Anda di halaman 1dari 20

Dosen Pengampu :

Faridawaty Marpaung, S.Si., M.Si.

CRITICAL JOURNAL REVIEW

TEORI BILANGAN

“APLIKASI FRAKSI KONTINU DALAM BARISAN k-FIBONACCI”

Oleh:

NAMA : IRANA PUTRI JULIANI

NIM : 4193230023

KELAS : MATEMATIKA NONDIK A’19

MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
BAB I

PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmatnya berupa kesehatan, kecerdasan, kesempatan, dan sebagainya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas Critical Journal Review untuk mata kuliah Teori Bilangan dengan baik,
sesuai dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).

Penulis mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya


kepada semua pihak yang telah membantu. Terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu
Faridawaty Marpaung, S.Si., M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah Teori Bilangan yang
banyak memberikan arahan kepada penulis dalam pembelajaran. Dengan segala kekurangan dan
keterbatasan, semoga makalah Critical Journal Review ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca sehingga dapat memperkaya pengetahuan pembaca.

Medan, Maret 2020

Penulis
BAB II

RINGKASAN ARTIKEL

2.1 PENDAHULUAN

Barisan bilangan Fibonacci: 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, ⋯ merupakan barisan bilangan


yang dapat didefinisikan dalam bentuk rekursif 𝐹𝑛+2 (2) = 𝐹𝑛+1 (2) + 𝐹𝑛 (2) dengan 𝐹0 (2) = 0
dan 𝐹1 (2) = 1. Pencarian bilangan Fibonacci ke- 𝑛juga dapat ditentukan berdasarkan formula
Binet dengan penggunaan akar-akar polinomial 𝑥 2 − 𝑥 − 1 = 0. Barisan bilangan Fibonacci
menghasilkan suatu barisan rasio 𝑅𝑛 = 𝐹𝑛+1 𝐹𝑛 antara dua suku yang konvergen ke salah satu
akar polinom 𝑟 2 − 𝑟 − 1 = 0. Titik konvergensi ini disebut rasio emas (golden rasio) sebagai
suatu bilangan irasional yang dapat didekati dalam bentuk fraksi kontinu (Phipps, 2008).
Generalisasi dari barisan bilangan Fibonacci yaitu suatu barisan bilangan kFibonacci 𝐹𝑛 (𝑘) =
𝐹𝑛−1 (𝑘) + 𝐹𝑛−2 (𝑘) + 𝐹𝑛−3 (𝑘) + ⋯ + 𝐹𝑛−𝑘 (𝑘) 𝑘suku , dilakukan dengan mendefinisikan
nilai-nilai awal 0, 0, 0, ⋯ , 0, 1 sebagai 𝑘 nilai suku pertama. Rumus pencarian barisan bilangan
k-Fibonacci dapat dilakukan melalui pencarian akar-akar polinom 𝑥 𝑛 − 𝑥 𝑛−1 − ⋯ − 1 = 0
sebagai pengembangan dari formula Binet (Dresden, 2011).

2.2 PEMBAHASAN

A. Definisi Pembagian Algoritma

pembagian merupakan suatu algoritma yang dipakai untuk melakukan pembagian suatu
bilangan bulat 𝑎 oleh bilangan bulat 𝑏.

Definisi 1 (Definisi Pembagian):

Jika 𝑎 dan 𝑏 adalah bilangan bulat dengan 𝑎 ≠ 0, 𝑎 dikatakan membagi habis 𝑏 jika
terdapat bilangan bulat 𝑐 sedemikian sehingga 𝑏 = 𝑎𝑐. Jika 𝑎 membagi habis 𝑏 maka 𝑎 disebut
faktor dari 𝑏 dan 𝑏 disebut kelipatan dari a. Notasi dari 𝑎|𝑏 menyatakan bahwa 𝑎 membagi habis
𝑏. Penulisan 𝑎 ∤ 𝑏 menyatakan 𝑎 tidak membagi habis 𝑏 (Rosen, 2003).

B. Fraksi Kontinu
1. Bilangan Irasional Kuadratik

Definisi 2 (Irasional Kuadratik):

Anggap 𝛼 merupakan bilangan irasional. 𝛼 disebut irasional kuadratik jika 𝛼


merupakan akar dari persamaan kuadratik 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 = 0 untuk 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ ℤ.
Selanjutnya akar yang lain 𝛽, disebut konyugat dari 𝛼.

2. Kekonvergenan Fraksi Kontinu

Konvergensi dari fraksi kontinu sederhana dapat dijabarkan berdasarkan sifat


konvergensi persamaan (3).

Jika 𝑛 = 0, diperoleh

𝑎 = 𝑎0/ 1

jika 𝑛 = 1, diperoleh

𝑎0 + (1/𝑎1) = (𝑎0𝑎1 + 1) /𝑎1

Jika 𝑛 = 2, diperoleh

𝑎0 + (1)/(𝑎1 + (1/ 𝑎2)) = (𝑎0𝑎1𝑎2 + 𝑎0 + 𝑎2) / (𝑎1𝑎2 + 1)

jika 𝑛 = 3, diperoleh

(𝑎0) + (1 / (𝑎1 + (1/ (𝑎2+ (1/ 𝑎3)))

= (𝑎0𝑎1𝑎2𝑎3 + 𝑎0𝑎1 + 𝑎0𝑎3 + 𝑎2𝑎3 + 1)/ (𝑎1𝑎2𝑎3 + 𝑎1 + 𝑎3)

dan seterusnya. Berdasarkan pola barisan kekonvergenannya, dapat dinyatakan


fungsi pembilang 𝑝𝑛 = ( 𝑎0 ; 𝑎1 , ⋯ , 𝑎𝑛 ), yaitu

𝑝0 = ( 𝑎0 ) = 𝑎0

𝑝1 = ( 𝑎0 ; 𝑎1 ) = 𝑎0𝑎1 + 1

𝑝2 = ( 𝑎0 ; 𝑎1 , 𝑎2 ) = 𝑎0𝑎1𝑎2 + 𝑎0 + 𝑎2

𝑝3 = ( 𝑎0 ; 𝑎1 , 𝑎2 , 𝑎3 ) = 𝑎0𝑎1𝑎2𝑎3 + 𝑎0𝑎1 + 𝑎0𝑎3 + 𝑎2𝑎3 + 1


dan seterusnya. Sedangkan fungsi penyebut 𝑞𝑛 = ( 𝑎1 ; 𝑎2 , ⋯ , 𝑎𝑛 ), yaitu

𝑞1 = ( 𝑎1 ) = 𝑎1

𝑞2 = ( 𝑎1 ; 𝑎2 ) = 𝑎1𝑎2 + 1

𝑞3 = ( 𝑎1 ; 𝑎2 , 𝑎3 ) = 𝑎1𝑎2𝑎3 + 𝑎1 + 𝑎3

dan seterusnya. Sehingga konvergensi dari 𝐶𝑛 = [𝑎0 ; 𝑎1 , 𝑎2 , ⋯ , 𝑎𝑛 ] dapat


dinyatakan sebagai

𝐶𝑛 = ( 𝑎0 ; 𝑎1 , ⋯ , 𝑎𝑛 )/ ( 𝑎1 ; 𝑎2 , ⋯ , 𝑎𝑛 )…… (4)

dengan ( 𝑎0 ; 𝑎1 , ⋯ , 𝑎𝑛 ) adalah nilai fungsi pembilang dari [𝑎0 ; 𝑎1 , ⋯ , 𝑎𝑛 ]


dan 𝑎1 ; 𝑎2 , ⋯ , 𝑎𝑛 adalah nilai fungsi penyebut dari [𝑎1 ; 𝑎2 , ⋯ , 𝑎𝑛 ]. Berdasarkan
pola barisan pembilang dan penyebut dari konvergensi 𝐶𝑛 = [𝑎0 ; 𝑎1 , 𝑎2 , ⋯ , 𝑎𝑛 ],
terlihat jelas bahwa dalam kasus umum, fungsi 𝑝𝑛 = ( 𝑎0 ; 𝑎1 , ⋯ , 𝑎𝑛 ) dibangun oleh
fungsi 𝑞𝑛 = ( 𝑎1 ; 𝑎2 , ⋯ , 𝑎𝑛 ) dan fungsi 𝑟𝑛 = ( 𝑎2 ; 𝑎3 , ⋯ , 𝑎𝑛 ), yang dinyatakan
sebagai

𝑎0 ; 𝑎1 , ⋯ , 𝑎𝑛

= 𝑎0 ∙ 𝑎1 ; 𝑎2 , ⋯ , 𝑎𝑛

+ 𝑎2 ; 𝑎3 , ⋯ , 𝑎𝑛 .

3. Fraksi Kontinu Tak Berhingga dan Pendekatan pada Bilangan Real

Jika 𝐶 ∈ 𝕀, maka 𝐶 tidak bisa dinyatakan sebagai fraksi kontinu sederhana. Fraksi
kontinu untuk 𝐶 disebut fraksi kontinu tidak berhingga dan dapat dinyatakan dalam
bentuk

𝐶 = 𝑎0 + 1 𝑎1 + 1 𝑎2+ 1 𝑎3+⋯ (5)

dimana 𝑎0 ∈ ℤ dan 𝑎𝑛 ∈ ℕ untuk 𝑛 > 0. Dengan perkataan lain konvergensi ke-𝑛


dari 𝐶𝑛 = [𝑎0 ; 𝑎1 , 𝑎2 , ⋯ , 𝑎𝑛 ] merupakan suatu pendekatan rasional terhadap fraksi
kontinu tidak berhingga 𝐶 ,
𝐶 = lim𝑛→∞ [𝑎0 ; 𝑎1 , 𝑎2 , ⋯ , 𝑎𝑛 ] 6 .

Secara numerik, penjabaran bilangan irasional dalam bentuk fraksi kontinu dapat
dilakukan.

C. Bilangan Fibonacci Bilangan Fibonacci

𝐹𝑛 (2) merupakan salah satuunsur dari barisan bilangan Fibonacci 𝐹𝑛 (2) , 𝑛 ≥ 0


yang memenuhi suatu hubungan rekursif 𝐹𝑛 (2) = 𝐹𝑛−1 (2) + 𝐹𝑛−2 (2) dengan 𝐹0 (2) =
0 dan 𝐹1 (2) = 1. Dengan demikian barisan bilangan Fibonacci dapat dituliskan sebagai
berikut:

0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, ⋯.

Bilangan Fibonacci ke- 𝑛 dapat juga ditentukan berdasarkan formula Binet


dengan penggunaan akar-akar polinom 𝑥 2 − 𝑥 − 1 = 0. Jika 𝛼 > 𝛽 merupakan dua akar
dari polinom 𝑥 2 − 𝑥 − 1 = 0 maka barisan bilangan Fibonacci dapat ditentukan dengan
formula Binet (lihat Dresden, 2011).

D. BarisanBilangan Fibonacci

Secara aljabar, Barisan bilangan Fibonacci memenuhi hubungan rekursif 𝐹𝑛+2


(2) = 𝐹𝑛+1 (2) + 𝐹𝑛 (2)….. (7)

Dengan syarat awal𝐹0 (2) = 0 dan 𝐹1 (2) = 1. Dengan demikian barisan bilangan
Fibonacci dapat dituliskan sebagai berikut: 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, dan seterusnya.
Secara numerik, pencarian barisan bilangan Fibonacci dapat dilakukan dengan metode
komputasi menggunakan program aplikasi Mathematica, dengan eksekusi paket program
Table[Fibonacci[n],{n,x}] dimana x menyatakan x-baris pertama barisan Fibonacci. Atau
menggunakan program aplikasi Maple, dengan memanggil paket program
>with(combinat,fibonacci): >seq(fibonacci(n),n=a..b) Dimana 𝑎 < 𝑏 dengan 𝑎. . 𝑏
menunjukan barisan Fibonacci yang dimulai dari baris ke-𝑎 hingga baris ke-𝑏.

E. Generalisasi Barisan Bilangan Fibonacci

Generalisasi dari barisan bilangan Fibonacci merupakan suatu pengembangan dari


barisan bilangan Fibonacci dimana setiap baris ke-𝑛 + 2 diperoleh dari hasil jumlah
antara perbesaran 𝑚 unit pada baris ke- 𝑛 + 1 dengan baris ke- 𝑛, yang merupakan suatu
polinom Fibonacci dalam 𝑚 dan memenuhi bentuk rekursif.

F. Barisan Bilangan k-Fibonacci

Bilangan k-Fibonacci merupakan barisan bilangan yang memenuhi hubungan


rekursif 𝐹𝑛 (𝑘) = 𝐹𝑛−1 (𝑘) + 𝐹𝑛−2 (𝑘) + ⋯ 𝐹𝑛−𝑖 (𝑘) + ⋯ + 𝐹𝑛−𝑘 (𝑘) (15) Dimana 𝑘
menyatakan kFibonacci dan 𝐹𝑛 (𝑘) menyatakan baris ke-𝑛 dari barisan k-Fibonacci,
dengan 𝑘 > 𝑖 dan syarat awal terdapat barisan sebelumnya yaitu 0,0, ⋯ ,0,1 (sebanyak 𝑘)
sedemikian sehingga 𝐹1 (𝑘) = 1.

2.3 PENUTUP

Berdasarkan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut:

Pencarian rasio unsure barisan bilangan k-Fibonacci dapat dilakukan menggunakan fraksi
kontinu, dan proses pencariannya lebih sederhana sehingga lebih efisien, dibandingkan dengan
melibatkan persamaan karakteristik polinom dan atau melibatkan akar-akar polinom. Selanjutnya
diharapkan bagi peneliti selanjutnya, dapat mencari generalisasi rasio dari unsure barisan
kFibonacci dengan menggunakan fraksi kontinu.
BAB III

KEUNGGGULAN JURNAL

3.1 Kegayutan Antar Elemen

Kegayutan atau keterpautan antar elemen dikatakan baik apa bila dari setiap paragraf dan
setiap sub materi yang disajikan merupakan materi yang berkaitan satu sama lain. Kegayutan
pada jurnal ini sudah baik karena materi dari setiap paragraf salaing keterkaitan. Karena peneliti
menjelaskan secara terstruktur, yaitu terlebih dahulu Fraksi Kontinu, kemudian masuk ke barisan
bilangan Fibonacci, dan mengaitkan antar keduanya.

3.2 Originalitas Temuan

Sebuah karya tulis dikatakan original apabila tidak ada elemen dalam karya tulis tersebut
yang memiliki kesamaan persis dengan karya tulis lainnnya. Begitu pula dengan jurnal, Sebuah
jurnal dikatakan original apabila semua elemen yang ada di dalam jurnal tersebut terbukti. Salah
satu tolak ukur dalam keaslian sebuah jurnal adalah dilihat dari kutipan dan daftar rujukan.
Jurnal ini merupakan jurnal yang original. Keaslian tersebut di atas dapat dilihat melalui
defenisi-defenisi yang ada di dalam jurnal. Setiap defenisi-defenisi yang dituliskan pada masing-
masing jurnal sudah memuat defenisi simpulan atau defenisi yang dibuatnya sendiri berdasarkan
rujukan defenisi dari para ahli yang sudah dituliskan sebelumnya.

3.3 Kemutakhiran Masalah

Sebuah karya tulis dikatakan mutakhir apabila materi sesuai dengan perkembangan ilmu,
penggunaan contoh-contoh di dalamnya terkini dan aktual, dan menggunakan rujukan baru.
jurnal ini dikatakan mutakhir karena jurnal ini merupakan jurnal buatan tahun 2018 yang kurun
waktunya kurang dari lima tahun terakhir. Selain itu jurnal ini juga sesuai dengan perkembangan
ilmu yaitu ilmu Sains di kalangan mahasiswa.

3.4 Kohesi dan Koherensi Isi Penelitian

Kohesi disebut juga keterpaduan bentuk, sedangkan koherensi disebut juga keterpaduan
makna. Jurnal ini adalah jurnal yang kohesi di setiap pembahasannya. Hal ini saya katakan
karena bentuk tulisan pada setiap paragraf yaitu kalimat dan kata-katanya berkaitan satu sama
lain. Koherensi atau keterpaduan makna di dalam jurnal juga baik. Hal ini karena di setiap
paragraf dan kalimatnya jurnal berpadu. Seperti halnya yang saya sampaikan pada kohesi antar
paragraf di dalam jurnal. Hal ini merupakan keterpaduan makna yang sangat tampak, yaitu
penjelasan yang ada pada poin-poin.
BAB IV

KELEMAHAN JURNAL

4.1 Kegayutan Antar Elemen

Pada dasarnya pembahasan dari jurnal ini sudah terkait. Jurnal ini misalnya,kegayutan
yang kurang baik ada pada bagian pendahuluan yang tidak banyak menjelaskan tentang fraksi
kontinu, karena pada bagian pendahuluan tersebut lebih banyak mengulas tentang barisan
fibonacci

4.2 Originalitas Temuan

Sebuah karya tulis dikatakan mutakhir apabila materi sesuai dengan perkembangan ilmu,
penggunaan contoh-contoh di dalamnya terkini,,aktual, dan menggunakan rujukan baru.
Kelemahan kemutakhiran dalam jurnal ini terdapat pada bagian rujukan jurnal. Hal tersebut saya
katakan karena jurnal ini menggunakan buku lama sebagai rujukannya.

4.3 Kemutakhiran Masalah

Saya tidak menemukan kekurangan tentang origunalitas temuan junal ini.

4.4.Kohesi dan Koherensi

Saya tidak menemukan kekurangan kohesi dan koherensi pada jurnal ini.
BAB V

IMPLIKASI

5.1 Teori / Konsep

Dengan membaca teori/konsep yaitu teorema yang ada pada jurnal tersebut, akan
membuat pembaca berfikir darimana teorema tersebut muncul berdasarkan dengan definisi yang
ada.

5.2 Program Pembangunan di Indonesia

Dengan terlatihnya pola pikir terus-menerus seseorang akan berpikir kritis dan dapat
membuatnya menjadi generasi penerus yang berkualitas. Sehingga dapat berpartisipasi dalam
melancarkan program pembangunan di Indonesia. Dengan adanya tugas Critical Journal Review
ini dapat membuat mahasiswa terlatih untuk terus berpikir kritis dan dapat menjadi lulusan yang
unggul yang nantinya dapat bermanfaat terhadap pembangunan yang ada di Indonesia.

5.3 Analisis Mahasiswa ( Posisi Kritis Mahasiswa)

Dengan seringnya mahasiswa untuk berpikir kritis dalam suatu keadaan, maka akan
membuat dan membantu dalam membangun karakteristik mahasiswa. Dengan adanya tugas
Critical Journal Review ini, maka mahasiswa akan terlatih unutk terus berpikir kritis.
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari apa yang penulis telaah dari pengerjaan tugas Critical Journal Review
ini saya menyimpulkan bahwa tujuan dan kesimpulan pada jurnal ini memiliki kecocokan dan
berkesinambungan. Yang mana, peneliti memiliki tujuan untuk mengimplementasikan antara
Fraksi Kontinu dan barisan bilangan Fibonacci.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil analisis yang saya peroleh dari jurnal tersebut, maka jurnal ini masih
digolongkan sebagai jurnal yang layak pakai. Bisa kita ketahui dengan baik bahwa jurnal
tersebut mengandung banyak sekali pengetahuan yang cukup lengkap. Untuk melengkapi jurnal
tersebut, sebaiknya dibutuhkan referensi dari jurnal lain. Menutupi kekurangan dari salah satu
jurnal dapat kita lakukan dengan menambah referensi lain sehingga inti materi yang terkandung
dalam jurnal tersebut bisa diserap dengan baik dan pastinya pembaca akan mudah mengerti dan
memahami materi yang disampaikan di jurnal tersebut dengan baik dan maksimal.
KEPUSTAKAAN

Tonga, Orgenes. 2018. Aplikasi Fraksi Kontinu Dalam Barisan k- Fibonacci. Jurnal UNIERA.
7(1):hal 117-127

Anda mungkin juga menyukai