Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)

Kelompok 4:

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul perubahan TQM ini tepat
pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi dosen
pada Mata kuliah manajemen mutu . Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang perubahan TQM  bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari, makalah yang
saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
Latar belakang...........................................................................................................................4
Rumusan Masalah......................................................................................................................5
Tujuan Masalah.........................................................................................................................6
BAB II.............................................................................................................................................7
PEMBAHASAN.............................................................................................................................7
Perlunya perubahan di dalam TQM........................................................................................7
Persyaratan implementasi TQM..............................................................................................8
Peranan manajemen dalam implementasi TQM....................................................................9
Pendekatan implementasi yang harus dihindari dari TQM..................................................9
Fase-fase implementasi TQM...................................................................................................9
BAB III.........................................................................................................................................12
PENUTUP....................................................................................................................................12
Kesimpulan...............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................13

3
BAB I

PENDAHULUAN

Latar belakang

Amerika Serikat pernah menikmati situasi dimana standar hidupnya paling tinggi di dunia untuk
jangka waktu lebih dari 100 tahun. Mereka pernah jadi pelopor dan pemimpin dalam
perkembangan faktor-faktor pendorong utama bagi peningkatan standar hidup, yaitu dalam
perbaikan produktivitas, pertumbuhan, dan inovasi. Kemampuan pemanufakturan Amerika saat
ini memberikan basis ekonomi yang memungkinkan mereka membangun masyarakat yang
berstandar hidup terbaik di dunia. Akan tetapi, semenjak tahun 1980-an terjadi perubahan besar.
Dominasi Amerika semakin tergerogoti. Amerika mulai kehilangan pasarnya, produktivitasnya
tertinggal dari Jepang, tingkat penganggurannya meningkat dalam sector manufaktur, dan posisi
kompetitifnya semakin terkikis dalam pasar global. Semua ini merupakan gejala dari penurunan
sektor industri Amerika. Para pesaingnya, terutama Jepang, telah merebut banyak pasar dimana
sebelumnya didominasi Amerika.
Permasalahan tersebut sebenarnya dimulai semenjak berakhirnya Perang Dunia II. Pada saat itu
kualitas produk yang dihasilkan Jepang masih kurang baik untuk bersaing dalam pasar
internasional. Satu-satunya keunggulan yang dimiliki Jepang saat itu adalah harga yang murah.
Perusahaan-perusahaan Amerika dan Negara-negara Barat lainnya memusatkan perhatian pada
biaya, secara bertahap dan terus-menerus perusahaan-perusahaan Jepang berusaha menciptakan
infrastruktur sebagai dasar kualitas, yaitu aspek manusia, proses,

dan fasilitas. Berbagai upaya perbaikan dilakukan Jepang, misalnya mengirimkan tim khusus
keluar negeri untuk mempelajari pendekatan-pendekatan yang dilakukan perusahaan asing dan
menerjemahkan literature asing yang terseleksi kedalam bahasa Jepang. Mereka juga
mengundang dosen-dosen asing untuk dating ke Jepang dan memberikan kursus-kursus pelatihan
kepada para manajernya. Jepang akhirnya menemukan strategi-strategi untuk menciptakan
revolusi dalam kualitas. Beberapa diantaranya adalah:
1. Para manajer tingkat atas secara personal mengambil alih pimpinan revolusi tersebut
2. Semua level dan fungsi menjalani pelatihan untuk mengelola kualitas
3. Perbaikan kualitas dilakukan dengan revolusioner dan terus-menerus

4
4. Tenaga kerja dilibatkan dalam perbaikan kualitas melalui konsep Pengendalian Kualitas
Berkat usaha-usaha tersebut, maka pada pertengahan 1970-an kualitas barang-barang manufaktur
Jepang, seperti mobil dan produk elektronika, melampaui kualitas yang dihasilkan para
pesaingnya dari Barat. Sebagai akibatnya, ekspor Jepang mengalami peningkatan drastic
sementara ekspor negara-negara Barat mengalami penurunan. Disamping itu dominasi Amerika
dalam beberapa industri kunci seperti baja, otomotif, mesin industri, dan elektronika, mulai
digantikan oleh Jepang.
Penyebab lain atas kegagalan Amerika dalam bersaing adalah aspek perhatian atau penekanan.
Alasan mengapa Amerika unggul pada aspek-aspek kuantitatif dari suatu pekerjaan adalah
karena aspek-aspek tersebut semenjak Perang Dunia II sangat diperhatikan, dihargai, dan diberi
status lebih baik. Hal ini menyebabkan industri Amerika kurang memperhatikan masalah kualitas
produk.
Selama decade 1980-an, dimana pangsa pasar Amerika menurun tajam, pilihan para mahasiswa
Amerika untuk jenjang pendidikan perguruan tinggi adalah program MBA. Pada periode yang
sama, sebagian besar mahasiswa universitas-universitas teknik di Amerika adalah mahasiswa
asing.
Jadi, misalnya persaingan global dalam sektor industri diibaratkan arena balap mobil, maka
Amerika pada decade 1980-an lebih memfokuskan pada upaya mengiklankan mobilnya secara
lebih intensif dan lebih baik sementara para pesaingnya menekankan pada usaha meningkatkan
kemampuan mobil, pengemudi, mekanik, dan pit crewnya. Pada saat Amerika terlambat
menyadari bahwa untuk memenangkan pasar global perlu penekanan lebih besar pada kualitas
daripada pemasaran, gerakan total quality muncul dan memberikan harapan perbaikan.
Dasar pemikiran perlunya TQM sangatlah sederhana, yakni bahwa cara terbaik agar dapat
bersaing dan unggul dalam persaingan global adalah dengan menghasilkan kualitas terbaik.
Untuk menghasilkan kualitas terbaik diperlukan upaya perbaikan berkesinambungan terhadap
kemampuan manusia, proses, dan lingkungan. Cara terbaik agar dapat memperbaiki kemampuan
komponen-komponen tersebut secara berkesinambungan adalah dengan menerapkan TQM.
Penerapan TQM dalam suatu perusahaan dapat memberikan beberapa manfaat utama yang pada
gilirannya meningkatkan laba serta daya saing perusahaan yang bersangkutan. Dengan
melakukan perbaikan kualitas secara terus-menerus maka perusahaan dapat meningkatkan
labanya melalui dua rute. Rute pertama, yaitu rute pasar. Perusahaan dapat memperbaiki posisi

5
persaingannya sehingga pangsa pasarnya semakin besar dan harga jualnya dapat lebih tinggi.
Kedua hal ini mengarah pada meningkatnya penghasilan sehingga laba yang diperoleh juga
semakin besar. Sedangkan pada rute kedua, perusahaan dapat meningkatkan output yang bebas
dari kerusakan melalui upaya perbaikan kualitas. Hal ini menyebabkan biaya operasi perusahaan
berkurang. Dengan demikian laba yang diperoleh akan meningkat

Rumusan Masalah
1. Bagaimana perlunya perubahan TQM?
2. Apa saja persyarakatan implementasi TQM?
3. Bagaimana Peranan manajemen dalam implementasi TQM?
4. Bagiaman endekatan implementasi yang harus dihindari dari TQM?
5. Apa saja fase-fase dalam impelementasi TQM?

Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui latar belakang perubahan TQM
2. Untuk mengetahui persyaratan implementasi TQM
3. Untuk mengetahui peranan manjemen dalam implementasi TQM
4. Untuk mengetahui bagaimana pendekatan yang harus dihindari dari TQM
5. Untuk mengetahui fase-fase dalam implementasi TQM

6
BAB II

PEMBAHASAN

Perlunya perubahan di dalam TQM

Di dalam suatu perusahaan pasti menginginkan jika perusahaan tersebut bisa berhasil dan
mencapai kesuksesan, apalagi di era sekarang persaingan bisnis di Indonesia sudah berlangsung
sangat ketat. Namun untuk menggapai kesuksesan suatu perusahaan di perlukannya kualitas yang
baik dari suatu perusahaan itu sendiri, agar perusahaan dapat menarik banyak konsumen.
Kualitas adalah kunci untuk meningkatkan daya saing suatu perusahaan. 

Perusahaan yang menghasilkan barang dan jasa yang berkualitas akan mampu memenangkan
persaingan  karena mampu membuat pelanggan merasa tertarik dan puas. Kualitas yang
dihasilkan suatu perusahaan sama dengan nilai yang diberikan dalam rangka meningkatkan
kualitas hidup para pelanggan, semakin tinggi nilai yang diberikan, maka semakin besar pula
kepuasan pelanggan.

7
Salah satu usaha organisasi yang diterapkan dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia
(SDM) adalah penerapan peran Total Quality Management (TQM) atau di Indonesia dikenal
istilah Pengendalian Mutu Terpadu (PMT). TQM merupakan suatu pendekatan dalam
menjalankan usaha untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus
menerus atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya. Dasar pemikiran perlunya TQM,
yakni bahwa cara terbaik agar bersaing dan unggul dalam persaingan global adalah dengan
menghasilkankualitas yang terbaik. 

Untuk menghasilkan kualitas terbaik diperlukan upaya perbaikan berkesinambunganterhadap


kemampuan manusia, proses dan lingkungannya. Cara terbaik agardapat memperbaiki
kemampuan komponen-komponen tersebut secara berkesinambungan adalah dengan
menerapkan peran TQM. Penerapan TQM dalam suatu perusahaan dapat memberikan beberapa
manfaat utama yang pada gilirannya meningkatkan laba serta daya saing perusahaan
bersangkutan (Edwin zusrony : BENEFIT jurnal Managemen dan Bisnis)

Persyaratan implementasi TQM


Untuk melakukan suatu perubahan sering kali tidak mudah, apalagi bila menyangkut perubahan
yang bersifat fundamental dan menyeluruh. Berkaitan dengan perubahan tersebut, ada beberapa
hal yang harus diperhatikan, yaitu berikut ini:
 Perubahan sulit berhasil bila manajemen puncak tidak menginformasikan proses
perubahan secara terus-menerus kepada para karyawannya.
 Persepsi karyawan terhadap perubahan sangat mempengaruhi penolakan perubahan.
Karyawan akan mendukung perubahan bila mereka merasa bahwa manfaat perubahan akan lebih
besar daripada biaya yang ditimbulkan terutama biaya karyawan.

Ada beberapa persyaratan untuk melaksanakan TQM (Goetsch, 1997:264) (Fandy, 1995:332)
yaitu :
a. Komitmen manajemen puncak
b. Komitmen atas sumber daya yang dibutuhkan
c. Organization wide steering committee
d. Perencanaan dan publikasi

8
e. Infrastruktur yang mendukung penyebarluasan dan perbaikan terus menerus

Keseluruhan persyaratan diatas merupakan tugas awal yang harus dilakukan dalam memulai
implementasi TQM. Selain tugas-tugas tersebut, masih ada beberapa tugas lainnya yang harus
dilakukan, yaitu sbb:
 Melatih steering committee, yang meliputi hal-hal seperti empat belas poin deming,
deming’s seven deadly diseases, tujuh alat/piranti utama perbaikan, dan pembentukan tim kerja.
 Identifikasi kekuatan dan kelemahan organisasi, yaitu mengenai kemampuan statistic,
pengumpulan data, dan kemampuan analisis.
 Identifikasi pendukung potensial TQM, yaitu dengan bagian apa yang paling mungkin
menjadi pendukung TQM dan siapa yang menolak TQM.
 Identifikasi pelanggan eksternal dan internal
 Menyusun cara untuk menentukan kepuasan pelanggan (eksternal dan internal), antara
lain dengan melakukan patok duga pada perusahaan pesaing terkuat untuk mengukur
perbaikan/kemajuan yang dicapai.
Peranan manajemen dalam implementasi TQM
TQM merupakan transformasi budaya yang didorong oleh definisi ulang (reengineering)
terhadap peranan manajemen. Pihak manajemen harus mebubah dirinya terlebih dahulu, baik
aspek nilai, keyakinan, asumsi, maupun cara mereka menjalankan bisnis. Peranan merupakan
tanggung jawab, perilaku, atau prestasi kinerja yang diharapkan dari seseorang yang memiliki
posisi khusus (Bounds, et al, 1994:1334). Selain melaksanakan kepemimpinan yang diharapkan
dapat memotivasi dan mengarahkan para karyawan untuk mencapai tujuan organisasi,
manajemen puncak juga bertanggung jawab dalam mengatasi setiap penolakan terhadap
perubahan ke arah manajemen baru. Dalam mengatasi penolakan terhadap perubahan tersebut,
manajer puncak dapat menggunakan salah satu strategi berikut (Kreitner dan Kinicki, 1994:737).
1.    Pendidikan dan Komunikasi
2.    Partisipasi dan Keterlibatan
3.    Fasilitas dan Dukungan
4.    Negosiasi dan Kesepakatan
5.    Manipulasi dan Cooptation
6.    Paksana Secara Eksplisit dan Implisit

9
Hasil analisis yang dilakukan Benson (et al., 1991) (dalam Hessel, 2003:81) persepsi
manajer mengenai manajemen kualitas ideal dan actual dengan instrument tentang delapan area
kritikal manajemen kualitas, yaitu peran kepemimpinan, kebijakan kualitas, training product
service design, manajemen kualitas pemasok, data kualitas dam pelaporan serta hubungan
karyawan. Alat analisis digunakan adalah regresi berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa
organizational quality context ternyata mempengaruhi persepsi manajemen kualitas actual
maupun ideal.
Pendekatan implementasi yang harus dihindari dari TQM
Agar implementasi TQM dapat berjalan dengan sukses, perusahaan harus mempelajari semua
informasi yang ada, baik mengenai implementasi yang sukses maupun yang gagal di perusahaan
lain. Ada beberapa pendekatan implementasi TQM yang harus dihindari (Fandy, 1995:341),
yaitu sbb:
 Jangan melatih semua karyawan sekaligus
 Jangan tergesa-gesa menerapkan TQM dengan melibatkan terlalu banyak orang dalam
satu tim
 Implementasi TQM tidak boleh didelegasikan
 Jangan memulai implementasi bila manajemen belum benar-benar siap
Fase-fase implementasi TQM
Menurut George dan Weimerskirch (1994:259-269), ada enam fase utama dalam implementasi
TQM, yaitu sbb:
1.        Komitmen manajemen puncak terhadap perubahan
2.        Penilaian system perusahaan secara internal dan eksternal
3.        Pelembagaan focus pada pelanggan
4.        Pelembagaan TQM dalam perencanaan strategic, keterlibatan karyawan, manajemen
proses, dan system pengukuran
5.        Penyesuaian dan perluasan tujuan manajemen guna memenuhi dan melampaui harapan
pelanggan
6.        Perbaikan atau penyempurnaan system

10
Sementara itu, Goetsch dan Davis (1997:584-589) memberikan klasifikasi fase implementasi
yang lebih rinci dan sistematis. Fase implementasi TQM dikelompokkan menjadi tiga fase yaitu :
1.  Fase Persiapan
Langkah A: Membentuk Total Quality Steering Committee
Langkah B: Membentuk Tim
     Langkah C: Pelatihan TQM
     Langkah D: Menyusun Pernyataan Visi dan Prinsip sebagai Pedoman
Langkah E: Menyusun tujuan umum
Langkah F: Komunikasi dan Publikasi
Langkah G: Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan
Langkah H: Identifikasi Pendukung dan Penolak
Langkah I: Memperkirakan Sikap Karyawan
     Langkah J: Mengukur Kepuasan Pelanggan
2.    Fase Perencanaan
Langkah K: Merencanakan pendekatan Impelementasi, kemudian menggunakan siklus PDCA
(Plan, Do, Check and Adjust)
            Langkah L: Identifikasi Proyek
            Langkah M: komposisi Tim
            Langkah N: Pelatihan Tim
3.    Fase Pelaksanaan
Langkah P: Penggiatan Tim
      Langkah Q: Umpan Balik kepada Steering Committee
Langkah R: Umpan Balik dari Pelanggan
Langkah S: Umpan Balik dari karyawan
Langkah T: Memodifikasi Infrastruktur
Keberhasilan implementasi TQM sangat dipengaruhi oleh fasilitas pendukungnya yaitu
infrastruktur organisasi. Infrastruktur organisasi tersebut meliputi berikut ini:
   Hubungan jangka panjang dengan pelanggan
  Dukungan manajemen puncak
 Manajemen tenaga kerja
 Hubungan jangka panjang dengan pemasok.

11
 Sikap kerja pekerja

12
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Total Quality Management (TQM) adalah sebuah pendekatan dalam meningkatkan


kualitas secara sistematis dengan menggunakan banyak dimensi dan telah diaplikasikan secara
luas oleh banyak perusahaan dengan tujuan meningkatkan kinerja seperti kualitas, produktivitas
dan profitabilitas. TQM sangat di perlukan oleh perusahaan karena dapat meningkatkan qualitas
perusahaan

13
DAFTAR PUSTAKA

http://cheesterzone.blogspot.com/2011/10/implementasi-total-quality-management.html?m=1

https://elqorni.wordpress.com/category/manajemen-kualitas/total-quality-management/

https://surabaya.proxsisgroup.com/pendekatan-implementasi-yang-harus-dihindari/

http://cheesterzone.blogspot.com/2011/10/fase-fase-implementasi-tqm.html?m=1

14

Anda mungkin juga menyukai