Anda di halaman 1dari 52

SISTEM SARAF PUSAT II

KETERANGAN (WAJIB DIBACA)!


1. STABILO WARNA HIJAU ARTINYA GOLONGAN OBAT
2. STABILO WARNA KUNING ARTINYA NAMA OBATNYA
3. STABILO WARNA BIRU ARTINYA FARMAKODINAMIK
TUGAS NYARI GOLONGAN OBAT, GAMBAR SEDIAAN, INDIKASI,
DOSIS, BENTUK SEDIAAN TABLET, EFEK SAMPING, MEKANISME
KERJA. (KALAU DIMODUL KURANG LENGKAP BOLEH CARI
DIGOGGLE ASALKAN PAKE REFERENSI YA GUYS MISALNYA :
SUMBERNYA https://www.alodokter.com/etoricoxib) THNKYU

1. GOLONGAN DOPAMINERGIK SENTRAL (CARI INDIKASI,


EFEK SAMPING, MEKANISME KERJA, GAMBAR SEDIAAN,
TERSEDIA DALAM BENTUK APA, DOSIS)
a. Prekursor DA:
 Obat adalah Levodopa
Indikasi : meringankan gejala penyakit Parkinson, seperti tubuh
gemetar, otot kaku, dan sulit bergerak. Untuk meningkatkan
efektivitas pengobatan, levodopa sering dikombinasikan dengan
carbidopa atau benserazide.
Bentuk sediaan : tablet
Mekanisme kerja : levodopa pada gejala parkinsonisme diduga
berdasarkan replesi kekurangan DA korpus striatum

Gambar sediaan
b. Agonis DA
 Obat Bromokriptin
Indikasi : sebagai tambahan 1evodopa pada pasien yang tidak
memberikan respons memuaskan terhadap levodopa; dan untuk
mengatasi fluktuasi respons levodopa dengan atau tanpa karbidopa.
Bromokriptin diindikasikan sebagai pengganti levodopa
bila levodopa dikontraindikasikan.
Bentuk sediaan : tablet
Mekanisme kerja : Obat ini lebih besar afinitasnya terhadap reseptor
D2 dan merupakan antagonis reseptor D1. Organ yang dipengaruhi
ialah yang memiliki reseptor dopamin yaitu SSP, kardiovaskular,
poros hipotalamus-hipofisis dan saluran cerna .
Gambar sediaan

 Obat Apomorfin
Indikasi : Apomorfln diindikasikan untuk terapi fenomena "off' pada
terapi levodopa/karbidopa.
Bentuk sediaan : Tablet, injeksi, infus
Mekanisme kerja : menstimulasi post-sinapsis pada reseptor
dopamine D2 di dalam caudate-putamen otak.
Gambar sediaan

 Obat Ropinirol
Indikasi : Ropinirol diindikasikan pada penyakit Parkinson awal atau
lanjut.
Bentuk sidiaan : tablet lepas lambat
Mekanisme kerja : menyeimbangkan kadar zat dopamine di dalam
otak, yang dibutuhkan untuk mengendalikan pergerakan tubuh.
Gambar sediaan
 Obat Pramipreksol
Indikasi : sebagai terapi tambahan dengan levodopa.
Bentuk sediaan : bentuk tablet biasa dan tablet lepas lambat.
Mekanisme kerja : membantu mengembalikan keseimbangan zat
alami tertentu (dopamin) di otak

 Pergolid Mesilat
Indikasi : terapi tunggal atau terapi tambahan pada levodopa untuk
penyakit Parkinson jika agonis reseptor dopamin selain turunan
ergot tidak sesuai.
Bentuk sediaan : tablet
Mekanisme kerja : -

 Lisurid
Indikasi : golongan prolaktin inhibitor, untuk menekan produksi
prolaktin sebagai laktasi. golongan alkaloid ergot, untuk meredakan
migrain.
Bentuk sediaan : tablet
Mekanisme kerja : menstimulasi reseptor postsynaptic dopamine
secara langsung.

2. GOLONGAN ANTIKOLINERGIK SENTRAL (CARI INDIKASI,


EFEK SAMPING, MEKANISME KERJA, GAMBAR SEDIAAN,
TERSEDIA DALAM BENTUK APA, DOSIS)
 Obat Triheksifenidil
Indikasi : untuk penyakit Parkinson dan parkinsonisme akibat
obat. misalnya gejala ekstrapiramidal.
Bentuk sediaan : tablet
Mekanisme kerja : melalui efek inhibisi terhadap sistem saraf
parasimpatis.

 Obat Biperiden HCL


Indikasi : mengatasi penyakit Parkinson dan kelainan-kelainan
yang menyerupai Parkinson.
Bentuk sediaan : Oral atau tablet dan Injeksi pada vena atau
otot.
Mekanisme kerja: -
 Obat Laktat Prosiklidin
Indikasi : mengatasi penyakit Parkinson dan kelainan-kelainan
yang menyerupai Parkinson.
Bentuk sediaan : oral dan tablet dan injeksi pada vena atau otot
Mekanisme kerja: -

•laktat prosiklidin
 Obat Benztropin Mesilat
Indikasi : Obat ini bekerja dengan cara mengurangi efek reaksi
kimia tertentu dalam tubuh yang tidak seimbang yang
diakibatkan oleh penyakit Parkinson, terapi obat, atau penyebab
lainnya; dengan mengurangi kekakuan dan meningkatkan
kekuatan otot.
Bentuk sediaan : Kapsul, Tablet, Injeksi
Mekanisme kerja: mengurangi efek reaksi kimia tertentu dalam
tubuh yang tidak seimbang yang diakibatkan oleh penyakit
Parkinson, terapi obat, atau penyebab lainnya; dengan
mengurangi kekakuan dan meningkatkan kekuatan otot.
a. Ketiga senyawa obat kongenerlk triheksifenidil yaitu
 Biperiden
Indikasi : obat untuk mengatasi penyakit Parkinson dan kelainan-
kelainan yang menyerupai Parkinson.
Bentuk sediaan : tablet
Mekanisme kerja : Oral atau tablet dan Injeksi pada vena atau otot.
 Sikrimin
Indikasi : obat antikolinergik yang terutama digunakan untuk
pengobatan parkinsonisme.
Bentuk sediaan : tablet
Mekanisme kerja: -
 Prosiklidin
Indikasi : obat untuk mengobati gejala penyakit Parkinson atau
gerak motorik yang tidak terkendali karena efek samping obat-
obatan psikiatris tertentu.
Bentuk sediaan : tablet, oral
Mekanisme kerja : -

b. Senyawa Antihistamin
 Difenhidramin
Indikasi : antihistamin, antiemetik, anti spamodik; parkinsonisme,
reaksi ekstrapiramidal karena obat; anak dengan gangguan emosi.
Bentuk sediaan : oral dan injeksi.
Mekanisme kerja: menghalangi efek histamin dalam tubuh yang
menyebabkan munculnya reaksi alergi.

 Klorfenoks-amin
Indikasi : digunakan untuk menangani reaksi alergi, yang di
antaranya diakibatkan oleh rhinitis alergi, dermatitis atopi,
urtikaria, dan konjungtivitis alergi.
Bentuk sediaan : oral
Mekanisme kerja: menghambat kerja zat alami tubuh yang
berperan dalam munculnya reaksi alergi, seperti mata berair,
bersin, batuk, hidung meler, atau hidung tersumbat, karena alergi
atau batuk pilek.

 Orfenadrin
Indikasi : digunakan saat istirahat dan terapi fisik untuk mengobati
otot rangka saat sakit atau cidera.
Bentuk sediaan : obat cair
Mekanisme kerja: menghalangi sistem saraf (atau sensasi sakit)
yang akan dikirimkan ke otak Anda.

 Fenindamin
Indikasi : menghilangkan rasa nyeri ringan sampai dengan sedang
akibat berbagai kondisi. Obat ini dapat digunakan juga untuk
mengurangi nyeri saat haid, meredakan sakit gigi, sakit kepala,
pegal otot dan sendi.
Bentuk sediaan : Kaplet Salut Selaput
Mekanisme kerja : sebagai antikonvulsan dengan cara
meningkatkan efluks atau menurunkan influks ion natrium di
membran neuron pada korteks motorik.
 klorfenoksamin
Indikasi : untuk meredakan gejala akibat reaksi alergi, rhinitis
alergi, dan common cold.
Bentuk sediaan : Tablet, kaplet, sirop, salep, losion, supositoria,
suntik
Mekanisme kerja: mengatasi tipe alergi yang bersifat eksudatif
akut, seperti manifestasi simtom dari rhinitis alergi, urtikaria, dan
konjungtivitis alergi.

c. Golongan Turunan Fenotiazin


 Etopropazin
Indikasi : untuk gejala penyakit parkinson
Bentuk sediaan : tablet
Mekanisme kerja : -
 Prometazi
Indikasi : obat untuk meredakan reaksi alergi, mabuk
perjalanan, mual dan muntah, serta insomnia.
Bentuk sediaan : Tablet, suppositoria, sirop, krim,
suntik
Mekanisme kerja : menghambat kerja histamin,
sehingga bisa meredakan gejala akibat reaksi alergi.
•Dietazin
 Dietazin
Indikasi : Obat Antikolinergik sentral.
Bentuk sediaan : tablet
Mekanisme kerja: mengurangi rigiditas & tumor.

3. GOLONGAN DOPAMINO-ANTIKOLINERGIK (CARI


INDIKASI, EFEK SAMPING, MEKANISME KERJA, GAMBAR
SEDIAAN, TERSEDIA DALAM BENTUK APA, DOSIS)
 Amantadin
Indikasi : untuk mengatasi penyakit Parkinson.
Bentuk sediaan : Tablet
Mekanisme kerja: menguatkan kembali tremor, rigiditas, dan
bradikinetik yang melemah.

Antidepresan Trisiklik

 lmipramin atau amitriptilin


Indikasi : digunakan untuk mengatasi depresi.
Bentuk sediaan : tablet
Mekanisme kerja: menghambat pengambilan kembali amin biogenik
spt E, Serotonin dan dopamin didalam otak.
4. GOLONGAN PENGHAMBAT ENZIM PEMECAH DOPAMIN
(CARI INDIKASI, EFEK SAMPING, MEKANISME KERJA,
GAMBAR SEDIAAN, TERSEDIA DALAM BENTUK APA, DOSIS)
a. Penghambat Monoamin Oksidase-B
 Obat selegilin
Indikasi : untuk penatalaksanaan penyakit Parkinson. Obat ini
dapat digunakan sebagai monoterapi pada fase awal penyakit
Parkinson dan terapi adjuvan bersama levodopa.
Bentuk sediaan : tablet
Mekanisme kerja: menghambat deaminasi dopamin sehingga
kadar dopamin di ujung saraf dopaminergik lebih tinggi.

b. Penghambat Katekoloksimetil Transferase (COMT-Inhibitor)


 Entakapon
Indikasi : ini biasanya akan digunakan bersama obat untuk
Parkinson lain, seperti levodopa atau carbidopa.
Bentuk sediaan : tablet
Mekanisme kerja: menghalangi kerja enzim catechol O-
methyltransferase.
 Tolkapon
Indikasi : terapi tambahan untuk levodopa dengan inhibitor
dekarboksilase dopa pada penyakit Parkinson.
Bentuk sediaan : tablet
Mekanisme kerja : menghambat zat alami tertentu (enzim COMT)
yang memecah levodopa dalam tubuh

5. GOLONGAN ANALGESIK OPIOID DAN ANTAGONIS (CARI


INDIKASI, EFEK SAMPING, MEKANISME KERJA, GAMBAR
SEDIAAN, TERSEDIA DALAM BENTUK APA, DOSIS)
a. Opium :
 Morfin
Indikasi : untuk meredakan nyeri yang tidak bisa diatasi dengan
analgesik nonnarkotik.
Bentuk sediaan : tablet, oral.
Mekanisme kerja : menghambat sinyal saraf nyeri ke otak, sehingga
tubuh tidak merasakan sakit untuk sementara.

 Kodein
Indikasi : untuk meredakan nyeri ringan hingga sedang dan untuk
menangani batuk kering yang disertai nyeri.
Bentuk sediaan : Tablet, kapsul, kapsul pelepasan lambat, dan sirop
Mekanisme kerja : Obat ini bekerja selektif pada reseptor mu, tapi
dengan afinitas jauh lebih lemah daripada morfin.
 Tebain
Indikasi : digunakan dalam pembuatan-sintetik dan semi sintetik
opioid seperti oxycodone dan etorphine dan beberapa jenis obat
Bentuk sediaan : tablet
Mekanisme kerja : -

 Papaverin
Indikasi : digunakan untuk meredakan kejang atau spasme pada otot-
otot polos yang mempengaruhi motilitas saluran pencernaan,
termasuk nyeri pada dada, masalah sirkulasi, dan serangan jantung.
Bentuk sediaan : tablet
Mekanisme kerja : vasodilator yang melemaskan dan melebarkan
otot-otot polos di pembuluh darah.

b. Peptida Opioid Endogen


 Entefalin
Indikasi : untuk terapi diare atau gastroenteritis akut.
Bentuk sediaan : oral
Mekanisme kerja: petapeptida dengan mengandung asam amino
minimum yang dibutuhkan guna kegiatan opioid
 β−¿Endorfin
Indikasi : sebagai penghilang rasa sakit alami dan bertanggung
jawab atas perasaan senang setelah melakukan aktivitas tertentu.
Bentuk sediaan : tablet
Mekanisme kerja : sebagai analgesik.

 Dinorfin
Indikasi : meredakan nyeri yang tidak bisa diatasi dengan analgesik
nonnarkotik. Hal ini mencakup kondisi pre dan pasca operasi, infark
miokard, dan nyeri pada pasien kanker. Morfin dapat digunakan
pada pasien dengan nyeri hebat atau nyeri yang tidak hilang dengan
analgesik nonnarkotik.
Bentuk sediaan : oral, tablet
Mekanisme kerja : sebagai analgesik.

c. Agonis
 Kodein
Indilasi : untuk meredakan nyeri ringan hingga sedang dan untuk
menangani batuk kering yang disertai nyeri.
Bentuk sediaan : Tablet, kapsul, kapsul pelepasan lambat, dan sirop
Mekanisme kerja : Obat ini bekerja selektif pada reseptor mu, tapi
dengan afinitas jauh lebih lemah daripada morfin.

 Morfin
Indikasi : meredakan nyeri yang tidak bisa diatasi dengan analgesik
nonnarkotik. Hal ini mencakup kondisi pre dan pasca operasi, infark
miokard, dan nyeri pada pasien kanker. Morfin dapat digunakan
pada pasien dengan nyeri hebat atau nyeri yang tidak hilang dengan
analgesik nonnarkotik.
Bentuk sediaan : oral tablet
Mekanisme kerja : menghambat sinyal saraf nyeri ke otak, sehingga
tubuh tidak merasakan sakit untuk sementara.
 Metadon
Indikasi : digunakan sebagai analgesik untuk manajemen nyeri
kronik pada dewasa dan anak.
Bentuk sediaan : Tablet, bubuk, cairan
Mekanisme kerja : mengubah respon sistem saraf dan otak dalam
merespons rasa sakit dan nyeri.

 Meperidin
Indikasi : untuk mengatasi rasa sakit atau nyeri hebat.
Bentuk sediaan : tablet
Mekanisme kerja : -

 Fentanil
Indikasi : agen anestesi untuk pasien yang akan menjalani operasi,
serta untuk manajemen nyeri.
Bentuk sediaan : suntik dan patch transdermal
Mekanisme kerja : memblokir sinyal rasa sakit pada sel saraf yang
menuju otak.

d. Agonis antagonis
 Buprenorfin
Indikasi : terapi pengganti untuk ketergantungan opioid, dalam
kerangka terapi psikologi, sosial dan medis.
Bentuk sediaan : Tablet sublingual
Mekanisme kerja : berikatan dengan reseptor opioid.

 Pentazosin
Indikasi : untuk meredakan nyeri sedang hingga berat. Obat ini juga
digunakan sebagai bagian dari anestesi untuk operasi
Bentuk sediaan : tablet
Mekanisme kerja : pada pusat-pusat tertentu di otak sebagai pereda
nyeri.
 Nalbufin
Indikasi : analgesik opioid yang digunakan dalam pengobatan
nyeri.
Bentuk tablet : injeksi
Mekanisme kerja : menghalangi aliran sinyal rasa sakit di otak
yang selanjutnya akan memengaruhi respons tubuh terhadap
rasa nyeri.

e. Antagonis
 Naloxon
Indikasi : pada keadaan emergensi adalah depresi pernapasan akibat
overdosis nalokson. Selain itu, nalokson dapat diberikan untuk
reversal pernapasan pasca pemberian obat

opioid terapeutik dan pasca operasi maupun mengurangi efek


samping dari pemberian opioid secara epidural.
Bentuk sediaan : injeksi
Mekanisme kerja : menghambat efek obat opioid, seperti heroin dan
oxycodone, agar tidak menempel pada reseptor opioid di otak.
6. KLASIFIKASI OBAT GOLONGAN OPIOID (CARI INDIKASI,
EFEK SAMPING, MEKANISME KERJA, GAMBAR SEDIAAN,
TERSEDIA DALAM BENTUK APA, DOSIS)
Berdasarkan rumus bangunnya, obat golongan opioid dibagi
menjadi derivat
 Fenantren
Indikasi : senyawa hidrokarbon aromatis berbentuk polisiklik yang
terdiri dari tiga gabungan cincin benzena. Nama fenantrena
(phenanthrene)
Bentuk sediaan : tablet
Mekanisme kerja : -

 Fenilheptilamin
Indikasi :
Mekanisme kerja : -

 Fenilpiperidin
Mekanisme kerja : -
 Morfinan
Indikasi : untuk meredakan nyeri yang tidak bisa diatasi dengan
analgesik nonnarkotik.
Bentuk sediaan : suntik dan tablet
Mekanisme kerja : menghambat sinyal saraf nyeri ke otak, sehingga
tubuh tidak merasakan sakit untuk sementara

.
 Benzomorfan
Indikasi : untuk mengatasi gejala gangguan psikologi seperti gangguan
kecemasan (anxiety disorder) dan insomnia.
Bentuk sediaan : tablet
Mekanisme kerja : -
L

7. MORFIN DAN ALKALOID OPIUM


a. Susunan Saraf Pusat (FARMAKODINAMIK)
1) Narkosis
 Obat morfin
 Obat opioid

2) Analgesia
 Obat morfin
 Obat opioid

3) Eksitasi
 Obat morfin
 Obat opioid

4) Miosis
 Obat morfin
 Obat opioid

5) Depresi Nafas
 Obat morfin
 Obat opioid
 Obat kodein
 Obat dionin
6) Mual dan muntah
 Obat morfin

b. Saluran cerna
Morfin berefek langsung pada saluran cema, bukan melalui efeknya pada
SSP.
7) Lambung
 Obat morfin

8) Usus besar
 Obat morfin

9) Duktus Koledokus
Dosis terapi morfin, kodein, dihidromorfinon dan
metilhidromorfinon
Atropin menghilangkan sebagian spasme ini. Pemberian nalorfin,
amilniltrit secara inhalasi, nitrogliserin sublingual dan aminofilin IV
akan rneniadakan spasme saluran empedu oleh morfin.

c. Sistem Kardiovaskular
 Pemberian morfin
 Pemberian opioid

d. Terhadap nyeri
 Pemberian morfin
 Pemberian opioid
e. Terhadap batuk
 Analgesik opioid

f. Edema paru akut


 Morfin intravena

g. Efek antidiare
 Alkaloid morfin
 difenoksilat
 loperamid

h. Intoksikasi Akut
 lntoksikasi akut morfin atau opioid

i. Sediaan yang mengandung campuran alkaloid


 Misalnya pulvus opii mengandung 10% morfin dari kurang dari 0,5%
kodein.

 Pulvus Doveri mengandung 10% pulvus opii, maka 150 mg


 pulvus Doveri mengandung 1,5 mg morfin.

j. Sediaan yang mengandung alkaloid murni dapat digunakan untuk


pemberian oral· maupun parenteral
 Garam HCl
Indikasi : produksi vinyl chloride, yaitu bahan baku pembuat plastik
PVC atau polyvinyl chloride. - Asam klorida digunakan pula untuk
proses pemurnian.
Bentuk sediaan : oral
Mekanisme kerja : -

 Garam sulfat atau fosfat alkaloid morfin


Indikasi : nyeri sedang sampai berat; analgesia obstetrik.
Bentuk sediaan : tablet lepas lambat
Mekanisme kerja :

 Kodein
Indikasi : meredakan nyeri ringan hingga sedang dan untuk menangani
batuk kering yang disertai nyeri
Bentuk sediaan : tablet
Mekanisme kerja : Obat ini bekerja selektif pada reseptor mu, tapi
dengan afinitas jauh lebih lemah daripada morfin.

8.MEPERIDIN DAN DERIVAT FENILPIPERIDIN LAIN (CARI


INDIKASI, EFEK SAMPING, MEKANISME KERJA, GAMBAR
SEDIAAN, TERSEDIA DALAM BENTUK APA, DOSIS)
Obat lain yang mirip dengan meperidin ialah
 Piminodin
Indikasi : digunakan dalam tata laksana malaria dan toxoplasmosis.
Bentuk sediaan : tablet dan sirup
Mekanisme kerja : -

 ketobemidon
Indikasi : obat penghilang rasa sakit opioid sintetis yang kuat
Bentuk sediaan : tablet salut selaput, kapsul
Mekanisme kerja : -

 Fenoperidin.
Indikasi : nyeri untuk saluran kemih.
Bentuk sediaan : tablet
Mekanisme kerja : bersifat anastesi lokal ini dapat memberikan efek
analgesik topikal langsung pada lapisan mukosa saluran kemih.
Lanjutannya!
a. Susunan Saraf Pusat (FARMAKODINAMIK)
Morfin meperidin menimbulkan analgesia, sedasi, euforia, depresi napas
dan efek sentral lain.
1) Analgesia
 Efek analgetik meperidin
2) Saluran napas
 Meperidin

3) Efek neural lain


Pemberian meperidin

4) Sistem Kardiovaskular
Pemberian dosis terapi meperidin

5) Saluran cerna
Saluran cerna Efek spasmogenik meperidin

6) Otot bronkus
 Meperidin

7) Ureter
Pemberian meperidin

8) Uterus
Meperidin

b. SEDIAAN DAN POSOLOGI (CARI INDIKASI, EFEK SAMPING,


MEKANISME KERJA, GAMBAR SEDIAAN, TERSEDIA
DALAM BENTUK APA, DOSIS)
 Meperidin HCI
Indikasi : menghilangkan pasienan sebagian besar pasien dengan
nyeri sedang atau hebat.
Bentuk sediaan : tablet
Mekanisme kerja : -

 Alfaprodin HCl
Indikasi : sebagai antidiare
Bentuk sediaan : tablet, sirup
Mekanisme kerja : -

 Morfin
Indikaasi : untuk meredakan nyeri yang tidak bisa diatasi dengan
analgesik nonnarkotik.
Bentuk sediaan : tablet
Mekanisme kerja : menghambat sinyal saraf nyeri ke otak, sehingga
tubuh tidak merasakan sakit untuk sementara.

 Difenoksilat
Indikasi : digunakan sebagai obat kombinasi dengan atropin untuk
pengobatan diare.
Bentuk sediaan : tablet, larutan
Mekanisme kerja : menghambat motilitas saluran pencernaan dan
mempengaruhi otot sirkular dan longitudinal usus.

 Atropin sulfat
Indikasi : menangani denyut jantung lambat (bradikardia) dan
keracunan insektisida.
Bentuk sediaan : tablet, suntik, tetes mata
Mekanisme kerja : antagonis kompetitif untuk reseptor asetilkolin
muskarinik tipe M1, M2, M3, M4, dan M5, yang akan menyebabkan
inhibisi parasimpatis reseptor asetilkolin di otot polos.
 Loperamid Seperti difenoksilat
Indikasi : memperlambat motilitas saluran cerna dengan
mempengaruhi otot sirkuter dan longitudinal usus.
Bentuk sediaan : tablet dan sirup
Mekanisme kerja : cara memperlambat gerakan usus.

 Fentanil dan derivatnya: Sulfentanil, Alfentanil, dan Remifentanil


Indikasi : anestetik karena waktu untuk mencapai puncak analgesia
lebih singkat diban-dingkan morfin dan meperidin (sekitar 5 menit),
efeknya cepat berakhir setelah dosis kecil yang diberikan secara
bolus, dan relatif kurang mem-pengaruhi kardiovaskular.
Bentuk sediaan : tablet
Mekanisme kerja : memblokir sinyal rasa sakit pada sel saraf yang
menuju otak.

9. METADON DAN OPIOID LAIN


 Methadon

I-Metadon merupakan analgesik yang 8-50 kali lebih kuat daripada d-


metadon.
a. Farmakodinamik
1) Susunan Saraf Pusat
Efek analgetik 7,5-10 mg metadon sama kuat dengan efek 10 mg
merlin.

2) Otot Polos
Meperidin, metadon
3) Sistem Kardiovaskular
Metadon

b. Indikasi (KEGUNAAN DRI I-METADON)


Analgesia. Jenis nyeri yang dapat dipengaruhi

c. Sediaan dan Posologi


Metadon (JELASIN SEDIAAN METADON BESERTA
TERSEDIA DALAM BENTUK APA + DOSIS)
Indikasi : untuk meredakan nyeri berat dan mengobati
ketergantungan opioid.
Bentuk sediaan : sirup

 Propoksifen (JELASIN INDIKASI, DOSIS, TERSEDIA DALAM


BENTUK SEDIAAN APA?, EFEK SAMPING MEKANISME
KERJA, GAMBAR SEDIAAN, BOLEH JUGA SPY LENGKAP
TAMBAHIN FARMAKODINAMIKNYA)
Indikasi : untuk mengobati nyeri ringan dan juga memiliki efek
antitusif dan anestesi lokal.
Bentuk sediaan : tablet
Mekanisme kerja : analgesik karena kerja sentralnya.
10. ANTAGONIS OPIOID
a. Antagonis Opioid ( CARI INDIKASI, EFEK SAMPING,
MEKANISME KERJA, GAMBAR SEDIAAN, TERSEDIA DALAM
BENTUK APA, DOSIS)
 obat Nalokson
Indikasi : untuk reversal pernapasan pasca pemberian obat opioid
terapeutik dan pasca operasi maupun mengurangi efek samping dari
pemberian opioid secara epidural.

Bentuk sediaan : injeksi


Mekanisme kerja : dengan menghambat efek obat opioid, seperti heroin
dan oxycodone, agar tidak menempel pada reseptor opioid di otak.

 Nalorfin
Indikasi : obat untuk menangkal depresi pernapasan yang dihasilkan oleh
overdosis narkotika.
Bentuk sediaan : injeksi
Mekanisme kerja : dengan menghambat efek obat opioid, seperti heroin
dan oxycodone, agar tidak menempel pada reseptor opioid di otak.

 Levalorfan
Indikasi : digunakan untuk tujuan ini karena nalokson obat yang lebih
baru cenderung digunakan sebagai gantinya.
Bentuk sediaan : injeksi
Mekanisme kerja : dengan menghambat efek obat opioid, seperti heroin
dan oxycodone, agar tidak menempel pada reseptor opioid di otak.

 Silklazosin
Indikasi : untuk mengatasi rasa mual, mabuk, dan pusing
Bentuk sediaan : injeksi
Mekanisme kerja : dengan menghambat efek obat opioid, seperti heroin
dan oxycodone, agar tidak menempel pada reseptor opioid di otak.

11.AGONIS PARSIAL (CARI INDIKASI, EFEK SAMPING,


MEKANISME KERJA, GAMBAR SEDIAAN, TERSEDIA DALAM
BENTUK APA, DOSIS)
 Pentazosin
Indikasi : untuk meredakan nyeri sedang hingga berat.
Bentuk sediaan : tablet
Mekanisme kerja : bekerja pada pusat-pusat tertentu di otak sebagai pereda
nyeri.

 Butorfanol
Indikasi : untuk mengatasi nyeri sedang hingga berat, seperti nyeri otot,
sakit kepala migrain, atau nyeri akibat operasi.
Bentuk sediaan : injeksi, tablet
Mekanisme kerja : menghambat rangsangan nyeri yang menuju ke otak
dan mengurangi respons nyeri pada otak, sehingga tubuh tidak merasakan
rasa sakit.
 Buprenorfin
Indikasi : terapi pengganti untuk ketergantungan opioid, dalam kerangka
terapi psikologi, sosial dan medis.
Bentuk sediaan : Tablet sublingual
Mekanisme kerja : berikatan dengan reseptor opioid.

 Tramadol
Indikasi : obat yang diindikasikan untuk meredakan rasa nyeri sedang
hingga berat.
Bentuk sediaan : kapsul, injeksi, tablet
Mekanisme kerja : mengubah respons otak dalam merasakan sakit
sehingga terjadi efek pereda nyeri.

12. ANTITUSIF NON-OPIOID (CARI INDIKASI, EFEK SAMPING,


MEKANISME KERJA, GAMBAR SEDIAAN, TERSEDIA DALAM
BENTUK APA, DOSIS)
 Dekstrometorfan
Indikasi : obat untuk meredakan batuk kering.
Bentuk sediaan : tablet, sirop, dan permen pelega tenggorokan (lozenges).
Mekanisme kerja : menaikkan ambang pusat batuk yang bekerja di sentral
yaitu di otak.
 Noskapin
Indikasi : obat antitusif yang bisa menekan refleks batuk, yaitu dengan
cara menghambat respon dan penumpukan bradikinine yang berperan
dalam merangsang batuk, sehingga obat ini dapat digunakan untuk
meredakan batuk kering.
Bentuk sediaan : tablet, kapsul, kaplet, sirup, dan obat tetes oral.
Mekanisme kerja : sebagai antitusif.
ANALGESIK-ANTIPIRETIK, ANALGESIK ANTIINFLAMASI
NONSTEROID, DAN OBAT GANGGUAN SENDI LAINNYA

13.GOLONGAN AINS COX – NON SELEKTIF (CARI INDIKASI, EFEK


SAMPING, MEKANISME KERJA, GAMBAR SEDIAAN, TERSEDIA
DALAM BENTUK APA, DOSIS)
 Aspirin
Indikasi : sebagai antipiretik dan antiinflamasi relatif lebih jarang di
Indonesia.
Bentuk sediaan : (tablet, kapsul, kaplet, enteric coated)
Mekanisme kerja : penghambatan sintesis prostaglandin E2 dan
tromboksan A2.

 Indometasin
Indikasi : nyeri dan peradangan sedang sampai berat pada kasus
reumatik dan gangguan muskuloskeletal akut lainnya; gout akut;
dismenorea, penutupan duktus arteriosus
Bentuk sediaan : kapsul
Mekanisme kerja : menghambat enzim yang memproduksi
prostaglandin, yaitu zat yang menyebabkan peradangan.
 Ibuprofen
Indikasi : untuk manajemen nyeri, demam serta sebagai obat anti
inflamasi untuk berbagai penyakit seperti rheumatoid arthritis,
osteoarthritis, juvenile rheumatoid arthritis.
Bentuk sediaan : tablet
Mekanisme kerja : sebagai antiinflamasi.

 Naproxen
Indikasi : untuk mengurangi nyeri, bengkak, dan kemerahan akibat
peradangan yang disebabkan oleh sejumlah kondisi, seperti penyakit
asam urat, rheumatoid arthritis, juvenile arthritis, atau ankylosing
spondylitis.
Bentuk sediaan : kaplet
Mekanisme kerja : menghambat produksi prostaglandin.

 Asam mefenamat
Indikasi : nyeri akut derajat ringan-sedang dan dismenore. Obat ini
juga bisa digunakan untuk tata laksana nyeri pasca operasi.
Bentuk sediaan : tablet, sirup
Mekanisme kerja : dengan cara menghalangi efek enzim yang disebut
cyclooxygenase.
 Ketoprofen
Indikasi : nyeri dan radang pada penyakit reumatik yang ringan dan
gangguan otot skelet lainnya, dan setelah pembedahan ortopedik; gout
akut; dismenorea.
Bentuk sediaan : Tablet salut selaput, supositoria
Mekanisme kerja : menghambat enzim cyclooxygenase (COX), yang
bertugas memproduksi prostaglandin.

 Miloksikam
Indikasi : digunakan untuk meredakan nyeri dan gejala radang pada
beberapa kondisi, seperti ankylosing spondylitis, rheumathoid arthritis,
atau juvenile idiopathic arthritis.
Bentuk sediaan : tablet, kapsul
Mekanisme kerja : menghambat biosynthesize prostaglandin yang
merupakan mediator peradangan melalui penghambatan
cyclooxygenase-2 (COX-2), sehingga terjadinya proses peradangan
dapat dihambat.
14.AINS COX -2- PREFERENTIAL (CARI INDIKASI, EFEK SAMPING,
MEKANISME KERJA, GAMBAR SEDIAAN, TERSEDIA DALAM
BENTUK APA, DOSIS)
 Nimesulid
Indikasi : digunakan untuk berbagai kondisi yang memerlukan aktivitas
antiinflamasi, analgesik dan antipiretik seperti osteoarthritis, rematik
ekstra-artikular, rasa nyeri dan peradangan setelah intervensi bedah dan
setelah trauma akut dan dismenorea.
Bentuk sediaan : Tablet, sirup, suspensi, dan gel
Mekanisme kerja : menghambat enzim cyclooxygenase-2 secara
selektif.

 Meloksikam
Indikasi : yang digunakan untuk meredakan nyeri dan gejala radang
pada beberapa kondisi, seperti ankylosing spondylitis, rheumathoid
arthritis, atau juvenile idiopathic arthritis
Bentuk sediaan : Tablet, suppositoria, suntik
Mekanisme kerja : menghambat biosynthesize prostaglandin yang
merupakan mediator peradangan melalui penghambatan
cyclooxygenase-2 (COX-2), sehingga terjadinya proses peradangan
dapat dihambat.
 Nabumeton
Indikasi : adalah obat untuk mengatasi gejala arthritis, seperti bengkak,
nyeri, atau kaku, pada sendi, terutama akibat osteoarthritis dan
rheumatoid arthritis.
Bentuk sediaan : Tablet salut selaput
Mekanisme kerja : menurunkan produksi prostaglandin yang umumnya
meningkat saat tubuh mengalami cedera atau kerusakan.

 Diklofenak
Indikasi : untuk meredakan gejala osteoarthritis, rheumatoid arthritis,
ankylosing spondylitis, cedera muskuloskeletal minor, nyeri pasca
operatif dan nyeri menstruasi.
Bentuk sediaan : tablet, kapsul lepas lambat
Mekanisme kerja : inhibitor enzim siklooksigenase yang menurunkan
produksi prostaglandin penyebab inflamasi, demam, dan nyeri,
terutama pada jaringan perifer.

 Etodolak
Indikasi : untuk meredakan nyeri dan peradangan pada rheumatoid
arthritis, osteoarthritis, jouvenile rheumathoid arthritis, atau kondisi
nyeri akut lain.
Bentuk sediaan : kapsul
Mekanisme kerja : menghambat pembentukan prostaglandin yang bisa
meningkat jumlahnya saat terjadi kerusakan jaringan.

15. AINS COX-2- SELEKTIF (CARI INDIKASI, EFEK SAMPING,


MEKANISME KERJA, GAMBAR SEDIAAN, TERSEDIA DALAM
BENTUK APA, DOSIS)
1) Generasi 1
 Selekoksib
Indikasi : untuk mengobati rasa sakit dan peradangan pada
osteoarthritis, nyeri akut pada orang dewasa, rheumatoid arthritis,
ankylosing spondylitis, nyeri haid, dan rheumatoid arthritis remaja.
Bentuk sediaan : kapsul
Mekanisme kerja : menghambat enzim cyclooxygenase-2 (COX-2)
yang bertugas memproduksi prostaglandin.

 Rofekoksib
Indikasi : mengobati osteoarthritis, rheumatoid arthritis, rheumatoid
arthritis remaja, kondisi nyeri akut, migrain, dan dismenore
Bentuk sediaan : kapsul
Mekanisme kerja : menghambat sistesis prostaglandin melalui
penghambatan cyclooxygenase-2 (COX-2).

 Valdekoksib
Indikasi : digunakan dalam pengobatan nyeri ringan hingga sedang.
Bentuk sediaan : oral, supositoria
Mekanisme kerja : -
 Parekoksib
Indikasi : adalah prodrug valdecoxib yang larut dalam air dan dapat
disuntikkan.
Bentuk sediaan : injeksi
Mekanisme kerja : metamizol.

 Etorikoksib
Indikasi : meringankan gejala pada terapi osteoartritis, meringankan
nyeri muskuloskeletal kronik, meringankan nyeri akut yang
berhubungan dengan bedah mulut.
Bentuk sediaan : tablet
Mekanisme kerja : memblokade efek enzim COX-2 yang
memproduksi prostaglandin di pusat inflamasi sehingga dapat
menimbulkan rasa nyeri.

2) Generasi 2
 Lumirakoksi
Indikasi : obat antiinflamasi nonsteroid
Bentuk sediaan : tablet
Mekanisme kerja : menghambat sistem biosintesis PG yang
merupakan mediator penyebab.

a. Efek Farmakodinamik Antipiretik, Analgesik, Dan Antiinflamasi.


1) Efek Analgesik
 obat mirip-aspirin

2) Efek Antipiretik
 Paracetamol

3) Efek Antiinflamasi
 Aspirin

16. OBAT ANTIINFLAMASI NON-STEROID (CARI INDIKASI, EFEK


SAMPING, MEKANISME KERJA, GAMBAR SEDIAAN, TERSEDIA
DALAM BENTUK APA, DOSIS)
 Salisilat
Indikasi : sebagai agen keratolitik atau keratoplastik pada penyakit kulit
seperti acne vulgaris (jerawat), veruka vulgaris (common warts), kalus,
psoriasis, dan dermatitis seboroik.
Bentuk sediaan : salep krim
Mekanisme kerja : melarutkan zat-zat dalam tautan antar sel sehingga
terjadi peregangan lekatan korneosit dan perlunakan stratum korneum.

 Salisilamid
Indikasi : digunakan untuk mengobati demam dan nyeri.
Bentuk sediaan : kapsul, tablet
Mekanisme kerja : melarutkan zat-zat dalam tautan antar sel sehingga
terjadi peregangan lekatan korneosit dan perlunakan stratum korneum.

 Diflunisal
Indikasi : ini diformulasikan untuk mengatasi nyeri ringan hingga sedang
Bentuk sediaan : oral
Mekanisme kerja : mengurangi kadar prostaglandin, bahan kimia yang
bertanggung jawab untuk rasa sakit, demam, dan peradangan.

17.PARA AMINO FENOL (CARI INDIKASI, EFEK SAMPING,


MEKANISME KERJA, GAMBAR SEDIAAN, TERSEDIA DALAM
BENTUK APA, DOSIS)
 Asetaminofen (parasetamol)
Indikasi : meredakan demam dan nyeri, termasuk nyeri haid atau
sakit gigi.
Bentuk sediaan : tablet
Mekanisme kerja : menghambat produksi prostaglandin, suatu zat
peradangan dan pemicu demam, dan terutama bekerja di otak.
18.PIRAZOLON DAN DERIVAT (CARI INDIKASI, EFEK SAMPING,
MEKANISME KERJA, GAMBAR SEDIAAN, TERSEDIA DALAM
BENTUK APA, DOSIS)
 Dipiron
Indikasi : pereda nyeri, pereda kejang, dan pereda demam yang juga
memiliki efek antiradang. Ini paling sering diberikan melalui mulut
atau melalui suntikan.
Bentuk sediaan : injeksi
Mekanisme kerja : menurunkan produksi prostaglandin.
 Fenilbutazori
Indikasi : untuk mengatasi nyeri dan peradangan pada rematik, penyakit
asam urat (gout), atau osteoarthritis
Bentuk sediaan : Kaplet salut selaput
Mekanisme kerja : menurunkan produksi prostaglandin.

 Oksifenbutazon
Indikasi : digunakan untuk meredakan nyeri dan gejala radang pada
beberapa kondisi, seperti ankylosing spondylitis, rheumathoid arthritis,
atau juvenile idiopathic arthritis.
Bentuk sediaan : injeksi
Mekanisme kerja : menurunkan produksi prostaglandin.

 Antipirin
Indikasi : analgesik, obat antiinflamasi nonsteroid dan antipiretik.
Bentuk sediaan : injeksi, kapsul
Mekanisme kerja : penghambatan sintesis prostaglandin.
 Aminopirin
Indikasi : obat yang digunakan untuk meredakan beberapa keluhan, seperti
sesak napas, mengi, atau sulit bernapas, yang disebabkan oleh asma,
penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), bronkitis, atau emfisema.
Bentuk sediaan : Tablet dan suntik
Mekanisme kerja : penghambatan sintesis prostaglandin.

19. FENILBUTAZON DAN OKSIFENBUTAZON (CARI INDIKASI,


EFEK SAMPING, MEKANISME KERJA, GAMBAR SEDIAAN,
TERSEDIA DALAM BENTUK APA, DOSIS)

20.OBAT PIRAI (ASAM URAT) (CARI INDIKASI, EFEK SAMPING,


MEKANISME KERJA, GAMBAR SEDIAAN, TERSEDIA DALAM
BENTUK APA, DOSIS)
Kolkisin dalam dosis profilaktik, dianjurkan diberikan pada awal terapi
 Allopurinol
Indikasi : untuk menurunkan kadar asam urat akibat penyakit asam urat
(gout) atau terapi kanker yang menyebabkan peningkatan kadar asam urat
(hiperurisemia
Bentuk sediaan : oral, tablet
Mekanisme kerja : menghambat enzim xanthine oksidase sehingga
menghambat pembentukan asam urat dan juga dapat menghambat sintesis
purin.

 Probenesid
Indikasi : obat yang diresepkan untuk mengobati penyakit asam urat atau
gout.
Bentuk sediaan : tablet

Mekanisme kerja : mencegah ginjal menyerap kembali asam urat dan


meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urine.

 Sulfinpirazon
Indikasi : profilaksis gout, hiperurisemia. Peringatan: lihat Probenesid;
dianjurkan secara rutin melakukan hitung darah; hindari pada
hipersensitivitas terhadap AINS; penyakit jantung
Bentuk sediaan : tablet, kapsul
Mekanisme kerja : meningkatkan klirens ginjal untuk asam urat dengan cara
mengurangi reabsorbsi dari asam urat pada tubulus piroksimal

 Ketorolak
Indikasi : untuk meredakan nyeri sedang hingga berat. Obat ini sering
digunakan setelah operasi atau prosedur medis yang bisa menyebabkan nyeri.
Ketorolac merupakan obat golongan antiinflamasi nonsteroid (OAINS) yang
memiliki bentuk sediaan tablet dan suntik.
Bentuk sediaan : suntik
Mekanisme kerja : menghambat produksi senyawa kimia yang bisa
menyebabkan peradangan dan rasa nyeri.
 Etodolak
Indikasi : untuk meredakan nyeri dan peradangan pada rheumatoid arthritis,
osteoarthritis, jouvenile rheumathoid arthritis, atau kondisi nyeri akut lain.
Bentuk sediaan : kapsul
Mekanisme kerja : menghambat pembentukan prostaglandin yang bisa
meningkat jumlahnya saat terjadi kerusakan jaringan.

Ada 2 kelompok obat penyakit pirai, yaitu obat yang menghentikan proses
inflamasi akut misalnya

 Kolkisin
Indikasi : gout akut, profilaksis jangka pendek selama terapi awal dengan
alopurinol dan urikosurik.
Bentuk sediaan : oral
Mekanisme kerja : menghentikan pembentukan protein khusus, sehingga bisa
mencegah aktivasi dan pergerakan sel darah putih jenis neutrofil ke area
peradangan.
 Fenilbutazon
Indikasi : untuk mengatasi nyeri dan peradangan pada rematik, penyakit asam
urat (gout), atau osteoarthritis.
Bentuk sediaan : Kaplet salut selaput
Mekanisme kerja : menurunkan produksi prostaglandin.

 Oksifentabutazon
Indikasi : digunakan untuk meredakan nyeri dan gejala radang pada beberapa
kondisi, seperti ankylosing spondylitis, rheumathoid arthritis, atau juvenile
idiopathic arthritis.
Bentuk sediaan : injeksi
Mekanisme kerja : menghambat prostaglandin.

 Indometasin;
Indikasi : nyeri dan peradangan sedang sampai berat pada kasus reumatik dan
gangguan muskuloskeletal akut lainnya; gout akut; dismenorea, penutupan
duktus arteriosus
Bentuk sediaan : kapsul lepas lambat
Mekanisme kerja : menghambat enzim yang memproduksi prostaglandin,
yaitu zat yang menyebabkan peradangan.

21.ANTIREUMATIK PEMODIFIKASI PENYAKIT (APP)


 Metrotreksat
Indikasi : psoriasis berat yang tidak terkendali dan tidak responsif terhadap
terapi konvensional; Crohn's disease; keganasan.
Bentuk sediaan : tablet, injeksi
Mekanisme kerja : menghambat kerja enzim yang penting untuk
pembentukan DNA sel.
 Azatioprin
Indikasi : sebagai terapi tambahan pada transplantasi ginjal alograf untuk
mencegah reaksi penolakan transplan.
Bentuk sediaan : tablet, injeksi
Mekanisme kerja : menekan kerja sistem imun sehingga membantu tubuh
untuk menerima organ yang baru saja ditransplantasikan.

 Klorokuinidin Dan Hidroksiklorokuin


Indikasi : obat golongan 4-aminokuinolin yang disintesis.
Bentuk sediaan : tablet, oral
Mekanisme kerja : dengan menghancurkan bentuk eritrosit dari parasit
malaria

.
 Garam Emas
 Leflunomid
Indikasi : obat yang digunakan untuk mengobati rheumatoid arthritis
seperti peradangan, pembengkakan, kekakuan, dan nyeri sendi.
Bentuk sediaan : tablet
Mekanisme kerja : menghambat enzim pembentuk protein tertentu yang
dibutuhkan dalam proses pembentukan prostaglandin (senyawa yang
menyebabkan terjadinya reaksi peradangan).

 Sulfasalazin
Indikasi : obat antiperadangan yang digunakan untuk meredakan gejala
radang usus atau kolitis ulseratif, berupa nyeri perut, demam, diare, atau
perdarahan pada bagian akhir usus besar (rektum).
Bentuk sediaan : tablet, kaplet
Mekanisme kerja : menghambat reaksi peradangan di dalam tubuh

.
22. PENGHAMBAT SITOKIN (CARI INDIKASI, EFEK SAMPING,
MEKANISME KERJA, GAMBAR SEDIAAN, TERSEDIA DALAM
BENTUK APA, DOSIS)
Beberapa obat jenis ini yang sudah ada di pasaran adalah
 nti-TNF
Indikasi : untuk mencegah kerusakan sendi yang lebih parah akibat
rheumatoid arthritis, ankylosing spondylitis, atau psoriatic athritis.
Bentuk sediaan : suntik
Mekanisme kerja : menghambat kerja tumor necrosis factor alpha.
 Etaner.cept
Indikasi : obat untuk menangani psoriasis plak dan juvenile idiopathic
arthritis.
Bentuk sediaan : injeksi
Mekanisme kerja : menghambat kerja tumor necrosis factor alpha.
 Infliximab
Indikasi : obat untuk mengobati rheumatoid arthritis, spondilitis ankilosa,
psoriasis arthritis, psoriasis plak, penyakit Crohn, atau kolitis ulseratif.
Bentuk sediaan : cairan
Mekanisme kerja : memblokir zat kimia alami tubuh bernama faktor
nekrosis tumor alfa (TNF-α).
 Adalimumab
Indikasi : untuk meredakan gejala dari radang sendi, radang usus, atau
radang kulit
Bentuk sediaan : injeksi
Mekanisme kerja : menghambat kerja zat yang menyebabkan peradangan
di dalam tubuh. Dengan begitu, tanda peradangan, seperti nyeri, deman,
dan bengkak akan berkurang
 Penghambat interleukin-1: Anakira.
Indikasi : menghambat aktivitas interleukin-1 alfa dan beta (IL-1). IL-1
bertanggung jawab memicu respons sistem imun dan peradangan di dalam
tubuh.
Bentuk sediaan : suntik
Mekanisme kerja : menghambat aktivitas interleukin-1 alfa dan beta (IL-
1).

Anda mungkin juga menyukai