LAPORAN TUTOR KASUS 2 KEP JIWA Kel.2 FIX
LAPORAN TUTOR KASUS 2 KEP JIWA Kel.2 FIX
Dosen Pengampu :
Ns. Kamariyah, S.Kep., M.Kep
Disusun Oleh : Kelompok 2
1. Etia Zaria Amna G1B118007
2. Rachel Arga Mutiara G1B118008
3. Rani Alfiyyah Az-Zahra G1B118012
4. Nur Ayu Hijratun Nikmah G1B118011
5. Intan Syafika G1B118013
6. Rivi Maldanurman Putri G1B118014
7. Mori Fajar Jauhary G1B118058
8. Nurul Mellinia Ramadana G1B118059
9. Alda Afrila Gani G1B118060
10. Angel Devania Diwarman G1B118062
11. Fajar G1B118061
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjat kan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpah kan rahmat dan hidayah –Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan tutor kasus 2 yang membahas mengenai ketidak efektifan
koping pada Blok Keperawatan Jiwa I
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa nya.Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki Laporan ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................i
Daftar Isi..........................................................................................................ii
BAB 1 Pendahuluan………………………………………………………….1
BAB 3 Penutupan…………………………………………………………….9
3.1 Kesimpulan...........................................................................................9
3.2 Saran ....................................................................................................10
Daftar Pustaka................................................................................................17
Lampiran.........................................................................................................18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas maka perumusan masalah pada
makalah ini adalah “bagaimana konsep mekanisme koping”
1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami konsep mekanisme koping.
b. Tujuan Khusus
1) Mahasiswa mampu memahami apa pengertian dari koping
2) Mahasiswa mampu memahami apa saja sumber-sumber koping
3) Mahasiswa mampu memahami apa saja sistem dukungan sosial
4) Mahasiswa mampu memahami apa saja jenis-jenis mekanisme
koping
1.4 Manfaat
a. Bagi Penulis
Mampu meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang konsep dan
asuhan keperawatan mekanisme koping
b. Bagi Pembaca
Sebagai sarana untuk menambah pengetahuan tentang konsep dan asuhan
keperawatan mekanisme koping
c. Bagi Institusi
Sebagai informasi dalam pembuatan makalah selanjutnya dengan judul
konsep mekanisme koping
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
bisa dipisahkan dalam evaluasi individu. Terdapat lima sumber utama
koping dimana hal tersebut membantu individu untuk beradaptasi terhadap
stres dan penyakit. Hal tersebut diantaranya finansial, kemampuan dan
keterampilan individu, teknik bertahan, dukungan sosial, dan dorongan
motivasi. Lazarus dan Folkman (1985) menambahkan juga beberapa
sumber daya diantaranya kesehatan dan energi, keyakinan positif,
pemecahan masalah dan keterampilan sosial, serta sosial dan sumber daya
yang ada.
Penelitian emiris mengarahkan dukungan untuk hubungan timbal balik
antara faktor predisposisi dan sumber koping ke dalam kekuatan
komunitas sosial. Seperti penilaian primer, penilaian sekunder dari sumber
koping melibatkan kognitif, afektif, fisik, perilaku, dan respon sosial
1. Penilaian Primer
Seseorang saat berkonsentrasi pada ketersediaan dan efektivitas dari
strategi coping yang mungkin dilakukan. Tetapi penilaian sekunder lebih
dari latihan intelektual belaka untuk menganalisis semua hal yang dapat
dilakukan. Agaknya, proses evaluasi kompleks yang memperhitungkan
pilihan koping yang tersedia, kemungkinan bahwa memberikan pilihan
mengatasi, akan mencapai apa yang seharusnya dan kemungkinan bahwa
seseorang dapat menerapkan strategi tertentu secara efektif.
2. Afektif
Sebelumnya menimbulkan respon cemas yang umum terjadi
disempurnakan menjadi emosi spesifik yang dominan. Termasuk senang,
sedih, takut, marah, penerimaan, ketidakpercayaan, antisipasi, dan kaget
atau terkejut. Emosi dapat diklasifikasikan lebih lanjut sesuai dengan jenis,
durasi, dan intensitas-karakteristik yang berubah dari waktu ke waktu dan
peristiwa. Contohnya ketika emosi berkepanjangan dari waktu ke waktu
dapat diklasifikasikan sebagai suasana hati; ketika berkepanjangan selama
jangka waktu yang lama, dapat dianggap sebagai sikap.
3. Respon Fisik
4
Akan mereflesikan interaksi neuroendokrin dengan melibatkan beberapa
hormon pertumbuhan, prolaktin, hormon adrenokortikotropik (ACTH),
luteinizing dan hormon follicle-stimulating, hormon tyroid-merangsang,
vasopressin, oksitosin, epinefrin, norepinefrin, dan insulin.
4. Respon Perilaku
Akan mencerminkan baik emosi dan perubahan fisiologis yang dialami
oleh individu, serta analisis kognitif tentang situasi stres. Caplan
menggambarkan empat fase interdigitating atau aspek dari respon individu
untuk peristiwa stres.
Fase 1 adalah perilaku yang mengubah lingkungan stres atau
memungkinkan individu untuk melarikan diri dari itu
Fase 2 adalah perilaku untuk memperoleh kemampuan baru untuk
bertindak mengubah keadaan eksternal setelahnya
Fase 3 adalah perilaku intrapsikis bergantung terhadap rangsangan
emosional yang tidak menyenangkan
Fase 4 perilaku intrapsikis untuk berdamai dengan situasi dan sisa
gejaladengan penyesuaian internal
5
2.1.3 Sistem Dukungan Sosial
Dukungan sosial untuk individu dimulai dalam rahim dan dikomunikasikan
dalam berbagai cara untuk bayi yang baru lahir, termasuk cara dia diadakan,
makan, dan menghibur. Saat kehidupan berlangsung, dukungan semakin berasal
dari anggota keluarga lainnya, dari rekan-rekan di sekolah, tempat kerja, dan di
masyarakat. Pada saat kebutuhan besar, dukungan dapat diberikan oleh perawat
atau profesional kesehatan lainnya. Meskipundemikian, sistem pendukung sosial
atau jaringan sosial yang umum dipahami, mencerminkan kompleksitas dimensi.
Mengingat kompleksitas konsep, itu tidak mengejutkan bahwa definisinya
berbeda oleh berbagai peneliti dan praktisi. Definisi ini menunjukkan bahwa
berbagai jenis dukungan dapat diberikan oleh sistem dukungan sosial.Meskipun
diutarakan secara berbeda oleh masing-masing teori, lima fungsi umum dari
jaringan sosial dapat digambarkan sebagai:
1. Dukungan emosional
2. Tugas-berorientasi pada bantuan
3. Umpan balik dan evaluasi
4. Keterkaitan sosial dan integrasi
5. Akses untuk informasi baru
Nilai jaringan sosial dalam memberikan dukungan emosional telah lama
dikenal. Beberapa percaya itu adalah fungsi utama dan menyamakan dukungan
dengan cinta, kasih sayang, dan pengasuhan.
Meskipun fungsi relatif dari dukungan sosial dapat dikenakan beberapa
variasi, ada kesepakatan yang kuat dengan Caplan pada efeknya. Dua bidang
efeknya sangat relevan, hubungan dukungan sosial untuk membantu mencari dan
adaptasi psikologis. Dalam sebuah artikel, Gourash menguraikan empat cara
umum bahwa jaringan sosial bepengaruh pada pencarian bantuan:
1. Penyangga pengalaman stres yang menyingkirkan kebutuhan untuk
bantuan
2. Menghalangi kebutuhan untuk bantuan profesional melalui penyediaan
dukungan insrtumental dan afektif
3. Bertindak sebagai skrining dan rujukan agen untuk layanan profesional
6
4. Mengirimkan sikap, nilai, dan norma-norma tentang pencarian bantuan
Temuan ini memiliki implikasi untuk pencegahan primer, sekunder, dan
tersier.
7
d) Riwayat kesehatan masa lalu.
e) Riwayat kesehatan keluarga.
f) Riwayat keadaan psikososial.
g) Status mental.
h) Pemeriksaan
2. Analisa Data
Analisa data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang dilakukan
secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah serta kebutuhan
keperawatan dan kesehatan lainnya. Pengumpulan data merupakan tahap awal
dalam proses keperawatan. Terdapat dua tipe data yaitu data subjektif dan data
objektif.
a) Data Subjektif
Klien mengatakan tidak ada pilihan pakaian.
Klien mengatakan keluarga klien tidak membawaklien untuk kontrol
ulang.
Klien mengatakan tentang biaya yang akan dikeluarkan untuk kontrol jika
klien memiliki asuransi kesehatan.
Klien mengatakan jika biaya asuransi kesehatan yang dimilikinya tidak
dikenakan biaya yang mahal klien akan rajin kontrol.
b) Data Objektif
Pakaian yang dipakai klien kusam dan tidak rapi.
Klien terlihat tidak mengerti mengenai asuransi kesehatan yang
dimilikinya.
Klien terlihat bertanya biaya dari asuransi kesehatan yang dimilikinya.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah ini bertujuan untuk mendiskripsikan masalah apa yang
akan dicapai. Masalah keperawatan yang akan dicapai dilihat
berdasarkan teori kebutuhan dasar dan hasil pengkajian kasus klien.
5. Perencanaan
Pengkajian keperawatan dan perumusan diagnosa keperawatan mengawali
langkah perencanaan dari proses keperawatan. Perencanaan adalah
8
kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang berpusat pada klien
dan hasil diperkirakan ditetapkan dan intervensi keperawatan dipilih untuk
mencapai tujuan tersebut. Selama perencanaan, dibuat prioritas. Selain
berkolaborasi dengan klien dan keluarganya, perawat konsultasi dengan
anggota tim perawat kesehatan lainnya, menelaah literature yang berkaitan
memodifikasi asuhan, dan mencatat informasi yang relevan tentang
kebutuhan perawatan kesehatan klien dan penatalaksaan klinik (Potter &
Perry, 2005).Berdasarkan kriteria hasil Nursing Outcomes Classification
dan Nursing Intervensi Classificationketidakmampuan koping keluarga
menurut Potter & Perry (2010) adalah Hasil dari NOC:
1. Koping keluarga: Tindakan keluarga untuk menangani stresor
yang mengganggu sumber keluarga.
2. Normalisasi Keluarga: Kapasitas sistem keluarga untuk
mengembangkan strategi guna mencapai fungsi optimal ketika
anggota keluarga mengalami penyakit kronis ataupun disabilitas.
Intervensi NIC:
1. Terapi keluarga: membantu anggota keluarga untuk menggerakkan
keluarga mereka ke arah cara hidup yang lebih produktif.
2. Dukungan keuarga: Meningkatkan nilai, minat, dan tujuan
keluarga.
3. Promosi keterlibatan keluarga: memfasilitasi partisipasi keluarga
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
10
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN
2. Keluhan Utama
sering sakit,perubahan pola tidur,sering merasa keletihan dan sering
mengeluh, klien tidak bisa bercerita dengan orang lain, Klien sering
marah tiba-tiba tanpa alasan yang jelas.
3. Riwayat penyakit dahulu
Klien pernah mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan yaitu
mengalami kebangkrutan dalam usaha tekstilnya. 2 bulan semenjak
kejadian itu Tn.A suka melamun, menyendiri di kamar, suka marah-
marah, tidak mau bergaul dengan masyarakat, jarang berkomunikasi
dengan orang lain sampai hubungan dengan tetangga menjadi renggang.
11
4. Riwayat penyakit sekarang
Klien merasa sering sakit,perubahan pola tidur,sering merasa keletihan
dan sering mengeluh tidak mampu mengatasi masalah yg dihadapi.klien
tidak bisa bercerita dengan orang lain.
5. Faktor Predisposisi
Pasien pernah mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan yaitu
Bangkrut dalam usaha tekstil pada tahun 2019. semenjak itu pasien suka
melamun, menyendiri di kamar,suka marah-marah, sering
menunduk,tidak mau bergaul dengan masyarakat dan jarang
berkomunikasi dengan orang lain, sampai hubungan dengan tetangga
renggang.
6. Faktor presipitasi
Klien bangkrut dalam usaha tekstilnya pada tahun 2019.
7. Pemeriksaan Fisik
Tanda – tanda vital : Pemeriksaan pada Tn.A, diperoleh dengan
Keadaam Umum : Pasien dalam keadaan sadar
Tensi Darah : 130/90 mmHg
Nadi : 80x/mnt,
Respiratori : 20x/mnt,
Suhu : 36,8 C
Keadaan Fisik : Klien tampak rapi, tidak ada kelainan fisik yang
tampak.
Kulit : terawat dan bersih, tidak ada bekas luka
Mata : kontak mata tidak terlalu fokus saat berbicara
Diagnosa keperawatan
1. Coping Tidak Efektif
2. Harga Diri Rendah Situasional
12
ANALISA DATA
DATA SUBJEKTIV DATA OBJEKTIV DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Ds : Do : Coping Tidak Efektif
- Pasien mengatakan - klien tampak b.d tingkat persepsi
apabila pasien menyendiri,menunduk kontrol yang tidak
mempunyai ke bawah, serta kontak adekuat
masalah, pasien sering mata tidak terlalu fokus
memendamnya (tidak saat berbicara
mau menceritakan pada
orang lain)
-Istri Tn.A mengatkan
setelah usaha tekstilnya
bangkrut, Tn.A menjadi
berubah seperti suka
melamun, menyendiri di
kamar,suka marah-marah,
tidak mau bergaul dengan
masyarakat,jarang
berkomunikasi dengan
orang lain sampai
hubungan dengan
tetangga renggang.
13
II . Perencanaan Keperawatan
Tgl No Dx.Keperawatan Tujuan Kriteria hasil Intervensi
20 1. 1. Coping Tidak 1. Klien dapat setelah 1x interaksi di harapkan :- Bina hubungan saling
maret Efektif b.d membina Mengungkapkan kemampuan untuk percaya dengan
2019 tingkat persepsi hubungan menanggulangi dan meminta bantuan menggunakan
kontrol yang tidak saling percaya jika perlu komunikasi yang
adekuat -Menunjukkan kemampuan untuk terapeutik:
d. Gunakan komunikasi
empatik, dan dorong
pasien/keluarga untuk
mengungkapkan
ketakutan,
mengekspresikan emosi,
dan menetapkan tujuan
e. Jelaskan
tujuan pertemuan
f. Beriperhatian
dan perhatikan
kebutuhan dasar
klien,serta melakukan hal
14
yang di sukainya seperti
olahraga.
g.Memberikan pujian
yang wajar dalam
keberhasilan klien.
15
terhadap harga Setelah 1x interaksi di harapkan :-
diri dan Mengungkapkan kemampuan untuk
pemecahan menanggulangi dan meminta bantuan
masalah yang jika perlu
efektif. -Menunjukkan kemampuan untuk
memecahkan masalah dan ikut serta
bermasyarakat
2.Klien
-Mempertahankan bebas dari prilaku
mampu
yang destruktif pada diri sendiri
melakukan hal
maupun orang lain
positive untuk
meningkatkan -klien mampu duduk berdampingan
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek (2016). Nursing Interventions Clasification. Edisi 6. Indonesia.
Editor bahasa Indonesia Nurjannah, Tumanggor (2016).
16
Herdman, T. H (2012). NANDA Internasional Nursing Diagnoses :
Defenitions and Classifications, 2012-2014. Oxford : Wilay-Blackwell.
Keliat, B.A (1999). Penatalaksanaan Stres. Jakarta: EGC.
Lazarus, S.R. dan Folkman, S. (1985). Stress Appraisal and Coping. New
York: Publishing Company.
Moorhead (2016). Nursing Outcomes Classification. Edisi 6. Indonesia.
Editor bahasa Indonesia Nurjannah, Tumanggor (2016).
Natsir, Muhit. (2011). Dasar-dasar Keperawatan Jiwa : Pengantar dan
Teori. Jakarta : Salemba Medika.
Potter & Perry (2010). Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Indonesia.
Stuart, Sundeen. (1987). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. 3
ed.St. Louis: Mosby Company.
Lampiran
17
STEP 1
Identifikasi Istilah
1. __
STEP 2
Identifikasi Masalah
1. Apa penyebab perilaku yang dialami Tn.A & bagaimana cara perawat
membantunya?
2. Mengapa saat stres imunitas menurun sehingga menjadi gampang sakit-
sakitan?
3. Dukungan keluarga seperti apa yang dibutuhkan tn. A seperti pada kasus?
4. intervensi apa yg perlu perawat berikan kepada pasien yg suka marah
marah tidak jelas ?
5. Tindakan apa yang dapat perawat lakukan agar Tn.A mau menceritakan
masalahnya kepada orang lain?
6. Didalam kasus dikatakan klien sering mengeluh tidak mampu mengatasi
masalah yg dihadapi dan klien tidak bisa bercerita dengan orang lain.
Nahhh bagaimana cara kita sebagai perawat menghadapi masalah tersebut
supaya klien mampu bercerita dg orang lain.
7. Apa saja Dampak negatif yang terjadi pada Tn. A yang sering
mengkomsumsi obat dan memendam masalahnya sendiri dan bagaimana
cara mengatasinya?
8. Bagaimana cara mengatasi pola fikir seseorang yang negatif terhadap
dirinya?
9. Bagaimana cara perawat merubah koping pasien maladaptif menjadi
adaptif
18
STEP 3
Analisa Masalah
1. Yang menyebabkan Tn. A marah marah tiba tiba tanpa alasan yang jelas
Karna respon koping Tn. A yang kurang efektif, masalah yang di alami
klien di simpan dan di pendam dan klien memikirkan jalan keluar dari
masalah yg di hadapi klien dengan respon koping marah marah tanpa
alasan. Jika kita gambarkan
Resiko perilaku kekerasan ( akibat yang di timbulkan bisa berupa marah
marah, memberotak, merusak barang yang ada di sekitarnya, bahkan jika
tidak teratasi bisa melukai diri sediri atau pun orang lain)
19
c. Keluarga selalu melakukan komunikasi untuk menghibur Tn. A
dan selalu mensupport dengan mengatakan hal yang terjadi kepada
Tn. A itu adalah kehendak Tuhan.
d. Keluarga melakukan tindakan yang baik dengan membawa
kepelayanan kesehatan yaitu ke rumah sakit.
20
m. Bersama pasien menyimpulkan akibat cara yang digunakan
n. Bersama pasien menyimpulkan akibat cara yang digunakan
Caranya ialah :
21
d. Perawat harus Terbuka agar terbina nya Hubungan saling percaya
e. Minta bantuan Support system. dari orang lain atau keluarga
22
kanker. Oleh karena itu, orang yang tidak bisa menyalurkan pikiran
dan perasaannya dapat terserang berbagai macam penyakit.
Cara mengatasi agar tidak memendam masalahnya sendiri :
d. Pikirkan solusi secara efektif dan efisien dengan orang yang kita
percayai.
e. Pikirkan hal positif dan terbuka di setiap masalah, dan berikan edukasi
pada diri sendiri bahwa kita mampu melewati dan mengambil hikmah
dari setiap masalah yang terjadi.
23
memiliki kompetensi dalam pekerjaan dapat dilawan dengan
memunculkan “kekuatan” yang Anda miliki.
d. Memberikan afirmasi terhadap diri
Ciptakan pernyataan-pernyataan positif atau afirmasi yang dapat
melawan pikiran negatif dan menghilangkannya. Afirmasi tersebut
diucapkan berulang-ulang setiap harinya.
24
sistem pendukung yang ada ketika menjalani terapi (Nasir dan Muhits,
2011). Jenis-Jenis terapi Modalitas:
a. Psikoterapi adalah suatu cara pengobatan terhadap masalah
emosional seseorang pasien yang dilakukan oleh seorang yang
terlatih dalam hubungan professional secara sukarela.
b. Psikoanalisis Psikoterapi, Terapi ini dikembangkan oleh Sigmund
Freud, seorang dokter yang mengembangkan “talking care”.Terapi
ini didasarkan pada keyakinan bahwa seseorang terapis dapat
menciptakan kondisi yang memungkinkan klie menceritakan
tentang masalah pribadinya.
c. Psiko terapi Individu, merupakan bentuk terapi yang menekankan
pada perubahan individu dengan cara mengkaji perasaan, sikap,
cara berfikir, dan perilakunya.
d. Terapi Modifikasi perilaku, Terapi perilaku didasarkan pada
keyakinan bahwa perilaku dipelajari, dengan demikian perilaku
yang tidak diinginkan atau maladaptif dapat diubah menjadi
perilaku yang diinginkan atau adaptif.
e. Terapi Okupasi, ialah suatu ilmu dan seni pengarahan pertisipasi
seseorang untuk melaksanakan tugas tertentu yang telah
ditetapkan.
f. Terapi lingkungan,“Milliew terapi” adalah suatu manipulasi ilmiah
yang bertujuan untuk menghasilkan perubahan pada perilaku
pasien dan untuk mengembangkan keterampilan emosional dan
sosial (Stuart & Sundeen: 1991)
g. Terapi somatic, adalah terapi yang diberikan pada pasien dengan
tujuan merubah perilaku yang maladaptif menjadi perilaku yang
adaptif dengan melakukan tindakan dalam bentuk perlakuan fisik.
Step 4
Hipotesa masalah
25
Tn. A (45 tahun)
- Suka melamun
- Menyendiri
- Marah-marah
- Tidak mau bergaul
- Jarang berinteraksi dengan tetangga
26