Anda di halaman 1dari 4

A.

Karakteristik Penilaian Hasil Belajar


Karakteristik adalah acuan- acuan yang diberikan dalam memberikan
penilaian terhadap peserta didik. Acuan demikian perlu ditetapkan,agar dapat
menjadikan sebagai pedoman oleh para pendidik dalam membuat keputusan
sehubungan dengan peserta didik. Depdiknas (2004: 7) menyatakan bahwa
karakteristik penilaian yaitu:

1. Validitas
Menilai apa yang seharusnya dinilai dan alat penilaian yang
digunakan sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan isinya
mencakup semua kompetensi yang terwakili secara proporsional.
2. Reliabilitas
Penilaian yang reliable memungkinkan perbandingan yang reliable
dan menjamin konsistensi. Misal, guru menilai dengan proyek
penilaian akan reliabel jika hasil yang diperoleh itu cenderung
sama bila proyek itu dilakukan lagi dengan kondisi yang relatif
sama, untuk menjamin penilaian yang reliable.
3. Terfokus pada kompetensi
Penilaian harus terfokus pada pencapaian kompetensi (rangkaian
kemampuan), bukan pada penguasaan materi (pengetahuan).
4. Keseluruhan atau komprehensif
Penilaian harus menyeluruh dengan menggunakan beragam cara
dan alat untuk menilai beragam kompetensi atau kemampuan
peserta didik, sehingga tergambar profil kemampuan peserta didik.
Sehingga di sini jelas terlihat kemampuan yang dimiliki peserta
didik.
5. Objektivitas
Penilaian harus dilaksanakan secara obyektif, untuk itu penilaian
harus adil, terencana, berkesinambungan, menggunakan bahasa
yang dapat dipahami peserta didik dan menerapkan kriteria yang
jelas dalam pembuatan keputusan atau pemberian angka. Dalam
memberikan penilaian guru tidak boleh pilih kasih.

Adapun menurut Nana (2006: 8), bahwa penilaian proses belajar


mengajar memiliki karakteristik yaitu :

1. Konsistensi kegiatan belajar mengajar dengan kurikulum


Kurikulum adalah   program belajar mengajar yang telah
ditentukan sebagai acuan apa yang seharusnya dilaksanakan.
2. Keterlaksanaannya oleh guru
Dalam hal ini adalah sejauh mana kegiatan program yang telah
dilaksanakan oleh guru tanpa mengalami hambatan dan kesulitan
yang berarti.
3. Keterlaksanaannya oleh siswa
Dalam hal ini dinilai sejauh mana siswa melakukan kegiatan
belajar mengajar dengan program yang telah ditentukan guru tanpa
mengalami hambatan dan kesulitan yang berarti, keterlaksaan siswa
dapatdilihat dalam hal : (a) Memahami dan mengikuti petunjuk
yang diberikan oleh guru, (b) semua siswa turut melakukan
kegiatan belajar, (c) tugas-tugas belajar dapat diselesaikan
sebagaimana mestinya, (d) manfaat semua sumber belajar yang
disediakan guru, (e) menguasai tujuan-tujuan pengajaran yang telah
ditetapkan guru.
4. Motivasi belajar siswa
Keberhasilan proses belajar-mengajar dapat dilihat dalam motivasi
belajar yang ditujukan para siswa pada saat melaksanakan kegiatan
belajar mengajar dalam hal : (a) Minat dan perhatian siswa
terhadap pelajaran, (b) semangat siswa untuk melakukan tugas-
tugas belajarnya, (c) tanggung jawab siswa dalam mengerjakan
tugas-tugas belajarnya, (d) reaksi yang ditunjukan siswa terhadap
stimulus yang diberikan guru,(e) rasa senang dan puas dalam
mengerjakan tugas yang diberikan.
5. Keaktifan para siswa dalam kegiatan belajar
Penilaian proses belajar mengajar terutama adalah melihat sejauh
mana keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.
6. Interaksi guru siswa
Interaksi guru siswa berkenaan dengan komunikasi atau hubugan
timbal balik atau hubungan dua arah antara siswa dan guru atau
siswa dengan siswa dalam melakukan kegiatan belajar mengajar.
7. Kemampuan atau keterampilan guru mengajar
Kemampuan atau keterampilan guru mengajar merupakan puncak
keahlian guru yang profesional sebab merupakan penerapan semua
kemampuan yang telah dimilikinya dalam hal bahan pengajaran,
komunikasi dengan siswa, metode mengajar, dan sebagainya.
8. Kualitas hasil belajar yang diperoleh siswa
Salah satu keberhasilan proses belajar-mengajar dilihat dari hasil
belajar yang dicapai oleh siswa. Dalam hal ini aspek yang dilihat
antara lain: (a) Perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku siswa
setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya, (b) kualitas dan
kuantitas penguasaan tujuan instruksional oleh para siswa, (c)
jumlah siswa yang dapat mencapai tujuan instruksional minimal 75
dari jumlah intrusional yang harus dicapai, (d) hasil belajar tahan
lama diingat, (e) dalam melakukan penilaian, guru harus
berpatokan terhadap kurikulum yang berlaku dan buku pelajaran
yang digunakan.

Sedangkan menurut Kemendikbud (2013: 5-6) penilaian memiliki


karakteristik sebagai berikut:
1. Belajar Tuntas
Asumsi yang digunakan dalam belajar tuntas adalah peserta didik
dapat mencapai kompetensi yang ditentukan, asalkan peserta didik
mendapat bantuan yang tepat dan diberi waktu sesuai dengan yang
dibutuhkan.
2. Otentik
Memandang penilaian dan pembelajaran adalah merupakan dua hal
yang saling berkaitan. Penilaian otentik harus mencerminkan
masalah dunia nyata, bukan dunia sekolah. Menggunakan berbagai
cara dan kriteria holistik (kompetensi utuh merefleksikan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap)
3. Berkesinambungan
Penilaian berkesinambungan dimaksudkan sebagai penilaian yang
dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan selama
pembelajaran berlangsung.
4. Menggunakan Teknik Penilaian yang Bervariasi
Teknik penilaian yang dipilih dapat berupa tertulis, lisan, produk,
portofolio, unjuk kerja, projek, pengamatan, dan penilaian diri.
5. Berdasarkan Acuan Kriteria
Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap
kelompoknya, tetapi dibandingkan terhadap kriteria yang
ditetapkan, misalnya ketuntasan minimal, yang ditetapkan oleh
satuan pendidikan masing-masing. Penilaian didasarkan pada
ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.

Dari beberapa pendapat ahli di atas maka dapat disimpulkan


karakteristik penilaian hasil belajar adalah validitas, reliabilitas, terfokus pada
kompetensi, keseluruhan atau komprehensif, objektivitas, mendidik,
konsistensi kegiatan belajar mengajar dengan kurikulum, keterlaksanaannya
oleh guru, keterlaksanaannya oleh siswa, motivasi belajar siswa, keaktifan
para siswa dalam kegiatan belajar, interaksi guru siswa, kemampuan atau
keterampilan guru mengajar, kualitas hasil belajar yang diperoleh siswa,
belajar tuntas, otentik, berkesinambungan, menggunakan teknik penilaian
yang bervariasi, berdasarkan acuan kriteria.
DAFTAR RUJUKAN

Depdiknas. (2004). Kurikulum 2004 Pedoman Penilaian Kelas. Jakarta:


DEPDIKNAS.
Kemendikbud. (2013). Panduan Teknis Penilaian di Sekolah Dasar. Jakarta:
DEPDIKBUD.
Nana, Sudjana. (2006). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai