Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai UAS mata kuliah Etika
Profesi yang berjudul “MENGANALISA KASUS-KASUS MENGGUNAKAN
KODE ETIK SEKRETARIS , ETIKA CUSTOMER SERVICE DAN KODE
ETIK ARSIPARIS INDONESIA”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………… 1
DAFTAR ISI…………………………………………………………………... 2
BAB I
PENDAHULUAN……………………………………………………………... 3
A. LATAR BELAKANG …………………………...…………………….. 3
B. RUMUSAN MASALAH ………………………………………………. 3
C. TUJUAN ……………………………………………………………….. 4
D. MANFAAT …………………………………………………………….. 4
BAB II
PEMBAHASAN ………………………………………………………………. 5
A. KASUS 1 ………………………………………………………………. 5
B. KASUS 2……………………………………………………………….. 7
C. KASUS 3……………………………………………………………….. 9
BAB III
PENUTUP……………………………………………………………………... 15
A. KESIMPULAN………………………………………………………… 15
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. 16
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sekretaris mempunyai peran penting bagi setiap lembaga atau perusahaan.
Setiap lembaga atau perusahaan sangat membutuhkan sekretaris. Sekretaris harus
bisa menguasai pekerjaan kantor. Untuk menjadi sekretaris yang baik sangat
membutuhkan kecekatan dan kecermatan pada diri kita masing-masing. Sehingga
jika dari dalam diri kita sudah memiliki sifat cekatan dan cermat, bisa
melaksanakan tugas dan tanggung jawab kantor, maka kita sudah bisa disebut
sebagai sekretaris.
Kantor yang efektif karena di dalamnya terdapat sekretaris. Ciri sekretaris bisa
digambarkan seperti seorang sekretaris bertemu dengan klien. Untuk bertemu
klien, sekretaris harus mempunyai cara-cara tersendiri agar dinilai baik oleh klien.
Sekretaris harus memiliki sifat human relation. Sifat human relation ialah adanya
interaksi antar kedua belah pihak yang saling memperoleh kepuasaan pada saat
berkomunikasi.
Sekretaris di dalam kantor yang efektif tentunya memiliki nilai-nilai positif
pada diri seorang sekretaris. Seorang sekretaris bisa melaksanakan tanggung
jawabnya di kantor karena sekretaris memiliki sifat yang tidak dapat dijumpai
pada profesi lainnya. Seorang sekretaris bisa memimpin rapat, memegang rahasia,
bertemu klien dengan baik dan benar, berkomunikasi yang efektif dan sebagainya.
Karena seorang sekretaris memiliki kode etik yang perlu diterapkan pada diri
seorang sekretaris agar menjadi sekretaris profesional.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana seorang sekretaris melayani pelanggan menggunakan kode
etik?
2. Bagaimana seorang sekretaris melayani pelanggan menggunakan etika
customer service?
3
3. Bagaimana seorang arsiparsi melakukan pekerjaan nya dengan
professional?
C. TUJUAN
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Sekretaris.
Selain itu agar para sekretaris dapat menjalankan profesinya dengan baik sesuai
dengan Kode Etik Sekretaris, Etika Customer Service dan Kode Etik Arsiparis.
D. MANFAAT
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat memberikan sesuatu yang baik
terhadap pembaca dan seorang sekretaris mengenai Kode Etik Sekretaris, Etika
Customer Service dan Kode Etik Arsiparis serta menambah wawasan agar lebih
mengetahui bagaimana cara agar menjadi sekretaris yang profesional.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Kasus 1
Pengertian pelayanan
Pengertian pelayanan yang baik adalah kemampuan perusahaan dalam
memberikan pelayanan yang dapat memeberikan kepuasan kepada pelanggan
dengan standar yang tlah ditetapan. Kemampuan tersebut ditunjukan oleh sumber
daya manusia dan sarana serta prasarana yang dimiliki. Pada dasarnya pelayanan
terhadap pelanggan tergantung dari latar belakang karyawan tersebut. Baik suku
bangsa, pendidikan, pengalaman, budaya atau adat istiadat. Namun agar
pelayanan menjadi berkualitas dan memiliki keseragaman, setiap karyawan perlu
dibekali dengan pengetahuan yang mendalam tentang dasar-dasar pelayanan.
Kualitas yang diberikan tentunya harus sesuai dengan stndar tertentu seperti yang
diinginkan perusahaan. Tanpa standar tertentu, maka akan sulit untuk memberikan
pelayanan yang lebih berkualitas.
- Customer service harus memiliki sikap yang tenang, sopan, hormat serta tekun
mendengarkan setiap pembicaraan. Usahakan pada saat melayani nasabah,
5
karyawan dalam keadaan tenang, tidak terburu-buru sopan santun dalam bersikap.
Kemudian tunjukan sikap menghormati tamu, tekun mendengarkan sekaligus
berusaha memahami keinginan pelanggannya. Agar pelanggan dapat merasa puas,
sikap kita dalam melayani nasaah harus diatur sedemikian rupa. Janganlah ketika
kita mengerjakan sesuatu, kita bersikap seperti berpura-pura atau jengkel dampak
dari hal itu menyebabkan pelayanan yang diberikan menjadi tidak sempurna dan
pada akhirnya nasabah akan kecewa.
Analisis Kelompok :
6
Menurut analisis kelompok kami mengenai kasus 1 pelanggan datang komplain
mengenai ketidaknyamanan nya prihal ia menelpon ke kantor yang sering kali
tidak diangkat sekalipun diangkat pasti lama sekali. Dalam kasus ini seharusnya
customer services dapat menjelaskan kepada pelanggan dengan sikap yang sopan
dan nada yang rendah mengenai permasalahan yang dialami oleh pelanggan
sampai pelanggan dapat mengerti dan paham mengapa masalah tersebut dapat
terjadi. Didalam kasus ini customer services tidak menjelaskan kepada pelanggan
tentang masalah yang dialami oleh pelanggan dan kata-kata yang diucapkan oleh
customer services tidak mencerminkan seorang pekerja kantor yang baik,
seharusnya customer service mengunakan katakata yang baik dan sopan ketika
berbicara apalagi berbicara kepada pelanggan meskipin pelanggan dating dan
berbicara dengan nada yang tinggi tetapi customer services harus dapat
menghadapi pelanggan dengan sabar dan tetap mengunakan kata-kata yang baik
dan sopan.
Kasus 2
Customer service
Pengertian customer service atau pelayanan pelanggan adalah setiap kegiatan
yang bertujuan untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan atas pelayanan
yang diberikan (customer satisfaction) sehingga kebutuhan pelanggan bisa
terpenuhi. Seorang customer service diharapkan bisa memberikan pelayanan yang
cepat, akurat, baik dan ramah terhadap pelanggan.
Seorang customer service memegang peran penting dalam perusahaan, selain
memberikan pelayanan, seorang customer service berfungsi membina hubungan
dengan masyarakat (public relation). Selain itu, seorang customer service harus
memiliki kemampuan dan etika pelayanan yang berfungsi untuk mempertahankan
pelanggan lama untuk terus menggunakan produk di perusahaan dan menarik
calon pelanggan baru untuk membeli produk yang ditawarkan.
7
ada beberapa persoalan yang kerap Customer Service padahal amat penting.
Sehingga seorang customer service harus melakukan tugasnya yaitu melayani
nasabah sampai tuntas sebelum melayani nasabah yang lain.
Apapun yang terjadi Customer Service harus tetap mampu menampilkan wajah
ceria dan tersenyum manis kepada nasabah. Senyum menghiasi wajah yang ceria
akan memberikan dampak positif bagi nasabah sehingga mereka merasa lebih
akrab dan santai dalam melaksanakan urusannya
Dengan berprinsip berusaha memberikan pelayanan terbaik, maka kita dituntut
untuk bisa bersikap sabar menghadapi keluhan nasabah. Walaupun kita telah
berusaha semaksimal mungkin, namun tidak selalu pelayanan yang kita berikan
memuaskan mereka. Tidak hanya dengan mendengarkan tetapi juga setelah itu
menjelaskan dengan baik sebab mengapa keluhan tersebut juga bisa terjadi.
Ucapan terima kasih adalah hal yang tak kalah pentingnya. Customer Service
yang merupakan orang pertama dijumpai dan diminta penjelasan oleh nasabahnya,
dengan ucapan terima kasih kepada nasabah walaupun mereka datang tidak untuk
menyimpan uangnya tetapi setidaknya nasabah merasa dihargai.
Analisis kelompok :
Menurut analisis dari kelompok kami,mengenai kasus 2 ini pelanggan
mengkomplain prihal dia tidak terima kalau pesananan yang iya mau tidak
di sediakan . Dalam kasus ini Customer Service tidak ada salah dalam
melayani pelanggan tetapi customer service harus tetap mampu
menampilkan wajah ceria dan tersenyum manis kepada nasabah. Senyum
menghiasi wajah yang ceria akan memberikan dampak positif bagi
8
nasabah sehingga mereka merasa lebih akrab dan santai dalam
melaksanakan urusannya . Dengan berprinsip berusaha memberikan
pelayanan terbaik, maka kita dituntut untuk bisa bersikap sabar
menghadapi keluhan nasabah. Walaupun kita telah berusaha semaksimal
mungkin, namun tidak selalu pelayanan yang kita berikan memuaskan
mereka.
9
Kasus 3
Lingkungan Kerja Arsiparis
Dalam peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :
PER/3/M.PAN/3/2009 Pasal 1 disebutkan bahwa (1) Arsiparis adalah jabatan
yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk
melakukan kegiatan pengelolaan arsip dan pembinaan kearsipan yang diduduki
oleh PNS dengan hak kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang
berwenang; (2) Arsiparis tingkat terampil adalah arsiparis dengan kualifikasi
teknis atau penunjang professional yang pelaksanaan tugas dan fungsinya
mengsyaratkan penguasaan pengetahuan teknis dibidang pengelolaan arsip dan
pembinaan kearsipan; (3) Arsiparis tingkat ahli adalah Arsiparis dengan
kualifikasi professional yang pelaksanaan tugas dan fungsinya mensyaratkan
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pengelolaan arsip dan
pembinaan kearsipan.
Dalam undang-undang nomor 43 tahun 2009 tentang kearsipan, disebutkan bahwa
arsiparis adalah seseorang yang memiliki kompetensi di bidang kearsipan yang
diperoleh melalui pendidikan formal dan/atau pendidikan dan pelatihan kearsipan
serta mempunyai fungsi, tugas, dan tanggung jawab melaksanakan kegiatan
kearsipan.
Penilaian arsip ini tidak hanya melihat satu aspek (yaitu kearsipan) saja, tetapi
juga dampak-dampak yang ditimbulkan manakala terjadi permasalahan di
kemudian hari. Selain permasalahan pengelolaan, juga permasalahan dalam hal
pencitraan arsip, baik melalui pelayanan maupun pameran, yang intinya adalah
manajemen komunikasi dan diplomasi yang baik. Tentu saja, kemampuan
manajerial tersebut belum dapat dipahami secara mendalam jika kapasitas
pendidikan dan profesionalitas arsiparis tidak memadai. Apalagi jika instansi
arsiparis tidak selalu mengupgrade arsiparisnya untuk mengikuti berbagai bentuk
diklat atau seminar. Interaksi terhadap pengguna juga menjadi salah satu ciri
tersirat dari sebuah profesi sehingga muncul sebuah kode etik yang memuat
batasan-batasan dalam bertindak.
10
Kode etik tidak hanya wajib diketahui oleh pemilik profesi, tetapi juga masyarakat
luas agar terjadi check and balance serta kesepahaman atas tindakan-tindakan
yang dilakukan oleh suatu profesi. Selain itu, dengan didasari etika, diharapkan
suatu profesi dapat bertindak secara professional.
11
Kode etik merupakan salah satu persyaratan bagi keberadaan sebuah profesi di
samping persyaratan lainnya. Karena arsiparis merupakan sebuh profesi, maka
arsiparis disyaratkan mempunyai kode etik sebagai ringkasan panduan dalam
bidang utama perilaku professional. Di Indonesia telah terbentuk Asosiasi
Arsiparis Indonesi (AAI) pada 20 mei 2005,dan telah terumuskan kode etik
arsiparis Indonesia yang disahkan pada 28 Oktober 2009.
Latar belakang
a. Bahwa kode etik arsiparis Indonesia ini bertujuan untuk memberikan arah,
kewenangan dan tanggung jawab Arsiparis Indonesia dalam melaksanakan
tugas profesi sesuai anggaran dasar asosiasi arsiparis Indonesia, maka
perlu disusun Kode Etik Arsiparis Indonesia
b. Bahwa musyawarah pengurus nasional asosiasi arsiparis Indonesia dengan
para arsiparis teladan tingkat nasional tahun 2009 telah merumuskan dan
menetapkan Kode Etik Arsiparis Indonesia
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dalam hurup a dan b,
tersebu diatas, perlu mengesahkan Kode Etik Arsiparis Indonesia denga
Keputusan Pengurus Nasional Asosiasi Arsiparis Indonesia.
12
Tugas pokok Arsiparis adalah melakukan kegiatan pengelolaan arsip dan
pembinaan kearsipan yang meliputi :
1. Ketatalaksanaan kearsipan
2. Pembuatan petunjuk kearsipan
3. Pengelohan arsip
4. Penyimpan arsip
5. Konservasi arsip
6. Layanan kearsipan
7. Publikasi kearsipan
8. Pengkajian dan pengembangan kearsipan
9. Pembinaan dan pengawasan kearsipan
13
Analisis kelompok :
Jika saya menjadi Nadia saya tidak akan membantu PT Serasi untuk
memberitahukan konsep yang akan dipakai PT Buana karena tidak
mencerminkan seorang arsiparis yang professional dalam melakukan
tugas. Karena tugas seorang arsiparis harus mampu menyimpan
pengarsipan. Sesuai dengan kode etik arsiparis , seorang arsiparis harus
jujur & bertanggung jawab untuk meningkatkan komitmen , dedikasi dan
integritas dalam menjalankan tugas.
Jika Nadia membantu PT Serasi ,ia akan di kenakan sanksi sesuai dengan
pasal 11 UU. Nomo 7 tahun 1971 menjelaskan tentang ketentuan pidana
kearsipan yaitu:
a. Barang siapa dengan sengaja dan dengan melawan hukum memiliki arsip
sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 huruf a Undang-undang ini dapat
dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya 10 (sepuluh) tahun.
b. Barang siapa yang menyimpan arsip sebagaimana dimaksud dalam pasal 1
huruf a Undang-undang ini, yang dengan sengaja memberitahukan hal-hal
tentang isi naskah itu kepada pihak ketiga yang tidak berhak
mengetahuinya sedang ia diwajibkan merahasiakan hal-hal tersebut dapat
dipidana dengan pidana seumur hidup atau pidana penjara selama-lamanya
20 (duapuluh) tahun.
c. Tindak pidana yang termaksud dalam ayat (1) dan (2) pasal ini adalah
kejahatan.
Pasal ini jelas menempatkan seorang arsiparis pada posisi rawan hukum dan
menjadikannya ia harus ekstra hati-hati dalam melakukan tindakan terutama yang
menyangkut perlindungan data yang ada dalam arsipnya.
14
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Menjadi seorang sekretaris harus mampu menguasai kode etik. Jika seorang
sekretaris dapat menguasai kode etik yang ada, seorang sekretaris akan
memberikan nilai tersendiri untuk profesi sebagai sekretaris. Tercapai atau tidak
kantor yang efektif berada pada manajemen kantor yang dipegang oleh seorang
sekretaris yang memiliki kode etik. Ini semua agar seorang sekretaris tetep
menjalankannya sesuai dengan kaidah atau aturan yang telah ditetapkan oleh
Ikatan Sekretaris Indonesia yang diharapkannya agar kedepan sekretaris yang
profesional dapat menjadi suatu contoh yang baik bagi bawahannya.
15
DAFTAR PUSTAKA
16