Anda di halaman 1dari 4

1.

Teori Perilaku yang Direncanakan (Theory Of Planned Behaviour)

Teori Perilaku yang Direncanakan (Theory Of Planned Behaviour) merupakan perluasan


dari Teori Tindakan Beralasan (Theory of Reasoned Action). Dimana dalam TPB menambahkan
konstruk yang belum ada di TRA, konstruk ini digunakan untuk mengontrol perilaku individual
yang dibatasi oleh keterbatasan dari kekurangan sumber-sumber daya yang digunakan untuk
melakukan perilakunya. Dalam TRA dijelaskan bahwa niat seseorang terhadap perilaku dibentuk
oleh dua faktor utama yaitu sikap terhadap perilaku (attitude toward behavioral) dan norma
subjektif (subjective norms), sedangkan dalam TPB ditambahkan satu faktor lagi yaitu kontrol
perilaku persepsian (perceived behavioral control).

Gamb
ar Theory of Planned Behavior

Teori perilaku direncanakan dipengaruhi oleh tiga hal yaitu sikap terhadap perilaku, norma
subjektif, dan kontrol perilaku.

1. Sikap terhadap perilaku

Sikap merupakan suatu faktor dalam diri seseorang yang dipelajari untuk memberikan
respon positif atau negatif pada penilaian terhadap sesuatu yang diberikan. Menurut Assael
dalam Manda dan Iskandarsyah (2012) sikap merupakan kecenderungan yang dipelajari
untuk memberikan respon kepada obyek atau kelas obyek secara konsisten baik dalam rasa
suka maupun tidak suka. Sebagai contoh apabila seseorang menganggap sesuatu bermanfaat
bagi dirinya maka dia akan memberikan respon positif terhadapnya, sebaliknya jika sesuatu
tersebut tidak bermanfaat maka dia akan memberikan respon negatif.

2. Norma Subyektif

Norma subjektif merupakan persepsi seseorang tentang pemikiran orang lain yang akan
mendukung atau tidak mendukungnya dalam melakukan sesuatu. Hal ini terkait dengan
keyakinan bahwa orang lain mendorong atau menghambat untuk melaksanakan perilaku.
Seorang individu akan cenderung melakukan perilaku jika termotivasi oleh orang lain yang
menyetujuinya untuk melakukan perilaku tersebut.

3. Kontrol perilaku

Dalam berperilaku seorang individu tidak dapat mengkontrol sepenuhnya perilakunya


dibawah kendali individu tersebut atau dalam suatu kondisi dapat sebaliknya dimana seorang
individu dapat mengkontrol perilakunya dibawah kendali individu tersebut. Pengendalian
seorang individu terhadap perilakunya disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal
dan juga faktor eksternal. Faktor internal berasal dari dalam diri individu tersebut seperti
keterampilan, kemauan, informasi, dan lain-lain. Sedangkan faktor eksternal berasal dari
lingkungan yang ada disekeliling individu tersebut. Persepsi terhadap kontrol perilaku adalah
bagaimana seseorang mengerti bahwa perilaku yang ditunjukkannya merupakan hasil
pengendalian yang dilakukan oleh dirinya.
TRA dikembangkan oleh Ajzen dan diberi nama Theory of Planned Behaviour. Menurut
Lee & Kotler (2011), target individu memiliki kemungkinan yang besar untuk mengadopsi suatu
perilaku apabila individu tersebut memiliki sikap yang positif terhadap perilaku tersebut,
mendapatkan persetujuan dari individu lain yang dekat dan terkait dengan perilaku tersebut, serta
percaya bahwa perilaku tersebut dapat dilakukan dengan baik.

Dari gambar di atas, Teori Perilaku yang Direncanakan (Theory Of Planned Behaviour) dapat
memiliki dua fitur yaitu :

1. Teori ini mengansumsi bahwa kontrol persepsi perilaku (perceived behavioral control)
mempunyai implikasi motivasional terhadap minat. Orang – orang yang percaya bahwa
mereka tidak mempunyai sumber- sumber daya yang ada atau tidak mempunyai
kesempatan untuk melakukan perilaku tertentu mungkin tidak akan membentuk minat
berperilaku yang kuat untuk melakukannya walaupun mereka mempunyai sikap yang
positif terhadap perilakunya dan percaya bahwa orang lain akan menyetujui seandainya
mereka melakukan perilaku tersebut. Dengan demikian diharapkan terjadi hubungan antara
kontrol persepsi perilaku (perceived behavioral control) dengan minat yang tidak
dimediasi oleh sikap dan norma subyektif. Di model ini ditunjukkan dengan panah yang
mennghubungkan kontrol perilaku persepsian (perceived behavioral control) ke minat.
2. Fitur kedua adalah kemungkinan hubungan langsung antara kontrol persepsi perilaku
(perceived behavioral control) dengan perilaku. Di banyak contoh, kinerja dari suatu
perilaku tergantung tidak hanya pada motivasi untuk melakukannya tetapi juga kontrol
yang cukup terhadap perilaku yang dilakukan. Dengan demikian. Kontrol perilaku
persepsian (perceived behavioral control) dapat mempengaruhi perilaku secara tidak
langsung lewat minat, dan juga dapat memprediksi perilaku secara langsung. Di model
hubungan langsung ini ditunjukan dengan panah yang menghubungkan kontrol persepsi
perilaku (perceived behavioral control) langsung ke perilaku.

.
Aplikasi Penerapan Theory of Planned Behavior

Dewasa ini, teori ini juga dapat diterapkan untuk beberapa perilaku sehat lainnya, seperti
pencegahan perilaku merokok. Komponen attitude toward behavior dari pencegahan perilaku
merokok adalah membuat perokok percaya akan hal postitif dan negative dari merokok sehingga
ia memiliki kecenderungan untuk  sadar akan konsekuensi merokk. Komponen subjective norms
adalah orang-orang disekitar perokok yang diminta atau dibuat untuk mendukung perokok
berhenti merokok; perokok juga distimulasi agar menginternalisasi bahwa ia harus berhenti
merokok. Lalu, komponen   perceived behavioral control adalah penggalian pengalaman buruk
akibat merokok serta mendukung perokok agar mengkontrol perilaku merokoknya.

Anda mungkin juga menyukai