Anda di halaman 1dari 5

Gas Ideal

Berdasarkan hasil eksperimen, diketahui bahwa semua gas dengan komposisi kimia apapun
pada suhu tinggi dan tekanan rendah cenderung mempertahankan suatu hubungan sederhana
tertentu di antara sifat-sifat makroskopisnya, yaitu tekanan, volume dan suhu. Hal ini
menganjurkan adanya konsep tentang gas ideal yang memiliki sifat makroskopis yang sama
pada kondisi yang sama.76

Gas ideal adalah gas yang memenuhi asumsi-asumsi sebagai berikut:

1) Gas terdiri dari molekul-molekul yang sangat banyak dan jarak pisah antarmolekul jauh
lebih besar daripada ukurannya. Molekul ini dapat berupa atom maupun kelompok atom.
2) Ukuran partikel gas dapat diabaikan terhadap ukuran wadah.
3) Molekul-molekul memenuhi hukum gerak Newton, tetapi secara keseluruhan mereka
bergerak lurus secara acak dengan kecepatan tetap. Gerak secara acak maksudnya bahwa tiap
molekul dapat bergerak sama dalam setiap arah.
4) Molekul-molekul mengalami tumbukan lenting sempurna satu sama lain dan dengan
dinding wadahnya. Jadi, dalam tumbukan, energi kinetik adalah konstan.
5) Gaya-gaya antarmolekul dapat diabaikan, kecuali selama satu tumbukan yang berlangsung
sangat singkat.
6) Gas yang dipertimbangkan adalah suatu zat tunggal, sehingga semua molekul adalah
identik
Sifat-sifat gas semacam ini tidak dapat ditemukan di alam, akan tetapi, model gas ideal dapat
didekati dengan gas yang berada pada tekanan rendah dan temperatur kamar.

Proses Adiabatik

dq = 0 Adiabatik : tidak energi (dalam bentuk panas) yang masuk maupun keluar dari /ke
sistem.
Dalam fisika, proses adiabatik adalah sistem yang tidak melakukan pertukaran panas dengan
lingkungannya. Ini berarti ketika sistem melakukan usaha – apakah gerakan atau kerja
mekanik – itu idealnya tidak menjadikan lingkungan sekitarnya hangat atau dingin. Untuk
sistem yang melibatkan gas, proses adiabatik biasanya membutuhkan perubahan tekanan
untuk menggeser suhu tanpa mempengaruhi lingkungan sekitarnya. Dalam atmosfer bumi,
massa udara akan menjalani ekspansi adiabatik dan mendingin, atau mereka akan mengalami
kompresi adiabatik, dan memanas. Insinyur telah merancang berbagai mesin dengan proses
yang setidaknya sebagian adiabatik.

Sebuah proses adiabatik adalah proses termodinamika sistem tidak mendapatkan atau


kehilangan panas ke lingkungan sekitarnya. Sebuah proses termodinamika dapat dipahami
sebagai pengukuran perubahan energi dalam sebuah sistem, yang diambil dari keadaan awal
ke keadaan akhir.

Dalam aplikasi termodinamika, sistem mungkin setiap ruang yang jelas dengan satu set
properti seragam, apakah planet, massa udara, mesin diesel, atau alam semesta. Sementara
sistem memiliki banyak sifat termodinamika, yang penting di sini adalah perubahan suhu,
diukur penambahan atau penurunan panas

Sebuah perubahan energi internal sistem akan terjadi setiap kali sistem yang melakukan
usaha, seperti ketika sebuah mesin pembakaran internal yang disebabkan oleh pergerakan
bagian-bagiannya. Dalam proses adiabatik dengan melibatkan gas atmosfer, seperti udara,
kompresi gas dalam sistem menyebabkan gas untuk melakukan pemanasan, sementara
perluasan mendinginkan itu.

Beberapa mesin uap telah mengambil keuntungan dari proses ini untuk meningkatkan
tekanan dan dengan demikian suhu, dan dianggap mesin adiabatik. Para ilmuwan
mengklasifikasikan proses adiabatik – dari mesin ke sistem cuaca – adalah menurut apakah
mereka reversibel atau tidak suhu aslinya.

Dalam proses adiabatik, perubahan suhu akan terjadi hanya karena usaha yang melakukan,
tapi bukan karena kehilangan panas terhadap lingkungannya. Meningkatnya udara dingin
tanpa kehilangan panas ke massa udara disekitarnya. Mendingin karena tekanan atmosfer,
yang memampatkan dan memanaskan udara dekat dengan permukaan bumi, menurun sesuai
dengan ketinggian.

Ketika tekanan pada gas berkurang, akan mengembang, dan hukum termodinamika
menganggap ekspansi menjadi usaha. Ketika massa udara mengembang dan melakukan kerja,
tidak kehilangan panas ke massa udara lain yang mungkin memiliki suhu yang sangat
berbeda, dan dengan demikian mengalami proses adiabatik.

Hal ini hampir mustahil untuk sistem adiabatik sempurna untuk ada, karena beberapa panas
biasanya hilang. Ada persamaan matematika yang digunakan para ilmuwan untuk model
proses adiabatik yang mengasumsikan sistem yang sempurna untuk kenyamanan. Ini harus
disesuaikan ketika merencanakan mesin aktual atau perangkat. Kebalikan dari proses
adiabatik adalah proses isotermal, dimana panas ditransfer di luar sistem untuk lingkungan
sekitarnya. Jika gas mengembang bebas di luar sistem dengan tekanan diatur, itu mengalami
proses isotermal.

Contoh alat yang dapat menjelaskan proses adiabatik adalah termos

Prinsip kerja termos itu sederhana. Termos menggunakan bahan yang bersifat adiabatik.
Bahan adiabatik secara ideal menghambat atau tidak memungkinkan terjadinya interaksi,
antara sistem dengan lingkungan. Kalau tidak ada interaksi antara sistem dan lingkungan,
maka tidak ada perpindahan kalor antara sistem dalam termos dengan lingkungannya.
Akibatnya tidak terjadi pertukaran temperatur. Dengan menggunakan bahan adiabatik ini
termos mampu mempertahankan suhu air yang berada di dalamnya. Air panas yang sudah
masuk termos tidak cepat dingin.

Apabila sistem ditekan dengan cepat (kerja dilakukan terhadap sistem), maka kerja
bernilai negatif. Karena W negatif, maka U bernilai positif (energi dalam sistem bertambah).
Sebaliknya jika sistem berekspansi atau memuai dengan cepat (sistem melakukan kerja),
maka W bernilai positif. Karena W positif, maka U bernilai negatif (energi dalam sistem
berkurang). Energi dalam sistem (gas ideal) berbanding lurus dengan suhu (U = 3/2 nRT),
karenanya jika energi dalam sistem bertambah maka suhu sistem juga bertambah. Sebaliknya,
jika energi dalam sistem berkurang maka suhu sistem berkurang.

Perubahan tekanan dan volume sistem pada proses adiabatik digambarkan melalui grafik di
bawah :

∆ U =Q−W → Q=0 ( tidak ada kalor yang masuk atau keluar sistem )
∆ U =0−W

∆ U =−W → persamaan proses adiabatik

Apabila sistem ditekan dengan cepat (kerja dilakukan terhadap sistem), maka kerja bernilai
negatif. Karena W negatif, maka U bernilai positif (energi dalam sistem bertambah).
Sebaliknya jika sistem berekspansi atau memuai dengan cepat (sistem melakukan kerja),
maka W bernilai positif. Karena W positif, maka U bernilai negatif (energi dalam sistem
berkurang). Energi dalam sistem (gas ideal) berbanding lurus dengan suhu (U = 3/2 nRT),
karenanya jika energi dalam sistem bertambah maka suhu sistem juga bertambah. Sebaliknya,
jika energi dalam sistem berkurang maka suhu sistem berkurang.

Perubahan tekanan dan volume sistem pada proses adiabatik digambarkan melalui grafik di
bawah :

Kurva adiabatik pada grafik ini (kurva 1‐2) lebih curam daripada kurva isotermal (kurva 1‐3).
Perbedaan kecuraman ini menunjukkan bahwa untuk kenaikan volume yang sama, tekanan
sistem berkurang lebih banyak pada proses adiabatik dibandingkan dengan proses isotermal.
Tekanan sistem berkurang lebih banyak pada proses adiabatik karena ketika terjadi pemuaian
adiabatik, suhu sistem juga berkurang. Suhu berbanding lurus dengan tekanan, karenanya
apabila suhu sistem berkurang, maka tekanan sistem juga berkurang. Sebaliknya pada proses
isotermal, suhu sistem selalu konstan. Dengan demikian pada proses isotermal suhu tidak ikut
mempengaruhi penurunan tekanan.

Salah satu contoh proses yang mendekati adiabatik terjadi pada mesin pembakaran dalam,
misalnya mesin diesel dan mesin bensin. Pada mesin diesel, udara dimasukan ke dalam
silinder dan udara yang berada di dalam silinder ditekan dengan cepat menggunakan piston
(kerja dilakukan pada udara). Proses penekanan adiabatik (pengurangan volume sistem)
digambarkan melalui kurva 2‐1. Karena ditekan dengan cepat secara adiabatik maka suhu
udara naik dengan cepat. Pada saat yang sama, solar disemprotkan ke dalam silinder lewat
injektor dan campuran terpicu seketika (terjadi proses pembakaran). Pada mesin motor
bensin, campuran udara dan bensin dimasukkan ke dalam silinder kemudian ditekan dengan
cepat menggunakan piston. Karena ditekan dengan cepat secara adiabatik maka suhunya naik
dengan cepat. Pada saat yang sama, busi memercikan bunga api sehingga terjadi proses
pembakaran.

Daftar Pustaka

Kanginan, Marthen.. 2006. FISIKA untuk SMA kelas XI KTSP 2006. Jakarta : Erlangga.

Humaidi, Abdul Haris. 2009. Fisika : untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.

Supiyanto. 2002. Fisika 2 Untuk SMA/M. Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai