DASAR
UU Pers : (Pasal; UU Pers : (1,2,3 UU Pers : (1, 4,5, UU Pers : (1,3,4,6 UU Pers : (1,2,5,6,
1,7,8,9,10, dan 12) dan 4, dan 6) dan 6) dan 17) 17 dan 18)
KEJ : (Point 1,2, KEJ : (3 dan 4) KEJ : (4,5, dan 6) KEJ : (5,7,8, dan KEJ : (8 dan 9)
dan 3) 9)
PELAKSANAAN
Menulis materi berita siaran pers yang boleh atau layak disiarkan
Menulis materi berita siaran pers yang tidak boleh atau tidak layak
disiarkan.
Slamet menjelaskan, belum jelas siapa pelaku yang menggeroyok pelajar SMP 88 hingga
tewas tersebut, pihak sekolah sudah melaporkan ke Polsek Antabranta dan menunggu laporan
lebih lanjut hasil penyelidikan yang dilakukan terhadap korban dari pelajar SMP 88 yang
cedera, dan sebagian pelaku yang menggeroyok.
Pihak Kepolisian masih memeriksa 5 orang pelaku dari pelajar yang belum diketahui
identitas dan lembaganya, salah satu diantara bernama Kobar (12 tahun) dengan bukti
membawa pisau dan besi tumpul. Pihak SMP 88 Antabranta sedang menghubungi pihak
keluarga, dan menunggu hasil otopsi korban meninggal di RS Seger Waras.
CONTOH 1
Tentang Media
Nama Media :
Visi :
Misi :
Nomor Media Berbadan Hukum dari Kementerian Hukum dan HAM :
Sesuai dengan siaran pers, maka materi berita yang dapat ditulis atau disiarkan, sekaligus
dapat dikembangkan sebagai berikut :
Peristiwa tawuran antarpelajar SMP sesuai siatuasi dan kondisi seperti siaran pers dari SMP
88 Negara Antabarnta. Bahwa telah terjadi tawuran antarpelajar pada hari : Senin, tanggal 29
Juli 2019, pukul 13:00-13:30 di Jl Protokol, Antabranta Timur, dengan korban tewas
terbunuh 2 orang pelajar.
Tentang Narasumber
1. Kepala Sekolah SMP 88 Antabranta
2. Kepolisian
3. Keluarga, pengurus RT, RW, Kelurahan
4. Tokoh masyarakat atau tokoh agama.
SIARAN PERS 2
Tiga korban meninggal dunia di tempat kejadian peristiwa, lokasi sengketa tanah di Desa
Sumber Perkara, setelah satu keluarga bertengkar memperebutkan surat tanah dari ahli waris
mereka. Korban meninggal Sujarwo (35), Ratmi (40), dan Bambang (37).
Menurut Kepala Desa Sumber Perkara, Paijo (50 tahun), bahwa pada hari Minggu, 28 Juli
2019, pukul 09;00 telah terjadi perang mulut antarkeluarga, memperebutkan kepemilikan
surat tanah dari ahli waris (almarhum) Poiman, yang merupakan kakek dari para tersangka
dan korban pembunuhan. Rahmat (10) anak Ratni yang menyaksikan peristiwa itu mengalami
depresi..
Bermula dari pengakuan Sujarwo (korban meninggal), bahwa yang berhak menguasai tanah 1
hektar berupa tanah pekarangan dan sawah adalah keluarganya, karena memiliki bukti
kepemilikan tanah (almarhum) Poiman. Ratmi (40) dan Bambang (37), yang juga cucu
(almarhum) Poiman, tidak terima kemudian meminta supaya surat tanah itu dibagi waris
sesuai dengan ketentuan.
Saksi mata Wandi (30) mengatakan, bahwa Bambang lebih dulu menyerang Sujarwo (35),
tetapi berusaha dihalangi Ratmi (yang masih kakak Bambang), namun tusukan Bambang
yang kencang, tidak bisa dihentikan dan laju tusukan persis mengenai perut sekitar ulu hati
Ratmi, korban langsung berteriak kesakitan dan bersimbah darah, Melihat peristwa itu
Sujarwo berusaha menghentikan amukan Bambang, sehingga pertengkaran bersenjata tidak
terelakkan, sampai keduanya sama-sama tewas di TKP
CONTOH 2
Tentang Media
Nama Media :
Visi :
Misi :
Nomor Media Berbadan Hukum dari Kementerian Hukum dan HAM :
Peristiwa pembunuhan dengan 3 korban tewas, akibat pertengkaran sengketa tanah satu
keluarga, saat rebutan surat tanah waris, pada hari Minggu, 20 Januari 2019, pukul 09;00, di
rumah Sujarwo, Desa Sumber Perkara.
Tentang Narasumber
1. Pihak keluarga yang masih hidup dan mengetahui asal usul tanah waris itu,
2. Kepolisian
3. Keluarga, pengurus RT, RW, Kelurahan
4. Tokoh masyarakat atau tokoh agama.
5. Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN).