Anda di halaman 1dari 6

Obat – Obat Psikiatri

1. Penggolongan antipsikotik, sediaan, dan dosis


a. Obat antipsikotik tipikal/Antipsikosis Golongan 1
Mekanisme kerja : sebagai Dopamine Reseptor Antagonist.
Efektif untuk gejala positif.
Penggolongan Obat APG-1 :
- Phenothiazine
Rantai Aliphatic : CHLORPROMAZINE (Largactil)
Rantai Piperazine :
PERPHENAZINE (Trilafon)
TRIFLUOPERAZINE (Stelazine)
FLUPHENAZINE (Anatensol)
Rantai Piperidine : THIORIDAZINE (Melleril)
- Butyrophenone : HALOPERIDOL (Haldol, Serenace,dll)
- Diphenyl-butyl-piperidine : PIOMOZIDE (Orap)

b. Obat antipsikotik atipikal/ Antipsikosis Golongan 2


Bermanfaat untuk mengontrol gejala positif dan negative.
Memiliki efikasi yang lebih baik dan efek samping yang lebih minimal.
Mekanisme kerja : Serotonine-Dopamine Receptor Antagonist ( SDA).
Penggolongan obat APG-2
- Benzamide : SULPRIDE (Dogmatil)
- Dibenzodiazepine :
CLOZAPINE (Clozaril)
OLANZAPINE (Zyprexa)
QUETIAPIENE (Seroquel)
ZOTEPINE (Lodopin)
- Benzisoxazole
RISPERIDON (Risperdal)
ARIPIPRAZOLE (Abilify)
2. Efek samping antipsikosis dan tatalaksana

Efek samping yang sering timbul dan tindakan mengatasinya :


Penggunaan Chlorpromazine injeksi (im) : sering menimbulkan Hipotensi
Ortostatik pada waktu perubahan posisi tubuh (efek alfa adrenergic blockade).
Tindakan mengatasinya dengan injeksi Noradrenaline (Norepinephrine) sebagai
“alpha adrenergic stimulator”. Hipotensi ortostatik seringkali dapat dicegah dengan
tidak langsung bangun setelah mendapat suntikan dan dibiarkan tiduran selama sekitar
5 – 10 menit.
Bila dibutuhkan dapat diberikan Norepinephrine bitartrate (LEVOPHED Abbot atau
RAIVAS – Dexa Medica atau Vascon- Fahrenheit) Ampul 4 mg/4 cc dalam infus
1000 ml dextrose 5% dengan kecepatan infus 2-3 cc/menit.
Obat anti-psikosis yang kuat (Haloperidol) sering menimbulkan gejala
Ekstrapiramidal / Sindrom Parkinson. Tindakan mengatasinya dengan tablet
Trihexyphenidyl (Artane) 3 – 4 x2 mg/hari, sulfas atropine 0,50 – 0,75 mg (im).
Apabila sindrom parkinson sudah terkendali diusahakan penurunan dosis secara
bertahap, untuk menentukan apakah masih dibutuhkan penggunaan obat anti
parkinson. Secara umum dianjurkan penggunaan obat antiparkinson tidak lebih lama
dari 3 bulan (risiko timbul “atropine toxic syndrome”). Tidak dianjurkan pemberian
“antiparkinson profilaksis”, oleh karena dapat mempengaruhi penyerapan/absorpsi
obat anti-psikosis sehingga kadarnya dalam plasma rendah dan dapat menghalangi
manifestasi gejala psikopatologis yang dibutuhkan untuk penyesuaian dosis obat anti-
psikosis agar tercapai dosis efektif.

3. Penggolongan antidepresan, sediaan, dan dosis


a. Obat Anti-depresi TRISIKLIK = TRICYCLIC ANTIDEPRESSANTS (TCA)
e.g. Amitriptyline, Imipramine, Clomipramine, Tianeptine
b. Obat Anti-depresi TETRASIKLIK, e.g. Maprotiline, Mianserin, Amoxapine
c. Obat Anti-depresi MAOI-Reversible = REVERSIBLE INHIBITOR OF
MONOAMINE OXYDASE – A (RIMA)
d. Obat Anti-depresi SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitors) e.g.
Sertraline, Paroxetine, Fluvoxamine, Fluoxetine, Duloxetine, Citalopram.
e. Obat Anti-depresi “ATYPICAL” e.g. Trazodone, Mirtazapine, Venflafaxine.
4. Mood stabilizer, sediaan, dan dosis
 PENGGOLONGAN
Mania Akut :
Haloperidol (Haldol, Serenace, dll)
Carbamezapine (Tegretol, dll)
Valproic Acid (Depakene)
Divalproex (Depakote)
Profilaksis Mania : Lithium Carbonate (Frimania)
SEDIAAN OBAT MOOD STABILIZER dan DOSIS ANJURAN

Anda mungkin juga menyukai