Anda di halaman 1dari 13

Analisis Pengaruh Karakteristik Bahan Baku Agregat Terhadap Karakteristik Beton Mutu Tinggi

Rekayasa Teknik Sipil Vol 3 Nomer 3/rekat/14 (2014) : 126 - 138

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK BAHAN BAKU AGREGAT PASIR MALANG


DAN KERIKIL PANDAAN TERHADAP KUAT TEKAN, KUAT TARIK, DAN MODULUS
ELASTISITAS BETON MUTU TINGGI

Trian Cahyarini1), Andang Widjaja2)


1)
Program Studi S1 Pendidikan Teknik Bangunan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
e-mail : 1) threean.cr@gmail.com
2)
Tenaga Akademik Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
e-mail : 2) andwidj@gmail.com

Abstrak
Karya tulis ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh karakteristik beton yang meliputi
berat jenis dan penyerapan dari pasir dan kerikil, analisa ayakan pasir dan kerikil, berat volume
pasir dan kerikil, kadar lumpur pasir dan kerikil, serta keausan dari kerikil terhadap kuat tekan,
modulus elastisitas, dan kuat tarik belah beton mutu tinggi. Agregat yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pasir dari Malang yang berasal dari hulu sungai brantas, dan kerikil yang
berasal dari pemecah batu di Pandaan.
Metode dalam penelitian ini adalah uji coba potensi material pasir Malang dan kerikil
Pandaan sebagai campuran beton mutu tinggi. Sebelumnya dilakukan pengujian karakteristik
agregat yang meliputi analisa ayakan pasir dan kerikil, berat jenis dan penyerapan pasir dan
kerikil, berat volume pasir dan kerikil, kadar lumpur pasir dan kerikil, serta keausan kerikil dengan
benda uji silinder beton 15 cm x 30 cm, sebelum ke penelitian sebenarnya, dilakukan uji coba mix
design, jika hasil mix design dapat tercapai maka dapat dilanjutkan ke tahap penelitian sebenarnya.
Perhitungan pada penelitian ini menggunkan software Conmixer Vista 1.0. Kekuatan yang
direncanakan yaitu beton mutu f’c 40 MPa, f’c 45 MPa dan f’c 50 MPa dengan benda uji sebanyak
33 buah dengan pengujian kuat tekan 5 silinder, modulus elastisitas 3 silinder dan kuat tarik belah
3 silinder untuk tiap-tiap kekuatan yang direncanakan. Pengujian beton dilaksanakan setelah
perendaman selama 28 hari.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari beberapa pengujian karakteristik yang meliputi
berat jenis pasir dan kerikil, analisa ayakan pasir dan kerikil, berat volume pasir dan kerikil, kadar
lumpur pasir dan kerikil, dan keausan kerikil terhadap kuat tekan, modulus elastisitas dan kuat
tarik belah beton mutu tinggi rata-rata mencapai nilai tegangan yang direncanakan namun belum
memenuhi syarat regangan. Nilai kuat tekan rata-rata mencapai hasil 41,74 MPa untuk beton mutu
f’c 40 MPa, 46,18 MPa untuk beton mutu f’c 45 MPa, dan 51,63 MPa untuk beton mutu f’c 50 MPa.
Nilai modulus elastisitas rata-rata mencapai hasil 5020,7 MPa untuk beton mutu f’c 40 MPa,
5724,84 MPa beton mutu f’c 45 mpa, dan 5750,7 MPa untuk mutu f’c 50 MPa. Nilai kuat tarik rata-
rata mencapai hasil 3,46 MPa untuk beton mutu f’c 40 MPa, 3,21 MPa untuk beton mutu f’c 45
MPa, dan 3,26 MPa untuk beton mutu f’c 50 MPa.

Kata kunci: Beton, Kuat Tekan, Kuat Tarik Belah, Modulus Elastisitas

Abstract
The purpose of this study is to analyze the influence of the concrete characteristics which
include specific gravity, absorption of sieve analysis, heavy volume, anorganic levels, and abrasion
test of sand and gravel, compressive strength test, modulus of elasticity, and splitting test of high
quality concrete. The aggregates were taken from the upstream of Brantas river at Malang, and the
gravesl were taken from the stone crushers in Pandaan.
The method of applied for this research is using are also carried out to identity the quality
of concrete. Prior testing aggregate characteristics which include sieve analysis sand and gravel,
specific gravity and absorption, heavy volume, levels of mud, and abrasion test of gravel with
concrete cylinder specimen 15 cm x 30 cm, before to the actual study, conducted trials mix design.
If the mix design results achieved the stage of actual research. The calculation uses the software
Conmixer Vista 1.0. The was used design force is f’c 40 MPa, f’c 45 MPa and f’c 50 MPa with
specimen testing as many as 33 pieces with 5 cylinder for compressive strength test, 3 cylinder for
modulus of elasticity and 3 cylinder for splitting test for each data point. Concrete testing carried
out after for 28 days immersion.
The results showed an average value of the stress force was achieved for all specimen,
however the strain showed a lower value than normal concrete. Compressive strength test values

126
Analisis Pengaruh Karakteristik Bahan Baku Agregat Terhadap Karakteristik Beton Mutu Tinggi
Rekayasa Teknik Sipil Vol 3 Nomer 3/rekat/14 (2014) : 126 - 138

obtained an average yield 41,74 MPa for quality concrete f’c 40 MPa, 46,18 MPa to f’c 45 MPa,
and 51,63 MPa to f’c 50 MPa. Modulus of elasticity values obtained an average yield 5020,7 MPa
for quality concrete f’c 40 MPa, 5724,84 MPa for quality concrete f’c 45 MPa, and 5750,7 MPa for
quality concrete f’c 50 MPa. Splitting test values obtained an average yield 3,46 MPa for quality
concrete f’c 40 MPa, 3,21 MPa for quality concrete f’c 45 MPa, and 3,26 MPa for quality concrete
f’c 50 MPa.

Key words: Compressive Strength, Concrete, Modulus of elasticity, Splitting test

PENDAHULUAN Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan penelitian


Beton banyak dipilih menjadi bahan pembuatan mengenai hal tersebut dengan judul: “Analisis Pengaruh
struktur, karena material yang mudah didapatkan. Sifat Karakteristik Sumber Bahan Baku Pasir Malang Dan
beton bergantung pada karakteristik masing-masing Kerikil Pandaan Terhadap Kuat Tekan, Kuat Tarik dan
material yang digunakan yaitu agregat halus dan kasar, Modulus Elastisitas Beton Mutu Tinggi”. Rumusan
semen, serta air yang akan mempengaruhi kinerja dari masalah pada penelitian ini adalah: (1) Bagaimana
beton yang dibuat. Kinerja beton disesuaikan dengan karakteristik yang meliputi berat jenis, penyerapan,
kategori bangunan yang dibuat (Tri Mulyono, 2004). analisa ayakan, berat volume, kadar lumpur serta keausan
Keunggulan beton mutu tinggi mencakup kekuatan, agregat kasar dari daerah Pandaan dan agregat halus dari
ketahanan (keawetan), masa layanan dan effisiensi, daerah Malang? dan (2) Bagaimana pengaruh
dengan beton mutu tinggi dimensi dari struktur dapat karakteristik yang meliputi berat jenis, penyerapan,
diperkecil sehingga berat struktur menjadi lebih ringan, analisa ayakan, berat volume, kadar lumpur serta keausan
serta dengan porositas yang kecil beton mutu tinggi tahan agregat terhadap kuat tekan, kuat tarik belah, dan
terhadap kondisi lingkungan (Tri Mulyono, 2004). modulus elastisitas beton mutu tinggi yang dihasilkan?
Agregat menempati 60 - 70 % dari total volume Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengetahui karakteristik
beton maka kualitas agregat sangat berpengaruh terhadap yang meliputi berat jenis, penyerapan, analisa ayakan,
kualitas beton (Paul Nugraha dan Antoni, 2007). Pasir berat volume, kadar lumpur serta keausan dari agregat
dan kerikil alam dipergunakan sebagai agregat beton. kasar daerah Pandaan dan agregat halus daerah Malang.
Beton mutu tinggi (high strength concrete) yang (2) Mengetahui pengaruh karakteristik yang meliputi
tercantum dalam SNI 03-6468-2000 didefinisikan sebagai berat jenis, penyerapan, analisa ayakan, berat volume,
beton yang mempunyai kuat tekan yang disyaratkan lebih kadar lumpur serta keausan agregat terhadap kuat tekan,
besar sama dengan 41,4 MPa. Upaya untuk mendapatkan kuat tarik belah dan modulus elastisitas beton mutu
beton mutu tinggi yaitu dengan meningkatkan mutu tinggi. Pelaksanaan Beton Berkekuatan Tinggi.
material pembentuknya, misalnya kekerasan agregat dan Beton merupakan campuran semen portland atau
kehalusan butir semen (Paul Nugraha dan Antoni, 2007) sembarang semen hidrolik yang lain, agregat halus,
Provinsi Jawa Timur adalah daerah bagian Pulau agregat kasar dan air dengan atau tanpa menggunakan
Jawa yang mempunyai potensi sumber daya alam yang bahan tambahan. Proses awal terjadinya beton adalah
baik diantaranya material pasir dan kerikil. Malang pasta semen, yaitu proses hidrasi antara air dengan
merupakan salah satu kota penghasil pasir yang bisa semen, selanjutnya jika ditambahkan dengan agregat
dipergunakan sebagai pembuatan campuran beton, hal ini halus menjadi mortar dan jika ditambahkan dengan
dikarenakan lokasi yang terletak pada Hulu Daerah agregat kasar menjadi beton. (Tri Mulyono, 2004).
Aliran Sungai (DAS) Brantas, sehingga menghasilkan Pengujian Beton mutu tinggi meliputi: (1) Kuat Tekan
pasir yang bisa di manfaatkan sebagai bahan campuran Beton Mutu Tinggi. Kekuatan tekan beton ditentukan
beton. Daerah Pandaan juga termasuk salah satu kota oleh pengaturan dari perbandingan semen, agregat kasar,
pemecah batu yang menghasilkan kerikil dengan tekstur agregat halus, air, dan berbagai jenis campuran. Suatu
yang keras, sehingga juga bisa dipergunakan sebagai ukuran dari pengerjaan beton ini diperoleh dengan
bahan campuran beton. Tujuan dari dipilihnya dua percobaan slump (Chu–Kia Wang dan Charles G.
material ini adalah sebagai inovasi pengembangan Salmon, 1993). Pada beton mutu tinggi, kuat tekan beton
penelitian dengan menggunakan alternatif potensi yang diperoleh lebih dari 6000 psi atau 41,4 MPa (Jack
material daerah di Jawa Timur khususnya pasir Malang C. McCormac, 2000).
dan kerikil Pandaan sebagai material bahan utama dalam Pengujian kuat tekan beton mengacu ke standar ASTM
penelitian dan pembuatan beton mutu tinggi dengan C39 M-01 dikarenakan pengujian pada skala
klasifikasi mutu beton f’c 40 MPa, f’c 45 MPa, dan f’c 50 laboratorium (masih berupa benda uji) yang dilakukan
MPa tanpa tambahan zat aditif. Pra penelitian pada pada umur beton 28 hari. Perhitungannya dengan
material pembuatan beton juga wajib dilakukan untuk mengggunakan rumus:
mengetahui karakteristik agregat halus (pasir Malang)
dan agregat kasar (kerikil Pandaan) supaya didapatkan ………………………………… (1)
komposisi beton yang bermutu dan berkinerja tinggi yang
optimal, agar mampu mencapai kuat tekan, kuat tarik, Keterangan:
serta modulus elastisitas yang diharapkan. P = kuat tekan (MPa); F = gaya tekan (N);
A = luas (mm2)

127
Analisis Pengaruh Karakteristik Bahan Baku Agregat Terhadap Karakteristik Beton Mutu Tinggi
Rekayasa Teknik Sipil Vol 3 Nomer 3/rekat/14 (2014) : 126 - 138

(2) Uji Kuat Tarik Belah Beton. Pengujian kuat tarik keseluruhan dari 3 karakteristik beton mutu tinggi adalah
beton mengacu ke standar ASTM C496-96 dikarenakan 33 buah silinder.
pengujian pada skala laboratorium (masih berupa benda
uji), pada metode ini sebuah silinder berukuran tinggi 30 METODE
cm dan diameter 15 cm di bebani pada penampang Dalam penelitian ini dilakukan beberapa tahapan
memanjang dengan beban yang ditingkatkan bertahap, kerja seperti yang tercantum dalam bagan alir di bawah
sampai silinder mengalami kehancuran pada penampang ini:
memanjang. Kemudian gaya terbesar p dicatat dan 1. Tahap I
tegangan tarik silinder dihitung dengan rumus: Pada tahap ini dilakukan persiapan bahan maupun
peralatan yang akan digunakan dalam pengujian
………………………………………… (2) material, pembuatan adukan beton, pengujian slump
dan pembuatan benda uji.
Keterangan: 2. Tahap II
f ‘r = kekuatan tarik kg/cm2; p = gaya terbesar (ton) Pada tahap ini dilakukan pengujian material yaitu
l = tinggi silinder =30cm; d = diameter silinder =15cm semen, agregat halus dan agregat kasar. Pengujian
material bertujuan untuk mengetahui karakteristik
(3) Modulus Elastisitas Beton Mutu Tinggi. Pengujian material dan menentukan material tersebut memenuhi
modulus elastisitas mengacu kestandar ASTM-C469-94. syarat atau tidak sebagai bahan campuran beton.
Pengujian ini dapat diketahui regangan 3. Tahap III
longitudinal/searah beban dengan penambahanan beban Pada tahap ini dilakukan mix design untuk
secara bertahap mulai 1ton sampai 40% mutu beton mengetahui proporsi semen, agregat halus, agregat
maksimum. Selanjutnya nilai modulus elastisitas dihitung kasar dan air yang diperlukan dalam campuran beton
dengan rumus persamaan sebagai berikut: agar diperoleh f’c beton yang direncanakan.
4. Tahap IV
…..………………….…………... (3) Pada tahap ini dilakukan pembuatan campuran beton
sesuai dengan mix design. Selanjutnya dilakukan
pengujian, benda uji silinder dibuat dengan ukuran
Keterangan: 30 cm x 15 cm sebanyak 33 buah silinder, dengan
E = Modulus Elastisitas; σ = Tegangan; ε = Regangan aturan tiap-tiap mutu beton sebanyak 11 benda uji.
Kuat tekan sebanyak 5 buah silinder, kuat tarik belah
Bahan baku penyusun beton terdiri dari agregat 3 buah silinder dan modulus elastisitas sebanyak 3
kasar dan agregat halus. Kandungan agregat dalam buah silinder.
campuran beton biasanya sangat tinggi. Komposisi 5. Tahap V
agregat tersebut berkisar 60%-70% dari berat campuran Pada tahap ini dilakukan analisa data dari hasil
beton. Fungsi dari agregat adalah sebagai pengisi, tetapi pengujian.
karena komposisinya yang cukup besar, agregat inipun
menjadi penting, maka dari itu perlu dipelajari
karakteristik agregat yang akan menentukan sifat mortar
atau beton yang akan dihasilkan (Tri Mulyono, 2004).
Perencanaan campuran beton (mix design) bertujuan
untuk mempelajari sifat-sifat beton. Pemilihan bahan-
bahan beton yang memadai, serta menentukan proporsi
masing-masing bahan perencanaan campuran (mix
design) dilakukan untuk menghasilkan beton yang
ekonomis dengan kualitas yang baik (Paul Nugraha dan
Antoni, 2007). Secara garis besar langkah perhitungan
mix design dapat diuraikan sebagai berikut: menentukan
kuat tekan rata-rata rencana (f’c), faktor air semen, nilai
slump, besar butir agregat maksimum, kadar air bebas,
proporsi agregat, berat jenis agregat, menghitung
proporsi campuran beton, dan koreksi proporsi campuran.
Penelitian ini menggunakan metode Development Of
Environment (DOE), dengan perhitungan software
Conmixer V1.0 Vista untuk campuran beton dengan mutu
f’c 40 MPa, f’c 45 MPa, dan f’c 50 MPa, masing-masing
karakteristik beton dibuat sebanyak 11 silinder, dan
dibagi menjadi beberapa bagian untuk pemeriksaan
workabilitasnya, dengan pembagian 5 silinder untuk uji
kuat tekan, 3 silinder untuk uji kuat tarik belah, dan 3
silinder untuk uji modulus elastisitas, maka jumlah

128
Analisis Pengaruh Karakteristik Bahan Baku Agregat Terhadap Karakteristik Beton Mutu Tinggi
Rekayasa Teknik Sipil Vol 3 Nomer 3/rekat/14 (2014) : 126 - 138

Gambar 3. Perhitungan software Conmixer V1.0 Vista f’c


45 MPa metode Development Of Environment (DOE)

Gambar 1. Bagan Alir Tahapan Penelitian Gambar 4. Perhitungan software Conmixer V1.0 Vista
f’c 50 MPa metode Development Of Environment (DOE)
Klasifikasi penelitian ini termasuk penelitian
eksperimen yang dilakukan di Laboratorium Beton dan HASIL DAN PEMBAHASAN
Bahan Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya. A. Analisis Hasil Karakteristik Agregat
Penelitian ini akan menganalisis potensi material pasir Hasil dari pengujian karakterisitik pasir Malang dan
Malang dan kerikil Pandaan sebagai campuran beton kerikil Pandaan didapat nilai seperti pada tabel 1 dan
mutu tinggi, serta pengaruh karakteristik material tersebut tabel 2.
terhadap kuat tekan, kuat tarik dan modulus elastisitas Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Karakteristik Agregat
beton mutu tinggi. Kasar (Kerikil Pandaan)
Pada penelitian ini menggunakan analisa data
Hasil Pemeriksaan
deskriptif kualitatif yang digunakan untuk mengetahui Karakteristik
No Agregat Kasar SNI
hasil dari kuat tekan, kuat tarik belah, serta modulus Agregat
(Kerikil Pandaan)
elastisitas beton mutu tinggi dengan menggunakan
2,78 gram/cc, 2,0 – 3,0
material pasir Malang dan kerikil Pandaan. Pengujian 1 Berat jenis
Penyerapan 0,81% gram/cc
material dilakukan terlebih dahulu, yang meliputi: (1)
Pengujian karakteristik agregat halus meliputi analisa Analisa Modulus kehalusan
2 3.0-8.0
berat jenis dan penyerapan, analisa saringan, analisa Ayakan 7,64, Zone 1
kadar air, analisa berat volume dan analisa kadar lumpur 1,5 – 2,0
3 Berat Volume 1,37 gram/cc
sesuai dengan ASTM C33-128. (2) Pengujian gram/cc
karakteristik agregat kasar meliputi analisa saringan, 4 Kadar Lumpur 0,56 % 1%
analisa kadar air, analisa berat jenis dan penyerapan, 5 Kadar Air 2,15% <5%
analisa berat volume, keausan dan analisa kadar lumpur 6 Keausan 3,22% 40%
sesuai dengan ASTM C33-128. Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Karakteristik Agregat
Hasil perhitungan perencanaan campuran yang Halus (Pasir Malang)
menggunakan metode Development Of Environment Hasil Pemeriksaan
(DOE) dengan perhitungan software Conmixer V1.0 Vista N Karakteristik
Agregat Halus SNI
untuk campuran mutu beton f’c 40 MPa, f’c 45 MPa, dan o Agregat
(Pasir Malang)
f’c 50 MPa masing-masing 11 silinder dan total jumlah 2,75 gram/cc, 2,5 – 3,2
keseluruhan 33 buah silinder, sebagai berikut: 1 Berat jenis
Penyerapan 0,58% gram/cc
Analisa Modulus kehalusan
2 3,0-8,0
Ayakan 3.17, Zone 2
1,5 – 2,0
3 Berat Volume 1,59 gram/cc
gram/cc
4 Kadar Air 2,25% <5%
5 Kadar Lumpur 2,25 % < 5%

Pengujian karakterisitik agregat kasar dari pemecah


Gambar 2. Perhitungan software Conmixer V1.0 Vista batu di Pandaan didapat hasil dari berat jenis
f’c 40 MPa metode Development Of Environment (DOE) memperoleh hasil 2,78 gr/cc, penyerapan 0,81%,
129
Analisis Pengaruh Karakteristik Bahan Baku Agregat Terhadap Karakteristik Beton Mutu Tinggi
Rekayasa Teknik Sipil Vol 3 Nomer 3/rekat/14 (2014) : 126 - 138

analisa ayakan 7,64% masuk dalam zone 2, Berat


volume 1,37 gr/cc, Kadar lumpur 0,56%, kadar air
2,15%, Keausan 3,22%. Hasil pengujian agregat
kasar tersebut sudah sesuai dengan SNI, sehingga
kerikil dari pemecah batu di Pandaan dapat
digunakan untuk campuran beton mutu tinggi.
Pengujian karakteristik agregat halus dari hulu
Brantas di Malang didapat hasil dari berat jenis 2,75
gr/cc, penyerapan 0,58%, Analisa ayakan 3,17% Gambar 7. Susunan agregat pada silinder
masuk pada zone 2, berat volume 1,59 gr/cc, kadar setelah Pengujian
air 2,25%, kadar lumpur 2,25%. Hasil pengujian
agregat halus tersebut sudah sesuai dengan SNI, Kuat Tekan yang berbeda disebabkan pada
sehingga pasir dari hulu Brantas di Malang dapat saat memasukkan campuran ke dalam cetakan
digunakan untuk campuran beton mutu tinggi. seluruh butiran kerikil dan pasir dimasukkan
tanpa seleksi ukuran agregat.
B. Hasil Pengujian Kuat Tekan, Modulus Elastisitas Susunan kerikil juga mempengaruhi kuat tekan,
dan Kuat Tarik. karena jarak antar butiran kerikil pada silinder
1) Hasil pengujian kuat tekan. berbeda, demikian juga besar butirannya
Jenis agregat yang telah dipilih yaitu Tebal pasta semen berpengaruh pada kuat tekan,
agregat halus (pasir Malang) dan agregat kasar tampak pada silinder setelah silinder di uji
(kerikil Pandaan) yang digunakan dalam variasi tekan, kerikil terlepas dari pasta semen, jadi
campuran beton mutu tinggi sampai pada umur makin tebal pasta semen makin kecil nilai kuat
28 hari diperoleh rata-rata kuat tekan sebesar tekannya (Neville, 1982).
41,74 MPa untuk 5 benda uji campuran beton
mutu f’c 40, 46,18 MPa untuk 5 benda uji 2) Hasil pengujian kuat tarik belah
campuran beton mutu f’c 45 dan 51,63 MPa Pengujian kuat tarik belah yang dilakukan
untuk 5 benda uji campuran beton mutu f’c 50. dari jenis agregat yang dipilih yaitu agregat
Ketiga karakterististik mutu beton dari 15 benda halus (pasir Malang) dan agregat kasar (kerikil
uji silinder yang di uji rata-rata mencapai Pandaan) yang digunakan dalam variasi
kekuatan yang direncanakan namun hasilnya campuran beton mutu tinggi sampai pada umur
tidak setinggi dari perhitungan yang 28 hari berturut-turut diperoleh rata-rata kuat
menggunakan Conmixer V1.0 Vista. tarik belah 3,46 MPa untuk 3 benda uji
campuran beton mutu tinggi f’c 40 MPa, 3,21
MPa untuk 3 benda uji campuran beton mutu
tinggi f’c 45 MPa dan 3,26 MPa untuk 3 benda
uji campuran beton mutu tinggi f’c 50 MPa.

Gambar 5. Diagram Rata-Rata Kuat Tekan


Beton Mutu f’c 40 Mpa, f’c 45 MPa dan
f’c 50 MPa
Gambar 8. Diagram Rata-rata Kuat Tarik
Belah Beton Mutu f’c 40 Mpa, f’c 45 MPa dan
f’c 50 MPa

Gambar 6. Retakan yang terjadi pada silinder


Gambar 9.Silinder beton setelah mengalami
pengujian kuat tarik belah
130
Analisis Pengaruh Karakteristik Bahan Baku Agregat Terhadap Karakteristik Beton Mutu Tinggi
Rekayasa Teknik Sipil Vol 3 Nomer 3/rekat/14 (2014) : 126 - 138

Nilai dari Pengujian kuat tarik belah dari tiga (1) Berat Jenis, pengujian berat jenis dilakukan 3
jenis mutu yang direncanakan rata-rata hampir kali pengujian. Berat jenis dari kerikil Pandaan
sama, tetapi dalam pengujian kuat tarik belah diperoleh hasil sebesar 2,75gram/cc,
beton mengalami perbedaan bentuk saat silinder 2.78gram/cc, 2.80gram/cc, sedangkan berat jenis
beton terbelah, hal ini dikarenakan pada saat dari pasir Malang diperoleh hasil sebesar
peletakan penampang kurang tepat, dan faktor 2,72gram/cc, 2.75gram/cc, 2,78gram/cc.
susunan agregat beton yang kurang homogen. Hubungan berat jenis terhadap kuat tekan
menghasilkan rata-rata sebesar 41,74 MPa untuk
3) Hasil pengujian modulus elastisitas. beton mutu f’c 40 MPa. Hasil dari pengujian
Pengujian modulus elastisitas beton berat jenis kerikil berpengaruh terhadap kuat
dilakukan dari jenis agregat yang telah dipilih, tekan, karena semakin besar berat jenisnya maka
yaitu agregat halus (pasir Malang) dan agregat semakin besar kuat tekannya.
kasar (kerikil Pandaan) digunakan dalam variasi (2) Analisa Ayakan, pengujian analisa ayakan
campuran beton mutu tinggi sampai pada umur dilakukan 1 kali pengujian. Pengujian analisa
28 hari berturut-turut diperoleh rata-rata modulus ayakan dari kerikil Pandaan diperoleh hasil
elastisitas sebesar 5020,7 MPa untuk 3 benda uji sebesar 7,64%, sedangkan berat jenis dari pasir
campuran beton mutu f’c 40 MPa, 5724,8 MPa Malang diperoleh hasil sebesar 3,17%.
untuk 3 benda uji campuran beton mutu f’c 45 Hubungan analisa ayakan terhadap kuat tekan
MPa dan 5750,7 MPa untuk 3 benda uji menghasilkan rata-rata sebesar 41,74 MPa untuk
campuran beton mutu f’c 50 MPa. Ketiga beton mutu f’c 40 MPa. Hasil dari pengujian
karakterististik mutu beton dari 9 benda uji analisa ayakan tidak berpengaruh terhadap kuat
silinder yang di uji rata-rata memenuhi tekan, karena pengujian analisa ayakan hanya
persyaratan tegangan untuk masuk klasifikasi dilakukan 1 kali, maka tidak bisa dibandingkan
beton mutu tinggi, namun belum memenuhi dengan hasil dari kuat tekan.
syarat regangan, dikarenakan ketelitian dial dan (3) Berat Volume, pengujian berat volume
alat yang kurang signifikan dan akurat. dilakukan 1 kali pengujian. Pengujian analisa
ayakan dari kerikil Pandaan diperoleh hasil
sebesar 1,37gram/cc, sedangkan berat jenis dari
pasir Malang diperoleh hasil sebesar 1,59
gram/cc. Hubungan berat volume terhadap kuat
tekan menghasilkan rata-rata sebesar 41,74 MPa
untuk beton mutu f’c 40 MPa. Hasil dari
pengujian berat volume tidak berpengaruh
terhadap kuat tekan, karena pengujian berat
volume hanya dilakukan 1 kali, maka tidak bisa
dibandingkan dengan hasil dari kuat tekan.
(4) Kadar Air, pengujian berat volume dilakukan 1
kali pengujian. Pengujian kadar air dari kerikil
Gambar10. Grafik Rata-rata Modulus Elastisitas Pandaan diperoleh hasil sebesar 2,15%,
Mutu Beton f’c 40 MPa, f’c 45 MPa, f’c 50 MPa sedangkan berat jenis dari pasir Malang
diperoleh hasil sebesar 2,25%. Hubungan kadar
C. Analisis Pengaruh Karakteristik Agregat Kasar air terhadap kuat tekan menghasilkan rata-rata
dan Agregat Halus Terhadap Kuat Tekan, Kuat sebesar 41,74 MPa untuk beton mutu f’c 40 MPa.
Tarik, dan Modulus elastisitas Beton Mutu Hasil dari pengujian kadar air tidak berpengaruh
Tinggi. terhadap kuat tekan, karena pengujian kadar air
Analisis pengaruh agregat dilakukan untuk hanya dilakukan 1 kali, maka tidak bisa
mengetahui hubungan karakterisitik agregat kasar dibandingkan dengan hasil dari kuat tekan.
dan agregat halus terhadap kuat tekan, kuat tarik, dan (5) Kadar Lumpur, pengujian kadar lumpur
modulus elastisitas beton mutu f’c 40 MPa, f’c 45 dilakukan 1 kali pengujian. Pengujian kadar
MPa dan f’c 50 MPa lumpur dari kerikil Pandaan diperoleh hasil
sebesar 0,56%. Hubungan kadar lumpur terhadap
kuat tekan menghasilkan rata-rata sebesar 41,74
MPa untuk beton mutu f’c 40 MPa. Hasil dari
pengujian kadar lumpur tidak berpengaruh
terhadap kuat tekan, kuat tarik, dan modulus
elastisitas, karena pengujian kadar lumpur hanya
dilakukan 1 kali, maka tidak bisa dibandingkan
dengan hasil dari kuat tekan.
Gambar 11. Diagram Kuat tekan Beton Mutu (6) Keausan Kerikil, pengujian keausan kerikil
f’c 40 MPa dilakukan 1 kali pengujian. Pengujian keausan
dari kerikil Pandaan diperoleh hasil sebesar
131
Analisis Pengaruh Karakteristik Bahan Baku Agregat Terhadap Karakteristik Beton Mutu Tinggi
Rekayasa Teknik Sipil Vol 3 Nomer 3/rekat/14 (2014) : 126 - 138

3,22%. Hubungan keausan kerikil terhadap kuat sebesar 46,18 Mpa untuk beton mutu f’c 45 MPa.
tekan menghasilkan rata-rata sebesar 41,74 MPa Hasil dari pengujian kadar air tidak berpengaruh
untuk beton mutu f’c 40 MPa. Hasil dari terhadap kuat tekan, karena pengujian kadar air
pengujian keausan tidak berpengaruh terhadap hanya dilakukan 1 kali, maka tidak bisa
kuat tekan, karena pengujian keausan hanya dibandingkan dengan hasil dari kuat tekan.
dilakukan 1 kali, maka tidak bisa dibandingkan (5) Kadar Lumpur, pengujian kadar lumpur
dengan hasil dari kuat tekan. dilakukan 1 kali pengujian. Pengujian kadar
lumpur dari kerikil Pandaan diperoleh hasil
sebesar 0,56%. Hubungan kadar lumpur terhadap
kuat tekan menghasilkan rata-rata sebesar 46,18
MPa untuk beton mutu f’c 45 MPa. Hasil dari
pengujian kadar lumpur tidak berpengaruh
terhadap kuat tekan, kuat tarik, dan modulus
elastisitas, karena pengujian kadar lumpur hanya
dilakukan 1 kali, maka tidak bisa dibandingkan
dengan hasil dari kuat tekan.
Gambar 12. Diagram Kuat tekan Beton Mutu (6) Keausan Kerikil, pengujian keausan kerikil
f’c 45 MPa dilakukan 1 kali pengujian. Pengujian keausan
dari kerikil Pandaan diperoleh hasil sebesar
(1) Berat Jenis, pengujian berat jenis dilakukan 3 3,22%. Hubungan keausan kerikil terhadap kuat
kali pengujian. Berat jenis dari kerikil Pandaan tekan menghasilkan rata-rata sebesar 46,18 MPa
diperoleh hasil sebesar 2,75gram/cc, untuk beton mutu f’c 45 MPa. Hasil dari
2.78gram/cc, 2.80gram/cc, sedangkan berat jenis pengujian keausan tidak berpengaruh terhadap
dari pasir Malang diperoleh hasil sebesar kuat tekan, karena pengujian keausan hanya
2,72gram/cc, 2.75gram/cc, 2,78gram/cc. dilakukan 1 kali, maka tidak bisa dibandingkan
Hubungan berat jenis terhadap kuat tekan dengan hasil dari kuat tekan.
menghasilkan rata-rata sebesar 46,18 MPa untuk
beton mutu f’c 45 MPa. Hasil dari pengujian
berat jenis kerikil berpengaruh terhadap kuat
tekan, karena semakin besar berat jenisnya maka
semakin besar kuat tekannya.
(2) Analisa Ayakan, pengujian analisa ayakan
dilakukan 1 kali pengujian. Pengujian analisa
ayakan dari kerikil Pandaan diperoleh hasil
sebesar 7,64%, sedangkan berat jenis dari pasir Gambar 13. Diagram Kuat tekan Beton Mutu
Malang diperoleh hasil sebesar 3,17%. f’c 50 MPa
Hubungan analisa ayakan terhadap kuat tekan
menghasilkan rata-rata sebesar 46,18 MPa untuk (1) Berat Jenis, pengujian berat jenis dilakukan 3
beton mutu f’c 45 MPa. Hasil dari pengujian kali pengujian. Berat jenis dari kerikil Pandaan
analisa ayakan tidak berpengaruh terhadap kuat diperoleh hasil sebesar 2,75gram/cc,
tekan, karena pengujian analisa ayakan hanya 2.78gram/cc, 2.80gram/cc, sedangkan berat jenis
dilakukan 1 kali, maka tidak bisa dibandingkan dari pasir Malang diperoleh hasil sebesar
dengan hasil dari kuat tekan. 2,72gram/cc, 2.75gram/cc, 2,78gram/cc.
(3) Berat Volume, pengujian berat volume Hubungan berat jenis terhadap kuat tekan
dilakukan 1 kali pengujian. Pengujian analisa menghasilkan rata-rata sebesar 51,63 MPa untuk
ayakan dari kerikil Pandaan diperoleh hasil beton mutu f’c 50 MPa. Hasil dari pengujian
sebesar 1,37gram/cc, sedangkan berat jenis dari berat jenis kerikil berpengaruh terhadap kuat
pasir Malang diperoleh hasil sebesar 1,59 tekan, karena semakin besar berat jenisnya maka
gram/cc. Hubungan berat volume terhadap kuat semakin besar kuat tekannya.
tekan menghasilkan rata-rata sebesar 46,18 MPa (2) Analisa Ayakan, pengujian analisa ayakan
untuk beton mutu f’c 45 MPa. Hasil dari dilakukan 1 kali pengujian. Pengujian analisa
pengujian berat volume tidak berpengaruh ayakan dari kerikil Pandaan diperoleh hasil
terhadap kuat tekan, karena pengujian berat sebesar 7,64%, sedangkan berat jenis dari pasir
volume hanya dilakukan 1 kali, maka tidak bisa Malang diperoleh hasil sebesar 3,17%.
dibandingkan dengan hasil dari kuat tekan. Hubungan analisa ayakan terhadap kuat tekan
(4) Kadar Air, pengujian berat volume dilakukan 1 menghasilkan rata-rata sebesar 51,63 MPa untuk
kali pengujian. Pengujian kadar air dari kerikil beton mutu f’c 50 MPa. Hasil dari pengujian
Pandaan diperoleh hasil sebesar 2,15%, analisa ayakan tidak berpengaruh terhadap kuat
sedangkan berat jenis dari pasir Malang tekan, karena pengujian analisa ayakan hanya
diperoleh hasil sebesar 2,25%. Hubungan kadar
air terhadap kuat tekan menghasilkan rata-rata
132
Analisis Pengaruh Karakteristik Bahan Baku Agregat Terhadap Karakteristik Beton Mutu Tinggi
Rekayasa Teknik Sipil Vol 3 Nomer 3/rekat/14 (2014) : 126 - 138

dilakukan 1 kali, maka tidak bisa dibandingkan 2.78gram/cc, 2.80gram/cc, sedangkan berat
dengan hasil dari kuat tekan. jenis dari pasir Malang diperoleh hasil sebesar
(3) Berat Volume, pengujian berat volume 2,72gram/cc, 2.75gram/cc, 2,78gram/cc.
dilakukan 1 kali pengujian. Pengujian analisa Hubungan berat jenis terhadap modulus
ayakan dari kerikil Pandaan diperoleh hasil elastisitas menghasilkan rata-rata sebesar
sebesar 1,37gram/cc, sedangkan berat jenis dari 5020,67 MPa untuk beton mutu f’c 40 MPa.
pasir Malang diperoleh hasil sebesar 1,59 Hasil dari pengujian berat jenis tidak
gram/cc. Hubungan berat volume terhadap kuat berpengaruh terhadap modulus elastisitas beton
tekan menghasilkan rata-rata sebesar 51,63 MPa mutu f’c 40 MPa.
untuk beton mutu f’c 50 MPa. Hasil dari (2) Analisa Ayakan, pengujian analisa ayakan
pengujian berat volume tidak berpengaruh dilakukan 1 kali pengujian. Pengujian analisa
terhadap kuat tekan, karena pengujian berat ayakan dari kerikil Pandaan diperoleh hasil
volume hanya dilakukan 1 kali, maka tidak bisa sebesar 7,64%, sedangkan berat jenis dari pasir
dibandingkan dengan hasil dari kuat tekan. Malang diperoleh hasil sebesar 3,17%.
(4) Kadar Air, pengujian berat volume dilakukan 1 Hubungan analisa ayakan terhadap modulus
kali pengujian. Pengujian kadar air dari kerikil elastisitas menghasilkan rata-rata sebesar
Pandaan diperoleh hasil sebesar 2,15%, 5020,67 MPa untuk beton mutu f’c 40 MPa.
sedangkan berat jenis dari pasir Malang Hasil dari pengujian analisa ayakn tidak
diperoleh hasil sebesar 2,25%. Hubungan kadar berpengaruh terhadap modulus elastisitas beton
air terhadap kuat tekan menghasilkan rata-rata mutu f’c 40 MPa.
sebesar 51,63 MPa untuk beton mutu f’c 50 MPa. (3) Berat Volume, pengujian berat volume
Hasil dari pengujian kadar air tidak berpengaruh dilakukan 1 kali pengujian. Pengujian analisa
terhadap kuat tekan, karena pengujian kadar air ayakan dari kerikil Pandaan diperoleh hasil
hanya dilakukan 1 kali, maka tidak bisa sebesar 1,37gram/cc, sedangkan berat jenis dari
dibandingkan dengan hasil dari kuat tekan. pasir Malang diperoleh hasil sebesar 1,59
(5) Kadar Lumpur, pengujian kadar lumpur gram/cc. Hubungan berat volume terhadap
dilakukan 1 kali pengujian. Pengujian kadar modulus elastisitas menghasilkan rata-rata
lumpur dari kerikil Pandaan diperoleh hasil sebesar 5020,67 MPa untuk beton mutu f’c 40
sebesar 0,56%. Hubungan kadar lumpur terhadap MPa. Hasil dari pengujian berat volume tidak
kuat tekan menghasilkan rata-rata sebesar 51,63 berpengaruh terhadap modulus elastisitas beton
MPa untuk beton mutu f’c 50 MPa. Hasil dari mutu f’c 40 MPa.
pengujian kadar lumpur tidak berpengaruh (4) Kadar Air, pengujian berat volume dilakukan
terhadap kuat tekan, kuat tarik, dan modulus 1 kali pengujian. Pengujian kadar air dari
elastisitas, karena pengujian kadar lumpur hanya kerikil Pandaan diperoleh hasil sebesar 2,15%,
dilakukan 1 kali, maka tidak bisa dibandingkan sedangkan berat jenis dari pasir Malang
dengan hasil dari kuat tekan. diperoleh hasil sebesar 2,25%. Hubungan kadar
(6) Keausan Kerikil, pengujian keausan kerikil air terhadap modulus elastisitas menghasilkan
dilakukan 1 kali pengujian. Pengujian keausan rata-rata sebesar 5020,67 MPa untuk beton
dari kerikil Pandaan diperoleh hasil sebesar mutu f’c 40 MPa. Hasil dari pengujian kadar air
3,22%. Hubungan keausan kerikil terhadap kuat tidak berpengaruh terhadap modulus elastisitas
tekan menghasilkan rata-rata sebesar 51,63 MPa beton mutu f’c 40 MPa.
untuk beton mutu f’c 50 MPa. Hasil dari (5) Kadar Lumpur, pengujian kadar lumpur
pengujian keausan tidak berpengaruh terhadap dilakukan 1 kali pengujian. Pengujian kadar
kuat tekan, karena pengujian keausan hanya lumpur dari kerikil Pandaan diperoleh hasil
dilakukan 1 kali, maka tidak bisa dibandingkan sebesar 0,56%. Hubungan kadar lumpur
dengan hasil dari kuat tekan. terhadap modulus elastisitas menghasilkan rata-
rata sebesar 5020,67 MPa untuk beton mutu f’c
40 MPa. Hasil dari pengujian kadar lumpur
tidak berpengaruh terhadap modulus elastisitas
beton mutu f’c 40 MPa.
(6) Keausan Kerikil, pengujian keausan kerikil
dilakukan 1 kali pengujian. Pengujian keausan
dari kerikil Pandaan diperoleh hasil sebesar
3,22%. Hubungan keausan kerikil terhadap
modulus elastisitas menghasilkan rata-rata
Gambar 14. Diagram Modulus Elastisitas
sebesar 5020,67 MPa untuk beton mutu f’c 40
Beton Mutu f’c 40 MPa
MPa. Hasil dari pengujian keausan kerikil tidak
berpengaruh terhadap modulus elastisitas beton
(1) Berat Jenis, pengujian berat jenis dilakukan 3
mutu f’c 40 MPa.
kali pengujian. Berat jenis dari kerikil Pandaan
diperoleh hasil sebesar 2,75gram/cc,
133
Analisis Pengaruh Karakteristik Bahan Baku Agregat Terhadap Karakteristik Beton Mutu Tinggi
Rekayasa Teknik Sipil Vol 3 Nomer 3/rekat/14 (2014) : 126 - 138

rata sebesar 5274,84 MPa untuk beton mutu f’c


45 MPa. Hasil dari pengujian kadar lumpur
tidak berpengaruh terhadap modulus elastisitas
beton mutu f’c 45 MPa.
(6) Keausan Kerikil, pengujian keausan kerikil
dilakukan 1 kali pengujian. Pengujian keausan
dari kerikil Pandaan diperoleh hasil sebesar
3,22%. Hubungan keausan kerikil terhadap
modulus elastisitas menghasilkan rata-rata
Gambar 15. Diagram Modulus Elastisitas sebesar 5274,84 MPa untuk beton mutu f’c 45
Beton Mutu f’c 45 MPa MPa. Hasil dari pengujian keausan kerikil tidak
berpengaruh terhadap modulus elastisitas.
(1) Berat Jenis, pengujian berat jenis dilakukan 3 beton mutu f’c 45 MPa.
kali pengujian. Berat jenis dari kerikil Pandaan
diperoleh hasil sebesar 2,75gram/cc,
2.78gram/cc, 2.80gram/cc, sedangkan berat
jenis dari pasir Malang diperoleh hasil sebesar
2,72gram/cc, 2.75gram/cc, 2,78gram/cc.
Hubungan berat jenis terhadap modulus
elastisitas menghasilkan rata-rata sebesar
5274,84 MPa untuk beton mutu f’c 45 MPa.
Hasil dari berat jenis tidak berpengaruh Gambar 16. Diagram Modulus Elastisitas
terhadap modulus elastisitas beton mutu f’c 45 Beton Mutu f’c 50 MPa
MPa.
(2) Analisa Ayakan, pengujian analisa ayakan (1) Berat Jenis, pengujian berat jenis dilakukan 3
dilakukan 1 kali pengujian. Pengujian analisa kali pengujian. Berat jenis dari kerikil Pandaan
ayakan dari kerikil Pandaan diperoleh hasil diperoleh hasil sebesar 2,75gram/cc,
sebesar 7,64%, sedangkan berat jenis dari pasir 2.78gram/cc, 2.80gram/cc, sedangkan berat
Malang diperoleh hasil sebesar 3,17%. jenis dari pasir Malang diperoleh hasil sebesar
Hubungan analisa ayakan terhadap modulus 2,72gram/cc, 2.75gram/cc, 2,78gram/cc.
elastisitas menghasilkan rata-rata sebesar Hubungan berat jenis terhadap modulus
5274,84 MPa untuk beton mutu f’c 45 MPa. elastisitas menghasilkan rata-rata sebesar
Hasil dari pengujian analisa ayakn tidak 5750,66 MPa untuk beton mutu f’c 50 MPa.
berpengaruh terhadap modulus elastisitas beton Hasil dari pengujian berat jenis tidak
mutu f’c 45 MPa. berpengaruh terhadap modulus elastisitas beton
(3) Berat Volume, pengujian berat volume mutu f’c 50 MPa.
dilakukan 1 kali pengujian. Pengujian analisa (2) Analisa Ayakan, pengujian analisa ayakan
ayakan dari kerikil Pandaan diperoleh hasil dilakukan 1 kali pengujian. Pengujian analisa
sebesar 1,37gram/cc, sedangkan berat jenis dari ayakan dari kerikil Pandaan diperoleh hasil
pasir Malang diperoleh hasil sebesar 1,59 sebesar 7,64%, sedangkan berat jenis dari pasir
gram/cc. Hubungan berat volume terhadap Malang diperoleh hasil sebesar 3,17%.
modulus elastisitas menghasilkan rata-rata Hubungan analisa ayakan terhadap modulus
sebesar 5274,84 MPa untuk beton mutu f’c 45 elastisitas menghasilkan rata-rata sebesar
MPa. Hasil dari pengujian berat volume tidak 5750,66 MPa untuk beton mutu f’c 50 MPa.
berpengaruh terhadap modulus elastisitas beton Hasil dari pengujian analisa ayakan tidak
mutu f’c 45 MPa. berpengaruh terhadap modulus elastisitas beton
(4) Kadar Air, pengujian berat volume dilakukan mutu f’c 50 MPa.
1 kali pengujian. Pengujian kadar air dari (3) Berat Volume, Pengujian berat volume
kerikil Pandaan diperoleh hasil sebesar 2,15%, dilakukan 1 kali pengujian. Pengujian analisa
sedangkan berat jenis dari pasir Malang ayakan dari kerikil Pandaan diperoleh hasil
diperoleh hasil sebesar 2,25%. Hubungan kadar sebesar 1,37gram/cc, sedangkan berat jenis dari
air terhadap modulus elastisitas menghasilkan pasir Malang diperoleh hasil sebesar 1,59
rata-rata sebesar 5274,84 MPa untuk beton gram/cc. Hubungan berat volume terhadap
mutu f’c 45 MPa. Hasil dari pengujian kadar air modulus elastisitas menghasilkan rata-rata
tidak berpengaruh terhadap modulus elastisitas sebesar 5750,66 MPa untuk beton mutu f’c 50
beton mutu f’c 45 MPa. MPa. Hasil dari pengujian berat volume tidak
(5) Kadar Lumpur, pengujian kadar lumpur berpengaruh terhadap modulus elastisitas beton
dilakukan 1 kali pengujian. Pengujian kadar mutu f’c 50 MPa.
lumpur dari kerikil Pandaan diperoleh hasil (4) Kadar Air, pengujian berat volume dilakukan
sebesar 0,56%. Hubungan kadar lumpur 1 kali pengujian. Pengujian kadar air dari
terhadap modulus elastisitas menghasilkan rata-
134
Analisis Pengaruh Karakteristik Bahan Baku Agregat Terhadap Karakteristik Beton Mutu Tinggi
Rekayasa Teknik Sipil Vol 3 Nomer 3/rekat/14 (2014) : 126 - 138

kerikil Pandaan diperoleh hasil sebesar 2,15%, (3) Berat Volume, pengujian berat volume
sedangkan berat jenis dari pasir Malang dilakukan 1 kali pengujian. Pengujian analisa
diperoleh hasil sebesar 2,25%. Hubungan kadar ayakan dari kerikil Pandaan diperoleh hasil
air terhadap modulus elastisitas menghasilkan sebesar 1,37gram/cc, sedangkan berat jenis
rata-rata sebesar 5750,66 MPa untuk beton dari pasir Malang diperoleh hasil sebesar 1,59
mutu f’c 50 MPa. Hasil dari pengujian kadar air gram/cc. Hubungan berat volume terhadap
tidak berpengaruh terhadap modulus elastisitas kuat tarik belah menghasilkan rata-rata sebesar
beton mutu f’c 50 MPa. 3,49 MPa untuk beton mutu f’c 40 MPa. Hasil
(5) Kadar Lumpur, pengujian kadar lumpur dari pengujian berat volume tidak ada
dilakukan 1 kali pengujian. Pengujian kadar pengaruh terhadap kuat tarik beton mutu f’c 40
lumpur dari kerikil Pandaan diperoleh hasil MPa.
sebesar 0,56%, sedangkan berat jenis dari pasir (4) Kadar Air, pengujian kadar air dilakukan 1
Malang diperoleh hasil sebesar 2,25%. kali pengujian. Pengujian kadar air dari kerikil
Hubungan kadar lumpur terhadap modulus Pandaan diperoleh hasil sebesar 2,15%,
elastisitas menghasilkan rata-rata sebesar sedangkan berat jenis dari pasir Malang
5750,66 MPa untuk beton mutu f’c 50 MPa. diperoleh hasil sebesar 2,25%. Hubungan
Hasil dari pengujian kadar lumpur tidak kadar air terhadap kuat tarik belah
berpengaruh terhadap modulus elastisitas beton menghasilkan rata-rata sebesar 3,49 MPa
mutu f’c 50 MPa. untuk beton mutu f’c 40 MPa. Hasil dari
(6) Keausan Kerikil, pengujian keausan kerikil pengujian kadar air tidak ada pengaruh
dilakukan 1 kali pengujian. Pengujian keausan terhadap kuat tarik beton mutu f’c 40 MPa.
dari kerikil Pandaan diperoleh hasil sebesar (5) Kadar Lumpur, pengujian kadar lumpur
3,22%. Hubungan keausan kerikil terhadap dilakukan 1 kali pengujian. Pengujian kadar
modulus elastisitas menghasilkan rata-rata lumpur dari kerikil Pandaan diperoleh hasil
sebesar 5750,66 MPa untuk beton mutu f’c 50 sebesar 0,56%. Hubungan kadar lumpur
MPa. Hasil dari pengujian keausan kerikil tidak terhadap kuat tarik belah menghasilkan rata-
berpengaruh terhadap modulus elastisitas beton rata sebesar 3,49 MPa untuk beton mutu f’c 40
mutu f’c 50 MPa. MPa. Hasil dari pengujian kadar lumpur tidak
ada pengaruh terhadap kuat tarik beton mutu
f’c 40 MPa.
(6) Keausan Kerikil, pengujian keausan kerikil
dilakukan 1 kali pengujian. Pengujian keausan
dari kerikil Pandaan diperoleh hasil sebesar
3,22%. Hubungan keausan kerikil terhadap
kuat tarik belah menghasilkan rata-rata sebesar
3,49 MPa untuk beton mutu f’c 40 MPa. Hasil
dari pengujian keausan kerikil tidak ada
Gambar 17. Diagram Kuat Tarik Beton
pengaruh terhadap kuat tarik beton mutu f’c 40
Mutu f’c 40 MPa
MPa.
(1) Berat Jenis, pengujian berat jenis dilakukan 3
kali pengujian. Berat jenis dari kerikil Pandaan
diperoleh hasil sebesar 2,75gram/cc,
2.78gram/cc, 2.80gram/cc, sedangkan berat
jenis dari pasir Malang diperoleh hasil sebesar
2,72gram/cc, 2.75gram/cc, 2,78gram/cc.
Hubungan berat jenis terhadap kuat tarik belah
menghasilkan rata-rata sebesar 3,49 MPa Gambar 18. Diagram Kuat Tarik Beton
untuk beton mutu f’c 40 MPa. Hasil dari berat Mutu f’c 45 MPa
jenis kerikil tidak ada pengaruh terhadap kuat
tarik beton mutu f’c 40 MPa. (1) Berat Jenis, pengujian berat jenis dilakukan 3
(2) Analisa Ayakan, pengujian analisa ayakan kali pengujian. Berat jenis dari kerikil Pandaan
dilakukan 1 kali pengujian. Pengujian analisa diperoleh hasil sebesar 2,75gram/cc,
ayakan dari kerikil Pandaan diperoleh hasil 2.78gram/cc, 2.80gram/cc, sedangkan berat
sebesar 7,64%, sedangkan berat jenis dari pasir jenis dari pasir Malang diperoleh hasil sebesar
Malang diperoleh hasil sebesar 3,17%. 2,72gram/cc, 2.75gram/cc, 2,78gram/cc.
Hubungan analisa ayakan terhadap kuat tarik Hubungan berat jenis terhadap kuat tarik belah
belah menghasilkan rata-rata sebesar 3,49 MPa menghasilkan rata-rata sebesar 3,21 MPa
untuk beton mutu f’c 40 MPa. Hasil dari untuk beton mutu f’c 45 MPa. Hasil dari berat
pengujian penyerapan tidak ada pengaruh jenis kerikil tidak ada pengaruh terhadap kuat
terhadap kuat tarik beton mutu f’c 40 MPa. tarik beton mutu f’c 45 MPa.
135
Analisis Pengaruh Karakteristik Bahan Baku Agregat Terhadap Karakteristik Beton Mutu Tinggi
Rekayasa Teknik Sipil Vol 3 Nomer 3/rekat/14 (2014) : 126 - 138

(2) Analisa Ayakan, pengujian analisa ayakan (1) Berat Jenis, pengujian berat jenis dilakukan 3
dilakukan 1 kali pengujian. Pengujian analisa kali pengujian. Berat jenis dari kerikil Pandaan
ayakan dari kerikil Pandaan diperoleh hasil diperoleh hasil sebesar 2,75gram/cc,
sebesar 7,64%, sedangkan berat jenis dari pasir 2.78gram/cc, 2.80gram/cc, sedangkan berat
Malang diperoleh hasil sebesar 3,17%. jenis dari pasir Malang diperoleh hasil sebesar
Hubungan analisa ayakan terhadap kuat tarik 2,72gram/cc, 2.75gram/cc, 2,78gram/cc.
belah menghasilkan rata-rata sebesar 3,21 MPa Hubungan berat jenis terhadap kuat tarik belah
untuk beton mutu f’c 45 MPa. Hasil dari menghasilkan rata-rata sebesar 3,25 MPa
pengujian analisa ayakan tidak ada pengaruh untuk beton mutu f’c 50 MPa. Hasil dari berat
terhadap kuat tarik beton mutu f’c 45 MPa. jenis kerikil tidak ada pengaruh terhadap kuat
(3) Berat Volume, pengujian berat volume tarik beton mutu f’c 50 MPa.
dilakukan 1 kali pengujian. Pengujian analisa (2) Penyerapan, pengujian penyerapan dilakukan
ayakan dari kerikil Pandaan diperoleh hasil 1 kali pengujian. Penyerapan dari kerikil
sebesar 1,37gram/cc, sedangkan berat jenis Pandaan diperoleh hasil sebesar 0,81%,
dari pasir Malang diperoleh hasil sebesar 1,59 sedangkan berat jenis dari pasir Malang
gram/cc. Hubungan berat volume terhadap diperoleh hasil sebesar 0.58%. Hubungan
kuat tarik belah menghasilkan rata-rata sebesar penyerapan terhadap kuat tarik belah
3,21 MPa untuk beton mutu f’c 45 MPa. Hasil menghasilkan rata-rata sebesar 3,25 MPa
dari pengujian berat volume tidak ada untuk beton mutu f’c 50 MPa.. Hasil dari
pengaruh terhadap kuat tarik beton mutu f’c 45 Pengujian penyerapan tidak ada pengaruh
MPa. terhadap kuat tarik beton mutu f’c 50 MPa.
(4) Kadar Air, pengujian berat volume dilakukan (3) Analisa Ayakan, pengujian analisa ayakan
1 kali pengujian. Pengujian kadar air dari dilakukan 1 kali pengujian. Pengujian analisa
kerikil Pandaan diperoleh hasil sebesar 2,15%, ayakan dari kerikil Pandaan diperoleh hasil
sedangkan berat jenis dari pasir Malang sebesar 7,64%, sedangkan berat jenis dari pasir
diperoleh hasil sebesar 2,25%. Hubungan Malang diperoleh hasil sebesar 3,17%.
kadar air terhadap kuat tarik belah Hubungan analisa ayakan terhadap kuat tarik
menghasilkan rata-rata sebesar 3,21 MPa belah menghasilkan rata-rata sebesar 3,25 MPa
untuk beton mutu f’c 45 MPa. Hasil dari untuk beton mutu f’c 50 MPa. Hasil dari
pengujian kadar air tidak ada pengaruh pengujian analisa ayakan tidak ada pengaruh
terhadap kuat tarik beton mutu f’c 45 MPa. terhadap kuat tarik beton mutu f’c 50 MPa.
(5) Kadar Lumpur, pengujian kadar lumpur (4) Berat Volume, pengujian berat volume
dilakukan 1 kali pengujian. Pengujian kadar dilakukan 1 kali pengujian. Pengujian analisa
lumpur dari kerikil Pandaan diperoleh hasil ayakan dari kerikil Pandaan diperoleh hasil
sebesar 0,56%. Hubungan kadar lumpur sebesar 1,37gram/cc, sedangkan berat jenis
terhadap kuat tarik belah menghasilkan rata- dari pasir Malang diperoleh hasil sebesar 1,59
rata sebesar 3,21 MPa untuk beton mutu f’c 45 gram/cc. Hubungan berat volume terhadap
MPa. Hasil dari pengujian kadar lumpur tidak kuat tarik belah menghasilkan rata-rata sebesar
ada pengaruh terhadap kuat tarik beton mutu 3,25 MPa untuk beton mutu f’c 50 MPa. Hasil
f’c 45 MPa. dari pengujian berat volume tidak ada
(6) Keausan Kerikil, pengujian keausan kerikil pengaruh terhadap kuat tarik beton mutu f’c 50
dilakukan 1 kali pengujian. Pengujian keausan MPa.
dari kerikil Pandaan diperoleh hasil sebesar (5) Kadar Air, pengujian berat volume dilakukan
3,22%. Hubungan keausan kerikil terhadap 1 kali pengujian. Pengujian kadar air dari
kuat tarik belah menghasilkan rata-rata sebesar kerikil Pandaan diperoleh hasil sebesar 2,15%,
3,21 MPa untuk beton mutu f’c 45 MPa. Hasil sedangkan berat jenis dari pasir Malang
dari pengujian keausan kerikil tidak ada diperoleh hasil sebesar 2,25%. Hubungan
pengaruh terhadap kuat tarik beton mutu f’c 45 kadar air terhadap kuat tarik belah
MPa. menghasilkan rata-rata sebesar 3,25 Mpa untuk
beton mutu f’c 50 MPa. Hasil dari pengujian
kadar air tidak ada pengaruh terhadap kuat
tarik beton mutu f’c 50 MPa.
(6) Kadar Lumpur, pengujian kadar lumpur
dilakukan 1 kali pengujian. Pengujian kadar
lumpur dari kerikil Pandaan diperoleh hasil
sebesar 0,56%. Hubungan kadar lumpur
terhadap kuat tarik belah menghasilkan rata-
rata sebesar 3,25 MPa untuk beton mutu f’c 50
Gambar 19. Diagram Kuat Tarik Beton MPa. Hasil dari pengujian kadar lumpur tidak
Mutu f’c 50 MPa ada pengaruh terhadap kuat tarik beton mutu
f’c 50 MPa.
136
Analisis Pengaruh Karakteristik Bahan Baku Agregat Terhadap Karakteristik Beton Mutu Tinggi
Rekayasa Teknik Sipil Vol 3 Nomer 3/rekat/14 (2014) : 126 - 138

(7) Keausan Kerikil, pengujian keausan kerikil dibandingkan dengan hasil kuat tekan, kuat tarik
dilakukan 1 kali pengujian. Pengujian keausan belah, maupun hasil dari modulus elastisitasnya.
dari kerikil Pandaan diperoleh hasil sebesar Hasil penelitian yang diperoleh memenuhi syarat kuat
3,22%. Hubungan keausan kerikil terhadap tekan, kuat tarik belah dan modulus elastisitas, rata-
kuat tarik belah menghasilkan rata-rata sebesar rata dari kuat tekan beton dengan mutu f’c 40 MPa
3,25 MPa untuk beton mutu f’c 50 MPa. Hasil dengan 5 benda uji sebesar 41,74 MPa, mutu f’c 45
dari pengujian keausan kerikil tidak ada MPa dengan 5 benda uji sebesar 46,18 MPa, dan
pengaruh terhadap kuat tarik beton mutu f’c 50 mutu f’c 50 MPa dengan 5 benda uji sebesar 51.63
MPa. MPa. Nilai rata-rata kuat tarik belah beton mutu f’c
40 MPa dengan 3 benda uji sebesar 3,46 MPa, mutu
PENUTUP f’c 45 MPa dengan 3 benda uji sebesar 3,21 MPa, dan
Simpulan mutu f’c 50 MPa dengan 3 benda uji sebesar 3,26
Kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan MPa. Nilai rata-rata modulus elastisitas beton mutu f’c
yang telah diperoleh berdasarkan tujuan dan rumusan 40 MPa dengan 3 benda uji masing-masing sebesar
masalah yang telah dibuat maka dapat disimpulkan 5020,7 MPa, mutu f’c 45 MPa dengan 3 benda uji
bahwa: sebesar 5724,84 MPa, dan mutu f’c 50 MPa dengan 3
1. Agregat dari pemecah batu di Pandaan dapat benda uji sebesar 5750,7 MPa. Tetapi nilai regangan
digunakan sebagai campuran beton mutu tinggi. yang diperoleh belum memenuhi syarat regangan
Agregat halus dari hulu sungai Brantas di Malang (yang didapat 0,0083 dan yang seharusnya 0,0023).
juga dapat digunakan sebagai campuran beton mutu Nilai karakterisitik dari agregat (kerikil Pandaan dan
tinggi. pasir Malang) didapat hasil bahwa karakterisitik dari
2. Secara keseluruhan nilai karakteristik agregat yang agregat sangat berpengaruh terhadap kuat tekan
dipilih yaitu agregat halus (pasir Malang) dan agregat beton, sedangkan nilai karakteristik agregat (kerikil
kasar (kerikil Pandaan) memenuhi spesifikasi dan Pandaan dan pasir Malang) tidak berpengaruh
ketentuan syarat hasil pengujian material menurut terhadap modulus elastisitas dan kuat tarik belah
SNI-03-1750-1990 (Mutu dan Cara Uji Agregat beton.
Beton). Hasil pengujian agregat kasar (kerikil Saran
Pandaan) berat jenisnya sebesar 2,75gram/cc, 1. Agar diperoleh pengetahuan yang luas tentang beton
2.78gram/cc, 2.80gram/cc,, penyerapan sebesar mutu tinggi, maka penelitian ini dapat dilanjutkan
0,81%, modulus kehalusan dari analisa ayakan ke penelitian beton yang lebih tinggi.
agregat kasar sebesar 7,64% dan masuk ke zone 1, 2. Penggunaan Conmixer sebagai metode mix design
berat volume sebesar 1,37 gram/cc, kadar lumpur pada penelitian ini dapat memenuhi material yang
sebesar 0,56%, dan keausan dari agregat kasar sebesar ada di Indonesia, maka juga disarankan untuk
3,22%. Hasil dari pengujian agregat halus (pasir memakai metode SNI.
Malang) berat jenisnya sebesar 2,72gram/cc,
2.75gram/cc, 2,78gram/cc, penyerapan sebesar DAFTAR PUSTAKA
0.58%, modulus kehalusan dari analisa ayakan
sebesar 3,17% masuk ke zone 2, berat volume sebesar ASTM C 33. 2004. “Standard Spesificaion for Concrete
1,59gram/cc, dan kadar lumpur sebesar 2,25%. Aggregates”, Annual Books of ASTM
Pengujian karakteristik yang telah dilakukan dari Standards, USA
material Pasir Malang dan Kerikil Pandaan memenuhi ASTM C 39. 2001. “Standard Test Method for
karakteristik untuk beton mutu tinggi setelah Compresisive Streght of Cylindrical Concrete
dilakukan pencucian dengan nilai Faktor Air Semen Specimens”, Annual Books of ASTM
yang disyaratkan untuk beton mutu tinggi sebesar 0,2- Standards, USA
0,35 dan dalam penelitian ini nilai FAS sebesar 0,4,
karena penelitian ini adalah beton normal tanpa ASTM C 496-96. 2001. “Standard Test Method For
menggunakan zat additive. Splitting Tensile Streght of Cylindrical
3. Hasil penelitian diperoleh nilai berat jenis kerikil Concrete Specimens”, Annual Books of ASTM
Pandaan dan pasir Malang berpengaruh terhadap kuat Standards, USA
tekan beton, karena semakin tinggi berat jenisnya ASTM, C 469-94. 2001 “Standart Test Method for Static
maka semakain besar kuat tekannya, tetapi tidak
Modulus of Elasticity and Poisson’s Ratio of
berpengaruh terhadap modulus elastisitas dan kuat Concrete in Compression“, Annual Books of
tarik belah. Sedangkan, untuk analisa ayakan pasir ASTM Standards, USA
dan kerikil, berat volume pasir dan kerikil, kadar
lumpur pasir dan kerikil, serta keausan kerikil tidak Chu Kia Wang dan G.Salmon Charles.1993. Desain
berpengaruh terhadap kuat tekan, kuat tarik, maupun Beton Bertulang Jilid 1. Terjemahan oleh Ir.
modulus elastisitas, karena pengujian analisa ayakan, Binsar Hariandja, M.Eng., Ph.D. 1985. Jakarta:
berat volume, kadar lumpur, dan keausan hanya Erlangga
dilakukan 1 kali pengujian, maka tidak bisa
Dipohusodo, Istimawan. 1994. Struktur Beton Bertulang.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
137
Analisis Pengaruh Karakteristik Bahan Baku Agregat Terhadap Karakteristik Beton Mutu Tinggi
Rekayasa Teknik Sipil Vol 3 Nomer 3/rekat/14 (2014) : 126 - 138

Mc.Cormac, Jack. 2000. Desain Beton Bertulang edisi 5.


Jakarta: Erlangga.
Mulyono, Tri. 2004. Teknologi Beton. Yogyakarta: CV.
Andi Offset
Neville, A.M. 1982. Properties of Concrete Longman
Scientific and Technical, New York
Nugraha, Paul dan Antoni. 2007. Teknologi Beton dari
Material, Pembuatan, ke Beton Kinerja Tinggi.
Yogyakarta: CV. Andi Offset
Pd T-04-2004-C. Tata Cara Pembuatan dan Pelaksanaan
Beton Berkekuatan Tinggi. Bandung:
Departemen Permukiman dan Prasrana
SNI-03-1750-1990. Mutu dan Cara Uji Agregat Beton.
Badan Standarisasi Nasional
SNI 03-2834-2000. Tata Cara pembuatan rencana
campuran beton normal. Badan Standarisasi
Nasional
SNI 03-6468-2000. Standar Beton mutu tinggi (high
strength concrete). Badan Standarisasi Nasional

138

Anda mungkin juga menyukai