b. Obat antipsikotik atipikal/ Antipsikosis Golongan 2
Bermanfaat untuk mengontrol gejala positif dan negative. Memiliki efikasi yang lebih baik dan efek samping yang lebih minimal. Mekanisme kerja : Serotonine-Dopamine Receptor Antagonist ( SDA). Penggolongan obat APG-2 - Benzamide : SULPRIDE (Dogmatil) - Dibenzodiazepine : CLOZAPINE (Clozaril) OLANZAPINE (Zyprexa) QUETIAPIENE (Seroquel) ZOTEPINE (Lodopin) - Benzisoxazole RISPERIDON (Risperdal) ARIPIPRAZOLE (Abilify) 2. Efek samping antipsikosis dan tatalaksana
Efek samping yang sering timbul dan tindakan mengatasinya :
Penggunaan Chlorpromazine injeksi (im) : sering menimbulkan Hipotensi Ortostatik pada waktu perubahan posisi tubuh (efek alfa adrenergic blockade). Tindakan mengatasinya dengan injeksi Noradrenaline (Norepinephrine) sebagai “alpha adrenergic stimulator”. Hipotensi ortostatik seringkali dapat dicegah dengan tidak langsung bangun setelah mendapat suntikan dan dibiarkan tiduran selama sekitar 5 – 10 menit. Bila dibutuhkan dapat diberikan Norepinephrine bitartrate (LEVOPHED Abbot atau RAIVAS – Dexa Medica atau Vascon- Fahrenheit) Ampul 4 mg/4 cc dalam infus 1000 ml dextrose 5% dengan kecepatan infus 2-3 cc/menit. Obat anti-psikosis yang kuat (Haloperidol) sering menimbulkan gejala Ekstrapiramidal / Sindrom Parkinson. Tindakan mengatasinya dengan tablet Trihexyphenidyl (Artane) 3 – 4 x2 mg/hari, sulfas atropine 0,50 – 0,75 mg (im). Apabila sindrom parkinson sudah terkendali diusahakan penurunan dosis secara bertahap, untuk menentukan apakah masih dibutuhkan penggunaan obat anti parkinson. Secara umum dianjurkan penggunaan obat antiparkinson tidak lebih lama dari 3 bulan (risiko timbul “atropine toxic syndrome”). Tidak dianjurkan pemberian “antiparkinson profilaksis”, oleh karena dapat mempengaruhi penyerapan/absorpsi obat anti-psikosis sehingga kadarnya dalam plasma rendah dan dapat menghalangi manifestasi gejala psikopatologis yang dibutuhkan untuk penyesuaian dosis obat anti- psikosis agar tercapai dosis efektif.
3. Penggolongan antidepresan, sediaan, dan dosis
a. Obat Anti-depresi TRISIKLIK = TRICYCLIC ANTIDEPRESSANTS (TCA) e.g. Amitriptyline, Imipramine, Clomipramine, Tianeptine b. Obat Anti-depresi TETRASIKLIK, e.g. Maprotiline, Mianserin, Amoxapine c. Obat Anti-depresi MAOI-Reversible = REVERSIBLE INHIBITOR OF MONOAMINE OXYDASE – A (RIMA) d. Obat Anti-depresi SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitors) e.g. Sertraline, Paroxetine, Fluvoxamine, Fluoxetine, Duloxetine, Citalopram. e. Obat Anti-depresi “ATYPICAL” e.g. Trazodone, Mirtazapine, Venflafaxine. 4. Mood stabilizer, sediaan, dan dosis PENGGOLONGAN Mania Akut : Haloperidol (Haldol, Serenace, dll) Carbamezapine (Tegretol, dll) Valproic Acid (Depakene) Divalproex (Depakote) Profilaksis Mania : Lithium Carbonate (Frimania) SEDIAAN OBAT MOOD STABILIZER dan DOSIS ANJURAN