Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH TENTANG PNEUMONIA

Dosen Pembimbing : Yudi Abdul Majid M.Kep

DISUSUN OLEH :

1. Seni mariska ( 21117105 )

2. Tri cahyani ( 21117124 )

3. Tuti dwi sopiyati ( 21117125 )

4. Windah anisyah ( 21117134 )

5. Yolanda dwi nita ( 21117139 )

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU

KESEHATANMUHAMMADIYAH PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2018/2019


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan penulis
kelancaran dalam menyusun laporan ini, sehingga karya tulis ini dapat
diselesaikan. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak
yang telah membantu dalam pembuatan karya tulis ini dan berbagai sumber yang
telah penulis pakai sebagai data dan fakta pada karya tulis ini.
Penulis mengakui bahwa manusia mempunyai keterbatasan dalam
berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat
sempurna. Begitu pula dengan karya tulis ini yang telah selesaikan. Tidak semua
hal dapat penulis deskripsikan dengan sempurna dalam karya tulis ini. Penulis
melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang penulis miliki. Di
mana penulis juga memiliki keterbatasan kemampuan.
Maka dari itu penulis bersedia menerima kritik dan saran. Penulis akan
menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat
memperbaiki karya tulis penulis di masa mendatang. Sehingga semoga karya tulis
berikutnya dan karya tulis lain dapat diselesaikan dengan hasil yang lebih baik.

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI .............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan1
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................2
A. Definisi Trend dan Isu...................................................................... 2
B. Kelebihan dan Kekurangan Telenursing.........................................3
C. Manfaat Telenursing 5
D. Aplikasi Telenursing 8
BAB III PENUTUP .................................................................................9
A. Kesimpulan ....................................................................................9
B. Saran .............................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan merupakan profesi yang dinamis dan berkembang secara
terus-menerus dan terlibat dalam masyarakat yang yang berubah, sehingga
pemenuhan dan metode keperawatan kesehatan berubah, karena gaya hidup
masyarakat berubah dan perawat sendiri juga dapat menyesuaikan perubahan
tersebut.
Keperawatan komunitas adalah pelayanan keperawatan professional
yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan kelompok resiko tinggi
dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan rehabilitasi dengan menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien
sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan
keperawatan (CHN, 2007).
Tren paraktik keperawatanmeliputi berbagai praktik di berbagai tempat
praktik dimana perawat memiliki kemandirian yang lebih besar. Perawat
secara terus menerus meningkatkan otonomi dan penghargaan sebagai anggota
tim asuhan keperawatan. Peran perawat meningkat dengan meluasnya focus
asuhan keperawatan. Tren dalam keperawatan sebagai profesi meliputi
perkembangan aspek-aspek dari keperawatan yang mengkarakteristikan
keperawatan sebagai profesi meliputi: pendidikan, teori, pelayanan, otonomi,
dan kode etik. Aktivitas dari organisasi keperawatan professional
menggambarkan trend dan praktik keperawatan.
Keperawatan sebagai profesi dituntut untuk mengembangkan
keilmuannya sebagai wujud kepeduliannya dalam meningkatkan kesejahteraan
umat manusia baik dalam tingkatan preklinik maupun klinik.Untuk dapat
mengembangkan keilmuannya maka keperawatan dituntut untuk peka
terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya setiap saat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Trend Dan Issue ?
2. Trend Dan Issue Dalam Keperawatan ?
3. Trend Dan Issue Keperawatan Lansia ?
4. Apa Peran Perawat Terhadap Trend Dan Issue ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Definisi Trend Dan Issue
2. Trend Dan Issue Dalam Keperawatan komunitas
3. Trend Dan Issue Keperawatan Lansia
4. Mengetahui Peran Perawat Terhadap Trend Dan Issue
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Trend
Trend adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan
analisa, tren juga dapat di definisikan salah satu gambaran ataupun
informasi yang terjadi pada saat ini yang biasanya sedang popular di
kalangan masyarakat. Trend adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh
banyak orang saat ini dan kejadiannya berdasarkan fakta
Setelah tahun 2000, dunia khususnya bangsa Indonesia memasuki
era globalisasi, pada tahun 2003 era dimulainya pasar bebas ASEAN
dimana banyak tenaga professional keluar dan masuk ke dalam negeri.
Pada masa itu mulai terjadi suatu masa transisi/pergeseran pola kehidupan
masyarakat dimana pola kehidupan masyarakat tradisional berubah
menjadi masyarakat yang maju.Keadaan itu menyebabkan berbagai
macam dampak pada aspek kehidupan masyarakat khususnya aspek
kesehatan baik yang berupa masalah urbanisaasi, pencemaran, kecelakaan,
disamping meningkatnya angka kejadian penyakit klasik yang
berhubungan dengan infeksi, kurang gizi, dan kurangnya pemukiman sehat
bagi penduduk. Pergeseran pola nilai dalam keluarga dan umur harapan
hidup yang meningkat juga menimbulkan masalah kesehatan yang
berkaitan dengan kelompok lanjut usia serta penyakit degeneratif.
Namun demikian upaya untuk mewujudkan perawat yang
professional di Indonesia masih belum menggembirakan, banyak factor
yang dapat menyebabkan masih rendahnya peran perawat professional,
diantaranya :
1. Keterlambatan pengakuan body of knowledge profesi keperawatan.
Tahun 1985 pendidikan S1 keperawatan pertama kali dibuka di UI,
sedangkan di negara barat pada tahun 1869.
2. Keterlambatan pengembangan pendidikan perawat professional.
3. Keterlambatan system pelayanan keperawatan ( standart, bentuk
praktik keperawatan, lisensi )
Menyadari peran profesi keperawatan yang masih rendah dalam dunia
kesehatan akan berdampak negatif terhadap mutu pelayanan kesehatan
bagi tercapainya tujuan kesehatan “ sehat untuk semua pada tahun 2020 “,
maka solusi yang harus ditempuh adalah :
1. Pengembangan pendidikan keperawatan.
Sistem pendidikan tinggi keperawatan sangat penting dalam
pengembangan perawatan professional, pengembangan teknologi
keperawatan, pembinaan profesi dan pendidikan keperawatan
berkelanjutan.Akademi Keperawatan merupakan pendidikan
keperawatan yang menghasilkan tenaga perawatan professional
dibidang keperawatan.Sampai saat ini jenjang ini masih terus ditata
dalam hal SDM pengajar, lahan praktik dan sarana serta prasarana
penunjang pendidikan.
2. Memantapkan system pelayanan perawatan professional
Depertemen Kesehatan RI sampai saat ini sedang menyusun
registrasi, lisensi dan sertifikasi praktik keperawatan.Selain itu semua
penerapan model praktik keperawatan professional dalam memberikan
asuhan keperawatan harus segera di lakukan untuk menjamin kepuasan
konsumen/klien.
3. Penyempurnaan organisasi keperawatan
Organisasi profesi keperawatan memerlukan suatu perubahan cepat
dan dinamis serta kemampuan mengakomodasi setiap kepentingan
individu menjadi kepentingan organisasi dan mengintegrasikannya
menjadi serangkaian kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya.
Restrukturisasi organisasi keperawatan merupakan pilihan tepat guna
menciptakan suatu organisasi profesi yang mandiri dan mampu
menghidupi anggotanya melalui upaya jaminan kualitas kinerja dan
harapan akan masa depan yang lebih baik serta meningkat.
Komitmen perawat guna memberikan pelayanan keperawatan yang
bermutu baik secara mandiri ataupun melalui jalan kolaborasi dengan
tenaga kesehatan lain sangat penting dalam terwujudnya pelayanan
keperawatan professional. Nilai professional yang melandasi praktik
keperawatan dapat di kelompokkan dalam :
1. Nilai intelektual
Nilai intelektual dalam praktik keperawatan terdiri dari
a. Body of Knowledge
b. Pendidikan spesialisasi (berkelanjutan)
c. Menggunakan pengetahuan dalam berpikir secara kritis dan kreatif.

2. Nilai komitmen moral


Pelayanan keperawatan diberikan dengan konsep altruistic, dan
memperhatikan kode etik keperawatan.Menurut Beauchamp & Walters
(2010) pelayanan professional terhadap masyarakat memerlukan
integritas, komitmen moral dan tanggung jawab etik.
Aspek moral yang harus menjadi landasan perilaku perawat adalah :
a. Beneficience : Selalu mengupayakan keputusan dibuat berdasarkan
keinginan melakukan yang terbaik dan tidak merugikan klien.
(Johnstone, 2007)
b. Fair : Tidak mendeskriminasikan klien berdasarkan agama, ras,
social budaya, keadaan ekonomi dan sebagainya, tetapi
memprlakukan klien sebagai individu yang memerlukan bantuan
dengan keunikan yang dimiliki.
c. Fidelity : Berperilaku caring (peduli, kasih sayang, perasaan ingin
membantu), selalu berusaha menepati janji, memberikan harapan
yang memadahi, komitmen moral serta memperhatikan kebutuhan
spiritual klien.
3. Otonomi, kendali dan tanggung gugat
Otonomi merupakan kebebasan dan kewenangan untuk melakukan
tindakan secara mandiri.Hak otonomi merujuk kepada pengendalian
kehidupan diri sendiri yang berarti bahwa perawat memiliki kendali
terhadap fungsi mereka.Otonomi melibatkan kemandirian, kesedian
mengambil resiko dan tanggung jawab serta tanggung gugat terhadap
tindakannya sendiribegitupula sebagai pengatur dan penentu diri
sendiri.
Kendali mempunyai implikasi pengaturan atau pengarahan terhadap
sesuatu atau seseorang.Bagi profesi keperawatan, harus ada
kewenangan untuk mengendalikan praktik, menetapkan peran, fungsi
dan tanggung jawab anggota profesi. Tanggung gugat berarti perawat
bertanggung jawab terhadap setiap tindakan yang dilakukannya
terhadap klien
B. Definisi Issue
Issu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan
terjadi atau tidak terjadi pada masa mendatang, yang menyangkut
ekonomi, moneter, sosial, politik, hukum, pembangunan nasional, bencana
alam, hari kiamat, kematian, ataupun tentang krisis. Issu adalah sesuatu
yang sedang di bicarakan oleh banyak namun belum jelas faktannya atau
buktinya
Beberapa issue keperawatan pada saat ini :
 EUTHANASIA : Membunuh bisa dilakukan secara legal. Itulah
euthanasia, pembuhuhan legal yang sampai kini masih jadi
kontroversi.Pembunuhan legal ini pun ada beragam jenisnya.
Secara umum, kematian adalah suatu topik yang sangat ditakuti oleh
publik.Hal demikian tidak terjadi di dalam dunia kedokteran atau
kesehatan.Dalam konteks kesehatan modern, kematian tidaklah selalu
menjadi sesuatu yang datang secara tiba-tiba.Kematian dapat
dilegalisir menjadi sesuatu yang definit dan dapat dipastikan tanggal
kejadiannya.Euthanasia memungkinkan hal tersebut terjadi.
Euthanasia adalah tindakan mengakhiri hidup seorang individu secara
tidak menyakitkan, ketika tindakan tersebut dapat dikatakan sebagai
bantuan untuk meringankan penderitaan dari individu yang akan
mengakhiri hidupnya.

C. Trend dan Issue Keperawatan Komunitas


Keperawatan merupakan profesi yang dinamis dan berkembang
secara terus-menerus dan terlibat dalam masyarakat yang yang berubah,
sehingga pemenuhan dan metode keperawatan kesehatan berubah, karena
gaya hidup masyarakat berubah dan perawat sendiri juga dapat
menyesuaikan perubahan tersebut.
Keperawatan menetapkan diri dari ilmu social bidang lain karena
focus asuhan keperawatan bidang lain meluas. Tren dalam pendidikan
keperawatan adalah berkembangnya jumlah peserta keperawatan yang
menerima pendidikan keperawatan, baik peserta didik dari D3
keperawatan, S1 keperawatan atau kesehatan masayrakat sampai ke
tingkat yang lebih tinggi, yaitu S2 atau kesehatan.
Tren paraktik keperawatanmeliputi berbagai praktik di berbagai
tempat praktik dimana perawat memiliki kemandirian yang lebih besar.
Perawat secara terus menerus meningkatkan otonomi dan penghargaan
sebagai anggota tim asuhan keperawatan. Peran perawat meningkat
dengan meluasnya focus asuhan keperawatan. Tren dalam keperawatan
sebagai profesi meliputi perkembangan aspek-aspek dari keperawatan
yang mengkarakteristikan keperawatan sebagai profesi meliputi:
pendidikan, teori, pelayanan, otonomi, dan kode etik. Aktivitas dari
organisasi keperawatan professional menggambarkan trend an praktik
keperawatan.
Keperawatan merupakan profesi yang dinamis dan berkembang
secara terus-menerus dan terlibat dalam masyarakat yang yang berubah,
sehingga pemenuhan dan metode keperawatan kesehatan berubah, karena
gaya hidup masyarakat berubah dan perawat sendiri juga dapat
menyesuaikan perubahan tersebut.
Tren paraktik keperawatanmeliputi berbagai praktik di berbagai
tempat praktik dimana perawat memiliki kemandirian yang lebih besar.
Perawat secara terus menerus meningkatkan otonomi dan penghargaan
sebagai anggota tim asuhan keperawatan. Peran perawat meningkat
dengan meluasnya focus asuhan keperawatan. Tren dalam keperawatan
sebagai profesi meliputi perkembangan aspek-aspek dari keperawatan
yang mengkarakteristikan keperawatan sebagai profesi meliputi:
pendidikan, teori, pelayanan, otonomi, dan kode etik. Aktivitas dari
organisasi keperawatan professional menggambarkan trend an praktik
keperawatan.
Tren yang sedang dibicarakan adalah:
1. Pengaruh Politik terhadap Keperawatan professional
Keterlibatan perawat dalam politik sangat terbatas. Walaupun
secara individu ada beberapa nama seperti F.Nightingale, Lilian Wald,
Margaret Sunger, dan Lavinia Dock telah mempengaruhi dalam
pembuatan di berbagai bidang nampaknya perawat kurang di hargai
sebagai kelompok. Gerakan wanita telah memberikan inspirasi pada
perwat mengenai masalah keperawatan komunitas.
Kekuatan politik merupakan kemampuan untuk mempengaruhi
atau meyakinkan seseorang untuk memihak pada pemerintah untuk
memperlihatkan bahwa kekuatan dari pihak tersebut membentuk hasil
yang diinginkan (Rogge,1987).
Perawat merasa tidak nyaman dengan politik karena mayoritas
perawat adalah wanita dan poolitik merupakan dominasi laki-laki
(Marson,1990) .
Keterlibatan perawat dalam politik mendapatkan perhatian
yang lebih besar dalam kurikulum keperawatan, organisasi
professional, dan tempat perawtan professional.
Organisasi keperawatan mampu memgabungkan semua upaya
seperti pada Nursing Agenda For Healt Care Reform (Tri-
council,1991).
Strategi spesifik pengintegrasian peraturan public dalam
kurikulum keperawatan, sosialisasi dini, berpartisipasi dalam
organisasi profesi, memperluas lingkungan praktik klinik, dan
menjalankan tempat pelayanan kesehatan.
2. Pengaruh Perawat dalam Peraturan dan Praktik Keperawatan
Pospek keperawatan komunitas dimasa yang akan dating
cenderung semakin berkembang dan dibutuhkan dalam system
pelayanan kesehatan pemerintah. Peran perawat kesehatan masyarakat
sangat dibutuhkan dalam mengatasi sebagai masalah kesehatan yang
terjadi di masa yang akan datang karena mengikuti perubahan secara
keseluruhan.
Dampak perubahan tersebut dapat berpengaruh pada peran
yang dilkaukan perawat. Intervensi keperawatan kesehatan masarakat
diberbagai tingkat pelayanan akan semakin besar dikarnakan adanya
kelalaian, ketidaktahuan, ketidakmauan, dan ketidakmampuan
individu,keluarga, kelompok, dan masyarakat. Komponen–komponen
perubahan dalam masyarakat :
a. Pertambahan penduduk. Pertambahan penduduk secara cepat
(population) dan perubahan dalam gambaran penduduk,
diantaranya perubahan dalam komposisi usia, penyebarannya, dan
kepadatan penduduk kota besar.
b. Transisi penyakit. Perubahan pola penyakit atau transisi penyakit
yaitu perubahan penyakit menular ke penyakit degenerative, seperti
penyakit jantung, kanker, depresimental dan ansietas, stroke,
peningkatan kecelakaan, alkoholisme, dan yang akhir-akhir ini
marak adalah penyalahgunaan narkotika.
c. Perkembangan industrialisasi serta perubahan kondisi social.
Perkembangan industrialisasi serta perubahan kondisi social yang
cepat dengan di sertai perubahan-perubahan sikap, niali, gaya
hidup, kondisi lingkungan, kelompok-kelompok masyarakat baru,
masalh individu, dan masyarakat.
d. Meningkatnya pengetahuan masarakat sebagai pelayanan kesehatan
akan meningkatkan juga harapan mereka terhadap mutu pelayanan
keperawatan dan kesehatanpola pelayanan kesehatan yang baru
akan meningkatkan pencpaian kesehatan bagi semua orang pada
tahun 2000.
e. Kurang tenaga medis menyebabkan pelimpahan tanggung jawab
atau wewenang pada perawat.
f. Masyarakat akan menjadi rekan kerja dalam pelayanan kesehatan
masyarakat. Banyak pelayanan yang akan dilaksanakan di luar
rumah sakit, misalnya pelayanan pada rehabilitasi, kesehatan jiwa,
dan lain-lain.
3. Puskesmas Idamam
Puskesmas Idaman adalah Puskesmas dengan pelayanan
kesehatan bermutu yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan
serta memberi pelayanan yang sesuai dengan standart operating
procedure (SOP) pelayanan kesehatan. “Puskesmas Idaman” sebagai
pelayanan masyarakat, akan berusaha untuk selalu meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan yang sesuai dengan harapan pelanggan,
oleh karena itu Puskesmas Idaman juga merubah paradigma dari “
Puskesmas yang mengatur Masyarakat” menjadi “Puskesmas yang
memenuhi harapan Masyarakat”.
Puskesmas Idaman adalah Puskesmas dengan pelayanan
kesehatan yang bermutu yang sesuai dengan standart operating
procedure (SOP) untuk memenuhi atau melebihi harapan pelanggan ,
baik pelanggan eksternal maupun internal.
Visi dan Misi Puskesmas Idaman :
a. Puskesmas Idaman yang bermutu”, merupakan visi Puskesmas
Idaman yang menggambarkan keadaan yang ingin dicapai oleh
Puskesmas di masa yang akan datang yaitu Puskesmas dengan
pelayanan kesehatan bermutu untuk memenuhi atau melebihi
harapan pelanggan , baik pelanggan eksternal maupun internal.
b. Untuk mencapai visi Puskesmas Idaman tersebut, ditetapakan
misi sebagai berikut:
 Memastikan Pelanggan Puskesmas.Pelanggan Puskesmas
perlu diketahui, untuk mengetahui seberapa besar
potensipasar yang akan kita layani.
 Memahami psikografi Pelanggan Puskesmas.Psikografi
pelanggan perlu diketahui untuk mengetahui budaya ,
perilaku dankebutuhan masyarakat akan pelayanan
kesehatan, sehingga kita dapat mengantisipasi bentuk
pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan.
 Menata Mindset Tim Pelayaan Prima di Puskesmas
Idaman.Pola pikir semua pegawai perlu ditata dan disamakan,
dengan tujuan agar semua pegawai mempunyai polapikir
yang sama untuk menyelenggarakan pelayanan prima di
Puskesmas Idaman.
 Memberi kesempatan pada “front liner” untuk ikut
mengambil keputusan dan memberikan saran dalam
pelaksanaan pelayanan prima di Puskesmas.Pegawai di garis
depan “front liner” seperti petugas parkir dan loket,
merupakan orang pertama yang kontak dengan pelanggan,
oleh karena itu mereka banyak mengetahui informasi yang
kita butuhkan dalam pengambilan keputusan pelaksanaan
pelayanankesehatan di Puskesmas Idaman.
 Mengembangkan pelayanan kesehatan yang tak terlupakan
pada Pelanggan.Dengan memberi pelayanan kesehatan yang
memberi kesan ”WOO”, maka hal tersebut akan
membanggakan dan memuaskan pada pelanggan yang juga
dapat berfungsi sebagai promosi antar pelanggan.
 Menjalin komunikasi terus menerus dengan Pelanggan untuk
menciptakan ”Customer Market Relationship”.Komunikasi
dengan pelanggan yang terjalin baik, akan menimbulkan
ikatan batin antar mereka sehingga hal tersebut akan
membuat pelanggan menjadi loyal.
 Melakukan penyesuaian organisasi terus menerus untuk
peningkatan mutu pelayanan kesehatan.

Perubahan organisasi akan terjadi terus menerus, baik karena


pengaruh lingkungan internal maupun eksternal serta tuntutan
pelanggan yang terus berubah, untuk itu Puskesmas Idaman
harus selalu dapat menyesuaikan perubahan tersebut,
sehingga dapat terus mempertahankan pelayanan kesehatan
yang memuaskan pelanggan.
Manfaat Puskesmas Idaman
1. Bagi Masyarakat
a. Mendapat pelayanan kesehatan bermutu dan terjangkau
b. Masyarakat mampu mendapat pelayanan kesehatan sesuai
keinginan
c. Masyarakat tidak mampu/maskin mendapat pelayanan
kesehatan standard
2. Bagi Pemerintah Daerah
a. Pemerintah Daerah dapat meningkatkan mutu pelayanan pada
masyarakat
b. Meningkatkan citra Puskesmas, citra Pemerintah Daerah serta
meningkatkan daya saing
c. Pemberian subsidi pada masyarakat miskin lebih efektif dan
efisien
3. Bagi Tenaga Kesehatan
a. Pengetahuan dan ketrampilan tenaga kesehatan meningkat
b. Motivasi Tenaga kesehatan meningkat
c. Kesejahteraan tenaga kesehatan meningkat
d. Tenaga kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan:
profesioanal sesuaidengan pendidikannya, unggul dalam
prestasi serta sopan dan santun dalam memberikan pelayanan.
e. Tenaga kesehatan berpenampilan rapi dan bersih, khusus
untuk dokter dan dokter gigi memakai jas dokter pada saat
melayani pasien.
f. Obat yang diberikan kepada pasien adalah obat generik
berblister
g. Pelanggan diperlakukan secara ramah dan sopan serta dengan
penuh simpati dibantu sepenuhnya keperluaanya datang ke
Puskesmas.
h. Tenaga kesehatan cepat dan tanggap dalam merespon keluhan
dan keinginan pelanggan
i. Semua pegawai Puskesmas mempunyai komitmen, etika dan
semangat/motivasi yang tinggi untuk melaksanakan pelayanan
prima di Puskesmas
j. Tempat pelayanan kesehatan ditata rapi dan bersih, dan ber-
AC, sehingga member kenyamanan pada pasien dan tenaga
kesehatan yang melayaninya
k. Ruang tunggu pasien ditata rapi dan bersih serta dilengkapai
sarana hiburan yang sesuai dengan harapan pasien
l. Kamar mandi dan WC bersih, tidak bau dan cukup air, serta
dibersihkan setiap hari
m. Lingkungan Puskesmas dibuat taman yang membuat suasana
asri dan segar.
n. Supervisi dilaksanakan setiap tiga bulan sekali dan
ditindaklanjuti dengan pertemuan pemecahan masalah di
Dinas Kesehatan
o. Survey kepuasan pelanggan dilaksanakan setiap tiga bulan
sekali serta ditindaklanjuti dengan perbaikan pelayanan
kesehatan
p. Manajemen Puskesmas Idaman berpedoman pada SK Menkes
RI No: 128/MENKES/SK/II/2004 tentang: Kebijakan Dasar
Pusat Kesehatan Masyarakat.

Upaya dan Azas Penyelenggaraan


1. Upaya Kesehatan

Upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas Idaman


upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat.
Upaya kesehatan tersebut dikelompokan menjadi dua yakni:
a. Upaya Kesehatan wajib adalah upaya kesehatan yang wajib
dillaksanakan oleh Puskesmas Idaman, upaya kesehatan wajib
tersebut adalah:
1) Upaya Promosi Kesehatan
2) Upaya Kesehatan Lingkugan
3) Upaya Kesehatan Ibu dan anak serta Keluarga Berencana
4) Upaya Kesehatan Gizi Masyarakat
5) Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
6) Upaya Pengobata
b. Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan Pengembangan adalah upaya kesehatan
inovatif berdasarkan permasalahan kesehatan di masyarakat
serta disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas.
1) Upaya Kesehatan Sekolah
2) Upaya Kesehatan Olah Raga
3) Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
4) Upaya Kesehatan Kerja
5) Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
6) Upaya Kesehatan Jiwa
7) Upaya Kesehatan Mata
8) Upaya Kesehatan Usia Lanjut
9) Upaya Pembinaan Pengobatan tradisional

2. Azas Penyelenggaraan
a. Azas pertanggungawaban wilayah, artinya Puskesmas
Idaman bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya.
b. Azas pemberdayaan masyararakat, artinya Puskesmas
Idaman wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan
masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan
setiap upaya Puskesmas.
c. Azas keterpaduan, artinya penyelenggaraan setiap upaya
Puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu baik
keterpaduan lintas program aupun lintas sektor.
d. Azas rujukan, artinya untuk menyelesaikan berbagai masalah
kesehatan di Puskesmas yang mempunyai kemampuan
terbatas, perlu ditopang oleh azas rujukan, baik rujukan
upaya kesehatan perorangan maupun upaya kesehatan
masyarakat.
3. Upaya Peningkatan Mutu
a. Fokus utama peningkatan mutu pelayanan kesehatan di
Puskesmas Idaman, terletak pada dua aspek:
1) Peningkatan wawasan dan ketrampilan tenaga kesehatan,
serta
2) Peningkatan mutu pelayanan kesehatan
3) Memperbaiki manajemen pelayanan kesehatan yang fokus
pada pelanggan, artinya perbaikan manajemen ditujukan
untuk memberikan kepuasan pada pelanggan
4) Kepuasan pelanggan dapat diperoleh jika pelayanan
kesehatan dapat mengatasi hal-hal yang tidak disukai
pelanggan
5) Pelanggan yang puas akan menjadi loyal yang juga
berakibat pada peningkatan kunjungan
6) eningkatan kunjungan akan berakibat bertambahnya
pendapatan bagi Puskesmas Idaman Pendapatan yang
diperoleh dipergunakan untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan disamping memberi insentif pada
tenaga kesehatan.v

D. Trend dan Isu Keperawatan Lansia


1. Fenomena Demografi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan
dampak positif terhadap kesejahteraan yang terlihat dari angka
harapan hidup (AHH) yaitu :
AHH di Indonesia tahun 1971 : 46,6 tahun
AHH di Indonesia tahun 2000 : 67,5 tahun
Sebagaimana dilaporkan oleh Expert Committae on Health of the
Erderly: Di Indonesia akan diperkirakan beranjak dari peringkat ke
sepuluh pada tahun 1980 ke peringkat enam pada tahun 2020, di atas
Brazil yang menduduki peringkat ke sebelas tahun 1980.
Pada tahun 1990 jumlah penduduk yang berusia 60 tahun
kurang lebih 10 juta jiwa/ 5.5% dari total populasi penduduk.Pada
tahun 2020 diperkirakan meningkat 3x,menjadi kurang lebih 29 juta
jiwa/11,4% dari total populasi penduduk (lembaga Demografi FE-UI-
1993).
Dari hasil tersebut diatas terdapat hasil yang mengejutkan
yaitu:
1. 62,3% lansia di Indonesia masih berpenghasilan dari
pekerjaannya sendiri.
2. 59,4% dari lansia masih berperan sebagai kepela keluarga.
3. 53% lansia masih menanggung beban kehidupan keluarga.
4. Hanya 27,5% lansia mendapat penghasilan dari anak atau
menantu.
2. Permasalahan Pada Lansia
a. Permasalahan Umum
1) Makin besar jumlah lansia yang berada di bawah garis
kemiskinan.
2) Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota
keluarga yang berusia lanjut kurang diperhatikan,dihargai dan
dihormati.
3) Lahirnya kelompok masyarakat industry.
4) Masih rendahnya kuantitas dan kualitas tenaga profesional
pelayanan lanjut usia.
5) Belum membudaya dan melembaganya kegiatan pembinaan
kesejahteraan lansia.
b. Permasalahan Khusus
1) Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya
masalah baik fisik,mental maupun sosial.
2) Berkurangnya integrasi sosial usila.
3) Rendahnya produktifitas kerja lansia.
4) Banyaknya lansia yang miskin,terlantar dan cacat.
5) Berubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah pada
tatanan masyarakat individualistik.
6) Adanya dampak negatif dari proses pembangunan yang dapat
mengganggu kesehatan fisik lansia.
4. Fenomena Bio-psico-sosio-spiritual dan Penyakit Lansia
a. Penurunan fisik
b. Perubahan mental
c. Perubahan-perubahan Psikososial
Karakteristik Penyakit pada Lansia:
a. Penyakit sering multiple,yaitu saling berhubungan satu sama lain.
b. Penyakit bersifat degeneratif yang sering menimbulkan
kecacatan.
c. Gejala sering tidak jelas dan berkembang secara perlahan.
d. Sering bersama-sama problem psikologis dan sosial.
e. Lansia sangat peka terhadap penyakit infeksi akut.
f. Sering terjadi penyakit iatrogenik.
Hasil Penelitian Profil Penyakit Lansia di 4 Kota
(Padang,Bandung,Denpasar dan Makassar) sbb:
a. Fungsi tubuh yang dirasakan menurun : penglihatan
(76,24%),daya ingat (69,39%),seksual
(58,04%),kelenturan(53,23%),gigi dan mulut (51,12%).
b. Masalah kesehatan yang sering muncul : sakit tulang atau sendi
(69,39%),sakit kepala (51,15%),daya ingat menurun
(38,51%),selera makan menurun (30,08%),mual/perut perih
(26,66%),sulit tidur (24,88%),dan sesak nafas (21,28%).
c. Penyakit kronis : rematik (33,14%),darah tinggi (20,66%),gastritis
(11,34%),dan jantung (6,45%).
5. Masalah  Kesehatan Gerontik
a. Masalah kehidupan seksual
Adanya anggapan bahwa semua ketertarikan seks pada lansia telah
hilang adalah mitos atau kesalahpahaman. (parke, 1990). Pada
kenyataannya hubungan seksual pada suami isri yang sudah
menikah dapat berlanjut sampai bertahun-tahun. Bahkan aktivitas
ini dapat dilakukan pada saat klien sakit aau mengalami
ketidakmampuan dengan cara berimajinasi atau menyesuaikan diri
dengan pasangan masing-masing. Hal ini dapat menjadi tanda
bahwa maturitas dan kemesraan antara kedua pasangan sepenuhnya
normal. Ketertarikan terhadap hubungan intim dapat terulang
antara pasangan dalam membentuk ikatan fisik dan emosional
secara mendalam selama masih mampu melaksanakan.
b. Perubahan prilaku
Pada lansia sering dijumpai terjadinya perubahan perilaku
diantaranya: daya ingat menurun, pelupa, sering menarik diri, ada
kecendrungan penurunan merawat diri, timbulnya kecemasan
karena dirinya sudah tidak menarik lagi, lansia sering
menyebabkan sensitivitas emosional seseorang yang akhinya
menjadi sumber banyak masalah.
c. Pembatasan fisik
Semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami
kemunduran terutama dibidang kemampuan fisik yang dapat
mengakibatkan penurunan pada peranan – peranan sosialnya. Hal
ini mengakibatkan pula timbulnya ganggun di dalam hal
mencukupi kebutuhan hidupnya sehingga dapat meningkatkan
ketergantunan yang memerlukan bantuan orang lain.
d. Palliative care
Pemberian obat pada lansia bersifat palliative care adalah obat
tersebut ditunjukan untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan
oleh lansia. Fenomena poli fermasi dapat menimbulkan masalah,
yaitu adanya interaksi obat dan efek samping obat. Sebagai contoh
klien dengan gagal jantung dan edema mungkin diobatai dengan
dioksin dan diuretika. Diuretik berfungsi untu mengurangi volume
darah dan salah satu efek sampingnya yaitu keracunan digosin.
Klien yang sama mungkin mengalami depresi sehingga diobati
dengan antidepresan. Dan efek samping inilah yang menyebaban
ketidaknyaman lansia.
e. Pengunaan obat
Medikasi pada lansia memerlukan perhatian yang khusus dan
merupakan persoalan yang sering kali muncul dimasyarakat atau
rumah sakit. Persoalan utama dan terapi obat pada lansia adalah
terjadinya perubahan fisiologi pada lansia akibat efek obat yang
luas, termasuk efek samping obat tersebut. (Watson, 1992).
Dampak praktis dengan adanya perubahan usia ini adalah bahwa
obat dengan dosis yang lebih kecil cenderung diberikan untuk
lansia. Namun hal ini tetap bermasalah karena lansia sering kali
menderita bermacam-macam penyakit untuk diobati sehingga
mereka membutuhkan beberapa jenis obat. Persoalan yang dialami
lansia dalam pengobatan adalah :
1) Bingung
2) Lemah ingatan
3) Penglihatan berkurang
4) Tidak bias memegang
5) Kurang memahami pentingnya program tersebut unuk dipatuhi
6) Kesehatan mental

6. Upaya Pelayanan Kesehatan terhadap Lansia


Upaya pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi azas, pendekatan,
dan jenis pelayanan kesehatan yang diterima.
a. Azas
Menurut WHO (1991) adalah to Add life to the Years that Have
Been Added to life, dengan prinsip kemerdekaan (independence),
partisipasi (participation), perawatan (care), pemenuhan diri (self
fulfillment), dan kehormatan (dignity). Azas yang dianut oleh
Departemen Kesehatan RI adalah Add life to the Years, Add
Health to Life, and Add Years to Life, yaitu meningkatkan mutu
kehidupan lanjut usia, meningkatkan kesehatan, dan
memperpanjang usia.
b. Pendekatan
Menurut World Health Organization (1982), pendekatan yang
digunakan adalag sebagai berikut :
1) Menikmati hasil pembangunan (sharing the benefits of social
development)
2) Masing-masing lansia mempunyai keunikan (individuality of
aging persons)
3) Lansia diusahakan mandiri dalam berbagai hal
(nondependence)
4) Lansia turut memilih kebijakan (choice)
5) Memberikan perawatan di rumah (home care)
6) Pelayanan harus dicapai dengan mudah (accessibility)
7) Mendorong ikatan akrab antar kelompok/ antar generasi
(engaging the aging)
8) Transportasi dan utilitas bangunan yang sesuai dengan lansia
(mobility)
9) Para lansia dapat terus berguna dalam menghasilkan karya
(productivity)
10) Lansia beserta keluarga aktif memelihara kesehatan lansia
(self help care and family care)

c. Jenis
Jenis pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi lim upaya
kesehatan, yaitu Promotif, prevention, diagnosa dini dan
pengobatan, pembatasan kecacatan, serta pemulihan.
1) Promotif
Upaya promotif juga merupakan proses advokasi kesehatan
untuk meningkatkan dukungan klien, tenaga profesional dan
masyarakat terhadap praktek kesehatan yang positif menjadi
norma-norma sosial.
Upaya perlindungan kesehatan bagi lansia sebagai
berikut
 Mengurangi cedera
 Meningkatkan keamanan di tempat kerja
 Meningkatkan perlindungan  dari kualitas udara yang
buruk
 Meningkatkan keamanan, penanganan makanan dan
obat-obatan
 Meningkatkan perhatian terhadap kebutuhan gigi dan
mulut
2) Preventif
 Mencakup pencegahan primer, sekunder dan tersier.
Contoh pencegahan primer : program imunisasi,
konseling, dukungan nutrisi, exercise, keamanan di
dalam dan sekitar rumah, menejemen stres,
menggunakan medikasi yang tepat.
 Melakukakn pencegahan sekuder meliputi pemeriksaan
terhadap penderita tanpa gejala. Jenis pelayanan
pencegahan sekunder: kontrol hipertensi, deteksi dan
pengobatan kanker, skrining : pemeriksaan rektal,
mamogram, papsmear, gigi, mulut.
 Melakukan pencegahan tersier dilakukan sesudah gejala
penyakit dan cacat. Jenis pelayanan mencegah
berkembangnya gejala dengan memfasilisasi rehabilitasi,
medukung usaha untuk mempertahankan kemampuan
anggota badan yang masih berfungsi.
3) Rehabilitatif
d. Prinsip Pelayanan Kesehatan Lansia
1) Pertahankan lingkungan aman
2) Pertahankan kenyamanan, istirahat, aktifitas dan mobilitas
3) Pertahankan kecukupan gizi
4) Pertahankan fungsi pernafasan
5) Pertahankan aliran darah
6) Pertahankan kulit
7) Pertahankan fungsi pencernaan
8) Pertahankan fungsi saluran perkemihaan
9) Meningkatkan fungsi psikososial
10) Pertahankan komunikasi
11) Mendorong pelaksanaan tugas
7. Hukum dan Perundang-undangan yang Terkait dengan Lansia
a. UU No. 4 tahun 1965 tentang Pemberian Bantuan bagi Orang
Jomp.
b. UU No.14 tahun 1969 tentang Ketentuan Pokok Mengenai
Tenaga Kerja
c. UU No.6 tahun 1974 tentang Ketentuan Pokok Kesejahteraan
Sosial
d. UU No.3 tahun 1982 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
e. UU No.2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
f. UU No. 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian
g. UU No.4 tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman
h. UU No.10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan
dan Pembangunan Keluarga Sejahtera
i. UU No.11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun
j. UU No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan
k. PP No.21 tahun 1994 tentang Penyelenggaraan Pembangunan
Keluarga Sejahtera
l. PP No.27 tahun 1994 tentang Pengelolaan Perkembangan
Kependudukan
m. UU No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia (tambahan
lembaran negara Nomor 3796) sebagai pengganti UU No.4 tahun
1965 tentang Pemberian Bantuan bagi Orang Jompo.
UU No. 13 tahun 1998 ini berisikan antara lain :
1) Hak, kewajiban, tugas, serta tanggung jawab pemerintah,
masyarakat, dan kelembagaan.
2) Upaya pemberdayaan
3) Upaya peningkatan kesejahteraan sosial lansia potensial dan
tidak potensial
4) Pelayanan terhadap lansia
5) Perlindungan sosial
6) Bantuan sosial
7) Koordinasi
8) Ketentuan pidana dan sanksi administrasi
9) Ketentuan peralihan
Beberapa undang-undang yang perlu disusun adalah :
1) UU tentang Pelayanan Lansia Berkelanjutan (Continum of
Care)
2) UU tentang Tunjangan Perawatan Lansia
3) UU tentang Penghuni Panti (Charter of Resident’s Right)
4) UU tentang Pelayanan Lansia di Masyarakat (Community
Option Program)
8. Peran Perawat
Berkaitan dengan kode etik yang harus diperhatikan oleh perawat
adalah :
a. Perawat harus memberikan rasa hormat kepada klien tanpa
memperhatikan suku, ras, gol, pangkat, jabatan, status social,
maslah kesehatan.
b. Menjaga rahasia klien
c. Melindungi klien dari campur tangan pihak yang tidak kompeten,
tidak etis, praktek illegal.
d. Perawat berhak menerima jasa dari hasil konsultasi
danpekerjaannya
e. Perawat menjaga kompetesi keperawatan
f. Perawat memberikan pendapat dan menggunakannya. Kompetei
individu serta kualifikasi daalm memberikan konsultasi
g. Berpartisipasi aktif dalam kelanjutanyaperkembangannya body of
knowledge
h. Berpartipitasi aktif dalam meningkatan standar professional
i. Berpatisipasi dalam usaha mencegah masyarakat, dari informasi
yang salah dan misinterpretasi dan menjaga integritas perawat
j. Perawat melakukan kolaborasi dengan profesi kesehatannya yang
lain atau ahli dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan
yang dibutuhkan oleh masyarakat termasuk pada lansia.

BABA III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keperawatan merupakan profesi yang dinamis dan berkembang
secara terus menerus dan terlibat dalam masyarakat yang berubah,
sehingga pemenuhan dan metode keprawatan kesehatan berubah, karena
gaya hidup masyarakat berubah dan perawat sendiri juga dapat
menyesuaikan dengan perubahan tersebut. Definisi dan filosofi terkini dari
keperawatan memperlihatkan trend holistic dalam keperawatan yang
ditunjukkan secara keseluruhan dalam berbagai dimensi, baik dimensi
sehat maupun sakit serta dalam interaksinya dengan keluarga dan
komunitas. Tren praktik keperawatan meliputi perkembangan di berbagai
tempat praktik dimana perawat memiliki kemandirian yang lebih besar.
B. Saran
Pada kesempatan ini penulis memberikan saran kepada para
pembaca, agar lebih memahami mengenai Trend dan Isu Keperawatan
Komunitas. Maka dari itu, diharapkan setelah membaca makalah ini, para
pembaca dapat mengetahui apa saja materi yang terkait dengan Trend dan
Isu Keperawatan Komunitas.

DAFTAR PUSTAKA
American Nurses’ Association, Council of Community Health Nurses, 1986.
“Standards of Community Health Nursing Practice”. Kansas city: ANA.
American Nurses’ Association.1986. “Standards of Community Health Nursing
Practice”. Washington DC: Author

Anda mungkin juga menyukai