sama terjadi, dan itu terjadi juga karena
perbedaan ketinggian pintu masuk dan keluar.
Penyebab terjadinya
① Perbedaan ketinggian intake dan exhaust
② Perbedaan suhu terowongan exhaust
③ Perbedaan suhu di luar terowongan
④ Komponen udara di dalam tambang
29
⑤ Tekanan atmosfer
29

Ventilasi alam

夏 冬

Suhu rendah
Suhu tinggi


30

30

E - 15
Ventilasi mekanik

Definisi: Metode pembuatan ventilasi dengan membuat tekanan


ventilasi (tekanan positif atau tekanan negatif) pada saluran udara
masuk oleh mesin fan
Ventilasi tipe blowing ⇒ Banyak masalah dari sisi safety seperti
kontrol gas, manajemen alat transportasi, dll. (Keluaran gas metan,
pemasangan pintu ventilasi di pintu masuk, dll.)
Ventilasi tipe sedot ⇒ Memasang mesin fan angin di terowongan
exhaust (Tambang dalam batubara saat ini menggunakan metode ini,
di tambang Ikeshima juga mengadopsi sistim ini)

31

31

Contoh ikeshima①・・・Ikeshima main fan

32

32

E - 16
Contoh ikeshima ② ・・・Hikishima main fan

33

33

Contoh ikeshima ② ・・・Kemampuan fan

34

34

E - 17
Teori ventilasi
Tahanan ventilasia ⇒ Perubahan berdasarkan kecepatan angin, volume udara,
situasi di dalam terowongan
Koefisien gesek ⇒ Angka yang mewakili tahan khusus yang dimiliki
terowongan berdasarkan bentuk permukaan dinding tambang dalam
Garis lurus Belokan kecil Belokan sedang Belokan besar

Halangan Benda penghalang Benda penghalang Benda penghalang

Tidak ada Kecil Banyak Tidak ada Kecil Banyak Tidak ada Kecil Banyak Tidak ada Kecil Banyak

Lining mulus, shot blast

Min 0.0019 0.0027 0.0046 0.0037 0.0046 0.0065 0.0046 0.0056 0.0074 0.0065 0.0074 0.0093

Rata 0.0027 0.0037 0.0056 0.0046 0.0056 0.0074 0.0056 0.0065 0.0083 0.0074 0.0083 0.0102
rata
Max 0.0037 0.0046 0.0065 0.0056 0.0065 0.0083 0.0065 0.0074 0.0093 0.0083 0.0093 0.0112

Benda sedimen(Batubara)

Min 0.0056 0.0065 0.0083 0.0074 0.0083 0.0102 0.0083 0.0093 0.0112 0.0102 0.0112 0.0129

Rata 0.0102 0.0112 0.0129 0.0121 0.0129 0.0148 0.0129 0.0139 0.0158 0.0148 0.0158 0.0176
rata
Max 0.0129 0.0139 0.0158 0.0148 0.0158 0.0176 0.0158 0.0176 0.0185 0.0176 0.0185 0.0204

Penyangga;Jarak antar penyangga 1.5m

Min 0.0148 0.0158 0.0176 0.0167 0.0176 0.0195 0.0176 0.0185 0.0204 0.0195 0.0204 0.0222

Rata 0.0176 0.0185 0.0204 0.0195 0.0204 0.0222 0.0204 0.0214 0.0231 0.0222 0.0231 0.0250
rata
Max 0.0195 0.0204 0.0222 0.0214 0.0222 0.0241 0.0222 0.0231 0.0250 0.0241 0.0250 0.0269

Igneous rock

Min 0.0167 0.0176 0.0195 0.0185 0.0195 0.0214 0.0195 0.0204 0.0222 0.0214 0.0222 0.0241

Rata 0.0269 0.0278 0.0297 0.0287 0.0297 0.0306 0.0297 0.0306 0.0324 0.0316 0.0324 0.0362
rata
Max
35 0.0362 0.0370 0.0389 0.0380 0.0389 0.0408 0.0389 0.0399 0.0417 0.0408 0.0417 0.0436

35

通気理論
Tahanan ventilasia ⇒ Perubahan berdasarkan kecepatan angin, volume udara,
situasi di dalam terowongan
Koefisien gesek ⇒ Angka yang mewakili tahan khusus yang dimiliki
terowongan berdasarkan bentuk permukaan dinding tambang dalam(Yang
berbentuk bulat tahananya kecil)
List koefisien gesek terowongan
Jenis terowongan Max Min Rata rata
Batubata lining

Tipe archis Konkrit lining


Penyangga besi

Terowongan Biasa
tanpa
penyangga Bergelombang
Terowongan Biasa
tanpa
penyangga Tidak ada aturan

Panel
Keseluruhan terowongan
Vertikal shaft

36

36

E - 18
Tahanan belokan
Tahanan ventilasi akan bertambah bila aliran angina bertemu
dengan terowongan berbelok, menyempit.

Penanggulangan memperkecil tahanan di belokan


Nilai ujicoba di penyangga kayu

37

37

Tahanan belokan ducting

38

38

E - 19
通気抵抗計算式 Rumus Atkinson
UL 2 UL L ・ U ・ Q2
h =K a V h =K a

V =K a3

h: Coumn water tekanan ventilasi h: Coumn water tekanan ventilasi


(mm) (mm)

K: Koefisien gesekan terowongan (kgs K: Koefisien gesekan terowongan (kgs


2 / m 4) 2 / m 4)

U: Panjang keliling terowongan (m) U: Panjang keliling terowongan (m)

L: Panjang terowongan (m) L: Panjang terowongan (m)

a: Cross-section terowongan (m 2) a: Cross-section terowongan (m 2)


V: Kecepatan angin (m / detik)
V: Kecepatan angin (m / detik)
Q:Volume angin(m3/detik)

39

39

Specific resistance
LU Adalah konstanta yang ditentukan berdasarkan kondisi

a3 terowongan, disebut specific resistances (R)
LU
M= 1 , 0 0 0 ( ミ ュ ルグ)=R ×1 , 0 0 0 ( ミ ュ ルグ)
a3

Tahanan ventilasi R
① Sebanding dengan kuadrat volume udara ⇒ semakin besar specifi
resistance semakin meningkat
② Pada kenyataannya, jika rumus di atas digunakan, toleransinya besar,
sehingga diukur dengan barometer tambang.
Sintesis specific resistance
(1) Series
(2) Paralel
40

40

E - 20
Equivalent orifice
A =0 . 3 8 Q A・・・equivalent orifice(m2) h=tekanan

h ventilasi(㎜ water column)
Q・・・風量(m3/sec)
Contoh di tambang ikeshima
(1)Main fan hikishima
Negatif pressure 400㎜、volume angin12,000m3/min
200
A =0 . 3 8 Q =0 . 3 8 =3 . 8

h √
400

(2)Main fan ikeshima


Negatif pressure100㎜、volume angina 4,500m3/min
75
A =0 . 3 8 Q =0 . 3 8 =2 . 8 5

h √
100

41

41

Daya ventilasi
Definisi ⇒ Daya secara teori yang diperlukan untuk mengatasi tahanan
ventilasi N・・Aerodinamic(HP)
hQ H・・Tekanan ventilasi(㎜)
N=
75
Q・・Volume ventilasi(m3/sec)
Langkah-langkah teknis untuk mengurangi tahanan ventilasi
① Memperkecil koefisien gesek terowongan ⇒ Concrete lining, Torquelet
② Memperpendek panjang terowongan ⇒ Bila semakin dalam dan semakin jauh,
membuka vertical ventilasi
③ Memperkecil kecepatan aliran rata-rata ⇒ Penggalian terowongan luas
penampang besar
④ Cross sectional area m 2 / Panjang sekitar ⇒ Ideal untuk terowongan bulat, tetapi
pada pada aktualnya terowongan setengah lingkaran
Namun, cross section ekonomi terowongan, ditentukan dengan mempertimbangkan
biaya daya ventilasi, penggalian terowongan dan pemeliharaan (Perlu
mempertimbangkan pembatasan safety)
42

42

E - 21
Contoh upaya memperkecil koefisien tahanan
gesek terowongan

43

43

Contoh menjaga luas penampang

44

44

E - 22
Teori mesin kipas angin
3 hukum mesin kipas angin
(1) Hukum 1 ⇒ Tekanan negatif efektif kipas sebanding dengan kuadrat
kecepatan rotasi.
(2) Hukum 2 ⇒ Volume udara kipas sebanding dengan kecepatan putaran.
(3) Aturan 3 ⇒ Kekuatan pneumatik kipas sebanding pangkat 3 volume udara
sesuai dengan jumlah putaran.
Karakteristik kurva kipas
Karakteristik kurva ⇒ ①Hubungan antara volume ventilasi dan tekanan
diferensial efektif dicari dengan pengukuran aktual, dan dibuat grafik
② Sangat penting untuk dalam pengawasan mesin kipas angina( Sangat
diperlukan untuk pemilihan fan, perubahan kecepatan putaran, operasi kombinasi,
rencana pembagian dll)

45

45

Penghitungan ventilasi
1 Apabila sintesis specific resistance dimungkinkan
dapat dihitung dengan h = RV 2
2 Ketika kurva karakteristik mesin kipas angin diberikan
Metode ilustratif
3 Perhitungan dengan Personal Computer pribadi (Kazemaru)

46

46

E - 23
風丸U 総合通気解析ソフト

KazemaruU Mine Ventilation


Analysis

47

Analisa jaring ventilasi

48

48

E - 24
3 dimensional display
通気網の3次元表示

49

49

局部通気
Item perhatian untuk ventilasi panel
(1)Larangan ventilasi arah bawah(Perlu mendapat izin khusus yang
diajukan)

Ventilasi
下向き arah通気 bawah

ゲート 坑道

風道

払 風道

ゲート 坑道

50

50

E - 25
Pengawasan gas gate panel
① Pencegahan kebocoran goaf ⇒ Kerapatan penutupan atap,
penutupan dobel
② Pengelolaan mulut pembuangan gas ⇒ Menyediakan saluran
masuk untuk pengenceran gas sesuai kebutuhan, maksimu 1,5%,
memastikan penampang yang efektif
③ Area panel rapat⇒ Jika ada gas terakumulasi, bentangkan
penutup dan arahkan angin ke goaf
④ Penghilangan dengan daya mekanis ⇒ Jika perlu, pasang kipas,
jet sesuai kebutuhan
⑤ Pengukuran gas ⇒ Peningkatan pemeriksaan gas oleh
penanggung jawab safety
Pemantauan dengan sistem alarm gas, tes interlock, dll.
51

51

Long Wall Layout in Ikeshima

52

52

E - 26
Penanggulangan
gas di lokasi
penambangan

53

53

Detektor gas
otomatis di gate

54

54

E - 27
Pengawasan gas di panel
(Pasang sekat)
Check gas di atap

Pasang sekat diantara PRS dan


face panel

55

55

Penipisan gas dengan papan pengatur

Lokasi
caving

Atap

Papan pengatur

Lantai

56

56

E - 28
Penipisan gas dengan dengan penyedotan gas

Lokasi
caving
Atap

Pipa gas Atap

Intake

Lantai

57

57

Air fan dan air jet

Local fan di lokasi yang tidak


ada sumber listrik, digunakan
di lokasi yang banyak gas.

Perlu penangulangan karena


terjadi elektrostatik

Digunakan untuk
menghilangkan gas
dilokasi caving

58

58

E - 29
Meniadakan segera hambatan
ventilasi.


Panel 風道
Terowongan
ventilasi
ゲート 坑道
Terowongan gate

Luas penampang efektif


天井高落にて有効断面
小さ く なり
caving 、 風量減少
atap menjadi kecil
volume angina berkurang

59

59

(2)Menjaga luas penampa butt level


Contoh pengecilan teowonag akaibat tekanan
penambangan panel

60

60

E - 30
Jenis metode ventilasi local
(1) Ada tipe blowing dan tipe discharge, tetapi pada prinsipnya,
blowing type yang banyak dipergunakan
(2) Alasannya adalah bahwa dari aspek penghilangan gas metan
(3) Dalam penggalian batuan dengan gas kecil, dengan prioritas
masalah lingkungan, tipe discharge bisa digunakan
(4) Dari fasilitas ventilasi di atas, dapat diklasifikasikan menjadi
brattice ventilasi, air jet, ducting, local fan

61

61

Gambar ventilasi local fan

62

62

E - 31
Definisi Angin resirkulasi
Definisi:
Udara(exhaust) yang telah
digunakan bercampur dan
masuk ke mulut local fan,
disedot kembali mengalir
terus berulang ulang
① Posisi local fan tidak baik
② Angin segar yang masuk
kurang

Posisi dudukan local fan


63

63

Contoh angin resirkulasi


Tentang angin resirkulasi Bila posisi local fan buruk

Intake
Exhaust

Local fan

Ducting

Tentang angin resirkulasi


Dibuka

Runtuhan

64

64

E - 32
Jenis ventilasi hisap
・Kelebihan
① Debu dll, yang terjadi di panel, tidak teralirkan di pertengahan terowongan, serap ke
dalam ducting, merupakan lokasi kerja yang baik dari sisi lingkungan.
Kekurangan
① Sulit menghilangkan gas yang dihasilkan di panel face
② Membutuhkan perpanjangan ducting sampai dekat panel face
③ Karena pipa angin vinil ducting, bisa roboh sulit untuk digunakan
④ Saat gas metan tinggi, bahaya
· Per daya
Tipe listrik lebih unggul dalam hal efisiensi, kebisingan dan biaya daya

65

65

Jenis fan①

66

66

E - 33
Jenis fan ②

67

67

Kurva karakteristik fan, Fan aksial

68

68

E - 34
Kurva karakteristik fan, Fan centrifugal

69

69

Spec tambang ikeshima

70

70

E - 35
Pengukuran
Tujuan pengukuran
Berbagai pengukuran sangat diperlukan untuk mendapatkan data
mengenai deteksi cacat ventilasi, desain ventilasi, atau perbaikan
ventilasi
· Item yang akan diukur
① Suhu udara ② Kelembaban ③ Tekanan udara ④ Kecepatan angin
⑤ Aliran udara ⑥ Penurunan tekanan
⑦ Tekanan kipas ⑧ Konten gas ⑨ Volume debu ⑩ Derajat kata dll.

71

71

Faktor volume ventilasi yang tidak normal

 1. Membuka pintu angin di terowongan cross cut


 2. Terowongan runtuh
 3. Meningkatnya tahanan terhadap ventilasi yang
disebabkan oleh lorry transortasi di lokasi terowongan
yang di perbesar
 4. penyempitan terowongan akibat tekanan besar akibat
penggalian panel
 5. Penyempitan karena kontraksi kerangka PRS di panel

72

72

E - 36
Improvement kondisi pintu angina di cross cut
1.Foto kondisi pintu angina yang terbuka terus( Foto 1)
2.Foto pintu yang telah di improve ( Foto 2)
a. Di pasang potongan belt bekas agar bila lupa menutup pun akan tertutup sendiri
b. Memasang tirai di daun pintu bawah untuk mencegah bocoran angin

 図1 図 2
73

73

Check point kebocoran pintu angin


( Manual improvement mencegah kebocoran angin )

Untuk mencegah bocoran angin, disumpal tanah liat (bila celah besar
ditutup kain terval)

Angin bocor dibagian pintu bawah gunakan belt bekas

Kebocoran angin dari bagian yang rusak gunakan bekas ducting

Angin bocor dari lubang kabel ditutup menggunakan papan, pastik dan
tanah liat
Angin bocor dibagian bawah papan ditutup dengan papan, terval, dan
dilumuri tanah

Untuk pintu saat dibuka tidak tertutup kembali, pasang bekas belt
konveyer ( bagian bawah daun pintu yang kena lantainya di papas) tanah

74

74

E - 37
Poin titik pengukuran volume angin

1. Pengaturan titik pengukuran aliran udara


①Pemilihan posisi setting titik pengukuran (titik tetap)
a) Terowongan intake utama, terowongan exhaust
b) Intake dibagian cabang utama, terowongan exhaust
c) Intake bagian dalam, terowongan exhaust
d) Intake panel produksi, terowongan exhaust
e) Pintu masuk development
②Pemilihan lokasi penetapan lokasi pengukuran
 Di titik di mana sebisa mungkin tidak ada halangan didepan
belakangnya, lokasidi mana aliran tetap, terpisah dari bagian
cabang terowongan

75

75

Alat pengukur angina tipe biram

Metode pengukuran kecepatan angin


Metode menggunakan pengukur angin tipe Biram
Alat pengukur kecepatan angin, memiliki 8 baling aluminium
untuk membaca papan skala, kecepatan angin total selama
pengukuran akan muncul,
perlu mengukur waktu pada saat yang sama.
Biasanya mengukur per 1 menit.
Jangkauan pengukuran yang akurat adalah 30 hingga 600 m /
menit.
Skala alat pengukur angin mengarah ke 97. Bila mengacu pada
tabel nilai toleransi (nilai koreksi)
76 kecepatan angin yang sebenarnya?
Berapa

76

E - 38
Anemometer portabel tipe vane di tamda

Fungsi anemometer portabel tipe vane untuk tamda


Sensor kecepatan angin mendeteksi kecepatan rotasi pisau turbin yang
diputar oleh aliran arus udara oleh sensor waktu, mengubah nilai dan
menghitung nilai kecepatan angin, dan menampilkan kecepatan angin
rata-rata / kecepatan angin maksimum. Meggunakan sirkuit yang aman
karena menggunakan baterai lithium.
Spesifikasi
Rentang pengukuran: 3,0 ~15 m / s Ketepatan pengukuran: ± 10%
Struktur tahan ledakan: aman secara intrinsik
Manual Operasi
Tombol ON: Tekan untuk menyalakannya, tekan sekali lagi untuk
mematikannya.
Tombol Mode: Beralih dengan urutan kecepatan angin sesaat, kecepatan
angin rata-rata, kecepatan angin maksimum setiap kali ditekan.

77

77

Nilai koreksi anemometer tipe biram dan dari


anemometer tipe van portable
 Anemometer tipe biram  Anemometer portable tipe van
Contoh Contoh
Kecepatan angin Kecepatan yang Kecepatan angin
真風速aktual
風速器の読み
dibaca
補正値
Nilai koreksi 真風速 1 menit
1分間
aktual
m/min m/min m/min m/s min m/min
48 40 +8 0.8 ×60 = 48
49 41 +8
50 42 +8 0.9 ×60 = 54
51 43 +8
~ ~ ~ A V Q
54 47 +7 10.0m ×48= 480 m3/min
2

10.0m2 ×54= 540 m3/min


540 – 480 = 60 m3/min
Terjadi selisih

78

78

E - 39
Gambar poin pengukuran angin

79

79

Pemandangan praktek pengukuran di


tamda

80

80

E - 40
Peta ventilasi tambang ikeshima

81

81

Soal 1:Hitunglah volume angin di lokasi A、B、C.

77

82

E - 41
Soal 2:Hitunglah volume angin di lokasi A、B、C.

B
C

78

83

Micro anemometer

84

84

E - 42
Alat yang diperlukan oleh pengukur gas

Gas detector(detector tube)、jam(stopwatch)、


tehrmometer、tube karet、water column、kantung gas、
radio panggil、buku catatan、alat tulis、kertas untuk
pengisian sel off.

85

85

Pemeriksaan sebelum masuk tambang

1) Gas detector, jam, radio panggil jangan ada yang habs


bateri dan rusak
2) Tabung karetm water column, kantung gas.
3) Buku catatan、alat tulis
4) Lupa kertas untuk pengsian seal off, dll.

86

86

E - 43
0 point setting alat pengukur gas
(Toka,Riken flameable gas detector)
(1) Penyetelan 0 point gas detector di mulut tambang
(2)Pengecekkan 0 point kembali di dasar slope jalur intake.
Bila perlu di stel
Gas
detektor

Pengukur
CO

Alat
komunikasi Batang
gas
detektor

87

87

Item perhatian saat patroli berhubungan


dengan safety pengukur gas
(1)Pada saat patroli, bertindaklah dengan hati-hati dan
memperhatikan poin-poin berikut
1) Apabila pengukuran ada resiko dinding runtuh, lokasi atap
runtuh, ukur gas dari posisi aman menggunakan
batang pengukur.
2) Jangan berjalan di PC, ditengah rel, didalam panel dan
diatas belt, dll.
3) Hati-hati di jalan tali di tempat tiggi dan di dasar
terowongan.
(Periksa bahwa tali memantul ke atas dan ke bawah dan kiri
dan kanan di bagian bawah dasar )
4) Jika kemungkinan akan terlambat naik, hubungi atasan
minta persetujuan.
5) Jika merasa ada bahaya (sakit, cedera, mematikan cap
lamp) segera hubungi atasan.

88

88

E - 44
Poin perhatian pengukuran saat patrol
di tamda
 1) Pada waktu ada perubahan volume gas, perubahan volume udara, bau
(bau parafin, tanda-tanda swabakar, bau pohon terbakar?)
 (2) Memeriksa angin gerbang angin, kondisi perawatan terowongan
 (3) Amati secara detail kondisi reinforced fan bagian yang diseal off, pintu
masuk penggalian, ibagian terdepan development, goaf, lokasi tinggi, pintu
terowongan ventilasi dll, dan periksa ada tidaknya kelainan.

 ※ Jika merasakan kelainan (kecurigaan swabakar karena bau, dan keluar seperti keringat
dll), tulis waktu, tempat, kondisi abnormal pada catatan dan hubungi atasan segera,

 Poin saat patrol dan pemeriksaan gas


 Pengukur gas bergerak dari sisi angin ke sisi bawah angin dan terus-sambil
memperhatikan bau, juga, di bagian cross cut, jika melewati jalur exhaust, dan melewati
area non ventilasi pergi ke sisi pintu masuk sekali dan periksa kembali bau ke sisi exhaust.

89

89

Peta tambang dalam


Main
Gate
B1
01

Conn
ectio
n C1

Ring
to B1

Air
Tail
Gate

.235
B1 01

341
Ass
istan
G
ate B
Mai

1
nG

02
ate B
1
02
Tail
Gate
B1 02

007
1/2
15/1

90

90

E - 45
Pengukuran gas di atap
※ Pemandangan pengukuran gas menggunakan tongkat pengukur

91

91

Pemandangan pengukuran gas di goaf


Kondisi pengukuran gas di tambang dalam
AIC dan tambang ombilin

92

92

E - 46
Item safety di sekitar(depan) area seal off
① Periksa kaki, langit-langit dan dinding samping dari area seal off
untuk memeriksa apakah ada kelainan.
② Jika ada pagar kayu didepan seal off, periksa tetesan air, kabut,
batu langit-langit lepas , bau tidak normal dll di sekitar area seal
off dari luar pagar kayu.
Jika tidak ada kelainan, gas diukur pada langit-langit dan dinding
samping area seal off, menggunakan batang pengukur.
③ Jangan masuk ke pagar kayu, karena ada kemungkinan
kekurangan oksigen.
④ Jika ada ketidaklengkapan atau kerusakan pada pagar kayu,
segera laporkan kepada orang yang bersangkutan dan perbaiki.
⑤ Jika tidak ada pagar kayu didepan area seal off, periksa gas
metan dekat langit-langit seal off dan sekitarnya. Periksa juga
apakah tidak ada kekurangan oksigen, pastikan mendekat
setelah memeriksa bahwa tidak ada masalah.

93

93

Pemasangan papan larangan


masuk
Dilarang masuk

94

94

E - 47
Poin perhatian saat pengukuran bagian
dalam seal off
① Ukur gas (gas metan, gas karbon dioksida, karbon
monoksida) dan suhu setelah mengukur kolom air
(tekanan) di dalam pipa yang dimasukkan ke dalam
area seal off
② Saat membuka pipa dan membiarkannya lama, ada
risiko masuknya oksigen, jadi pengukuran harus
dilakukan sesingkat mungkin.
③ Jangan menempatkan diri di depan pipa ukur
(Alasan gas dalam pipa menyentuh wajah dan
bisa mengisap gas)

95

95

Urutan pengukuran beda tekanan


① Siapkan water column meter dengan jumlah air yang tepat (gunakan meteran
merkuri untuk perbedaan tekanan tinggi).
② Buka selongsong pengukur yang disegel dan pasang selang karet untuk
menghisap.
③ Dekatkan selang karet ecara perlahan, ke satu sisi water column meter dan
lihat tingkat tekanannya.
④ Pastikan bahwa berada dalam kisaran bisa diukur dari water column meter
dan pasang pada water column meter.
⑤ Water column meter di sejajarkan dan baca, perbedaan tinggi air itulah
perbedaan tekanan.
(Apabila kolom air sulit dibaca, bisa dengan memiringkan water column meter,
maka menentukanya dari +, - )
Pengukuran perbedaan tekanan adalah penting.
(Alasan: analisis pengambilan sampel gas dari dalam area seal off sangat efektif
untuk menemukan tanda-tanda swabakar)
Pengukur gas
1)
96 Periksa kaki, langit-langit dan dinding samping dari area seal off dan periksa
kelainan.
96

E - 48
Pemandangan pengukuran seal off
Pengukuran dengan water column meter

97

97

Pemandangan pengukuran
seal off
detector for inflammable gas , gas-detecting tube

98

98

E - 49
Pengukuran gas di sekitar mulut tambang
dan pengambilan sampel gas

99

99

Pengukuran gas di atap, area seal off,


lubang boring di dinding
Pemakaian alat ukur Gas-detecting tube, GX-3000

100

100

E - 50
Item perhatian saat pengambilan sampel
① Pada waktu mengumpulkan sampel gas, gas di dalam area seal
off, ambil dan kumpulkan di kantorng udara yang telah di
bersihkan 2 atau 3 kali.
② Ukur dan isikan gas dalam kantong udara ke dalam tabel
sampel (tag).
1) Dalam pipa: CH 4 CO 2 CO suhu, bau, kolom air
2) Sebelum seal off: CH 4 CO 2 CO suhu, bau

1. Contoh buruk dengan sampling gas


Di lokasi pembersihan bkantong udara di luar adalah tempat orang berkumpul sebelum
masuk tambang dimana banyak orang merokok.
Yang di ajarkan adalahmencuci dengan udara dipintu masuk sebelum masuk tambang
namun melupakannya.
Akibatnya, gas karbon monoksida yang biasanya tidak terdeteksi pada bagian tertentu di
101 area seal off terdeteksi, menyebabkan gangguan besar.

101

Pengambilan sampel gas

102

102

E - 51
Analisa gas

103

103

Catatan patrol area seal off(Contoh)


Mencatat tanggal, gas CH4 CO2 CO didalam pipa
pengukuran, suhu, bau, water column. Didepan lokasi
seal off juga sama CH4 CO2 CO, suhu dan bau di catat.
Dan nama pengukur juga di catat.

104

104

E - 52
Memeriksa kebocoran angin seal off
Pengecekan lokasi seal off menggunakan smoke tube

105

105

Memeriksa kebocoran angin seal off


Tindakan setelah check kebocoran angin(Tambang AIC )

106

106

E - 53
Smoke tube(Pipa asap)
 Pipa asap (300) diisi dengan fumigan di mana titanium
tetraklorida terserap dalam tabung gelas, dan kedua
ujungnya di heat seal.
 Ketika titanium tetraklorida dilepaskan ke udara, ia
bereaksi dengan kelembaban di udara dan terjadi
titanium hidroksida dan asap.
 Karena asap putih asap mengandung hidrogen klorida
yang berbahaya, harap perhatikan hal-hal berikut.
 1) Jika asap terhisap akan mengiritasi mata, hidung,
tenggorokan, jadi jangan menghisap atau bersentuhan
dengan asap. Jika asap terhisap, berkumurlah dan bilas
dengan air jika terjadi menyentuh.
 2) Karena asap mengandung gas korosif, jangan
digunakan di dekat mesin presisi dll. Hidrogen klorida
yang terkandung dalam asap dapat menimbulkan
korosi pada bagian logam seperti mesin presisi.
 3) Jangan gunakan di tempat tertutup seperti di dalam
ruangan. Jika menggunakannya, atur ventilasi dengan
hati-hati dan baik.
 4) Jangan gunakan di rumah sakit atau di clean room.

107

107

Tindakan dan kondisi kebocoran lokasi seal off

 ① Gas terdeteksi dari celah sekitar 2 m sebelum seal off.


 ② Penampakan menggunakan pipa asap untuk menyelidiki
kondisi angin bocor.
 ③ Memastikan bahwa gas mengalir keluar dari bagian
belakang seal off.
 ④ Campur tanah liat, semen dan air dan lapisi mata.
 ⑤ Penampakan selesai perbaikan
 Tujuan perbaikan: Untuk menghentikan suplai oksigen dan
untuk menjaga kondisi tidak menyebabkan swabakar

108

108

E - 54
Prosedur operasi alat dan item
perhatian terkait pengukuran gas dan
struktur alat ukur gas

①Detektor gas flameable


② Malleable continuous gas monitor(GX-3000)
③Kitagawa type gas measuring instrument (colorimetric
detector tube gas detector)

109

109

Alat ukur metan gas


(Flameable gas detector )
1 Penjelasan tentang alat ukur gas metan (detektor RIKEN presisi yang gas
mudah terbakar)
(1) Jika ada gas dengan indeks bias cahaya yang berbeda selain gas metan,
instrumen ini akan menyebabkan kesalahan pembacaan. Biasanya untuk
alasan ini, yang harus dipertimbangkan adalah gas karbon dioksida dan uap.
② Karena uap air memiliki indeks refraktif lebih rendah daripada oksigen,
maka pembacaan menurun jika mengandung sejumlah besar uap air dan
indeks bias gas karbon dioksida bahkan lebih besar daripada gas metan.
Oleh karena itu, untuk mencegah pengaruh uap air, alat analisa dilengkapi
dengan tabung gelas yang diisi dengan kalsium klorida atau silika gel sebagai
penyerap kelembapan, melewati tabung gelas ini sebelum udara masuk
masuk ke ruang udara, dan kelembaban dihilangkan.
③ Dalam pengukuran, tidak menggunakan soda kapur, yang digunkan hanya
kalsium klorida, dan jumlah gas metan dan gas karbon dioksida dihitung.

110

110

E - 55
Struktur flameable gas detector
① Sinar cahaya dari sumber cahaya
melewati lensa dan menjadi garis
sejajar, mencapai cermin datar paralel
G melalui celah.
② Dari sini, sinar cahaya dibagi menjadi
dua, masing-masing melewati ruang gas
dan ruang udara, mencapai sudut
kanan prisma, secara berurutan
merefleksikan dan kemudian
melakukan perjalanan melalui kamar
gas dan ruang udara lagi untuk
mencapai cermin datar sejajar.
Meskipun memantulkan dan
merefleksikan di sini, namun bila
menyetel cermin bidang datar, kedua
sinar itu disamakan. Bila dilihat dengan
teleskop. Semua bisa dipastikan.
(Ini adalah struktur yang membaca jumlah
gerakan oleh perbedaan indeks bias
interferensi dengan skala di teleskop.)
Jenis gangguan optik
111

111

Flameable gas detector


 ① Tekan tombol dan melihat ke dalam
lensa (gambar kanan)

 Ini adalah apabila alat ukur gas metan


(0 ~ 10%)
 Dalam alat ukur gas metan 0 ~ 100%,
papan skala menjadi 100.

112

112

E - 56
Flameable gas detector(Body)

Eyepiece

Prism

Batery
Switch

interference
band

Bidang datar Batery


Lampu

113

113

Prosedur pemeriksaan sebelum masuk


untuk pengukuran metas gas dengan
flameable gas detector.
①Pemeriksaan kebocoran angina spray, pipa karet
Ujung pipa karet di cubit, lalu pegang spray
Bila spray mengembang saat ujung pipa karet di lepas
berarti baik.
Tetapi, bila spray mengembang sebelum melepaskan ujung
jari, berarti perlu diperbaiki.

114

114

E - 57
Pemeriksaan lampu, eyepiece
①Pemeriksaan lampu
Tekan switch lalu intip eyepiece, check apakah lampu
terang
②Penyetelan eyepiece
Putar eyepiece, setelah di stel sehingga garis dan
angka pada skala jelas terlihat, pastikan interference
band terlihat jelas.
Item perhatian
Detektor adalah alat presisi, perlu perhatian saat
pengangkutan dan handling agar jangan kena benturan.

115

115

Manual zero setting saat masuk


tambang
① Periksa apakah tabung silika gel dan soda lime tube sudah
terpasang
② Pertama-tama, peras spray 4 kali atau lebih untuk mengirim
udara ke dalam ruang gas.
③ Lepaskan adjuster cap.
④ Putar adjuster, untuk memilih salah satu garis hitam dari 2
garis hitam interference band sebagai skala
⑤ Stel ke titik nol.
⑥ Bila penyetelan selesai, pasang kembali zero adjuster cap.
⑦ Karena saat ini cap dapat menyentuh adjuster dan
interference band bisa bergerak, jadi terakhir periksa kembali.

116

116

E - 58
Manual pengukuran metan gas
① Panjangkan tabung karet untuk penyedotan dibagian yang ditargetkan dan
pegang spray 4 kali lebih.
Namun, bila pipa karet diperpanjang, perlu untuk menambah spray sekali
setiap 2 m.
② Intip ke dalam eyepiece dan tekan switch untuk memeriksa jumlah gerakan
interference band.
Apabila ada gas, interference band bergerak, sehingga posisi pada skala
adalah konsentrasi gas.
③ Saat titik pengukuran ditempelkan ke atap, turunkan lubang penghisap
sedikit dari langit-langit, jangan sampai menyentuh langit-langit, karena debu
bisa masuk sehingga tersumbat jika menyentuh.
④ Dalam pengukuran pekerjaan sehari-hari, ukur dari ketinggian ke bawah.
Juga, di sekitar panel di mana gas tidak menyebar, pengukuran dilakukan
pada beberapa bagian penampang terowongan.
⑤ Gas yang keluar stagnan pada saat ventilasi dihentikan, penting untuk
mengkonfirmasi keberadaan gas, lakukan pengukuran dengan lebih intens
karena akumulasi menjadi gas yang semakin tebaldari waktu ke waktu.
⑥ Jika mengukur konsentrasi gas rendah setelah mengukur konsentrasi gas
tebal, tingkatkan operasi penyemprotan sekitar dua kali dari jumlah standar
dan pastikan bahwa gas yang kadarnya tebal dibuang sebelum memulai
pengukuran berikutnya.

117

Metode pengukuran gas CO2 dengan


alat flameable gas detector

① Pengukuran dilakukan menggunakan kalsium klorida saja, tanpa


menggunakan soda kapur.
② Selanjutnya, ukur dengan menyambungkan ke soda kapur.
③ Perbedaan antara angka-angka ini adalah jumlah gas karbon
dioksida.
④ Bila dicuriga ada penyalaan spontan, jenis hidrokarbon lainnya
Jika ada gas, perlu untuk mengukur jumlah gas yang akurat
dengan kromatografi

118

118

E - 59
Malleable continuous gas monitor
(GX-3000)

④ Kisaran suhu dan kelembaban pengoperasian: -


10 ~ + 40 ° C, 30 ~ 95% RH atau kurang
(tanpa kondensasi)
⑤ Waktu penggunaan berkelanjutan: Sekitar 12
jam (mode pengukuran berkelanjutan)
[Standar]
⑥ Struktur tahan ledakan: Safety essential·
Konstruksi tahan ledak, tahan tekanan
⑦ Fungsi utama: LCD backlight (manual) ·
Komunikasi data standar inframerah komputer
pribadi (lrDA port)
⑧ Dimensi 56 (W) × 152 (H) × 56 (D) (mm) /
500 g

119

119

Malleable continuous gas monitor


(GX-3000)
① Alat analisa gas GX-3000 dapat mengukur oksigen, gas metan, hidrogen
sulfida, karbon monoksida dengan satu mesin.
② Ada 12 jenis tipe.
Dapat memesan barang sesuai dengan lokasi kerja.
 Tipe komponen yang diukur
 A Mengukur O2/ HC(orCH4) H2S/CO/suhu
 B O2/HC(orCH4) H2S/ suhu
 C O2/HC(orCH4) CO/ suhu
 D O2/HC(orCH4) suhu
 E CO/ suhu
 F H2S/ suhu
 G HC(orCH4) suhu
 H O2 / suhu
 I O2/H2S/ suhu
 J O2/CO/ suhu
 K HC(orCH4) H2S/ suhu
 L HC(orCH4) CO/ suhu

120

120

E - 60
Spesifikasi Malleable continuous gas monitor
(GX-3000)
Nama model: GX-3000
(1) Gas target pengukuran : Oksigen (O 2), Gas mudah terbakar (CH 4 atau
I - C 4 H 10 [isobutane]), hidrogen sulfida (H 2 S), karbon monoksida (CO)
② Prinsip deteksi: Jenis baterai diafragma galvanis
③ Rentang deteksi: Rentang standar (O2) = 0-25,0% vol
CH 4 atau I - C 4 H 10 = 0 - 10% LEL
(H2 S) = 0 - 30,0 ppm, (CO) = 0 - 150 ppm
Metode pendeteksian: Tipe difusi

※ Arti Vol% adalah proporsi yang digunakan oleh gas yang mudah terbakar dalam gas.
LEL% adalah metode tampilan detektor tipe pembakaran kontak dengan batas bawah ledakan dinyatakan
sebagai 100%. Contoh: Karena LEL CH4 adalah 5.0 Vol%, 100 LEL% = 5.0 Vol%
※ Konsentrasi terendah di mana gas yang mudah terbakar meledak karena pengapian disebut ledakan batas
bawah (LEL: Lower Explosion Limit), dan konsentrasi maksimum disebut batas ledakan atas (UEL: Upper
Explosion Limit).

121

121

Manual pengukuran gas dengan Malleable


continuous gas monitor(GX-3000)
① Periksa apakah pengisian sudah
mencukupi sebelum memasuki tambang
dalam.
② Tekan clear button dan periksa titik 0.
③ Saat mengukur dalam lubang, tahan di
saluran masuk gas ke arah angin selama
beberapa detik dan baca indeks dengan
cepat.
④ Pengukuran gas dalam seal off dilakukan
dengan memasang tutup untuk setiap gas
dan penyedotan.
Pada waktu pengukuran dalam area seal
off, jangan dibuka untuk waktu yang lama.

122

122

E - 61
Metode penggunaan alat ukur gas Kitagawa
(detektor tabung gas detektor kolorimetri)

 Tabung pendeteksi kolorimetri


memiliki tabung kolorimetri yang
mampu mengukur berbagai gas,
dan dimungkinkan untuk
mengukur berbagai gas yang
dihasilkan pada saat pembakaran
spontan. Khususnya, digunakan
untuk uji gas utama untuk menilai
tahap pengapian spontan seperti
CO, oksigen, etilena, propilena dan
sejenisnya.
 Adalah sistem untuk mengukur
konsentrasi gas target
menggunakan tabung deteksi dan
sampler gas.

123

123

Manual pengukuran dengan alat ukur


gas jenis tabung
① Sambungkan tabung deteksi jangan sampai berlipat i kedua
ujungnya ke thief dan periksa kedataran thief.
② Potong kedua ujung tabung masukan ke dalam chip holder
atau chip breaker body.
③ Dorong handle dari thief gas sepenuhnya dan arahkan tanda G
→ tabung deteksi ke arah thief gas dan masukkan ke dalam
karet inlet.
④ Tarik pegangan sekaligus
⑤ Sejajarkan tanda petunjuk (kabel merah) dari silinder dengan
tanda petunjuk poros (△).
⑥ Tarik pegangan pada sekaligus dan kunci.
⑦ Setelah waktu pengukuran berlalu, baca skala di ujung lapisan
perubahan warna.

124

124

E - 62
Manual cara membaca skala kadar

① Ketika ujung lapisan perubahan warna datar, baca angka di


ujung lapisan perubahan warna.
② Jika ujung lapisan perubahan warna miring, bacalah bagian
tengah yang miring.
③Ketika warna ujung lapisan perubahan warna pucat, baca bagian
tengah antara ujung lapisan perubahan warna terang dan ujung
lapisan perubahan warna yang pekat.

125

125

Jenis tabung deteksi

1.Jenis tabung
deteksi
Tabung deteksi O2
Tabung deteksiCO
Tabung deteksiH2S
Lainya
Ethylene
Propylene
Ada sekitar 100
jenis lebih

126

126

E - 63
Item perhatian terkait pengukuran
colorimetric tube detector
 Perlu diperhatikan karena tabung pendeteksi kolorimetri memiliki waktu
pengukuran dan frekwensi yang berbeda tergantung pada rentang
pengukuran, jenis, maker (baca dan pahami instruksi manual sebelumnya).
 CO detector tube (contoh pengukuran)
 ① 0 ~ 30 ppm adalah sekitar 4 menit dan jumlah aspirasi adalah 1.
 ② 5 ~ 100 ppm adalah 1 kali × 3 waktu aspirasi sekitar 1 menit.
 ③ 25 ~1000 ppm adalah 1 menit, satu kali.
 Namun, pada waktu tampilan finishing indikator detektor karbon
monoksida berubah menjadi putih dan menunjukkan indikasi pengukuran
selesai, hal itu menjadi tidak berlaku.
 Pipa pendeteksi H2S (contoh pengukuran)
127  ① 10 ~ 120 ppm dilakukan selama sekitar 30 detik dengan 1 hisapan.
 O2 detection tube (contoh pengukuran)
 ① 6 ~ 24% dilakukan selama sekitar 1 menit, dengan 1/2 kali hisap.

127

Carbon monoksida
meter

Tipe statsion

Tipe analog
Tipe digital
CO
Elektrolit(sulfur
電解 液 (硫acid) 酸) 電Elektrolit
解槽 容box, 器 wadah
ス Amp
meter
Spray

プ Gas
Amp Operation amp(amplifier)
オペレーション
レ ガス
permeable
ー Elektroda電流 計 アンプ(増幅器)
meter
film 膜
透過 対極

酸 素 O2

Tipe mobile
Elektrolte 照 合untuk
Batery standar 電極 用
照referensi
合電極
electrode acuan
基 準 電池

Elektroda
作用 電極yang
operasi

干渉 ガ ス除
Filter pelepas 去
interference
CO gas(aktive
フィ ル ターcarbon)(活 性 炭)

CM-600 128

128

E - 64
Combustible gas automatic alarm

Conpen Zero adjust volume

Cermin Standard air room

Corner prism

Slit

Gas chamber Meter


Light source Reflective prism
lens

Lampu

129

129

Oxygen concentration meter

Amp meter
電流計
除湿フィルター
Dehumidifikasi filtter
Spray
スプレー

Anode
陽極(鉛)
センサー本体
Body sensor

サーミスタ
Thermistor
電解液(アルカリ性)
Elektrolit(sifat alkali)

薄膜
Film tipis
O2 Katode
陰極(白金)

130

130

E - 65
Negative
Anemomete
pressure gauge r

131

131

Pengukuran dengan thermometer

Suhu→dry bulb
Kelembaban→dry bulb -wet bulb

132

132

E - 66
Pengukur suhu kelembaban tahan ledak

Rentang pengukuran: Suhu 0 ~ 50 ° C (32 ~ 122 ° F), kelembaban 2 ~ 98% RH


· Akurasi pengukuran: pada suhu -0 ~ 40 ° C ± 1 ° C dalam rentang lainnya± 2 ° C
· Kelembaban RH-40 ~ 80% ± 5% RH pada rentang lain, ± 7% pada
·Tampilan: LCD, Tampilan temperatur, Tampilan kelembaban ditampilkan secara terpisah secara
bersamaan
· Baterai: LR-44 Batery kancing 1,5 V x 2 buah, Masa pakai baterai 4,400 jam
· Dimensi : L147 × H32 × W26
· Berat: Sekitar 90 g
b) Fungsi
· Indikasi suhu dan kelembaban ditampilkan secara terpisah dan bersamaan.
·
Memiliki fungsi untuk memory nilai minimum dan maksimum suhu dan kelembaban dari awal
menyalakan power switch.
c) Metode operasi (lihat Gambar 3)
·Periksa apakah switch ° C - F dalam ° C.
Hidupkan sakelar daya (POWER).
Kelembaban menunjukkan 88%, suhu menunjukkan ---. Nilai yang pengukuran ditampilkan setelah sekitar
10 detik.
Nilai
minimum penyimpanan suhu: Tekan tombol MIN , maka LCD menampilkan catatan suhu minimum.
Tekan lagi untuk kembali ke keadaan normal. Untuk menghapus penyimpanan nilai suhu minimum Tekan
tombol MIN untuk mengatur "MIN storage mode" dan tekan tombol RISET.
Nilai minimum sejauh ini terhapus. Tekan lagi tombol MIN untuk kembali ke normal.
Nilaimaksimum Penyimpanan suhu: Menekan tombol MAX akan menampilkan LCD yang merekam nilai
suhu maksimum. Tekan lagi untuk kembali ke keadaan normal. Untuk menghapus memori dari nilai suhu
maksimum, tekan tombol MAX ke "MAX mode penyimpanan" dan tekan tombol RISET.
Nilai maksimum sejauh ini terhapus. Tekan MAX lagi untuk kembali ke normal.
Penyimpanan kelembaban minimum: Tekan tombol MIN di samping. LCD menampilkan nilai minimum
kelembaban relatif yang disimpan. Tekan lagi untuk kembali ke keadaan normal.
Penyimpanan kelembaban maksimum: Tekan tombol MAX di samping. LCD menampilkan kelembaban
133 relatif maksimum yang disimpan. Tekan lagi untuk kembali ke keadaan normal.

133

Mine barometer

134

134

E - 67
Pembuatan pintu sementara
Fasilitas ventilasi termasuk pintu angin bagi tambang dalam
mempunyai peranan sangat penting.
Tujuan Menjamin ◎Ventilasi(Volume angin),(Pembuangan gas)
(Pintu penutup ventilasi, Pembagi, Pintu tahanan)
Prosedur
骨組図 1 (A-48枠) 立前図-2
Urutan kerja Poin Poin perhatian
アーチ
①Penetapam posisi Staf akan memutuskan 1.Penetapan interval melalui pengoperasian lorry(Jumlah tetap lorry)
2.Lokasi dengan kondisi atap dinding yang baik
3. Jalur rope, posisi katrol, BC, PC dan tempat material 天井に当てな 下駄、矢板(クッショ

4.Punggung, cekungan, belokan, percabangan


12番線縛り
②Melpaskan kayu penyangga
Pada prinsipnya tidak dilepas,( Kayu baru 1.Membuat pijakan (membuat tiang di depannya sesuai dengan lokasi) * Gunakan pilar sebagai pijakan アーチ
Meratakan lantai dipasang bila diperlukan) 2.Tap chekking, penanganan batu apung (pencegahan kecelakaan runtuhan)
立前
1m対し10cm
(箇所の差圧に異な
材料(A-48
③ Mendirikan tiang Pada prinsipnya batu digali 30 cm 1.Tiang di bagian depan dimiringkan 10 cm setiap 1m 枠) ・3寸角 =
(Menyusun rangka)  2.Lantai sebisa mungkin dipilih yang keras 4本 ・2×4
角=6本 ・1寸
3.Untuk di archis di ikat dengan kawat, di bawahnya di beri alas kayu 30cm盤掘り
板 =3枚
4.Tiang jangan langsung menyentuh batuan, di beri celah(Mencegah deformasi tiang) ・5分板 =50
図2 板張りの図 枚 ・粘土 =
④Memasang papan Papan di pasang sejajar 1.Sebisa mungkin tidak membuat jelah di poting menyesuaikan kontur
# Diberi sedikit celah 2.Bila ada pipa dan kabel, masukan setelah memotong papan
3寸角
Jangan sampai ada bocor 3.Bila ducting bekas berlubang gunakan papan 門扉(平面図) 門扉(断面図)
⑤Memasang karung 1.Papan ditekan disesuaikan dengan keliling terowongan 2×4
plastik
1寸板
Papan penahan
取 5分板
蝶番 っ

Setiap 1 karung tanah semen 0,3 kilo 1.Jangan ada kebocoran di sekeliling terowongan 目板
⑥ Memberi tanah liat
ビニー
⑦Pemasangan daun Pada prinsipnya tinggi dan lebar 1.Penyetelan pipa untuk daun pintu tidak diberi celah この上にビニールを張り、 最後に門扉を作って取付ける
釘打ち、粘土目塗 裾びら(古風
pintu

135

135

Pembuatan seal off (Penutupan sementara)

Tujuan
①Penutupan ventilasi(Goaf dan yang di tutup sementara, terowongan tidak
perlu, Penutupan pelepasan gas)
②Pencegahan swabakar(Khusus nya goaf)
Urutan pekerjaan Lihat pembuatan seal off permanen(Jumlah tiang dan papan intervalnya lebih
lebar dibangingkan dengan seal off permanene)

Poin perhatian
1.Pekerjaann ripping, lepaskan batuan yang keras
2.Pasang pipa 2 inchi untuk pengukuran
3.Penutupan permanen gunakan bahan bekas ducting, karung
※Prinsipnya gunakan terval anti elektro static
Material
Kayu balok 3 inchi
Kayu 2×49 pcs 2×2, 2 uah(2×4)
Papan tebal 25 lembar
Papan tipis 25 lembar
Tanah liat 4 kantong, plastic anti electro static (Bekas ducting)16m

136

136

E - 68
Pembuatan seal off (Gambar seal off sementara)

3寸角
Kayu 3 inchi 2×4角
Kayu 2x4

Papan
5分板5 mili 粘土目塗
Tanah liat

Gambar骨組図
kerangka 板張りの図
Gambar NO
pemasangan 2 No.2
kayu

Kayu archis
アーチ枠

Dikencangkan dengan kawat


12番線で縛る
Diatas この上にビニールを張って粘土目塗
ini dipasang plastic dan diberi tanah

Gambar seal off temporarti


仮遮断完了図
Gambar pemasanganNO
板張りの図 kayu1 No.1 setelah selesai

粘土目塗
Tanah liat

Pipa2インチ測定パイプ
pengukur 2 inchi

137

137

Penutupan terowongan

Tujuan dan prosedur pekerjaan penutupan terowongan(seal off)


Tujuan    ①Penutupan ventilasi(Terowongan yang tidak digunakan)
       ②Mencegah swabakar
Prosedur
Urutan kerja Poiin Poin perhatian
①Penetapam posisi 1.Staf akan memutuskan 1.Permukaan depan adalah posisi yang baik dari atap dekat terowongan yang digunakan. (Panjangnya sama dengan atau lebih besar dari lebar terowongan)
2.Manajemen gas (kipas stasiun, kipas angin,2.Jarak
pipa angin)
kedalamannya harus 7,0 m (tidak termasuk tempat khusus)
3.Posisi yang baik dari pelat atas juga di bagian belakang.
②Melpaskan kayu penyangga
1.Karena langit-langit kosong (sebagian) padatkan
1.Membuat
dikedua
pijakan
sisi frame
(membuat
(balok)
tiang
dandidan
depannya
kencangkan
sesuaibalok
dengan
ke langit-langit·
lokasi) * Gunakan pilar sebagai pijakan
Meratakan lantai 2.Tap chekking, penanganan batu apung (pencegahan kecelakaan runtuhan)
3.Lepaskan induk kayu stapling sesuai kebutuhan (pengencangan kayu frame depan) dan mengosongkan langit-langit. Potong hanya bagian yang diperlukan)

③ Mendirikan tiang Balok di masukan sejajar 1.Pengencangan di ikat dengan kawat no (12)
 Memasukan palang ※Rangka di lihat di kertas terpisah

④Memasang papan 1.Buka jarak antara papan dan papan sebanyak1.Dinding


15 cm hingga
samping
20 atap,
cm dan
sesuaikan
regangkan
dengan
secara
lantai
horizontal
sebisa (Dipaku)
mungkin tidak membuka celah
2.Buat jalan pipa dan selang (posisi ditentukan)
3.Buat jendela (buat jendela observasi sesuai lokasi)
⑤ Memasang kayu 1.Kedua sisi disesuaikan di beri cushion , pasak,
1.Perhatian
alas kaki
pada sudut (Bila menggunakan pilar diagonal 4-sisi) Gambar 2, bagian atas menghadap frame archis dan bagian bawah disiapkan(digali 20 cm) Kay

2.Kencangkan dengan pasti dengan pasak, dll.


3.Biasanya minimal 10 pcs
⑥Memasang karung 1.Di
plastiktempel mulai dari bagian atas(Biasa 4 tingkat)
1.Papan menekan disesuaikan dengan lantai sekeliling terowongan, dipasang jangan sampai ada celah
Papan penahan 2.Penumpukan posisi horisontal d sesuaikan 2.Ketegangan
lalu ditekan vinil hanya dibentangkan permukaan belakang sesuai dengan bagian yang diperlukan

⑦Memberi tahan liat 1.Hose pengisian, hose balikan dipasang di 1.Pemberian


buat jarak 1 m,tanah
(Ujung
di hose
lakukan
balikan
denganmengarah
teliti agar
langit)
tidak bocor( tergantung lokasi, jenis tanah, lantai juga)
Memasulan pipa, hose 2.Pipa, selang, plate penekan, di ikat dengan kawat yang kuat agar tahan terhadap tekanan mengalir
3.Jangan memasang pipa tambahan (biasanya 1 baris) Selang selang setengah inci
⑧ Pengisian(Flumed 1.Hubungan
filling) lokasi seal off denagn pusat monitoring(Telpon
1.Dibuat dalamdan 1 menit
radio setelah
panggil)peluncuran
Saat filling(kembalinya
perhatikan tekanan
hari ke 1, satu hari)
2.Lainnya (tes persediaan air, perangkat alarm, pengaturan sisa materi di sekitar)
3.Ketika injeksi selesai, lepaskan selang, hapus cut-off dalam 1 minggu

138

138

E - 69
Gambar penutupan terowongan

※1.測定パイプは原則として1本、2重密閉の場合は2本。
2. Lokasi dengan takanan diatas 30mm, Panjang seal off( ke bagian dalam adalah 10~ 40 m
  2.負圧30mm以上の箇所は密閉の本体の長さ(奥行)10m~40mとする。
Gambar 1 Gambar 2
図-1 図-2 Stapling
当り付け

Kayu 3 inchi
3寸角 Stapling (kayu 4 inchi) Kencangkan
切張(4寸角) 矢板で締め
Kayu 2x4 dengan pasak
2×4角 Kencangkan dengan pasak tiang samping
横柱に当て矢板等で締め
Penyangga
アーチ枠archis
Papan
5分板 5 mili
Archis 9
アーチ

Tanah liat 90°


粘土目

Diikat dengan dengan kawat


Pasang plastic, karung plastic diatasnya 番線で2箇所縛る Sampai batuan keras
この上にフルコン、ビニールを張 硬い盤まで出
Kencangkan
矢板、下駄等で締めdengan pasak, alas kayu

Dalam Tanah liat Gambar


奥面 粘土目塗 図-33 Depan
前面

Archis frame
アーチ枠
Karungフルコン
plastik

Papan 5 mili Pipa pengukur


測定パイプ
5分板

Karung plastik
フルコン
Cairan flyash campur semen
フライアッシュミルク Hose overflow
返りホース
Plastik
ビニール

Material(A-48) Vertikal
立 Pouring
注入ホース hose
Kayu 3 inchi = 材料(A-48)
28 buah Papasn = 60 buah Pipia 2 inchi = 2 buah
Horisontal

Kayu 2 x 4 = ・3寸角 =28本    ・目板 
36 buah Plastik = 17 m =60本 
Hose setengah  ・2インチパイプ
inchi =10 m =2本
Papan 5 mili = ・2×4角=36本    ・ビニール=17m 
36 buah Tanah liat = 10 kantong  ・インチ半ホース =10m
・5分板 =36本    ・粘土   =10袋
139

139

Jembatan angin
Tujuan…Jembatan di pasang lokasi di jalur persilangan intake dan exhaust,
agar kedua aliran tidak bercampur.
Untuk tekanan ventilasi dan volume angina yang kecil cukup menggunakan
ducting.(Kecuali panel development))

 Prosedur pembuatan jembatan angin

Urutan Point (Pencegahan bahaya)


1.Pemasangan penyangga atas (2 ※Penanggung jawab memeriksa terlebih dulu dan menentukan bentuk penyangga
tempat)
①Kemiringan kaki, sesuai standar
②Jumlah frame, minimal 2 frame
(Adakalanya 3 frame sesuai besar kecilnya luas terowongan)
2.Memasang palang
①Jarak antar penyangga 0.65m(balok2×4, dibagi 3 rata)
②Jumlah palang berbeda sesuai luas penampang
③Diantara kaki dan palang belakang palang diberi ganjel kushion papan(Diikat dengan kawat)
※Back denga angle lebih mudahmengikat
3.Memasanga kayu seluruh permukaan 3.Dipasang jangan sampai ada celaj antara palang dan inti 2×4

4.Memasang plastik(Ducting bekas) 4.Dipasang di seluruh permukaan


dan papan
5.Mendirikan tiang di sisi bawah
exhaust dan sisi atas in take ① Mendirikan kayu balok yang panjang3×3、pendek2×4
②Tiang tidak nempel langsung ke atap namun diberi celah
6.Memasang plastik(ducting bekas) 6.Sekeliling terowongan di sesuaikan dengan kontur atap
dan papan
7.Melumuri tanah 7.Keliliing terowongan agar tidak bocor

140

140

E - 70
Gambar pembuatan jembatan angin

Balok
3寸角3 inchi Papan
5分板 5 mili 差 梁
Palang

Balok
2×4角2x 4 アーチ枠
Archis frame 冠 枠 atas
Penyangga ビニール(古風管)
Plastik(ducting bekas)

Gambar
断 面 penampang
図-1 1
Gambar
平 面 atas

Dinding terowongan
坑道側壁
Penyangga atas Archis frame
アーチ枠
冠 枠
Archis frame
アーチ枠

Dilumuri
粘土目塗tanah
Archis frame
Archis
アーチ枠 frame
Dipasang
この上にビニー plastic di
Archis アーチ枠
frame atas, di lumuri 差 梁
ルを張り、板張釘
tanah Palang besi
(ポカール この上にビニール
Dipasang plastic di
を張り、粘土目塗
atas, di lumuri
座張 tanah
Kayu(2X4)
(2×4角)

アーチ枠
Archis frame

Gambar
断 面 penampang
図 -2 2
Stapling
当付け

差 梁
Palang
(ポカール
besi

冠 枠 atas Archis
アーチ枠 frame
Penyangga

141

141

Gambar praktek training pembuatan jembatan angin

142

142

E - 71
Pemandangan pengukuran penampang
terowongan

143

143

Rumus penampang(Contoh)
① Ukur lebar bagian dalam kaki archis menggunakan Bagilah potongan melintang menjadi segitiga, ukur
pita pengukur a pangkal dan tinggi setiap bagian, tambahkan luas dan
② Ukur panjang dari lantai sampai ke balok b hitung. Metode untuk menghitung area dengan
membuat segitiga seperti ditunjukkan pada gambar
③ Perhitungan luas penampang. Setetngah lingkaran
bagian atas bagian penampang, menghitung persegi Area = Totsl (a × b) ÷ 2
panjang bagian.
r(Luas)=a×(b-a/2)+π×(a/2)2÷2

a/2

144

144

E - 72
Local fan
Contoh ventilasi dorong melalui
penggabungan dust collector di panal
development

145

145

Local fan
Dust colector

Dust colector 1

146

146

E - 73
Contoh ventilasi dorong panel
development
Local ventilasi
Gas detector
CO detector
Detector asap

Fan
Pintu angin

Jembatan udara
Duct
Intake
Exhaust
Bagian drive belt

Belt

Intake

Exhaust

147

147

Contoh ventilasi dorong panel


penambangan
Lingkup
採 炭pemakaian
切羽のイ interlock
ン タ di ロpanel
ック penambangan
適用範囲

Local fan GK
GK

GK


1.5%

③ ⑤
1.5%
1.0%

GK Alarm
瓦 斯gas
警報器

f 扇
Fan風 機
0.5% GK
Pintu
風 門angin GK
① 風 橋 angin
Jembatan
f

Intake
入気

排気
Exhaust
Volume
設 定ガ setting
ス量 gas Range pemutusan Klasifikasi
遮断 pemutusan
区分
設settiing
Piosisi 定位置 遮断範囲
① 押 しdorong
Fan 込み扇風機 停 止stop
Waktu 時 切 羽 area
Seluruh 全域 panel 2Pemutusan
次遮断 ke dua

148 ②

ゲート入口(入気)
Stage loader
ステージローダ 搭 載
0.5%
1.0%


羽 area
Seluruh


Dalam
全域

panel
panel Pemutusan
2次遮断
1次遮
Pemutusan
ke dua


pertama
Dalam panel
④ 切Frame
羽最 ahir
終panel
枠 1.5% 切羽 内 Pemutusan
1 次pertama
遮断
1.5% 風坑内 Pemutusan
1次 pertama
遮断
⑤ 風坑(排気)

148

E - 74
Urutan peniadaan gas di lokasi penambangan 149

149

Gambar pembuangan gas ventilasi dorong

150

150

E - 75
Gambar konsep ventilasi series

Fasilitas pencegah debu


Ventilasi sistem series dan Gas detector otomatis

151

151

Penyebab ledakan gas

Contact alat
Ventilasi Listrik padam
listrik Asap

突出gas
Keluaran

Listrik

Blasting

152

152

E - 76
Membawa sumber api

←Pemeriksaan
sebelum masuk tambang
153

153

Pintu angin dibuka bersamaan

Angin tidak sampai ke panel


pintu angin double, dibuka setelah
yang satunya di tutup
154

154

E - 77
Matiin aja
berisik

Menyetop fan tanpa izin


無許可の扇風機停止

Penumpukan gas

Bahaya
155

155

Elektrostatik yang terjadi saat melepaskan benda


yang melekat

156

156

E - 78
Standar grounding Duct
Bounding wire Kawat Bounding wire

Connect wire Connect wire

157

157

158

Ventilation network
三池鉱山の通気網

158

E - 79
Pencegahan Kebakaran
Tambang
Rev. 2

Pusat Energi Batubara


Mitsui Matsushima Resources

Ciri Khas Kebakaran Tambang Dalam


• Tambang dalam memiliki ruang yang sempit
• Banyak terdapat barang yang mudah terbakar seperti bahan kayu,
mesin, belt, kabel, oli dan batubara
• Aliran udara oleh ventilasi yang kuat
• Ruang yang terbatas
• Lingkungan yang tidak menguntungkan untuk pencegahan
kebakaran tambang

G-1
Ciri khas kebakaran tambang dalam 2
• Banyak menghasilkan CO, asap yang kemudian bercampur dan
mengalir bersama udara ventilasi
• Apabila penanganan aliran udara terlambat dapat memberikan
efek ke orang yang tidak berhubungan dengan lokasi kebakaran
• Apabila lokasi kebakaran pada area intake/udara masuk maka
efek dari kebakaran akan meluas ke area yang besar

Ciri Khas Kebakaran Tambang 3


• Biasanya usaha pemadaman hanya bisa dilakukan dari
dalam terowongan yang sempit, sehingga pemadaman
langsung akan sangat sulit.
• Adapun untuk melarikan diri terbatas melalui
terowongan yang ada,terkadang bisa juga terkurung di
suatu tempat
• Apabila kurang beruntung, dan terjadi kebakaran maka
yang penting adalah menemukan secepat mungkin dan
melakukan pemadaman apai tahap dini

G-2
Ciri Khas Kebakaran Tambang 4
• Apabila gagal melakukan pemadaman api tahap
dini maka kebakaran akan dapat membesar
dengan cepat
• Apabila gas CO tercampur dan menyebar maka
efeknya pun akan meluas dengan cepat sehingga
mengakibatkan kerusakan yang besar
• Semakin berkembangnya api dan karena pintu
angin, fan maka dapat menyebar luas, karena
perbdaan suhu akibat kebakaran bisa terjadi
aliran udara terbalik, dan bisa juga
mengakibatkan ledakan gas
4

Materi Video Kebakaran


Tambang
• Kondisi & efek kebakaran tambang
• Pencegahan kebakaran tambang
• Pengawasan Kebakaran tambang
• Pemadaman kebakaran tambang
• Pelarian diri pada waktu kebakaran
tambang

G-3
Gambar konsep dari penyebaran kebakaran
tambang
Kebakaran Tambang Dalam
Gambar 1
Fire temperature Gambar Konsep Penyebaran Kebakaran Tambang Dalam
Kekentalan oksigen 1.Karakteristik dan phenomena kebakaran dalam tambang
Volume aliran udara ( Riset negara Inggris )
Kebakaran dalam lorong tambang dalam, menyebar kearah
ventilasi mengikuti benda yang mudah terbakar seperti kayu
Tambang dan berkemungkinan area kebakarannya meluas sam-
pai sebagian besar dalam ventilasi.Dalam kondisi seperti ini,
Titik
Ventilasi Nyala
api Gas kebakaran menunjukan skala kebakaran yang sangat besar disebabkan oleh
area pembakaran yang meluas dan suhu gas kebakaran telah me-
Area karbonisasi Area Area pra pemanasan
kebakaran ncapai maksimum.Kondisi kebakaran ini disebut type kebakaran
Bahan bakar melimpah (Fuel rich).
Dalam hal ini dikarenakan volume oksigen yang terkandung
Gambar 1 Konsep penjalaran kebakaran tambang dalam dalam gas kebakaran sangat besar, sehingga menunjukan
kondisi kebakaran yang terus-menerus membakar benda-benda
yang mudah terbakar didalam tambang.Dengan alasan itu, type
kebakarannya disebut type oksigen yang melimpah(Oxygen-rich)
6

Terowongan Uji Coba Kebakaran Skala Besar


2. Kondisi Sifat Kebakaran Tambang Dalam berdasarkan

Zona kayu tambang Percobaan Skala Sebenarnya


Panjang 400 m
Benda mudah terbakar yang paling banyak terlihat ditambang
Panjang 50 m
Isi benda mudah
Terbakar 36kg/m3
dalam adalah kayu tambang, digunakan luas sebagai penya-
ngga untuk memelihara tambang dalam.Menurut contoh ka-
Plan

Ruang analisa gas


sus kebakaran dalam tambang, umumnya kebakaran meluas
speed ventilasi awal
Tebal beton Fan
(50-100 cm) setelah api keluar dari belt conveyor atau kabel kemudian
Ketebalan isolator 5 cm
Luas penampang menyala pada kayu tambang dan merambat ke range yang
Portal
5.4 m3
Ruang pengendali luas.Untuk itu kita perlu memahami karakteristik perambatan
thermocouple pengukuran

kebakaran kayu tambang dengan membentuk

Gambar penampang
penanganan pemadaman dan pencegahannya.
Gambar 2 Lorong percobaan kebakaran type besar

Gambar 2. Terowongan uji coba kebakaran sekala besar


1. Panjang lorong 400 m
2. Luas penampang 5.4m3
3. Section penimbulan kebakaran(100m) dengan insulator 7

G-4
Perubahan Suhu Pada Waktu Kebakaran
3. Hasil Percobaan pada skala Sebenarnya
Gambar 3 Perubahan Suhu Saat Kebakaran
Panjang dalam lorong percobaan kebakaran 50m, dan penimbulan
kebakarannya oleh sumber pengapian yang relatif besar dengan
memfasilitasi zona kayu tambang yang dapat terbakarnya 36/Kg /m3.
Suhu aliran udara

1) Menyalakan api dengan kondisi meng- 0.5 kan kecepatan ventilasi


di tahap awal.
2) Memulai perluasan pembakaran di beberapa bagian dan sedikit de-
Panjang area kayu : 50 m
Kecepatan ventilasi : 0.5 m/s mi sedikit menaikan suhu bersamaan dengan penyalaan api di setiap
zona kayu tambang.
Waktu (menit) 3) Mencapai suhu tertinggi kira-kira dalam 30 menit.
4) Suhu tertinggi gas kebakaran yang diprediksikan dalam penyebaran
Gambar 3. Perubahan suhu pada
waktu kebakaran kebakaran, dalam 900~1000º C temperatur nya akan meninggi
seiring dengan bertambahnya kecepatan ventilasi waktu awal.

Komposisi Gas Pada Waktu Kebakaran


Gambar 4 Komposisi Gas Saat Kebakaran Tambang Dalam
Konsentrasi oxygen dibagian bawah udara kebakaran dalam 25
menit setelah dimulainya percobaan, kira-kira jadi 0%.
Carbon dioxide 18 %
Panjang area kayu : 50 m
Carbon monoxide 6 %
Kecepatan ventilasi : 0.5 m/s
Hydrogen dan metan gas hampir konstan dengan prosentasenya
konsentrasi gas

2 %.Kecenderungan ini hampir sama dengan percobaan yang


lainnya juga, dan pada kebakaran tambang dalam di skala yang
sebenarnya pun,telah dikonfirmasikan menjadi kebakaran type
fuel rich.
Waktu (menit)

Gambar 4. Formasi gas pada waktu kebakaran

G-5
Gas berbahaya yang dihasilkan di dalam tambang dan karakteristik gas
serta pengaruh terhadap tubuh manusia

1.Gas Metana(CH4)
2.Karbon monoksida(CO)
3.Karbon dioksida(CO2)
4.Hidrogen sulfida(H2S)
5.Kekurangan oksigen(O2)

10

1.Gas Metana(CH4)
① Sifat
Berat jenis 0,559
Seringkali tidak bisa dipisahkan bila bercampur dengan udara
Tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau
Dengan kadar 5~15% di udara⇒bila ada sumber api akan meledak
Kalau bercampur dengan material kotor seperti debu batubara batas ambang
ledaknya akan berubah

11

G-6
② Terjadi, keberadaan
・Umumnya ada di tambang batubara
・Dengan berat setengah dari udara maka akan
mudah menumpuk ditempat tinggi di jatuhan tinggi
dan lobang di langit-langit

③ Pengaruh terhadap tubuh manusia


・Walau tidak berbahaya, bila konsetrasinya tinggi
manusia akan mati lemas karena kekurangan
oksigen

12

2.Karbon monoksida(CO)
① Sifat
Berat jenis 0,967
Menyebar bersama dalam udara
Tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau
Batas ambang ledak 13~75%

② Terjadi
Biasanya terkandung 0~sekian ppm di udara.
Terjadi karena pembakaran tidak sempurna, ledakan gas dan debu batubara,
swabakar, kebakaran tambang, peledakan, pembakaran didalam mesin dll.

13

G-7
③ Pengaruh terhadap tubuh manusia
Kekuatan bergabung dengan hemoglobin240~
300 kali lipat oksigen. Memiliki kandungan racun
yang kuat.
Walau tidak mengganggu kehidupan tetapi
mempunyai dampak, dengan kadar 0.4% dalam
waktu singkat manusia akan mati.

14

Waktu bereaksi dan tingkat keracuan bila mehisap CO

CO(%) Waktu menghirup Gejala

0.02 15 jam Sakit kepala ringan

1 jam Pusing, mual, vertigo


0.05
1.5~2 jam Pusing

1 jam Gelisah、Pingsan
0.10
1 jam lebih Bahaya

0.20 30 menit Bahaya

0.30 30 menit Bahay, bisa mengakibatkan kematian

0.50 10~15 menit Mati

0.80 10 menit Mati

1.00 5 menit Mati

1.30 1~3分 Mati

15

G-8
3. Karbon dioksida(CO2)
① Sifat
Berat jenis 1,519 menumpuk di daerah yang rendah
Tidak berwarna, tidak berbau, sedikit asam
Tidak bersifat mudah terbakar dan meledak

② Terjadi
Biasanya ada di udara sekitar 0,04%
Mengandung sekitar 4% pada penghebusan nafas
Merusak, lambat beroksidasi
Ada berasal dari peledakan, swabakar, kebakaran tambang, ledakan gas dan debu
batubara

16

③ Pengaruh terhadap tubuh manusia


Walau tidak ada bahaya kalau terhirup langsung
tetapi bila oksigen berkurang dalam jumlah banyak
maka akan susah bernafas dan bisa mati lemas.

17

G-9
4. Hidrogen sulfida(H2S)
① Sifat
Berat jenis 1,19
Tidak berwarna, berbau telur busuk
Larut didalam air
Mudah Terbakar, batas ambang ledak 4~50%

② Terjadi
Dekomposisi bahan organik yang mengandung sulfida
Pembakaran batubara, ledakan, kebakaran tambang
Sumber mata air panas, air tanah

18

③ Pengaruh terhadap tubuh manusia


Bau yang tajam menimbulkan gejala keracunan
yang kuat diseluruh tubuh tetapi dengan 10ppm
mudah dirasakan.
Dapat dirasakan juga dengan adanya kabel peledak
dan tembaga yang berubah warna
Dengan 100ppm akan mempengarui mata,
tenggorokan dll

19

G - 10
5. Kekurangan oksigen
① Sifat
Berat jenis 1,11
Volume yang diperlukan pada pernafasan sewaktu diam 5~7 liter/ min
Sewaktu bekerja 10~30 liter/min (didalam udara terkandung 21%)
② Penyebab
Kebakaran tambang, swabakar, ledakan gas dan debu batubara dll
Dengan adanya semburan gas dll maka kadar oksigen akan berkurang dalam
jumlah besar
③ Pengaruh terhadap tubuh manusia
Pengaruh yang signifikan pada otak
Fungsi sistim saraf menurun
Kesulitan bernafas, menyebabkan pusing
Jika berkurang hingga 10% maka akan berakibat mati lemas

20

Gambar Penyebaran kebakaran tambang


Gambar 5 adalah gambar penyebaran kebakaran tambang
dalam, yang menunjukan kondisi pola kebakaran tambang
nya, meluas secara teratur.
Sumber nyala api
Permukaan belakang api Permukaandepan api
Arah rambatan api Dalam kondisi ini, diarah depannya terbentuk zona pemba-

Arah ventilasi karan yang suhunya tinggi melebihi 400ºC, dan pada arah
belakangnya ditunjukan zona arang, benda yang dapat ter-
Area bakar terus berlanjut terbakar karena menerima panas dari
Area Area
dingin Area
arang kebakaran
prapemanasan Aliran udara kebakaran.
Didalam zona pembakaran, sebagian besar membakar oksig-
en didalam ventilasi, dan Gas seperti metan dan Co, banyak
Suhu

timbul pula di zona pra pemanasan.


Elemen volatilisasi yang timbul dari material kayu, bercam-

Gambar 5. Gambar penyebaran kebakaran bawah tanah pur dengan ventilasi, dan ini dianggap yang menimbulkan
difusi pembakaran.

21

G - 11
Formasi Zona Kebakaran(grafik suhu)
Gambar 6 format zona kebakaran (grafik suhu)
Hasil percobaan pelaksanaannya menggunakan penampang
bagian dalam 0.38m x 0.38m, dan panjang lorong modelnya
40 cm.
Kecepatan ventilasi awal yang sering menunjukan grafik
Jarak Lorong (m)

Garis permukaan
depan api Suhu nya 400ºC, yang telah diprediksikan pada proses

Garis permukaan penjalaran kebakaran zona frame kayu adalah 1 m/s dan
belakang api
densitas pembakaran di zona frame kayu nya adalah 25
kg/m3.
Gambar 6 adalah terbentuknya area pembakaran yang suhu
Waktu (menit) nya tinggi setelah beberapa menit dari pengapian dan beralih
Gambar 6. Formasi zona Kebakaran
kebagian bawah udara kebakaran dengan lebar yang sebagi-
(grafik garis suhu)
an besarnya teratur.
Kayu dalam tambang dengan pengapian lebih 400ºC, akan
Melahirkan pembakaran dan mendatangkan kebakaran.
Area yang suhunya lebih dari 400ºC ini, disebut area kebaka-
ran ( fire zone ).
22

Hubungan Kecepatan Penyebaran


dan Kecepatan Angin
Misal :disini dapat dikatakan adanya hubungan baku diantara
volume ventilasi dan volume benda mudah terbakar yang
bisa terus menjalarkan kebakaran di tambang dalam, dan
kekuatan sumber pengapian adalah satu faktor yang
mengontrol kondisi sifat kebakaran tambang dalam di
belakangnya itu.
Kecepatan penyebaran api

Pada sumber pengapian yang kecil, penjalaran apinya relatif


lambat/tenang, akan tetapi pada sumber pengapian yang
besar, dalam waktu yang singkat pun kondisi pembakarannya
akan sangat hebat.
Gambar 7 Hubungan kecepatan penjalaran dan kece-
patan ventilasi
Kecepatan ventilasi
Densitas pembakaran pada zona frame kayu adalah 36kg/m3,
Gambar 7. Hubungan kecepatan penyebaran kebakaran dengan dalam kebakaran tambang dalam, kecepatan penjalarannya
kecepatan ventilasi
itu relatif lebih besar dari kecepatan ventilasi(angin)

23

G - 12
Hubungan Zona Kebakaran dan Kecepatan
Ventilasi Udara

Gambar 8 Hubungan panjang zona kebakaran dan kece-


patan ventilasi (angin)
Panjang zona kebakaran (m)

Pada zona frame kayu dengan bahan bakar yang sama 36kg/m3,
maka terbentuk area kebakaran yang panjangnya sesuai pada
kecepatan ventilasi.
O Kondisi sifat kebakaran pada volume benda mudah terbakar
yang terlihat pada lorong tambang sesungguhnya, jika kondi
si kecepatan ventilasi 2~5 m/s ini bisa dikatakan sangat
hebat, dan jika kecepatan ventilasinya lebih dari 5m maka
effect pendinginan ventilasi itu akan membesar, sehingga
Kecepatan ventilasi (m/ min) suhu gas kebakaran sedikit menurun. Berdasarkan
percobaan telah menjadi jelas bahwa dalam kondisi
Gambar 8. Hubungan panjang zona kebakaran dengan
kecepatan ventilasi kecepatan yang ventilasinya kurang dari 0.5m/s maka
penjalaran pembakaran yang stabil akan sulit terjadi.
kecepatan ventilasi seperti ini, dapat dipahami sebagai satu
faktor penting untuk mengontrol karakteristik penjalaran
24
kebakaran tambang dalam.

Kecepatan Angin dan Pembalikan Aliran Asap dalam Terowongan saat


Kebakaran tambang

Kecepatan Kecepatan Pembalikan


Angin aliran m/s(m/min)
m/s(m/min)
0.5 (30) 1.0 (60)

1.0 (60) 0.04~0.3(2.4~18)

1.5 (90) Kecil sekali

2.0 (120) Tidak ada pembalikan


25

G - 13
Perubahan konsentrasi Oksigen di
Ruang Pengungsian

Lingkungan pernafasan pada tempat mengungsi, keadaannya berbeda dari masing-masing pengungsi,
Namun diperkirakan apabila dalam kondisi beristirahat dan per orang 1 m3 volume udara (space), yang
Konsentrasi O2 setelah 100 menit adalah 18.6% dan CO2 adakah 2.8% maka akan mampu bernafas
Kira-kira sekitar 2 jam. Kemudian apabila terus disuplai dengan oksigen 3 liter/ menit atau suplai udara
100 liter/ menit, maka walaupun sudah lewat 2 jam, karena konsentrasi oksigen tetap 20%, sudah
Dipastikan bisa bertahan dalam waktu lama.

Waktu (menit)

Gambar 8. Perubahan Konsentrasi Oksigen di ruang pengungsian

26

Panel No. 01 wilayah selatan


Gambar posisi penempatan fasilitas emergency, gas sensor dan jalur
ventilasi

27

G - 14
Terowongan horizontal selatan No.3
Gambar posisi penempatan fasilitas emergency, gas sensor dan jalur ventilasi

28

Terowongan penghubung seam barat dan seam 4 selatan


Gambar posisi penempatan fasilitas emergency, gas sensor dan jalur ventilasi

29

G - 15
Lokasi penetapan untuk material darurat

30

Lokasi penetapan emergency center Kelas A, Kelas B ( Contoh)

31

G - 16
Struktur Ruang Pengungsian

Lorong pintas
Vinil house di tengah lorong
(papan dan rentangan plastik)

Lorong pintas
Vinil house di dalam ruang
(papan dan rentangan plastik,
Pengungsian (tipe gabungan)
Pengisian fly ash)

Menggunakan lorong kantung

Gambar 6. Jenis struktur ruang pengungsian

Gambar 7. Unit ruang pengungsian

32

Gambar Ruang Darurat Tambang Batubara Ikeshima (Contoh)

Plan (Tampak Atas)


Tandu
Tabung Kotak Pertolongan
Oksigen Plastik Film Vinil
Peralatan
Pertolongan Air Minum Kabel Radio komunikasi
Papan Kayu Konduksi
Masker Oksigen Makanan darurat

Papan Tanda Peta Underground


Ruang Darurat (Peta Keselamatan)
Pipa Shower

Pipa Udara Bola Cock

Section (Potongan)

Gulungan Plastik
Vinil Penutup
Hose Pipa Pendek

33

G - 17
Ruang Darurat /
Emergency Center

34

Kantong Udara, Rumah Plastik

35

G - 18
Pemakaian masker CO
Cara pemakaian
Tipe dan pemakaian
Produk ini adalah Self Rescuer for Carbon Monoxide(CO mask) telah lulus uji untuk
Dalam keadaan darurat, langkah pertama adalah
pemekaian di tambang dalam batubara. Masker ini dipakai pada waktu keluar, melewati
evakuasi dan keluar. Tahan nafas sementara pakailah
lokasi dimana terdapat gas karbon monoksida yang timbul akibat kebakaran dan ledakan
masker sesuai petunjuk dibawah, jangan tergesa gesa.
Normalnya, dicantelkan ke ikat pinggang(dibawah
Struktur setelah dipasang cover bagian penutup)
Ada bagian body yang terdiri dari, case, heat excahanger, exhaust valve, mouthpiece dan
assesories yaitu nozzle clip, headband dengan di bungkus dengan stainless dan dapat
dibawa kemana mana.

Struktur

Heat exchanger
Head band
Tekan case, lepaskan Tarik lever pembuka Tarik kembali lever
Exhaust cover pembuka dengan jari, seal putus pembuka ke
valve Mouthpiece atas,lepaskan band
pengencang dari wadah

Portable unit
Tutup dibuka, keluarkan Masukan mouth Lepaskan helm, pasang
Penutup body masker piece,seperti Gb.1, gigit band masker di kepala,
Lever pembuka
perlahan, jepit hidung lalu disteal agar pas dan
dengan nozzle clip, stabil
Band pengencang
mulai bernafas hanya
Cover pembuka dengan mulut

Setelah masker
dipasang, pakailah helm
Filter
Belt lewat
Case

36

Self Rescuer for Carbon Monoxide(CO mask)

Adalah masker anti racun, yang di buat untuk dipakai pada waktu keluar, melewati
lokasi dimana terdapat gas karbon monoksida yang timbul akibat kebakaran dan
ledakan saat sedang bekerja menuju wilayah yang aman
Dalam kaleng penyerap, dimasukan obat yang dapat mengoksidasi CO menjadi
karbon dioksida dengan menyaring gelombang asap beracun sehingga si pemakai
terlindungi. Adapun obat ini adalah katalis oksidasi sekitar 60%, mangan aktif
dioksida MnO2 sekitar 40%, tembaga (II) oksida CuO.
※ Untuk oksigen tidak bisa ditimbulkan, jadi todak bisa digunakan dalam kondisi
oksigen kurang(dibawah 16 %)

37

G - 19
Perhatian saat pemakaian CO mask
(1)Bila lembab kemampuanya akan menurun, pasanglah segera setelah
dibuka, pemakaian hanya bisa satu kali.
(2) Tangani dengan baik jangan sampai bertabrakan dengan benda
lain
(3) Bila memakai masker nafas akan terasa susah, namun jangan di
lepaskan
(4) Setelah memaki bila kadar gas 1%, temperature dibagian mulut
meningkat menjadi sekitar 65℃.
(5) Apabila bahaya, pertama, tahan nafas, pasang masker dan
jangan tergesa gesa.
※Hal yang penting adalah tidak menghirup gas.
(6)Untuk didaerah yang tidak ada oksigen, masker tidak bisa dugunakan.

i38

Pemakaian masker
< Cara pemasangan>

1.Buka tutup dengan menarik benang merah 4.Tarik plug merah mouthpiece

.Benang ditarik kearah .Pegang pipa pernafasan


panah denga tangan kiri, tangan
.Logam penahan di bagi 2 kanan menarik plug merah
.Buanglah logam mouthpiece dengan kuat
.Buanglah plug

2.Lepaskan tutup case

2.Lepaskan tutup case 5.Masukan mouthpiece ke mulut lalu gigit perlahan

.Tutup ditarik keatas


.Masukan mouthpiece
.Tutup dibuang
diantara bibir dan gusi
.Digigit dengan 2 gigi, bibir
ditutup

3.Kalungkang perangkat ke leher, atur panjangnya


6.Jepit hidung dengan nouse clip

.Tape reflector kuning di arah


depan
.Pressure gauge di sisi kanan
.Body masker ada di sekitar
uluhati
.Ujunag tali di jepitkan ke ikat
pinggang 9月10日まで
.Bila penarik tali kurang, tidak
bisa menambahkan mouth
piece

39

G - 20
9.Dikencangkan dengan tali dada
7.Tekan tombol warna merah, keluarkan oksigen
. Tali ada didalam body
. Lewatkan tali ke
. Ditekan dengan jari
punggung pasang ujung
. Kantong pernafasan akan
swivel ke ring sisi kanan
mengembang dalam waktu
.Tali ditarik ke belakang
10 detik
Ujung tali di sjepitka ke
ikat pinggang

. Apabila urutan ini selesai pernafasan bia dilakukan


. Bernafaslah dengan mulut
. Selanjutnya pakai kacamata pelindung , tali dada sebagai berikut

Dengan ini pemasangan selesai

10.Saling mengecheck
8.Pakai kaca mata pelindung

.Orang terdekat saling


.Kacamata ada di bagian
memastikan apakah
body
pemasangan telah dilakukan
.Lepas helmet, pasang tali
dengan benar
kacamata ke kepala
.Pakai kembali helmet

40

<Ciri kushus>

1. Berat saat dibawa 2,3 kg, volume 3.000 cc, kompak dan minimalis.

2. Dapat menghirup udara dengan aman di lokasi yang ada carbon monoksida, metan gas,
atau di udara yang kurang oksigen tnapa pengaruh atmosfir

3. Saat mulai operasi bila tombol merah ditekan, kantong pernafasan akan
mengembang pengisian oksigen pertama kana berlangsung, sehingga bisa langsung
bergerak.

4. Tekanan pengisian oksigen bisa selalu di monitoring

<Spesifikasi utama>

1.Model Compression oksigen EBA-30 (dengan kacamata)

2.Jam pemakaian 30 menit, volume pernafasan : sekitar 30 lt/ sebanyak waktu

3.Dimensi

4.Berat Saat dibawa 2,3 kg Saat dipakai 2,1 kg

5.Volume oksigen Sekitar 50. 5 liter nilsi psds 20 derjst celcius

Bahan:Chrom molibden, Isi : 0,18 lt, Tekanan 300kgf


6.Tekanan oksigen
tested pressure 500 kgf

Pengisian awal : 5 lt( setelah dibuka dalam 10 detik)


7.Volume pengisian Volume tetap : rata rata 1,2 lt/min

8.Tipe mobile Di selendangkan

9.Start type Tipe tekan

10.Obat penyerap Ka lime khusus


gas carbon
41

G - 21
Kacamata pelindung
<Nama setiap bagian dan gerakan> .Untuk anti debu, mencegah asap
.Di beri anti awan
.Ditarik searah panah
Plug
Menutup jalur pernafasan Nose clip
.Menjepit hidung, dipasang holder tipe spring untuk
mencegah jatuh saat dipakai
Mouthpiece
Dimasukan ke mulut untuk bernafas
Pipa pernafasan

Valve pernafasan
Valve
.Valve khusus yang telah lulus ujicoba
udara bertekanan tinggi Udara masuk Udara keluar Tali
.Bila tombol mera ditekan valve .Setelah dikalungkan ke leher ditarik ke arah
terbuka oksigen keluar panah di stel panjangnya
.Bila sekali dibuja, oksigen tidak bisa
ditutup kembali
.Dilengkapi dengan safety valve
sesuai standar aturam keselamatan Kantung pernafasan
Kantung pernafasan untuk mengaktifkan
Udara Udara
Pressure gauge pernafasan, kembang kempis saat bernafas
masuk masuk
.Menunjukan tekanan oksigen didalam tabung
.Bisa memastikan kondisi tabung dari luar unit. Ditekan
Saat digunakan pun bisa dilihat dari atas

Valve otomatis
Bila kantung pernafasan terlalu penuh akan dikeluarkan
Adjuster secara otomatis, untuk mencegah bernafas berat
.Dipasang di kantong pernafasan, mengurangi
tekanan oksigen tinggi didalam tabung Swivel
oksigen(rata rata 1,2 lt/min)
.Setelah valve dibuka, dalam 10 detik kantong
udara akan terisi secara otomatis sampai
penuh, sehingga bisa langsung digunakan Tali dada
dengan aman. .Untuk mencegah unit bergerak kesamping
.Ada juga valve manual yang di pasang .Setelah swivel ditarik, kencangkan ke arag panah

Valve manual Mobile case


.Apabila kantong udara tersumbat, dll. lever Tempat terbuat dari palastik sintetis untuk menyimpan
ini di tekan dari atas kantung udara, oksigen unit alat pernafasan
akan keluar.
Kaleng pembersih
Tabung tekanan tinggi Di isi penuh dengan obat penghisap carbon, membuang
.Tabung gas bertekanan tinggi 300 kgf/cm3 gas carbon di dalam udara yang dihirup
dikembangkan untukalat unu agar ringan,
kompak dll
. Bisa diisi sampai 50,5 lt
42

Pemakaian masker oksigen

43

G - 22
Terowongan anti bakar

44

Zona Korden Air, Fasilitas Pemadam Otomastis、Selang


Pemadam Tahap Dini

45

G - 23
Lubang Penghisap CO dan Sensornya, Sensor Asap,Shoot Relay

Asap/ smoke

46

Carrier Roler, Return Roler

47

G - 24
Tujuan latihan evakuasi
1 Dengan selalu latihan, dapat
merespond kondisi darurat dari
kebijakan perusahaan yang
menghormati jiwa manusia.

2 Sebagai bagian dari manajemen krisis,


tujuannya adalah untuk menumbuhkan
kemampuan untuk mengambil tindakan
cepat ketika terjadi kondisi darurat.

3 Kepatuhan dengan hukum 48

Dasar hukum latihan evakuasi


。Peraturan Keselamatan Tambang Pasal 102
Di tambang batu bara, untuk mempersiapkan
apabila terjadi ledakan gas atau, kebakaran di
dalam tambang, semburan gas, banjir dan
bencana lainnya, kami melakukan latihan evakuasi
setidaknya sekali dalam 3 bulan untuk pekerja
yang dipekerjakan di tambang bawah tanah.
Dan detailnya harus diatur dalam peraturan
keselamatan.

49

G - 25
Perturan keselamatan
Pasal 36 (Waktu dan metode pelaksanaan pelatihan evakuasi)
· Latihan evakuasi harus dilakukan untuk semua orang setidaknya setiap 3 bulan
sekali
· Wakil Kepala Tehnik Tambang memerintahkan evakuasi pekerja pertambangan ke
tempat yang aman dengan menunjuk bagian evakuasi dengan asumsi situasi di zona
bahaya dalam pelatihan.
Pasal 37 (Penanggung jawab pelatihan evakuasi dan sistem aliran perintah)
· Wakil Kepala Tehnik Tambang harus memilih orang yang bertanggung jawab untuk
pelaksanaan latihan evakuasi dari anggota staf safety tambang bawah tanah.
· Orang yang bertanggung jawab untuk implementasi harus segera
menginformasikan dan menyampaikan pesan dengan sistem komando berikutnya
pada saat pelatihan.
Wakil Kepala Tehnik Tambang ⇒ Penanggung jawab pelaksana ⇒ Penanggung
jawab safety di tambang dalam ⇒ Pekerja

50

Pemberitahuan dan evakuasi


• Pasal 38 (Metode pelaporan dan evakuasi)
• Mengenai metode pelaporan pada saat pelatihan evakuasi, harus dilakukan segera sesuai
dengan item berikut.
• ① Orang yang bertanggung jawab atas pelaksanaan latihan, dengan asumsi situasi
terjadinya bencana harus melapor kepada wakil kepala tehnik tambang dengan telepon.
• ② Wakil kepala tehnik tambang yang menerima laporan tersebut menginstruksikan untuk
mengeluarkan alarm ke operator radio di tambang dalam, melalui radio bawah tanah atau
telepon.
• ③ Operator radio di tambang dalam yang menerima perintah segera mengirimkan alarm
• ④ Begitu ada alarm, penanggung jawab tambang dalam dan pekerja harus dievakuasi ke
lokasi yang ditentukan melalui jalur yang ditunjuk.
• ⑤ Orang yang bertanggung jawab atas pelaksanaan harus mengkonfirmasi evakuasi dan
memastikan bahwa tidak ada kelainan dan melaporkannya kepada wakil kepala tehnik
tambang.
• ⑥ Wakil tehnik keselamatan tambang harus menginstruksikan orang yang bertanggung
jawab untuk menyelesaikan pelatihan setelah memastikan situasi.

51

G - 26
Pasal 39 (Metode Konfirmasi anggota evakuasi)
Petugas keselamatan yang bertanggung jawab harus selalu menjaga kendali personil yang masuk,
mengkonfirmasi jumlah pengungsi ketika evakuasi, memverifikasi dengan personil masuk, dan
melaporkan hasilnya kepada wakil kepala tehnik keselamatan melalui pejabat yang bertanggung
jawab.
Pasal 40 (Persiapan catatan untuk pelatihan evakuasi)
Setiap kali latihan evakuasi dilakukan, wakil kepala tehnik tambang harus mencatat situasi tersebut
kepada orang yang bertanggung jawab untuk implementasi.
2 Periode penyimpanan catatan harus dua tahun atau lebih lama dan harus diamankan di departemen
administrasi tambang.
3 Catat tanggal pelaksanaan, jenis bencana hipotetis, rute evakuasi, staf evakuasi, waktu yang
dibutuhkan, masalah dengan hasil implementasi, opini, dll.。

Lainya
Setiap tahun akan ada permintaan rencana keselamatan dari departemen inspektur

52

Perencanaan latihan evakuasi


• Contoh Tambang Batubara Ikeshima
1 Tentukan tanggal / waktu ⇒ Dijaga 3 bulan sekali
② Pilih hari dengan sedikit hari libur (Untuk pekerja outsourcing hari liburnya bisa beda)
③ Lainnya (Mempertimbangkan proses produksi, acara perusahaan, dll.)
2 Bentuk pelatihan ⇒ ①Pisahkan bagian tambang dalam lubang beberapa blok
② Pertimbangkan bentuk tugas, shift 1, shift normal
3 Konten pelatihan ⇒ 1 Pikirkan tentang konten sesuai dengan lokasi kerja ( Kebakaran
tambang, Keluaran air, penyalaan spontan)
Mempertimbangkan jadwal lorry, waktu berhenti dari tempat produksi, waktu perjalanan,
memutuskan situslokasi prediksi bencana dan waktu pemberitahuan.
Berdasarkan 4.1 hingga 3, siapkan prosedur pelatihan evakuasi dan distribusikan kepada
orang yang berkepentingan setelah persetujuan dari wakil kepala tehnik keselamatan.
5. Sosialisasi metode
①Pemberitahuan pada pertemuan bagian penambangan
② Pemberitahuan pada pertemuan di pagi hari
③ Distribusikan prosedur untuk pelatihan evakuasi kepada para yang berkepentingan

53

G - 27
Aturan pelaksanaan latihan evakuasi

1 Staf penanggung jawab lapagan menginformasikan kelompok / kelompoknya bahwa akan


dilakukan latihan sebelum masuk tambang
2 Apabila melakukan latihan dengan masker oksigen atau pemadaman api (keluaran air)
terlebih dahulu bersama dengan petugas safety ventilasi dan staf mesin, menyiapkan
keperluan barang yang harus di siapakan sehari sebelumnya.
3 Perintah diberikan dari ruang pengawasan terpusat. (Kepala safety ventilasi atau monitoring
pusat)
① Waktu ketika penetapan konten prediksi bencana di umumkan pada saat yang sama di
dalam lubang dengan mikrofon untuk setiap departemen.
② Pada isi Pengumuman, berikan nomor kapan hasil pelatihan evakuasi dikomunikasikan
(nomor telepon).
4. Seorang anggota staf atau pekerja yang membawa radio akan memulai pelatihan evakuasi
setelah mendengar sura perintah.
5. Petugas menghubungi semua pekerja kelompok, menginstruksikan rute evakuasi, dan
memandunya.

54

6 Bila evakuasi selesai, hubungi ruang monitoring pusat dari lokasi evakuasi.
7 Di lokasi evakuasi, dijelaskan kepada para pekerja isi dari asumsi ini, rute evakuasi, rute masuk
/ keluar, peralatan di lokasi evakuasi dll.
8. Setelah naik keluar tambang, siapkan laporan pelaksanaan pelatihan evakuasi.
9. Bagi pekerja yang tidak bekerja pada hari itu, dilakukan penjelaskan dan diadakan pendidikan
latihan evakuasi, tersendiri dan buat laporanya.
10. Siapkan lembar cek pelatihan evakuasi yang ditentukan di ruang monitoring pusat dimana
sebagai penerima laporan hasil pelatihan evakuasi, uraikan isi laporan pada lembaran, dan
periksa kekurangan isi pelatihan.
11. Secara keseluruhan diperiksa apakah semua laporan pelatihan evakuasi lengap lalu rangkum
hasi nyal

55

G - 28
Cheksheet pedoman latihan evakuasi

56

Jadwal lorry transportasi orang

57

G - 29
Prosedur kerja pemakaian masker oksigen

58

Contoh laporan hasil pelaksanaan latihan


evakuasi

59

G - 30
Tabel rekapitulasi latihan evakuasi(Contoh)

60

Tabel hasil pelaksanaan latihan evakuasi

661

G - 31
Posisi lokasi evakuasi, skala

662

Standar pemasangan emergency center


1.Latar belakang
Dengan terjadinya kebakaran di tambang di Miike
pada 1984, evakuasi pekerja tidak berjalan mulus,
kerusakan bertambah, dan banyak korban (83 tewas
dan 16 luka berat) yang timbul. Pada saat itu, orang
yang berlindung di emergency center mendaptakn
kondisi di mana fungsi aslinya dari emergency
center tidak dapat ditunjukkan. Setelah itu, laporan
sosial tentang kriteria safety, terus mencari dan
mengumpulkan kriteria untuk mendirikan pusat-
pusat darurat atau emergency center. Proposal juga
dibuat pada metode benteng pelindung di dekat
ujung terowongan.
663

G - 32
Dasar penetapan posisi

① Kecepatan berjalan apabila evakuasi dengan kondisi memakai masker CO adalah


2 km / jam atau lebih dengan pertimbangan faktor kesulitan bernafas
② Kemampuan menahan racunan masker CO (SR - 50) adalah 90 menit pada
konsentrasi CO 1,5%. (Menurut standar JIS)
※ 2 km × 90 menit / 60 menit = 3 km
(Interval pemasangansi pusat darurat Kelas A)

664

Volume konsumsi oksigen saat dalam bekerja


(Contoh adalah laki laki berbobot badan 68 Kg)
Konsumsi Jumlah udara Jumlah konsumsi
Kondisi energi (l/min) pembuangan
(Kcal/min) racun
(l/min)

Berbaring 1.15 6 0.24


Duduk 1.44 7 0.30
Berdiri 1.72 8 0.36
Berjalan 3.13 14 0.65
(3km/h)
Berjalan 5.76 26 1.20
(6km/h)
Berlari 9.00 43 2.00
Maksimum aktivitas 14~20 85~90 3~4

Volume konsumsi oksigen terhadap konsumsi energi:sekitar0.21l/kcal)


665

G - 33
Suhu udara intake CO masker(SR50)

666

Praktek latihan evakuasi

667

G - 34
Laporan hasil latihan evakuasi

668

Contoh kecelakaan
• Tempat kejadian bencana
Dekat Lorong turun datar Selatan II tembusan 6 (Daini
minami oroshi suihei 6 menuki)
• Waktu kejadian
14 Pebruari 2000 sekitar pk. 6 pagi
(ditemukan)
• Jenis kecelakaan/bencana
• Kebakaran underground

69

G - 35
Gambar Lokasi Kebakaran
Gambar lokasi kebakaran

Lorong tegak ventilasi Ikeshima

Lorong tegak kedua

Lorong rope

Lorong tegak ventilasi Hikishima

Penutupan sementara Lr Dai 3 Minami Suihei Tsure


Lr Dai 3 Minami Suihei
Lr Dai 2 Minami Oroshi Suihei Tempat kejadian Penutupan sementara
Lr Dai 2 Minami Oroshi Nyuki Suihei

Lr Dai 2 Minami Haiki Suihei

Lori orang horisontal selatan Tempat penutupan dg air Buat dam

Tempat penutupan dengan air

Lokasi kebakaran Lorong Horisontal Daini minami oroshi

Jarak dari mulut lorong 8860 m


Jarak dari tempat penggalian ekstrasi 2500 m
Ketinggian – 527 m
(sea level)

70

Kondisi Kecelakaan ①
①Pada tanggal 14 Februari 2000, sekitar pukul 04:40, pengoperasian BC 1 pada
Lorong Selatan 2 mendatar (Lorong dai ni minami oroshi suihei) dihentikan oleh
petugas piket.
②Pada hari yang sama sekitar pukul 5:50, di ruang pusat pengawasan terkonfirmasi
tanda beroperasinya BC 3 pada Lorong Selatan Turunan 2 Horisontal (Lorong dai ni
minami oroshi suihei), dan menginstruksikan kepada supervisor listrik yang telah
berada di tambang dalam untuk memeriksanya.
③Pada hari yang sama sekitar pukul 06:00, di ruang pusat pengawasan terkonfirmasi
munculnya asap pada monitor pengawasan BC 1 Lorong Selatan Turunan 2 Horisontal
(Lorong dai ni minami oroshi suihei), dan diambil keputusan bahwa sedang terjadi
kondisi darurat, menginstruksikan kepada supervisor dari perusahaan pembantu untuk
segera melihat ke lokasi kejadian dan menghubungi manajer teknis keselamatan.
④Pada hari yang sama sekitar pukul 06:30, Supervisor listrik sampai di lokasi dan
menemukan adanya kebakaran disekitar 2~3 meter dari unit penggerak BC 2 pada
lorong Selatan Turunan 2 Horisontal (Lorong Dai ni minami oroshi suihei), kemudian
menghubungi ruang pusat pengawasan yang ada di permukaan, dan bersama dengan
supervisor dari perusahaan pembantu yang tiba di lokasi melakukan upaya
pemadaman api secara langsung dengan menggunakan hose pemadam api.
71

G - 36
Kondisi Kecelakaan ②
⑤Pada hari yang sama dengan waktu yang tak teridentifikasi, manajer
teknis keselamatan meminta untuk mengeluarkan tim penyelamat
(Rescue Team) karena pada saat sekitar 30 menit sejak asap
terkonfirmasikan di monitor pengawasan tersebut api belum juga
padam.
⑥2 grup tim penyelamat masuk tambang pukul 08:14 dan 2 grup tim
penyelamat lainnya masuk tambang pukul 09:10 dan langsung
melakukan kegiatan pemadaman api.
⑦Meskipun tim penyelamat dan kelas supervisor keatas telah berusaha
memadamkan api, namun kebakaran terus menyebar hingga ke lorong
cross cut 6 atau Lorong Selatan Turunan 2 Horisontal Intake (Dai ni
minami oroshi nyuki suihei) dan Lorong Tenggara 2 Horisontal Exhaust
(Dai ni nanto haiki suihei).
72

Kondisi Kecelakaan ③
⑧Pada hari yang sama pukul 12:17, manajer teknis keselamatan menggambil
keputusan untuk menghetikan upaya pemadaman api karena adanya kekhawatiran
timbulnya bencana sekunder, pada pukul 12:17 mengeluarkan perintah evakuasi ke
lorong Selatan 3 Horisontal cross cut 4 (Dai san minami suihei yon me nuki), dan
diubah menjadi pemadaman tak langsung dengan pengisolasian lorong di cross cut 4
(yon me nuki) dengan air.。
⑨ Pukul 13:30 mulai melakukan pengisian air, pada tanggal 15 februari konsentrasi
karbon monoksida dari total exhaustnya kembali ke nilai normal, dan diambil
keputusan bahwa pengisolasian dengan air telah selesai, oleh karena itu tim
penyelamat pergi ke lokasi pengisolasian dengan air untuk melakukan konfirmasi.
⑩Setelah melakukan konfirmasi di lokasi pengisolasian dengan air melakukan
penguatan pengisolasian dengan air dan penutupan (sealing) sementara, pada tanggal
21 februari pekerjaan tersebut selesai.
⑪Analisa gas dalam ruang isolasi air dimulasi sejak tanggal 18 februari.
⑫Setelah mendapatka keputusan bahwa pekerjaan keselamatan telah selesai dan
keputusan bahwa api telah padam dari pertemuan pengkajian dan penanganan
kebakaran tambang untuk melakukan operasi tambang kembali, maka pada tanggal 9
mei produksi (operasi tambang) dimulai. 73

G - 37
Kontrol Ventilasi dan Pencegahan Bencana
Sekunder ①

74

Kontrol Ventilasi dan Pencegahan Bencana


Sekunder ②

75

G - 38
Kontrol Ventilasi dan Pencegahan
Bencana Sekunder ③

76

Grafik Perubahan CO (2000.2.14)

Lorong horisontal Lorong rangkaian 4


Dainiminami oroshi Udara buang Dainiminami
Lorong pintas
Lapisan 4 dainiminami

77

G - 39
Gambar Sistem Ventilasi Pada Saat Terjadinya Kebakaran

Gambar sistem ventilasi di area distrik Dainiminami


Tanggal 10 Februari 2000

78

Pertambangan Ikeshima

Gambar
Gambar lokasi keluarnya air
13 Februari 2000

Lokasi
Keluarnya Air

remark
Volume air

Total volume keluaran air 18. 5 m3/menit

79

G - 40
Gambar Pengisolasian dengan Air

Gambar kondisi pengisolasian dengan air

Lorong horisontal udara


Masuk Dainiminami oroshi
Lorong horisontal udara
Posisi dam Masuk Dainiminami oroshi
Lorong pintas 4 Lorong horisontal Dainiminami Oroshi Lorong horisontal Daisannminami Oroshi
Lorong pintas 4

80

Gambar Penutupan Terowongan 4 Bagian


Selatan 3
Gambar penutupan ujung lorong pintas 4 lorong selatan 3

Lorong horisontal selatan 3 lorong pintas 4

Gambar atas

Lorong horisontal selatan 3


Pemasangan torkret
(seluruh permukaan)
Pemasangan torkret
(bagian bawah)
Balok Kayu Balok kayu lurus
Pipa untuk pengukuran
Pipa pembuangan air 14 inchi

Lorong horisontal selatan 3 lorong pintas 4


Gambar penampang
Tiang kayu
Pemasangan torkret
(seluruh permukaan)
Pipa untuk pengukuran
Pipa pembuangan air 14 inchi
Pemasangan torkret
(bagian bawah)
81

G - 41
Isolasi dengan air dan penutupan lorong tempat
kejadian

Dai3 Minami suihei 6.5 menuki


Dai3 Minami suihei 4 menuki oku
Pipa angin 4”
Pipa cooler 4”
Pipa cooler 6”
Pipa angin 8”

Dai3 = ke-3
Minami = selatan
Dai2 Minami oroshi Orosi = lorong turun
Suihei = horisontal
suihei 8.7 menuki Menuki = lorong tembusan
Dai2 Minami oroshi suihei Oku = tengah, dalam
Suifu = isolasi dg air 82
6.2 menuki Mippei = penutupan lorong

Kondisi Dai3 Minami suihei yon-menuki setelah kejadian

Penutupan lr yon-menuki Penutupan sisi depan


oku sisi depan

Beam segi4 utk


penguat

Material pencegah bocor


(sejenis lilin)

Pipa penyedot air 83

G - 42
Gambar penutupan yon-menuki oku (2)
Gas Analog Air duct

84

Pengaliran air dari bag dalam


penutupan yon-menuki oku Sisi depan penutupan

Pengaliran air dari pipa 14”

Pompa 22kW

85

G - 43
Bak di depan penutupan 4-menuki oku
(kumpulan pompa)

Pompa 49kW

Pompa 22kW
86

Dai3 Minami Tsure Suihei 4 menuki

Tsure = lorong exhaust


Dam papan 87

G - 44
analisa
Nilai 分析値(%)

12.0
16.0
20.0
24.0
28.0

0.0
4.0
8.0
02:18 20:45
02:18 22:00
02:18 22:30
02:18 23:30
02:19 00:00
02:19 00:30
02:19 09:00
02:19 10:00
02:20 03:22
02:20 11:40
02:20 19:40
02:21 03:00
02:21 12:50
02:21 19:20
02:22 03:00
02:22 14:50
02:22 19:20
02:23 04:00

Waktu
02:23 13:25
02:23 19:45
02:23 20:00
02:24 03:50
02:24 13:30
02:25 03:00
02:25 13:05
02:25 19:25
02:26 03:00

採取日時間
02:26 13:00
02:26 19:35
02:27 03:00
02:27 03:00

pengambilan
02:27 13:50

G - 45
02:27 19:15
02:28 03:00
02:28 11:35
02:28 19:35
Vacum pomp utk mengambil gas

02:29 03:35
02:29 11:25
02:29 19:25
03:01 04:20

Hasil analisa gas


03:01 11:40
03:01 09:25
03:02 04:45
03:02 11:55
03:02 19:20
03:03 04:30

0
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
14,000
Tangki penyedot gas

analisa
Nilai 分析値(ppm)

Dai3 Minami Suihei 6.5 munuki


H2
CO
O2
CH4
CO2

C3H6
C2H4

89
88
analisa
Nilai 分析値(%) Nilai analisa
分析値(%)

12.0
16.0
20.0
24.0
28.0

0.0
4.0
8.0
12.0
16.0
20.0
24.0
28.0

0.0
4.0
8.0
02:17 19:00
02:18 06:00 02:19 01:10
02:18 10:30 02:19 02:30
02:18 12:30 02:19 03:30
02:18 21:00 02:19 04:30
02:19 02:40 02:19 05:30
02:19 06:10 02:19 06:30
02:19 10:36 02:19 07:30
02:19 13:00 02:19 12:00
02:19 15:25 02:20 03:55
02:19 22:00 02:20 12:35
02:20 00:20 02:20 20:20
02:20 02:00
02:20 04:05 02:21 03:00
02:20 06:30 02:21 12:35
02:20 12:00 02:21 19:50
02:20 17:30 02:22 03:00
02:21 00:10 02:22 15:25
02:21 10:50 02:22 19:50
02:21 15:20

Waktu
02:22 05:00 02:23 04:00

Waktu
02:22 10:45 02:23 14:00
02:23 19:45 02:23 20:30
02:24 04:00 02:24 03:50
02:24 04:05 02:24 14:00
02:24 19:05 02:25 03:00
02:24 19:05 02:25 13:40
02:24 19:25 02:25 20:00
02:24 19:25 02:26 03:25
02:25 03:00

採取日時間
02:26 14:00

採取日時間
02:25 12:50 02:26 20:05
02:25 19:05 02:27 03:00
02:26 03:55 02:27 14:25

pengambilan
02:26 13:25

pengambilan
02:26 19:15 02:27 20:20

G - 46
02:27 03:00 02:28 03:00
02:27 13:35 02:28 12:05
02:27 19:35 02:28 20:00
02:28 00:00 02:29 04:30
02:28 03:00 02:29 11:55
02:28 19:10 02:29 19:55
02:29 03:15 03:01 05:15
02:29 11:10 03:01 12:25
02:29 19:10 03:01 19:25
03:01 04:05 03:02 05:20
03:01 11:20 03:02 12:55
03:01 19:10 03:02 19:50
03:02 04:30 03:03 05:15
03:02 11:25
03:02 19:10
03:03 04:15
0

0
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
14,000

2,000
4,000
6,000
8,000

4 menuki oku
10,000
12,000
14,000
分析値(ppm)
Nilai analisa

Dai3 Minami suihei


analisa
Nilai 分析値(ppm)
suihei 6.2 menuki
Dai2 Minami oroshi

H2
CO
O2
CH4
CO2
H2
CO
O2

C3H6
C2H4
CH4
CO2

C3H6
C2H4

91
90
28.0 14,000
O2
24.0 12,000
CH4
20.0 10,000

Nilai分析値(ppm)
CO2
Nilai分析値(%)

16.0 8,000
CO
analisa

analisa
12.0 6,000 C2H4
8.0 4,000 C3H6
4.0 2,000 H2
0.0 0
02:26 23:40
02:27 01:40
02:27 01:40
02:27 03:40
02:27 05:40
02:27 14:05
02:27 19:50
02:28 03:00
02:28 12:15
02:28 20:50
02:29 04:00
02:29 12:05
02:29 20:05
03:01 04:35
03:01 11:25
03:01 20:10
03:02 05:00
03:02 12:20
03:02 19:30
03:03 04:45
採取日時間
Waktu pengambilan Dai2 Minami oroshi
nyuki suihei 8.7 menuki
92

Daftar pemeriksaan pengukuran CO, CH4


Legenda
Tgl. Shift / pk.
Sensor CO

Pengukuran kadar CO, CH4 lapangan

Penunjukan analog surface

Persiapan penutupan daerah dg torcret selesai

Lorong Dai 3 Minami suihei tsure

Dam papan Lorong Dai 3 Minami suihei Persiapan penutupan daerah dg torcret selesai

Daerah penutupan dg torkter Dam(1.8m) Basis torkret

Menuki 4
Pintu angin Lorong Dai 2 Minami oroshi suihei

Tutup Menuki 3 Bag. drive


Pintu angin dibiarkan terbuka
Menuki 4 Menuki 2 Menuki 1
Dam(1.9m) Pintu angin Lorong Dai 2 Minami oroshi nyuki suihei

Tutup Dam
Pagar kayu Tutup
Menuki 0
Tutup Menuki 1 Lorong Dai 2 Nanto haiki suihei

Pagar kayu Menuki 3

Dam utk penjatuhan

Menuki 2

Sistem inspeksi & pengukuran


93

G - 47
Sabuk peredam pencegahan bencana kedua

Lorong Dai 2 Minami


oroshi nyuki suihei
Dinding peredam

Dinding peredam / buffer

Pintu besi

Penyemprotan torkret

94
(pintu tertutup) (pintu terbuka)

Sabuk peredam pencegahan bencana kedua

Lorong Dai 3 Minami


Dinding peredam suihei

Dinding peredam

Penyemprotan torkret

95
(pintu tertutup) (pintu terbuka)

G - 48
Perubahan batasan jml orang akibat bencana
* Investigasi jumlah orang masuk lubang setelah bencana kebakaran 1200
Jumlah orang masuk lubang (ML) adalah angka termasuk safety supervisor,
inspektor tambang, tamu. Pada seluruh catatan harian tgl 12 Pebruari, jlm
maksimal karyawan masuk tambang adalah 839 orang. Sedang rata-rata safety
supervisor yg masuk perhari sekitar 130 orang, jadi maksimal orang masuk lubang
sehari sekitar 970 orang.
Tgl Hari ML Max Rata2 85% %ML Catatan 1000
14 Feb Sen 327 970 825 33.7% Tim rescue: 53 orang
15 Feb Sel 210 970 825 21.6% Tim rescue: 43 orang
16 Feb Rab 499 970 825 51.4% Tim rescue: 43 orang
17 Feb Kam 377 970 825 38.9% Tim rescue: 14 orang
18 Feb Jum 367 970 825 37.8%
19 Feb Sab 304 970 825 31.3% 800
20 Feb Ming 293 970 825 30.2%
21 Feb Sen 328 970 825 33.8%
22 Feb Sel 345 970 825 35.6%
23 Feb Rab 345 970 825 35.6%
24 Feb Kam 328 970 825 33.8%
25 Feb Jum 331 970 825 34.1% 600
26 Feb Sab 350 970 825 36.1%
27 Feb Ming 288 970 825 29.7%
28 Feb Sen 342 970 825 35.3%
29 Feb Sel 352 970 825 36.3%
01 Mar Rab 353 970 825 36.4%
02 Mar Kam 391 970 825 40.3%
03 Mar Jum 399 970 825 41.1%
400
04 Mar Sab 437 970 825 45.1%
05 Mar Ming 318 970 825 32.8%
06 Mar Sen 436 970 825 44.9%
07 Mar Sel 414 970 825 42.7%
08 Mar Rab 404 970 825 41.6%
09 Mar Kam 468 970 825 48.2% 200
10 Mar Jum 503 970 825 51.9%
Aktual
11 Mar Sab 372 970 825 38.4%
12 Mar Ming 351 970 825 36.2% Maksimal
13 Mar Sen 486 970 825 50.1% Rata-rata
14 Mar Sel 493 970 825 50.8%
15 Mar Rab 563 970 825 58.0% 0
16 Mar Kam 546 970 825 56.3%
17 Mar Jum 580 970 825 59.8%
20 1

20 3

20 5

20 7
20 /9
20 14

20 16

20 18

20 20

20 22

20 24

20 26

20 8

20 11

20 13

20 15

7
/

/
/2

/1
96
/3

/3

/3

/3

/3
/

/
/2

/2

/2

/2

/2

/2

/2

/2

/3

/3

/3

/3
00

00

00

00

00
00

00

00

00

00

00

00

00

00

00

00

00
20

Rata2 391 Rata-rata 40.3%

Langkah pencegahan bencana


Langkah segera
1. Pembersihan ketat sekitar BC, menghilangkan jatuhan bb,
batu, kayu.
2. Pengecekan roler lebih ketat, penggantian roler yg rusak.
3. Perketat patroli inspeksi belt.
4. Larangan penggunaan kayu (bahan mudah terbakar di atas
frame.
5. Pendidikan safety dan pemberitahuan kesegenap orang
mengenai cara penanganan di atas.

Langkah permanen
1. Penguatan pengairan (bagian motor belt inseam utama,
chute, bagian End, bagian pertengahan tiap 500m)
2. Pengusahaan anti bakar, susah bakar.

97

G - 49
Kecelakaan gas tambang Toyokuni( 15 Juni
1899)

98

Kondisi tambang dalam Jepang dahulu

99

G - 50
Latihan
evakuasi di
atas peta

Mitsui Matsushima
Resources Co. Ltd.

Pentingnya pelatihan evakuasi di atas peta


1. Sebagai kesatuan manajemen resiko, sangat dibutuhkan
sekali pelatihan sehari-hari untuk mencegah bencana
demi penyelamatan jiwa manusia secara dini andai kata
terjadi kecelakaan.
2. Sebagai industri bawah tanah, berbeda dengan industri
di permukaan, harus bekerja dalam kondisi yang
banyak ada batasan, kesulitan dan pada suatu saat
dibutuhkan kemampuan untuk dapat melakukan
tindakan yang cepat. (jika tidak dilatih akan terlambat)

H-1
Point latihan evakuasi di atas peta
1. Konfirmasi posisi (diri sendiri ada dimana).
2. Konfirmasi rute exhaust, kondisi ventilasi, memahami
fasilitas (pintu vetilasi, fan, jembatan ventilasi dll).
3. Memahami hubungan antara tempat kejadian dengan
posisi diri (jarak, waktu tempuh asap, gas dll).
4. Mempertimbangkan beberapa rute evakuasi yang
aman (naik turun lorong, jumlah lorong tembusan,
ventilasi dll) tempat evakuasi (pusat emergensi,
stasiun kereta, vinyl house).
5. Mempertimbangkan pemilihan tempat & rute
evakuasi (tidak terjebak asap, tidak meminum air
keruh).
6. Ada tidaknya masker CO, O2 (apakah OK tanpa
masker).
2

gate no 5 latihan evakuasi di peta inside dai ni nantou


peta ventilasi
face LW per 2-2-2001
terowo ngan udara no 5 jalur intake
jalur exhaust
lap 4 feet horizont
al lokal fan
lap 4 feet horizont
al pipa udara
pintu pemutus
tal
on pintu pengatur
o riz t e l a
n h ta l
r p
n ga n p e 4
f e emergency center
o wo ho ri z o n g e t
ter nga
n h u
b u
wo n g
te ro lokasi kerja

emergency center

t e r o w o n g a n e x h a u s t
c ro
ss
6 cu
s cu
t no tn
o6 t no
4
t e r o w o n g a n u d a r a m a s u k
s cu
cr os c ro cr os
ss
cu
tn
t e r o w o n g a n e x h a u s t
o5
i
am

0
in

tu no
im

ru n
na ru
in

n tu
da

n
u gi
ant am
ng

r te
te r in
iri

a da te ta te
r r
m

is ho da ke ex
an
r

riz i ha
te

m
in on ni m us
am ta t
i ld ina
ai m
sa i t
n ur
m un
in
am
i

H-2
Latihan evakuasi NO 1
Lok as i k erja

Isi pengandaian

CO dan asap mengalir dalam jumlah


banyak, jarak pandang 20 meter
.

4
ut
sc
os
cr

Lokasi terjadinya bencana

cro
ss
cu
t6 cro
ss
cu
t5

Pusat Darurat

perhentian
latihan evakuasi NO 2 kereta

asumsi
telah terjadi semburan gas di front kemajuan
gate timur no2.jarak pandang 20m, semua
karyawan dievakuasi

lokasi kerja

ex
ha
us
t
ke
ta
in

lokasi bencana

H-3
Latihan evakuasi NO 3

Jalur udara masuk


Jalur udara keluar
Isi perumpamaan Kipas angin lokal
Terjadi kebakaran di kabel utama
karena konsleting kabel. Banyak gas Pipa udara
CO dan asap dan jarak pandang
menjadi 20 m, semua orang Pintu udara
diinstruksikan untuk mengungsi Pintu regulator
Ruang Pusat Darurat
Lokasi kerja

風橋(Jembatan Udara)

H-4
NO 4

Isi Perumpamaan
Terjadi kebakaran dalam terowongan yang
membakar kayu penyangga akibat korsleting
kabel. Sehingga banyak menghasilkan CO dan
asap yang membuat jarak pandang hanya 20m
dan diinstruksikan untuk mengungsi kepada
semua petugas.

Lokasi terjadinya bencana

Pusat Darurat

8
Ass
Mai

istsnt
n Gat
e B1

Gate
01

B1
01

Conn
ectio
n C1

Ring
to B1

Air
Tail
Gate

.235
B1

341
01

Ass
istan
Gate
Mai

02B1
n Gat
e B1
02
Tail
Gate
02B1

007
1/2
15/1

•Terjadi kebakaran lobang akibat terbakarnya kayu yang disebabkan oleh hubungan
pendek kabel di air ring. Banyak CO dan asap mengalir sehingga jarak pandang
20m semua dievakuasi sesuai arahan dari pengawas
9

H-5
Teknologi Pencegahan Swabakar
(Spontaneous Combustion)

1. Apa itu “swabakar”


⚫ Adalah fenomena dimana suatu zat yang dikelilingi oleh udara mengeluarkan
panas secara alami pada suhu normal, kemudian panas tersebut
terakumulasi dalam waktu yang cukup lama, dan pada akhirnya
menimbulkan api dan terbakar. (=penjelasan dari Kamus Besar Ilmu Kimia).
⚫ Adalah fenomena dimana zat yang mudah teroksidasi mengalami oksidasi
pada suhu normal, dan panas yang terakumulasi (akibat oksidasi) kemudian
menimbulkan api secara alami dan bukan disulut terbakar oleh sebab lain.
(=penjelasan dari Kamus Koujien).
⚫ Adalah fenomena dimana suatu zat yang dikelilingi udara kemudian
mengeluarkan panas secara alami, dan panas tersebut terakumulasi cukup
lama sehingga mencapai suhu titik bakar, menjadi api dan membakar gas
mudah terbakar yang dihasilkan oleh zat itu sendiri serta benda mudah
terbakar lain yang ada di sekelilingnya.

I-1
2. Bahan yang mudah menimbulkan
swabakar
1. Yellow Phosphor (Fosfor Kuning)
2. Celluloid (Seluloida)
3. Raw Cotton (Kapas)
4. Dried Grass (Rumput Kering)
5. Wood Chip (Serpihan Kayu)
6. Rubber Powder (Karet Bubuk/ Serbuk)
7. Oily Rags (Karung Berminyak)
8. Drying Oil (Minyak Kering)
9. Coal (Batubara)

3. Swabakar di lokasi UG (Terowongan


Bawah Tanah) Tambang Batubara
⚫ Swabakar yang terjadi pada area UG (underground) sebuah tambang batubara,
selain dari ledakan gas dan atau debu batubara, kebakaran terowongan tambang
UG dll, merupakan salah satu dari bencana besar yang dapat menimpa tambang
batubara bawah tanah. Apabila penanganannya keliru, maka bisa berpotensi
menjadi sebab dari ledakan gas metan atau debu batubara yang memakan
korban jiwa, atau menjadi sebab dari kebakaran terowongan UG berskala besar.

⚫ Apabila (swabakar di UG) terjadi, maka lokasi tsb harus disegel/ ditutup, dan
pada kondisi yang parah, kadang dibutuhkan tindakan untuk menenggelamkan
terowongan/ area yang terdampak dengan air. Biaya yang dibutuhkan untuk
melakukan tindakan penanganan ini sangat besar. Dengan kata lain, kerugian
yang dialami oleh tambang sangat besar.

I-2
⚫ Karena itu, pihak pengawas dan penanggungjawab tambang
(terutama area UG), dituntut untuk benar-benar memahami
mekanisme terjadinya swabakar UG, untuk kemudian melakukan
langkah-langkah pencegahan secara seksama, ditambah dengan upaya
untuk mengamati dan menemukan setiap gejala yang mengarah
kepada terjadinya swabakar. Apabila ternyata masih juga terjadi
swabakar, maka kesigapan dalam penanganan swabakar secara cepat
dan tepat menjadi penting. Untuk itu tentunya dibutuhkan persiapan
baik dalam hal alat maupun ketrampilan untuk menghadapi swabakar
ini.

4. Penyebab Swabakar pada


Batubara (1)

Swabakar pada batubara, merupakan peristiwa oksidasi batubara


dimana batubara mengikat/ menyerap oksigen dari udara di
sekelilingnya sehingga terjadi reaksi oksidasi lambat yang
menghasilkan panas oksidasi. Apabila panas ini tidak tersebar
atau tidak terjadi pendinginan, maka panas tersebut akan
terakumulasi sehingga lama-kelamaan temperatur batubara (yg
teroksidasi) akan naik dan mencapai titik nyala lalu terbakar
menimbulkan api.

I-3
4. Penyebab Swabakar pada
Batubara (2)
• Oleh karena itu, pada lokasi/ area yang tertutup (tersegel dan
tidak ada udara yg masuk), proses oksidasi batubara tidak
akan berlangsung sehingga swabakar tidak akan terjadi.
• Sebaliknya, pada lokasi dimana terdapat aliran angin dalam
jumlah cukup besar, walaupun terjadi oksidasi terhadap
batubara, tetapi karena panas yang timbul akibat oksidasi
segera tersebar dan didinginkan, maka proses swabakar juga
tidak terjadi.

5. Lokasi yang mudah terjadi


swabakar batubara
1. Under-deck Cargo of Ship (Bagian dek tempat muatan
batubara pada kapal)
2. Stock Pile on the Surface (Tempat penimbunan batubara/
stockpile di area surface)
3. Huge Heap of Coal Waste (Tempat penimbunan tailing/ batu
buangan sisa preparasi batubara)
4. Underground Coal Mine (Area UG tambang batubara)

Swabakar umumnya terjadi manakala batubara dalam jumlah


banyak disimpan atau dibiarkan berada pada satu lokasi
tertentu untuk waktu yg relatif lama.

I-4
6. Faktor-faktor terkait
sifat swabakar batubara
(1) Ketebalan Lapisan Batubara
Dibandingkan dengan lapisan tipis, pada lapisan tebal batubara
lebih mudah terjadi swabakar dg alasan sbb:
⚫ Pada saat menambang, sulit untuk bisa mengambil seluruh
batubara secara sempurna. Akibatnya, sisa batubara akan
tertinggal di goaf (area bekas penambangan).
⚫ Adanya retakan akibat tekanan yang menyebabkan batubara
mudah hancur menjadi serbuk atau serpihan kecil.

Pada saat terjadi gejala swabakar di dalam lapisan batubara dan


temperatur meningkat, namun karena nilai konduktivitas panas
batubara hanya sekitar 1/4 dibandingkan dengan batuan, maka
panas ini sering tidak terdeteksi dan cenderung terakumulasi.

(2) Faktor Kedalaman


Semakin dalam lokasi batubara yang ditambang, maka cenderung
semakin berisiko terhadap swabakar dengan alasan sbb:

⚫ Dibandingkan dengan batubara pada kedalaman yang lebih


dangkal, tekanan bumi semakin meningkat siring dengan
meningkatnya jarak kedalaman dari permukaan. Oleh karena itu,
batubara yang berada lebih dalam akan mendapat tekanan lebih
besar dan cenderung lebih mudah hancur menjadi serpihan kecil.
⚫ Pada posisi kedalaman yang semakin tinggi, suhu bumi juga lebih
panas dibanding dengan lokasi dekat permukaan. Hal ini
memberikan efek tambahan saat batubara teroksidasi dan
menjadi panas.

I-5
(3) Kemiringan Lapisan Batubara
Dibandingkan dengan lapisan batubara berkemiringan landai,
lapisan batubara berkemiringan lebih curam cenderung lebih
mudah terjadi swabakar dengan alasan sbb:
⚫ Pada lapisan curam, turunnya lapisan atap di area bekas
penambangan cenderung lebih sedikit, sehingga walaupun
dilakukan backfilling (pengisian kembali) thd area bekas
penambangan, tetap saja area bekas penambangan ini akan
cenderung mudah menjadi jalur penyuplai udara.
⚫ Bila suhu batuan di UG tinggi, maka akibat dari adanya aliran
konveksi, udara masih dengan mudah bisa menerobos masuk
melalui retakan pada area bekas penambangan (goaf) atau
pilar batubara.

10

(4) Patahan/ Sesar dan Lapisan Tanah


pada Zona Terganggu (Disturbed Zone)
⚫ Lapisan tanahnya lemah dan cenderung hancur berbentuk
serpihan kecil/ serbuk.
⚫ Penambangan secara sempurna sulit dilakukan sehingga
meninggalkan batubara sisa.
⚫ Pada celah/ retakan yang menjadi jalur keluar dari air dan gas yang
tersimpan pada lokasi/ lapisan yang “terganggu” secara geologi
(ditemukan banyak adanya patahan atau lipatan dll), juga dapat
menjadi jalur menerobos masuknya udara. Dan karena batubara
hancur dalam serpihan kecil, maka batubara akan banyak
mengikat oksigen sehingga proses oksidasi akan berjalan cukup
cepat.

11

I-6
(5) Sisipan dan Lapisan Batubara Rendahan

Sisipan dan lapisan batubara rendahan (jelek dari segi kualitas dll)
dari suatu lapisan batubara (coal seam) dikatakan rentan terhadap
swabakar dg alasan sbb:
⚫ Pada saat dilakukan penambangan, karena kualitasnya jelek,
maka sering tidak menjadi obyek penambangan dan ditinggal
sebagai batubara sisa.
⚫ Untuk sisipan, karena ia merupakan batuan di tengah lapisan
batubara, maka nilai konduktivitas panasnya lebih tinggi
dibandingkan dengan batubara sehingga saat terjadi oksidasi
dan menimbulkan panas, bisa menjadi penghantar panas yang
memperluas area bersuhu tinggi.

12

7. Jenis lokasi terjadinya swabakar (1)


⚫ Lokasi penambangan multi-seam (banyak lapisan)
⚫ Bagian tepi dari patahan
⚫ Lokasi dengan banyak fluktuasi kemiringan lapisan
⚫ Lokasi dimana terdapat fault coal
⚫ Lubang (=terowongan) lama yang diperkirakan terjadi atap
bolong (sebagian atap runtuh membentuk lubang di atas)
⚫ Lokasi dimana penyegelan/ penutupan area bekas
penambangan (goaf) yg dilakukan backfilling kurang memadai
⚫ Lokasi dimana lapisan batubaranya rapuh dan mudah hancur
menjadi serpihn kecil

13

I-7
7. Jenis lokasi terjadinya swabakar (2)
⚫ Lokasi dimana penyegelan/ penutupan terowongan yg tak lagi
dipakai kurang memadai.
⚫ Bagian crosscut (terowongan tembus) dari intake dan exhaust
(jalur udara bersih dan udara buang).
⚫ Lokasi dimana atap lapisan batubara banyak terjadi retakan.
⚫ Lokasi dimana banyak terjadi retakan pada dinding batubara akibat
tekanan dari adanya terowongan di sekelilingnya, atau lokasi
dimana batubaranya hancur menjadi serpihan kecil dan udara dari
terowongan mengalir masuk kedalamnya.
⚫ Lokasi bekas terjadinya swabakar.

14

8. Lokasi yg mudah terjadi swabakar (1)

15

I-8
8. Lokasi yg mudah terjadi swabakar (2)

16

8. Swabakar dan Kualitas Batubara


8.1. Proses terjadinya batubara dan
derajat pembatubaraan (1)

Walaupun dipengaruhi juga oleh kondisi saat proses terjadinya, secara umum
dapat dikatakan bahwa semakin tua umur batubara, maka derajat/ tingkat
pembatubaraannya juga semakin tinggi. Dan semakin muda umurnya, maka
tingkat pembatubaraannya juga semakin rendah.

17

I-9
8.1. Proses terjadinya batubara dan
derajat pembatubaraan (2)
Batubara dengan derajat
pembatubaraan yang tinggi, akan
memiliki sifat sbb: kandungan air
tetap (inherent moisture)
rendah, zat terbang (volatile
matter) rendah, fuel ratio (=fixed
carbon/ volatile matter) tinggi,
dan kandungan oksigennya
rendah. Sementara itu, batubara
dengan derajat pembatubaraan
rendah akan memiliki sifat
sebaliknya.

18

8.2. Faktor penyebab terjadinya panas alami


pada batubara
Panas yang timbul pada batubara, diakibatkan oleh 3 hal
berikut:
▪ Panas Oksidasi (sbg faktor utama)
Panas yang terjadi saat batubara bersentuhan dan bereaksi
dengan oksigen didalam udara
Batubara + O2 → CO + H2O + 2500 cal/g -batubara

▪ Panas Kelembaban
Panas yang terjadi saat batubara bersentuhan dengan air
Batubara/udara → Batubara/H2O + 5 cal/g -batubara

▪ Panas pembentukan ion sulfat (penguraian pyrite)


Reaksi yang terjadi di dalam batubara
FeS2 + H2O + O2 → Fe2+ + (SO4)2 + 1 cal/g -batubara

19

I - 10
8.3 Sifat mudah swabakar terkait dg
perbedaan derajat pembatubaraan (1)

20

8.3 Sifat mudah swabakar terkait dg


perbedaan derajat pembatubaraan (2)

LIGNITE SUB BITUMINOUS

ANTHRACITE BITUMINOUS

Urutan sifat mudah swabakar:


lignite > sub-bituminous > bituminous > anthracite

21

I - 11
8.3 Sifat mudah swabakar terkait dg
perbedaan derajat pembatubaraan (3)
• Alasan mengpa batubara dengan derajat
pembatubaraan yang rendah lebih mudah terjadi
swabakar adalah karena batubara tsb memiliki luas
permukaan bagian dalam yang besar, dan memiliki
banyak gugus fungsional.
• Pada kondisi pengujian yang sama, dengan
membandingkan sampel yg ingin diuji dengan sampel
yang telah diketahui tingkat/ derajat
pembatubaraannya, maka kita bisa mengetahui sifat
mudah swabakar dari sampel yang ingin kita uji tsb.

22

9. Piranti Uji Sifat Mudah Swabakar (1)

SIT-2 TA-60WS
1
2
3
4

Adiabatic Control System Data Processor PC

out

Flow Meter

Air N2
Sample Chamber
Experiment Conditions
Chamber Temperature: 30.0℃ Sample Weight: 1.0g (Particle Size: 120~235mesh)
Flow Gas: Air (1.0ml/min.)

23

I - 12
9. Piranti Uji Sifat Mudah Swabakar (2)
Spesifikasi alat & Syarat kondisi pengukuran
⚫ Wadah sampel: ±2 ml (quartz glass)
⚫ Suhu: 50℃~200℃ (suhu awal, konstan)
⚫ Suasana (kondisi lingkungan): udara, gas pengatur
kadar oksigen
⚫ Volume aliran gas: 2~5ml/min

24

Piranti Uji Sifat Swabakar (3)

Ini adalah piranti uji untuk mengukur temperatur swabakar yg dibuat sesuai
acuan Standard ASTM・E659, dimana sampel berupa bahan kimia cair
diletakkan di dalam tangki pemanas yg diisi udara pada tekanan atmosfer.
Sampel merupakan zat yang mudah mencair dan menguap menjadi gas pada
suhu dibawah suhu uji.

25

I - 13
Piranti Uji Sifat Swabakar (4)
Standard ASTM・E659

φ150x205mm (effective)
MAX 600℃
Tungku Pemanas
Heater 1.8Kw(3 circuits)
PID Control

Labu uji (flasco) 500mL 1buah

Tipe Desktop 1unit


Instrumen Perekam Suhu
Lembar Rekam 2501mm
Alat tambahan lain
(included items) Tipe Selubung-K 1batang
Termokopel Pengukuran φ1.0×500mm
SUS316

Micro Siringe (alat suntik) 0.5mL(10μL) 1batang

26

Piranti Uji Sifat Swabakar (5)


Acuan penilaian saat menggunakan piranti uji sifat swabakar
T180
Rank Standard
Penilaian

sulit menjadi panas

biasa, normal

perlu waspada

ada potensi bahaya swabakar

menjadi panas dalam waktu singkat

27

I - 14
Sifat Swabakar berdasar Perbedaan
Peringkat/ Kualitas Batubara (1)

28

Sifat Swabakar berdasar Perbedaan Peringkat/


Kualitas Batubara (2)
Spontaneous Ignition of Coal (120-235mesh)

250
ombilin

ikeshima Vietnam
200

150 KCMA
Temp.(℃)

100
KCMB’

50

0
0 200 400 600 800 1000
Time(min.)

太平洋炭礦(本層炭) 太平洋炭礦(下層炭) KCM A KCM B KCM B' 池島炭鉱 Indonesia オンビリン炭鉱 Vietnam マオケー炭鉱

29

I - 15
Sifat Swabakar berdasar Perbedaan Peringkat/
Kualitas Batubara (3)
Perbandingan Jumlah Penyerapan Oksigen

30

11. Gejala Swabakar (1)


① Terjadi kenaikan suhu di sekitar lokasi tsb.
② Di sekitar atap diselimuti uap lembab.
③ Terjadi tetesan/ butiran air pada permukaan dinding
batubara dan pilar penyangga (=mirip berkeringat).
④ Terjadi kabut (uap air) pada terowongan di sekitar
lokasi。
⑤ Kering (tapi adakalanya juga tidak kering)
⑥ Terasa seperti ada bau lubang terowongan lama (bau
jelaga, bau benda berkarat dll), bau asam, bau
aromatik?, bau bawang putih dll

31

I - 16
11. Gejala Swabakar (2)
⑦ Setelah kemunculan bau yg agak sulit dijelaskan
seperti pada nomor ⑥ sebelumnya, lalu muncul
secara samar-samar bau parafin.
⑧ Timbul gas-gas CO, CO2, CH4, C2H4 dll.
⑨ Bau minyak semakin kuat menyengat hidung dan
tenggorokan bagian dalam.
⑩ Bau minyak semakin kuat, berubah menjadi bau tar.
⑪ Bau kayu gosong, atau bau kayu terbakar (saat
membakar kayu dan kayu sudah habis terbakar/
tidak ada lagi kayu, maka bau ini tidak muncul)

32

11. Gejala Swabakar (3)


⑫ Timbul asap
⑬ Timbul api

Bila nomor ①~⑬ kita rangkum poin pentingnya saja,


maka menjadi sbb: terjadi perubahan suhu, terjadi
perubahan bebauan, serta terjadi perubahan gas-gas
yang timbul.

33

I - 17
11-2 Progres Swabakar dan Perubahan pada
gejalanya (2)

34

11-2 Progres Swabakar dan Perubahan pada


gejalanya (2)
Seperti pada tabel di slide sebelumnya, batubara akan
bereaksi dengan oksigen di dalam udara sehingga
terjadi oksidasi sambil megeluarkan panas. Proses
menuju terjadinya swabakar, akan ditentukan oleh
seberapa cepat reaksi antara batubara dan oksigen.
Manakala suhu batubara atau lingkungan
sekelilingnya rendah, maka gejalanya relatif lambat,
namun saat suhu naik, maka akan dengan cepat
berkembang sampai ke penyalaan api.

35

I - 18
11-2 Progres Swabakar dan Perubahan pada
gejalanya (3)

36

11-2 Progres Swabakar dan Perubahan pada


gejalanya (4)
Seperti pada slide sebelumnya, seiring dengan
berlangsungnya proses swabakar, bau yang dihasilkan
ternyata juga berbeda-beda. Oleh karena itu, seorang
supervisor UG yang berpengalaman adakalanya bisa
mengetahui dengan cukup akurat lokasi swabakar dan
sudah sejauh mana prosesnya berlangsung. Pada
kenyataannya, lebih dari setengah kejadian swabakar di
UG diketemukan melalui bau yg dihasilkannya.
Masalahnya, tingkat ketajaman indera penciuman dan
kemampuan pengenalan tiap orang terhadap swabakar
tidaklah sama.

37

I - 19
12. Faktor Timbulnya Swabakar
Akibat Penambangan (1)
Hubungan antara timbulnya swabakar dg metode
penambangan bisa dilihat dari hal sbb:
① Batubara yg hancur atau tergerus halus
② Adanya batubara sisa
③ Adanya kebocoran angin ventilasi
・Baik buruknya sistem atau metode penambangan,
atau bahkan pengelolaan panel penambangan, erat
kaitannya dengan jumlah batubara sisa dan tekanan/
penghancuran terhadap batubara.
・Pada pekerjaan penambangan, sedikit banyak ada
perbedaan dan karena ada faktor perubahan tekanan
bumi yang bekerja terhadap lapisan batubara, hal ini
menjadi penyebab batubara hancur (akibat gaya tekan).

38

12. Faktor Timbulnya Swabakar


Akibat Penambangan (2)
• Pada metode penambangan sistem mekanisasi yang
menggunakan drum cutter, hobel dll, hancurnya batubara
dalam butiran kecil/ halus tidak bisa dihindari.
• Pada metode penambangan jenis apapun, bila pilar
batubara masih tersisa dalam bentuk dinding batubara,
maka akan terjadi area bekas penambangan dan dinding
batubaranya akan mendapat tekanan bumi yg cukup
besar untuk menghancurkan batubara.

39

I - 20
13. Kondisi Ventilasi dan Swabakar (1)
• Bila aliran ventilasinya kecil sehingga panas yg
terbawa oleh ventilasi jauh lebih kecil daripada panas
yang dihasilkan, maka panas akan terakumulasi dan
berpotensi terjadi swabakar.
• Perhatikan rumus berikut:
Tekanan Ventilasi = Tahanan Terowongan x [Debit Udara]2

Debit Udara = Luas Penampang Terowongan x Kecepatan Angin

Dari persamaan diatas, semakin besar tekanan


ventilasi, maka akan semakin mendorong reaksi
oksidasi batubara, namun bila tekanan ventilasi cukup
besar, justru sebaliknya akan memberi efek
pendinginan sehingga panas tidak terakumulasi.

40

13. Kondisi Ventilasi dan Swabakar (2)


• Adanya ventilasi, atau aliran udara, disebabkan oleh
banyak hal, diantaranya adalah (akibat dari) adanya
tekanan negatif dari fan (kipas ventilasi), tahanan
terowongan, tekanan ventilasi alami dll. Aliran angin
bisa tertahan karena adanya pintu angin dan pintu
pembagi ventilasi, serta bocor mengalir ke tempat
lain akibat adanya retakan, celah dll pada dinding
batubara atau dinding lokasi penyegelan.
• Hubungan antara ventilasi dg metode & sistem
penambangan sangat erat, serta memiliki pengaruh
besar terhadap terjadinya swabakar.

41

I - 21
13. Kondisi Ventilasi dan Swabakar (3)
• Pada kondisi dan lokasi sbb, swabakar cenderung lebih mudah
terjadi:
① Terowongan UG yang sempit akan membuat tahanan ventilasi
menjadi besar. Bila diberikan tekanan negatif yg besar
(misalnya dg fan berdaya besar), maka akan terjadi kebocoran
angin ventilasi di banyak lokasi.
② Pada kondisi terowongan intake dan exhaust ada di lapisan
batubara, bila jarak antara keduanya terlalu dekat, maka
akibat dari adanya retakan pada dinding batubara diantara
keduanya, akan menyebabkan udara masuk ke celah2 tsb.
③ Lokasi ventilasi paksa di terowongan batubara (di sepanjang
lapisan batubara).
④ Lokasi fan pembantu (auxiliary fan) di terowongan batubara.

42

14. Swabakar & Faktor Eksternal (1)


• Suhu di dalam terowongan UG
Bila suhu lingkungan sekeliling batubara tinggi, maka proses
oksidasi akan cenderung cepat.
Daerah sumber air panas (onsen) dengan kedalaman yang
dangkal.
Lokasi UG yang ventilasinya tidak bagus.
• Tekanan udara (tekanan atmosfer, tekanan ventilasi di
terowongan UG)
Perubahan tekanan udara→Terowongan UG “bernafas”
Tekanan udara turun→Gas keluar dari batubara
Tekanan udara naik→Udara segar masuk

43

I - 22
14. Swabakar & Faktor Eksternal (2)
Adanya “gas keluar” dan “udara segar masuk” yang
berulang-ulang → mendorong reaksi oksidasi batubara
Perubahan tekanan udara berpengaruh thd jumlah gas
yang keluar (Japan)
Peringatan waspada saat tekanan udara turun drastis
1. Saat tekanan atmosfer turun dibawah 750mmHg (saat
ada badai/ taifu)
2. Saat terjadi penurunan tekanan udara 2mm/HPa atau
lebih dalam 1 jam dan terjadi selam 3 jam berturut-turut.
(Kondisi tekanan udara rendah)
3. Memperketat pengukuran terhadap kadar gas, dan
selalu waspada thd perubahan jumlah gas.

44

15. Penanggulangan Swabakar

45

I - 23
15.1. Langkah Pencegahan (1)
(1) Metode Penemuan Swabakar, dengan cara sbb:
• Pengukuran dan Pemantauan Suhu
Menggunakan sensor suhu dan termometer untuk
pengukuran dan pemantauan suhu di dalam area yg
disegel/ ditutup dan dinding batubara
• Pengamatan terhadap Bau
Menggunakan indera manusia dan sensor bau

46

15.1. Langkah Pencegahan (2)


• Melakukan pengukuran terhadap gas-gas yang
timbul, misalnya dg alat-alat sbb:

Tabung detektor Kitagawa (CO, CO2 dll)


Alat Ukur Gas (CO, CO2 dll)
Piranti Gas Kromatografi (O2, N2, CO, Etilen, Propilen
dll)

47

I - 24
15.1. Langkah Pencegahan (2)
Sensor Temperatur Tipe Cegah Ledak (Explosion-proof)

48

15.1. Langkah Pencegahan (3)


Tabung Detektor Tipe Kitagawa
grip (pegangan) cutter
lubang pemasangan tabung detektor handle

flow indicator
guidemark
(red line)
sebelum pengukuran

setelah pengukuran

49

I - 25
15.1. Langkah Pencegahan (4)
Gas Detector RIKEN GX 2009

untuk mengukur gas H2S、CO、O2、CH4

50

15.2. Timbulnya Swabakar akibat


Metode Penambangan
(1) Faktor Penyebab
• Adanya remukan batubara→berpotensi menyebabkan
swabakar
• Karena sulit untuk menghilangkan sama sekali remukan
batubara (=batubara yg hancur dalam proses penambangan),
apabila kontrol dan pengelolaan kerjanya buruk, maka resiko
swabakar menjadi tinggi.
• Batubara di sekitaran atap terbukti cukup banyak menjadi
penyebab swabakar. Batubara ini biasanya rapuh dan mudah
hancur, mudah terkena udara sehingga teroksidasi dan mudah
mengakumulasi panas.

51

I - 26
15.2. Timbulnya Swabakar akibat
Metode Penambangan
(2) Langkah Pencegahan
• Penambangan pada panel sedapat mungkin gunakan sistem
mundur (retreat). Hal ini bermanfaat untuk mencegah kebocoran
angin (=meminimalkan kebocoran angin ke area bekas
penambangan (goaf))
• Kemajuan penambangan pada panel diusahakan berjalan cepat.
• Melakukan penambangan dg membaginya kedalam blok
penambangan. Setelah penambangan pada blok selesai,
secepatnya tarik mundur peralatan dan segera lakukan
penyegelan/ penutupan thd blok yg telah selesai ditambang.
• Usahakan menambang seluruh batubara dan tidak meninggalkan
sisa batubara. (Pada praktiknya, akan dipengaruhi oleh kondisi
lokasi penambangan dan kualitas batubara.

52

15.2. Timbulnya Swabakar akibat


Metode Penambangan
Gambar Layout Panel Longwall di Ikeshima

53

I - 27
15.2. Timbulnya Swabakar akibat
Metode Penambangan
(2) Langkah Pencegahan Layar Sekat di
Terowongan Sisi Panel
Pencegahan Kebocoran
Udara ke Area Bekas
Penambangan (Goaf)

Panel Longwall
Sistem Penambangan Mundur

54

15.3. Pencegahan Kebocoran Angin


(1) Poin Utama
Untuk lokasi yang perlu diwaspadai, lakukan survei
lapangan (cek kondisi terowongan, kondisi ventilasi,
hasil2 pengukuran), bilamana perlu lakukan injeksi pada
dinding batubara, grouting di bagian belakang penyangga,
penyemprotan torklet dll baik secara terpisah maupun
bersama-sama, dg menggunakan campuran adukan kapur,
flyash dan semen sebagai bahan pencegah kebocoran
angin ventilasi.

55

I - 28
(2) Pencegahan Kebocoran Angin di
Terowongan (1)
Gambar SOP Penyegelan Terowongan di Ikeshima

56

(2) Pencegahan Kebocoran Angin


密閉面写真
di Terowongan (2)
Contoh foto penyegelan terowongan di Ikeshima

57

I - 29
(3) Tindak Penyegelan/ Penutupan
thd Area Bekas Penambangan
• Setelah penambangan selesai, maka dalam waktu 2
bulan - 4 bulan akan dilakukan penyegelan/
penutupan thd area bekas penambangan (goaf).

58

(4) Pencegahan Kebocoran Angin pada Sisi Belakang


Penyangga Terowongan & Dinding Batubara
Gambar Grouting Belakang Penyangga & Dinding Batubara

59

I - 30
(4) Pencegahan Kebocoran Angin pada Sisi Belakang
Penyangga Terowongan & Dinding Batubara

60

(4) Pencegahan Kebocoran Angin pada Sisi Belakang


Penyangga Terowongan & Dinding Batubara

61

I - 31
15-4 Gambar SOP Injeksi Dinding Batubara (1)
w/ cement fly-ash milk

62

15-4 Gambar SOP Injeksi Dinding Batubara (2)


w/ cement fly-ash milk

63

I - 32
15-4 Gambar SOP Injeksi Dinding Batubara (3)
w/ cement fly-ash milk

64

15-4 Gambar SOP Injeksi Dinding Batubara (4)


w/ cement fly-ash milk

65

I - 33
15-4 Gambar SOP Injeksi Dinding Batubara (5)
w/ cement fly-ash milk

66

15.5 Langkah Tindakan Ventilasi (1)


◎Prinsip dasar pencegahan swabakar dari segi ventilasi adalah
dengan mencegah adanya kebocoran angin ke lokasi yang tidak
membutuhkan.
⚫ Tidak menciptakan tekanan ventilasi yang tinggi.
⚫ Bila terowongan menjadi sempit dan mengecil, lalu dipaksakan
untuk mengalirkan udara, maka hal itu akan menyebabkan beda
tekanan ventilasi menjadi tinggi, dan hal ini justru akan
mendorong terjadinya kebocoran angin ventilasi.
⚫ Lokasi-lokasi yg mengalami penyempitan akibat tekanan bumi
(pada atap, dinding dan lantai), maka segera lakukan
pembesaran kembali atau sesuaikan volume udara ventilasi yang
mengalir pada lokasi tsb.

67

I - 34
15.5 Langkah Tindakan Ventilasi (2)
⚫ Bila sebagai langkah penanganan thd gas dan suhu (tinggi)
dilakukan dg penambahan volume udara ventilasi, maka jangan
sampai berlebihan. Bila dibutuhkan, ada baiknya dipikirkan
untuk membuat rangkaian (jaringan) ventilasi yang lain.
⚫ Perlu waspada terhadap arah perginya kebocoran angin.
Frekuensi fluktuasi dari beda tekanan ventilasi harus
diminimalkan. Perubahan volume udara ventilasi dari fan utama
atau perubahan besar pada sistem ventilasi sudah pasti perlu
waspada. Selain itu, saat melakukan perubahan ventilasi
berskala kecil pun akan menyebabkan perubahan pada beda
tekanan secara lokal (walau kadang kecil), tapi yg jelas, perlu
mewaspadai ke arah mana perginya kebocoran angin itu.

68

15-5 Monitoring/ Pengawasan (1)


Secara umum bisa dibagi menjadi 2 hal:
• Pengawasan yg dilakukan oleh Supervisor
(Petugas)

• Pengawasan yang dilakukan oleh Mesin

69

I - 35
15-5 Monitoring/ Pengawasan (2)
1) Suhu (Temperatur)
・Termometer
・Piranti Alarm Otomatis
2) Gas yang Muncul
・Analisis menggunakan alat Gas-Chromatograph
・Pengawasan dg Sistem Terpusat (Central
Monitoring System)
3) Bau
・Petugas yang berpatroli sering menemukan
kondisi anomali berdasarkan terjadinya
perubahan bau

70

15-5 Monitoring/ Pengawasan (4)


Pengawasan dengan Piranti Ukur Kadar CO Berkesinambungan
(hasil dalam bentuk Trend Graph/ Grafik Kecenderungan)

normal
kebakaran UG

blasting/
swabakar
peledakan

Pola-pola Perubahan Kadar CO

71

I - 36
15-5 Monitoring/ Pengawasan (3)
Alat Ukur CO Tampak Luar Piranti Ukur
Kadar CO Berkesinambungan

72

15-5 Monitoring/ Pengawasan (5)


Bagian Dalam Piranti
Ukur Kadar CO
Berkesinambungan

73

I - 37
15-5 Monitoring/ Pengawasan (6)
Piranti Ukur Kadar CO Berkesinambungan
Selang Hisap

Lubang
Hisap

74

15-5 Monitoring/ Pengawasan (7)


Layout Alat Gas Kromatografi

75

I - 38
15-5 Monitoring/ Pengawasan (8)
Layout Alat Ukur Gas Kromatografi

76

16 Tindak Penanganan Saat Timbul Swabakar (1)


Pada kondisi dimana terjadi swabakar, adalah sangat
penting untuk melakukan tindak penanganan sedini
mungkin.
Untuk itu, manajer lapangan dan supervisor keselamatan
senior harus senantiasa memikirkan dan mencari solusi
penanganan, kemudian melaksanakan pendidikan dan
latihan bagi orang-orang yg terkait dan berkepentingan,
sehingga pekerjaan dapat dilakukan dengan lancar dan
cepat. Jadi, adalah penting membangun sebuah sistem
untuk mendukung hal diatas.

77

I - 39
16 Tindak Penanganan Saat Timbul Swabakar (2)
*Bila memungkinkan untuk mendekat ke lokasi*

Bila menemukan sumber panas di lapangan, walaupun


misalnya sebagian sudah terbakar tapi skalanya masih kecil,
melakukan pemadaman api secara langsung adalah
tindakan yang paling efektif. Hanya saja perlu diingat,
bahwa dalam kondisi seperti itu, bahaya terjadinya
bencana sekunder tetap ada, sehingga dalam
pelaksanaannya harus disertai sikap kehati-hatian
(waspada) serta kesiapan evakuasi bila dibutuhkan.

78

16 Tindak Penanganan Saat Timbul Swabakar (3)


Secara umum, pemadaman api langsung boleh dilakukan dalam
kondisi berikut ini.

• Timbulnya api masih belum lama, dan masih hanya keluar asap.
• Skala dan lingkup swabakar relatif kecil, dan sumber api ada di
dekat terowongan. (ada jalur evakuasi yang aman)
• Jumlah gas mudah terbakar sedikit, dan tidak ada potensi bahaya
ledakan.
• Walau api membesar, tidak terdapat potensi untuk menyebar dan
meluas ke blok lain.
• Saat melakukan pemadaman api, tidak ada potensi runtuhnya atap
atau dinding dll.

79

I - 40
16 Tindak Penanganan Saat Timbul Swabakar (4)
*Bila tidak bisa mendekati lokasi, seperti pada area bekas
penambangan (goaf)*

• Menentukan lingkup area waspada dan memikirkan tindak


penanganan pada arah hilir angin.
• Menentukan metode dan lokasi titik pengamatan/ pengukuran
untuk mengetahui situasi dan perubahan kondisi secara detil.
• Membuat asumsi seandainya kondisi memburuk, lalu
mempersiapkan material dan personel.
• Melakukan tindak pencegahan kebocoran angin. (memasang papan
penghalang/ penutup, menutup celah, melakukan injeksi fly-ash &
cement milk dll)
• Melakukan tindak penanganan berupa penyegelan, injeksi dll
sebagai langkah pemadaman dan pendinginan.

80

16 Tindak Penanganan Saat Timbul Swabakar (5)


*Metode Pemadaman Api*
Metode Pemadaman Api Langsung (1)
⚫ Bila sumber api meluas, maka perlu dipikirkan juga kemungkinan
terjadi bencana sekunder, sehingga perlu seksama dalam
mengambil keputusan.
⚫ Meniadakan Sumber Api
Selain mematikan sumber api dan menghilangkan bagian yang
panas, batubara yang memanas perlu didinginkan dengan
penyiraman air.
⚫ Penyiraman Air
Merupakan cara yang paling efektif. Pada saat batubara berada
dalam suhu tinggi, akan terjadi uap air dalam jumlah yang besar,
sehingga perlu menjaga komunikasi dg yang berada di hilir angin.

81

I - 41
16 Tindak Penanganan Saat Timbul Swabakar (6)
*Metode Pemadaman Api*
Metode Pemadaman Api Langsung (2)
⚫ Alat Pemadam Api
Merupakan alat pemadam api ringan yang mudah dibawa untuk
pemadaman api tahap dini. Karena kapasitasnya kecil, maka
perlu menyediakan dalam jumlah yang memadai (=cukup
banyak).
⚫ Menutup dengan Bahan Tak Mudah Terbakar
Menggunakan bahan tak mudah terbakar yang ada di sekeliling
atau pasir, batu gamping, fly-ash dll dengan cara menutupkannya
( atau menaburkan dll) ke bagian terbakar untuk memutus aliran
oksigen sehingga api menjadi padam.

82

16 Tindak Penanganan Saat Timbul Swabakar (7)


*Metode Pemadaman Api*
Metode Pemadaman Api Langsung (3)
⚫ Metode Injeksi
Bila bagian yang memanas lokasinya jauh di dalam
(dinding batubara), maka untuk menjangkau bagian yang
panas tsb digunakan pipa yang dimasukkan kedalam
dinding batubara, lalu dialiri/ diinjeksi dengan air.
⚫ Hal penting terkait masalah keselamatan saat
melakukan pemadaman api.
① Menciptakan kondisi untuk dapat melakukan
aktivitas pemadaman api tanpa terpapar gas
beracun.

83

I - 42
16 Tindak Penanganan Saat Timbul Swabakar (8)
*Metode Pemadaman Api*
Metode Pemadaman Api Langsung (4)
③ Menciptakan kondisi agar kadar gas mudah
terbakar sedikit, dan tidak ada potensi terjadi gas
terbakar atau meledak.
④ Bila api membesar dengan cepat, pastikan agar
jalur evakuasi tidak terputus/ terhalang.
⑤ Menjaga agar saat melakukan kegiatan
pemadaman api, tidak ada potensi runtuhnya
terowongan.
⑥ Perlu mengetahui bahwa api bisa saja datang
mendekat walaupun sudah berada di hulu angin.

84

16 Tindak Penanganan Saat Timbul Swabakar (9)


*Metode Pemadaman Api*
Metode Pemadaman Api Tak Langsung

Adakalanya walaupun sudah jelas terjadi timbulnya


panas dan timbulnya api, namun posisi sumber apinya
tidak diketahui dengan pasti. Bila timbulnya panas meliputi
area yang luas seperti di dalam lokasi bekas penambangan
atau api telah membesar sehingga ditakutkan terjadi
ledakan gas dll sehingga pemadaman api secara langsung
sulit dilakukan, maka terhadap blok tersebut dilakukan
penyegelan untuk memutus ventilasi dan aliran oksigen
supaya apinya padam.

85

I - 43
16 Tindak Penanganan Saat Timbul Swabakar (10)
Metode Pemadaman Api Tak Langsung (1)
Pemadaman Api dg Penyegelan Terowongan (1)
Saat melakukan pemadaman api dg penyegelan pada
tambang yang kadar gas mudah terbakarnya tinggi, perlu
diperhatikan beberapa hal sbb:
① Melakukan upaya tindakan perlindungan terhadap
pekerja dari bahaya ledakan gas yang ada di dalam
area penyegelan.
② Hingga upaya tindakan pencegahan bahaya tsb
selesai, dan dengan berasumsi bahwa sumber api
pasti ada, dilakukan berbagai upaya agar tidak terjadi
ledakan, misalnya dengan menyingkirkan gas mudah
terbakar dan debu batubara.

86

16 Tindak Penanganan Saat Timbul Swabakar (11)


Metode Pemadaman Api Tak Langsung (1)
Pemadaman Api dg Penyegelan Terowongan (2)

③ Karena pekerjaan penyegelan sebenarnya


(=bukan sementara) untuk memutus ventilasi
membutuhkan waktu cukup lama,maka
dilakukan penyegelan sementara dengan
membatasi suplai udara terhadap sumber api.

87

I - 44
16 Tindak Penanganan Saat Timbul Swabakar (12)
Metode Pemadaman Api Tak Langsung (2)
Pemadaman Api dg Penenggelaman (1)

① Pada kejadian kebakaran UG atau swabakar UG,


menenggelamkan sumber api secara keseluruhan merupakan
langkah pasti untuk mematikan api. Apabila metode lain untuk
memadamkan api sudah tak ada lagi, pilihan terakhir adalah
dengan penenggelaman dalam air.
② Apabila sumber api ada pada lokasi dg elevasi terendah di blok
tsb, maka penenggelaman bisa dilakukan dengan volume air yg
lebih sedikit, waktu penenggelaman yg lebih cepat, dan efek
kerugian yang lebih sedikit. Namun, dalam banyak kasus,
penenggelaman biasanya akan meliputi area yang cukup luas.

88

16 Tindak Penanganan Saat Timbul Swabakar (13)


Metode Pemadaman Api Tak Langsung (2)
Pemadaman Api dg Penenggelaman (2)
③ Oleh karena lokasi yang ditenggelamkan akan
mengalami kerusakan yang parah, pemulihan
kembali menjadi sulit dan kalau dilakukan juga,
biayanya akan menjadi sangat besar. Dalam
beberapa kasus, akibat terjadi swabakar dan
akhirnya dilakukan penenggelaman terhadap area
terdampak yang luas, hal itu menyebabkan
kerugian besar pada tambang dan akhirnya
terpaksa tutup.

89

I - 45
17 Contoh Kasus Bencana Swabakar (1)
Gambaran Umum

⚫ Lokasi: Tambang Batubara Ikeshima


⚫ Tanggal Kejadian: 5 Feb 1981 (sekitar jam 9
pagi)
⚫ Lokasi Kejadian: Panel 13 Hikishima 3 Nobori
Upper (Area Bekas Penambangan)
⚫ Korban: Tidak ada

90

17 Contoh Kasus Bencana Swabakar (2)


Gambar Situasi Bencana

Lokasi kejadian

袖巻き充 Lubang Hisap


Selang hisap yg tersumbat

91

I - 46
17 Contoh Kasus Bencana Swabakar (3)
Penyebab Kejadian Bencana (1)
⚫ Di blok Hikishima, dahulunya dilakukan penambangan
thd lapisan 18ft seam upper, namun tidak ditemukan
adanya swabakar maupun gejalanya. Walaupun
penyebabnya masih samar, namun diduga terjadi
kenaikan kadar CO akibat kondisi berikut:
① Jarak antara lapisan atas (upper) dan lapisan
“bandaka” mendekat hingga menjadi 1,8m, sehingga
setelah lapisan atas (upper) ditambang, lapisan
“bandaka” runtuh dan jatuh.

92

17 Contoh Kasus Bencana Swabakar (4)


Penyebab Kejadian Bencana (2)
② Akibat pengaruh dari terowongan lama di lapisan
bawah (lower), maka lapisan “bandaka” relatif lebih
cepat ambruk sehingga area bekas penambangan
terpapar kebocoran angin lebih lama dibandingkan
dg blok lain.
③ Akibat pengaruh dari terowongan lama di lapisan
bawah, pada atap penimbunan jajaran fly-ash di
bagian bekas penambangan di sisi main gate timbul
celah dan retakan yang lebih banyak daripada
kondisi biasanya, sehingga sebagian udara bersih
(intake) banyak mengalami kebocoran.

93

I - 47
17 Contoh Kasus Bencana Swabakar (5)
Tindakan Sebelum Bencana
① Dilakukan pencegahan kebocoran angin pada lokasi
penimbunan (backfilling) di sisi maingate.
② Melakukan pembongkaran secara dini penyangga di
terowongan tailgate.
③ Berdasarkan hasil cek analisis gas kromatografi dari lubang
pelepasan tailgate, kondisi gejala swabakar diketahui dan
dipahami dengan baik.

94

17 Contoh Kasus Bencana Swabakar (6)


Tindakan Tambahan
① Sampai selesainya pekerjaan penyegelan, lakukan pengukuran
terhadap titik yang telah ditetapkan, dan awasi perubahan thd
kadar CO.。
② Pada terowongan gate di panel penambangan, jangan
menggunakan bagian yg lebih kedalam dari batas penyegelan.
③ Apabila terhadap lapisan batubara yg menjadi obyek
penambangan ada lagi lapisan batubara diatasnya yg berjarak
kurang dari 5,0 meter, atau apabila di dalam panel
penambangan terdapat sisa batubara berpotensi swabakar,
atau terhadap panel sejenis di bagian bekas penambangan
pada terowongan gate, dilakukan penyegelan sementara tiap
30 meter.

95

I - 48
17 Contoh Kasus Bencana Swabakar (7)
Kesimpulan & Pemikiran dari kejadian bencana
① Adanya kelambatan dalam mendeteksi CO
akibat tersumbatnya selang penghisap.
② Perlunya evaluasi terhadap keefektifan ruang
pengawasan terpusat.
③ Perlunya membangun kembali sistem
pengawasan dan pengelolaan piranti
pengawas gas CO.

96

I - 49
Teknologi Cegah Ledak pada
Tambang Batubara
(Explosion-proof Safety Technology at Coal Mine)

Mitsui Matsushima Resources Co. Ltd.


Training Dept.

Prinsip Dasar Keselamatan terkait Cegah


Ledak (1)
1. Apa itu Cegah Ledak (=Piranti Cegah Ledak)?
(1) Cegah Ledak berarti dapat mencegah terjadinya
ledakan atau kebakaran.
(2) Mengapa terjadi ledakan atau kebakaran?
Ledakan atau kebakaran terjadi karena benda mudah terbakar tersulut oleh
sumber api.
Benda yang dapat menjadi sebab sumber api adalah nyala api, gesekan
mekanis, benturan, permukaan benda bersuhu tinggi, bunga api listrik,
gelombang elektromagnetik dll
Benda mudah terbakar dapat berupa padatan (serbuk halus), cair (uap), gas
(gas).
Apapun itu, ledakan atau kebakaran terjadi karena sumber api dan benda
mudah terbakar berkumpul bersama.
1
1

J-1
Prinsip Dasar Keselamatan terkait Cegah
Ledak (2)
benda mudah ledakan,
sumber api + terbakar
= kebakaran

(bila cuma ada salah satu saja, tak akan terjadi ledakan atau kebakaran)
Karena itu untuk mencegah terjadinya ledakan atau kebakaran,
lakukan salah satu langkah berikut:
1. Tidak menyatukan sumber api (alat listrik dll) dengan benda
mudah terbakar.
2. Membuat agar sumber api tidak berkemampuan untuk menyulut
api.
3. Meminimalkan atau meniadakan sifat mudah terbakar dari benda
mudah terbakar. (misal dg membuat kadar benda mudah terbakar
berada di bawahambang batas ledak dll)

2
2

Prinsip Dasar Keselamatan terkait


Cegah Ledak (3)
Penjelasan di slide sebelumnya bisa dijelaskan dg
gambar berikut

3
3

J-2
Prinsip Dasar Keselamatan terkait
Cegah Ledak (4)
Permasalahan:
Berbeda dengan industri lainnya, pada tambang
batubara bawah tanah terdapat benda mudah terbakar
atau mudah meledak seperti gas metan dan debu
batubara, sehingga upaya untuk tidak menyatukan
keberadaannya dg sumber api, secara umum sulit
dilakukan. Meniadakan sama sekali sumber penyulut
api seperti misalnya listrik dan mesin sudah pasti
merupakan hal yang tidak mungkin.

4
4

Prinsip Dasar Keselamatan terkait


Cegah Ledak (5)
Karena itu, ditempuh langkah sbb:
1. Membuat kadar gas mudah terbakar atau
debu berada dibawah ambang batas ledak
dengan cara memberikan udara ventilasi yang
cukup (=mengencerkan kadar gas) dan upaya
pembersihan debu batubara.
2. Sebagai langkah pengamanan terhadap
sumber api, digunakan piranti listrik cegah ledak
(explosion proof equipments)
5
5

J-3
Langkah Keselamatan terkait Cegah Ledak
pada Tambang Batubara (1)
Di tambang, untuk langkah no. 1:
・Melakukan ventilasi tambang untuk mengencerkan gas metan
(=gas mudah terbakar)
・Untuk debu batubara, dilakukan penyemprotan air untuk
pembersihan dan penaburan bubuk kapur untuk menon-aktifkan
sifat ledak debu.

Untuk langkah no.2:


・Hanya menggunakan piranti yang telah lulus uji/sertifikasi.
・Terutama untuk peralatan listrik, digunakan peralatan
berstruktur cegah ledak (explosion proof).

6
6

Langkah Keselamatan terkait Cegah Ledak


pada Tambang Batubara (2)

Secara garis besar, dilakukan tindak


penanganan sbb:
(1) Tindak Penanganan Ventilasi
(2) Tindak Penanganan Debu Batubara
(3) Tindak Penanganan Gas
(4) Tindak Penanganan Peralatan Listrik

7
7

J-4
Langkah Keselamatan terkait Cegah Ledak
pada Tambang Batubara (3)

Dari sisi pemerintah:


・Di Jepang, pemerintah menetapkan
tambang batubara kelas A (=berpotensi
gas) melalui pasal 5 Peraturan
Keselamatan Tambang Batubara sebagai
dasar pelaksanaan keselamatan cegah
ledak.

8
8

Langkah Keselamatan terkait Cegah Ledak


pada Tambang Batubara (4)
Adapun kriteria tambang batubara kelas-A dimaksud adalah sbb:
Pasal 4
1. Di dalam aliran udara pada terowongan udara buang
terdapat gas mudah terbakar berkadar 0.25% atau lebih.
2. Di dalam aliran udara pada lokasi pekerjaan penambangan
terdapat gas mudah terbakar berkadar 0.5% atau lebih
3. Bila mesin ventilasi dihentikan pengoperasiannya selama 1
jam, pada terowongan ventilasi atau lokasi pekerjaan
penambangan terdapat gas mudah terbakar berkadar 3%
atau lebih.

9
9

J-5
Langkah Keselamatan terkait Cegah Ledak
pada Tambang Batubara (5)
• (lihat slide no.7) Tindakan no. (1), (2), (3) merupakan hal
mendasar dalam langkah keselamatan cegah ledak,
sedangkan untuk no. (4), Pasal 78 Peraturan Keselamatan
Tambang Batubara mengatur pembatasan dan persyaratan
peralatan dan onderdil yang boleh digunakan sbb. (disini
dituliskan secara ringkas)

・ Pasal 78
Pada tambang batubara kelas-A, tidak diperbolehkan memasang
dan mengoperasikan atau menggunakan mesin, material
tambang, alat dan onderdil yang disebutkan berikut ini kecuali
yang telah lulus uji/sertifikasi

10
10

Langkah Keselamatan terkait Cegah Ledak


pada Tambang Batubara (6)
Yang harus lulus uji/sertifikasi cegah ledak:
① Bahan Peledak
② Detonator
③ Blasting Machine bertenaga listrik
④ Alat Penerangan
⑤ Mesin dan Peralatan Listrik
⑥ Mesin dan Peralatan yang menghasilkan
bunga api atau panas tinggi
11
11

J-6
Langkah Keselamatan terkait Cegah Ledak
pada Tambang Batubara (7)
⑦ Kabel Listrik dan Kabel Listrik Arus Lemah
⑧ Mesin dan Kendaraan yg menggunakan sistem
pembakaran internal
⑨ Berbagai Jenis Alat Deteksi Gas
・Detektor Gas Mudah Terbakar Presisi Tinggi
・Detektor Gas CO2
・Detektor Gas CO
⑩ Alat Ukur Debu
⑪ Alat Ukur Kecepatan Angin (Anemometer)

12
12

Langkah Keselamatan terkait Cegah Ledak


pada Tambang Batubara (8)
⑫ Alarm Otomatis Gas Mudah Terbakar
⑬ Alat Penyelamat Jiwa
・Alat Pernafasan Oksigen
・Masker Oksigen
・Masker CO
・Masker Gas
⑭ Lain-lain yang ditetapkan oleh Kementerian
Perdagangan dan Industri

13
13

J-7
Langkah Keselamatan terkait Cegah Ledak
pada Tambang Batubara (9)
Bila dibagi lagi per-item, maka:
(1) Tindak Penanganan Ventilasi
① Pemeliharaan dan Perawatan Fasilitas (mesin dan
Alat) Ventilasi
② Perawatan Terowongan Ventilasi
③ Terjaminnya Volume Udara Efektif untuk Lokasi
Kerja
④ Memahami seluk beluk gas di area tambang
⑤ Tindakan saat ditemukan abnormalitas/ kelainan
pada Ventilasi
14
14

Langkah Keselamatan terkait Cegah Ledak


pada Tambang Batubara (10)
(2) Tindak Penanganan Gas
① Tindak penanganan gas di lokasi penambangan.
② Tindak penanganan gas di lokasi penggalian maju
(heading; development).
③ Tindak penanganan gas saat pekerjaan perubahan/
pengalihan ventilasi.
④ Tindak penanganan gas saat pekerjaan penyegelan
terowongan sementara, dimana penutupan
terowongan dikuatirkan terjadi penumpukan gas, dan
saat pekerjaan pengusiran gas.
15
15

J-8
Langkah Keselamatan terkait Cegah Ledak
pada Tambang Batubara (11)
(3) Tindak Penanganan Debu Batubara
1) Cara menekan timbulnya debu batubara
2) Cara menahan berhamburannya debu batubara
3) Penanganan thd debu batubara yg menumpuk
① Pembersihan debu batubara dg disapu dll.
② Mencampur debu batubara dg bahan tak mudah
terbakar seperti serbuk batu kapur atau air agar bersifat
tak meledak.
③ Menggumpalkan debu menjadi padatan agar butiran
debu tak berhamburan.

16
16

Langkah Keselamatan terkait Cegah Ledak


pada Tambang Batubara (12)
• Hal yang dapat menjadi sumber penyulutan api
terhadap gas sbb:
1) Peledakan
2) Listrik
3) Lampu Keselamatan
4) Merokok (api telanjang)
5) Swabakar atau Kebakaran Tambang
6) Bunga Api akibat gesekan
Terhadap penyebab tsb diatas, dibutuhkan tindak
penanganan masing-masing.
17
17

J-9
Keselamatan Cegah Ledak di Lokasi Penambangan

Perubahan pd ventilasi atau kondisi gas


① Perubahan tekanan bumi
Penanganan saat jumlah
(penyempitan terowongan, floor
swelling) gas meningkat
Item Pemeriksaan ② (Badai Siklon, Tekanan udara rendah) ① Naikkan volume udara
① Volume ventilasi ③ Waktu-waktu penambangan ventilasi (perubahan
② Banyaknya gas di tiap ④ Perubahan ventilasi ventilasi)
lokasi ⑤ Kondisi Alam (patahan, keluaran air) ② Pasang Fan lokal & pipa
③ Tirai sekat ④ udara (air duct)
Penampang terowongan
⑤ Jarum penunjuk pada
③ Hisap & buang gas
alarm ④ Pasang layar
⑥ Ambrukan atap di goaf Pengelolaan ⑤ Gali lantai untuk
⑦ Lubang pelepasan gas memperbesar terowongan
⑧ Fan lokal, pipa udara Ventilasi & Gas ※Penanganan bisa beda
dll (bila terpasang) tergantung sifatnya
Tools/ Alat menyeluruh ataukah lokal
① SOP (standard kerja)
② Buku Kontrol Harian
③ Manual
④ Pengukuran gas &
pengukuran ventilasi
⑤ Pengetahuan dan
pengalaman
18
18

Lubang pelepasan gas

sbg pemandu gas di area


bekas penambangan

Pengelolaan
gas & ventilasi ①
Tirai sekat pada butt level
sbg pencegah kebocoran angin
ke area bekas penambangan
(goaf)
19
19

J - 10
alarm gas otomatis
(interlock)

memutus aliran listrik bila


kadar gas metan 1.5%

Pengelolaan
gas & ventilasi②
alarm gas portabel (dapat
dijinjing)
suara alarm + lampu
kedap-kedip

20
20

Lokasi ukur

Hasil ukur
Volume
Lubang
udara
pelepasan gas
Keluaran gas

Tirai
Area bekas sekat
penambanga
n

Pemeriksaan kondisi pengelolaan gas dg buku kontrol harian


21
21

J - 11
Keselamatan Cegah Ledak di Lokasi
Penggalian Maju (Blasting)
• Penyebab terjadinya Ledakan Gas Debu Batubara akibat
Peledakan (Blasting)
(1) Api yang timbul saat detonasi.
(2) Reaksi antara zat yang terbentuk saat detonasi dengan
udara yg kemudian memicu terjadinya api sekunder
detonasi.
(3) Adanya butiran padatan bersuhu sangat panas yg
terhambur akibat detonasi.
(4) Timbulnya gelombang tekan dan gelombang kejut
akibat detonasi.

22
22

Langkah Pencegahan terjadinya Ledakan


Gas & Debu Batubara karena kegiatan
Peledakan (Blasting)
Sebagai langkah pencegahan, secara umum
dapat dibagi menjadi:
(1) Menggunakan bahan peledak tersertifikasi (=untuk
penggunaan di tambang dalam)
(2) Menggunakan detonator listrik tersertifikasi (=untuk
penggunaan di tambang dalam)
(3) Melakukan kontrol terhadap gas mudah terbakar
(4) Melakukan kontrol terhadap debu batubara

23
23

J - 12
(1) Bahan Peledak Tersertifikasi
Perbandingan antara bahan peledak tersertifikasi (untuk tambang
dalam) dan yang bukan bisa dilihat di bawah ini. Pada bahan
peledak tersertifikasi, suhu ledakan, panjang lidah api ledakan, serta
waktu detonasi bernilai lebih rendah, dg maksud untuk menjaga
tingkat keamanannya. Namun hal itu membuat kecepatan ledaknya
turun, dan berarti daya/ kuat ledaknya juga rendah.

Faktor Tersertifikasi UG Non Tersertifikasi UG


Suhu Ledak ℃ 1,500~2,000 3,000~3,500
Panjang Api Ledak cm 30~40 60~80
Waktu Detonasi 1/1,000s 0.2~0.3 0.6~0.8
Kecepatan Ledak m/s 2,000~4,000 4,000~7,000

24
24

Jenis Bahan Peledak untuk Tambang Batubara,


Kelas, & Metode Uji Tingkat Keselamatan

25
25

J - 13
Spesifikasi Bahan peledak untuk Tambang
Batubara
Kecepatan Sand Mortar Test
Bentuk, Perkiraan Sifat Balistic
Nama keadaan Berat Jenis Tahan Air After Gas Detonasi
Pendulum Explosion (g)
(m/sec) Rate
(mm)

sangat sangat
No.1 Toku-ume koloid,
bagus bagus
Dynamite spt lem

inverse
Eqs-1 blasting
serbuk menyerap bagus
Explosives lembab

Kayamite sangat sangat


koloid,
SP-103 sangat sangat
spt lem
bagus bagus

No.1 Toku-ume Dynamite dan Kayamite sbg bahan


peledak batuan, sedangkan Eqs untuk batubara.

26
26

Batasan Kadar Gas saat digunakannya


Detonator Listrik
Electric Ignition Method Ignition
tidak bergantung

ignition method
kepada electric

Method
Electric Detonator
Ignition Fuse
Detonating

Electric
Fuse

Delay
instant

27
27

J - 14
Udara di dalam Tamda
• Di dalam Tamda (UG) dimana diterapkan keselamatan cegah
ledak, faktor penting yang menajadi perhatian adalah gas metan.
• Pertama-tama, kita akan coba periksa udara yang ada di dalam
tamda (=UG).
• Pada udara terbuka, komposisi udara adalah sbb:

Komposisi Nitrogen Oksigen Argon Karbondioksida Lain-lain:


N2 O2 Ar CO2 hidrogen,
helium,
Berat jenis 0,967 1,105 1,380 1,528 neon,
% Volume 78,09 20,95 0,93 0,03 kripton,
xenon, dll
Udara yg ada di dalam tamda (UG), terdiri atas udara terbuka (dg
komposisi seperti diatas) ditambah gas yg muncul di UG, debu,
uap air dll.
28
28

Gas di Tamda (UG) (1)


Jenis dan keadaan gas tamda

29
29

J - 15
Gas di Tamda (UG) (2)
• Pada gas tamda, banyak diantaranya merupakan gas mudah
terbakar, terutama di tambang batubara dimana gas metan
sering muncul dalam jumlah banyak. Ditambah pula dengan
adanya debu halus batubara yang berpotensi ledak, maka
resiko terjadinya ledakan semakin besar.
• Kadar gas metan yang tersimpan dalam batubara (sebelum
keluar dan bercampur udara) adalah 100%. Angka ini memang
jauh diatas ambang batas ledaknya. Namun kita harus ingat
bahwa gas metan ini setelah keluar dari dalam batubara pasti
akan segera terencerkan oleh udara hingga kadarnya turun
bahkan hingga dibawah ambang batas ledaknya, dan proses
ini tentunya akan melewati kadar ambang batas ledak yg
berbahaya.

30
30

Sifat Ledak Gas Metan (1)


▪ Ciri Gas Metan
1. Tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, tidak beracun
2. Berat jenis 0,559 (lebih ringan dari udara, cenderung terkumpul
di tempat tinggi)

▪ Rumus Reaksi Gas Metan dengan Udara


CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O

▪ Pembakaran yang terjadi di dalam udara


(di udara, perbandingan antara oksigen dan gas lain (anggap sbg
nitrogen karena kadarnya paling besar) adalah 21%:79%
CH4 + 2(O2 + 79/21 N2) → CO2 + 2H2O + 158/21 N2
1m3 + 2m3 + 7,52m3 → 1m3 + 2m3 + 7,52m3

Volume Udara
31
31

J - 16
Sifat Ledak Gas Metan (2)
• Jadi, untuk membakar gas metan 1m3 dibutuhkan
udara sebanyak 2m3 + 7,52m3 = 9,52m3
• Karena itu, kadar gas metan di dalam udara menjadi
𝟏 x 100% = 9,51%
𝟏 + 𝟗. 𝟓𝟐
・ Rentang kadar ambang batas ledak gas metan adalah
5%~15%
▪ Kadar 9,5% memberikan ledakan terkuat/ terbesar

32
32

Sifat Ledak Gas Metan (3)


• Bahaya Gas Metan (Rangkuman)
Gas metan bila bercampur dengan udara akan bersifat menyatu sulit
dipisah, dan apabila bersentuhan dengan sumber api maka akan
terjadi hal-hal berikut tergantung kepada kadar campurannya.
① Kurang dari 5%: bagian yg tersentuh api saja yg akan terbakar.
② 5%~15%: bila bersentuhan dg sumber api maka secara cepat akan
terbakar meluas. Pada kadar 9,5% menyebabkan ledakan paling
hebat.
③ Kurang dari 15%: Dengan naiknya kadar gas metan, berarti kadar
oksigen semakin turun. Bagian di sekeliling sumber api saja yg
terbakar, dan bila kadar gasnya sangat tinggi, malah tidak akan
terbakar lagi.

33
33

J - 17
Ledakan Debu Batubara (1)
• Debu batubara yang menjadi masalah adalah debu yang bersifat
ledak (berpotensi ledak), dan menurut Peraturan Keselamatan
yang ada di Jepang, debu batubara tsb memiliki sifat sbb:
(1) Hasil uji sampel batubara menunjukkan bahwa batubara tsb
memiliki kadar zat terbang (volatile matter) diatas 11%.
(2) Ukuran butir debu batubara tsb kurang dari 0,84mm.

Secara umum, batubara yang memiliki kandungan zat terbang (VM)


lebih tinggi maka sifat ledak (potensi ledak)nya juga semakin tinggi.
Sebaliknya, antrasit, natural coke dll yang memiliki kandungan zat
terbang (VM) dibawah 10%, boleh dikata tak menyebabkan terjadi
ledakan.

34
34

Ledakan Debu Batubara (2)


• Faktor Timbulnya Debu Batubara

35
35

J - 18
Ledakan Debu Batubara (3)
• Sifat Ledak Batubara
Ledakan debu batubara akan terjadi manakala kondisi yg
tersebut dibawah ini berkumpul secara lengkap.
(1) Terbentuk awan debu batubara bersifat ledak dengan kadar
yang tepat.
(2) Adanya sumber api yang memiliki temperatur dan energi
yang tepat, dan bersinggungan dg awan debu batubara sehingga
terjadi penyalaan api pada gumpalan awan debu batubara.
(3) Adanya oksigen yang mencukupi untuk membakar debu
batubara.

36
36

Ledakan Debu Batubara (4)


• Kondisi terjadinya ledakan debu batubara (1)
(1) Kadar Ambang Batas Ledakan
Kadar minimum: 50 g/m3
Batas kadar maksimum: 1600 - 1750 g/m3
Kadar ledakan terkuat: 300 - 350 g/m3
(2) Sumber Penyala Api
Berbeda tergantung sifat sumber api
Batubara Jepang terbakar/ menyala pada 810-915℃
Energi minimum untuk menyalakan api:
metan: sekitar 0,3mJ
debu batubara: 40mJ

37
37

J - 19
Ledakan Debu Batubara (5)
Kondisi terjadinya ledakan debu batubara (2)
(3) Kadar Oksigen
Pada kadar oksigen dibawah 12% sulit menyebar, tapi walau
begitu, pada kadar dibawah 9% sekalipun, bila suhu sumber api
penyulut cukup tinggi, masih ada kemungkinan terjadi
terbakarnya debu batubara secara lokal.
(4) Ukuran butir
・ Pada butiran dengan ukuran 48 mesh (0,295mm) atau lebih
kasar, sulit menyebabkan terjadinya ledakan bila semua
butirannya kasar.
・ Pada butiran dengan ukuran 20 mesh (0833mm) atau lebih
kasar, sekali pun tercampur dengan butiran halus, sulit untuk
meledak.

38
38

Ledakan Debu Batubara (6)


(5) Volatile Matter (Zat Terbang)
・ Semakin banyak kandungan zat terbang dalam
batubara, semakin mudah tersulut/ menyala walaupun
oleh energi yang kecil. Untuk menekan agar tidak
terjadi ledakan, dibutuhkan serbuk kapur dalam jumlah
yang lebih banyak.
・ Walaupun kadarnya dibawah 11%, namun
tergantung kepada sumber api penyulutnya, resiko
terjadi ledakan masih tetap ada.

39
39

J - 20
Ledakan Debu Batubara (7)
(6) Zat Tak Mudah Terbakar
Batubara yang memiliki kandungan air dan abu lebih banyak
ternyata memiliki sifat terbakar (menyala oleh sumber api)
pada suhu yang lebih tinggi, dan berdasarkan sifat tersebut,
maka dikembangkan metode pencegahan ledakan debu
batubara melalui penaburan bubuk kapur (=menambah kadar
abu/ zat tak mudah terbakar) dan penyiraman air (=menambah
kadar air).
(7) Faktor “Kesegaran”
Batubara yang masih “segar” (=baru ditambang) cenderung
menyerap CH4 lebih banyak, dan karena permukaannya juga
belum teroksidasi, maka lebih beresiko dan berbahaya (ledak)
dibandingkan dengan batubara yang sudah lama terpapar/
bersinggungan dengan udara.

40
40

Ledakan Debu Batubara (8)


(8) Pengaruh Adanya Gas Metan dll
Bila selain debu batubara juga terdapat gas mudah
terbakar seperti gas metan dll, maka nilai ambang
batas ledak dari debu batubara menjadi turun. Dengan
kata lain, bila debu batubara dan gas metan ada pada
suatu lokasi bersama-sama, maka nilai ambang batas
ledak keduanya menjadi lebih rendah (=lebih mudah
terjadi ledakan).

41
41

J - 21
Ledakan Debu Batubara (9)

42
42

Langkah Keselamatan terkait Cegah Ledak


pada Tambang Batubara (13)
(4) Peralatan Listrik
• Struktur Cegah Ledak
Peralatan listrik yang digunakan di lokasi dimana terdapat
gas mudah terbakar atau uap dari cairan mudah terbakar,
dan terdapat kemungkinan terjadinya bunga api, percikan
api, panas dll selama pengoperasian peralatan tsb, maka
harus dilindungi dengan struktur yang didesain secara
khusus mampu mencegah terjadinya ledakan dari uap
atau gas tsb. Struktur yang dibuat demi tujuan penjagaan
keselamatan dan untuk menghindari bencana yang dapat
timbul ini, disebut dengan Struktur Cegah Ledak.

43
43

J - 22
Jenis-jenis Struktur Cegah Ledak
Struktur cegah ledak dapat dibagi menjadi 6 (atau 7) jenis
berdasarkan klasifikasi dari peralatan listrik.
▪ Struktur cegah ledak tipe tahan tekanan (pressure resistant)
▪ {Struktur cegah ledak tipe cubit/celah sempit (narrow)}
▪ Struktur cegah ledak tipe isian minyak (oil inside)
▪ Struktur cegah ledak tipe tekanan dalam (internal pressure)
▪ Struktur cegah ledak tipe keselamatan meningkat (safety
increase)
▪ Struktur cegah ledak tipe keselamatan esensial (essential
safety)
▪ Struktur cegah ledak tipe khusus (special)

44
44

Struktur Cegah Ledak Tahan Tekanan


[simbol (d)]
• Merupakan struktur yang
tertutup sepenuhnya,
dimana bila terjadi ledakan
gas di dalam sistem, maka
struktur wadah akan
menahan tekanan yang
timbul, serta struktur ini
juga menjamin bahwa
ledakan yang timbul di
dalam tidak akan
merembet keluar dan
menyulut gas yang ada di
luar wadah.

45

45

J - 23
Struktur Cegah Ledak Tekanan Dalam
[simbol (f)]
• Pada struktur ini, bagian
dalam wadah diisi
dengan gas pelindung
(udara bersih atau gas
mulia) yang berfungsi
untuk mempertahankan
tekanan di dalam wadah
(=tekanan di dalam
wadah menjadi positif),
sehingga gas mudah
terbakar yang ada di luar
wadah tidak masuk ke
dalam sistem.

46

46

Struktur Cegah Ledak Berisi Minyak


[simbol (o)]
• Pada struktur ini, alat listrik
atau bagian dari alat listrik
yang bisa menimbulkan
bunga api atau percikan api
diletakkan dalam
lingkungan berisi minyak
(=dicelup minyak), sehingga
tidak terjadi penyulutan api
terhadap gas mudah
terbakar yang berada
diatas permukaan minyak.

47

47

J - 24
Struktur Cegah Ledak Keamanan Ekstra
[simbol (e)]
• Merupakan struktur yang
tebukti tidak
menyebabkan terjadinya
penyulutan api terhadap
gas bersifat ledak akibat
adanya bunga api listrik
atau panas, baik yang
timbul dalam kondisi
normal atau karena
sebab kecelakaan.
Struktur ini harus telah
dikonfirmasi oleh badan
publik baik melalui
pengujian dan lainnya.

48

48

Struktur Cegah Ledak Keselamatan Esensial


[simbol (i)]
• Struktur dimana bagian-bagian
yang berpotensi menimbulkan
bunga api listrik atau panas
yang tinggi, baik dalam kondisi
normal atau lainnya (=saat
terjadi kecelakaan), dibuat
sedemikian rupa sehingga
timbulnya bunga api ataupun
panas tinggi bisa dicegah
(=tidak terjadi). Artinya, secara
struktur sistem ini memiliki
derajat keamanan yg
ditingkatkan.

49

49

J - 25
Struktur Cegah Ledak Khusus
[simbol (s)]
• Struktur ini tidak terikat dengan jenis struktur yang telah
dijelaskan sebelumnya. Struktur ini merupakan struktur yang
mampu mencegah terjadinya penyulutan api terhadap gas
mudah terbakar, dan telah dikonfirmasi oleh badan publik
melalui pengujian dsb.

50
50

Jenis Alat dan Struktur Cegah Ledak


Struktur Pressure Internal Extra
Narrow Oil
Resistant Pressure Safety
Jenis
Mesin putar ○ ○ ○ ○
Trafo (peubah ○ ○ ○ ○ ○
tegangan listrik)
Switch & Controller ○ ○ ○ ○
Fuse (Sekering) ○ ○ ○ ○
Plug (Colokan) ○
Tahanan (Resistor) ○ ○ ○ ○ ○
Liquid Resistor ○
Semi Conductor type ○ ○ ○ ○ ○
Resistor
51
51

J - 26
Persyaratan Struktur Cegah Ledak
1. Pengunci/ Pengencang
• Tanpa menggunakan alat (tools) khusus, maka tak bisa
dikencangkan/ dikunci.

52
52

Struktur Pengunci/ Pengencang

53
53

J - 27
Persyaratan Struktur Cegah Ledak
2. Celah dan Kedalaman Celah
• Dalam hal terjadi ledakan di bagian dalam sistem dan api merembet keluar
melalui celah, maka agar tidak terjadi penyulutan api pada udara tambang
bagian luar (sistem), maka celah sedapat mungkin dibuat kecil dengan
kedalaman yg cukup besar. Dengan alasan itu, maka sistem dibagi menjadi
bagian sambungan dari wadah, sumbu putar dll dan ditentukan angka/ nilai
untuk masing-masing bagian tsb.
(a) bidang sambungan (b) bagian saling mengait (c) bagian menembus sumbu

Contoh celah dan kedalaman celah 54


54

Persyaratan Struktur Cegah Ledak


3. Kekuatan Tahan Tekanan dari Wadah Cegah Ledak Tahan Tekanan
• Wadah dari struktur cegah ledak tahan tekanan (casing luar mesin
putar, kotak penutup dari trafo, switch dll), bila terjadi ledakan udara
tambang di bagian dalam sistem, maka sistem haruslah mampu
menahan tekanan yg timbul di dalam tsb.

55
55

J - 28
Metode untuk menarik kabel listrik
Beberapa metode untuk menarik kabel dari kotak
terminal ke unit utama (body) alat
• Stud type (Pressure Resistant Stud type, Dustproof
Stud type)
• Packing type (Pressure Resistant Packing type,
Dustproof Packing type)
• Dustproof Hard-binding type
• Dustproof Bushing type
• Dustproof Clamp type

56
56

Metode penarikan kabel tipe Stud

57
57

J - 29
Metode penarikan kabel tipe Packing

(b) w/ rubber-packing
(a) w/ roundstring-packing

58
58

Metode penarikan kabel


tipe Hard-binding
Compound
Lock

Insulation Tape

Ground terminal

59
59

J - 30
Metode menarik kabel listrik
dari luar kedalam kotak terminal
• Dustproof Packing type
• Dustproof Hard-binding type

60
60

Klasifikasi Penggunaan Jenis-jenis


Struktur Cegah Ledak
Lokasi Jenis Struktur Cegah Nama Alat berjenis Cegah Ledak (Explosion-proof)
Penggunaan Ledak
motor belt conveyor & chain conveyor, motor hoist dan pompa kecil, fan kecil,
magnet switch, low pressure section switch, trafo tipe kering, tombol tekan
Struktur Cegah Ledak sinyal, tombol tekan operasi
Taha Tekanan
Muka kerja
atau dekat
muka kerja
Struktur Cegah Ledak trafo tipe kering, lampu penerangan yg dipasang di lokasi tetap
Tekanan Dalam
Keselamatan Esensial aneka sensor, alat sinyal arus kecil, radio induksi

Struktur Cegah Ledak Panel distribusi listrik tegangan tinggi isi minyak
Celah Sempit
Panel distribusi listrik tegangan tinggi isi minyak, section switch,
Struktur Cegah Ledak
controller, trafo isi minyak
Lain-lain Isi Minyak

Struktur Cegah Ledak Motor ukuran besar, liquid starter (hoist, pompa, belt conveyor dll), lampu
Keselamatan penerangan UG (fixed type)
Meningkat

61
61

J - 31
Beberapa hal penting yang harus
diperhatikan
• Di lokasi tambang bawah tanah, adanya
jatuhan batu, benturan dengan benda lain, atau
ketidak hati-hatian pada saat memindahkan
alat dapat menyebabkan kerusakan pada
struktur cegah ledak. Karena itu, perlu menjaga
kehati-hatian saat handling peralatan cegah
ledak ini.

62
62

Syarat dalam penggunaan struktur


cegah ledak tipe tahan tekanan
• Untuk bagian pengunci, selalu pastikan bahwa kesemuanya
telah dikencangkan.
• Pastikan bahwa bagian sambungan kabel listrik tidak
tegang atau mendapat tekanan.
• Gunakan kabel listrik yang sesuai dengan ukuran lubang
masuk kabelnya.
• Bila membuka pengunci, jangan lupa untuk memutus
sumber listrik terlebih dahulu dan pastikan sudah tidak ada
arus atau tegangan listrik.

63
63

J - 32
Syarat dalam penggunaan struktur
cegah ledak tipe cubit/ sempit
• Untuk bagian pengunci, selalu pastikan bahwa kesemuanya
telah dikencangkan.
• Pastikan bahwa bagian sambungan kabel listrik tidak tegang
atau mendapat tekanan.
• Gunakan kabel listrik yang sesuai dengan ukuran lubang
masuk kabelnya.
• Bila membuka pengunci, jangan lupa untuk memutus sumber
listrik terlebih dahulu dan pastikan sudah tidak ada arus atau
tegangan listrik.
• Selalu bersihkan dan jaga kebersihan lapisan plat logam.

64
64

Syarat dalam penggunaan struktur


cegah ledak tipe isian minyak
• Untuk bagian pengunci, selalu pastikan bahwa kesemuanya telah
dikencangkan.
• Pastikan bahwa bagian sambungan kabel listrik tidak tegang atau
mendapat tekanan.
• Gunakan kabel listrik yang sesuai dengan ukuran lubang masuk
kabelnya.
• Bila membuka pengunci, jangan lupa untuk memutus sumber listrik
terlebih dahulu dan pastikan sudah tidak ada arus atau tegangan listrik.
• jagalah agar permukaan minyak selalu berada pada posisi yang
ditentukan.
• Jangan digunakan di panel/ front penambangan atau sekitarnya.

65
65

J - 33
Syarat dalam penggunaan struktur cegah
ledak tipe keselamatan meningkat
• Untuk bagian pengunci, selalu pastikan bahwa kesemuanya telah
dikencangkan.
• Pastikan bahwa bagian sambungan kabel listrik tidak tegang atau
mendapat tekanan.
• Gunakan kabel listrik yang sesuai dengan ukuran lubang masuk
kabelnya.
• Bila membuka pengunci, jangan lupa untuk memutus sumber listrik
terlebih dahulu dan pastikan sudah tidak ada arus atau tegangan
listrik.
• Jangan digunakan di panel/ front penambangan atau sekitarnya.
• Sistem ditanam pada pondasi yang kokoh dan tidak
menggunakannya sebagai sistem yg bisa dipindah.

66
66

Syarat dalam penggunaan struktur


cegah ledak tipe tekanan dalam
• Untuk bagian pengunci, selalu pastikan bahwa kesemuanya telah
dikencangkan.
• Pastikan bahwa bagian sambungan kabel listrik tidak tegang atau
mendapat tekanan.
• Gunakan kabel listrik yang sesuai dengan ukuran lubang masuk
kabelnya.
• Bila membuka pengunci, jangan lupa untuk memutus sumber listrik
terlebih dahulu dan pastikan sudah tidak ada arus atau tegangan listrik.
• Penyesuaian (adjustment) titik setting tekanan angin tidak boleh
dilakukan selain pada waktu pemeriksaan.
• Udara untuk ventilasi, gunakan udara bersih seperti halnya udara dari
surface (udara terbuka).

67
67

J - 34
Syarat dalam penggunaan struktur
cegah ledak tipe khusus
• Untuk bagian pengunci, selalu pastikan bahwa kesemuanya
telah dikencangkan.
• Pastikan bahwa bagian sambungan kabel listrik tidak tegang atau
mendapat tekanan.
• Gunakan kabel listrik yang sesuai dengan ukuran lubang masuk
kabelnya.
• Bila membuka pengunci, jangan lupa untuk memutus sumber
listrik terlebih dahulu dan pastikan sudah tidak ada arus atau
tegangan listrik.

※Untuk item persyaratan yg lain, akan ditambahkan mengikuti


dan bergantung kepada jenis alat dan karakteristik alat.

68
68

Syarat dalam penggunaan struktur


cegah ledak keselamatan esensial
• Penggantian onderdil (parts) yang dibutuhkan saat perawatan
(maintenance), haruslah menggunakan parts dengan
spesifikasi yang sama serta telah ditetapkan.
• Untuk rangkaian (sirkuit) keselamatan esensial,
pengkabelannya harus aman dari pengaruh induksi magnet
maupun listrik statis.

Untuk peralatan berupa gabungan beberapa alat, persyaratan


struktur cegah ledaknya akan ditambahkan sesuai dengan
alat-alat yang digabung.

69
69

J - 35
Latihan Prediksi Bahaya &
Tunjuk Ucap (Shisa Kosho)

Shisa Kosho→

Yosh !!!→

Apa itu “Gerakan Nol Kecelakaan Melalui


Partisipasi Semua Orang”?
⚫[Setiap masing-masing orang adalah sosok yang tak mungkin
digantikan] adalah prinsip dasar penghormatan thd manusia,
dimana setiap orang adalah penting dan harus dijaga, sehingga
tak layak bila dia harus mengalami luka dan celaka.Dengan
berusaha mencapai nol kecelakaan dan nol penyakit yang
menjadi tujuan utama keselamatan dan kesehatan, maka setiap
bahaya dan masalah yg muncul di lingkungan kerja akan
ditangani dan dipecahkan melalui partisipasi bersama, sehingga
tercipta suasana lingkungan kerja yang aman, ceria dan penuh
semangat. Inilah inti dari gerakan nol kecelakaan melalui
partsisipasi semua orang.
⚫Untuk mewujudkan prinsip penghormatan terhadap manusia
dalam bentuk nol kecelakaan, terutama di lingkungan kerja,
maka dikembangkan metode riil dengan mengantisipasi faktor
keselamatan yang disebut dengan “Latihan Prediksi Bahaya
dan Tunjuk Ucap (Shisa Kosho)”
2019/9/11 1

K-1
Inti Gerakan Nol Kecelakaan
Setiap manusia adalah merupakan sosok yang tidak
tergantikan. Dan hal ini menunjuk kepada masing-masing
orang sebagai pribadi. Artinya, tak ada satu orang pun
yang dianggap biasa bila dia mengalami celaka, atau
dianggap tak apa bila dia sampai mati. Di tempat kerja,
prinsip “jangan sampai ada yang terluka dan celaka”
harus ditegakkan. Untuk itu, melalui kerjasama dan
partisipasi semua, keselamatan dan kesehatan menjadi
prioritas utama. Hal inilah yang menjadi jiwa dari Gerakan
Nol Kecelakaan dan sekaligus sebagai intinya.

2019/9/11 2

3 Prinsip Dasar
Gerakan Nol Kecelakaan (1)
Gerakan Nol Kecelakaan, disusun dan didukung oleh Tiga Prinsip
Dasar, yaitu: [NOL], [ANTISIPASI], dan [PARTISIPASI].
① Prinsip [NOL]
Prinsip [NOL], tidak hanya berarti bahwa asal tidak terjadi
kecelakaan yang menyebabkan seorang pekerja meninggal atau
terluka sudah dianggap cukup, namun [NOL] disini mengandung
arti yang lebih luas, yaitu selain meniadakan bahaya yang
mengintai di tempat kerja atau pada pekerjaan itu sendiri, juga
mencakup meniadakan semua bahaya (atau masalah) yang ada di
kehidupan sehari-hari. Dengan menemukan, memahami, dan
memecahkan masalah atau bahaya tsb, semua jenis kecelakaan,
termasuk kecelakaan kerja, penyakit kerja, bahkan termasuk
kecelakaan lalu-lintas dll juga merupakan kecalakaan yang harus
di-nol-kan.
2019/9/11 3

K-2
3 Prinsip Dasar
Gerakan Nol Kecelakaan (2)
② Prinsip [ANTISIPASI]
[ANTISIPASI] berarti bahwa untuk mewujudkan tujuan ideal
berupa nol kecelakaan dan nol penyakit, serta untuk membuat
tempat kerja yang ceria dan penuh semangat, maka tidak hanya
bahaya di tempat kerja yang harus disingkirkan, namun bahaya
(=masalah) masing-masing pekerja di kehidupan sehari-hari juga
harus ditemukan, dipahami, dan ditanggulangi sebelum muncul.
Dengan kata lain, antisipasi berarti upaya preventif dan
pencegahan terhadap potensi munculnya bahaya berupa
kecelakaan atau bencana.

2019/9/11 4

3 Prinsip Dasar
Gerakan Nol Kecelakaan (3)
③ Prinsip [PARTISIPASI]
[PARTISIPASI] berarti bahwa dalam upaya untuk menemukan,
memahami, dan menanggulangi bahaya (masalah) yang
tersembunyi di tempat kerja dan dalam pekerjaan itu sendiri, maka
pimpinan perusahaan, manajer, staf, dan pekerja, semuanya harus
bekerjasama dan bersinergi menurut posisi dan kewenangan yang
dimilikinya, serta bertindak secara proaktif atas kesadaran sendiri
untuk memecahkan masalah.

2019/9/11 5

K-3
3 Pilar Utama untuk mewujudkan
Gerakan Nol Kecelakaan (1)
① Sikap Pimpinan Perusahaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di lingkungan perusahaan dimulai dari
sikap dan i'tikad yang kuat dari pimpinan perusahaan untuk mewujudkan
nol kecelakaan dan nol sakit. Tekad pimpinan yang menunjukkan sikap
penghormatan terhadap bawahannya seperti [setiap pekerja, masing-
masing adalah sosok yang penting], [jangan sampai ada satu orang pun
yang terluka atau cedera] dll merupakan modal awal untuk memulai
gerakan tsb. Sikap dan tekad pimpinan menjadi penting karena bila sikap,
tekad, dan kebijakan perusahaan berubah akibat perubahan ppinan, maka
semuanya akan ikut berubah. Karena itu, adalah benar bila ada yang
berkata bahwa perubahan menuju nol kecelakaan harus dimulai dari
pimpinan.
② Penerapan secara Sistematis/ Terstruktur
Untuk mewujudkan keselamatan dan kesehatan kerja, maka manajer dan
pengawas (jajaran struktural) haruslah secara aktif menjadi pemimpin
untuk mengintegrasikan keselamatan dan kesehatan kerja kedalam alur
kerja dan menjalankannya. Pengintegrasian ini disebut sebagai upaya
penstrukturan atau sistemisasi. Pengelolaan keselamatan dan kesehatan
kerja secara terintegrasi kedalam sistem ini menjadi pilar yang kedua.
2019/9/11 6

3 Pilar Utama untuk mewujudkan


Gerakan Nol Kecelakaan (2)
③Menumbuhkan dan Mengaktifkan Kegiatan Swakarsa di Tempat Kerja
Pada kebanyakan kasus kecelakaan kerja, sering disertai dengan faktor
“human error” dan semua pekerja perlu mencamkan dalam hatinya
bahwa tidak ada seorangpun yang bisa lepas dari tanggung jawab.
Setiap pribadi perlu menyadari bahwa dirinya adalah orang yang tak
tergantikan bagi keluarga dan orang-orang terdekatnya, sehingga dia
harus menempatkan kehatan dan keselamatan sebagai suatu masalah
yg terkait dg dirinya atau orang-orang terdekatnya, sehingga akan
memicu gerakan atau aktifitas nol kecelakaan oleh kelompok kecil. Bila
masing-masing orang berpikir [saya tak boleh celaka atau cedera], atau
[saya harus berusaha agar rekanku tak celaka atau terluka], diharapkan
hal itu akan membangkitkan semangat [ayo kita lakukan sesuatu], [ayo
kita lakukan seperti ini] dll sehingga berwujud menjadi aksi dan
tindakan menuju nol kecelakaan. Tanpa adanya pemikiran dan semangat
seperti diatas, mustahil akan dapat diwujudkan keselamatan dan
kesehatan di tempat kerja.
2019/9/11 7

K-4
Karakteristik sebagai Manusia

2019/9/11 8

Apa itu “Human Error”?


Human Error (Kesalahan oleh Faktor
Manusia) terjadi karena karakteristik asli yg
dimiliki si manusia tidak sinkron secara pas
dengan lingkungan luas yang mengelilingi
si manusia itu

2019/9/11 9

K-5
Faktor yang memicu terjadinya
Human Error (1)
Bagaimana
Bagaimana tindakan
tindakanmanusia
manusiaitu
itudiputuskan
diputuskan
Bagaimana
Bagaimana tindakan manusia itudiputuskan
tindakan manusia itu diputuskan
Menurut Hukum Perilaku oleh Lewin (ahli psikologi)

(Perilaku)
(Manusia)
(Lingkungan)

Tindakan manusia, dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu


“karakteristik manusia” dan “lingkungan”
2019/9/11 10

10

Faktor yang memicu terjadinya


Human Error (2)
Penjelasan dari Koffka (ahli psikologi)

Psychological Space

Inn (penginapan)
Traveller (pengembara)

Plain (padang) Thin Ice

Seseorang memutuskan untuk melakukan tindakan


berdasarkan “dunia” yang dipahaminya (=ruang psikologi)

2019/9/11 11

11

K-6
Mekanisme Timbulnya Human Error
Lingkungan Karakteristik Manusia

Hukum Ruang Psikologi


Perilaku
Ruang Fisik
Lewin
B=f(P,E)
Keputusan paling tepat Penjelasan Koffka
ttg tindakan

Memicu suatu tindakan


Menyimpang dari toleransi

Timbul “HUMAN ERROR”


2019/9/11 12

12

Mengapa terjadi Human Error?

2019/9/11 13

13

K-7
Apa itu Teori Fase?
Teori Fase disini terkait dengan tahapan atau tingkatan
kesadaran manusia.
Tingkat “kepercayaan” manusia, ditentukan oleh tingkat
kesadarannya, yang dalam hal ini dibagi menjadi 5
tingkatan fase. Itulah alasan mengapa disebut dengan
Teori Fase. Teori Fase ini banyak dipergunakan dalam
kaitannya dengan aktivitas keselamatan atau tindakan
aman di pabrik atau di lapangan. Pada teori fase, angka
yang tinggi menunjukkan semakin tinggi tingkat
kesadaran.

2019/9/11 14

14

Jenis Fase pada Teori Fase

2019/9/11 15

15

K-8
Teori Fase dan Shisa Kosho (1)
Pada [Teori Fase], tingkat kewaspadaan yang memberikan tingkat
kepercayaan paling tinggi adalah fase-3. Namun kondisi manusia
pada fase-3 ini susah dipertahankan dalam waktu lama, dan
seringkali turun tingkatannya ke fase-2, yaitu tingkatan dimana
manusia berada dalam kondisi santai dan rileks. Pada kondisi ini,
tingkat kewaspadaan menjadi turun, sehingga bila seseorang
bekerja dalam kondisi fase-2, maka yang terjadi adalah [bekerja
dengan santai/ tidak konsentrasi], atau [mengendarai mobil sambil
setengah melamun] yang apabila kondisi ini berlanjut, dikuatirkan
kewaspadaan akan terus menurun sehingga turun ke fase-1 yang
berarti [bekerja sambil mengantuk] dll dengan tingkat bahaya
semakin naik.

2019/9/11 16

16

Teori Fase dan Shisa Kosho (2)


Karena itu, perlu untuk selalu menyadarkan diri sendiri
serta berupaya agar [menjaga tingkat kewaspadaan pada
tingkatan yang tepat], dan untuk kondisi bekerja, fase yang
tepat adalah fase-3.
Meski demikian, kita juga perlu mengetahui bahwa tingkat
kewaspadaan juga berfluktuasi, dan hal ini tak bisa
dihindari. Turunnya tingkat kewaspadaan walau hanya
sesaat pasti akan terjadi.
Tunjuk Ucap (Shisa Kosho) merupakan satu upaya/
aktivitas dari diri sendiri yang bertujuan untuk menaikkan
tingkat sensitifitas terhadap bahaya, dengan cara
menaikkan tingkat kesadaran ke fase-3.

2019/9/11 17

17

K-9
Teori Fase dan Shisa Kosho (3)
Saat akan mulai mengerjakan pekerjaan yang
berbahaya, atau pekerjaan yang membutuhkan
tingkat kewaspadaan dan konsentrasi tinggi,
lakukan Shisa Kosho untuk menghindari
terjadinya kesalahan sambil terus bertindak
aman. Shisa Kosho yang hanya berupa gerakan
kosong tentu tak ada manfaatnya, karena itu
saat melakukan shisa kosho, si orang tsb
haruslah melakukannya dengan penuh
kesadaran.

2019/9/11 18

18

Hukum Heinrich (1)


Luka Berat

Luka Ringan

Kejadian nyaris celaka


(near miss)

Kondisi tidak aman


Ribuan Tindakan tidak aman

Merupakan hukum empiris tentang kecelakaan kerja yg


didapat dari pengalaman. Di belakang 1 kejadian luka
berat, terdapat 29 kejadian kecelakaan luka ringan, dan di
belakangnya ada 300 kejadian nyaris celaka.

2019/9/11 19

19

K - 10
Hukum Heinrich (2)
1. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan serius,
adalah penting untuk mengurangi kecelakaan luka
ringan.
2. Adalah penting untuk mendeteksi bahaya pada
tahapan “nyaris celaka” (near miss), dan melakukan
pencegahan melalui langkah antisipasi. (=Prediksi
Bahaya).
3. Di bawah “nyaris celaka” ada banyak sekali [kondisi
tidak aman] atau [tindakan tidak aman]. Adalah
penting untuk menyadari hal tsb dan tidak
mengabaikannya.

2019/9/11 20

20

Hukum Heinrich (3)


Insiden tunggal
Adanya insiden laten
Kecelakaa
n fatal
Kasus

Kasus Kecelakaa
n ringan

Kasus
Near miss
(Insident)
Tindakan yang Faktor mental terkait
mengentengkan safety (Sikap mental
safety(Tindakan yang beranggapan ini Membangun budaya,
meremehkan manual) baik) sifat yang
mementingkan safety
Sifat struktur, Budaya
2019/9/11 21

21

K - 11
Bagaiaman Human error dapat dicegah
(Apakah rasio terjadi bisa diturukan)?
Menaikan kesadaran
Level Teori fase
kesadaran
Fase Mode kesadaran Tidakan atensi Kondisi fisiologis Kepercayaan
Fase0 Tidak sadar, Zero Tidur, serangan zero
pingsan otak
FaseⅠ Subnormal inactive Kelelahan, ≦0.9
Kesadaran buran monoton,Tidur
ayam
FaseⅡ Normal relaxed Ke dalam hati Saat istirahat, 0.99~0.99999
kerja teratur
FaseⅢ Normal Clear Positif, area Selama kegiatan 0.9999999≦
perhatian luas aktif
FaseⅣ Hyper-normal Agregasi pada Reaksi darurat ≦0.9
excited satu titik,、 Panik, terburu
Hentikan buru
2019/9/11 22
penilaian

22

Model M-SHEL
(Hubungan yang bersangkutan dan sekitarnya
S・・・Hukum dan peraturan
H・・・Mesin dan kelengkapan
E・・・Lingkuknag kerja(suhu、kebisingan
dll.)
hardware management
LBiru・Pekerja(Diri sendiri)
LUngu・Kolega、atasan、Customer
m・・・Kebijakan perusahaan、Filosopi
penanggulangan safety
Software Liveware Enovironment Kesalahan manusia terjadi ketika L (diri)
dan elemen lainnya tidak bertautan
dengan baik.
Manajemen yang menyesuaikan setiap
Liveware elemen non-konstan dengan baik
mengarah pada pencegahan kesalahan
manusia, dan manajemen adalah yang
membuat penyesuaian.
Untuk mencegah human error oleh
pekerja, sekelilingnya memikirkan
2019/9/11
penanggulangan. 23

23

K - 12
Penanggulangan pencegahan human error①
Metode penyampaian ide agar Level kesadaran menjadi
fase III
Jika tidak mengambil
nafas, otak tidak akan
Ambil nafas ganti persneling dan
mengakhiri gerakannya
secara tidak sadar.
Tunjuk ucap
3.Menyebutkan
apa yang ditunjuk
4.Dengarkan kata Tunjuk ucap
Yosh! yang diucapkan
Yosh!
1.Pose dasar tangan
di pinggang
3.Tangan
yang satu
menunjuk
objek

2019/9/11 24

24

Penanggulangan pencegahan human error②


Latihan Prediksi Bahaya(KYT)
Penting untuk mencegah perilaku sensorik manusia, peka terhadap bahaya,
memprediksi faktor risiko yang masuk dan keluar dari diri, dan menanganinya
dengan cara yang benar.

Cara menjalankan KYT(KYT Sistim 4 Ronde)


Ronde 4 Ronde KYT Cara menjalankan KYT

1R Bahaya apa yang Melalui diskusi semua, temukan faktor risiko yang bersembunyi
tersembunyi (Memahami pada lembar ilustrasi, dan asumsikan fenomena penyebab faktor
kondisi saat ini) tersebut.

2R Ini adalah poin bahaya Pahami bahaya yang dianggap penting di antara faktor-faktor risiko
(Mencari esensi) yang telah ditemukan beri tanda ○.

3R Apa yang anda lakukan Pertimbangkan langkah-langkah konkrit untuk bagaimana


(Menetapkan menyelesaikan resiko dengan memberi tanda◎.
penanggulangan)

4R Kami melakukan ini Saring item implementasi prioritas dari tindakan penanggulangan
(Pencapaian target ) dan beri tand *, tetapkan target tindakan tim dan one point tunjuk
ucap, satukan jari, dan ditutup dengan Touch and call.
2019/9/11 25

25

K - 13
Penanggulangan pencegahan human error③
Teori Heinrich

Aktivitas Hiyari Hatto 1 Kasus・・・Mati・Cedera berat

29 kasus・・・Cedera ringan

300 Kasus・・・Tidak
menjadi kendala aktivitas
Aktivitas Hiyari Hatto

Bahaya laten

Latihan Prediksi Bahaya


2019/9/11 (KYT) 26

26

Penanggulangan pencegahan human error④


Aktivitas5R・・「Merapihkan
sekitar」
Efek langsung, Meningkatkan keindahan lingkunag tempat kerja, moral
pekerja
Manifestasi masalah
Efek tidak langsung、Efisnsi pekerjaan, pencegahan human error, dll

Ringkas : Memilah apa yang dibutuhkan dan membuang apa


yang tidak dibutuhkan
Resik : Tempatkan apa yang dibutuhkan agar mudah digunakan
dan buat itu jelas bagi semua orang.
Rapi: Selalu dibersihkan dan rapi
Rawat: Pertahankan 3R Resik, Rapi, dan Resik.
Rajin: Kebiasaan selalu menjaga apa yang telah diputuskan
dengan benar
2019/9/11 27

27

K - 14
Penanggulangan pencegahan human error⑤

Checklist, Saling memastikan (Double check),


Pembacaan, konfirmasi percakapan,…etc.

Rasio terjadinya dapat dikurangi, tetapi dalam


beberapa kasus mungkin tidak berkurang.

Perlu perbaikan sistem!


(Hardwear + Sofwear)
2019/9/11 28

28

Prediksi Bahaya adalah

KY adalah akronim untuk prediksi (Yochi)


bahaya(Kiken ) >> Latihan untuk melakukan KY
secara akurat (prediksi bahaya). Dalam rangka
mencegah kecelakaan dan bencana di pabrik-
pabrik manufaktur dan lokasi konstruksi, bahaya
pekerjaan diprediksi, dan dibahas langkah
penanggulangan dan perbaikanya.

2019/9/11 29

29

K - 15
Latihan Prediksi Bahaya adalah(KYT)(1)
“Faktor-faktor Bahaya” yang bersembunyi di tempat
kerja atau situasi kerja menggunakan lembar
ilustrasi yang menggambarkan tempat kerja atau
situasi kerja, atau menggunakan produk aktual di
lapangan yang menunjukkan pekerjaan lalu
didiskusikan, dipikirkan, dan pahami didalam
kelompok kecil tempat kerja, mengenai perilaku
tidak aman dan kondisi tidak aman yang dapat
menyebabkan kecelakaan dan kecelakaan kerja)
dan "fenomena (jenis kecelakaa n) " yang
ditimbulkannya (Ajukan pertanyaan pada diri
sendiri).

2019/9/11 30

30

Latihan Prediksi Bahaya(KYT) yakni (2)


Pelatihan untuk menentukan keselamatan
sebelum melakukan tindakan dengan
memutuskan point bahaya, target tindakan
serta menunjuk dan menyebutnya. Kemudian
mengkonfirmasi poin tersebut dengan cara
menunjukan jari dan menyuarakannya.

Singkatan dari Pelatihan Kiken Yochi dalam


huruf Romawi disebut KYT.

2019/9/11 31

31

K - 16
Apa itu kegiatan prediksi bahaya (KYK)?
Suatu kegiatan yang setiap orang menyadari
pada sesuatu bahwa “ ini berbahaya”,
kemudian menetapkan tindakan pada bahaya
itu serta memutuskan tujuan tindakan
selanjutnya mempraktikkannya. Sebelum
melakukan pekerjaan, diskusikan dengan
waktu singkat bahaya yang mengintai pada
pekerjaan dalam meeting. Singkatan dari Kiken
Yochi Katsudou, ditulis dalam romaji, disebut
KYK.
2019/9/11 32

32

Jenis Latihan Prediksi Bahaya


Pada pelatihan prediksi bahaya ada metode empat
rounde dasar KYT, instruksi kerja pelatihan STK di
tingkat instruktur kerja berdasarkan pertemuan
singkat,individu KY, one point KY dan KYT dengan
level tim KY penanya,1 orang KYT dengan level 1
orang, kartu KYT jawaban sendiri,1 orang metode 4
rounde, transportasi KYT, meeting KYT dan contoh
kasus bencana KYT.
• *STK(S=kerja、T=Team、K=Prediksi bahaya)
• *SKYT(=Short Time KYT)

2019/9/11 33

33

K - 17
Efek dari prediksi bahaya
① Mempertajam kepekaan dalam menyadari
resiko bahaya sebagai bahaya.
② Meningkatkan konsentrasi pada bahaya
③ Meningkatkan kemampuan dalam
memecahkan masalah bahaya
④ Memperkuat keinginan untuk
mempraktekan kegiatan prediksi bahaya
⑤ Membuat budaya tempat kerja yang lebih
aman.
2019/9/11 34

34

Cara melakukan latihan prediksi bahaya

2019/9/11 35

35

K - 18
Cara Melakukan Shisa Kosho (1)

2019/9/11
36
36

Cara Melakukan Shisa Kosho (1)

2019/9/11 37

37

K - 19
Cara melakukan shisa kosho(3)

2019/9/11 38

38

Cara melakukan shisa kosho(4)-Ringkasan(1)

2019/9/11 39

39

K - 20
Cara Shisa kosho(4)-Ringkasan(2)

Tidak efektif hanya mengkonfirmasi dengan


menunjuk saja tanpa bersuara.
Jangan lalai hanya menunjuk dan
mengkonfirmasi tanpa bersuara.
Senantiasa lakukan “Menunjuk” dan
“ Bersuara”.
Mengkonfirmasi apakah baik, jika buruk
stop.
2019/9/11 40

40

Efek Penerapan Shisa Kosho

Hasil Uji Pembuktian Keefektifan Tunjuk Ucap (Shisa Kosho)

tanpa disertai
apa-apa

hanya mengucap

hanya menunjuk
turun menjadi 1/6

tunjuk ucap

salah pencet (persen)

2019/9/11 41

41

K - 21
PRAKTIK
Latihan Prediksi Bahaya Metode 4 Ronde

2019/9/11 42

42

Ronde ke-1(Memahami Kondisi)


Bahaya yg mengancam dapat ditemukan dgn metoda BS
Lembar No. Nama tim Tindakan Leader
R1. ①Menjelaskan & menanyakan mengenai ilustrasi
②Menemukan faktor bahaya dari anggota
1. tim(keadaan tindakan yang tidak aman)
kemudian lanjutkan dengan mengemukakannya
2.
⇒ (melakukan ~ menjadi ~)
3. (karena ~ menjadi ~)
4. ③Perintahkan notulen untuk menulis usulan dari
anggota
5. ④Arahkan untuk menemukan sesuai dengan
jumlah yang ditargetkan
.
⑤Hentikan pada saat yang tepat
.
2019/9/11 43

43

K - 22
Ronde ke-2(Menentukan pokok masalah)
Menentukan pokok bahaya
LembarNo. Nama tim Tindakan Leader
R2.R1. ①Dari beberapa faktor bahaya yang
ditemukan, ketahuilah mana bahaya
○1. yang ingin dititik beratkan dan berilah
tanda○, atau tanda◎.
2. Tanda◎memiliki arti bahwa faktor
◎3. bahaya tersebut sangat besar yang bisa
mengakibatkan kecelakaan besar, oleh
4. karena itu arahkan untuk memilih
mana yang harus segera ditangani
○5.
②Bacakanlah yang diberi tanda◎,
6. konfirmasikan ulang dengan anggota
tim dan akhirilah ronde ke-2.
7. Kemudian tanda◎, akan dibahas
2019/9/11 . menjadi 2 atau 3 hal lagi 44

44

Ronde ke-3(Penanganannya)
Mendirikan penanganan secara detil
Lembar No. Nama Tim Tindakan Leader
R3. ①Pikirkan cara penanganan bahaya
utama yang diberi tanda◎, dirikan
◎No.
cara penanganan yang mungkin
1. secara mendetil
Dari 1 bahaya yang diberi tanda◎,
2.
kumpulkan hingga 2~3 hal cara
3. penanganan
◎No. ②Apabila cara penanganan telah
selesai maka selesailah ronde ke-3
1.
2.
2019/9/11 3. 45

45

K - 23
Ronde ke-4(Penentuan target)
Penentuan target bersama tim, & mengucapkan bersama
Lebar No. Nama tim Tindakan Leader(Tindakan)
R3.
①Materi yang diberi
◎No. Tanda※merupakan target bersama
1. tim, paling banyak hingga 2 materi
2.
saja

※ 3. ②Target tim, (mari melakukan ~)


dengan berpandangan kedepan
◎No.
untuk melaksanakan target, jumlah
1. karakter batasi hingga 15 karakter
2. ③Lakukan konfirmasi yang diberi
R4. tanda※, Dan untuk mengakhiri
ronde 4 ucapkan lah target tersebut
Target Tim bersama-sama
2019/9/11 46

46

Cara pemakaian metode 4 ronde


・Di lapangan dimana waktu sangat terbatas, terutama untuk
menemukan faktor bahaya (ronde 1) dan mengetahui bahaya utama
(ronde 2) adalah sangat penting
・Untuk ronde 3 & 4, bisa dilakukan dalam bentuk perintah atau
diarahkan oleh leader

※BS(Brain Storming)
Adalah cara yang terkenal dari salah satu cara diskusi, dan banyak
digunakan diseluruh dunia
Peraturan BS
①Dilarang untu melakukan penilaian
②Bebas mengemukakan pendapat
③Dibanding kualitas lebih diutamakan kuantitas
2019/9/11 ④Mengkombinasi perubahan 47

47

K - 24
Kumpulan Lembar Latihan Prediksi
Bahaya

Yoshi

2019/9/11 48

48

Pekerjaan penyambungan kabel blasting


pada area development
Lembar Latihan Prediksi Bahaya No. 5

Pekerjaan penginstalan peledakan pada area development

2019/9/11 49

49

K - 25
Pekerjaan permanjangan pipa ventilasi
di area development

Lembar Latihan Prediksi Bahaya No. 6

Pekerjaan perpanjangan pipa udara di


area development

2019/9/11 50

50

Pekerjaan pembesaran terowongan


Lembar Latihan Prediksi Bahaya No. 7

Pekerjaan pembesaran Terowongan

2019/9/11 51

51

K - 26
Pekerjaan pemotongan material
Lembar Latihan Prediksi Bahaya No. 8

Pekerjaan pemotongan material

2019/9/11 52

52

Pekerjaan penggantian
frame penyangga Lembar Latihan Prediksi
Bahaya No.9
Pekerjaan penggantian Frame

2019/9/11 53

53

K - 27
Pekerjaan Pengangkatan PC

Lembar Latihan Prediksi


Bahaya No. 11
Pekerjaan Pengangkatan PC
2019/9/11 54

54

Pengoperasian hoist

Lembar Latihan Prediksi


Bahaya No. 12

Pekerjaan Pengoperasian Hoist


2019/9/11 55

55

K - 28
Penggulungan ulang hoist
Lembar Latihan Prediksi Bahaya No. 13

Penggulungan Ulang Hoist

2019/9/11 56

56

Pekerjaan Transportasi dan penggantian pipa besi

Lembar Latihan Prediksi Bahaya No. 14


Pekerjaan Transportasi dan Perbaikan Pipa Besi

2019/9/11 57

57

K - 29
Pekerjaan penggantian pipa angin
Lembar Latihan Prediksi Bahaya No. 15

Pekerjaan Penggantian Pipa Angin (air compressor)

2019/9/11 58

58

Pekerjaan pengecekan saklar yang rusak

Lembar Latihan Prediksi


Bahaya No. 17
Pekerjaan Pengechekan Saklar yang rusak

2019/9/11 59

59

K - 30
Pekerjaan penyambungan kabel balsting
pada area development
Lembar Latihan Prediksi Bahaya No. 5
Pekerjaan penginstalan peledakan pada area development

①Pekerja biasa yang menginstal ⑥Meletakan dinamit di atas lantai (tanah)


②Ada Floating Rock ⑦Supervisor tidak menenteng pengukur
③Meletakan dinamit di atas Backet gas dan radio induksi
④Backet SDL tidak disangga dengan tiang penahan ⑧Selang udara bocor
⑤Crawler terpendam di air(lumpur)
2019/9/11 60

60

Pekerjaan permanjangan pipa ventilasi


di area development
Lembar Latihan Prediksi
Bahaya No. 6
Pekerjaan perpanjangan pipa udara
di area development

①Kaki berada pada ujung Konveyor yang licin


(mudah tergelincir)
②Operator tidak mematikan mesin
③Pipa udara berada di atas Panser Konveyor
④Kawat menjulur
2019/9/11 61

61

K - 31
Pekerjaan pembesaran terowongan
Lembar Latihan Prediksi Bahaya No. 7

Pekerjaan pembesaran Terowongan

①Langit-langit telanjang
②Ada Floating Rock (batu yang akan jatuh)
③Berdiri di atas papan dengan roda kayu bulat
④Berada di bawah langit-langit telanjang
⑤Papan dudukan tidak digantung ke Steel Frame
⑥Berada di bawah langit-langit telanjang
⑦Ada Floating Rock
⑧Memegang Pesi
⑨Pengangkutan (lori) batu akan jatuh dari Lori
2019/9/11 62

62

Pekerjaan pemotongan material


Lembar Latihan Prediksi Bahaya No. 8
Pekerjaan pemotongan material

①Ada Floating rock ④Handuk keluar dari baju


②Kaki berada di bawah material yang dipotong
③Material yang dipotong tidak seimbang
2019/9/11 63

63

K - 32
Pekerjaan penggantian
frame penyangga
Lembar Latihan Prediksi
Bahaya No. 9
Pekerjaan penggantian Frame

①Beban Pesi tidak tertahan ④Berada di tempat yang memungkinkan adanya pantulan/jatuhan baut atau mur yang
②Menarik Pesi dengan tali longgar
③Memukul Pesi dengan tongkat supervisor
2019/9/11 64

64

Pekerjaan Pengangkatan PC

Lembar Latihan Prediksi Bahaya No.11


Pekerjaan pengangkatan PC
①Menggantungka Hand Lever Blok dengan kawat
②Hook dari Hand Lever Blok ini memelar
③Rante Hand Lever Blok dipegang langsung dengan tangan
④Hook Hand lever Blok dikaitkan langsung ke mesin
⑤Berdiri di atas pinggiran PC
2019/9/11 ⑥Memasukan tangan di bawah PC 65

65

K - 33
Pengoperasian hoist

Lembar Latihan Prediksi


Bahaya No. 12
①Tiang penguat Hoist
②Rope Hoist tergulung kendor Pekerjaan Pengoperasian Hoist
③Memegang Rope dengan tangan langsung
④Hanya memegang Clutch (kupling) atau Break (rem) saja
⑤Berbicara (ngobrol) dengan tanpa menghentikan mesin (tidak melihat sinyal/rambu-rambu)
2019/9/11 66

66

Penggulungan ulang hoist


Lembar Latihan Prediksi Bahaya No. 13
Penggulungan Ulang Hoist

①Memegang Rope langsung dari dekat Drum


②Kaki berada pada tempat yang licin/mudah tergelincir
③Hanya melihat Switch, tanpa melihat partner kerja
2019/9/11 67

67

K - 34
Pekerjaan Transportasi dan perbaikan pipa besi

⑤Bekerja di depan lurusan pipa


⑥Perkakas tergeletak di lantai (tanah/
tidak dirapihkan)

Lembar Latihan Prediksi


Bahaya No. 14
Pekrjaan Transportasi dan Perbaikan Pipa Besi

①Memberi kode dengan Cap Lampu


②Menaiki Lori langsung
③Mengoperasikan dengan kode Cap Lampu
④Membuka valve dalam keadaan sedang bekerja
2019/9/11 68

68

Pekerjaan penggantian pipa angin


Lembar Latihan Prediksi Bahaya No. 15

Pekerjaan Penggantian Pipa Angin (air compressor)


①Tidak menggantungkan
papan pengumuman “Sedang
Kerja”
②Masih ada sisa tekanan
③Melakukan pekerjaan

2019/9/11 69

69

K - 35
Pekerjaan Pengecekan Saklar yang rusak
Lembar Latihan Prediksi Bahaya No. 17
Pekerjaan Pengecekan Saklar yang rusak

①Tidak tersedia tester. Langsung dicek de-


ngan tangan.
②Meletakan Baut/Mur dari tutup sakelar
berserakan di atas lantai (tanah)
③Meletakan Vinil Tape (Lakban) di atas
lantai (tanah)
④Bekerja sambil menentneg radio induksi

2019/9/11 70

70

K - 36
Study kasus contoh-
contoh serious
kecelakaan di tambang
batubara

Mitsui Matsushima Resources


Co., Ltd
Departemen Pelatihan Pengiriman

Bencana besar utama di tambang


bawah tanah
1. Kebakaran di tambang batu bara
2. Ledakan Gas
3. Ledakan Debu Batubara
4. Ledakan Gas & Debu Batubara
5. Swabakar
6. Keluaran Air dalam jumlah besar
7. Bencana Ambrukan Skala besar

1
1

L-1
Bencana kasus-1 bencana pembakaran gas
Outline Kecelakaan
1 Nama Tambang Tambang Ikeshima

2 Jenis Kecelakaan Ledakan Gas

kira27m
Hikishima 3 Waktu 1 April 1977 Jam 17:24
Sea

27m
4 Lokasi Kejadian Exhaust Shaft Hikishima
約Kira 蟇 島 (Jarak 27,4 m dari mulut Shaft)
海 Luka Luka
5 Korban Tewas
brt rgn
jlh

3 org 2 org 2 org 7 org


グ孔 pengeboran

Geologis Lokasi
6
Kira kira 700m

kejadian Sedang dilakukan Drifting Basalt untuk


area ventilasi
Lubang
約 7 0 0m

7 Kedalaman Bawah Tanah 27.4m


ボー リ ン

Bawah Laut +1m


Pembumbungan gas

8 Bentuk Drifting Shaft Drifting


Diameter excavator section 7.1m
Actual Diameter Section 6.0m

Concrete Lining
ガスの上昇

9 Metode Drifting Jumbo Blasting


Detonator Blasting

Lorong pelepasan air 10 Ventilasi Local Fan+Ducting


Nishi oroshi lapisan bawah
Turbo 30kw
Debit
±400m3/min
下層四卸水抜き坑道 Angin
(Ducting dasar shaft)
2
2

Lokasi Kejadian
(Hubungan antara U/G dan Surface)

Gambar lokasi
Cross cut 11
Cross cut 12

Hikishima kecil

Cross cut 13
Lorong hubung lap.bawah vertical shaft intake hikishima

Vertical shaft
exhaust hikishima
Vertikal shaft
intake Hikishima
Hikishima
besar

L-2
Gambaran Kejadian
•Pada hari kejadian, shift 2 petugas 1 orang,
Pekerja tamda 6 org, surface 5 org, total 12
org sedang bekerja. Telepon sedang rusak,
suara Fan terdengar bising. Karena
susahnya komunikasi, local fan dimatikan.
Setelah telepon diperbaiki, switch untuk
menggerak fan dinyalakan kembali, dan
begitu fan berjalan tidak lama kemudian
terjadi ledakan.
4

Peta Kondisi Kejadian(U/G)


Lorong pelepasan air Nishi oroshi

(Mulut pilot hole dasar vertical shaft) Casing pipe

Honey comb

Selang air

Lobang pelepasan air

Casing pipe

L-3
Peta Kejadian (Surface)

Surface

asrama kantin

kantor

Gudang oil
Temp.reparasi
Ruang mesin Bath room
kompresor
Ruang hoist
Ruang mesin
Temp.penyimpanan injeksi
material rangka besi

Gudang semen
Tempat penanganan mesiu

Lokasi Kejadian(Tampak Samping)


Gambar sisi samping vertical shaft (Setelah bencana)

(Sebelum bencana)
Man kibble Scaffold rope
Kaitan lepas
Pengikisan pada sudut Kibble rope
Kerusakan lantai Kabel
Sblm bencana Blok kayu tersebar
Scaffold rope Besi galvanist

Stlh bencana
Pipa angin plastik
Cabtyre cable untuk lampu

Kibble hoist Scaffold hoist


scaffold Mulut vertical shaft
Pipa kirim angin Gambar datar
stlh bencana
Mulut vertical shaft
sblm bencana Cabtyre cable untuk telepon
Pipa tekanan
udara 6 inci
Pipa tekanan udara 6 inchi Kawat induk
fan Guide rope Fan blasting

Safety lamp
terpasang fix

fondasi fondasi
Tombol utk signal

Pintu mulut lorong

Pintu mulut lorong Guide rope


Stabilator lampu merkuri
Kabel listerik plastik utk blasting

Cabtyre cable untuk lampu


7

L-4
Kondisi Lokasi Kejadian (Shaft Section)
Gambar penampang
(dasar vertical shaft)
vertical shaft
(Stlh bencana)
(Sblm bencana)

Katup solenoid
Pintu mulut

Pintu mulut lorong

Katup solenoid scaffold


Drum pipa gantung lorong

oiler
euler
msn
pelobangan

Cabinet panel

scaffold
2inchi
Alat pemadam api
Lobang no 9

13.20m dari mlt lorong


Lob.no 11

Lob.no 4
Lob.no 5
Lob.no 1
Lob.no 7

Dinding konstruksi beton


Lob.pilot boring

21.60m dari mulut lorong


Dasar vertical shaft (Pipa 4 inchi)
stlh bencana Grab winch
Lob.no 11 Pipa tekananudara 4 inchi
Casing pipe
Switch operasi
Pipa drum gantung

Cabtyre cable utk telepon


telepon Lob.no 1

Projector lamp holder


Lob stop air 10
Mesin pelobangan
Range tampungan air Lob.no 2

Tombol tekan Msn pelobangan


Sisi hoist

Utk signal

Lob.9

Lob.7 Pompa injeksi

Hose 2inch
Lob.no4
Injection lot Lob.no 5
Wadah poliuretan 18ltr Switch operasi Tombol signal

Penyebab①
Safety Management tidak jalan Sistem Manag. Safety kurang
Pendidikan karyawan, pekerja
Peraturan Kerja,
Level karyawan, miss decision
Manual kurang siap
Tdk ada sistem
larangan tranmisi arus Sistem evakuasi tdk ada
O2
Tdk ada sistem
Penyetopan
pembuangan gas
local fan + Tdk ada pengukur Gas
ducting
Ledakan
Fan di Stop
Sumber Material
Api terbakar
Penyalaan kembali
Short/kons Telepon Rusak
Fan Kadar ledak
let Gas Metan

Tdk pasang alarm


Tdk pakai Gas mudah
Peralatan tak tahan ledak material Munculnya Gas
terbakar
lulus uji Metan kadar tinggi
Bola Lampu kendor dari lubang bor
Komunikasi U/G dan
Sealing di U/G Surface tdk cukup
9

L-5
Penyebab③ Aktivitas Gas Metan
Hasil Test Penumpukan Gas
Lokasi dari Mulut Dalam
Lorong Pipa
5m 10m 15m 20m 25m 26.4m
Casin
Waktu g

Local Fan Running 0.5% 0.5% 0.5% 0.5% 0.8% 0.8% 70.0%

30 mnt setelah Local


4.7% 5.0% 4.4% 5.0% 5.0% 78.0%
Fan Distop

50 mnt setelah Fan


6.9% 7.1% 7.0% 7.5% 8.0% 73.0%
distop

7 mnt setelah Fan


dinyalakan 0.2~0.75%
kembali

Local Fan distop kurang


lebih 1 jam
10

10

Penanggulangan ①
Sebelum kejadian Setelah kejadian

Pelaksanaan pendidikan
1 Peninjauan kembali Sistem manag. safety (Perbaikan sistem mencakup mesin dan listrik)
safety
Pelarangan merokok di
2 Perbaikan sistem double check terhadap pekerjaan subkon
U/G
Pelaksanaan pengukuran
3 Mendidik kembali karyawan, pekerja (Ventilasi, CH4, sumber api)
Gas
Perbaikan managemen lokasi exhaust shaft
4
Hikishima
Perbaikan sistem komunikasi dgn pst (komunikasi kontinyu setiap shift dan dilakukan

monitor pencatatan)

② Pembuatan area larangan penggunaan api, perbaikan pemeriksaan pekerja di mulut Shaft

③ Perbaikan pengukuran gas (Terutama dalam pipa casing)

④ Penempatan detektor gas (sbg penanggung jawab karyawan safety listrik)

⑤ Pemasangan alarm Gas otomatis, U/G listrik interlock

⑥ Peralatan listrik diganti yg sdhlulus uji Mematuhi syarat penggunaan

Di bawah Exhaust Shaft Hikishima, pencegahan penumpukan gas metan pada lorong keluaran air
5
Yonoroshi

① Ventilasi lorong keluaran air Yonoroshi diperbaiki dengan cara dipisahkan tersendiri

② Pemasangan alarm gas otomatis, ditampilkan di rg. Pst monitor dan dilakukan pengawasan

11

11

L-6
Penanggulangan ②

1. Kecelakaan tidak terjadi hanya oleh satu penyebab


2. Adanya beberapa miss/kesalahan, dan kegagalan
3. Ada penyebab langsung dan tidak langsung
4. Tidak boleh melihat permasalahan dari gejala saja
5. Menemukan akar permasalahan, substansi
penyebab
6. Apabila analisa kejadian tidak dilakukan dari
berbagai sudut pandang, akan menimbulkan
kelalaian

12

12

Referensi・・・Analisa Kejadian
Penyebab Utama
Analisa 4M

Cek lapangan Komunikasi briefing meeting


Pengetahuan gas atas/bawah Pddkan safety
kurang anti ledak kurang
Cukup cukup cukup
Kurang cukup kurang
kurang ckp
Penanggung kurang baik
jawab Manajem
Pekerja kura cukup en safety
ng Td baik kura kurang
Bagus Freq.patroli baik
Tinggi Rendah ng cukup
Rendah ckp
Sistem instruksi
Pengeahuan anti ledak Meeting lapangan Kondisi lapangan
Pengetahuan safety Kontrol gas patroli
Petunjuk Safety Ukur gas kurang cukup Pemahaman
Tdk baik Td baik SOP/manual
Kurang
Baik baik kurang baik
Kurang
kura cukup Ektrasi Bag.surf
Ledakan Gas

Karyawan U/G ace


ng
rendah
cukup krn
Tinggi baik Safety cek kurang kurang ckp
g ckp
Tdk baik Tdk baik
Kemampuan memutuskan Koumikasi baik Laksana safety
komunikasi
Penanganan kerusakan ventilasi anti ledak

prosedur pelatihan
Stdr. pemasangan Tdk
baik
ada
Td baik ada
Td baik baik Link dg pst monitor Link dgn U/G
pjelasan
Local perlu Td perlu
reparasi
ckp
kurang
fan Alarm gas otomatis
Td perlu ckp Td ckp
ckp perlu
kurang SOP
Tdk baik Td perlu
perl Td baik cukup
Item gas
kapasitas u baik Td ada
Standar stop kurang
bising freqw ada
interlock Std.pemasangan
Penanganan saat ledakan ren Safety ledak
tinggi dikit cek Item ventilasi,gas
mentenance dah bnyk
kurang ckp Komunikasi surface & td jenis timing
telepon lapangan ada ckp Td baik
krg ckp ada tdk kurang
ckp ckp ada tdk pendidikan
kurang kurang Penerangan/ HT induksi
perlu Tdk perlu cadangaan ckp baik
lampu kurang
mentenance pengaturan Td cukup
Td baik cukup
frqwency
Struktur anti ledak materi isi

13

13

L-7
21 januari 1978
東一第二卸15号下層払 ガス燃焼
Area Timur I lorong 2 Longwall No 15 Kebakaran gas
Sambungan archis baja patah
鋼枠のペーシ折損
Sekitar 9m
約9m

風 道
Talegate

86
85
Dinding LW
払 面
84

83
82

81
14

14

21 April 1980

Lorong naik no 4 lapisan bawah Hikishima り災位置


蟇島 下層 四昇 坑道
Posisi korban

仮密 閉面
Penutupan lorong sementara

~ 1 0°
15
傾斜
m Penumpukkan gas

約4 ガス停滞

lapisan bawah = lapisan 18 shaku (feet) bawah

15

15

L-8
第二南昇4号下層払ガス燃焼
Kebakaran gas di area Timur II lapisan bawah LW naik no 4

24 Agustus 天井当付け Drum Cutter


1994 Penyanggan
atap dg kayu
ドラムカッタ

Kipas angin
扇風機 f

0⇒300

900⇒600

900

16

16

17
17

L-9
Perubahan gas dari terowong yang telah ditutup di
bagian selatan 2 terowongan slope 4

100 10,000
90 O2(%) N2(%) 9,000
80 CH4(%) CO(ppm) 8,000

Gas(CO)PPM
Gas(O2,N2,CH4)%

70 7,000
60 6,000
50 5,000
40 4,000
30 3,000
20 2,000
10 1,000
0 0

1日 3日 5日 7日 9日 11日 13日 15日 17日 19日 21日 23日 25日 27日 29日 1日 3日 5日
9月 9月 9月 9月 9月 9月 9月 9月 9月 9月 9月 9月 9月 9月 9月 10月 10月 10月
18

18

Foto
Pembukaan Panel
yang ditutup

19

19

L - 10
20
20

21
21

L - 11
22
22

切替風道掘進

23
23

L - 12
DCDrum yang
memotong batu
matsuiwa

24
24

Bencana kasus-3
Bencana banjir tidak normal
Tempat Keluarnya Air:Gate Ke 2 Selatan
Menurun No. 3(Tempat penggalian Drifting)
Tgl Kejadian:22 Juni 2001 sekitar jam 4 : 30
Nama Lapisan:Lapisan 18
Jenis Keluaran Air:Lapisan yang mengandung air
Volume Maksimal Kaluaran Air (m3/min):5.0

25
25

L - 13
Area Penambangan Chuo Oroshi

Lokasi Bencana

Gambar Posisi Lokasi Bencana 26

26

Kondisi Lokasi Bencana

27
27

L - 14
Gambar Sistem Pembuangan Air
di Area Penambangan Chuo Oroshi (Sebelum Bencana)

Kondisi Keluaran Aiar

28
28

Pilot Boring Gate Ke 2 Selatan Menurun N0. 3

先進ボーリング実施状況
Gate Menurun No. 3

Dari mulut lorong 213m

Kondisi Pelaksanaan Pilot Boring 29


29

L - 15
Working Group Penilain Pilot Boring
Kepala Wakil Ldr
GM Adm Wakil GM Wakil Mng Group Ldr Wakil Mng Supervisor
Tambang Safety Group Tambang Group Tambang
Tambang Tambang

Lembar Hasil Pilot Boring 18 Juni 2001 Supervisor Boring Todaka

PTinggii Mulut
Vol Semburan
Kemiringan

Tekanan dan

Tekanan dan

Tekanan dan

Posisi Mulut
Konsentrasi

Suhu Air
Arah

Titik Air
Nama
CH4

Lorong Kondisi Lapisan Catatan

Kolom Isi Penilaian


Pembuatan Panel
Daini Minami No.3 Gate Oroshi No. 3
⑪Karena Rod nya terjepit pada kedalaman
45,5m, kemudian pindah posisi pada No.
⑫ Volume keluaran air 34 liter,
Tekanan 0,95Kg dan Suhu 270C

Gate Daini  Selain itu tidak ada gangguan


Minami No. 3

Gate Daini
Nantoi No. 2  Tidak diketemukan
 adanya masalah khusus

30

30

Alur kejadian dan penanganan Keluaran air ①


Tgl. 22 Juni (Jum'at)
3/3 Sebelum Tetesan air dari atap
249~251
Keluar 1-2 liter Ada laparan daristaff
Lorong Hujan dari atap 4-5 mining (Drifting No.225)
240~242
liter
Tgl. 23 JunI (Sabtu)
7:45 240~255 Volume air 20 liter, Pimpinan Drifting
menanggung beban Oota
Drifting dlhentikan, Supervisor Matsuda tlba
Dilakukan penguatan
dengan kayu penahan
Pimpinan Drifting
9:20 Dilakukan penguatan Oota datang
dengan kayu dari ujung
10:15 Supervisor Matsuda tlba

Air mengalir,volumenya
12:00 225~232
bertambah menjadi 200 liter

31
31

L - 16
Alur kejadian dan penanganan Keluaran air ②
Tgl. 23 Juni (Sabtu)
12:30 245~250 Kayu penyangga pack 2
Pemasangan penyangga tiang tengah 4
14:00 225~242
batang(225, 226 , 230, 242)
16:00 243~244 Kayu penyangga susun kosong 1 buah
16:50 Mengganti pompa dengan yanz
193
berkekuatan 5,5 Kw
Pemasangan penyangga tlang tengah 4
227
batang(227, 231 , 232, 236)
17:25 243~255 Melakukan penangandilarang masuk pada 243

17:40 Volume air keseluruhan 250-300 ltr


18:15 Volume air keseluruhan 400-500 ltr
pembuangan air dengan pompa 7,5 Kw
105
dan pipa line 4 inchi
190 Pembuangan air dengan pompa 5.5kw pipa 4 inchi

18:45 239 Tiang tengah 1 buah


18:50 225~226 Pemasangan kayu susun kosong
32
32

Alur kejadian dan penanganan Keluaran air ③


Tgl. 23 Juni (Sabtu)
penyangga tiang tengah 1
18:54 238
batang
penyangga tiang tengah 2
19:24 228~230
batang (228, 230)
21:15 240~242 susun pack 1 buah (Total 5
buah)
air bertambah menjadi 350-
400 liter
pemasangan kayu susun
Shift 3/3 dari
22:50 229~255 kosong sampai 229 karena
Oda
air telah mengalir
Volume air bertambah700~
23:19 229~255
800 liter
219Air mengalir,dan volume
23:50 219~255
keseluruhan 900~1000
33

33

L - 17
Alur kejadian dan penanganan Keluaran air ④
Tgl. 24 Juni (MInggu)
0:27 Debit air berkurang menjadi
800lt
219-224 Nyususun pack 2 susun
Tidak ada perubahan debit air,
2:07
ada suara kayu patah
2:50 234~235 Nyusun pack 1 susun
Pasang pompa 22kw、
Informasi dari
3:40 196 penyedotan air dengan pipa
Matsuda shift 3/3
4inchi X2 jalur
4:15 Debit air keseluruhan bertambah
menjadi 1000 lt
Pintu masuk Mengoperasikan pompa 49kw,
mulai pengangkatan air
Debit air keseluruhan menjadi
5:25
1.8~2.0m3
5:47 Suara gemuruha air menyeluruh
5:57 239 Ducting di lepas 34
34

Alur kejadian dan penanganan Keluaran air ⑤


Tgl. 24 Juni (MInggu)
6:52 Runtuh dan bagian belakang tidak
250~dalam
terlihat. 2 buah pack hancur
~239 Frame berubah bentuk
9:30 242~252 Atap hancur dan bagian Wakil manager
belakangnya tidak terlihat Mining Miaoka tiba
Bocoran deras di sisi kanan pack, di sisi kiri
Deformasi frame 242 (Kondisi sisi kiri
hancur)
241 Peshi sisi kiri deformasi
219 Total debit air 3m3 di permukaan
pack bagian depan
9:37 217~218 Pack 1 susun
215~216 Pack 1 susun
218~224 Pasang tiang tengah 3 buah
12:0 Bocoran bertambah menjadi 500lt,
220~223
5 debit keseluruhan menjadi 3.5m3 35
35

L - 18
Alur kejadian dan penanganan Keluaran air ⑥
Tgl. 24 Juni (MInggu)
13:30 213 Pasang 1 buah tiang tengah
15:45 Pomp stasion bak pusat Air dai lubang terowongan tengah Tanaka PIC listrik

15:53 Gate oroshi No3 Pindah dari bagian dalam, Supervisor drifting
debitnya bertambah. Matsuda

Debitnya besar, sulit menggali Mining GL


bak , buat dam Tanaka
Membuat dam, menyelesaikan Supervisor drifting
17:15 Gate No 3 Matsuda
line jatuhan batu
Menjalankan pompa 37kw, posisi
Pomp stasion Tanaka PIC
17:22 ditempatkan di frame ke 75 dari mulut
bak pusat terowongan listrik
Pomp stasion bak Selesai menutup lubang
18:03 PIC drifting Ueno
pusat terowongan tengah
Selesai memindahkan pompa 7.5kw Kepala regu
18:15 Gate No 3 ke dekat dam mesin
Terowongan Air mengalir melewati ke cross PIC drifting
18:35
pendamping cut ke 2 Ueno
36
36

Alur kejadian dan penanganan Keluaran air ⑦


Tgl. 24 Juni (MInggu)
Supervisor drifting
18:50 Gate No 3 Ducting di lepas diframe No211
Matsuda
Lorong turun Menutup dap di terowongan Kepala regu drifting
20:14
pusat Exhaust No 01GB、 dan Intake Kisikawa
Selesai memindahkan pom[a 22kw Kepala regu mesin
20:30 Gate No 3 ke dekat dam Motoura
21:15 Lorong turun Mengganti pompa 5.5kw ke Kepala regu mesin
pusat 22kw Motoura
Posisi air frame 44 dari pintu
21:23 Bak pusat terowongan
PIC drifting Ueno

Lorong Mengoperasikan kembali pompa Kepala regu mesin


21:54
menurun 22kw di crosscut Matsuoka
22:10 Laporan kondisi Mengganti pipa No3 dengan 8 inchi, Wakil General
air mengalir ke crosscur 5.5 dengan Manager Irie
debit 2m3, diantntaranya 100 lt ke
terowongan tengah, ke cross cut 500
lt mengalir

37
37

L - 19
Alur kejadian dan penanganan Keluaran air ⑧
Tgl. 25 Juni (Senin)
Lorong Pemasangan papan di cross cut ke 1
0:00 selesai
Dari Spv Ideguchi
pendamping
0:50 Lorong turun Pasang pompa 49kw, air dialirkan ke Dari Mesin PIC
pusat bagian dalam Nagata

Lorong Memindahkan pompa 22kw ke cross cut Dari petugas mesin


1:40 ke 4 Matsuoka
pendamping
Dari petugas mesin
1:50 Lorong pendamping Air sampai ke lokasi Matsuoka
2:06 Lorong Menyetop pompa 22kw, mengoperasikan Dari petugas mesin
pendamping pompa 5.5kw Yamada
Dari petugas mesin
4:05 Lorong turun pusat Pasang pompa 37kw di crosscut ke 2
Matsuoka
5:20 Gate No3 Tidak ada deformasi terowongan Dari Spv Ideguchi
7:00 Gate No3 Terowongan air sisi dalam berubah,
Dari Spv Ideguchi
memindahkan pack dari bawah ke sisi dinding
kiri
Dari petugas mesin
8:00 Lorong pendamping Menjalankan pompa 2HP di corsscut ke 1
Yamada
8:15 Gate No3 Keluaran air dari dinding di frame Dari kepala wilayah
No.223~224, sebanyak 3m3 drifting Ota
38
38

Alur kejadian dan penanganan Keluaran air ⑨


Tgl. 25 Juni (Senin)
8:17 Gate No3 Pompa 7.5kw rusak diganti dengan pompa 5.5kw

11:10 Gate No3 Total debit sedikit berkurang Dari kepala wilayah drifting Ota

13:20 Lorong turun pusat Pompa 2HP dicorsscut 2 dioperasikan


Menyambungkan pipa 4 inchi 2 lajur ke
14:40 Gate No3
pompa 22kw
15:45 Bak pusat Pasang pompa 5.5kw dilokasi aliran, Dari petugas mesin
untuk membuang air Hara
17:40 Lorong turun pusat Dam di crosscut 5 selesai Dari penanggung jawab shit

Lorong turun pusat Dam di crosscut 5.5selesai 〃


Crosscut 5.5 Dam papan di crosscut 80% 〃
Gate No3 Mengirim material ke frame No.211 〃
18:15 Gate No3 Aliran air dari bagian dalam Petugas drifting Oda
22:00 Lorong turun pusat Mengganti pompa 5.5kwP dengan pompa 2HP Petugsa listrik Kisaki
23:00 Gate No3 Buat dam di frame No.211,212 Petugas drifting Yoshitake
23:40 Gate No3 Pack terdorong di frame No.236 Petugas drifting Yoshitake
39
39

L - 20
Alur kejadian dan penanganan Keluaran air ⑩
Tgl. 26 Juni (Selasa)

Lorong turun Memindahkan operasi pompa Petugas listrik


4:00
pusat 37kw ke pompa 7.5kw kisaki
4:10 Bak lorng turun Posisi air di frame No.66、posisi
pusat pompa di frame No.67
Pemasangan frame dam Bagian drifting
4:40 Gate No 3
selesai Matsuda

40
40

Keadaan dan Penanganan Bencana

Kondisi Runtuhan Atap Perubahan Bentuk


Frame

Perubahan Bentuk
Penyangga Kayu susun

Lokasi Runtuhan Atap


41
41

L - 21
Kondisi Keluaran Air Tiang Penyangga
Tengah

42
42

Aliran Air dari Kayu susun


dalam kosong

No
Frame

Kondisi Aliran Air dan Penahanan Lorong


43
43

L - 22
Kondisi Keluaran Air
Airnya Keruh
dari Atap

44
44

Kayu susun kosong


Aliran Air dari dalam
(Air Keruh)

No.
Frame

Kondisi Aliran Air dan Penahanan Lorong


45
45

L - 23
Kayu susun
Investigasi lapangan kosong Aliran Air dari dalam
oleh Inspektor
(Keruh)

Kondisi aliran
Air dan
Perawatan
Lorong

Kamera Anti Ledak RH yang diungsikan


46
46

Kondisi pengurusan Pompa 22kw

Pompa

Air Kotor (Air Mengalir)


47
47

L - 24
Konstruksi Dam Bagian Dam
(Semen)

Pipa untuk
penyedotan

Tiang Penguat
48
48

Kondisi Dan Dam

Penampungan Air

Tampungan Air
dari dalam 49
49

L - 25
Hasil Analisa Kualitas Air Keluaran

50
50

Gambar Kondisi Gate Daini Minami No. 3 S=1/200

Tempat keluarnya air Tiang Tengah

Tempat keluarnya air Tempat keluarnya air


1m3 0.8m3
Dam Dam

Dam
Dam

Kondisi Lorong setelah Bencana(Termasuk Pasilitas)


51
51

L - 26
53
52
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
4,000
4,500
5,000
5,500

0
500
23 Juni 07 : 45
6月23日7:45
23 Juni 21 : 15
6月23日21:15
24 Juni 02 : 07
6月24日2:07
24 Juni 08 : 40
6月24日8:40
25 Juni 01 : 00
6月25日1:00
25 Juni 09 : 00
6月25日9:00
25 Juni 17 : 00
6月25日17:00
26 Juni 01 : 00
6月26日1:00
26 Juni 09 : 00
6月26日9:00
26 Juni 17 : 00

L - 27
6月26日17:00
27 Juni 01 : 00
6月27日1:00
27 Juni 09 : 00
6月27日9:00

Perkiraan Penyebab Bencana


27 Juni 17 : 00
6月27日17:00
Perubahan Volume Keluaran Air

Volume Air
湧水量

52

53
Runtuhan Atap
①Air mengalir ke daerah Patahan, kemudian
meluasnya area yang lemah, atap patah dan beban
berat sehingga frame terdorong dan rubah bentuk.
②Kurang rapatnya penyanggaan di area patahan.

Keluaran Air
①Kurang sempurnanya sistem pembuangan air.
②Tidak melakukan Boring pengeluaran air.
③Menghentikan keluaran air dari lubang bekas Pilot
Boring dengan penyuntikan.
54

54

Meninjau kejadian kali ini, sebagai point


penting pada penanganan berikutnya

①Memperhatikan kerapatan penyanggaan, lebih


merapatkan lagi penyanggaan tergantung pada
kondisi Geologi lorong (Patahan, Keluaran Air dll).
②Lokasi yang diperkirakan adanya keluaran air
secepatnya dilengkapi dengan sistem
pembuangan air dan melakukan pemastian
terlebih dahulu dengan Boring pencabutan air.
③Mempersiapkan material, pompa darurat
(termasuk material yang berkaitan).
55
55

L - 28
Pola Pikir Aktual Penanganan

56
56

57
57

L - 29
Gambar Kondisi Lorong yang Berkaitan
dengan Chuo Oroshi (Lorong Tembus 4 Dalam)

(Sistem Pembuangan Air Sekarang)


Dam
(Kemampuan Pembuangan Air : 10m3/menit)
(Tinggi 1m)
① 2m3/menit (22 Kw) 4 inchi 2 batang
② 4m3/menit (49 Kw) 10 inchi 1 batang
③ 4m3/menit (49 Kw) 10 inchi 1 batang

Tail Gate Daini Minami Oroshi No. 3

Gate Daini Minami Oroshi No. 3


Dam
(Tinggi 0.6m) Bila air berlumpur, kemampuan pompa
menurun dari kemampuan normal.

Memanfaatkan lorong sebagai Emergency


Bak pengendapan Senter
Chuo Tsure Oroshi
Dam
Rute aliran Air (Tinggi 1m)
Rute aliran Air

Papan Bak
(Tinggi 1m)
Rute aliran Air

Papan Bak Jembatan


Rute aliran Air
(Tinggi 1m) angin
Rute aliran Air

Dam
(Tinggi 2m) Chuo Tsure Oroshi
Rute aliran Air

Kondisi Sistem Pembuangan Air① 58

58

Gambar Kondisi Line Pembuangan Air yang berkaitan dengan Lorong Chuo Oroshi
(Lorong tembus 2 Bagian dalam)
Gate Daini Minami Oroshi No. 3
Tail Gate Daini Minami Oroshi No. 3

Dam

Dam

Emergency center
Rute aliran Air
Chuo Oroshi

Papan Bak Papan Bak


Tinggi 1m Tinggi 1m

Rute aliran Air Rute aliran Air Lubang Pengaliran Air


Chuo Tsure Ichi Oroshi

Rute aliran Air

Rute aliran Air Chuo Tsure Oroshi


Volume penampungan Air
Chuo Ichi Oroshi

1780m3
Bak Pengaliran Air

Kondisi Sistem Pembuangan Air②


59
59

L - 30
Contoh bencana 4
Bencana Batuan runtuh dan banjir

Lokasi kecelakaan:Daini minami oroshi Pembuatan


Panel No.3 (Drifting area)
Tanggal kejadian:Sekitar jam 11 lewat 10 menit, Tgl
17 Juni tahun 2001
Nama seam:Seam bawah Lapisan18
Jenis kecelakaan:Batuan runtuh
Korban/kerugian:RH、PC、Pompa dll terkubur
60
60

Peta posisi lokasi kecelakaan


61
61

L - 31
Kronologis kecelakaan dan penanganannya①
• Kronologis terjadinya runtuhan atap
- 15 Juni shift 3, kepala regu Harauchi
Ada keluaran air di sisi kiri dari tengah tengah
penyangga frame No.560~563 saat sedang melakukan
pekerjaan drifting. Dilakukan penguatan stapling
(Deformasi penyangga, kayu stapling patah)
Kondisi kejadian diskan oleh penanggung jawab Oda
setelah naik dari tamda.
-16 Juni, shift 1/3 sekitar jam 9
Bocoran air, beban sekitar 3.0m dilepas, lalu dilaporkan
ke penanggung jawab Oda yang ada diluar, menanggapi
instruksi tersebut. Penanggung jawab Oda,
menghentikan pekerjaan, dan memerintahkan evakuasi
dan penanggung jawab drifting Ichimaru, melakukan
pengecekan ke lapangan. (Lihat kondisi
gambar kejadian-1)

62

62

Kronologis kecelakaan dan penanganannya②

16 Juni shift 1/3, Petugas Ichimaru, jam 10:30


berpatroli, dan melaporkan ke kepala group
Oda
Sekitar jam 11:30, tejadi runtuhan atap sekitar
3 meter, sisi kanan dari bagian tengah tejadi
bocoran air di frame No.560~56.
Frame No. 560~568, terdapat beban sehingga
bagian joint sisi kiri bengkok.
16 Juni shift 2/3, Hama naka kepala regu dan
7 orang lainya, diberikan instruksi dan
penkelasan kondisi oleh kepala group Oda .
(Material darurat, pemasangan stapling rapat
dan pemasangan tiangf tengah

63
63

L - 32
Kronologis kecelakaan dan penanganannya③
16 Juni shift 2/3 Matsuura petugas
Membawa material tiang balo tiang 8 buah, kayu
penyangga 5 inchi dan 7 inchi ke lokasi di tamda
atas instruksi Kepala regu Oda
16 Juni shift 2/3, Nakahama petugas, sekitar
jam 18,15menit, melaporkan ke pusat
pengawasan terpusat, dan menerima instruksi
dari Tanaka GL untuk memberitahukan ke
Matsuda. Bocoran (tidak keruh) 10 lt, caving di
ketiinggian 4 meter, lebar 2.0 meter dan karena
berbahaya tidak dilakukan pekerjaan penguatan
penyangaan, karena disekitar penyangga
mengalami deformasi akibat tekanan, dilakukan
penahan dengan material yang dibawa.
64
64

Pembuatan panel Minami 2 Oroshi 3


Gambar rencana pemasangan Frame

Dump

Frame No.560

Frame No.556

Talang udara selatan 2


oroshi 3

65
65

L - 33
Kronologis kecelakaan dan penanganannya ④
16 Juni Shift 2/3 Tanaka GL menginstruksikan
staf Hamanaka:
Diperintahkan untuk mengeraskan bagian depan
yang runtuh, stapling rapat, dengan kayu di isi
dengan burdock, dan membuat sketsa di lokasi.
16 Juni shift 2/3 hasil pekerjaan
Lima balok kayu kosong di antara dua tempat di
mana langit-langit runtuh, diisi dengan burdock
di atasnya, berbahaya sekali
Frama No. 557 ~ 558, 2 pilar dengan balok
Frame No. 559 ~ 562, 4 struts dengan bar
persegi
Penguatan stapling 7
(Lihat Gambar 2 dalam situasi bencana)
66
66

Kronologis kecelakaan dan penanganannya ⑤


16 Juni shift 3/3 masuk tambang jam 21:40 (Kepala
regu Oda + 7 orang)
Tanaka GL mengarahkan hal berikut ke Oda
Jangan mengeluarkan RH sampai beban dilepaskan
Pengaliran batu dimulai setelah burdock selesai di
atap.
Jika deformasi frame depan parah, ekspor RH akan
ditinggalkan tumpukan kayu
Akan disusun (sebagaimana ditentukan oleh Wakil
Manajer Teknologi Keselamatan)

67
67

L - 34
Kronologis kecelakaan dan penanganannya ⑥

16 Juni shift 3/3 jam 22:40 sampai di


lapangan (Oda ward + 7 orang)
Mengganti ke pompa 2HP karena kerusakan
pemompaan Hiper pompa
Frame No. 555 ~ 567, stapling 110.
Frame No. 557 ~559, 3 buah pilar tengah
Frame No. 561~ 563, 3 buah pilar tengah
(Lihat Gambar 3 kondisi bencana)

68
68

Kronologis kecelakaan dan penanganannya ⑦

17 Juni shift 1/3, jam 07:40 tiba dilokasi


( Yoshitake penanggung jawab+3+3)

69
69

L - 35
Pembuatan panel Minami 2 Oroshi 3
Gambar rencana pemasangan Frame

Dump

Frame No.560

Pemasangaan tiang
balok 6 buah Dump

Frame No.556

Talang udara selatan 2


oroshi 3

70
70

Pembuatan panel Minami 2 Oroshi 3


Gambar rencana pemasangan Frame

Frame No.560

Tiang balok 6 buah


Tiang tengah 6 buah
Pompa 2 unit
Frame No.556

Talang udara selatan 2


oroshi 3

71
71

L - 36
Kronologis keeclakaan dan penanganannya③
72
72

Pembuatan panel Minami 2 Oroshi 3


Gambar rencana pemasangan Frame

Gambar runtuhan atap

Ketinggian runtuhan
atap tidak diketahui

Tiang tengah 2 buah

73
73

L - 37
Kondisi lokasi sebelum runtuh-1
Frame NO. 557 (frame referens) sampai frame
rel C-55) jarak antar frame 1,05 m
Frame NO. 558 adalah frame rel tipe C-60 II.
Frame NO. 559 adalah C-65, besik balok
0,8m, jarak anatar frame 1,05m.
Frame NO. 560 ~ 563 adalah C-70, besi balok
yang dipotong 0,8m, jarak antra frame adalah
1,05m.
Frame NO. 564~575 adalah C-70, besi balok
0.8, frame kiri 1.10m, frame kanan 0.26m

74
74

Kondisi lokasi sebelum runtuh-2


6.Frame NO. 576 ~ 579 adalah C-70, frame besi
0,8m, jarak antar frame 1,05m di antara frame
7.Bingkai NO. 580 adalah C-65, frame besi 0,8m
jarak antar frame 1,05m
8.Bingkai NO. 581 adalah kerangka rel tipe C-
60II.
9.Ada patahan dengan ketinggian step 3,5m.
10.Ada cebakan air yang masuk ke batuan di
sepanjang garis patahan.
11.Floor bawah agak lunak.
12.Jenis batu langit-langit adalah batu serpih
lunak
75
75

L - 38
Kondisi lokasi sebelum runtuh-1
1. Frame NO.556 ~ 564 mengalami deformasi.
2. Frame No. 560 ~ 563 cacat, dan sisi kanan palang
tengah 2,0 m.
3. Kebocoran meningkat antara frame NO.560~563,
atap lepas.
4. (Kisaran awal adalah 3,5m tinggi antara 2 dan 5m
pada akhirnya.)
5. Langit-langit diperkuat, tetapi sekitar 2m ada yang
kosong.
6. Pilar-pilar tersebut dilubangi pada kotak 4 inci
pada frame No.557 ~ 562, dan pilar lurus
dipadatkan menjadi rel 37kg pada frame NO.557 ~
563.
76
76

Kondisi lokasi sebelum runtuh-2


6. Pekerjaan di tempat dilakukan dengan SDL
untuk mencapai pilar tengah di sisi kanan
frame No.560.
7. Air bocoran dari langit-langit keruh.
8. Frame No. 562 dipindahkan ke belakang
sekitar 5 cm.
Kondisi lokasi setelah runtuh-2
1.Frame No. 560 ~ 564 hancur dan runtuh ke
bagian belakang dan depan perbatasan No. 562.
2.Setelah runtuh, mata air di daerah yang runtuh
tidak bertambah.
77
77

L - 39
Kondisi posisi kebocoran diantara talang udara
Minami 2 Oroshi 3

Tiang balok: 6
Tiang tengah: 2

Gambar kondisi kecelakaan 78


78

Pembuatan panel Minami 2 Oroshi 3


Gambar rencana pemasangan Frame

Gambar Patahan

79
79

L - 40
Kondisi atap roboh①
Tiang tengah
Kayu rapat

Tumpukan kayu Lokasi runtuhnya atap


80
80

Kondisi atap runtuh② Penyangga patah yg jatuh

Tiang patah

81
81

L - 41
Kondisi atap runtuh③
Penyangga yg rusak oleh tekanan

Batuan yg ada diatas atap yg roboh

82
82

Pengecekan lokasi oleh Inspektor


Tambang
Talang udara dipotong karena bagian
dalam terhalang oleh runtuhan

Inspektor Tumpukan kayu


83
83

L - 42
Dipasang pagar (Dilarang masuk) ke
Kondisi runtuhan atap④ area dalam runtuhan)

Gundukan kayu penahan di bagian depan


untuk pemeliharaan terowongan
84
84

Petunjuk-1
1. Ada patahan dengan tinggi step 3,5m.
2. Ada rembesan air dari batuan di sepanjang garis patahan
3. Tgl15 shift 3 terjadi kebocoran didilokasi runtuhan
4. Kebocoran meningkat dan atap lepas
(Pada rentang awal, ketinggiannya adalah 3,5m, tetapi
akhirnya ketinggian antara 3 adalah 5m)
5. Stress atap l2m ada caving (atap di sekitar rongga jatuh
ke dalam rongga dan menyebabkan keruntuhannya)
6. Frame deformasi oleh beban (kepadatan frame tidak
cukup)

85
85

L - 43
Petunjuk-2
7. Atap adalah batu serpihan lunak di zona
patahan
8. Ada kemungkinan air mengalir di sekitar zona
patahan karena dilakukan boring pada titik runtuh
9. Untuk mengeluarkan Rod header, membuat
pilar tengah tanpa mengikat tumpukan kayu
kosong.
10.Jika ada perubahan pada beban, lakukan
penumpukan kayu kosong
11. Ada perubahan pada beban dan memasang
tumpukan kayu kosong, tetapi runtuh setelah 10
menit
86
86

Petunjuk-3

12. Ada sekitar 7 ~ 8 lorry runtuhan batuan atap,


dan dilakukan pengaliran dari depan dengan S D L.
bila batuan tidak di alirakan maka kondisinya tiang
tengah tidak bisa dipasang
13. Pintu masuk ke belakang dilarang dilewati
mulai dari lokasi atap yang buruk.
14. Bagian yang runtuh adalah baja Pokal C-70
dan jarak antar frame adalah 1,05
15. Bagian yang runtuh adalah frame yang akan
diputar

87
87

L - 44
Penyebab runtuh nya atap disimpulkan berdasarkan petunjuk
Tampaknya tenaga air di sekitar patahan dan zona patahan
meluas, atap terpotong, tercapai beban mati, frame hancur
dan runtuh.

Ide dasar untuk memecahkan masalah atap runtuh


1. Di bagian atas batuan serpih lunak tempat patahan berada
2. Jika air keruh, kencangkan penyanggaan dan stapling rapat.
3. Perhatikan perubahan volume air dan kekeruhan

Tindakan
1. Periksa kerapatan frame sesuai dengan kondisi geologi
terowongan (patahan, batuan, pegas, dll.) Dan celah frame.
2. Tidak akan dilakukan penyanggaan khusus seperti membuat
panel di zona patahan atau frame berbelok. 88

88

Gambar rencana
pengambilanRH

89
89

L - 45

Anda mungkin juga menyukai