127 302 1 SM PDF
127 302 1 SM PDF
Abstrak – Perang proxy telah terjadi sejak zaman dahulu sampai dengan saat ini yang dilakukan oleh
negara-negara besar menggunakan aktor negara maupun aktor non negara. Kepentingan nasional
negara negara besar dalam rangka struggle for power dan power of influence mempengaruhi
hubungan internasional. Proxy war memiliki motif dan menggunakan pendekatan hard power dan
soft power dalam mencapai tujuannya. Indonesia dalam menghadapi strategi proxy war menjaga
keamanan nasionalnya dari upaya disintegrasi dapat dihilangkan sehingga integrasi Negara
Kesatuan Republik Indonesia tetap utuh. Dalam menjaga integrasi bangsa tersebut maka Indonesia
perlu melakukan kontra proxy. Artikel ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan sumber data
dari referensi dan literatur yang berhubungan dengan proxy war. Keabsahan dan keterandalan data
dilakukan dengan triangulasi referensi. Hasil studi menunjukkan bahwa kontra proxy war dilakukan
dengan menjaga Bhinneka Tunggal Ika yang merupakan Opus Dei atas Indonesia, melakukan
kebijakan yang tidak materialistik dan untuk kepentingan orang banyak (pro bono), dan menjaga
keharmonian Indonesia.
Kata Kunci : proxy war, motif perang proksi, keamanan nasional, kontra proxy war.
Abstract – Proxy war has been going on since ancient times until now carried out by the major powers
by using state actors or non-state actors. National interests of major countries in the framework of
struggle for power and power of influence affecting international relations. Proxy war has motives
and approaches of hard power and soft power to achieve its goals. Indonesia in the face of proxy war
strategy in order to maintain its national security efforts so that the disintegration can ce eliminated
and integration of the Unitary Republic of Indonesia remain intact. In keeping with the integration of
the nation, so Indonesia needs to do the counter proxy. This article uses a qualitative approach to the
data source of reference and literature related to the proxy war. Validity and reliability of data was
done by triangulation reference. The results showed that the counter proxy war can be conducted
through maintaining unity in diversity which is Opus Dei on Indonesia, pursue policies that are not
materialistic, and for the public good (pro bono), and maintain the harmony of Indonesia.
Keywords: proxy war, motives of proxy war, national security, counter proxy war.
1
Penulis adalah Letnan Kolonel Czi Dr. Safril Hidayat, psc, Msc, Pamen Kostrad. Lulusan Akademi Militer 1995.
2
Penulis Dr. Wawan Gunawan, S.Sos, M.Si adalah Dosen Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Jenderal Achmad Yani, Bandung. Penulis aktif di Harian Pikiran Rakyat
Bandung.
Proxy War dan Keamanan Nasional Indonesia ... | Safril Hidayat dan Wawan Gunawan | 1
Pendahuluan Berpijak pada tabel 1 di atas terkaji
P
bahwa terdapat dua aktor penting
erang atau konflik yang terjadi
pelaku perang proxy. Proxy war yang
sebagai proxy war telah
dilakukan oleh suatu negara besar
berlangsung sejak zaman dahulu.
kepada sekelompok individu yang bukan
Pada masa sebelum Perang Dunia I dan
merupakan aktor negara (non state
Perang Dunia II secara total lebih sedikit
actors) dan aktor negara (state actors).
jumlahnya dibandingkan dengan Proxy
Semua konflik, insurjensi, perang, dan
War yang terjadi dimasa Perang Dingin
perang sipil tersebut memiliki tendensi
(Cold War) dan sebagian dari proxy war
kepada kekuasaan (power).
tersebut tertulis dalam buku sejarah dan
politik, seperti terangkum dalam Tabel 1 di Dalam menggapai kekuasaan
bawah ini. digunakan politik sebagai salah satu
Tabel 1. Proxy War sebelum Perang Dunia I sampai dengan Perang Dingin
Proxy War dan Keamanan Nasional Indonesia ... | Safril Hidayat dan Wawan Gunawan | 3
pendekatan yang ketika melewati batas Seperangkat aturan dan standar
teritorial negara maka dengan politik pencapaian juga digelontorkan untuk
luar negeri dan ketika menjadi dinamika mengukur kemajuan yang dicapai
international disebut sebagai politik oleh negara-negara penerima donor
internasional. Dengan demikian politik dalm bentuk kebijakan global berupa
yang dilakukan oleh negara-negara MDG (Millenium Development Goals),
besar erat kaitannya dengan power Civil Society, Civil Supremacy, Human
sebagaimana adagium all politics tend to Rights, Climate Change, Transparancy,
power.12Politik luar negeri suatu negara Accountability, dan lain sebagainya.
dilakukan dengan kebijakan luar negeri Seperangkat standarisasi dan regulasi ini
sebagai sebuah aksi yang merupakan tidak dapat ditolak karena merupakan
suatu bentuk tingkah laku (...as a form of isu penting dalam politik internasional.
behavior...).3 Bahkan dewasa ini isu yang selama
Tingkah laku tersebut dilakukan perang dingin merupakan isu low politics
dengan pendekatan atau aksi negara- (ekonomi, teknologi, dan sebagainya)
negara besar dalam bentuk soft power atau sama pentingnya dengan isu high politics
hard power. Soft power yang dilakukan (militer dan politik).
dalam proxy war adalah menggunakan Fenomena-fenomena tersebut di
perangkat ekonomi (Economy Power) dan atas tidak dapat dihindari oleh negara-
dewasa ini adalah perangkat teknologi negara yang membutuhkan pembangunan
dan informasi dalam bentuk bantuan didalam negaranya (domestic politics).
(aid) atau donasi dari negara atau Hakikat negara dalam memberikan rasa
lembaga donor (yang juga didukung oleh aman dan kesejahteraan sebagaimana
negara donor) kepada negara-negara yang dinyatakan Socrates ratusan tahun
yang membutuhkannya yang umumnya lalu merupakan wujud politik domestik.
merupakan negara-negara berkembang Keterbatasan yang dimiliki oleh suatu
atau negara-negara dunia ketiga. negara menjadikan kerjasama sebagai
Sedangkan hard power dilakukan dengan kata kunci untuk melakukan tugas dan
intervensi oleh negara-negara yang relatif fungsi negara. Bila tidak dapat dipenuhi
mapan secara ekonomi, politik, dan militer maka besar kemungkinan akan terjadi
kepada negara-negara dunia ketiga atau konflik atau perang demi tersedianya
negara-negara berkembang. Intervensi sumber daya dalam rangka memenuhi
tersebut dilakukan dengan perangkat rasa aman dan kesejateraan rakyatnya.
militer (military power) atau perangkat Penggunaan hard power di zaman ini
politik (political power).4 kemungkinan akan menerima penolakan
2
1
3
Margaret G. Hermann, “Explaining Foreign Policy dari berbagai negara. Penolakan tersebut
Behavior Using the Personal Characteristics of semakin besar bila negara tersebut tidak
Political Leaders”, International Studies Quarterly,
Vol. 24, No. 1, 1980, hlml. 7-46. (Bloomington, Indiana: Trafford on Demand Pub,
4
Mike Stillman, Proxy Wars: The Business of War, 2008), hlm. 78.
Proxy War dan Keamanan Nasional Indonesia ... | Safril Hidayat dan Wawan Gunawan | 5
mementingkan isu keamanan (security).7 negara-negara lainnya. Namun demikian
Kepentingan keamanan sekaligus juga dalam beberapa kasus intervensi
kepentingan politik sehingga proxy dilakukan untuk mengganti rezim yang
yang dilakukan berkaitan dengan dua berkuasa (seperti halnya Arab Spring),
isu tersebut (high politics). Pasca perang mempengaruhi pemimpin politik
dingin dimana isu perang nuklir tidak lagi (Amerika Latin dan Afrika), dan tentunya
menjadi isu utama maka isu ekonomi, pada akhirnya melanggengkan kekuasaan
teknologi, hak azasi manusia (lebih tepat negara-negara besar di panggung politik
lagi dalam perpsektif ilmu hubungan internasional baik dalam kerangka
internasional adalah human security), kekuasaan (power) maupun pengaruh
dan isu lingkungan. Bahkan dewasa ini, (influence).
struggle for power and the power of
influence berlangsung di luar isu keamanan
Hard Power dan Soft Power
dan politik walaupun pada akhirnya tetap
menyentuh kepentingan keamanan Ide tentang perbedaan hard power dengan
dan politik internasional maupun politik soft power diperkenalkan oleh Joseph Nye
domestik suatu negara.8 lebih dari dua dekade yang lalu (1990).
Nye mendefinisikan kekuasaan sebagai
Sebagaimana dinyatakan oleh Lord
kemampuan untuk mempengaruhi
Acton bahwa all politics tend to power.
orang lain untuk mendapatkan hasil yang
Maka, pada hakikatnya segala bentuk
diinginkan10 dan hard power sebagai
proxy yang dilakukan oleh kekuatan besar
penggunaan kekuatan koersif melalui
pada suatu negara baik melalui elit politik
bujukan atau ancaman11. Hard power
maupun Non Governmental Official (NGO)
didasarkan pada koersif melalui intervensi
adalah dalam rangka struggle for power
militer, diplomasi dan sanksi ekonomi12
ataupun power of influence.9
dan bergantung pada sumber daya yang
Motif ini belum tentu ingin nyata seperti angkatan bersenjata atau
menduduki, karena akan berhadapan kekuatan ekonomi.13 Contoh penggunaan
dengan lembaga internasional dan hard power adalah invasi Jerman ke
7
Tim Dunne & Brian C. Schimdt, “Realism”, dalam Polandia (1939), dan sanksi ekonomi PBB
John Baylis & Steve Smith (Eds), The Globalization
of World Politics, 2nd edition, (Oxford: Oxford terhadap Irak (1991) pasca Perang Teluk I.
University Press, 2001), hlm. 141-60. 10
Joseph S. Nye, Understanding International
8
Dick Simpson, James Nowlan, Elizabeth
Conflicts. 7th ed, (New York: Pearson, 2009), hlm.
O’Shaughnessy, The Struggle for Power and
61.
Influence in Cities and States 1st Edition, (London: 11
Ibid, hlm. 63.
Pearson, 2010), hlm. 233. Bruce Bueno de Mesquita 12
E.J. Wilson, “Hard Power, Soft Power, Smart
and Alastair Smith, Domestic Explanations of
Power”, ANNALS of the American Academy of
International Relations, (New York: Department of
Political and Social Sciences, Issue 616, 2008, hlm.
Politics New York University, 2012), hlm.161-81.
114.
9
Michael A. Innes, Making Sense of Proxy Wars: 13
G. Gallarotti, “Soft Power: what it is, it’s
States, Surrogates & the Use of Force, (Dulles
importance, and the conditions for its effective
Virginia: Potomac Books, 2012) dan Mike Stillman,
use”, Journal of Political Power, vol. 4, No.1, 2011,
Proxy Wars: The Business of War. Bloomington,
hlm. 29.
(Indiana: Trafford on Demand Pub, 2008).
Proxy War dan Keamanan Nasional Indonesia ... | Safril Hidayat dan Wawan Gunawan | 7
kemampuan (...) untuk menggabungkan bentuk embargo, intervensi politik, dan
unsur hard power dan softpower yang intervensi militer melalui upaya-upaya
saling menguatkan.25 penentangan yang dilakukan oleh tokoh-
Pada penggunaan hard power tokoh lokal melalui organisasinya sejalan
kita tentu sudah mengetahui titik- dengan keinginan yang telah ditularkan
titik lemahnya. Pasca Perang Dingin, oleh negara-negara besar sesuai dengan
penggunaan soft power semakin kuat kepentingan nasionalnya.
dilakukan oleh negara-negara besar.
Dengan demikian titik berat analisis Kontra Proxy War atau Counter Proxy
adalah penggunaan soft power untuk War
mengetahui kelemahan-kelemahannya.
Semangat nasionalisme masing-masing
Cooper menyatakan setidaknya terdapat
negara di Eropa dan kemudian menjadi
tiga titik lemah soft power. Pertama,
semangat regionalisme melahirkan Uni
mempertanyakan kekuatan budaya
Eropa. Perluasan keanggotaan Uni Eropa
sebagai sumber soft power dimana
menunjukkan keberhasilan penggunaan
pengaruh budaya dengan kekuasaan
kekuatan soft power secara efektif.27
politik tidak sama; Kedua,hasil yang
Integrasi negara-negara lainnya menjadi
diinginkan dengan menggunakan
anggota Uni Eropa menurut Cooper
strategi soft power tergantung pada
menunjukkan bagaimana soft power
keadaan tertentu yang tidak bisa selalu
dengan kesiapannya untuk menawarkan
dipengaruhi oleh negara; Ketiga, Cooper
pilihan di meja para pengambilan
mengkritisi manfaat yang sebenarnya
keputusan.28 Terbentuknya Uni Eropa
dari pengaturan agenda sebagai hasil
menjamin perdamaian dan keamanan
positif dari praktik-praktik yang telah
antara negara-negara Eropa dan
berlangsung lama dengan menggunakan
proses pembesaran Uni Eropa semakin
soft power.26
memperkuat posisinya di tingkat global.
Proxy war cenderung dimulai Dengan demikian, soft power Uni Eropa
dengan soft power mulai dari diplomasi, ini bermanfaat bagi negara-negara
pemberian donasi, sampai dengan anggotanya serta untuk Uni Eropa sendiri.
membina kelompok insurjensi (dissident)
dalam suatu negara. Adagium enemy’s
Keamanan Nasional
enemy is friend kerap diimplementasikan
dalam melakukan soft power. Pada skala Konsep keamanan nasional NKRI dengan
tertentu ketika soft power tidak efektif jelas dan tegas tercatat dalam alinea IV
lagi maka dilakukan hard power dalam pembukaan UUD 1945. Oleh sebab itu,
25
E.J. Wilson, op.cit, hlm. 115. pemerintah, dengan segenap potensi dan
26
R. Cooper, Hard Power, Soft Power and the Goals sumberdayanya wajib menjaga keamanan
of Diplomacy, dalam D. Held & M. Koenig-Archibugi
(Eds), American Power in the 21st Century, 27
Ibid.
(Cambridge: Polity Press, 2004), hlm. 170-171. 28
Ibid, hlm. 179-180.
Proxy War dan Keamanan Nasional Indonesia ... | Safril Hidayat dan Wawan Gunawan | 9
telah dipertimbangkan untuk memandu untuk menghadapi ancaman-ancaman
keputusan yang telah ditentukan. itu. Oleh karena itu sangatlah masuk
Kebijakan keamanan nasional, tentu akan akal apabila Arnold Wolfers sampai pada
mempertimbangkan ancaman internal kesimpulan, bahwa masalah utama
maupun eksternal, dan tentu saja harus yang dihadapi setiap negara adalah
sejalan dengan kebijakan global yang membangun kekuatan untuk menangkal
telah diratifikasinya.30 (to deter) atau mengalahkan (to defeat)
Dalam negara demokratis, parlemen suatu serangan. Disamping itu, ancaman
berwenang menentukan keputusan akhir militer bukan satu-satunya jenis ancaman
atas anggaran dan memantau serta yang dihadapi oleh sebuah negara.
mengevaluasi pelaksanaan kebijakan Barangkali definisi tradisional seperti
termasuk kebijakan keamanan31. Dalam yang puluhan tahun dikenal di Barat
membuat keputusan keamanan itu hanya dapat dimengerti terutama
nasional, suatu pemerintah tidak hanya dengan mengingat sejarah pembentukan
mengatur dirinya sendiri tetapi juga negara-negara Barat yang berangkat dari
mengatur negara lain. Jika sebuah negara konsepsi Wesphalian tentang “negara-
merasa terancam, ia bisa meningkatkan bangsa” (nation-state).33
kemampuannya untuk mengancam Dalam perkembangannya, maka
negara-negara lain (balance of power). domain keamanan dalam negeri suatu
Tindakan masing-masing negara berkaitan negara menjadi semakin kompleks karena
secara erat dengan masa depan dan nasib menjangkau isu yang lebih luas seperti
setiap kesatuan politik yang lain.32 kemiskinan, konfliks sosial, radikalisme,
Dalam International Encyclopedia of korupsi, narkotika, demagogi (ujaran
the Social Sciences keamanan merupakan kebencian), bencana alam, kerusuhan
“kemampuan suatu bangsa untuk antargolongan, kriminalitas, sampai
melindungi nilai-nilai internalnya dari dengan pemberontakan bersenjata.
ancaman luar”. Pengertian tradisional Dengan demikian upaya memelihara dan
itu memiliki ciri: pertama, identifikasi menjaga keamanan di sebuah negara
“nasional” sebagai “negara”; kedua, tidak semata ditentukan oleh kemampuan
ancaman berasal dari luar wilayah negara; militer saja, tapi juga dibutuhkan
dan, ketiga, penggunaan kekuatan militer kesanggupan element of national power
30
IPU dan DCAF, Parliamentary Oversight of 33
Kusnanto Anggoro, “Keamanan Nasional,
the SecuritySector: Principles, Mechanisms and Pertahanan Negara, dan Ketertiban Umum”,
Practices (Pengawasan Parlemen atas Sektor Makalah Pembanding Seminar Pembangunan
Keamanan: Prinsip, Mekanisme dan Praktik), Hukum Nasional VllI. Diselenggarakan oleh
(Jenewa: IPU dan DCAF, 2003), hlm. 27. Badan Pembinaan Hukum Nasional (Departemen
31
Peter Albrecht dan Karen Barnes, Pembuatan Kehakiman dan HAM RI Hotel Kartika Plaza,
Kebijakan Keamananan Nasional dan Gender, Denpasar, 14 Juli 2003), dalam http://www.lfip.
(Geneva: Centre for the Democratic Control of org/english/pdf/bali-seminar/Keamanan%20
Armed Forces/DCAF, 2008), hlm. 1. Nasional%20Pertahanan%20Negara%20-%20
32
Lihat David Hell, Demokrasi dan Tatanan Global, koesnanto%20anggoro.pdf, diunduh pada 23
(Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm. 141. Februari 2017.
Proxy War dan Keamanan Nasional Indonesia ... | Safril Hidayat dan Wawan Gunawan | 11
ketertiban, tetapi menghadapi konflik pemikiran sebagai berikut:
atau pertentangan-pertentangan yang
diakibatkan oleh perbedaan persepsi Proxy War dan Keamanan Nasional
akan nilai-nilai dan norma-norma sosial Indonesia
yang telah berubah. Memahami Motif Kekuatan Besar di
Gejala awal disintegrasi atau Indonesia
disorganisasi sosial yaitu tidak ada Kita menyadari bahwa Indonesia memiliki
persamaan pandangan (persepsi) antara kekayaan alam dan sumber daya manusia
anggota masyarakat mengenai tujuan yang yang plural dan melimpah yang telah
semula dijadikan pegangan oleh setiap diberikan Tuhan (Opus Dei) kepada
anggota masyarakat. Selain itu, norma- Indonesia. Hal ini bisa memberikan
norma masyarakat tidak dapat berfungsi dampak positif maupun negatif. Dampak
dengan baik sebagai alat pengendali positifnya adalah kita sebagai warga
sosial untuk mencapai tujuan masyarakat negara dari Indonesia bisa memanfaatkan
sehingga terjadi pertentangan antara kekayaan alam Indonesia secara
norma yang ada didalam masyarakat. bijak atau mengelola budaya-budaya
Selain pihak sanksi yang diberikan kepada yang kita miliki untuk kesejahteraan
mereka yang melanggar norma tidak rakyat. Berbagai perbedaan itu dapat
dilaksanakan secara konsisten. Hal ini pula menjadi ancaman bagi keutuhan
mengakibatkan terjadinya proses sosial bangsa Indonesia. Sehingga secara
yang bersifat disosiatif seperti persaingan, historis pendahulu bangsa menyatakan
pertentangan, atau kontroversi semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” yang
(menghasut, memfitnah, mengganggu artinya berbeda-beda, tetapi tetap satu (E
proses, dan melakukan perang urat saraf) Pluribus Unum).
atau demagogi.
Motif proxy war yang dilakukan oleh
Berdasarkan uraian teoretis di atas negara-negara besar dalam beberapa
maka penulis menentukan kerangka kasus adalah kekuasaan atas politik dan
Proxy War dan Keamanan Nasional Indonesia ... | Safril Hidayat dan Wawan Gunawan | 13
Narkotika, UU Nomor 36 Tahun 2009 yang tidak seimbang atau dengan
tentang Kesehatan, UU Nomor 17 Tahun kata lain labil dapat berpeluang untuk
2011 tentang Intelijen dan UU Nomor 7 meningkat menjadi krisiskemudian
Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik menghasilkan penetangan sebagai wujud
Sosial dan lain-lain. Namun bila disadarai protes atas ketidakadilan yang dirasakan
kebijakan dan perundang-undangan oleh sekelompok masyrakata sehingga
lainnya pada esensinya adalah menjaga dapat dengan mudah dijadikan alat
keamanan nasional Indonesia yang perpanjangan tangan (proxy) negara-
dibungkus dengan kalimat dan orientasi negara besar (major powers) untuk divide
sesuai dengan bidang tugasnya. and rule Indonesia. Sebagaimana yang
Peraturan dan perundang-undangan terjadi dengan politik devide et impera
yang dibuat oleh elit pemerintahan pada masa Belanda (VOC) tahun 1596-
masih saling tumpang tindih dan berjalan 1942.
secara terpisah (sektoral) sesuai dengan Kecenderungan negara-negara
kepentingan masing-masing institusi. besar (major powers) untuk menggunakan
Keadaan ini menyebabkan efektivitas pendekatan soft power perlu dicermati
penanganan berbagai masalah atau dalam konteks Indonesia. Keamanan
ancaman keamanan nasional sangat nasional Indonesia memang perlu
lemah.37 Dengan demikian peluang dipertahankan dalam menghadapi soft
disintegrasi bangsa yang menghantui power tersebut. Sebagaimana Cooper
negeri ini bisa muncul dari berbagai menyatakan setidaknya terdapat tiga
sumber baik pemerintah maupun non titik lemah soft power, maka keamanan
pemerintah. Kebhinekaan yang dianggap nasional Indonesia perlu melakukan
sebagai kekayaan bangsa, baik dari segi penguatan budaya karena pengaruh
etnis yang berjumlah puluhan, budaya, budaya dan politik tidak sama. Mengenai
bahasa, adat istiadat, agama serta budaya ini sudah dijelaskan dalam UUD
berbagai kepercayaan yang ada, ternyata 1945 tentang budaya Indonesia sehingga
mempunyai sisi yang rawan berupa perlu dilakukan penguatan budaya lokal
potensi perpecahan yang implikasinya sebagai kearifan lokal (local wisdom).
bisa sangat luas dan mendalam. Sehingga Penggunaan strategi soft power
tepat yang dikatakan oleh Sun Tzu tergantung pada keadaan tertentu
“kekuatan adalah kelemahan.” yang tidak bisa selalu dipengaruhi oleh
Disharmoni pada bidang politik, Negara. Dengan banyaknya aktor yang
ekonomi, sosial, budaya merupakan dijadikan sebagai pihak ketiga maka akan
peluang terjadinya disintegrasi di tengah sulit suatu negara untuk meaksakan
keragaman demografi Indonesia. Kondisi kehendaknya secara langsung. Hal ini
37
Marsma TNI Bambang Eko S, S.H.,M.H, “Urgensi merupakan strategi yang tepat bila
UU Kamnas Dalam Sistem Ketatanegaraan dilakukan Indonesia dengan memberikan
Indonesia”, Majalah Wira, Jakarta, Kemhan RI Edisi
Khusus, 2015, hlm. 6-13.
Proxy War dan Keamanan Nasional Indonesia ... | Safril Hidayat dan Wawan Gunawan | 15
Tentu kita tidak dapat melupakan Menghadapi motif dan pendekatan
bagaimana upaya “balkanisasi” yang yang dilakukan oleh negara-negara
dilakukan atas Indonesia dengan besar (major powers) maka diperlukan
peristiwa Sanggau Ledo, Sambas dan tindakan (actions) yang dilakukan oleh
Sampit (konflik antara etnis Dayak/Melayu pemerintah dalam politik domestik yang
dengan Madura), kerusuhan Ambon dan akan direfleksikan dalam hubungan luar
Poso (konflik antar agama) dan DOM Aceh negerinya. Nasionalisme merupakan kata
yang berujung keinginan memisahkan diri kunci untuk menanamkan kontra proxy.
dari NKRI, dan sebagainya. Kondisi ini tentu Nasionalisme ini tidak hanya dikaitkan
memprihatinkan bagi sebuah bangsa dengan kekuatan militer (hard power)
yang lahir dari penyatuan kemajemukan. namun lebih kepada nilai-nilai yang dapat
Sehingga menjalankan suatu negara memadukan keragaman dalam satu
membutuhkan keseimbangan setiap persatuan (E Pluribus Unum).
komponennya/Sub sistem negara Ketika nasionalisme ini menguat
sebagaimana dinyatakan Plato: maka integrasi akan menguat pula. Pada
“...Are all our actions alike performed akhirnya tujuan politik penggunaan hard
by the one predominant faculty, or are
there three faculties operating severally power dan soft power sebagimana diurikan
in our different actions? Do we learn with sebelumnya adalah terjadinya disintegrasi
one internal faculty, and become angry
atas suatu negara yang dilakukan oleh
with another, and with a third feel desire
for all the pleasures connected with eating negara-negara besar melalui pihak ketiga
and drinking, and the propagation of the (yang berasal dari dalam negara sasaran).
species; or upon every impulse to action,
Jika dahulu Belanda menggunakan politik
do we perform these several actions with
the whole soul?”39 . devide et Impera (pecah belah kerajaan-
kerajaan) dengan motif gold, gospel, dan
glory-nya yang pada akhirnya menguasai
Menghindari ego sektoral adalah
kekayaan alam nusantara yang pada
sebuah kata kunci dalam memelihara
saat itu merupakan primadona ekonomi
integrasi. Kembali kepada fitrah Indonesia
internasional. Sekarang ini menurut hemat
yang memiliki nilai-nilai budaya adi
penulis selain penguasaan kekayaan alam
luhung dalam menjaga kemajemukannya
juga persaingan negara-negara besar
Pancasila sebagai landasan Idiil, UUD
dalam merebut pasar. Negara-negara
1945 sebagai Landasan Konstitusional,
besar menggunakan istilah divide and rule
Wawasan Nusantara sebagai landasan
(pecah belah kemudian diatur).
visional, Ketahanan Nasional sebagai
Landasan Konsepsional, dan Ketetapan Keamanan nasional dewasa
MPR Nomor : V / MPR / 2000 tentang ini bukan hanya berdimensi militer
Pemantapan Persatuan dan Kesatuan namun memiliki dimensi-dimensi
Nasional. lainnya terutama ekonomi. Persepsi
tentang keamanan nasional yang hanya
39
Plato-The Republic: Book 4.
Proxy War dan Keamanan Nasional Indonesia ... | Safril Hidayat dan Wawan Gunawan | 17
integrasi nasional harus menjadi salah Daftar Pustaka
satu agenda utama dalam konteks Buku
kepemimpinan nasional dengan Ahram, Ariel I. 2011. Proxy Warriors: The
mengedepankan pro bono publico. Pro Rise and Fall of State-Sponsored
bono publico menurut Webster Dictionary Militias. Stanford, California: Stanford
University Press.
“being, involving, or doing professional and
Albrecht, Peter dan Barnes, Karen. 2008.
especially legal work donated especially Pembuatan Kebijakan Keamananan
for the public good.” Dalam pengertian Nasional dan Gender. Geneva: Centre
yang lebih Indonesia adalah tanpa for the Democratic Control of Armed
Forces/DCAF.
pamrih. Tanpa pamrih dalam mengelola
Armitage, R. L. & Nye, J. S., 2007. CSIS
kemajemukan, yakni kemampuan untuk Commission on Smart Power: A smarter,
bisa memadukan semua golongan, ras, more secure America. Washington: CSIS
dan agama, serta dapat menyatukan Press.
perbedaan dalam keharmonisan. Hal Bean, Richard et al. 2010. The Great Game:
Afghanistan (Oberon Modern Plays).
ini terutama di kalangan elit yang First Edition. U.K: Oberon Books
berdasarkan aspek kesejarahan Indonesia Limited.
justru menjadi aktor yang digunakan oleh Cooper, R. 2004. Hard Power, Soft Power and
negara besar baik elit yang berasal dari the Goals of Diplomacy. Dalam D. Held
& M. Koenig-Archibugi (Eds). American
aktor negara maupun aktor non negara. Power in the 21st Century. Cambridge:
Polity Press.
Opus Dei memiliki pengertian
Dunne, Tim & Brian C. Schmidt. 2001.
“God’s work”. Ciptaan Tuhan memiliki
“Realism”, dalam John Baylis & Steve
pengertian kita mengakui adanya Tuhan Smith (Eds), The Globalization of World
dan sekaligus penciptaannya. Indonesia Politics, 2nd edition. Oxford: Oxford
University Press.
diciptakan dengan kemajemukan.
De Mesquita, Bruce Bueno & Alastair
Dengan kemajemukan tersebut maka
Smith. 2012. Domestic Explanations
sifat-sifat Bhinneka Tunggal Ika. Yang of International Relations, New York:
disertai kecintaan terhadap bangsa, rela Department of Politics New York
University.
berkorban, tenggang rasa (rasa senasib
Harris, Shane. 2012. @War: The Rise of the
dan sepenanggungan, tepo seliro),
Military-Internet Complex. Boston,
berjiwa patriot (pro bono), dan sebagainya New York: Houghton Mifflin Harcourt
perlu dipelihara dalam menjaga Publishing Company.
keseimbangan atau harmoni sehingga kita Heywood, A. 2011. Global Politics. Basingstoke:
Palgrave Foundation.
dapat mencapai kemenangan (Victoria
Hopkirk, Peter. 2006. The Great Game: On
Concordia Crescit).
Secret Service in High Asia (Reprint
Edition). New York: Oxford University
Press.
Hell, David. 2004. Demokrasi dan Tatanan
Global. Jogjakarta: Pustaka Pelajar.
Innes, Michael A. 2012. Making Sense of Proxy
Sekjen Wantannas. 2010. Keamanan Nasional: Merriam Webster Online Dictionary. 2017.
Sebuah Konsep Dan Sistem Keamanan Webster’s New Encyclopedic Dictionary.
Bagi Bangsa Indonesia. Jakarta: 1994.
Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan
Nasional.
Website
Jurnal Anggoro, Kusnanto “Keamanan Nasional,
Pertahanan Negara, dan Ketertiban
Gallarotti, G. 2011. “Soft Power: what it is,
Umum”, Makalah Pembanding
it’s importance, and the conditions for
Seminar Pembangunan Hukum
its effective use”. Journal of Political
Nasional VllI. Diselenggarakan oleh
Power. Vol. 4. No. 1.
Badan Pembinaan Hukum Nasional
Heng, Y.-K. 2010. “Mirror, mirror on the wall, (Departemen Kehakiman dan HAM
who is the softest of them all? Evaluating RI Hotel Kartika Plaza, Denpasar, 14
Japanese and Chinese strategies in Juli 2003), dalam http://www.lfip.org/
the ‘soft’ power competitions era”. english/pdf/bali-seminar/Keamanan%20
International Relations of the Asia- Nasional%20Pertahanan%20Negara%20
Pacific. Vol. 10. -%20koesnanto%20anggoro.pdf,
Hermann, Margaret G. 1980. “Explaining diunduh pada 23 Februari 2017.
Foreign Policy Behavior Using the English Oxford Living Dictionaries. Proxy war,
Personal Characteristics of Political https://en.oxforddictionaries.com/
Leaders”, International Studies definition/proxy_war, diakses pada 12
Quarterly. Vol. 24. No. 1. Februari 2014.
Proxy War dan Keamanan Nasional Indonesia ... | Safril Hidayat dan Wawan Gunawan | 19
Elliot, 10 Greatest Proxy Wars Ever, http://
eskify.com/10-greatest-proxy-wars-
ever/ diakses pada 12 Februari 2014.
Proxy War Reference, https://www.
reference.com/education/proxy-war-
b728308de84469fd, diakses pada 12
Februari 2014.
List of Proxy Wars, https://en.wikipedia.org/
wiki/List_of_proxy_wars, diakses pada
12 Februari 2014.