Anda di halaman 1dari 4

Menjelaskan Cara Identifikasi Seseorang Melalui Tes DNA

Pada saat terjadi sebuah bencana atau kecelakaan, jenazah korban yang ditemukan tidak
selalu utuh. Dalam kondisi tersebut, perlu dilakukan identifikasi melalui DNA korban.
Identifikasi jenazah menggunakan tes DNA memiliki tingkat keakuratan yang tinggi. Oleh
karena itu, dengan tes DNA ini identitas jenazah dapat dikenali. Sekarang, bacalah artikel berita
pada alamat https://bit.ly/2P5qnE3. Setelah membaca artikel tersebut, jawablah pertanyaan-
pertanyaan berikut.

1. Bagaimana cara mengetahui identitas seseorang melalui tes DNA?

2. Apakah tes DNA hanya dapat digunakan untuk mengenali identitas jenazah korban? Apa saja
manfaat dilakukannya tes DNA?

3. Mengapa DNA setiap orang berbeda-beda?

Carilah informasi dari berbagai sumber untuk membantu anda dalam menjawab pertanyaan-
pertanyaan tersebut. Lakukan diskusi dengan teman sebangku Anda. Selanjutnya, bacakan hasil
diskusi Anda di depan kelas menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan kumpulkan
hasilnya kepada Bapak/Ibu Guru.

JAWABAN

1. Kepala Rumah Sakit Polri Kramat Jati Kombes Pol Dok Musyafak mengatakan, kondisi
jenazah pesawat Lion Air JT 610yang jatuh di Tanjung Pasir, Karawang, Jawa Barat, yang
diterima pihak RS Polri memang sebagian tidak utuh. Sehingga, pemeriksaan DNA keluarga
korban dan korban sangat diperlukan untuk mencocokkan jenazah. Bagaimana DNA dapat
mengtahui identitas seseoeang?

DNA adalah suatu bahan yang ditemukan dalam sel di setiap mahluk. Di dalam sel yang
sangat kecil itu, terdapat berbagai macam penyusun sel (organel sel), antara lain adalah inti sel
dan mitokondria. Di dalam inti sel dan mitokondria inilah DNA ditemukan. Fungsi DNA adalah
sebagai pembawa/penerjemah sifat-sifat (genetis) parental (orang tua) ke keturunannya (anak).
Sebagai contoh, warna kulit manusia adalah salah satu sifat yang diturunkan dari orang tua
kepada anaknya yang “dibawa” oleh DNA. DNA, dalam hal ini, adalah bahan yang bertugas
menerjemahkan identitas dari orang tua yang kemudian menampakan pada anaknya.

DNA pada inti sel akan membentuk suatu untaian yang disebut kromosom. Seorang anak
akan menerima setengah kromosom ayah dan setengah kromoson ibu. Dari sinilah prinsip
identifikasi DNA untuk menentukan identitas seseorang dilakukan melalui perbandingan DNA
kedua orang tua dengan anaknya.
DNA dapat diperoleh dalam darah, rambut, sel-sel mukosa di bagian dalam pipi (dalam mulut),
dan jaringan-jaringan lainnya. Setelah pengambilan sel-sel dari jaringan tubuh, DNA kemudian
dikeluarkan dari dalam sel melalui proses ekstraksi (memurnikan DNA agar tidak tercampur
bahan lain yang terdapat dalam sel) DNA. DNA yang diperoleh dari hasil ekstraksi berjumlah
relatif sangat sedikit sehingga masih sulit untuk dianalisa. Oleh sebab itu DNA perlu
diperbanyak yang disebut amplifikasi DNA. Proses perbanyakan ini dilakukan melalui suatu
rangkaian reaksi yang disebut dengan PCR (polymerase chain reaction). Rangkaian reaksi inilah
yang membuat 1 (satu) DNA menjadi berjuta-juta DNA dalam waktu yang singkat yang
kemudian akan mudah untuk dianalisis. Setelah melalui proses terakhir dalam analisis DNA,
yaitu proses sequencing, maka akan dapat diketahui profil dari DNA seseorang. Profil inilah
yang kemudian dibandingkan dengan kedua orang tua sehingga dapat diketahui dengan pasti asal
DNA dan tentunya asal korban atau identitas korban.

Sumber : https://wartakota.tribunnews.com/2018/10/30/satu-satunya-cara-mengidentifikasi-jenazah-tak-
utuh-melalui-tes-dna
https://www.kompasiana.com/haprylapian/550ba4438133115922b1e156/dna-akurat-memastikan-
identitas-seseorang

2. Tidak. Melainkan DNA juga digunakan untuk mengetahui kelainan genetik, memberikan
informasi penting untuk mendiagnosis, merawat, dan mencegah penyakit. Adapun manfaat
dilalakukannya tes DNA

Diantaranya :

1. Uji Pra-implantasi

Bertujuan mendeteksi perubahan pada embrio yang terbentuk ketika Anda mencoba mengandung
anak dengan teknik tertentu, seperti fertilisasi in-vitro (FIV). Untuk melakukan pengujian ini,
bagian kecil dari embrio yang sudah dibuahi di luar rahim akan diambil. Kemudian diperiksa
ketidaknormalan genetika tertentu. Hanya embrio yang sehat yang akan dimasukan ke dalam
rahim.

2. Uji Prenatal

Jika Anda hamil, tes ini dapat mendeteksi jenis kelainan pada gen bayi. Seperti Sindrom Down
dan Sindrom Trisomi 18 adalah dua kelainan genetik yang sering ditemukan dari uji prenatal.

3. Memantau Bayi Baru Lahir


Deteksi dini dilakukan segera setelah bayi baru saja lahir untuk mengetahui kemungkinan adanya
kelainan genetik yang dapat diatasi sejak dini. Misalnya gangguan pada metabolisme, seperti
fenilketonuria.

4. Diagnosis Kelainan Genetika

Uji genetik ini digunakan untuk mendiagnosis atau menyingkirkan kemungkinan genetik dengan
gejala tertentu yang mengarah pada kelainan genetik, misalnya penyakit Huntington.

5. Uji Pembawa atau Carrier Testing

Informasi ini dapat bermanfaat dalam membantu Anda dan pasangan menentukan keputusan
untuk merencanakan kehamilan, karena dapat mengetahui apakah Anda memiliki risiko kelainan
genetik tertentu yang dapat diturunkan kepada anak Anda.

6. Uji Prediksi

Dimanfaatkan untuk mendeteksi penyakit yang bisa muncul bertahun-tahun setelah lahir.
Pengujian seperti ini dapat membantu mempersiapkan penanganan sejak dini pada penderita
kelainan genetik yang belum mengalami gejala. Uji prediksi ini dapat menunjukkan mutasi gen
yang meningkatkan risiko seseorang mengalami penyakit karena kelainan genetik. Informasi ini
berguna, terutama jika Anda memiliki orang tua atau saudara dekat yang memiliki suatu penyakit
keturunan. Uji prediksi dimanfaatkan untuk tindakan pencegahan atau perencanaan proses
pengobatan.

7. Uji Forensik

Uji forensik menggunakan serangkaian DNA untuk mengidentifikasi seseorang untuk


kepentingan hukum. Berbeda dengan pengujian lain, uji forensik tidak digunakan untuk
memeriksa mutasi gen terkait penyakit. Pengujian ini dapat digunakan untuk mengetahui
identitas orang tua dari seorang anak. Juga untuk mengidentifikasi bagian tubuh korban bencana,
seperti kecelakaan, kebakaran, tsunami, dll.
Sumber : https://tirto.id/tes-dna-tak-hanya-untuk-uji-genetik-tapi-juga-deteksi-penyakit-egwA

3.DNA adalah suatu bahan yang ditemukan dalam sel di setiap mahluk yang didalamnya
terdapat berbagai macam penyusun sel (organel sel), antara lain adalah inti sel dan mitokondria.
Di dalam inti sel dan mitokondria inilah DNA ditemukan. Fungsi DNA adalah sebagai
pembawa/penerjemah sifat-sifat (genetis) parental (orang tua) ke keturunannya (anak). DNA,
dalam hal ini, adalah bahan yang bertugas menerjemahkan identitas dari orang tua yang
kemudian menampakan pada anaknya.

Keberadaan DNA ditandai dengan keberadaan makhluk hidup yang spesifik dan unik.
Keberadaan DNA tersebut yang membedakan jenis makhluk, species, suku, atau keturunan
tertentu dengan lainnya. Mengapa bayi yang dikandung seorang ibu tidak menjadi kucing, karena
adanya perintah genetik dari DNA. adanya DNA akan menjaga kelestarian jenis makhluk,
species, suku, dan keturunan tertentu.

Namun selain itu juga DNA akan memberikan keunikan tertentu kepada setiap individu. Artinya
tidak akan ada dua individu yang sama persis, karena pasti ada sepersekian persen dari
kombinasi DNA-nya yang berbeda. Kelestaraian dan keunikan yang menjadi hasil karya DNA
tersebut berlaku baik pada faktor fisik ataupun karakter individu.

Sumber : https://stifin.weebly.com/mengenali-dna.html

Anda mungkin juga menyukai