Anda di halaman 1dari 8

31

Jurnal ERGASTERIO Volume 05, No.02, Maret 2018 – September 2018


e-ISSN 2549-1318
p-ISSN 2355-7591

Hubungan Personal Hygiene Terhadap Infeksi Tinea unguium pada Kuku Kaki Petani
Penggarap Sawah Di Kelurahan Kebun Sari
Kecamatan Amuntai Tengah

Rezki Amalia(1), Rifqoh(2), Dian Nurmansyah(1)

Akademi Kesehatan Borneo Lestari Banjarbaru


Jl. Kelapa Sawit 8 Bumi Berkat No.1
Telp. (0511) 7672224 Banjarbaru, Kalimantan Selatan 70714

ABSTRAK

Kejadian infeksi jamur banyak ditemukan di Indonesia yang merupakan negara tropis
beriklim panas dan lembab, apalagi jika didukung dengan hygiene yang kurang sempurna.
Salah satu infeksi jamur yang sering ditemukan adalah Tinea unguium. Tinea unguium
merupakan kejadian distrofi kuku jari kaki yang disebabkan oleh jamur golongan dermatofita,
bagian yang diserang biasanya mulai dari bagian distal berupa guratan-guratan kekuningan
pada lempengan kuku, kemudian makin lama seluruh kuku menjadi makin tebal, berubah
warna, dan rapuh.Adapun tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui hubungan personal
hygiene terhadap infeksi Tinea unguium pada kuku kaki petani penggarap sawah di
Kelurahan Kebun Sari Kecamatan Amuntai Tengah. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel metode
purposive sampling dengan jumlah 44 petani penggarap sawah. Pemeriksaan jamur
dilakukan secara mikroskopis dengan KOH 40% dengan menemukan makrokonidia,
mikrokonidia dengan bentuk seperti tetesan air pada sepanjang hifa (Trycophyton. sp).
Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Chi-square α=0.05
SPSS software 18. Didapati 70% responden dengan personal hygiene baik dan 61% kuku
petani penggarap sawah di Kelurahan Kebun Sari Kecamatan Amuntai Tengah terinfeksi
Tinea unguium. Hasil penelitian mendapatkan adanya hubungan yang bermakna antara
personal hygiene terhadap infeksi Tinea unguium dengan Asymp, Sig adalah 0,006 atau
probabilitas dibawah 0,05 (0,006 < 0,05). Pekerja yang rentan terinfeksi Tinea unguium akan
lebih baik jika lebih memperhatikan personal hygiene-nya dalam menghindari infeksi primer
maupun infeksi berulang. Kepada peneliti lain diharapkan agar melanjutkan penelitian
selanjutnya yaitu hubungan sanitasi lingkungan terhadap infeksi Tinea unguium.

Kata kunci : personal hygiene, infeksi Tinea unguium, petani penggarap sawah

(1)
Akademi Analis Kesehatan Borneo Lestari Banjarbaru
(2)
Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Banjarmasin

Hubungan Personal Hygiene Terhadap Infeksi Tinea unguium pada Kuku Kaki Petani
Penggarap Sawah Di Kelurahan Kebun Sari Kecamatan Amuntai Tengah
32
Jurnal ERGASTERIO Volume 05, No.02, Maret 2018 – September 2018
e-ISSN 2549-1318
p-ISSN 2355-7591

pekerja yang beraktivitas harian


PENDAHULUAN terendam air dalam waktu lama
Kejadian infeksi jamur banyak seperti petani, tukang cuci, pekerja
ditemukan di Indonesia yang tambang intan dan penjual ikan di
merupakan negara tropis beriklim pasar tradisional.
panas dan lembab, apalagi jika Kelurahan Kebun Sari, terdiri
didukung dengan hygiene yang dari 56,6% diantaranya merupakan
kurang sempurna. Personal hygiene area persawahan pasang surut.
merupakan kebiasaan perorangan Sawah pasang surut merupakan jenis
yang berhubungan dengan tingkat sawah yang memanfaatkan perairan
kebersihan diri dalam mengupayakan dari air sungai yang tertahan oleh
perawatan, perlindungan kesehatan pasangnya air laut.
terhadap infeksi penyakit (Isro’in & Secara umum, masyarakat
Andarmoyo, 2012). Infeksi jamur Kelurahan Kebun Sari
yang sering terjadi di Indonesia bermatapencaharian menurut sektor
adalah Tinea kapitis, Tinea korporis, pertanian, peternakan, perikanan,
Tinea kruris, Tinea manus et pedis industri kecil dan kerajinan rumah
dan Tinea unguium. Tinea unguium tangga serta jasa. Berdasarkan data
merupakan salah satu penyakit pencaharian pokok masyarakat di
infeksi jamur penyerang kuku yang Kelurahan Kebun sari tahun 2011
disebabkan oleh jamur golongan jenis pekerjaan mayoritas adalah
dermatofita (Harahap, 2013). sebagai petani yang didapati
Brown dan Burns (2002) berjumlah 261 orang dibanding jenis
menjelaskan bahwa Tinea unguium pekerjaan lainnya.
merupakan kejadian distrofi kuku jari Dari observasi yang telah
kaki karena jamur sangat sering peneliti lakukan pada bulan
terdapat pada orang dewasa. Bagian Desember 2014 didapati lebih dari
yang diserang biasanya mulai dari 50% petani penggarap sawah di
bagian distal berupa guratan-guratan Kelurahan Kebun Sari Kecamatan
kekuningan pada lempengan kuku, Amuntai Tengah memiliki kuku yang
kemudian makin lama seluruh kuku sama dengan karakteristik kuku yang
menjadi makin tebal, berubah warna, terinfeksi Tinea unguium.
dan rapuh. Kuku ibu jarilah yang Berdasarkan latar belakang
paling sering terkena pertama kali, tersebut, peneliti ingin meneliti
dan tekanan sepatu pada kuku bisa apakah terdapat hubungan personal
menyebabkan rasa tidak nyaman. hygiene terhadap infeksi Tinea
Kuku-kuku jari tangan lebih jarang unguium pada petani penggarap
terkena. Perubahan pada lempengan sawah di Kelurahan Kebun Sari
kuku serupa dengan yang terlihat Kecamatan Amuntai Tengah.
pada kuku jari kaki.
Faktor pencetus infeksi Tinea Rumusan Masalah
unguium diantaranya adalah “Apakah terdapat hubungan
kelembaban dan kontak langsung. personal hygiene terhadap infeksi
Selain iklim, kelembaban dapat Tinea unguium pada kuku kaki petani
terjadi akibat pemakaian sepatu penggarap sawah di Kelurahan
seperti pada polisi, tentara, dan

Hubungan Personal Hygiene Terhadap Infeksi Tinea unguium pada Kuku Kaki Petani
Penggarap Sawah Di Kelurahan Kebun Sari Kecamatan Amuntai Tengah
33
Jurnal ERGASTERIO Volume 05, No.02, Maret 2018 – September 2018
e-ISSN 2549-1318
p-ISSN 2355-7591

Kebun Sari Kecamatan Amuntai sawah dan didukung dengan


Tengah Tahun 2015 ?” lamanya petani kontak dengan air
dalam sehari.
TINJAUAN PUSTAKA Menurut Siregar (2005)
Kejadian infeksi jamur bahan yang diambil adalah masa
banyak ditemukan di Indonesia yang detritus dari bawah kuku yang sudah
merupakan negara tropis beriklim rusak atau dari bahan kukunya
panas dan lembab, apalagi jika sendiri, selanjutnya dituangi dengan
didukung dengan hygiene yang KOH 20-40% dan dilihat di bawah
kurang sempurna. Personal hygiene mikroskop, dicari hifa atau spora.
adalah suatu tindakan untuk Sunartatie (2010) hasil pemeriksaan
memelihara kebersihan dan langsung secara mikroskopis
kesehatan seseorang untuk terhadap sampel menunjukkan
kesejahteraan, baik fisik maupun adanya hifa dan bentuk makrokonidia
psikisnya. Perawatan kaki, tangan yang mencirikan kapang
yang baik dimulai dengan menjaga Trichophyton. Siregar (2005) T.
kebersihan termasuk didalamnya mentagrophytes makrokonidia klavat,
membasuh dengan air bersih, berdinding tipis, hifa licin bersepta (3-
mencucinya dengan sabun atau 5), mikrokonidia berbentuk bulat,
detergen, dan mengeringkannya seperti anggur, dengan hifa spiral. T.
dengan handuk. Sedangkan rubrum makrokonidia jarang,
perawatan pada kuku dapat berbentuk pensil dengan ukuran
dilakukan dengan memotong kuku 3x30µ dan mikrokonidia seperti
jari tangan dan kaki dengan rapi tetesan air disepanjang hifa.
(Isro’in & Andarmoyo, 2012).
Salah satu infeksi jamur yang
sering terjadi adalah Tinea unguium. METODE PENELITIAN
Menurut Harahap (2013) Tinea
unguium adalah kelainan kuku yang Jenis dan Rancangan Penelitian
disebabkan oleh infeksi jamur Penelitian ini merupakan jenis
dermatofita. Penyebab penyakit yang penelitian survey analitik dengan
sering adalah T. mentagrophytes, T. pendekatan cross sectional yang
rubrum. bertujuan untuk mengetahui ada
Menurut Daili, Menaldi, dan tidaknya hubungan personal hygiene
Wisnu (2005) faktor predisposisi terhadap infeksi Tinea unguium pada
antara lain adalah kelembaban, suhu kuku kaki petani penggarap sawah.
panas, trauma, respons imunitas
yang turun, dsb. Menurut Perdoski Populasi dan Sampel
(2004) dalam Kurniawati (2006) Populasi dalam penelitian ini
bahwa kurang diperhatikannya adalah semua petani yang menggarap
kebersihan diri dapat mendukung sawah di wilayah Kelurahan Kebun
jamur tumbuh dengan subur. Sari Kecamatan Amuntai Tengah yang
Khulaipi (2012) menyatakan berjumlah 261 orang. Adapun sampel
petani penggarap sawah merupakan dalam penelitian ini diambil secara
orang yang rentan terinfeksi jamur purposive sampling berdasarkan ciri-
karena aktivitas harian berada di ciri kuku yang diduga terinfeksi

Hubungan Personal Hygiene Terhadap Infeksi Tinea unguium pada Kuku Kaki Petani
Penggarap Sawah Di Kelurahan Kebun Sari Kecamatan Amuntai Tengah
34
Jurnal ERGASTERIO Volume 05, No.02, Maret 2018 – September 2018
e-ISSN 2549-1318
p-ISSN 2355-7591

penyakit Tinea unguium (bentuk 2. Tahap Persiapan


menebal, bergelombang/tidak rata, Pada tahap ini peneliti melakukan
rapuh, warna kusam tidak mengkilat, observasi, penyusunan proposal,
menghitam sebanyak 44 orang pembuatan kuesioner dan validasi
responden. serta uji reliabilitas kuesioner
tersebut. Kemudian peneliti
Tempat dan Waktu Penelitian meminta izin kepada kepala Dinas
Penelitian ini dilakukan di Kesehatan Kabupaten Hulu
Laboratorium Akademi Analis Sungai Utara, kepala kantor
Kesehatan Borneo Lestari Banjabaru kelurahan Kebun Sari kecamatan
pada bulan Maret–April tahun 2015. Amuntai Tengah bekerja sama
dengan kepala kelompok tani
Instrumen Kebun Sari.
1. Kuesioner untuk mengetahui 3. Tahap Pelaksanaan
personal hygiene kaki dan kuku kaki Pengumpulan data berupa
yang dibagikan kepada responden pengisian kuesioner oleh
dengan kriteria penliaian sebagai responden bersamaan dengan
berikut: personal hygiene baik (nilai pengambilan sampel potongan
≥ 18 s/d 27) personal hygiene buruk atau kerokan kuku kaki responden.
(nilai ≥ 9 s/d 17). Pemeriksaan sampel dilakukan di
2. Instrumen pemeriksaan jamur laboratorium Akademi Analis
metode langsung antara lain: skapel Kesehatan Borneo Lestari
untuk mengambil sampel, kaca Banjarbaru tanggal 31 Maret 2015
objek, kaca penutup, penjepit untuk diperiksa keberadaan
preparat, bunsen dan mikroskop jamurnya secara mikroskopis
binokuler. Sedangkan bahan yang metode langsung. Pemeriksaan
digunakan dalam penelitian ini jamur metode langsung dengan
antara lain: amplop hitam, kerokan cara kerja sebagai berikut: (Sacher
atau potongan kuku responden, & McPherson, 2004) Teteskan
larutan alkohol 70% (desinfektan, setetes larutan KOH 40% di atas
sterilisasi kaca objek dan skapel, kaca objek. Letakkan spesimen
larutan KOH (Kalium hidroksida) dalam setetes KOH 40%. Tutup
40% dan spritus. dengan kaca penutup. Setelah 5
menit, periksa secara mikroskopis
Cara Pengumpulan Data dibawah pencahayaan yang
rendah. (pemanasan ringan dan
1. Data dalam penelitian ini pendiaman yang lebih lama akan
merupakan data primer, berupa lebih jernih saat pemeriksaan
jawaban dari pertanyaan yang dibawah mikroskop). Periksa
tertera pada kuesioner tentang dibawah mikroskop cahaya
personal hygiene kaki dan kuku menggunakan perbesaran 100 kali
kaki dan diambil dari hasil lalu dikonfirmasi dengan
pemeriksaan laboratorium perbesaran 400 kali. Jika
khususnya pemeriksaan jamur diperlukan (preparat belum jernih),
metode langsung. dapat dipanaskan kembali
sehingga visualisasi menjadi lebih

Hubungan Personal Hygiene Terhadap Infeksi Tinea unguium pada Kuku Kaki Petani
Penggarap Sawah Di Kelurahan Kebun Sari Kecamatan Amuntai Tengah
35
Jurnal ERGASTERIO Volume 05, No.02, Maret 2018 – September 2018
e-ISSN 2549-1318
p-ISSN 2355-7591

baik. Hasil positif tampak genus HASIL DAN PEMBAHASAN


Trychophyton sp dengan bentuk
makrokonidia, mikrokonidia
berbentuk seperti anggur dan hifa
spiral yang khas (T. rubrum) atau
makrokonidia, mikrokonidia
dengan bentuk seperti tetesan air
pada sepanjang hifa (T. rubrum).

Pengolahan dan Analisis Data


1. Pengolahan Data Gambar 1.Persentase Personal
a. Editing data Hygiene pada Petani
b. Koding data Penggarap Sawah di
c. Tabulasi data Kelurahan Kebun Sari
2. Analisis Data Amuntai Tengah
a. Uji Instrumen
Instrumen yang dipakai dalam Berdasarkan hasil penelitian
penelitian penelitian terlebih yang telah dilakukan, personal hygiene
dahulu di uji validitas dan yang baik telah dilakukan oleh 70% (31
reliabilitas menggunakan orang) petani penggarap sawah di
korelasi Pearson Product Kelurahan Kebun Sari Kecamatan
Moment dengan bantuan Amuntai Tengah. Hal ini berarti petani
program SPSS software 18. sangat mementingkan kebersihan dan
b. Deskriptif kesehatan kaki dan kuku kaki mereka
Deskripsi dilakukan untuk setelah bekerja menggarap sawah.
mengetahui praktik personal Dilihat dari jawaban hasil kuesioner,
hygiene dan angka infeksi responden dengan personal hygiene
Tinea unguium pada kuku kaki baik sebagian besar mencuci kaki
petani penggarap sawah di menggunakan sabun, didominasi oleh
Kelurahan Kebun Sari petani yang selalu membersihkan,
Kecamatan Amuntai Tengah teratur dalam memotong kuku dengan
serta mendeskripsikan pendek dan rata. Adapun personal
hubungan kedua variabel hygiene yang buruk sebesar 30% (13
tersebut menggunakan tabel orang) berdasarkan jawaban kuesioner
silang dan diuraikan dalam banyak responden yang tidak
bentuk persentase. menggunakan sepatu saat bekerja
c. Analisis Statistik menggarap sawah dan tidak
Uji statistik yang digunakan mengeringkan kaki dengan handuk
adalah uji korelasi Chi-square setelah dicuci. Menurut Isro’in dan
dilakukan dengan bantuan Andarmoyo (2012) perawatan kaki,
program SPSS software 18. tangan yang baik dimulai dengan
menjaga kebersihan termasuk
didalamnya membasuh dengan air
bersih, mencucinya dengan sabun atau
detergen, dan mengeringkannnya
dengan handuk.

Hubungan Personal Hygiene Terhadap Infeksi Tinea unguium pada Kuku Kaki Petani
Penggarap Sawah Di Kelurahan Kebun Sari Kecamatan Amuntai Tengah
36
Jurnal ERGASTERIO Volume 05, No.02, Maret 2018 – September 2018
e-ISSN 2549-1318
p-ISSN 2355-7591

Personal hygiene berdasarkan


karakteristik jenis kelamin pada
penelitian ini tidak jauh berbeda antara
laki-laki dan perempuan. Hal ini terjadi
karena personal hygiene tidak
berpengaruh pada gender melainkan
dipengaruhi oleh pilihan pribadi,
pengetahuan dan motivasi.
Personal hygiene kategori baik Gambar 2. Persentase Infeksi Tinea
didominasi dalam rentang umur 54-70 unguium pada Petani
tahun (80,0%) pada petani penggarap Penggarap Sawah di
sawah di Kelurahan Kebun Sari Kelurahan Kebun Sari
Kecamatan Amuntai Tengah. Amuntai Tengah
Sedangkan personal hygiene kategori
baik dalam rentang umur 20-36 tahun Berdasarkan hasil
(66,7%) tidak jauh berbeda dengan pemeriksaan laboratorium didapati
rentang umur 37-53 tahun (68,4%). Hal 39% (17 orang) responden tidak
ini menunjukkan bahwa personal terinfeksi Tinea unguium dan 61% (27
hygiene tidak bergantung pada umur, orang) responden dengan kuku yang
karena dalam usia berapapun menjaga terinfeksi Tinea unguium, dimana
kebersihan dan kesehatan kaki dan terdapat genus Trycophyton sp. yang
kuku kaki sangat penting untuk terlihat berupa makrokonidia,
dilakukan. mikrokonidia dengan bentuk seperti
Personal hygiene pada tetesan air pada sepanjang hifa
responden dalam kategori baik maupun dibawah mikroskop.
buruk tidak jauh berbeda antara Infeksi Tinea unguium dominan
responden yang telah bekerja pada didapati dalam masa kerja > 10 tahun
kurun waktu < 5 tahun (baik 62,5% dan pada petani penggarap sawah di
buruk 37,5%) dengan bekerja pada Kelurahan Kebun Sari Kecamatan
kurun > 10 tahun (baik 60,0% dan Amuntai Tengah, hal ini diakibatkan
buruk 40%). Hal ini menunjukkan karena masa kerja merupakan
bahwa tidak adanya hubungan antara cerminan lamanya responden terpapar
personal hygiene dengan masa kerja, agen infeksi dermatofita.
karena petani di Kelurahan Kebun Sari Infeksi Tinea unguium
merupakan petani yang menjaga didominasi terjadi pada rentang umur
kekompakan, selalu menjaga 37-53 tahun pada 68,4% petani
komunikasi sosial dengan petani lain penggarap sawah di Kelurahan Kebun
sebagai rekan kerjanya sehingga Sari Kecamatan Amuntai Tengah,
pengetahuan dan motivasi dalam karena umur 37-53 tahun merupakan
menjaga kebersihan diri akan cepat usia produktif sehingga waktu lebih
tersosialisasi dari mulut ke mulut. banyak dihabiskan untuk bekerja di
sawah. Semakin lama seseorang
bekerja disawah, maka semakin besar
risiko terkena agen infeksi Tinea
unguium.

Hubungan Personal Hygiene Terhadap Infeksi Tinea unguium pada Kuku Kaki Petani
Penggarap Sawah Di Kelurahan Kebun Sari Kecamatan Amuntai Tengah
37
Jurnal ERGASTERIO Volume 05, No.02, Maret 2018 – September 2018
e-ISSN 2549-1318
p-ISSN 2355-7591

Infeksi Tinea unguium dominan kecil untuk tidak terinfeksi Tinea


didapati dalam masa kerja > 10 tahun unguium.
pada petani penggarap sawah di
Kelurahan Kebun Sari Kecamatan
Amuntai Tengah, hal ini diakibatkan
karena masa kerja merupakan
cerminan lamanya responden terpapar Tabel 2. Chi-square Test
agen infeksi dermatofita. Menurut Value df Asymp. Sig.
Suma’mur (2009) dalam Faridawati a
(2-sided)
Pearson Chi-Square 7.452 1 .006
(2013) semakin lama seseorang dalam N of Valid Cases 44
bekerja maka semakin banyak dia telah
terpapar bahaya yang ditimbulkan oleh Berdasarkan hasil uji statistik
lingkungan kerja tersebut. metode Chi-Square menunjukkan
bahwa Ho ditolak dengan Asymp, Sig
Tabel 1. Tabel Silang Personal Hygiene
adalah 0,006 atau probablitas dibawah
Terhadap Infeksi Tinea
0,05 (0,006 < 0,05). Hal ini
unguium Pada Kuku Kaki
membuktikan bahwa ada hubungan
Petani Penggarap Sawah di bermakna antara personal hygiene
Kelurahan Kebun Sari terhadap infeksi Tinea unguium pada
Kecamatan Amuntai Tengah kuku kaki petani penggarap sawah di
Infeksi Tinea
unguium Total Kelurahan Kebun Sari Kecamatan
negatif positif
Personal baik Count 16 15 31
Amuntai Tengah. Hasil penelitian ini
hygiene % within Infeksi
94.1% 55.6% 70.5% menunjukkan bahwa semakin baik
Tinea unguium
buruk Count 1 12 13
personal hygiene seseorang, maka
% within Infeksi
5.9% 44.4% 29.5% semakin kecil risiko terserang infeksi
Tinea unguium
Total Count 17 27 44 Tinea unguium. Pekerja yang rentan
terinfeksi Tinea unguium akan lebih
baik jika lebih memperhatikan personal
Dari hasil kuesioner dan hygiene-nya dalam menghindari infeksi
pemeriksaan laboratorium didapati primer maupun infeksi berulang.
bahwa petani penggarap sawah Sesuai dengan teori yang dikemukakan
dengan personal hygiene baik tidak Dingwall (2014) kebutuhan hygiene
terinfeksi Tinea unguium dengan harus dievaluasi dan dikaji ulang kapan
persentase 94,1%, personal hygiene pun kondisi pasien mengalami
baik terinfeksi Tinea unguium dengan perbaikan atau perburukan.
persentase 55,6%, personal hygiene
buruk terinfeksi Tinea unguium dengan PENUTUP
persentase 44,5% dan personal Kesimpulan
hygiene buruk tidak terinfeksi Tinea Berdasarkan hasil penelitian
unguium dengan persentase 5,9%. Hal dapat ditarik kesimpulan sebagai
ini berarti, dengan personal hygiene berikut:
yang baik petani penggarap sawah 1. Personal hygiene petani
berisiko kecil untuk terinfeksi Tinea penggarap sawah termasuk
unguium, dan sebaliknya dengan dalam kategori baik dengan
personal hygiene yang buruk berisiko persentase sebesar 70%.

Hubungan Personal Hygiene Terhadap Infeksi Tinea unguium pada Kuku Kaki Petani
Penggarap Sawah Di Kelurahan Kebun Sari Kecamatan Amuntai Tengah
38
Jurnal ERGASTERIO Volume 05, No.02, Maret 2018 – September 2018
e-ISSN 2549-1318
p-ISSN 2355-7591

2. Petani penggarap sawah di Banjarbaru: Akademi Analis


Kelurahan Kebun Sari Kesehatan Borneo Lestari.
Kecamatan Amuntai Tengah
terinfeksi Tinea unguium dengan Kurniawati, R.D., 2006, “Faktor-faktor
persentase sebesar 61%. yang Berhubungan dengan
3. Secara statistik dengan uji Chi- Kejadian Tinea Pedis pada
square terdapat hubungan Pemulung di TPA Jatibarang”.
personal hygiene terhadap Tesis. Semarang: Fakultas
infeksi Tinea unguium pada kuku Kesehatan Lingkungan,
kaki petani penggarap sawah di Universitas Diponegoro.
Kelurahan Kebun Sari
Kecamatan Amuntai Tengah. Sacher, R.A, dan McPherson, R.A.
2000. Tinjauan Klinis Hasil
Pemeriksaan Laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA Terjemahan oleh Pendit, B.U,
Brown, R.G and Burns. T. 2002. dan Wulandari, D. 2004.
Lecture Notes on Dermatologi. Jakarta : EGC.
Terjemahan oleh Zakaria, A.
2003. Jakarta: Penerbit Siregar, R.S. 2005. Penyakit Jamur
Erlangga. Kulit. Jakarta: EGC.

Daili, E.S.S., Menaldi, S.L dan Wisnu, Sunartatie, T., 2010, “Trichophyton
I.M. 2005. Penyakit Kulit yang mentagrophytes Sebagai Agen
Umum di Indonesia. Jakarta: Penyebab Dermatofitosis pada
PT Medical Multimedia Kambing”. Journal Sain Vet,
Indonesia. 28(1): 49-51

Dingwal, L. 2014. Higiene Personal:


Keterampilan Klinis Perawat.
Jakarta: EGC.

Harahap, M. 2013. Ilmu Penyakit Kulit.


Jakarta: Penerbit Hipokrates.

Isro’in, L dan Andarmoyo, S. 2012.


Personal Hygiene: Konsep,
Proses dan Aplikasi dalam
Praktik Keperawatan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.

Khulaipi, A., 2012, “Infeksi Tinea


unguium pada Kuku Kaki
Petani Penggarap Sawah di
Desa Padang Panjampang
Bahagia Kabupaten Hulu
Sungai Selatan”. KTI.

Hubungan Personal Hygiene Terhadap Infeksi Tinea unguium pada Kuku Kaki Petani
Penggarap Sawah Di Kelurahan Kebun Sari Kecamatan Amuntai Tengah

Anda mungkin juga menyukai