KELOMPOK :
Setelah wawancara selesai, kami pun pulang dan berterimakasih kenapa Ibu
Somitarum atas informasi yang telah diberikan. Dari hasil wawancara tersebut dapat kami
simpulkan bahwa hak asasi para tenaga kerja wanita yang bekerja di luar negeri itu kurang di
perhatikan atau kurang terjamin seperti dalam kasusnya ibu Somitarum yang gajinya tidak
dibayarkan selama 5 bulan lamanya, padahal gaji tersebut merupakan hak nya untuk
dibayarkan sesuai dengan perjanjian kerja. Kemudian, Ibu Somitarum juga tidak bisa pulang
ke Indonesia apabila kontrak kerjanya belum selesai sekalipun pada hari-hari tertentu seperti
Idul Fitri, dan juga Ibu Somitarum tidak bisa pulang ke Indonesia karena kontrak kerja yang
diperpanjang tanpa persetujuan dirinya. Lebih parah lagi, Ibu Somitarum tidak bisa
berkomunikasi dengan keluarganya lewat telfon karena tidak diperbolehkan oleh majikan
sehingga dia hanya bisa berkomunikasi lewat surat. Padahal untuk berkomunikasi dengan
keluarga itu merupakan salah satu haknya yang sedang bekerja di luar negeri dan jauh dari
kelurga.
Bukan hal itu saja yang dialami Ibu Somitarum, dia juga tidak bebas untuk keluar dari
rumah majikan, kecuali majikan nya sendiri yang mengajaknya, sehingga disini kami melihat
bahwa Ibu Somitarum tidak memiliki kebebasan, padahal kebebasan itu merupakan salah satu
dari hak asasi manusia yang harus terpenuhi. Dari apa yang Ibu Somitarum alami, kami
berharap bahwa hak-hak asasi tenaga kerja wanita lebih diperhatikan, serta adanya
perlindungan dari pihak-pihak terkait mengenani masalah hak asasi manusia yang sering
dialami oleh para tenaga kerja wanita Indonesia yang bekerja di luar negeri.