Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PRAKTIKUM ILMU RESEP LANJUT

P-5

INFEKSI KULIT DAN KELAMIN

Disusun Oleh:

Nama : Faizatul Istiqomah

Nim : 1508010023

Kelompok : 4

Golongan : 1

LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2018
A. RESEP ASLI
Resep Pertama

Dr. Agung Surya


Spesialis Penyakit Kulit dan Kelamin

NO. SIP. 445/10639-Dinkes/552


JL. Dukuh waluh 638 (Apotik ABC) Purwokerto

Pwt,14/11/2018

R/ Cravit 500, No VII


S1 dd 1 pc
R/ Uripas No X
S3 dd 1 pc
R/ Erysambe 500, No XX
S4 dd 1 pc
R/ Cisaprid No XX
S3 dd 1 pc

Pro : Tn. Ivan


Umur : 40 tahun
Alamat : Gg. Nangka no.11
Resep Kedua

Dr. Agung Surya


Spesialis Penyakit Kulit dan Kelamin

NO. SIP. 445/10639-Dinkes/552


JL. Dukuh waluh 638 (Apotik ABC) Purwokerto

Pwt,13/11/2018

R/Alloris tab X
ʃ 1 dd 1 pagi
R/Incidal tab X
ʃ 1 dd 1 pagi
R/ BDM tab X
ʃ 2 dd 1
R/ Diprosalic oint tube I
Elox cream tube I
m. f. l a ʃ 4 dd u e
Pro : Tn. Isaf
Umur : 40 tahun
Alamat : Gg. Nangka no.11

A. URAIAN PENYAKIT
1. Definisi ISK
Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau Urinarius Tractus Infection
(UTI) adalah suatu keadaan adanya infasi mikroorganisme pada
saluran kemih.
2. Patofisiologi
a. Hampir semua ISK disebabkan invasi mikroorganisme asending
dari uretra ke dalam kandung kemih.
b. Invasi mikroorganime dapat mencapai ginjal dipermudah dengan
refluks vesikoureter.
c. Pada wanita mula‐mula kuman dari anal berkoloni divulva,
kemudian masuk ke kandung kemih melalui uretra yang pendek
secara spontan atau mekanik akibat hubungan seksual dan mungkin
perubahan ph dan flora vulva dalam siklus menstruasi
3. Gejala
Sesuai dengan bagian saluran kemih yang terinfeksi sebagai
berikut :
a. Pada ISK bagian bawah, keluhan pasien biasanya berupa rasa
sakit atau rasa panas di uretra sewaktu kencing dengan air
kemih sedikit‐sedikit serta rasa tidak enak di daerah suprapubik
b. Pada ISK bagian atas dapat ditemukan gejala sakit kepala,
malaise, mual, muntah, demam, menggigil, rasa tidak enak,
atau nyeri di pinggang.
4. Faktor Resiko
a. Litiasis
b. Obstruksi saluran kemih
c. Penyakit ginjal polikistik
d. Nekrosis papilar
e. DM pasca transplantasi ginjal
f. Nefropati analgesic
g. Penyakit Sikle – cell
5. Etiologi
Mikroorganisme yang paling sering menyebabkan ISK adalah jenis
bakteri aerob, selain itu bisa juga disebabkan virus, ragi, dan
jamur. Adakalanya ISK tanpa bakteriuria ditemukan pada keadaan-
keadaan :
a. Fokus infeksi tidak melewati urin, misalnya pada lesi dini
pielonefritis karena infeksi hematogen
b. Bendungan total pada aluran yang menderita infeksi
c. Bakteriuria disamarkan karena pemberian antibiotik
Berikut ini merupakan penyebab ISK :
Tabel 1. Mikroorganisme penyebab ISK

Mikroorganisme persentase biakan (>10³


cfu/ml)
Escherichia coli 50-90
Klebsiella atau Enterobacter 10-40
Proteus morganella atau providecia 5-10
Pseudomonas aeruginosa 2-10
Staphylococcus epidermis 2-10
Enterococci 2-10
Candida albicans 1-2
Staphylococcus aureus 1-2

6. Definisi rhinitis alergi


Rhinitis alergi adalah penyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi
alergi pada pasien atopi yang sebelumnya sudah tersensitasi dengan
allergen yang sama serta dilepaskan suatu mediator kimia ketika terjadi
paparan ulang dengan allergen spesifik tersebut.

7. Klasifikasi rhinitis alergi


Rhinitis alergi dibagi menjadi 2 macam berdasarkan sifat
berlangsungnya, yaitu :
1. Rinitis alergi musiman (seasonal, hay fever, polinosis)
2. Rhinitis alergi sepanjang tahun (parenial)

B. URAIAN OBAT
1. Cravit
a. Komposisi : levofloxacin hemihdyrate 500 mg
b. Kegunaan : infeksi kulit, infeksi saluran kemih
c. Dosis : sehari 1 kali 250-750 mg
d. Efek Samping :-

2. Erysambe
a. Komposisi : eritromisin
b. Rumus molekul : C37H67NO13
c. Berat molekul : 733,95
d. Pemerian : Serbuk atau hablur; putih atau agak kuning;
tidak berbau atau hampir tidak berbau; rasa pahit; agak higroskopik
e. Kelarutan : larut dalam lebih kurang 1000 bagian air;
larut dalam etanol (95% ) P, dalam kloroform P dan dalam eter P
f. Inkompatibilitas : Eritromisin etil setelah direkonstruksi dapat
bertahan kurang dari 10 hari dan harus disimpan di dalam lemari es
Stabilitas : Dengan natrium ampisilin dan natrium
kloklasin (FI IV, hal 357)
g. Kegunaan :infeksi oleh osteomyeletis, uretritis, gonorrhoae,
sypilis dan amoebiasis
h. Dosis : dewasa 2 kali sehari 500mg, anak-anak 50-75
mg/kg BB/ hari 3-4 kali
i. Efek Samping : mual, muntah, kembung, diare

3. Urispas
a. Komposisi : flavoxate hidroklorida 200 mg
b. Kegunaan : untuk mengobati gejala saluran kandung kemih
c. Dosis : dewasa dan anak > 12 tahun, sehari 3-4 kali 200
mg
d. Efek Samping : mual, muntah, mulut kering, sakit kepala,
mengantuk, pusing

4. Cisaprid
a. Komposisi : cisaprid
b. Kegunaan : gangguan moilitas usus
c. Dosis : dewasa : dosis awal 5 mg 3-4 kali sehari. Dosis
dapat ditingkatkan sampai maksimum 40 mg/hari, dalam 3-4 kali
pemberian

d. Efek samping : kram abdomen dan diare, sakit kepala dan pusing,
kejang
5. Aloris
a. Komposisi : Loratadin 10 mg
b. Kegunaan :Rinitis alergi, urtikaria kronik, dermatitis
alergi
c. Dosis : dewasa sehari 1 kali 1 tablet
d. Efek samping : -

6. Incidal- OD
a. Komposisi : Setrizin dihidroklorida 10 mg
b. Rumus molekul : C21H25CIN2O3
c. Berat molekul : 461,8
d. Pemerian : Serbuk putih atau hampir putih
e. Kelarutan : Mudah larut dalam air, praktis tidak larut
dalam aseton dan metil klorida
f. Inkompatibilitas : Basa dan oksidator kuat
g. Stabilitas : Stabil pada pH 4-5
h. Kegunaan : Rinitis alergi, urtikaria idiopatik kronis
i. Dosis : sehari 1 kali 1 kaplet
j. Efek samping : sakit kepala, mengantuk, mulut kering

7. BDM
a. Komposisi : Betametason 0,5 mg
b. Kegunaan : Alergi
c. Dosis : sehari 2-3 kali 1 tablet
d. Efek samping : penggunaan jangka waktu lama dapat terjadi
pendarahan ulkus peptikum.

8. Diprosalic
a. Komposisi : Betametason dipropionat setara
betametason 0,5 mg/g krim
b. Kegunaan : menyembuhkan manifestasi inflamasi dan
dermatosis
c. Dosis : oleskan pada bagian yang sakit sehari 1-2 kali pagi
dan malam hari dan pengobatan tidak boleh diteruskan lebih dari 4
minggu tanpa reevaluasi penderita
d. Efek samping : menyebabkan iritasi

9. Elox cream
a. Komposisi : Mometason furoat 0,1%
b. Kegunaan : Meringankan manifestasi dan pruritus dari
dermatosis yang responsif terhadap kortikosteroid seperti psoriasis
dan dermatitis atopik
c. Dosis : oleskan sehari 1 kali, jangan ditutup dengan kasa
pembalut
d. Efek samping : dapat menimbulkan iritasi

C. PERHITUNGAN DOSIS
1. Erythromycinum DM 500 mg/ 4g (FI edisi III hal 969)
Untuk usia dewasa
1xpakai = 500 mg
500 mg
% DM 1 x= x 100 %=100 %
500 mg

4 x 500 mg
% DM 1 h= x 100 %=50 %
4000 mg
Dosis Lazim : 250mg- 500mg (sekali), 1 g- 2 g ( sehari)
D. PERMASALAHAN RESEP
Resep Pertama

No Kriteria Permasalahan
1. Interaksi Adanya erysambe dengan cisaprid karena dapat
menyebabkan aritmia

2. Duplikasi Adanya duplikasi antara antibiotic erysambe dengan


cravit

Resep Kedua

No Kriteria Permasalahan
1. Aturan Salep diprosalic dan elox cream jika digunakan lebih
Penggunaan dari 4 kali sehari dapat menimbulkan iritasi pada kulit.
Obat
2. Duplikasi Adanya duplikasi antara alloris tablet dengan incidal-
OD (indikasi sama)

E. PENGATASAN MASALAH RESEP


Resep pertama

No Kriteria Penyelesaian
1. Interaksi Konfirmasi ke dokter dan merekomendasikan untuk
mengganti atau mengilangkan erysambe
2. Duplikasi Konfirmasi kembali ke dokter dan merekomendasikan
cravit saja, dikarenakan cravat (levofloksain)
merupakan antibiotic spectrum luas

Resep Kedua

No Kriteria Penyelesaian
1. Aturan Konfirmasi ke dokter terkait penggunaan salep yaitu
Penggunaan sehari 2 kali
Obat
2. Duplikasi Konfirmasi ke dokter dan merekomendasikan
menggunakan Incidal-OD saja, dikarenakan incidal-
OD dan alloris tab merupakan obat antihistamin
generasi 2 namun lebih efektif incidal-OD
(Cetrizin)dibandingkan Alloris tab (Loratadin).

F. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini antara lain :
1. Permasalahan resep pertama :
a. Adanya interaksi antara erysambe dengan cisaprid yang dapat
menyebabkan aritmia
Penyelesaian: konfirmi kembali ke dokter dan merekomendasikan
untuk mengganti atau menghilangkan erysambe.

b. Adanaya duplikasi antibiotok erysambe dengan cravit


Penyelesaian: Konfirmasi kembali ke dokter dan
merekomendasikan cravit saja, dikarenakan cravat (levofloksain)
merupakan antibiotic spectrum luas

2. Permasalahan resep kedua :


a. Aturan pakai salep kurang tepat yaitu sehari 4 kali sehingga dapat
menimbulkan iritasi pada kulit.
Penyelesaian:
Konfirmasi ke dokter dan merekomendasikan aturan pakai salep
yaitu sehari 2 kai pagi dan sore.

b. Adanya duplikasi yaitu alloris tab dengan incidal-OD dengan


indikasi yang sama sebagai antihistamin.
Penyelesaian:
Konfirmasi ke dokter dan merekomendasikan untuk penggunaan
incidal-OD saja.

G. USULAN RESEP
Resep Pertama
Dr. Agung Surya
Spesialis Penyakit Kulit dan Kelamin

NO. SIP. 445/10639-Dinkes/552


JL. Dukuh waluh 638 (Apotik ABC) Purwokerto

Pwt,14/11/2018

R/ Cravit 500, No VII


S1 dd 1 pc
R/ Uripas No X
S3 dd 1 pc
R/ Cisaprid No XX
S3 dd 1 pc

Pro : Tn. Ivan


Umur : 40 tahun
Alamat : Gg. Nangka no.11
Resep Kedua

Dr. Agung Surya


Spesialis Penyakit Kulit dan Kelamin

NO. SIP. 445/10639-Dinkes/552


JL. Dukuh waluh 638 (Apotik ABC) Purwokerto

Pwt,13/11/2018
R/Incidal tab X
ʃ 1 dd 1 pagi
R/ BDM tab X
ʃ 2 dd 1
R/ Diprosalic oint tube I
Elox cream tube I
m. f. l a ʃ 2 dd u e
m et v

Pro : Tn. Isaf


Umur : 40 tahun
Alamat : Gg. Nangka no.11
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Informasi Spesialite Obat Indonesia. Jakarta : Ikatan Apoteker


Indonesia.

Dirjen Kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta : Departemen
Republik Indonesia.

Dirjen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV. Jakarta : Departemen
Republik Indonesia.

Kasim, Fauzi. 2018. Informasi Obat Nasional Indonesia (IONI). Jakarta: BPOM
RI
Nalbone VP, Naclerio RM. 1998. Allergy and Immunology. In: Bailey BJ,
Calhoun KH. (eds). Head and Neck Surgery-Otolaryngology.
Philadelphia: Lippincott Raven: 101-16
Tessy A, Arday, Siswanto. 2001. Infeksi Saluran Kemih Dalam Ilmu Penyakit
Dalam edisi III. Jakarta : Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai