Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai UAS mata kuliah Etika
Profesi yang berjudul “MENGANALISA KASUS-KASUS MENGGUNAKAN
KODE ETIK SEKRETARIS , ETIKA CUSTOMER SERVICE DAN KODE
ETIK ARSIPARIS INDONESIA”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Bandar Lampung, 9 Desember


2019
Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………… 1
DAFTAR ISI…………………………………………………………………... 2
BAB I
PENDAHULUAN……………………………………………………………... 3
A. LATAR BELAKANG …………………………...…………………….. 3
B. RUMUSAN MASALAH ………………………………………………. 3
C. TUJUAN ……………………………………………………………….. 4
D. MANFAAT …………………………………………………………….. 4
BAB II
PEMBAHASAN ………………………………………………………………. 5
A. KASUS 1 ………………………………………………………………. 5
B. KASUS 2……………………………………………………………….. 7
C. KASUS 3……………………………………………………………….. 9
BAB III
PENUTUP……………………………………………………………………... 15
A. KESIMPULAN………………………………………………………… 15
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. 16

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sekretaris mempunyai peran penting bagi setiap lembaga atau perusahaan.
Setiap lembaga atau perusahaan sangat membutuhkan sekretaris. Sekretaris harus
bisa menguasai pekerjaan kantor. Untuk menjadi sekretaris yang baik sangat
membutuhkan kecekatan dan kecermatan pada diri kita masing-masing. Sehingga
jika dari dalam diri kita sudah memiliki sifat cekatan dan cermat, bisa
melaksanakan tugas dan tanggung jawab kantor, maka kita sudah bisa disebut
sebagai sekretaris.
Kantor yang efektif karena di dalamnya terdapat sekretaris. Ciri sekretaris bisa
digambarkan seperti seorang sekretaris bertemu dengan klien. Untuk bertemu
klien, sekretaris harus mempunyai cara-cara tersendiri agar dinilai baik oleh klien.
Sekretaris harus memiliki sifat human relation. Sifat human relation ialah adanya
interaksi antar kedua belah pihak yang saling memperoleh kepuasaan pada saat
berkomunikasi.
Sekretaris di dalam kantor yang efektif tentunya memiliki nilai-nilai positif
pada diri seorang sekretaris. Seorang sekretaris bisa melaksanakan tanggung
jawabnya di kantor karena sekretaris memiliki sifat yang tidak dapat dijumpai
pada profesi lainnya. Seorang sekretaris bisa memimpin rapat, memegang rahasia,
bertemu klien dengan baik dan benar, berkomunikasi yang efektif dan sebagainya.
Karena seorang sekretaris memiliki kode etik yang perlu diterapkan pada diri
seorang sekretaris agar menjadi sekretaris profesional.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana seorang sekretaris melayani pelanggan menggunakan kode
etik?
2. Bagaimana seorang sekretaris melayani pelanggan menggunakan etika
customer service?

3
3. Bagaimana seorang arsiparsi melakukan pekerjaan nya dengan
professional?

C. TUJUAN
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Sekretaris.
Selain itu agar para sekretaris dapat menjalankan profesinya dengan baik sesuai
dengan Kode Etik Sekretaris, Etika Customer Service dan Kode Etik Arsiparis.

D. MANFAAT
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat memberikan sesuatu yang baik
terhadap pembaca dan seorang sekretaris mengenai Kode Etik Sekretaris, Etika
Customer Service dan Kode Etik Arsiparis serta menambah wawasan agar lebih
mengetahui bagaimana cara agar menjadi sekretaris yang profesional.

4
BAB II
PEMBAHASAN
Kasus 1
 Pengertian pelayanan
Pengertian pelayanan yang baik adalah kemampuan perusahaan dalam
memberikan pelayanan yang dapat memeberikan kepuasan kepada pelanggan
dengan standar yang tlah ditetapan. Kemampuan tersebut ditunjukan oleh sumber
daya manusia dan sarana serta prasarana yang dimiliki. Pada dasarnya pelayanan
terhadap pelanggan tergantung dari latar belakang karyawan tersebut. Baik suku
bangsa, pendidikan, pengalaman, budaya atau adat istiadat. Namun agar
pelayanan menjadi berkualitas dan memiliki keseragaman, setiap karyawan perlu
dibekali dengan pengetahuan yang mendalam tentang dasar-dasar pelayanan.
Kualitas yang diberikan tentunya harus sesuai dengan stndar tertentu seperti yang
diinginkan perusahaan. Tanpa standar tertentu, maka akan sulit untuk memberikan
pelayanan yang lebih berkualitas.

- Seorang petugas customer service dituntut untuk memberikan pelayanan yang


prima kepada
nasabahnya. Agar pelayanan yang diberikan dapat memuaskan nasabah, seorang
petugas harus memiliki dasar-dasar pelayanan yang kokoh seperti etiket
pelayanan, pengenalan produk dan dasar-dasar pelayanan lainnya. Pelayanan yang
diberikaan akan berkulitas jika setiap petugas dibekali pengetahuan tentang
dasar-dasar pelayanan yang seseuai dengan bidang pekerjaan yang akan
dihadapinya, termasuk kemampuannya menguasai pengetahuan tentang segala
sesuatu yang berhubungan dengan peusahaan, dan produk yang ditawarkan.

- Customer service harus memiliki sikap yang tenang, sopan, hormat serta tekun
mendengarkan setiap pembicaraan. Usahakan pada saat melayani nasabah,

5
karyawan dalam keadaan tenang, tidak terburu-buru sopan santun dalam bersikap.
Kemudian tunjukan sikap menghormati tamu, tekun mendengarkan sekaligus
berusaha memahami keinginan pelanggannya. Agar pelanggan dapat merasa puas,
sikap kita dalam melayani nasaah harus diatur sedemikian rupa. Janganlah ketika
kita mengerjakan sesuatu, kita bersikap seperti berpura-pura atau jengkel dampak
dari hal itu menyebabkan pelayanan yang diberikan menjadi tidak sempurna dan
pada akhirnya nasabah akan kecewa.

- Cara berbicara customer service, kita berkomunikasi dengan nasabah karena


karyawan langsung berbicara tentang apa yang nasabah inginkan. Berbicara
kepada nasabah harus jelas,singkat, dan tidak bertele-tele. Janganlah berbicara
hal-hal yang bukan pada pokok permasalahan, kecuali juka hanya sekedar basa-
basi itupun hanya berbicara misalnya tentang kabar nasabah dan hindari
pembicaraan yang bersifat mengejek nasabah.

- Customer services merupakan petugas atau karyawan yang segaja dibentuk


untuk melayani
karyawan,sebagai resepsioni artinya seorang CS berpungsi sebagai penerima tamu
yang datang ke perusahaan . dalam hal menerima tamu .CS harus bersikap
ramah,sopan,dan menyenangkan. Sebagai deskman,artinya seorang CS berpungsi
sebagai orang yang melayani sebagai macam aplikasi yang diajukan nasabah atau
calon nasabah. Sebagai saleman,CS berpungsi sebagai orang yang menjual produk
sekaligus sebagai pelaksanaan cross selling. Sebagai costomer relation officer,
yaitu berfungsi sebagai orang yang dapat membina hubungan baik dengan seluruh
nasabah ,termasuk membujuk dan meyakinkan agar nasabah tetep bertahan dan
tidak lari dari perusahaan yang bersangkutan apabila menghadapi masalah.
sebagai komunikator,CS, berfungsi sebagai orang yang menghubungi nasabh dan
memberikan informasi tentang segala sesuatu yang ada hubungannyaantara
perusahaan dengan nasabah.

 Analisis Kelompok :

6
Menurut analisis kelompok kami mengenai kasus 1 pelanggan datang komplain
mengenai ketidaknyamanan nya prihal ia menelpon ke kantor yang sering kali
tidak diangkat sekalipun diangkat pasti lama sekali. Dalam kasus ini seharusnya
customer services dapat menjelaskan kepada pelanggan dengan sikap yang sopan
dan nada yang rendah mengenai permasalahan yang dialami oleh pelanggan
sampai pelanggan dapat mengerti dan paham mengapa masalah tersebut dapat
terjadi. Didalam kasus ini customer services tidak menjelaskan kepada pelanggan
tentang masalah yang dialami oleh pelanggan dan kata-kata yang diucapkan oleh
customer services tidak mencerminkan seorang pekerja kantor yang baik,
seharusnya customer service mengunakan katakata yang baik dan sopan ketika
berbicara apalagi berbicara kepada pelanggan meskipin pelanggan dating dan
berbicara dengan nada yang tinggi tetapi customer services harus dapat
menghadapi pelanggan dengan sabar dan tetap mengunakan kata-kata yang baik
dan sopan.

Kasus 2
 Customer service
Pengertian customer service atau pelayanan pelanggan adalah setiap kegiatan
yang bertujuan untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan atas pelayanan
yang diberikan (customer satisfaction) sehingga kebutuhan pelanggan bisa
terpenuhi. Seorang customer service diharapkan bisa memberikan pelayanan yang
cepat, akurat, baik dan ramah terhadap pelanggan.
Seorang customer service memegang peran penting dalam perusahaan, selain
memberikan pelayanan, seorang customer service berfungsi membina hubungan
dengan masyarakat (public relation). Selain itu, seorang customer service harus
memiliki kemampuan dan etika pelayanan yang berfungsi untuk mempertahankan
pelanggan lama untuk terus menggunakan produk di perusahaan dan menarik
calon pelanggan baru untuk membeli produk yang ditawarkan.

 Sikap customer service


Customer Service harus mempunyai prinsip bahwa kepuasan nasabah nomor satu.
Untuk memuaskan nasabah banyak cara yang Customer Service lakukan. Tetapi

7
ada beberapa persoalan yang kerap Customer Service padahal amat penting.
Sehingga seorang customer service harus melakukan tugasnya yaitu melayani
nasabah sampai tuntas sebelum melayani nasabah yang lain.
Apapun yang terjadi Customer Service harus tetap mampu menampilkan wajah
ceria dan tersenyum manis kepada nasabah. Senyum menghiasi wajah yang ceria
akan memberikan dampak positif bagi nasabah sehingga mereka merasa lebih
akrab dan santai dalam melaksanakan urusannya
Dengan berprinsip berusaha memberikan pelayanan terbaik, maka kita dituntut
untuk bisa bersikap sabar menghadapi keluhan nasabah. Walaupun kita telah
berusaha semaksimal mungkin, namun tidak selalu pelayanan yang kita berikan
memuaskan mereka. Tidak hanya dengan mendengarkan tetapi juga setelah itu
menjelaskan dengan baik sebab mengapa keluhan tersebut juga bisa terjadi.
Ucapan terima kasih adalah hal yang tak kalah pentingnya. Customer Service
yang merupakan orang pertama dijumpai dan diminta penjelasan oleh nasabahnya,
dengan ucapan terima kasih kepada nasabah walaupun mereka datang tidak untuk
menyimpan uangnya tetapi setidaknya nasabah merasa dihargai.

 Cara bertanya. Dalam memberikan pelayanan


Kita juga harus mengetahui sifat-sifat Pelanggan yang berbeda-beda terutama
dalam hal bertanya kepada Pelanggan. Bila Pelanggan pendiam, maka
karyawanlah yang harus proaktif untuk bertanya atau memulai pembicaraan
sehingga membuat Pelanggan mau berbicara. Sedangkan bila Pelanggan yang
banyak Tanya, sebaiknya karyawan mendengarkan dengan baik dan menjawab
dengan baik pula.

 Analisis kelompok :
 Menurut analisis dari kelompok kami,mengenai kasus 2 ini pelanggan
mengkomplain prihal dia tidak terima kalau pesananan yang iya mau tidak
di sediakan . Dalam kasus ini Customer Service tidak ada salah dalam
melayani pelanggan tetapi customer service harus tetap mampu
menampilkan wajah ceria dan tersenyum manis kepada nasabah. Senyum
menghiasi wajah yang ceria akan memberikan dampak positif bagi

8
nasabah sehingga mereka merasa lebih akrab dan santai dalam
melaksanakan urusannya . Dengan berprinsip berusaha memberikan
pelayanan terbaik, maka kita dituntut untuk bisa bersikap sabar
menghadapi keluhan nasabah. Walaupun kita telah berusaha semaksimal
mungkin, namun tidak selalu pelayanan yang kita berikan memuaskan
mereka.

 Perbandingan antara kasus 1 dan kasus 2

mengenai kasus 1 pelanggan datang komplain mengenai ketidaknyamanan nya


prihal ia menelpon ke kantor yang sering kali tidak diangkat sekalipun diangkat
pasti lama sekali. Dalam kasus ini seharusnya customer services dapat
menjelaskan kepada pelanggan ldengan sikap yang sopan dan nada yang rendah
mengenai permasalahan yang dialami oleh pelanggan sampai pelanggan dapat
mengerti dan paham mengapa masalah tersebu dapat terjadi. Didalam kasus ini
customer services tidak menjelaskan kepada pelanggan tentang masalah yang
dialami oleh pelanggan dan kata-kata yang diucapkan oleh customer services
tidak mencerminkan seorang pekerja kantor yang baik, seharusnya customer
service mengunakan kata-kata yang baik dan sopan ketika berbicara apalagi
berbicara kepada pelanggan meskipin pelanggan datang dan berbicara dengan
nada yang tinggi tetapi customer services harus dapat menghadapi pelanggan
dengan sabar dan tetap mengunakan kata-kata yang baik dan sopan sedangkan
kasus 2 ini pelanggan mengkomplain prihal dia tidak terima kalau pesananan yang
iya mau tidak di sediakan . Dalam kasus ini Customer Service tidak ada salah
dalam melayani pelanggan tetapi customer service harus tetap mampu
menampilkan wajah ceria dan tersenyum manis kepada nasabah. Senyum
menghiasi wajah yang ceria akan memberikan dampak positif bagi nasabah
sehingga mereka merasa lebih akrab dan santai dalam melaksanakan urusannya
Dengan berprinsip berusaha memberikan pelayanan terbaik, maka kita dituntut
untuk bisa bersikap sabar menghadapi keluhan nasabah. Walaupun kita telah
berusaha semaksimal mungkin, namun tidak selalu pelayanan yang kita berikan
memuaskan mereka.

9
Kasus 3
 Lingkungan Kerja Arsiparis
Dalam peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :
PER/3/M.PAN/3/2009 Pasal 1 disebutkan bahwa (1) Arsiparis adalah jabatan
yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk
melakukan kegiatan pengelolaan arsip dan pembinaan kearsipan yang diduduki
oleh PNS dengan hak kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang
berwenang; (2) Arsiparis tingkat terampil adalah arsiparis dengan kualifikasi
teknis atau penunjang professional yang pelaksanaan tugas dan fungsinya
mengsyaratkan penguasaan pengetahuan teknis dibidang pengelolaan arsip dan
pembinaan kearsipan; (3) Arsiparis tingkat ahli adalah Arsiparis dengan
kualifikasi professional yang pelaksanaan tugas dan fungsinya mensyaratkan
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pengelolaan arsip dan
pembinaan kearsipan.
Dalam undang-undang nomor 43 tahun 2009 tentang kearsipan, disebutkan bahwa
arsiparis adalah seseorang yang memiliki kompetensi di bidang kearsipan yang
diperoleh melalui pendidikan formal dan/atau pendidikan dan pelatihan kearsipan
serta mempunyai fungsi, tugas, dan tanggung jawab melaksanakan kegiatan
kearsipan.
Penilaian arsip ini tidak hanya melihat satu aspek (yaitu kearsipan) saja, tetapi
juga dampak-dampak yang ditimbulkan manakala terjadi permasalahan di
kemudian hari. Selain permasalahan pengelolaan, juga permasalahan dalam hal
pencitraan arsip, baik melalui pelayanan maupun pameran, yang intinya adalah
manajemen komunikasi dan diplomasi yang baik. Tentu saja, kemampuan
manajerial tersebut belum dapat dipahami secara mendalam jika kapasitas
pendidikan dan profesionalitas arsiparis tidak memadai. Apalagi jika instansi
arsiparis tidak selalu mengupgrade arsiparisnya untuk mengikuti berbagai bentuk
diklat atau seminar. Interaksi terhadap pengguna juga menjadi salah satu ciri
tersirat dari sebuah profesi sehingga muncul sebuah kode etik yang memuat
batasan-batasan dalam bertindak.

10
Kode etik tidak hanya wajib diketahui oleh pemilik profesi, tetapi juga masyarakat
luas agar terjadi check and balance serta kesepahaman atas tindakan-tindakan
yang dilakukan oleh suatu profesi. Selain itu, dengan didasari etika, diharapkan
suatu profesi dapat bertindak secara professional.

Bagaimana ciri-ciri seorang pegawai, terutama pegawai administrasi, yang


profesional?
a. Efisien dalam mengelola pekerjaan, tegas dalam menetapkan sikap, dan
memiliki skala prioritas yang dipatuhi
b. Memahami pemakaian software yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan
tempat kerja
c. Memahami prosedur dan proses komunikasi tertulis, seperti membuat
surat, memproses surat masuk dan keluar, serta menyiapkan laporan
d. Memahami konsep prosedur peralatan dan perlengkapan kerja, online
database dan penggunaan beragam multimedia
e. Memahami prosedur dan tata kerja untuk dapat berdiplomasi dengan
sesama karyawan maupun pelanggan, baik secara langsung (tatap muka)
maupun tidak langsung
f. Mengoptimalkan penggunaan otomasi kantor
g. Memanfaatkan dengan baik sumber data yang kredibel, untuk menggali
informasi yang dibutuhkan dalam pekerjaan perkantoran
h. Memahami manajemen jasa pelayanan dengan baik
i. Mengetahui pentingnya job campaign dan cara mengumumkannya
j. Menyadari akan adanya peluang karir dan mobilitas pekerjaan dalam
kantor
k. Membuka diri dalam pengetahuan dan keterampilan yang baru sesuai
kondisi zaman
Salah satu jenis profesi (jika saat ini pekerjaan tersebut sudah dapat dikatakan
sebagai profesi) yang berada dalam lingkup administrasi adalah arsiparis.

 Kode Etik Arsiparis

11
Kode etik merupakan salah satu persyaratan bagi keberadaan sebuah profesi di
samping persyaratan lainnya. Karena arsiparis merupakan sebuh profesi, maka
arsiparis disyaratkan mempunyai kode etik sebagai ringkasan panduan dalam
bidang utama perilaku professional. Di Indonesia telah terbentuk Asosiasi
Arsiparis Indonesi (AAI) pada 20 mei 2005,dan telah terumuskan kode etik
arsiparis Indonesia yang disahkan pada 28 Oktober 2009.

 Kode Etik Arsiparis Indonesia


Dalam ciri-ciri suatu profesi disebutkan adanya kaidah dan standar moral tinggi
bagi suatu profesi. Kaidah dan standar moral tersebut mewujud dalam sebuah
kode etik. Kode etik adalah norma atau azas yang diterima oleh suatu kelompok
tertentu sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di
tempat kerja. Mengelola informasi adalah suatu keahlian profesi arsiparis, tetapi
akan menjadi tidak berguna apabila informasi yang dikelola tidak dapat
dimanfaat bagi orang lain, sehingga hasil pekerjaannya tidak memberikan dampak
positif bagi pencapaiian bagi kegiatan yang lain. Sebagai wadah profesi kearsipan
dalam mukadimah Asosiasi Arsiparis Indonesia disebutkan bahwa : Arsip adalah
merupakan salah satu simpul pemersatu bangsa, maka pengelolaan arsip harus
diupayakan secara seragam, sehingga bermuara pada suatu titik temu yang sama
yaitu jati diri bangsa Indonesia.

Latar belakang
a. Bahwa kode etik arsiparis Indonesia ini bertujuan untuk memberikan arah,
kewenangan dan tanggung jawab Arsiparis Indonesia dalam melaksanakan
tugas profesi sesuai anggaran dasar asosiasi arsiparis Indonesia, maka
perlu disusun Kode Etik Arsiparis Indonesia
b. Bahwa musyawarah pengurus nasional asosiasi arsiparis Indonesia dengan
para arsiparis teladan tingkat nasional tahun 2009 telah merumuskan dan
menetapkan Kode Etik Arsiparis Indonesia
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dalam hurup a dan b,
tersebu diatas, perlu mengesahkan Kode Etik Arsiparis Indonesia denga
Keputusan Pengurus Nasional Asosiasi Arsiparis Indonesia.

12
Tugas pokok Arsiparis adalah melakukan kegiatan pengelolaan arsip dan
pembinaan kearsipan yang meliputi :
1. Ketatalaksanaan kearsipan
2. Pembuatan petunjuk kearsipan
3. Pengelohan arsip
4. Penyimpan arsip
5. Konservasi arsip
6. Layanan kearsipan
7. Publikasi kearsipan
8. Pengkajian dan pengembangan kearsipan
9. Pembinaan dan pengawasan kearsipan

Adapun kode etik arsiparis yang berhasil disusun yaitu:


1. Arsiparis Indonesia bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Arsiparis Indonesia setia dan taat kepada Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945.
3. Arsiparis Indonesia harus jujur & bertanggungjawab, bersemangat untuk
meningkatkan kompetensi, profesionalitas, komitmen, dedikasi dan
integritas dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
4. Arsiparis Indonesia harus mempertahankan dan melindungi otentisitas,
reliabilitas, legalitas dan integritas dari suatu arsip.
5. Arsiparis Indonesia bertanggungjawab atas pengelolaan arsip, mulai dari
penciptaan, penggunaan & pemeliharaan, penyusutan, penilaian &
akuisisi, deskripsi, pelestarian, sampai dengan akses dan pemanfaatan
arsip demi kemaslahatan bangsa.
Profesionalisme adalah kemampuan dan keahlian seseorang yang dilaksanakan
dengan memenuhi kode etik profesinya sehingga hasil kerja orang tersebut
menimbulkan kepuasan bagi orang lain. Semua profesi memerlukan kode etik
bagi anggotanya yang digunakan sebagai landasan perilakunya dalam
hubungannya dengan masyarakat, tempat ia bekerja, dengan organisasi profesi ,
dengan klien dan dengan sesama kaum professional.

13
 Analisis kelompok :
 Jika saya menjadi Nadia saya tidak akan membantu PT Serasi untuk
memberitahukan konsep yang akan dipakai PT Buana karena tidak
mencerminkan seorang arsiparis yang professional dalam melakukan
tugas. Karena tugas seorang arsiparis harus mampu menyimpan
pengarsipan. Sesuai dengan kode etik arsiparis , seorang arsiparis harus
jujur & bertanggung jawab untuk meningkatkan komitmen , dedikasi dan
integritas dalam menjalankan tugas.
 Jika Nadia membantu PT Serasi ,ia akan di kenakan sanksi sesuai dengan
pasal 11 UU. Nomo 7 tahun 1971 menjelaskan tentang ketentuan pidana
kearsipan yaitu:
a. Barang siapa dengan sengaja dan dengan melawan hukum memiliki arsip
sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 huruf a Undang-undang ini dapat
dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya 10 (sepuluh) tahun.
b. Barang siapa yang menyimpan arsip sebagaimana dimaksud dalam pasal 1
huruf a Undang-undang ini, yang dengan sengaja memberitahukan hal-hal
tentang isi naskah itu kepada pihak ketiga yang tidak berhak
mengetahuinya sedang ia diwajibkan merahasiakan hal-hal tersebut dapat
dipidana dengan pidana seumur hidup atau pidana penjara selama-lamanya
20 (duapuluh) tahun.
c. Tindak pidana yang termaksud dalam ayat (1) dan (2) pasal ini adalah
kejahatan.
Pasal ini jelas menempatkan seorang arsiparis pada posisi rawan hukum dan
menjadikannya ia harus ekstra hati-hati dalam melakukan tindakan terutama yang
menyangkut perlindungan data yang ada dalam arsipnya.

14
BAB III
PENUTUP

 KESIMPULAN
Menjadi seorang sekretaris harus mampu menguasai kode etik. Jika seorang
sekretaris dapat menguasai kode etik yang ada, seorang sekretaris akan
memberikan nilai tersendiri untuk profesi sebagai sekretaris. Tercapai atau tidak
kantor yang efektif berada pada manajemen kantor yang dipegang oleh seorang
sekretaris yang memiliki kode etik. Ini semua agar seorang sekretaris tetep
menjalankannya sesuai dengan kaidah atau aturan yang telah ditetapkan oleh
Ikatan Sekretaris Indonesia yang diharapkannya agar kedepan sekretaris yang
profesional dapat menjadi suatu contoh yang baik bagi bawahannya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Kasmir, S.E., M.M. (2006). Etika Customer Service. Jakarta : PT RajaGrafindo


Persada.
Arsip Nasional Republik Indonesia. (2008). Naskah Akademik Rancangan
Undang-Undang Tentang Kearsipan. Jakarta: ANRI.
Kistanto, Nurdien H and Lestari, Ngesti and Subekti, Slamet (2014) Etika Profesi
Kearsipan. In: Pengantar Etika. Universitas Terbuka, Jakarta.
https://www.google.co.id/amp/s/www.kompasiana.com/amp/justariss/etika-
dalam-memberikan-pelayanan-wajib_552c4b3f6ea834524c8b4577
staff.ui.ac.id

16

Anda mungkin juga menyukai