Anda di halaman 1dari 13

DNA

DNA merupakan kependekan dari deoxyribonucleic acid atau dalam Bahasa Indonesia sering
juga disebut ADN yang merupakan kependekan dari asam deoksiribonukleat. DNA atau ADN
ini merupakan materi genetik yang terdapat dalam tubuh setiap orang yang diwarisi dari orang
tua. DNA terdapat pada inti sel di dalam struktur kromosom dan pada mitokondria.

Fungsinya sebagai cetak biru yang berfungsi sebagai pemberi kode untuk tiap manusia seperti
untuk warna rambut, bentuk mata, bentuk wajah, warna kulit, dan lainnya. Pengenalan tentang
struktur DNA diperkenalkan oleh Francis Crick, ilmuwan asal Inggris dan James Watson asal
Amerika Serikat pada tahun 1953.

Untuk mempermudah kita memahami seperti apa DNA, coba Anda pikirkan sebuah kalimat.
Kalimat tersebut disusun dari beberapa kata. Dan setiap kata dibentuk dari beberapa abjad. Dapat
dikatakan, abjad adalah unsur dasar dari banyak bahasa. Prinsip yang serupa juga bisa diterapkan
pada DNA. Pada tingkat molekuler, "abjad" utama disediakan oleh DNA. Yang menakjubkan
adalah bahwa "abjad" ini hanya terdiri dari empat huruf yaitu A, C, G, dan T, yang merupakan
lambang basa kimia adenin, sitosin (cytosine), guanin, dan timin. Senyawa ini membentuk ikatan
yang eksklusif, di mana adenin akan selalu berpasangan dengan timin dan guanin akan selalu
berpasangan dengan sitosin.

Bentuk dari DNA adalah seperti spiral ganda yang menyatu dengan rapat. DNA terdiri dari 4
pasangan basa A, C, G, dan T yang merupakan komponen kimiawi yang mengandung nitrogen.
Urutan basa-basa pada molekul DNA-lah yang menentukan informasi genetika yang terdapat di
dalamnya. Singkatnya, urutan ini menentukan hampir segala sesuatu tentang Anda, dari warna
rambut, warna kulit, hingga bentuk hidung Anda.

Setiap manusia memiliki 23 pasang kromosom yang terdiri dari 22 pasang kromosom somatik
dan 1 pasang kromosom penentu jenis kelamin. Kromosom XX menentukan seseorang dengan
jenis kelamin wanita dan XY untuk seseorang yang berjenis kelamin laki-laki. Kromosom ini
didapat dari orang tua, separuh dari ibu dan separuh lagi dari ayah.
Tes DNA
DNA pada mitokondria yang dikenal dengan nama DNA mitokondria didapat secara
keseluruhan dari ibu. Tes dengan mengembil DNA mitokondria seseorang dapat
mengidentifikasi seseorang apakah memiliki hubungan keluarga dengan keluarga dari pihak ibu
atau hubungan keluarga secara maternal. Caranya dengan membandingkan DNA mitokondria
yang dimilikinya dengan ibu kandung, nenek atau saudara kandung dari ibu.

Karena seorang ibu menurunkan secara penuh DNA mitokondria kepada anaknya, bagaimana
dengan ayah? Seorang ayah akan mewariskan kromosom Y pada anak laki-lakinya (karena
kromosom Y hanya dimiliki laki-laki yang kromosom seksnya XY). Sedangkan anak perempuan
tidak memiliki kromosom Y (kromosom seks perempuan XX).

Untuk membuktikan hubungan seseorang dengan keluarga pihak ayah bisa dilakukan dengan
membandingkan kromosom Y seorang anak dengan ayah kandungnya atau dengan saudara
kandung dari pihak ayah. Karena pemeriksaan kromosom Y hanya untuk anak laki-laki, maka
bagaimana cara melakukan tes DNA pada seorang anak perempuan?

Tes DNA dilakukan dengan cara mengambil DNA dari kromosom somatik. Ikatan DNA pada
bagian somatik hampir sama pada setiap orang karena berfungsi membentuk fungsi dan organ
tubuh. Kesalahan urutan dapat menyebabkan gangguan pada manusia yang bersangkutan. Tetapi
pada inti sel ini pula terdapat area yang dikenal sebagai area STR (short tandem repeats). Area
ini tidak memberi kode untuk melakukan sesuatu.

STR inilah yang bersifat unik karena berbeda pada setiap orang. Perbedaanya terletak pada
urutan pasang basa yang dihasilkan dan urutan pengulangan STR. Urutan AGACC akan berbeda
dengan seseorang yang memiliki untaian AGACT. Begitu juga dengan urutan pengulangan yang
bersifat unik. Pola STR ini diwariskan dari orang tua.

Bagaimana Tes DNA Dilakukan?


Dalam contoh ini adalah tes DNA untuk membuktikan apakah seorang anak benar-benar adalah
anak kandung dari sepasang suami dan istri. Cara memeriksa tes DNA dilakukan dengan cara
mengambil STR dari anak. Selanjutnya, di laboratorium akan dianalisa urutan untaian STR ini
apakah urutannya sama dengan seseorang yang dijadikan pola dari seorang anak. Urutan tidak
hanya satu-satunya karena pemeriksaan dilanjutkan dengan melihat nomor kromosom.

Misalnya, hasil pemeriksaan seorang anak ditemukan bahwa pada kromosom nomor 3 memiliki
urutan AGACT dengan pengulangan 2 kali. Bila ayah atau ibu yang mengaku orang tua
kandungnya juga memiliki pengulangan sama pada nomor kromosom yang sama, maka dapat
disimpulkan antara 2 orang itu memiliki hubungan keluarga.
Seseorang dapat dikatakan memiliki hubungan darah jika memiliki 16 STR yang sama dengan
kelurga kandungnya. Bila urutan dan pengulangan sama, maka kedua orang yang dicek memiliki
ikatan saudara kandung atau hubungan darah yang dekat. Jumlah ini cukup kecil dibandingkan
dengan keseluruhan ikatan spiral dalam tubuh kita yang berjumlah miliaran.

Tes DNA dilakukan dengan mengambil sedikit bagian dari tubuh Anda untuk dibandingkan
dengan orang lain. Bagian yang dapat diambil untuk dicek adalah rambut, air liur, urine, cairan
vagina, sperma, darah, dan jaringan tubuh lainnya. Sampel ini tidak akan berubah sepanjang
hidup seseorang. Penggunaan alkohol, rokok atau obat-obatan tidak akan mengubah susunan
DNA. Hasil tes DNA akan dijalankan dari pasien baru dapat dilihat 2-4 minggu. Biaya yang
dibutuhkan untuk tes DNA saat ini sekitar 7 hingga 8 juta rupiah.

Manfaat Tes DNA


Tes DNA saat ini telah menjadi tren untuk membuktikan kaitan hubungan darah seseorang.
Mengingat banyaknya perselingkuhan serta hubungan seks bebas, telah menghasilkan banyak
anak yang dipertanyakan asal-usul orang tuanya. Karena itu, banyak pasangan melakukan tes
DNA untuk membuktikan asal-usul anak yang dilahirkan tersebut.

Bahkan di beberapa negeri, sudah banyak klinik tes DNA. Banyak juga yang menggunakan tes
DNA karena curiga terhadap pasangannya. Beberapa orang menyerahkan barang-barang pribadi
milik pasangannya ke klinik untuk diteliti apakah pasangannya berhubungan dengan orang lain
yang bukan pasangannya.

Di kepolisian, tes DNA juga digunakan untuk tes forensik. Tes DNA merupakan bukti yang
paling akurat untuk tes identifikasi seseorang dibanding sidik jari. Dengan tes DNA, kepolisian
bisa memberi bukti autentik mengenai mayat yang sudah hancur, asalkan bisa diambil sampel
jaringan pada tubuh mayat tersebut.

Selain untuk mendeteksi hubungan keluarga, tes DNA juga berfungsi untuk mendeteksi suatu
penyakit tertentu hingga penyakit yang kompleks. Dengan tes DNA bisa diketahui penyebab
suatu penyakit apalagi yang bersifat penyakit turunan.

Kemajuan teknologi telah membuat lebih banyak hal baru yang bisa dipelajari. DNA pada saat
ini merupakan tes identifikasi yang paling akurat dan dapat dipercaya. Informasi tentang tes
DNA di atas semoga dapat membantu Anda mengenal lebih dekat dengan proses tersebut.
Sebenarnya apa sih, Tes DNA itu?

Tes DNA adalah sebuah metode identifikasi fragmen dari asam deoksiribonukleat, atau DNA itu
sendiri. DNA merupakan materi genetik yang bisa kita temukan dalam inti sel mahluk hidup
(nukleus). Pada mamalia, rantai DNA berbentuk struktur kelompok yang disebut kromosom.
Dengan pengecualian orang yang kembar, DNA setiap orang pasti berbeda. Unik, tepatnya.
Metode yang digunakan dalam Tes DNA?

Nah, pelacakan DNA ini biasanya akan diawali dengan ekstraksi sampel DNA dari cairan atau
lapisan tubuh seperti rambut, darah, dan saliva. Sampel ini kemudian disegmentasikan
menggunakan enzim, dan disusun menggunakan proses yang disebut elektroforesis. Sampel
kemudian ditandai dengan film X-Ray, dimana kemudian sampel DNA yang sedang diuji akan
menunjukkan pola garis-garis hitam—jejak DNA, seperti gambar dibawah ini :

Jika jejak DNA yang dihasilkan dari 2 orang bersamaan, maka kemungkinan sampel ini berasal
dari orang yang sama.

Pada kasus Bambang-Mayang Sari ini, tentu saja sampel akan diambil dari Bambang dan
anaknya. Jika hasil tes DNA mereka sama, kemungkinan si anak adalah anaknya Bambang.

Lha, koq pake kata “kemungkinan”? Memangnya gak 100% akurat?


Well, tes DNA ini menuai tantangan dari beberapa aspek, termasuk akurasi hasil dan biaya tes
nya yang tergolong sangat mahal.

Akurasi Tes DNA?

Akurasi tes DNA telah ditantang untuk beberapa alasan. Pertama, karena sampel yang diambil
hanya berupa segmen DNA, bukan DNA lengkap, kemungkinan jejak DNA yang dihasilkan
tidak unik. Sebagai tambahan, jejak DNA biasa dihasilkan oleh laboratorium yang mungkin tidak
memiliki standar pengujian dan pengendalian kualitas yang sama. Kemudian, karena interpretasi
atas tes DNA ini dilakukan oleh manusia, ada faktor human error yang bisa mendukung
terjadinya kesalahan pengujian, berujung pada hasil yang salah.

Kesimpulannya?

Tes DNA sudah pasti 100 % akurat? Tidak. Tes DNA yang dilakukan oleh penguji yang
benar-benar ahli dan berpengalaman dalam bidang ini selama bertahun-tahun mungkin akan
meminimalisir human error saat pembacaan hasil. Tapi saya yakin, selama tes dilakukan sesuai
Standard Of Procedur yang ada dan melalui Quality Control yang baku, tingkat akurasi tes akan
lebih baik dan merepresentasikan keadaan yang sebenarnya.
Tes DNA

DNA atau DeoxyriboNucleic Acid merupakan asam nukleat yang menyimpan semua informasi
tentang genetika. DNA inilah yang menentukan jenis rambut, warna kulit dan sifat-sifat khusus
dari manusia. DNA ini akan menjadi cetak biru (blue print) ciri khas manusia yang dapat
diturunkan kepada generasi selanjutnya. Sehingga dalam tubuh seorang anak komposisi DNA
nya sama dengan tipe DNA yang diturunkan dari orang tuanya. Sedangkan tes DNA adalah
metode untuk mengidentifikasi fragmen-fragmen dari DNA itu sendiri. Atau secara
sederhananya adalah metode untuk mengidentifikasi, menghimpun dan menginventarisir file-file
khas karakter tubuh.

Tes DNA umumnya digunakan untuk 2 tujuan yaitu (1) tujuan pribadi seperti penentuan
perwalian anak atau penentuan orang tua dari anak dan (2) tujuan hukum, yang meliputi masalah
forensik seperti identifikasi korban yang telah hancur, sehingga untuk mengenali identitasnya
diperlukan pencocokan antara DNA korban dengan terduga keluarga korban ataupun untuk
pembuktian kejahatan semisal dalam kasus pemerkosaan atau pembunuhan. Hampir semua
sampel biologis tubuh dapat digunakan untuk sampel tes DNA, tetapi yang sering digunakan
adalah darah, rambut, usapan mulut pada pipi bagian dalam (buccal swab), dan kuku. Untuk
kasus-kasus forensik, sperma, daging, tulang, kulit, air liur atau sampel biologis apa saja yang
ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP) dapat dijadikan sampel tes DNA.

DNA yang biasa digunakan dalam tes ada dua yaitu DNA mitokondria dan DNA inti sel.
Perbedaan kedua DNA ini hanyalah terletak pada lokasi DNA tersebut berada dalam sel, yang
satu dalam inti sel sehingga disebut DNA inti sel, sedangkan yang satu terdapat di mitokondria
dan disebut DNA mitokondria. Untuk tes DNA, sebenarnya sampel DNA yang paling akurat
digunakan dalam tes adalah DNA inti sel karena inti sel tidak bisa berubah. DNA dalam
mitokondria dapat berubah karena berasal dari garis keturunan ibu yang dapat berubah seiring
dengan perkawinan keturunannya. Sebagai contoh untuk sampel sperma dan rambut. Yang
paling penting diperiksa adalah kepala spermatozoanya karena didalamnya terdapat DNA inti,
sedangkan untuk potongan rambut yang paling penting diperiksa adalah akar rambutnya. Tetapi
karena keunikan dari pola pewarisan DNA mitokondria menyebabkan DNA mitokondria dapat
dijadikan sebagai marka (penanda) untuk tes DNA dalam upaya mengidentifikasi hubungan
kekerabatan secara maternal.

Untuk akurasi kebenaran dari tes DNA hampir mencapai 100% akurat. Adanya kesalahan bahwa
kemiripan pola DNA bisa terjadi secara random (kebetulan) sangat kecil kemungkinannya,
mungkin satu diantara satu juta. Jikapun terdapat kesalahan itu disebabkan oleh faktor human
error terutama pada kesalahan interprestasi fragmen-fragmen DNA oleh operator (manusia).
Tetapi dengan menerapkan standard of procedur yang tepat kesalahan human error dapat
diminimalisir atau bahkan ditiadakan.
Metode Tes DNA

Metode tes DNA yang umumnya digunakan di dunia ini masih menggunakan metode
konvensional yaitu elektroforesis DNA. Sedangkan metode tes DNA yang terbaru adalah dengan
menggunakan kemampuan partikel emas berukuran nano untuk berikatan dengan DNA. Metode
ini ditemukan oleh dua orang ilmuwan Amerika Serikat yaitu Huixiang Li dan Lewis Rothberg.

Prinsip metode ini adalah mempergunakan untai pendek DNA yang disebut Probe yang telah
diberi zat pendar. Probe ini dirancang spesifik untuk gen sampel tertentu dan hanya akan
menempel/berhibridisasi dengan DNA sampel tersebut. Partikel emas berukuran nano dalam
metode ini berperan dalam mengikat Probe yang tidak terhibridasi. Pendeteksian dilakukan
dengan penyinaran pada panjang gelombang tertentu. Keberadaan DNA yang sesuai dengan
DNA Probe dapat dilihat dari pendaran sampel tersebut. Jumlah DNA target tersebut kira-kira
berbanding lurus terhadap intensitas pendaran sinar yang dihasilkan.

Keunggulan metode ini dibandingkan dengan metode konvensional adalah pada kecepatan dan
harganya yang jauh lebih cepat dan murah dibandingkan metode elektroforesis DNA. Tetapi
karena metode ini masih tergolong baru, sehingga masih dalam pengembangan di Amerika
Serikat, sehingga untuk penguna (user) di Indonesia, sekarang ini belum dapat memanfaatkan
fasilitas tersebut, karena memang belum terdapat di Indonesia.

Tahapan Metode Tes DNA

Di Indonesia, terdapat dua laboratorium yang dapat melayani user dalam tes DNA yaitu
Laboratorium Pusdokkes Polri Jakarta Timur dan di Lembaga Bio Molekuler Eijkman Jakarta
Pusat. Untuk di Lembaga Eijkman, biaya per paket tes DNA adalah berkisar Rp. 7,5 Juta dengan
hasil tes yang dapat diperoleh dalam 12 hari kerja terhitung dari tanggal diterimanya sampel.

Untuk metode tes DNA di Indonesia, masih memanfaatkan metode elektroforesis DNA. Dengan
intreprestasi hasil dengan cara menganalisa pola DNA menggunakan marka STR (short tandem
repeats). STR adalah lokus DNA yang tersusun atas pengulangan 2-6 basa. Dalam genom
manusia dapat ditemukan pengulangan basa yang bervariasi jumlah dan jenisnya. Dengan
menganalisa STR ini, maka DNA tersebut dapat diprofilkan dan dibandingkan dengan sampel
DNA terduga lainnya.

Dari berbagai literatur yang penulis pelajari, pada dasarnya tahapan metode tes DNA dengan
cara elektroforesis meliputi beberapa tahapan berikut yaitu pertama tahapan preparasi sampel
yang meliputi pengambilan sampel DNA (isolasi) dan pemurnian DNA. Dalam tahap ini
diperlukan kesterilan alat-alat yang digunakan. Untuk sampel darah, dalam isolasinya dapat
digunakan bahan kimia phenolchloroform sedangkan untuk sampel rambut dapat digunakan
bahan kimia Chilex. Selanjutnya DNA dimurnikan dari kotoran-kotoran seperti protein, sel
debris, dan lain lain. Untuk metode pemurnian biasanya digunakan tehnik sentrifugasi dan
metode filtrasi vakum. Tetapi berbagai ilmuwan telah banyak meninggalkan cara tersebut dan
beralih ke produk-produk pemurnian yang telah dipasarkan seperti produk butir magnet dari
Promega Corporation yang memanfaatkan silica-coated paramagnetic resin yang
memungkinkan metode pemisahan DNA yang lebih sederhana dan cepat.
Tahapan selanjutnya adalah memasukan sampel DNA yang telah dimurnikan kedalam mesin
PCR (polymerase chain reaction) sebagai tahapan amplifikasi. Hasil akhir dari tahap amplifikasi
ini adalah berupa kopi urutan DNA lengkap dari DNA sampel. Selanjutnya kopi urutan DNA ini
akan dikarakterisasi dengan elektroforesis untuk melihat pola pitanya. Karena urutan DNA setiap
orang berbeda maka jumlah dan lokasi pita DNA (pola elektroforesis) setiap individu juga
berbeda. Pola pita inilah yang disebut DNA sidik jari (DNA finger print) yang akan dianalisa
pola STR nya. Tahap terakhir adalah DNA berada dalam tahapan typing, proses ini dimaksudkan
untuk memperoleh tipe DNA. Mesin PCR akan membaca data-data DNA dan menampilkannya
dalam bentuk angka-angka dan gambar-gambar identfikasi DNA. Finishing dari tes DNA ini
adalah mencocokan tipe-tipe DNA.

Penutup

Tes DNA yang dilakukan di Indonesia jika menilik dari faktor waktu, tergolong sangat lama.
Diperkirakan memerlukan waktu sampai 12 hari kerja atau hampir dua minggu. Untuk masalah
waktu ini, penulis sering mendengar dari berita TV termasuk berita pembunuhan berantai oleh
Ryan, banyak dari keluarga korban Ryan yang terpaksa "menjerit" karena mayat keluarga
mereka tidak dapat dikuburkan secara cepat dan terpaksa berdiam di kamar mayat selama lebih
dari 1 minggu, dikarenakan harus menunggu tes DNA terlebih dahulu.

Hal ini berbanding jauh terbalik dengan waktu yang seharusnya selesai. Dari literatur yang
pernah penulis baca, untuk tes DNA dengan metode elektroforesis DNA, jika dikerjakan secara
cepat dan tepat dapat selesai dalam tempo 1 jam. Dan dari literatur lain menyebutkan untuk di
Amerika Serikat, hasil tes DNA sudah dapat diketahui dalam waktu 3-5 hari kerja. Tetapi
bagaimanapun untuk di Indonesia, mungkin masalah waktu ini masih dapat dimaklumi karena
sangat terbatasnya instansi yang dapat melayani tes DNA. Tetapi bagaimanapun kecepatan dan
ketepatan tes DNA di Indonesia seyogyanya dapat terus ditingkatkan.
Teknologi identifikasi manusia terus berkembang pesat. Mulai dari identifikasi sidik
jari, susunan gigi, iris mata, hingga yang paling mutakhir tes DNA (deoxyribonucleic
acid). Dengan uji DNA, banyak masalah pelik bisa dipecahkan. Mulai dari
mengungkap kasus-kasus kriminal, perselingkuhan, bayi tertukar, hingga
memastikan identitas mayat tak dikenal.

Belakangan tes DNA banyak dimanfaatkan untuk mengetahui keabsahan keturunan


seseorang. Kisruh keluarga Rahma Ashari-Rauf berakhir setelah tes DNA
membuktikan bahwa anak pasangan itu bukanlah darah daging Rauf. Kini keluarga
Cendana gencar mendesak pasangan Mayangsari-Bambang Trihatmojo agar segera
melakukan tes DNA. Tujuannya jelas, guna mengetahui apakah Khirani Siti Hartina,
anak Mayangsari benar-benar anak kandung Bambang atau bukan. Kabar yang
santer beredar, Khirani diduga merupakan benih almarhum aktor Adi Firansyah.

Siapa sebenarnya ayah Khirani, tentu harus melihat hasil tes DNA. Sebab,
keakuratan tes DNA dijamin 100% bila dikerjakan dengan benar.
DNA adalah rantai asam amino yang menjadi cetak biru manusia dan mengatur
semua proses biologis. Setiap orang memiliki DNA yang khas. Tak ada dua orang
yang memiliki profil DNA yang sama. Di dalam sel manusia DNA dapat ditemukan di
dalam inti sel dan di dalam mitokondria.

Di dalam inti sel, DNA membentuk satu kesatuan untaian yang disebut kromosom.
Setiap sel manusia yang normal memiliki 46 kromosom yang terdiri atas 22 pasang
kromosom somatik dan 1 pasang kromosom sex (XX atau XY). Setiap anak akan
menerima setengah pasang kromosom dari ayah dan setengah pasang kromosom
lainnya dari ibu sehingga setiap individu membawa sifat yang diturunkan baik dari
ibu maupun ayah.

DNA juga ditemukan di dalam mitokondria, yaitu bagian dari sel yang menghasilkan
energi. Berkat mitokondria, kita bisa bernapas dan sel bisa memperbaiki diri. Tanpa
mitokondria, sel akan mati.

DNA mitokondria hanya diturunkan dari ibu. Keunikan pola pewarisan DNA
mitokondria menyebabkan DNA ini dapat digunakan sebagai penanda untuk
mengidentifikasi hubungan kekerabatan secara maternal/garis ibu.

Untuk mengetahui apakah seorang anak merupakan anak kandung dari sang
terduga ayah dapat dilakukan tes paternitas. Tes paternitas membandingkan pola
DNA anak dengan terduga ayah untuk memeriksa bukti pewarisan DNA yang
menunjukkan kepastian adanya hubungan biologis.

Adapun jika yang ingin diketahui adalah keabsahan keturunan dari jalur ibu maka
yang dilakukan adalah tes maternitas. Seperti pada tes paternitas, tes ini
membandingkan pola DNA anak dengan terduga ibu untuk menentukan kecocokan
DNA anak yang diwariskan dari terduga ibu.

Tes Paternitas

Identifikasi DNA untuk tes paternitas dilakukan dengan menganalisis pola DNA
menggunakan marka STR (Short Tandem Repeat). STR adalah lokus DNA yang
tersusun atas pengulangan 2-6 basa. Dalam genom manusia dapat ditemukan
pengulangan basa yang bervariasi jumlah dan jenisnya. Identifikasi DNA dengan
penanda STR merupakan salah satu prosedur tes DNA yang sangat sensitif karena
penanda STR memiliki tingkat variasi yang tinggi baik antar lokus STR maupun
antar individu.

Dalam tes paternitas, DNA ibu, anak, dan terduga ayah akan diperiksa. Keterlibatan
ibu dalam tes paternitas dapat membantu menyingkirkan separuh DNA anak,
sehingga separuhnya lagi dapat dibandingkan dengan DNA terduga ayah. Akan
tetapi jika ibu tidak bersedia diperiksa, dokter bisa menggunakan analisis tambahan
(penambahan penanda) yang bisa memberikan hasil yang sama akuratnya.

Hampir semua bagian tubuh dapat dijadikan sampel tes DNA. Syaratnya hanya
satu, punya inti sel. Kecuali sel darah merah, semua sel di tubuh manusia
mempunyai inti sel. Karena itu hampir semua sampel biologis dapat dipakai untuk
tes DNA, seperti buccal swab (usapan mulut pada pipi sebelah dalam), darah,
jaringan kulit, otot, rambut yang tertinggal di kemeja, kuku, sisa sperma di seprai,
air kencing, hingga bekas air liur yang menempel di bibir gelas atau mengering di
puntung rokok.

Meski demikian biasanya yang lebih dipilih adalah penggunaan darah dalam tabung
(sebanyak 2 ml). Caranya sampel darah diambil sebanyak 2 ml dengan
menggunakan tabung EDTA kemudian diberi label yang jelas, dan tanggal
pengambilan sampel. Sampel disimpan pada suhu 4 derajat C. Setelah itu sel darah
putih yang ada dalam sampel darah "dipecahkan" dengan suatu detergen sehingga
apapun yang ada di dalamnya akan keluar, termasuk DNA.

Jika tidak ada sampel darah, bisa menggunakan sampel jaringan. Dengan teknologi
yang bisa menggandakan sampai jutaan kali fragmen suatu DNA, peneliti bisa saja
hanya mengambil sampel DNA dari bercak sperma, rambut, dan atau bercak darah.
DNA tersebut lantas diperbanyak jutaan kali dan kemudian bisa diperiksa untuk
identifikasi.

Tes paternitas dapat dilakukan kapan saja, bahkan saat si anak masih di dalam
kandungan (prenatal). Untuk keperluan ini sampel diambil dari jaringan janin
(Chorionic Villi Sample, CVS), umumnya pada umur kehamilan 10-13 minggu, atau
dengan cara amniosentesis pada umur kehamilan 14-24 minggu. Namun,
pengambilan jaringan janin ini harus dilakukan oleh ahli kebidanan/kandungan. Ibu
yang ingin melakukan tes DNA prenatal juga harus berkonsultasi dengan ahli
kebidanan/kandungan.

Bagaimana jika sang terduga ayah berada di luar kota atau telah meninggal dunia?
Apakah tes DNA masih mungkin dilakukan? Bisa. Dengan surat pengantar dari
dokter, terduga ayah dapat diambil darahnya di kota domisili dan mengisi formulir
surat pernyataan persetujuan untuk melakukan tes paternitas serta
menandatanganinya di atas materai.

Jika sang terduga ayah telah meninggal dunia, tes DNA dapat dilakukan dengan
mengambil sampel dari si mayat. Tapi bila hal itu tak dilakukan, dapat dilakukan tes
DNA dengan pembanding DNA kakek. Tes ini dapat menentukan apakah si anak
mempunyai hubungan secara biologis dengan si kakek atau tidak.

Biasanya hasil tes DNA akan selesai dalam 12 hari kerja terhitung dari tanggal
diterimanya sampel. Hasil tes ini hanya dapat digunakan sebagai re-ferensi pribadi,
kecuali jika sampel yang diperiksa diambil melalui prosedur hukum (surat dan polisi
atau jaksa), maka sampel tersebut memiliki kekuatan hukum.

Bagaimana tingkat keakuratannya? 100% bila dikerjakan dengan benar. Tes DNA ini
memberikan hasil lebih dari 99.99% probabilitas paternitas bila DNA terduga ayah
dan DNA anak cocok (matched). Apabila DNA terduga ayah dan anak tidak cocok
(mismatched) maka terduga ayah yang di tes 100% bukanlah merupakan ayah
biologis anak tersebut.

Lantas, berapa biaya untuk melakukan tes DNA? Beberapa tahun lalu biaya tes DNA
masih mencapai Rp 10 jutaan.
Namun kini sudah lebih murah. Di Amerika Serikat biaya tes DNA hanya sekitar 400
dolar dan 500 dolar atau sekitar Rp 4 juta -Rp 5 juta.

Di Lembaga Biologi Molekul Eijkman Indonesia biaya tes maternitas/paternitas yang


dilakukan seorang anak dan seorang terduga ayah/ibu (dengan atau tanpa
kehadiran ibu/ ayah) sebesar Rp 7,5 juta per paket. Biaya ini sudah termasuk biaya
konsultasi pemeriksaan identifikasi DNA.

Jika yang doperiksa lebih banyak orang (lebih dari satu terduga ayah/ibu, anak,
saudara, dan lain-lain), dikenakan biaya tambahan Rp 2,5 juta per orang.
Hampir setiap sel manusia memiliki DNA. DNA dalam sel tersusun sebagai unsur
yang disebut nukleotida. Manusia memiliki kira-kira 3 miliar pasang nukleotida
dalam tiap-tiap selnya. Ada 4 macam nukleotida yang masing-masing disimbolkan
dengan huruf A, C, T dan G.

Ke-3 miliar pasang nukleotida ini tersusun dari variasi urutan keempat macam
nukleotida tersebut. Keseluruhan 3 miliar pasang nukleotida ini disebut dengan
genom manusia. Sebagian genom manusia diturunkan dari ayah dan sebagian lagi
diturunkan dari ibu.

Dalam genom manusia terdapat apa yang disebut genetic marker. Genetic marker
ini tersebar merata disepanjang genom manusia dan biasanya terdapat dalam
bentuk pasangan/kelompok nukleotida berulang (CACACA atau CTCTCT atau
CTGCTGCTG dst).

Jumlah perulangan nukleotida pada genetic marker ini stabil dan diturunkan dari
generasi ke generasi. Dengan demikian, genetic marker ini dapat digunakan untuk
menentukan apakah bagian dari genom manusia dimana terdapat marker itu
diturunkan dari ayah atau dari ibu atau tidak dari kedua-dua orang yang disangka
sebagai ayah atau ibunya.

Misalnya, pada satu bagian genom seseorang terdapat perulangan pasangan


nukleotida CA sebanyak 25 kali (CACA sampai 25 kali). Perulangan nukleotida yang
sama dengan jumlah yang sama pada bagian genom yang sama harus dijumpai
pada ayah atau ibunya.

Jika perulangan ini tidak dijumpai pada kedua orang yang dianggap sebagai ayah
atau ibunya, maka dapat dikatakan orang itu bukan anak mereka. Dengan
demikian, keseluruhan genetic marker pada seorang anak harus dapat dijumpai
pada ayah atau ibunya. Jika ada satu saja marker yang tidak terdapat pada ayah
atau ibunya, maka anak itu tidak dapat dikatakan anak biologis kedua orang yang
disangka ayah atau ibunya.

Ada banyak lokasi dalam genom manusia yang memiliki sifat-sifat seperti ini.
Umumnya lebih dari 15 belas lokasi genetic marker perlu untuk diperiksa. Semakin
banyak lokasi yang diperiksa, maka semakin akurat tesnya. Walaupun tidak ada
satupun tes yang dapat menawarkan akurasi 100%, akurasi 99,9-99,99% yang
memeriksa sekitar 16-23 lokasi sudah dapat diterima secara ilmiah.

Selain itu, juga dapat diterangkan mengenai tes untuk menentukan hubungan
kakak-adik biologis. Keseluruhan genom manusia terbagi dalam 'paket-paket' yang
disebut kromosom.

Ada 23 pasang kromosom manusia. Kromosom nomor 1-22 dan satu pasang lagi
kromosom seks. Seperti diterangkan di atas, pada tiap pasangnya satu kromosom
diturunkan dari ayah dan satu lagi dari ibu. Laki-laki memiliki kromosom seks X dan
Y, sementara perempuan X dan X. Kromosom Y pada laki-laki selalu didapat dari
garis ayah dan hanya diturunkan pada anak-anak laki-laki mereka.

Profil kromosom Y dapat menentukan apakah dua orang atau lebih laki-laki memiliki
ayah yang sama. Salah satu kromosom X pada perempuan berasal dari ayah. Profil
kromosom X dapat menentukan apakah dua orang atau lebih perempuan berasal
dari ayah yang sama. Untuk kekerabatan dari sisi ibu, perlu dilihat profil genetic
marker pada bagian sel yang khas, yang disebut mitochondria.

Mitochondria pada semua manusia hanya diturunkan dari garis ibu. Demikian pula,
hanya perempuan yang akan menurunkan mitochondria mereka pada semua anak-
anaknya. Profil genetic marker pada mitochondria dapat menentukan apakah dua
orang atau lebih memiliki ibu biologis yang sama.

Namun sifat genetic marker pada mitochondria ini berbeda dari yang diterangkan
diatas. Biasanya hanya merupakan urutan nukleotida yang spesifik dan bukan
merupakan perulangan nukleotida seperti dijelaskan di atas.

Anda mungkin juga menyukai