Anda di halaman 1dari 3

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

AHMAD AZHAR BASYIR


Kedalaman ilmunya terutama dalam Syari’ah
Islam, menempatkan beilau pada posisi penting
dalam berbagai lembaga, organisasi nasional
maupun internasional. Beliau duduk sebagai
Dewan Syariah atau Bagian Kajian Hukum Islam
di Departemen Agama, Departmen Kehakiman,
B ank M uammalat, Majelis Ulama Indonesia.
Di lembaga internasional, beliau duduk sebagai
anggota tetap al M ajma’ A l-Fiqh A l Islami
(Akademi Fiqh I slam), lembaga di bawah
Organisasi Konferensi Islam (OKI ).

K.H. AHMAD AZHAR BASYIR, M.A., adalah putra kelahiran Kauman, putra pertama Kiyai
Haji Muhammad Basyir Mahfudz, kelahiran tahun 1928. KH Muhammad Basyir adalah seorang yang
hafal al-Quran dan ulama yang disegani di kalangan Muhammadiyah. Ahmad Azhar yang dibesarkan di
keluarga dan komunitas santri taat itu sejak kecil sudah terbentuk sebagai keluarga kiyai. Sedangkan
Kauman sendiri merupakan perkampungan santri yang sudah lama dibangun oleh para kiyai sepuh dahulu.
Ahmad Azhar memperoleh pendidikan dasari dari Sekolah Rakyat (Sekolah Dasar) Muhammadiyah
di Suronatan dan lulus tahun 1940. Setelah itu, beliau melanjutkan ke Madrasah Al Falah Kauman setingat
Madrasah Tsanawiyah sekarang. Seusai mengikuti pendidikan ini, atas anjuran ayahnya beliau belajar di
Pondok Pesantren Tremas Pacitan Jawa Timur. Ponpes ini termasuk pesantren tertua dan terbesar saat itu
dan dari sini telah lahir kiyai, ulama, dan tokoh-tokoh Islam yang menyebar ke pelosok Indonesia.
Belum begitu lama, beliau mengikuti pendidikan di pesantren ini, lalu terjadilah gejolak politik
yang memporakporandakan kehidupan ekonomi bangsa Indonesia saat itu. Ketika itu terjadilah
pendudukan Jepang atas Indonesia. Waktu itu kolonial Belanda dapat dikalahkan oleh Jepang. Jepang
yang hanya dalam waktu 3,5 tahun menduduki Indonesia itu ternyata telah membuat kekacauan kehidupan
politik, sosial, pendidikan, dan ekonomi bangsa Indonesia. Jepang tak segan-segan menjarah, merampok,
dan mengambil paksa barang-barang milik rakyat, bahkan sering terjadi pemerkosaan pada gadis-gadis
Indonesia. Kondisi ekonomi yang buruk ini memengaruhi keluarga-keluarga santri pesantren Tremas,
termasuk keluarga Ahmad Azhar. Akhirnya banyak para santri yang memilih pulang ke kampung halaman
masing-masing termasuk Ahmad Azhar meskipun di Tremas baru satu tahun.
Sesampai di Yogyakarta, beliau melanjutkan studi di Madrasyah Al Falah tempat belajarnya dulu dan
selesai tahun 1944. Kemudian ia melanjutkan sekolah di Madrasah Muballighin Muhammadiyah Yogyakarta
dan lulus tahun 1946.
Setelah itu, terjadilan pergolakan politik nasional yang tidak menentu. Ketika Indonesia baru saja
merdeka pada tahun 1945, maka Belanda kembali akan menjajah Indonesia. Saat inilah yang memaksa
para pemuda dan siswa harus ikut memanggul senjata berperang melawa Belanda. Kemudian para santri
membentuk barisan yang bernama Angkatan Perang Sabil/APS. Di bawah kesatuan APS inilah Ahmad
Azhar ikut bergerilya melawan Belanda di Jawa Tengah maupun di Daerah Istimewa Yogyakarta.

:: 41 ::
100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

Seusai perang, Ahmad Azhar lalu melanjutkan


sekolah di Madrasah MenengahTinggi (MMT), lulus
pada tahun 1952. Minat studi yang tinggi itu dite-
ruskan dengan kuliah di Perguruan Tinggi Agama
Islam Negeri/PTAIN (sekarang UIN Sunan Kali-
jaga) Yogyakarta memilih jurusan Qadha. Ketika
Ahmad Azhar
beliau duduk di tingkat doktoral (setelah sarjana
muda, Ketua
muda), beliau mendapat beasiswa untuk belajar di Pimpinan Pusat
Jurusan Sastra Arab Universitas Bagdad di Irak Pemuda
(1956). Baru satu tahun kuliah di sini, AhmadAzhar Muhammadiyah
pindah ke Mesir. Ia mengambil kuliah di Jurusan periode 1956-
‘Ulum al-Islamiyah Fakultas Darul ‘Ulum Kairo 1959, saat itu
tahun 1958, dilanjutkan hingga jenjang pascasarjana, sedang dalam
memperoleh gelar Master pada tahun 1965 dengan perjalanan ke
predikat cum laude (mumtaz). Setelah lulus, beliau Irak untuk
bekerja di Kedutaan Besar RI di Kairo Mesir. Baru melanjutkan
studi.
pulang ke Yogyakarta ketika ada seorang jama’ah
haji Indonesia yang menyampaikan pesan ayahnya
agar beliau segera pulang ke Yogyakarta, karena Pada masa kepemimpinannya, beliau telah
sang ayah sudah tua dan sangat kangen. menyusun program jangka panjang Muhammadiyah
untuk jangka 25 tahun mendatang yang meliputi
Muhammadiyah bidang konsolidasi gerakan, bidang pengkajian dan
Kiprahnya di Muhammadiyah dimulai sejak pengembangan, dan bidang kemasyarakatan.
muda belia, beliau sudah aktif di Hizbul Wathan/HW
tahun 1935-1941, yang kemudian menjadi Gerakan Politik
Pelatih HW (Pemuda Muhammadiyah) 1942-1945. Masa-masa kepemudaan Ahmad Azhar dan
Pada tahun 1957, beliau mendirikan dan menjadi sebayanya, mau tidak mau akan terlibat dalam
Ketua Pengurus Pusat Pemuda Muhammadiyah. kegiatan politik karena keadaan memang memaksa
Dengan kedalaman ilmunya dalam bidang fiqh, demikian. Ahmad Azhar pada awal kemerdekaan,
filsafat, dan keluasan wawasannya tentang Islam bergabung pada Angkatan Perang Sabil/APS untuk
mengantarkanAhmad Azhar untuk menjadi anggota melawan Belanda yang akan kembali menjajah In-
Majelis Tarjih PP Muhammadiyah. Kemudian donesia. Dalam aksinya melawan Belanda ini,
perjalanan pengabdian beliau di Muhammadiyah beliau pernah bertutur:
mencapai puncaknya pada Muktamar Muham- “Pernah suatu kali saya tertangkap Belanda.
madiyah ke 42 di Yogyakarta. Dalam muktamar Ceritanya, pada waktu itu, oleh Pak Sarbini, secara
sebagai lembaga tertinggi Muhammadiyah itu, beliau mendadak saya ditugaskan untuk mengadakan kon-
terpilih sebagai Ketua Pimpinan Pusat Muham- tak ke kota. Saya memasuki Pasar Beringharjo (Pa-
madiyah menggantikan Kiyai Haji A.R. Fachruddin. sar Gedhe). Ketika saya berada di pasar, saya dicu-
Memang dalam perkembangan kepemimpinan rigai dan akhirnya digeledah, pasarpun menjadi bubar,
Muhammadiyah sebelumnya, para pimpinan itu rata- dan saya ditangkap lalu dimasukkan ke dalam sel di
rata adalah kiyai. Sejak Pak AhmadAzhar ini adalah Ngupasan selama 25 hari. Untunglah kemudian situ-
bentuk kepemimpinan Muhammadiyah yang kiyai asi berubah. Keputusan sidang Komisi Tiga Negara
dan intelektual. Setelah itu kepemimpinan Muham- (KTN) menyatakan bahwa Belanda harus mening-
madiyah didominasi oleh para akademisi seperi galkan Yogyakarta. Waktu itu saya tidak tahu ada
Prof.Dr.H. Amien Rais, MA., Prof Dr.H. Ahmad kesibukan apa-apa di Ngupasan. Ternyata para
Syafi’i Maarif (Buya Syafii), dan Prof. Dr. H. Din tawanan boleh pergi. Saya termasuk yang boleh
Syamsuddin pulang. Namun teman-teman saya ada yang dibawa

:: 42 ::
100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

naik truk, dan entah dibawa ke mana saya tidak tahu, siswa di bidang filsafat Islam, Fiqh dan Hukum Is-
sampai sekarang saya tidak pernah bertemu kembali lam. Buku-bukunya antara lain: Refleksi Atas Per-
dengan mereka”. soalan Ke-Islaman ( seputar filsafat, hukum,
politik, dan ekonomi); Garis-Garis Besar Eko-
Akademisi nomi Islam; Hukum Waris Islam; Sex Education;
Kedalaman ilmunya terutama dalam Syari’ah Citra Manusia Muslim; Syarah Hadits; Missi
Islam, menempatkan beilau pada posisi penting Muhammadiyah; Falsafah Ibadah dalam Islam;
dalam berbagai lembaga, organisasi nasional maupun Hukum Perkawinan Islam; Negera dan Pemerin-
internasional. Beliau duduk sebagai Dewan Syariah tahan dalam Islam; Mazhab Mu’taziklah (Aliran
atau Bagian Kajian Hukum Islam di Departemen Rasionalisme dalam Filsafat Islam); Peranan
Agama, Departmen Kehakiman, Bank Muammalat, A gama dalam Pembinaan Moral Pancasila;
Majelis Ulama Indonesia. Di lembaga internasional, Agama Islam I dan II; Azas-Azas Hukum Muam-
beliau duduk sebagai anggota tetap al-Majma’ al- malat; Bank Tanpa Bunga; Fungsi Harta Benda
Fiqh al-Islami (Akademi Fiqh Islam), suatu lembaga dan Wakaf dalam Islam; Hukum Islam tentang
di bawah Organisasi Konferensi Negara Islam se R ib a, Utang Piu tang , Gadai; Hukum I slam
dunia (OKI). Beliau mendapatkan penghargaan tentang Wakaf Ijarah-Syirkah; Hukum Waris Is-
tertinggi bidang Syari’ah Islam “al-‘Ulum wa al- lam; Hu kum Zakat; Ijtihad d alam Sorotan ;
Funun” dari Pemerintah Mesir, tahun 1989. Kawin Campur Adopsi Wasiat menurut Islam;
Pribadi yang teguh dalam akidah, sejuk, dan Ikhtisar Fikih Jinayat (Hukum Pidana Islam).
istiqomah ini juga seorang akademisi. Beliau juga KH. Ahmad Azhar Basyir, M.A. wafat pada
menjadi dosen di beberapa perguruan tinggi negeri tanggal 28 Juli 1994 di RSUP Dr. Sardjito setelah
maupun swasta seperti di Universitas Gadjah Mada, sebelumnya dirawat di RS PKU Muhammadiyah
Universitas Islam Negeri (dulu IAIN) Sunan Kali- Yogyakarta, dalam usia 66 tahun. Saat itu beliau
jaga, Universitas Islam Indonesia, Universitas masih mengemban amanah sebagai Ketua Pimpinan
Muhammadiyah Surakarta dan Universitas Muham- Pusat Muhammadiyah. Jenazahnya dimakamkan di
madiyah Malang. Makam Karangkajen Yogya bersama KHA Dahlan
dan beberapa tokoh Muhammadiyah lainnya.
Karya tulis Pada tanggal 6 September 2014, dalam rangka
Kiyai yang juga intelektual itu menulis lebih Dies Natalis Universitas Muhammadiyah Malang
dari 40 judul buku yang banyak dijadikan referensi ke-50, bersama 5 tokoh lainnya, K.H. Ahmad Azhar
di berbagai perguruan tinggi, terutama oleh maha- Basyir mendapat UMMAward. Award ini diberikan
karena beliau dinilai memiliki dedikasi
yang luar biasa dan merupakan
sosok yang konsisten merintis dan
memperjuangkan perkembangan
dunia pendidikan hingga berkembang
seperti sekarang.** [Lasa Hs.]

K.H. Ahmad Azhar Basyir, M.A.


ketika memberikan sambutan selaku
Ketua PP Muhammadiyah dalam
Pelatihan Instruktur Tingkat Pusat
Badan Pendidikan Kader Pimpinan
Pusat Muhammadiyah, 6 Oktober 1991

:: 43 ::

Anda mungkin juga menyukai