Ujian Bedah Plastik Makrodaktili
Ujian Bedah Plastik Makrodaktili
Oleh:
Penguji :
dr. Amru Sungkar, Sp. B. Sp.BP-RE (K)
STATUS PASIEN
A. Anamnesa
I. Identitas pasien
Nama : An. A
Umur : 1 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Sukoharjo
No RM : 0141xxx
MRS : 30 Juli 2018
Tanggal Periksa : 02 Agustus 2018
2
IV. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit serupa : (-)
Riwayat operasi : (-)
Riwayat mondok : (-)
Riwayat trauma : (-)
Riwayat DM : (-)
Riwayat hipertensi : (-)
Riwayat alergi : (-)
Asi Eksklusif : (+)
Persalinan Normal : (+)
B. Anamnesa sistemik
Mata : mata kuning (-), mata kemerahan (-)
Telinga : darah (-), lendir (-), cairan (-), pendengaran
berkurang (-)
3
Mulut : darah (-), gusi berdarah (-), sariawan (-), mulut
kering (-), gigi goyah (-) sulit berbicara (-),
Hidung : penciuman menurun (-), darah (-), sekret (-)
Sistem Respirasi : sesak nafas (-), suara sengau (-), sering tersedak (-)
Sistem Kardiovaskuler : nyeri dada (-), sesak saat aktivitas (-)
Sistem Gastrointestinal : mual (-), muntah (-), nyeri perut (-), diare (-)
Sistem Muskuloskeletal : nyeri otot (-), nyeri sendi (-), jari tangan kaku (-)
Sistem Genitourinaria : nyeri BAK (-), kencing darah (-)
Integumen : nyeri (-), gatal (-)
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
a. Keadaan umum : Compos mentis, E4V5M6, tampak sehat, kesan
gizi cukup
b. Vital sign :
TD : 120/80 mmHg
N : 88 x/menit, regular, simetris, isi dan tegangan cukup
RR : 18 x/menit
T : 36,5o C per aksilar
2. General Survey
a. Kepala : mesocephal, jejas (-)
b. Mata : konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil
isokor (3mm/3mm), reflek cahaya (+/+), hematom
periorbita(-/-), diplopia (-)
c. Telinga : secret (-), darah (-), nyeri tekan mastoid(-), nyeri
Tragus (-)
d. Hidung : bentuk simetris, nafas cuping hidung (-), secret (-),
darah (-)
e. Mulut : gusi berdarah (-), lidah kotor (-), jejas (-), mukosa
basah (+), maxilla goyang (-), mandibula goyang
(-), pelo (-)
4
f. Leher : pembesaran tiroid (-), pembesaran limfonodi (-),
nyeri tekan (-), JVP tidak meningkat
g. Thoraks : bentuk normochest, simetris,
h. Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak.
Palpasi : ictus cordis tidak kuat angkat.
Perkusi : batas jantung kesan tidak melebar.
Auskultasi : bunyi jantung I-II intenstas normal, regular,
bising(-)
i. Pulmo
Inspeksi : pengembangan dada kanan sama dengan kiri.
Palpasi : fremitus raba sulit dievaluasi
Perkusi : sonor/sonor.
Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+) normal, suara
tambahan (-/-)
j. Abdomen
Inspeksi : distended (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), defance muscular (-)
5
D. Status Lokalis Regio Pedis :
Inspeksi : digiti I dan II terlihat membesar, warna serupa kulit
disekitarnya, inflamasi (-), luka (-)
Palpasi : nyeri tekan (-), lunak, ukuran digiti I 3,5 x 2 x 1 cm, ukuran
digiti II 4 x 2 x 1,5 cm, batas tidak tegas, digiti III – IV dalam batas
normal.
E. Assesment
Makrodaktili digiti I dan II Regio Pedis Dekstra
F. Plan
1. Cek laboratorium darah
2. Pro rekonstruksi
6
G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium (RSDM, 23 Juli 2018)
Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
DARAH RUTIN
Hemoglobin 10.8 g/dL 10.8 – 12.8
Hematokrit 33 % 33 – 41
Leukosit 7.0 ribu/µl 5.5 – 17.0
Trombosit 338 ribu/µl 150 – 450
Eritrosit 4.27 juta/µl 4.10 – 5.30
Golongan Darah 0
HEMOSTASIS
PT 13.3 Detik 10.0 – 15.0
APTT 36.1 detik 20.0 – 40.0
INR 0.980
ELEKTROLIT
Natrium 137 mmol/L 136 – 145
Kalium 4.3 mmol/L 3.3 - 5.1
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI MAKRODAKTILI
Makrodaktili adalah suatu keadaan dimana terdapat pembesaran satu
atau lebih jari tangan atau kaki, dimana semua struktur dari tangan atau kaki
termasuk tulang phalanx, tendon, nervus, pembuluh darah, jaringan lemak,
kuku dan kulit mengalami pembesaran. Di mana fungsi dari jari bisa normal
atau terganggu.(1,2,3)
8
B. ETIOLOGI MAKRODAKTILI
Penyebab dari makrodaktili belum diketahui dengan pasti. Namun,
beberapa teori muncul mengenai penyebabnya yaitu berupa kelainan
kongenital yang dapat disebabkan leh genetic, lingkungan atau tidak
diketahui. Warfarin, pheition dan alcohol dapat berimplikasi pada kelainan
ekstremitas atas. Sebagian kecil dari kelainan kongenital penyebab utamanya
adalah lingkungan atau genetik.(3,7)
9
kelainan tersebut perlu diperiksa terkait kelainan lainnya karena sama sama
merupakan kelainan kongenital yang terjadi ketika embriogenesis.
D. PENATALAKSAAN MIKRODAKTILI
Tipe progresif dan makrodaktili pada umumnya melemahkan
fungsional dan psikologis. Terapi secara individu sangatlah penting, bahkan
sangat penting dibandingkan operasi bentuk kongenital lainnya. (9) Penanganan
makrodaktili umumnya berupa amputasi tapi dapat dilakukan operasi plastik
untuk mengurangi ukuran dari jari yang membesar.(1) Kosmetik merupakan
faktor yang sangat penting seiring dengan peningkatan usia anak.(1) Jika
ditemukan dini, tidak ada penanganan yang diindikasikan, setelah umur 7
tahun atau 8 tahun kemudian dilakukan operasi hasilnya hanya sedikit
perbedaan ukuran jari dengan jari normal ketika mengalami pertumbuhan.
Jika tidak dioperasisampai umur tahun atau 10 tahun atau bahkan lebih
sehingga ukuran jari menjadi terlalu besar dibandingkan jari lainnya, secara
kosmetik memberikan hasil yang jelek.(1)
1. Prosedur Debulking
Dilakukan pada satu sisi jari pada suatu waktu, karena suplai
darah ke kulit jari yang membesar sangat sedikit , dengan interval waktu
kurang lebih 3 bulan :
10
b. Pada stage kedua, dilakukan prosedur pengangkatan lemak
yang seperti pada stadium pertama dan dianjurkan pemotongan
tulang.
c. Pada beberapa kasus, dianjurkan pengangkatan keseluruhan
phalanx (jari harus distabilkan dengan kawat (Kirschner wire),
pemotongan tendoextensor dan tendo flexor disisakan).
2. Epiphysiodesis
3. Pemotongan Digitus
11
secara longitudinal pada phalanx dan sepertiga tengah dari kuku matriks
yang ada. Kemudian angkat sepertiga proksimal phalanx dengan
melakukan osteotomi oblique pararel, lakukan pengurangan dua
komponen longitudinal yang tersisa dari phalanx distal dan memasang
pin dengan kawat Kirscher secara transversal.(12)
Mengurangi fragmen distal dan proksimal dari phalanx proksimal
dan lakukan pemasangan pin dengan kawat oblique Kirsher. Tutupluka
secara perlahan kira-kira dari tepi kulit sampai matriks kuku. Sehingga
kawat Kirscher menonjol pada kulit, kemudian beri penahan pada ibu
jari.(12)
5. Reduksi Ray
Garis outline insisi kulit dorsal sepanjang ray yang harus direduksi,
dengan satu insisi kecil yang lebih dari satu sepanjang metatarsal dan
phalanx. Pengurangan semua jaringan serat lemak, dan harus
diperhatikan untuk menjaga ikatan neurovaskuler. Melakukan osteotomi
pada leher metatarsal dan memperpendek metatarsal dengan
menghilangkan segmen dengan panjang yang tidak mencukupi untuk
disesuaikan metatarsal tersebut dengan lainnya.(12)
Menggabungkan fisis setinggi kepada metatarsal. Jika perlu, ulangi
proses ini untuk phalanx hingga ray memendek hingga ukuran normal.
Masukkan kawat Kirschner yang halus, dan longitudinal dari ujung jari
kaki hingga ke basis metatarsal untuk meyejajarkan ray.
Mempertahankan hemostasis dan menutup luka dengan jahitan interuptus
dan mengaplikasikan short leg cast.(14)
6. Amputasi Ray
Membuat garis outline ray yang diamputasi dengan flap kulit agar
amputasi dapat mencakup mulai dari ujung jari kaki hingga basis
metatarsal. Membuat insisi dorsal dan plantar dimulai dari persendian
metatarsal, dengan menghubungkan insisi pada ruang selaput diantara
jari kaki pada jari sebelahnya. Melanjutkan insisi proksimal, baik ke arah
12
dorsalmaupun kearah plantar, hingga ke basis metatarsal yang direseksi.
(14)
13
DAFTAR PUSTAKA
1. HopMJ, van der Biezen JJ. Ray reduction of the foot in the treatment
ofmacrodactyly and review of the literature: review article. J Foot Ankle
Surg 2011;50:434-8.
10. Wagreich CR. Congenital deformities. In: Banks AS, Downey MS, Martin
DE, et al. McGlamry’s Forefoot Surgery (Biopsy Interpretation Series), 1st
Edition. Lippincott Williams & Wilkins; 2004. p 487-511.
14
12. Watt AJ, Chung KC. Macrodystrophia: a reconstructive approach to
gigantism of the foot. J Foot Ankle Surg 2004:43:51-5.
13. Dautel G, Vialaneix J, Faivre S. Island nail transfer in the treatment of
macrodactyly of the great toe: a case report. J Foot Ankle Surg
2004;43:113-8.
23. KaretD, Ger E,MarksH.Macrodactyly involving both hands and both feet.
J Hand Surg 1987;12:610-14.
24. Kalen V, Burwell DS, Omer GE. Macrodactyly of the hands and feet. J
Pediatr Orthop 1988;8:311-5.
15
25. Chang CH, Kumar SJ, Riddle EC, et al. Macrodactyly of the foot. J Bone
Joint Surg Am 2002;84:1189-94.
16