OLEH:
YULIANTI RAHAKBAUW
18134530054
JANUARI 2021
KATA PENGANTAR
penelitian ini menjadi lebih baik lagi. Semogga proposal ini dapat bermanfaat
Ternate, Januari2021
Penyusun
YULIANTI RAHAKBAUW
BAB I
PENDAHULUAN
antara lain jamur. Bermacam jamur bisa hidup di atas berbagai substrat,
pada habitat yang beraneka macam, dan penyebarannya luas lewat spora
warna kuku serta kerapuhan pada kuku. Kelainan ini ditemui pada petani
yang tiap kali bekerja senantiasa kontak dengan tanah liat ataupun air (Lest
ari, 2017).
kuku terutama pada kuku kaki. Petani sering kali menganggap kuku
khususnya kuku kaki tidak begitu penting, padahal jika kuku dalam waktu
yang lama tidak dibersihkan dapat men imbulkan bau yang tidak sedap dan
yang diawali dengan bercak ataupun kuning di dasar ujung kuku menghitam,
menebal, serta hancur di tepi. Peradangan ini bisa pengaruhi sebagian kuku
namun tidak seluruhnya kuku itu terinfeksi. Kuku yang terinfeksi oleh jamur
Jamur ialah tumbuhan tingkat rendah yang tidak memiliki zat hijau,
untuk hidup jamur berfungsi bagaikan parasit saprofit, sebagian besar hidup
hingga 35˚C, suhu maksimumnya berkisar antara 27˚C hingga 29˚C, serta
suhu minimum kurang lebih 5˚C. Walaupun demikian banyak pula jamur yang
hidup pada organisme ataupun sisa organisme di laut ataupun di air tawar.
Industri lain mempunyai prevalensi dermatitis atopik 10-20% pada anak dan
1-3% terjadi pada orang dewasa. Sedangkan di negara Agraris seperti Eropa
terakhir hadapi fluktuatif serta masuk dalam 5 besar penyakit paling tinggi di
Kota Makassar. Tahun 2009 permasalahan dermatitis sebanyak 35. 853 (5,
06%) permasalahan, tahun 2012 hadapi kenaikan hampir tiga kali lipat jadi
ialah sebanyak 192. 414 kunjungan, antara lain 122. 076 ialah permasalahan
baru serta jadi peringkat 3 dari 10 besar penyakit rawat jalan pada tahun
keratin misalnya stratum korneum pada kulit (epidermis), rambut, kuku serta
ataupun keras, serta kuku yang terserang jadi tipis. Permukaan ini dari sesuatu
penyakit akibat jamur dengan indikasi klinis lempeng kuku jadi tebal, rapuh,
pada lempeng kuku yang disebabkan oleh jamur kulit dermatofita, non-
disebabkan oleh yeast terutama Candida Sp, dan 35% disebabkan oleh non-
2015). Gejala yang sering kali nampak pada infeksi ini adalah kerusakan
pada kuku, diantaranya kuku menjadi lebih tebal dan nampak terangkat dari
Apakah terjadi resiko infeksi jamur Tinea unguium pada kuku petani?
TINJAUAN PUSTAKA
merupakan hasil pembelahan sel dalam kuku, yang tertanam dalam pada
lipatan kuku bagian proksimal, tetapi yang tampak hanya sebagaian yang
Buras,2005)
milimeter perminggu, sebaliknya waktu yang di perlikan kuku jari tangan buat
perkembangan dari matriks singga pada tepi leluasa ( ujung kuku ) dekat 6
kuku jari tangan dalam waktu dekat 18 bulan buat berkembang dari matriks
Kuku jari kaki ataupun kuku jari tangan ini sangat rawan terserang
serta hidup di bagian keratin kuku. Gejala kuku terserang infeksi jamur
meliputi:
1. Perubahan warna kuku jadi kekuningan
4. Setelah itu memunculkan rasa perih, bengkak, serta bernanah pada kuku
Ada pula faktor yang menimbulkan permasalahan infeksi pada kuku jari kaki
2.5 Jamur
Jamur tersusun dari satu sel (uniseluler) serta berupa dari banyak sel
sesuatu ilmu yang menekuni tentang jamur. Sudah ditemui dekat 80.
000 spesies jamur, namun kurang dari 400 spesies yang bermakna
dari 90% peradangan jamur pada manusia serta hewan lain. Infeksi
Jamur bisa dibedakan jadi dua tipe ialah kapang serta khamir.
Khamir ialah sel berupa bulat serta lonjong, tumbuh biak membentuk
hifa. Hifa sendiri ialah berbentuk benang filamen terdiri dari sel yang
mempunyai bilik,
Protoplasma, inti, serta umumnya memiliki sekat. Hifa yang tidak
memiliki sekat disebut hifa senositik. Hifa tumbuh biak bagi arah
daro satu spora, dapat terbentuk suatu hifa semu. Hifa semu di bentuk
dari sel ragi.pada salah satu sisinya membentuk tonjolan yang lebih
suhu 15- 40˚C, serta Termofil jamur berkembang pada suhu 35- 40˚C.
diferensiasi hifa. Reproduksi seksual terjalin lewat fusi dua inti serta
kulit umumnya melanda tubuh, kaki, lipatan kulit pada orang gemuk
lapisan tanduk, kuku, serta rambut dan memiliki enzim yang mampu
Jamur penyebab infeksi jaringan keratinin kulit, rambut dan kuku pada
37°C (Irianto, 2014). Infeksi jamur kuku atau dalam bahasa medis tinea
unguium adalah kondisi umum yang di mulai dengan bintik atau kuning di
bawah ujung kuku tangan atau kaku jari kaki. Infeksi jsmur yang parah dapat
terinfeksi. Jika terinfeksi jamur pada kuku masih tergolong ringan maka tidak
membutuhkan pengobatan.Namun terkadang infeksi jamur kuku dapat
dan pengobatan.
pada lempeng kuku yang disebabkan oleh jamur kulit dermatofita, non-
disebabkan oleh yeast terutama Candida Sp, dan 35% disebabkan oleh non-
2015). Gejala yang sering kali nampak pada infeksi ini adalah kerusakan
pada kuku, diantaranya kuku menjadi lebih tebal dan nampak terangkat dari
mengkilat lagi, serta perubahan warna lempeng kuku menjadi putih, kuning,
estetika, bersifat kronis, dan sulit diobati, hal tersebut kemudian dapat
Arianti, 2015).
2.7.1 Epidermophyton sp
koloni lambat, bergranuler warna putih serta berjalur sentral warna kuning
bunga, ujung bulat, dinding halus serta tipis. Mikrokonidia tidak terdapat
(Siregar, 2004).
kehancuran pada kuku, antara lain kuku jadi lebih tebal serta terlihat dari
dasar perlekatannya ataupun onycholysis, rusak, tidak rata serta tidak
mengkilat lagi, dan pergantian corak lempeng kuku jadi putih, kuning, coklat,
serta kultur
preparat langsung dari kerokan kuku. Sediaan dituangi larutan KOH 20-40%
hifa. Dipanasi di atas api kecil, jangan hingga menguap, amati di bawah
2.10 Pengobatan
Variabel independent
Variabel dependent
Kelainan Kuku
Jamur
1. Infeksi jamur kuku adalah kondisi umum yang dimulai dengan bintik atau
2. Kelainan kuku yang disebabkan jamur ialah permukaan kuku tidak rata,
kuku menjadi rapuh atau keras, kuku tidak mengkilat lagi, berubah warna
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Data primer
2. Data sekunder
3.6.1 Alat
3.6.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini ialah sampel kuku, KOH
1. Mikroskop Langsung :
beri
diperiksa
larutan
9. KOH 20-40% .
DAFTAR PUSTAKA
GRAMEDIA.
Erlangga.
Yang Terinfeksi Tinea Pedis”. Karya Tulis Ilmiah. Program Studi Diploma
hal 144-149.