Anda di halaman 1dari 41

SKRIPSI 2014

PENGETAHUAN SARJANA KEDOKTERAN DAN DOKTER LULUSAN


UNIVERSITAS HASANUDDIN SEPTEMBER 2011 TENTANG
PENULISAN RESEP YANG BAIK DAN BENAR

OLEH:
MOHD ZAHIR HARUN
C 111 06 261

PEMBIMBING:
Dr. dr. A. ARMYN NURDIN, M.Sc

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


PADA BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU
KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
2014
PANITIA SIDANG UJIAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

Skripsi dengan judul “Pengetahuan Sarjana Kedokteran dan Dokter Lulusan Universitas
Hasanuddin September 2011 Tentang Penulisan Resep Yang Baik dan Benar” telah
diperiksa, disetujui, dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi di Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin pada:

Hari/Tanggal : Rabu, 14 Januari 2015


Pukul : 10.00 WITA
Tempat : Ruang Seminar PB.622 IKM &IKK FK-UNHAS

Makassar, 14 Januari 2015

Ketua Tim Penguji,

Dr. dr. A. Armyn Nurdin, M.Sc

Anggota Tim Penguji,

Penguji I Penguji II

Dr.dr. Sri Ramadany, M.Kes dr. Muh Ikhsan Madjid, Ms, PKK
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
DAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR

TELAH DISETUJUI UNTUK DICETAK DAN DIPERBANYAK

Judul Skripsi
“PENGETAHUAN SARJANA KEDOKTERAN DAN DOKTER

LULUSAN UNIVERSITAS HASANUDDIN SEPTEMBER 2011


TENTANG PENULISAN RESEP YANG BAIK DAN BENAR”

Makassar, 14 Januari 2015

Pembimbing,

Dr. dr. A. Armyn Nurdin, M.Sc


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya jualah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan salah satu syarat
dalam menyelesaikan tugsa kepaniteraan klinik pada Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan
Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Jutaan terima kasih dengan tulus ikhlas kepada ayahanda Harun Rais dan ibunda
Norhayati Redzuan, beserta saudara-saudaraku tersayang, yang telah dengan sabar, tabah dan
penuh kasih sayang serta selalu memanjatkan doa dan dukungannya selama masa studi
penulis sekalipun terpisah oleh jarak.
Secara khusus penulis sampaikan rasa hormat dan terima kasih yang mendalam
kepada Dr. dr. A. Armyn Nurdin, M.Sc, selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan
waktu dengan tekun dan sabar memberikan arahan, koreksi dan bimbingannya tahap demi
tahap penyusunan skripsi ini. Waktu yang beliau berikan merupakan kesempatan berharga
bagi penulis untuk belajar.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya, juga penulis sampaikan kepada:
1. Ketua bagian dan seluruh staf Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu
Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar.
2. Pimpinan dan staf-staf Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar.

3. Seluruh keluarga dan dosen-dosen penulis yang juga telah memberikan dorongan dan
bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Sahabat terdekat saya penulis Ibrahim Zuhri dan Muhammad Yusoff yang telah
banyak memberikan dukungan kepada penulis.

5. Teman-teman seminggu penulis di Bagian IKM-IKK.

6. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari yang diharapkan, untuk itu dengan
segala kerendahan hati, penulis menerima kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan skripsi ini. Namun demikian, dengan segala keterbatasan yang ada, mudah-
mudahan skripsi ini ada manfaatnya. Akhirnya penulis hanya dapat berdoa semoga Allah
SWT memberikan imbalan yang setimpal kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian skripsi ini. Amin.

Makassar, 14 Januari 2015

Penulis

MOHD ZAHIR HARUN


SKRIPSI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Desember 2014

Mohd Zahir Harun (C 111 06 261)

Dr. dr. A. Armyn Nurdin, M.Sc

Pengetahuan Sarjana Kedokteran dan Dokter lulusan Universitas Hasanuddin tentang


penulisan resep yang baik dan benar

( iii + 28 Halaman + 2 Gambar + 6 Tabel + 1 Lampiran )

ABSTRAK

Latar Belakang: Obat merupakan semua bahan tunggal atau campuran yang dipergunakan
oleh semua makhluk hidup (manusia dan hewan) pada bagian dalam dan luar tubuh untuk
mencegah, meringankan dan menyembuhkan penyakit. Pemberian obat pada pasien, dokter
terlebih dahulu melakukan diagnosa, selanjutnya dalam pemberian obat membutuhkan
penulisan resep. Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, atau dokter hewan
kepada apoteker untuk membuat obat dalam bentuk sediaan tertentu dan menyerahkannya
pada penderita. Penulisan resep harus baik dan benar, supaya pengobatan pada pasien
berhasil dan obat dilayani dengan tepat dan relatif cepat. Sebaiknya, permintaan dalam resep
dari dokter dapat dibaca dengan jelas, tidak membingungkan, diberikan tanggal dan
ditandatangani. Resep yang baik juga harus memuat cukup informasi supaya jika terjadi
kesalahan dapat diketahui oleh ahli farmasi sebelum obat disiapkan dan diberikan kepada
pasien.

Metode:Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode


deskriptif. Tujuan penelitian untuk mengetahui untuk gambaran tingkat pengetahuan
mahasiswa lulusan Sarjana Kedokteran dan Dokter Universitas Hasanuddin terhadap
penulisan resep yang benar. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
total sampling dengan sampel sebanyak 45 orang pada sarjana kedokteran angkatan 2008 dan
dokter lulusan Universitas Hasanuddin angkatan 2006 yang lulus pada bulan September.
Penelitian ini dilakukan di Universitas Hasanuddin pada 28 – 30 September 2011.

Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan responden (angkatan 2006 lulusan Dokter)
yang memiliki tingkat pengetahuan baik adalah pada persentase yang paling banyak. Maka
dari hasil wawancara yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner di Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin, Makassar menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden
lulusan Dokter terhadap penulisan resep tergolong baik dibanding dengan tingkat
pengetahuan responden lulusan Sarjana Kedokteran yang masih tergolong sedang.

Saran: Diharap pihak-pihak yang bergerak di bidang penanggulangan kesehatan masyarakat


terus berperan aktif dalam memberi informasi dalam rangka penambahan pengetahuan
tentang penulisan resep yang baik dan benar di kalangan mahasiswa lulusan Sarjana
Kedokteran dan Dokter fakultas kedokteran sebagai langkah persiapan sebelum mulai
berkhidmat sebagai Dokter umum. Diharapkan agar pihak fakultas dapat menunjukkan
perannya dalam menyebarluaskan informasi sewaktu khusunya mengenai penulisan resep
yang baik dan benar. Diharapkan agar penelitian ini terus dilanjutkan dan penelitian ini dapat
dilakukan di rumah sakit atau instansi lainnya sebagai referensi dalam intervensi yang akan
dilakukan oleh pihak-pihak terkait dalam penyebarluasan informasi dalam rangka
peningkatan pengetahuan tentang penulisan resep yang baik dan benar di rumah sakit atau
instansi tersebut.

Kata kunci: Penulisan Resep yang baik dan benar, Sarjana Kedokteran, Dokter

Kepustakaan: 9 (1997-2011)
THESIS
FACULTY OF MEDICINE
HASANUDDIN UNIVERSITY
December 2014

Mohd Zahir Harun (C 111 06 261)

Dr. dr. A. Armyn Nurdin, M.Sc

Knowledge of Bachelor of Medicine Students and Doctors Graduated on September


2011 from Hasanuddin University in Writing Prescription

( iii + 28 Pages + 2 Images + 6 Tables + 1 Attachment )

ABSTRACT

Background: Drug is a single or a mixture of all ingredients used by all living creatures
(humans and animals) on the inside and outside of the body to prevent, alleviate and cure
diseases. In administering drugs to patients, doctors must first perform diagnostics, and to
prescribe medication, a prescription is needed. Prescription is a written request from a doctor,
dentist, pharmacist or veterinarian to make the drug in a specific dosage and form for
patients. Prescription must be written correctly and true, so that treatment for patients are
successful and the drug prescribed can be given quickly. Preferably, the prescription of a
doctor can be read clearly, not confusing, given the date and signature. Prescription must also
contain enough information so that if something goes wrong, it can be seen by the pharmacist
before the drug is prepared and given to the patient.

Method: This research is a qualitative study using descriptive method. The aim of the
research is to determine the level of knowledge of Bachelor of Medicine Students and
Doctors graduated from Hasanuddin University in writing prescription. The sample in this
study was done using total sampling with a sample of 45 people from class of 2008 Bachelor
of Medicine Students and class of 2006 Doctors graduated in September. This research was
conducted at the Hasanuddin University from 28th until September 30th, 2011.

Results: The results showed respondents (class of 2006 Doctor graduates) who has a good
level of knowledge in writing prescription correctly is the largest percentage. From the result
of interviews conducted by using questionnaires at the Medical Faculty of Hasanuddin
University, Makassar showed that the level of knowledge of Doctor graduates is relatively
good compared with the level of knowledge of Bachelor of Medicine Students which is still
relatively moderate.

Suggestions: Associate parties engaged in public health must continue to play active role in
providing information in increasing knowledge in writing correct and good prescription
among the Bachelor of Medicine Students and Doctors as a preparation before starting off as
a general practitioner. It is hoped that the faculty can demonstrate their role in distributing
information on writing prescription correctly. It is hoped that this research be continued and
this research can be done in a hospital or other institution as a reference in the intervention to
be carried out by the relevant parties in distributing information in order to increase
knowledge on writing prescription correctly in the hospital or institution.

Keywords: Writing prescription, Bachelor of Medicine students, Doctor

References: 9 (1997-2011)
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PERSETUJUAN CETAK
KATA PENGANTAR
ABSTRAK
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………… i
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………… iii
DAFTAR TABEL…................................................................................................. iii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………. iii
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………………… 1
1.1. Latar Belakang…………………………………………………….. 1
1.2. Rumusan Masalah…………………………………………………. 2
1.3. Tujuan Penelitian………………………………………………….. 3
1.4. Manfaat Penelitian………………………………………………… 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………. 5
2.1. Pengetahuan…………………….. 5
…………………………………. 6
2.2. Resep…………………………………….….………………………. 7
2.3. Penulisan Resep………………………………….…………………
BAB III. KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI
OPERASIONAL…………………………………………………………………... 16
3.1. Dasar pemikiran variable yang diteliti…………………………... 16
3.2. Kerangka Konsep…………………………………………………. 16
3.3. Definisi Operasional……………………………………………….. 17
BAB IV. METODE PENELITIAN………………………………………………. 18
4.1. Desain Penelitian…………………………………………………... 18
4.2. Tempat dan waktu penelitian……………………...……………... 18
4.3. Populasi dan Sampel………………………………………………. 18
4.4. Jenis Data & Instrumen Penelitian………………………………. 19
4.5. Managemen Penelitian..……..……………………………………. 19
4.6. Etika Penelitian ……………..…………………………………….. 20
4.7. Batasan Masalah…………………………………………………... 20
BAB V. HASIL PENELITIAN ………………………...………………………… 21
5.1. Gambaran Umum Penelitian…………..…………………………. 21
5.2. Karakteristik Demografi Responden……………………………. 21
5.3. Pengetahuan Responden..………………………………………… 22
5.4. Pembahasan ………………………………………………………. 25
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN…..…………………………………… 27
6.1. Kesimpulan ………………………………………………………... 27
6.2. Saran……………………………………………………………….. 27

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Pola Penulisan Resep…...…………………………………….… 11


Gambar 2 Contoh Resep…………………………………………………… 11

DAFTAR TABEL
Tabel 1 Definisi operasional ……………………………………..…….. 17
Tabel 2 Karakteristik demografi responden…………………..……….. 21
Tabel 3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Jawaban Responden
(angkatan 2006 lulusan Dokter) Tiap Pertanyaan
Pengetahuan Tentang penulisan resep yang baik dan
benar……………………………………………........................... 22
Tabel 4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Jawaban Responden
(angkatan 2008 lulusan Sarjana Kedokteran) Tiap
Pertanyaan Pengetahuan Tentang penulisan resep yang baik
dan benar.....…………………………………..………………… 23
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Responden (angkatan 2006 lulusan
Dokter) Menurut Tingkat Pengetahuan di Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin…….................................. 24
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Responden (angkatan 2008 lulusan
Sarjana Kedokteran) Menurut Tingkat Pengetahuan di
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.......................... 24

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Obat merupakan semua bahan tunggal atau campuran yang dipergunakan oleh semua
makhluk hidup (manusia dan hewan) pada bagian dalam dan luar tubuh untuk mencegah,
meringankan dan menyembuhkan penyakit. Pemberian obat pada pasien, dokter terlebih
dahulu melakukan diagnosa, selanjutnya dalam pemberian obat membutuhkan penulisan
resep. Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, atau dokter hewan kepada
apoteker untuk membuat obat dalam bentuk sediaan tertentu dan menyerahkannya pada
penderita.
Setiap negara mempunyai ketentuan sendiri tentang informasi apa yang harus
tercantum dalam sebuah resep, juga memiliki perundangan sendiri mengenai obat mana yang
harus diperoleh dengan resep dan siapa yang menulis resepnya. Tidak ada sistem baku yang
sama di seluruh dunia tentang menulis resep obat karena setiap negara punya pengaturannya
sendiri. Yang paling penting adalah resep tersebut harus ditulis dengan jelas. Resep harus
mudah dibaca dan mengungkapkan dengan jelas apa yang harus diberikan. Penulisan resep
yang baik dan benar mempunyai pengaruh yang kuat terhadap keberkesanan terapi obat-
obatan dan kesehatan pasien itu sendiri.
Penulisan resep harus baik dan benar, supaya pengobatan pada pasien berhasil dan
obat dilayani dengan tepat dan relatif cepat. Sebaiknya, permintaan dalam resep dari dokter
dapat dibaca dengan jelas, tidak membingungkan, diberikan tanggal dan ditandatangani.
Resep yang baik juga harus memuat cukup informasi supaya jika terjadi kesalahan dapat
diketahui oleh ahli farmasi sebelum obat disiapkan dan diberikan kepada pasien. Apoteker
harus menanyakan kepada dokter penulis resep, jika mendapatkan resep yang tidak lengkap
dan tidak dapat dibaca dengan jelas. Beberapa jenis kesalahan penulisan resep yang sering
terjadi diantaranya kelalaian pencantuman informasi dan penulisan resep yang buruk.
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa peresepan yang salah, informasi yang tidak
lengkap tentang obat, baik yang diberikan oleh dokter maupun apoteker, serta cara
penggunaan obat yang tidak benar oleh pasien dapat menyebabkan kerugian dan penderitaan
bagi pasien yang juga dapat mempengaruhi lingkungan sekitarnya. Kerugian yang dialami
pasien mungkin tidak akan tampak sampai efek samping yang berbahaya. Karena itu, perlu
diberikan perhatian yang cukup besar untuk mengantisipasi dan atau mengatasi terjadinya
kesalahan peresepan.
Fakultas kedokteran Universitas Hasanuddin telah mengadakan perubahan kurikulum
pendidikan kedokteran daripada kurikulum berdasarkan mata kuliah kepada kurikulum
berbasis sistem blok yang telah dimulai sejak tahun 2003. Ini merupakan suatu perubahan
yang positif terhadap sistem pembelajaran namun juga terdapat kekurangan dimana
kebanyakan mata kuliah telah di integrasi kedalam satu sistem blok yang mempunyai batas
waktu yang tertentu. Khusus mahasiswa calon dokter yang sedang mengambil jurusan
pendidikan dokter tidak disajikan mata kuliah khusus tentang penulisan resep yang baik dan
benar dimana pengetahuan ini bisa didapatkan setelah mereka menjalani kepaniteraan klinik
di rumah sakit sebagai ko-asistan. Penulisan resep yang baik dan benar sangat penting buat
para dokter dan calon dokter yang akan menjalani tugas dirumah sakit karena kedua-dua
pihak yang akan mendiagnosa dan menulis resep tersebut untuk digunakan oleh pasien yang
sedang menerima rawatan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah yang ditemukan pada saat ini
adalah kesalahan dalam penulisan resep oleh para Sarjana Kedokteran dan Dokter dalam
menjalankan tugas mereka di rumah sakit. Dari masalah ini, peneliti ingin mengetahui sejauh
mana pengetahuan mereka terhadap penulisan resep yang baik dan benar.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan mahasiswa lulusan Sarjana
Kedokteran dan Dokter Universitas Hasanuddin terhadap penulisan resep yang benar.

1.3.2 Tujuan khusus


Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa Sarjana Kedokteran (S.Ked)
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin terhadap penulisan resep yang
benar.
2. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan Dokter lulusan Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin terhadap penulisan resep yang benar.

1.4 Manfaat Penelitian


I.4.1 Manfaat Aplikatif
Manfaat aplikatif penelitian ini adalah sebagai sumber informasi bagi para praktisi
kesehatan mengenai tingkat pengetahuan dan kemampuan sebenar mahasiswa lulusan sarjana
kedokteran dan dokter dalam memahami penulisan resep secara benar.
1.4.2 Manfaat Metodologis
Sebagai bahan masukan bagi pihak instansi yang berwenang untuk dijadikan sumber
informasi dan pendidikan bagi mahasiswa lulusan sarjana kedokteran bagi mencegah
terjadinya kesalahan dalam penulisan resep.

1.4.3 Manfaat Teoritis


1. Sebagai tambahan ilmu, kompetensi, dan pengalaman berharga bagi peneliti
dalam melakukan penelitian mengenai tingkat pengetahuan
2. Sebagai acuan bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian
mengenai penulisan resep.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
2.1.1 Definisi
Pengetahuan merupakan hasil dari usaha manusia untuk tahu. Pekerjaan tahu tersebut
adalah hasil dari kenal, insaf, mengerti, dan pandai. Pengetahuan (knowledge) adalah hasil
tahu dari manusia yang sekedar menjawab pertanyaan “What”. Pengetahuan merupakan hasil
dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan, penciuman, rasa, dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang
sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Menurut Bloom dan
Skinner pengetahuan adalah kemampuan seseorang untuk mengungkapkan kembali apa yang
diketahuinya dalam bentuk bukti jawaban baik lisan atau tulisan, bukti atau tulisan tersebut
merupakan suatu reaksi dari suatu stimulasi yang berupa pertanyaan baik lisan atau
tulisan.1,2,3

2.1.2 Kategori Pengetahuan


Menurut Arikunto (2006), pengetahuan dibagi dalam 3 kategori, yaitu 2,3:
a. Baik : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 76% -
100% dari seluruh petanyaan
b. Cukup : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 56% -
75% dari seluruh pertanyaan
c. Kurang : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 40% -
55% dari seluruh pertanyaan

2.1.3 Tingkat Pengetahuan Dalam Domain Kognitif


Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu
tahu, memahami (comprehension), aplikasi (application), analisis, sintesis dan evaluasi. Tahu
diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk
kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik
dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu
ini merupakan tingkat pengatahuan yang paling rendah. Memahami diartikan sebagai suatu
kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang telah faham terhadap objek atau
materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan
sebagainya terhadap objek yang dipelajari. Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan
untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam
komponen-komponen, tetapi masih didalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya
satu sama lain. Sintesis adalah menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menyambungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, dengan kata
lain sintesis adalah kemampuan untuk menyusun suatu formulasi baru dari formulasi-
formulasi yang ada. Evaluasi pula berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.1,2,3

2.2 Resep
2.2.1 Definisi
Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi, dokter hewan yang
diberi izin berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku kepada apoteker
pengelola apotek untuk menyiapkan dan atau membuat, meracik serta menyerahkan
obat kepada pasien.4

2.2.2 Ukuran Lembaran Resep


Lembaran resep umumnya berbentuk empat persegi panjang, ukuran ideal lebar 10-12
cm dan panjang 15-20 cm.4

2.2.3 Jenis-jenis Resep


a. Resep standar (R/ Officinalis), yaitu resep yang komposisinya telah
dibakukan dan dituangkan ke dalam buku farmakope atau buku standar
lainnya. Penulisan resep sesuai dengan buku standar.
b. Resep magistrales (R/ Polifarmasi), yaitu resep yang sudah dimodifikasi atau
diformat oleh dokter, bisa berupa campuran atau tunggal yang diencerkan
dalam pelayanannya harus diracik terlebih dahulu.
c. Resep medicinal yaitu resep obat jadi, bisa berupa obat paten, merek
dagang maupun generik, dalam pelayanannya tidak mangalami peracikan.
Buku referensi yang digunakan untuk meresep: Organisasi Internasional
untuk Standarisasi (ISO), Indonesia Index Medical Specialities (IIMS), Daftar
Obat di Indonesia (DOI), dan lain-lain.
d. Resep obat generik, yaitu penulisan resep obat dengan nama generik
dalam bentuk sediaan dan jumlah tertentu. Dalam pelayanannya bisa atau
tidak mengalami peracikan.5
2.3 Penulisan Resep
2.3.1 Pengertian Penulisan Resep
Secara definisi dan teknis, resep artinya pemberian obat secara tidak langsung,
ditulis jelas dengan tinta, tulisan tangan pada kop resmi kepada pasien, format dan
kaidah penulisan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang
mana permintaan tersebut disampaikan kepada farmasi atau apoteker di apotek agar
diberikan obat dalam bentuk sediaan dan jumlah tertentu sesuai permintaan kepada
pasien yang berhak.
Dengan kata lain penulisan resep artinya mengaplikasikan pengetahuan dokter
dalam memberikan obat kepada pasien melalui kertas resep menurut kaidah dan
peraturan yang berlaku, diajukan secara tertulis kepada apoteker di apotek agar obat
diberikan sesuai dengan yang tertulis. Pihak apoteker berkewajiban melayani secara
cermat, memberikan informasi terutama yang menyangkut dengan penggunaan dan
mengkoreksinya bila terjadi kesalahan dalam penulisan. Dengan demikian pemberian
obat lebih rasional, artinya tepat, aman, efektif, dan ekonomis.
Wujud akhir kompetensi dokter dalam medical care, secara komprehensif
menerapkan ilmu pengetahuan dan keahliannya di bidang farmakologi & teraupetik
secara tepat, aman dan rasional kepada pasien khususnya masyarakat pada umumnya.5

2.3.2 Penulis Resep


Golongan yang berhak menulis resep adalah dokter umum, dokter gigi
(terbatas pada pengobatan gigi dan mulut) dan dokter hewan (terbatas pada
pengobatan pada hewan/pasien hanya hewan) 5,6

2.3.3 Latar Belakang Penulisan Resep


Demi keamanan penggunaan, obat dibagi dalam beberapa golongan. Secara
garis besar dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu obat bebas (OTC = Other of the
counter) dan Ethical (obat narkotika, psikotropika, dan keras), harus dilayani dengan
resep dokter. Jadi sebagian obat tidak bisa diserahkan langsung pada pasien atau
masyarakat tetapi harus melalui resep dokter (on medical prescription only). Dalam
sistem distribusi obat nasional, peran dokter sebagai “medical care” dan alat
kesehatan ikut mengawasi penggunaan obat oleh masyarakat, apotek sebagai organ
distributor terdepan berhadapan langsung dengan masyarakat atau pasien, dan
apoteker berperan sebagai “pharmaceutical care” dan informan obat, serta melakukan
pekerjaan kefarmasian di apotek. Di dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat,
kedua profesi ini harus berada dalam satu tim yang solid dengan tujuan yang sama
yaitu melayani kesehatan dan menyembuhkan pasien.4,5,6

2.3.4 Tujuan Penulisan Resep


Penulisan resep bertujuan untuk memudahkan dokter dalam pelayanan
kesehatan di bidang farmasi sekaligus meminimalkan kesalahan dalam pemberian
obat. Umumnya, rentang waktu buka instalasi farmasi/ apotek dalam pelayanan
farmasi jauh lebih panjang daripada praktik dokter, sehingga dengan penulisan resep
diharapkan akan memudahkan pasien dalam mengakses obat-obatan yang diperlukan
sesuai dengan penyakitnya. Melalui penulisan resep pula, peran, dan tanggung jawab
dokter dalam pengawasan distribusi obat kepada masyarakat dapat ditingkatkan
karena tidak semua golongan obat dapat diserahkan kepada masarakat secara bebas.
Selain itu, dengan adanya penulisan resep, pemberian obat lebih rasional
dibandingkan dispensing (obat diberikan sendiri oleh dokter), dokter bebas memilih
obat secara tepat, ilmiah, dan selektif. Penulisan resep juga dapat membentuk
pelayanan berorientasi kepada pasien (patient oriented) bukan material oriented.
Resep itu sendiri dapat menjadi medical record yang dapat dipertanggungjawabkan,
sifatnya rahasia.
Resep menyangkut sebagian dari rahasia jabatan kedokteran dan kefarmasian,
oleh karena itu tidak boleh diberikan atau diperlihatkan kepada yang tidak berhak.
Resep diperlukan untuk menjaga hubungan dan komunikasi kolegalitas yang
harmonis di antara profesional yang berhubungan, antara lain: medical care,
pharmaceutical care & nursing care. Rahasia dokter dengan apoteker menyangkut
penyakit penderita, khusus beberapa penyakit, dimana penderita tidak ingin orang lain
mengetahuinya. Oleh karena itu kerahasiaannya dijaga, kode etik dan tata cara
(kaidah) penulisan resep. Resep asli harus disimpan di apotek dan tidak boleh
diperlihatkan kecuali oleh yang berhak, yaitu dokter yang menulis atau merawatnya,
pasien atau keluarga pasien yang bersangkutan, paramedis yang merawat pasien,
apoteker yang mengelola apotek bersangkutan, aparat pemerintah serta pegawai
(kepolisian, kehakiman, kesehatan) yang ditugaskan untuk memeriksa dan petugas
asuransi untuk kepentingan klem pembayaran.6,8
2.3.5 Format Penulisan Resep
Resep terdiri dari 6 bagian: 6,7
a. Inscriptio: Nama dokter, no. SIP, alamat/telepon/HP/kota/tempat, tanggal
penulisan resep. Untuk obat narkotika hanya berlaku untuk satu kota provinsi.
Sebagai identitas dokter penulis resep. Format inscription suatu resep dari
rumah sakit sedikit berbeda dengan resep pada praktik pribadi.
b. Invocatio: permintaan tertulis dokter dalam singkatan latin “R/= resipe”
artinya ambilah atau berikanlah, sebagai kata pembuka komunikasi dengan
apoteker di apotek.
c. Prescriptio/Ordonatio: nama obat dan jumlah serta bentuk sediaan yang
diinginkan.
d. Signatura: tanda cara pakai, regimen dosis pemberian, rute dan interval waktu
pemberian harus jelas untuk keamanan penggunaan obat dan keberhasilan
terapi.
e. Subscriptio: yaitu tanda tangan/paraf dokter penulis resep berguna sebagai
legalitas dan keabsahan resep tersebut.
f. Pro (diperuntukkan): dicantumkan nama dan umur pasien. Teristimewa untuk
obat narkotika juga hatus dicantumkan alamat pasien (untuk pelaporan ke
Dinkes setempat).

Gambar 1: Pola Penulisan Resep


Gambar 2: Contoh Resep

2.3.6 Tanda-tanda pada Resep


a. Tanda Segera yaitu apabila dokter ingin resepnya dibuat dan dilayani segera,
tanda segera atau peringatan dapat ditulis sebelah kanan atas atau bawah
blanko resep, yaitu Cito! = segera, Urgent = penting, Statim = penting sekali,
PIM (Periculum in mora) = berbahaya bila ditunda. Urutan yang didahulukan
adalah PIM, Statim, dan Cito!.
b. Tanda resep dapat diulang apabila dokter menginginkan agar resepnya dapat
diulang, dapat ditulis dalam resep di sebelah kanan atas dengan tulisan iter
(Iteratie) dan berapa kali boleh diulang. Misal, iter 1 x, artinya resep dapat
dilayani 2 x. Bila iter 2x, artinya resep dapat dilayani 1+ 2 = 3 x. Hal ini tidak
berlaku untuk resep narkotika, harus resep baru.
c. Tanda Ne iteratie (N.I) = tidak dapat diulang. Apabila dokter menghendaki
agar resepnya tidak diulang, maka tanda N.I ditulis di sebelah atas blanko
resep. Resep yang tidak boleh diulang adalah resep yang mengandung obat-
obatan narkotik, psikotropik dan obat keras yang telah ditetapkan oleh
pemerintah/Menkes Republik Indonesia.
d. Tanda dosis sengaja dilampaui: Tanda seru diberi di belakang nama obatnya
jika dokter sengaja memberi obat dosis maksimum dilampaui.
e. Resep yang mengandung narkotik: Resep yang mengadung narkotik tidak
boleh ada iterasi yang artinya dapat diulang; tidak boleh ada m.i. (mihipsi)
yang berarti untuk dipakai sendiri; tidak boleh ada u.c. (usus cognitus) yang
berarti pemakaiannya diketahui. Resep dengan obat narkotik harus disimpan
terpisah dengan resep obat lainnya.6,7

2.3.7 Pensyaratan Penulisan Resep


Syarat – syarat dalam penulisan resep mencakup 6,8:
1. Resep ditulis jelas dengan tinta dan lengkap di kop resep, tidak ada keraguan
dalam pelayanannya dan pemberian obat kepada pasien.
2. Satu lembar kop resep hanya untuk satu pasien.
3. Signatura ditulis dalam singkatan latin dengan jelas, jumlah takaran sendok
dengan signa bila genap ditulis angka romawi, tetapi angka pecahan ditulis
arabik.
4. Menulis jumlah wadah atau numero (No.) selalu genap, walaupun kita butuh
satu setengah botol, harus digenapkan menjadi Fls. II saja.
5. Setelah signatura harus diparaf atau ditandatangani oleh dokter bersangkutan,
menunjukkan keabsahan atau legalitas dari resep tersebut terjamin.
6. Jumlah obat yang dibutuhkan ditulis dalam angka romawi.
7. Nama pasien dan umur harus jelas.
8. Khusus untuk peresepan obat narkotika, harus ditandatangani oleh dokter
bersangkutan dan dicantumkan alamat pasien dan resep tidak boleh diulangi
tanpa resep dokter.
9. Tidak menyingkat nama obat dengan singkatan yang tidak umum (singkatan
sendiri), karena menghindari material oriented.
10. Hindari tulisan sulit dibaca hal ini dapat mempersulit pelayanan.
11. Resep merupakan medical record dokter dalam praktik dan bukti pemberian
obat kepada pasien yang diketahui oleh farmasi di apotek, kerahasiaannya
dijaga.

2.3.8 Prinsip Penulisan Resep di Indonesia


Setiap negara mempunyai ketentuan sendiri tentang informasi apa yang harus
tercantum dalam sebuah resep. Berikut ini prinsip penulisan resep yang berlaku di
Indonesia 4,8,9 :
a) Obat ditulis dengan nama paten/ dagang, generik, resmi atau kimia.
b) Karakteristik nama obat ditulis harus sama dengan yang tercantun di label
kemasan.
c) Resep ditulis dengan jelas di kop resep resmi.
d) Bentuk sediaan dan jumlah obat ditentukan dokter penulis resep.
e) Signatura ditulis dalam singkatan bahasa latin.
f) Pro atau peruntukan dinyatakan umur pasien.

2.3.9 Menulis Resep


Resep ditulis pada kop format resep resmi dan harus menepati ciri-ciri yang berikut:
1. Penulisan resep sesuai dengan format dan kaidah yang berlaku, bersifat pelayanan
medik dan informatif.
2. Penulisan resep selalu dimulai dengan tanda R/ yang berarti ambillah atau
berikanlah.
3. Nama obat, bentuk sediaan, dosis setiap kali pemberian dan jumlah obat kemudian
ditulis dalam angka Romawi dan harus ditulis dengan jelas.
a. Penulisan resep standar tanpa komposisi, jumlah obat yang diminta ditulis
dalam satuan mg, g, IU atau ml, kalau perlu ada perintah membuat bentuk
sediaan (m.f. = misce fac, artinya campurlah, buatlah).
b. Penulisan sediaan obat paten atau merek dagang, cukup dengan nama
dagang saja dan jumlah sesuai dengan kemasannya.
4. Dalam penulisan nama obat karakter huruf nama obat tidak boleh berubah, misal:
Codein, tidak boleh menjadi Kodein, Pharmaton F tidak boleh menjadi Farmaton
F.
5. Signatura ditulis dengan jelas, tutup dan paraf.
6. Pro atau peruntukkan obat dan umur pasien ditulis, misalnya Tn. Amir,
Ny.Supiah, Ana (5 tahun).
7. Untuk dua sediaan, besar dan kecil. Bila dibutuhkan yang besar, tulis volume
sediaan sesudah bentuk sedíaan.
8. Untuk sediaan bervariasi, bila ada obat dua atau tiga konsentrasi, sebaiknya tulis
dengan jelas, misalnya: pediatric, adult, dan forte.
2.3.10 Permasalahan Dalam Menulis Resep
Banyak permasalahan yang timbul dalam penulisan resep, karena hal ini menyangkut
dengan pelayanan kesehatan yang bersifat holistik. Kesalahan yang dapat timbul
berupa:
a) Kesalahan dalam penulisan resep, dimana dokter gagal untuk
mengkomunikasikan info yang penting, seperti meresepkan obat, dosis atau rute
bukan yang sebenarnya dimaksudkan.Menulis resep dengan tidak jelas/ tidak
terbaca. Menulis nama obat dengan menggunakan singkatan atau nomenklatur
yang tidak terstandarisasi. Menulis instruksi obat yang ambigu. Meresepkan satu
tablet yang tersedia lebih dari satu kekuatan obat tersebut. Tidak menuliskan rute
pemberian untuk obat yang dapat diberikan lebih dari satu rute. Meresepka obat
untuk diberikan melalui infus intavena intermitten tanpa menspesifikasi durasi
penginfusan.Tidak mencantumkan tanda tangan penulis resep.
b) Kesalahan dalam transkripsi, antaranya saat datang ke rumah sakit, secara tidak
sengaja tidak meresepkan obat yang digunakan pasien sebelum ke rumah sakit.
Meneruskan kesalahan penulisan resep dari dokter yang sebelumnya ketika
menuliskan resep obat untuk pasien saat datang ke rumah sakit. Menyalin
instruksi obat dengan tidak benar ketika menulis ulang did aftar obat pasien.
Untuk resep yang dibawa pulang tanpa sengaja berbeda dengan daftar obat yang
diresepkan untuk pasien rawat inap.7,8
BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Dasar Pemikiran Variabel Yang Diteliti


Tingkat pengetahuan tiap individu dalam penelitian ini merupakan suatu yang
subjektif dan berbeda-beda tergantung individu tersebut. Faktor-faktor seperti tahun angkatan
dan tingkat pendidikan yaitu Sarjana Kedokteran dan Dokter mempengaruhi tingkat
pengetahuan mereka tentang penulisan resep yang baik dan benar.

3.2 Kerangka Konsep


Penentuan variabel ini didasarkan pada karakterisktik dari setiap individu tersebut,
dengan tetap mengingat kepentingan keterkaitan variabel tersebut dengan tingkat
pengetahuan. Berdasarkan kerangka teori yang dikemukakan, maka disusunlah pola variabel
sebagai berikut:

Pendidikan formal: Pengetahuan terhadap penulisan


Mahasiswa kedokteran resep yang baik dan benar

Faktor-faktor yang mempengaruhi:


 Tahun Angkatan
 Tingkat pendidikan

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional


3.3.1 Variabel Bebas
Variabel bebas penelitian ini adalah pendidikan formal mahasiswa. Variabel
pendidikan formal ini berskala kategorial nominal: Mahasiswa Fakultas Kedokteran
(sarjana kedokteran dan dokter).

3.3.2 Variabel Tergantung


Variabel tergantung penelitian ini adalah tingkat pengetahuan terhadap
penulisan resep yang baik dan benar. Variabel ini berskala kategorial ordinal:
1. Tingkat pengetahuan kurang
2. Tingkat pengetahuan sedang
3. Tingkat pengetahuan baik

3.3.3 Definisi Operasional


Tabel 1. Definisi operasional

No. Variabel Definisi Operasional Skala

Tingkat pemahaman Ordinal


Tingkat pengetahuan
responden tentang  Kurang: 1-4
1. terhadap penulisan resep
penulisan resep yang baik  Sedang: 5-8
yang baik dan benar
dan benar  Baik: 9-12
Peserta didik yang
Mahasiswa Fakultas terdaftar dan belajar di
2. Kedokteran Universitas Fakultas Kedokteran Nominal
Hasanuddin Universitas Hasanuddin
angkatan 2006 dan 2008.
BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian


Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian
deksriptif ini dilakukan terhadap sekumpulan objek biasanya cukup banyak, dalam jangka
waktu tertentu yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanudin terhadap penulisan resep yang baik dan benar. Pendekatan
yang digunakan pada desain penelitian ini adalah Cross Sectional Study dimana pengambilan
data dilakukan hanya sekali saja pada setiap responden yang mana pengukuran dilakukan
melalui kuesioner sebagai data penelitian.

4.2 Waktu dan Lokasi Penelitian


4.2.1 Waktu Penelitian
Penelitian ini direncanakan diadakan pada tanggal 28 sampai dengan 30 September 2011.

4.2.2 Lokasi Penelitian


Penelitian ini akan dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

4.3 Populasi dan Sampel


4.3.1 Populasi
Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin lulusan sarjana kedokteran dan dokter angkatan 2006 dan 2008. Populasi pada
penelitian ini berjumlah sekitar 45 orang.

4.3.2 Sampel
Sampelnya adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin angkatan
2006 dan 2008 dengan lulusan sarjana kedokteran dan dokter.

4.3.3 Cara Pengambilan Sampel


Teknik pengambilan sampel adalah dengan mengunakan metode total sampling pada
sarjana kedokteran angkatan 2008 dan dokter lulusan Universitas Hasanuddin angkatan 2006
yang lulus pada bulan September.
4.4 Jenis Data dan Instrumen Penelitian
4.4.1 Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui kuesioner
yang diisi oleh subjek penelitian.

4.4.2 Instrumen Penelitian


Alat pengumpul data dan instrumen penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini
terdiri dari kuesioner yang mengandung 12 soal yang berkisar tentang penulisan resep yang
baik dan benar.

4.5 Manajemen Penelitian


4.5.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan setelah meminta perizinan dari Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Setelah itu, data yang diambil
dikumpulkan ke dalam tabel tertentu untuk tujuan menganalisa data.

4.5.2 Pengolahan dan Analisa Data


Pengolahan dilakukan setelah pencatatan data hasil dari kuesioner dengan
menggunakan program komputer Microsoft Office Excel 2010 untuk memperoleh hasil
statistik deskriptif yang diharapkan.

4.5.3 Penyajian Data


Data yang telah diolah akan disajikan dalam bentuk tabel dan diagram untuk
menggambarkan tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin terhadap penulisan resep yang baik dan benar.

4.6 Etika Penelitian


1. Menyertakan surat pengantar yang ditujukan kepada pihak berwenang setempat
sebagai permohonan izin untuk melakukan penelitian.
2. Menjaga kerahasiaan data responden subjek penelitian, sehingga diharapkan tidak ada
pihak yang merasa dirugikan atas penelitian yang dilakukan.
4.7 Batasan Masalah
Mahasiswa untuk dijadikan subjek bagi penilaian tingkat pengetahuan terhadap
penulisan resep yang baik dan benar tidak meliputi seluruh populasi mahasiswa di Fakultas
Kedokteran. Keterbatasan ini hanya dapat menggambarkan tingkat pengetahuan sebagian
kelompok mahasiswa yang ikut serta dalam penelitian. Keterbatasan lain juga termasuk
keterbatasan waktu, biaya, serta kemampuan.
BAB 5

HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Penelitian


Penelitian dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar yang
dimulai tanggal 28 sampai dengan 30 September 2011. Dalam penelitian ini dibagikan
kuesioner yang diisi oleh 45 responden dimana mereka mewakili mahasiswa lulusan Sarjana
Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin yang terdiri dari angkatan 2008 dan
lulusan Dokter yang terdiri dari angkatan 2006. Seluruh sampel penelitian (45 orang)
diperoleh dengan cara total sampling. Data yang diperoleh kemudian diolah sesuai dengan
tujuan penelitian dan disajikan dalam bentuk tabel.

5.2 Karakteristik Demografi Responden


Karakteristik demografi dari mahasiswa Fakultas Kedokteran Hasanuddin yang
berpartisipasi dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Karakteristik demografi responden.

Karakteristik Frekuensi %
Jenis Kelamin
Laki-laki 22 48.89
Perempuan 23 51.11
Angkatan/Lulusan(Sked/Dokter)
2006 (Dokter) 15 33.33
2008 (Sarjana Kedokteran) 30 66.67
Sumber: Data Primer

Tabel 2 menunjukkan bilangan total sampel yang ikut partisipasi dalam penelitian
mengetahui tingkat pengetahuan terhadap penulisan resep yang baik dan benar di kalangan
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar. Dari tabel didapatkan
jumlah responden wanita sebanyak 23 orang (51.11%) dan jumlah responden laki-laki adalah
sebanyak 22 orang (48.89%). 15 responden ini (33.33%) adalah terdiri dari mahasiswa dari
angkatan 2006 sedangkan 30 responden lainnya (66.67%) adalah dari angkatan 2008. Kedua-
dua angkatan yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah merupakan mahasiswa lulusan
Sarjana Kedokteran dan Dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar.

5.3 Pengetahuan Responden


Tabel 3. Distribusi Frekuensi dan Persentase Jawaban Responden (angkatan 2006 lulusan
Dokter) Pada Setiap Pertanyaan Pengetahuan Tentang penulisan resep yang baik dan benar.

Responden
No
Pertanyaan Benar Salah
.
Frekuensi % Frekuensi %
1 Pertanyaan 1 15 100 0 0
2 Pertanyaan 2 12 80 3 20
3 Pertanyaan 3 12 80 3 20
4 Pertanyaan 4 15 100 0 0
5 Pertanyaan 5 2 13.33 13 86.67
6 Pertanyaan 6 2 13.33 13 86.67
7 Pertanyaan 7 15 100 0 0
8 Pertanyaan 8 15 100 0 0
9 Pertanyaan 9 15 100 0 0
10 Pertanyaan 10 15 100 0 0
11 Pertanyaan 11 15 100 0 0
12 Pertanyaan 12 12 80 3 20
Sumber: Data Primer

Tabel 4. Distribusi Frekuensi dan Persentase Jawaban Responden (angkatan 2008 lulusan
Sarjana Kedokteran) Pada Setiap Pertanyaan Pengetahuan Tentang penulisan resep yang baik
dan benar.

Responden
No
Pertanyaan Benar Salah
.
Frekuensi % Frekuensi %
1 Pertanyaan 1 30 100 0 0
2 Pertanyaan 2 20 66.67 10 33.33
3 Pertanyaan 3 4 13.33 26 86.67
4 Pertanyaan 4 8 26.67 22 73.33
5 Pertanyaan 5 13 43.33 17 56.67
6 Pertanyaan 6 21 70 9 30
7 Pertanyaan 7 10 33.33 20 66.67
8 Pertanyaan 8 12 82.93 18 17.07
9 Pertanyaan 9 23 76.67 7 23.33
10 Pertanyaan 10 27 90 3 10
11 Pertanyaan 11 3 10 27 90
12 Pertanyaan 12 8 26.67 22 73.33
Sumber: Data Primer

Tingkat pengetahuan dalam penelitian ini dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kurang,
sedang, dan baik berdasarkan nilai titik potong dimana nilai terendah adalah 0 dan nilai
tertinggi adalah 12. Kategori pengetahuan responden dapat dilihat pada tabel 5 dan tabel 6 di
bawah.

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden (angkatan 2006 lulusan Dokter) Menurut Tingkat
Pengetahuan di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

Tingkat Pengetahuan Frekuensi %


Kurang 0 0
Sedang 3 20
Baik 12 80
Total 15 100
Sumber: Data Primer

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Responden (angkatan 2008 lulusan Sarjana Kedokteran)


Menurut Tingkat Pengetahuan di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

Tingkat Pengetahuan Frekuensi %


Kurang 2 6.67
Sedang 28 93.33
Baik 0 0
Total 30 100
Sumber: Data Primer
Tabel 5 menunjukkan sebagian besar responden yaitu sebanyak 12 responden (80%)
mempunyai tingkat pengetahuan baik, manakala hanya 3 responden (20%) memiliki tingkat
pengetahuan sedang, dan tidak ada responden yang mempunyai tingkat pengetahuan kurang.

Tabel 6 menunjukkan sebagian besar responden yaitu sebanyak 28 responden


(93.33%) mempunyai tingkat pengetahuan sedang, manakala 2 responden (6.67%) memiliki
tingkat pengetahuan kurang, dan tidak ada responden yang mempunyai tingkat pengetahuan
baik.

5.4 Pembahasan
5.4.1 Pengetahuan Responden
Pengetahuan adalah hasil dari tahu setelah seseorang melakukan penginderaan
terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan juga dapat diperoleh dari pendidikan,
pengalaman diri sendiri maupun orang lain, media masa dan lingkungan. Pengetahuan
diperlukan untuk menumbuhkan kepercayaan diri.
Pengetahuan responden terhadap penulisan resep adalah untuk mengetahui sejauh
mana responden mengetahui tentang cara penulisan resep yang baik dan benar.
Hasil penelitian menunjukkan responden (angkatan 2006 lulusan Dokter) yang
memiliki tingkat pengetahuan baik adalah pada persentase yang paling banyak. Maka dari
hasil wawancara yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner di Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin, Makassar menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden
lulusan terhadap Dokter terhadap penulisan resep tergolong baik dibanding dengan tingkat
pengetahuan responden lulusan Sarjana Kedokteran yang masih tergolong sedang.
Pada kuesioner, pertanyaan 1 diajukan untuk menilai pengetahuan responden tentang
pengertian penulisan resep itu sendiri dengan menanyakan apa saja yang diperlukan dalam
identitas dokter yang menulis resep. Hasil menunjukkan 15 responden (100%) dari 15
menjawab dengan benar bagi mahasiswa lulusan Dokter dan 30 responden (100%) dari 30
menjawab dengan benar bagi mahasiswa lulusan Sarjana Kedokteran. Ini menunujukkan
kesemua mahasiswa mengerti tentang pengertian penulisan resep yang baik dan benar.
Pertanyaan 2, 3, 4, dan 5 menitikberatkan pengetahuan responden terhadap format
penulisan resep. Hasil menunjukkan rata-rata pengetahuan responden tergolong baik bagi
mahasiswa lulusan dokter manakala pengetahuan responden mahasiswa lulusan Sarjana
Kedokteran agak kurang tentang format penulisan resep yang baik dan benar. Format
penulisan resep terdiri dari 6 bagian yaitu Inscriptio, Invocatio, Prescriptio, Signatura,
Subscriptio, dan Pro. Masing–masing bagian terdiri dari beberapa format yang perlu dipatuhi
ketika menulis resep.
Petanyaan 6 dan 8 menanyakan tentang tanda pada resep. Hasil menunjukkan
pengetahuan responden terhadap tanda pada resep tergolong sedang bagi mahasiswa lulusan
Dokter dan baik bagi mahasiswa lulusan Sarjana Kedokteran. Tanda pada resep seperti tanda
seru, CITO, dan dll menandakan dokter ingin resepnya dibuat dan dilayani dengan segera.
Pertanyaan 7, 9, 10, 11 dan 12 menilai tingkat pengetahuan responden terhadap
prinsip penulisan resep di Indonesia. Hasil menunjukkan pengetahuan responden lulusan
Dokter tergolong baik dan pengetahuan responden lulusan Sarjana Kedokteran tergolong
sedang.
BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara umum, tingkat pengetahuan mahasiswa lulusan Dokter Fakultas Kedokteran
Univeristas Hasanuddin, Makassar tergolong baik dibanding mahasiswa lulusan Sarjana
Kedokteran yang masih tergolong sedang.
2. Pengetahuan mahasiswa lulusan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin,
Makassar tentang pengertian dan cara penulisan resep yang benar tergolong baik
dibanding mahasiswa lulusan Sarjana Kedokteran yang masih tergolong sedang.

6.2 Saran
Setelah melakukan penelitian mengenai tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar pada September 2011, dapat diberikan saran
berupa:
1. Diharapkan pihak-pihak yang bergerak di bidang penanggulangan kesehatan masyarakat
terus berperan aktif dalam memberi informasi dalam rangka penambahan pengetahuan
tentang penulisan resep yang baik dan benar di kalangan mahasiswa lulusan Sarjana
Kedokteran dan Dokter fakultas kedokteran sebagai langkah persiapan sebelum mulai
berkhidmat sebagai Dokter umum.
2. Diharapkan agar pihak fakultas dapat menunjukkan perannya dalam menyebarluaskan
informasi sewaktu khusunya mengenai penulisan resep yang baik dan benar.
3. Diharapkan agar penelitian ini terus dilanjutkan dan penelitian ini dapat dilakukan di
rumah sakit atau instansi lainnya sebagai referensi dalam intervensi yang akan dilakukan
oleh pihak-pihak terkait dalam penyebarluasan informasi dalam rangka peningkatan
pengetahuan tentang penulisan resep yang baik dan benar di rumah sakit atau instansi
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

1. Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta


2. Agus, R. 2009. Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan. Jogjakarta: Jazamedia.
3. Sastroasmoro, S. & Ismael S., 1995. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Ed.1.
Jakarta : Penerbit Binarupa Aksara.
4. De Vries, T. P. G. M., Henning R. H., Hogerzeil H. V., Fresle D.A., 1998. Bab 9: Langkah
4: Tuliskan Resepnya. Dalam : Sofia ed. Pedoman Penulisan Resep.Bandung : Penerbit
ITB, 62- 69.
5. Jas, A., 2007. Perihal Resep & Dosis serta Latihan Menulis Resep. Ed. 1. Medan :
Universitas Sumatera Utara Press, 1-13.
6. Katzung, B.G., Masters B.S., Trevor A.J., 2009. Chapter 65: Rational Prescribing &
Prescription Writing Basic and Clinical Pharmacology Ed. 11. United State:McGraw Hill
Medical.
7. Ni, K.M., 2002. Non compliance with Precription Writing Requirements and Prescribings
Errors in an Outpatient Department. Malaysian of Journal Pharmacy 2002.
8. Syamsuni, H.A., 2007. Bab 1: Konsep Kefarmasian. Dalam: Elviana E. & Syarief W. R.
(eds). Ilmu Resep. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1- 38.
9. Zairina, Elida dan E. Ratna, 2003. Frekuensi dan Jenis Kesalahan yang Sering Terjadi
dalam Penulisan Resep Obat Secara Umum. Surabaya: Fakultas Farmasi,Universitas
Airlangga.
KUESIONER

Pengetahuan Mahasiswa Sarjana Kedokteran dan Dokter Lulusan Universitas


Hasanuddin Wisuda September 2011 Tentang Penulisan Resep Yang Baik dan Benar

1.1 Identitas
1. Lulusan (s.ked/dokter) : __________
2. Jenis Kelamin : __________
3. Umur : __________
4. Angkatan : __________

1.2 Daftar Pertanyaan


1. Dalam penulisan resep, diperlukan identitas dokter yang menulis. Apa saja yang
diperlukan dalam identitas tersebut?
a. Nama dokter
b. Nomor ijin praktek
c. Alamat praktek
d. A + B + C benar
2. Apakah pengertian huruf R/ yang terdapat dalam sebuah resep?
a. Resep
b. Recipe
c. Rentan
d. Rujuk
3. Apakah yang dimaksudkan dengan Inscripto dalam sebuah resep?
a. Inti
b. Indikasi
c. Intoleransi
d. Indikator
4. Apakah yang terdapat dalam Subscripto dalam sebuah resep?
a. Bentuk sediaan obat
b. Jumlah obat
c. Aturan obat
d. A + B benar
e. Semua benar
5. Signatura dalam sebuah resep memberi informasi tentang:
a. Stempel praktek
b. Tandatangan dokter
c. Aturan pemakaian obat
d. A + B benar
e. Semua salah
6. Tanda seru dalam sebuah resep menandakan:
a. Dilarang konsumsi
b. Konsumsi semuanya
c. Dosis obat melebihi dosis maksimum
d. Jangan disimpan di tempat dingin
e. C + D benar
7. Resep yang baik haruslah ditulis dengan memenuhi kriteria di bawah, kecuali:
a. Jelas
b. Lengkap
c. Ditulis dengan huruf besar
d. Ditulis pada blanko standar
e. Menggunakan singkatan latin baku
8. Bagi obat yang diperlukan dengan segera, tulisan CITO harus ditulis pada resep di sudut:
a. Atas kanan
b. Atas kiri
c. Bawah kanan
d. Bawah kiri
9. Apakah yang dimaksudkan dengan ”cth” pada sebuah resep?
a. Contoh
b. Sendok teh
c. Sendok makan
d. Tetes
e. Semua salah
10. Angka ”30” dalam sebuah resep dapat ditulis seperti:
a. Tiga puluh
b. XXX
c. XX
d. 30
11. Apa singkatan penulisan ”kalau perlu” dalam sebuah resep?
a. P.o
b. P.r.n
c. P.c
d. Pot
e. Semua salah
12. Kapan obat yang ditulis pada resep dapat ditulis dengan nama generik?
a. Setiap waktu
b. Jika tidak tahu zat aktifnya
c. Tidak perlu
d. Jika terlalu panjang
e. Semua salah

TERIMA KASIH
BIODATA PENULIS

Nama : Mohd Zahir Harun


Stambuk : C 111 06 261
Tempat/ Tanggal Lahir : Malaysia, 28 September 1986
Agama : Islam
Suku Bangsa : Melayu
Alamat : A506, Rusunawa UNHAS, Kampus Tamanlanrea
Nama Orang Tua :
Ayah : Harun Rais
Ibu : Norhayati Redzuan
Pendidikan :
1. Sekolah Rendah Kebangsaan Kuah Langkawi 1993-1998
2. Sekolah Menengah Kebangsaan Jalan 3 Bangi 1999-2003
3. Kolej MARA Seremban 2004-2005
4. Jurusan Kedokteran Umum Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Tahun
2006-2009
5. Program Pendidikan Profesi Dokter Tahun 2009 sampai sekarang.

Anda mungkin juga menyukai