Gambar sediaan
b. Agonis DA
Obat Bromokriptin
Indikasi : sebagai tambahan 1evodopa pada pasien yang tidak
memberikan respons memuaskan terhadap levodopa; dan untuk
mengatasi fluktuasi respons levodopa dengan atau tanpa karbidopa.
Bromokriptin diindikasikan sebagai pengganti levodopa
bila levodopa dikontraindikasikan.
Bentuk sediaan : tablet
Mekanisme kerja : Obat ini lebih besar afinitasnya terhadap reseptor
D2 dan merupakan antagonis reseptor D1. Organ yang dipengaruhi
ialah yang memiliki reseptor dopamin yaitu SSP, kardiovaskular,
poros hipotalamus-hipofisis dan saluran cerna .
Gambar sediaan
Obat Apomorfin
Indikasi : Apomorfln diindikasikan untuk terapi fenomena "off' pada
terapi levodopa/karbidopa.
Bentuk sediaan : Tablet, injeksi, infus
Mekanisme kerja : menstimulasi post-sinapsis pada reseptor
dopamine D2 di dalam caudate-putamen otak.
Gambar sediaan
Obat Ropinirol
Indikasi : Ropinirol diindikasikan pada penyakit Parkinson awal atau
lanjut.
Bentuk sidiaan : tablet lepas lambat
Mekanisme kerja : menyeimbangkan kadar zat dopamine di dalam
otak, yang dibutuhkan untuk mengendalikan pergerakan tubuh.
Gambar sediaan
Obat Pramipreksol
Indikasi : sebagai terapi tambahan dengan levodopa.
Bentuk sediaan : bentuk tablet biasa dan tablet lepas lambat.
Mekanisme kerja : membantu mengembalikan keseimbangan zat
alami tertentu (dopamin) di otak
Pergolid Mesilat
Indikasi : terapi tunggal atau terapi tambahan pada levodopa untuk
penyakit Parkinson jika agonis reseptor dopamin selain turunan
ergot tidak sesuai.
Bentuk sediaan : tablet
Mekanisme kerja : -
Lisurid
Indikasi : golongan prolaktin inhibitor, untuk menekan produksi
prolaktin sebagai laktasi. golongan alkaloid ergot, untuk meredakan
migrain.
Bentuk sediaan : tablet
Mekanisme kerja : menstimulasi reseptor postsynaptic dopamine
secara langsung.
•laktat prosiklidin
Obat Benztropin Mesilat
Indikasi : Obat ini bekerja dengan cara mengurangi efek reaksi
kimia tertentu dalam tubuh yang tidak seimbang yang
diakibatkan oleh penyakit Parkinson, terapi obat, atau penyebab
lainnya; dengan mengurangi kekakuan dan meningkatkan
kekuatan otot.
Bentuk sediaan : Kapsul, Tablet, Injeksi
Mekanisme kerja: mengurangi efek reaksi kimia tertentu dalam
tubuh yang tidak seimbang yang diakibatkan oleh penyakit
Parkinson, terapi obat, atau penyebab lainnya; dengan
mengurangi kekakuan dan meningkatkan kekuatan otot.
a. Ketiga senyawa obat kongenerlk triheksifenidil yaitu
Biperiden
Indikasi : obat untuk mengatasi penyakit Parkinson dan kelainan-
kelainan yang menyerupai Parkinson.
Bentuk sediaan : tablet
Mekanisme kerja : Oral atau tablet dan Injeksi pada vena atau otot.
Sikrimin
Indikasi : obat antikolinergik yang terutama digunakan untuk
pengobatan parkinsonisme.
Bentuk sediaan : tablet
Mekanisme kerja: -
Prosiklidin
Indikasi : obat untuk mengobati gejala penyakit Parkinson atau
gerak motorik yang tidak terkendali karena efek samping obat-
obatan psikiatris tertentu.
Bentuk sediaan : tablet, oral
Mekanisme kerja : -
b. Senyawa Antihistamin
Difenhidramin
Indikasi : antihistamin, antiemetik, anti spamodik; parkinsonisme,
reaksi ekstrapiramidal karena obat; anak dengan gangguan emosi.
Bentuk sediaan : oral dan injeksi.
Mekanisme kerja: menghalangi efek histamin dalam tubuh yang
menyebabkan munculnya reaksi alergi.
Klorfenoks-amin
Indikasi : digunakan untuk menangani reaksi alergi, yang di
antaranya diakibatkan oleh rhinitis alergi, dermatitis atopi,
urtikaria, dan konjungtivitis alergi.
Bentuk sediaan : oral
Mekanisme kerja: menghambat kerja zat alami tubuh yang
berperan dalam munculnya reaksi alergi, seperti mata berair,
bersin, batuk, hidung meler, atau hidung tersumbat, karena alergi
atau batuk pilek.
Orfenadrin
Indikasi : digunakan saat istirahat dan terapi fisik untuk mengobati
otot rangka saat sakit atau cidera.
Bentuk sediaan : obat cair
Mekanisme kerja: menghalangi sistem saraf (atau sensasi sakit)
yang akan dikirimkan ke otak Anda.
Fenindamin
Indikasi : menghilangkan rasa nyeri ringan sampai dengan sedang
akibat berbagai kondisi. Obat ini dapat digunakan juga untuk
mengurangi nyeri saat haid, meredakan sakit gigi, sakit kepala,
pegal otot dan sendi.
Bentuk sediaan : Kaplet Salut Selaput
Mekanisme kerja : sebagai antikonvulsan dengan cara
meningkatkan efluks atau menurunkan influks ion natrium di
membran neuron pada korteks motorik.
klorfenoksamin
Indikasi : untuk meredakan gejala akibat reaksi alergi, rhinitis
alergi, dan common cold.
Bentuk sediaan : Tablet, kaplet, sirop, salep, losion, supositoria,
suntik
Mekanisme kerja: mengatasi tipe alergi yang bersifat eksudatif
akut, seperti manifestasi simtom dari rhinitis alergi, urtikaria, dan
konjungtivitis alergi.
Antidepresan Trisiklik
Kodein
Indikasi : untuk meredakan nyeri ringan hingga sedang dan untuk
menangani batuk kering yang disertai nyeri.
Bentuk sediaan : Tablet, kapsul, kapsul pelepasan lambat, dan sirop
Mekanisme kerja : Obat ini bekerja selektif pada reseptor mu, tapi
dengan afinitas jauh lebih lemah daripada morfin.
Tebain
Indikasi : digunakan dalam pembuatan-sintetik dan semi sintetik
opioid seperti oxycodone dan etorphine dan beberapa jenis obat
Bentuk sediaan : tablet
Mekanisme kerja : -
Papaverin
Indikasi : digunakan untuk meredakan kejang atau spasme pada otot-
otot polos yang mempengaruhi motilitas saluran pencernaan,
termasuk nyeri pada dada, masalah sirkulasi, dan serangan jantung.
Bentuk sediaan : tablet
Mekanisme kerja : vasodilator yang melemaskan dan melebarkan
otot-otot polos di pembuluh darah.
Dinorfin
Indikasi : meredakan nyeri yang tidak bisa diatasi dengan analgesik
nonnarkotik. Hal ini mencakup kondisi pre dan pasca operasi, infark
miokard, dan nyeri pada pasien kanker. Morfin dapat digunakan
pada pasien dengan nyeri hebat atau nyeri yang tidak hilang dengan
analgesik nonnarkotik.
Bentuk sediaan : oral, tablet
Mekanisme kerja : sebagai analgesik.
c. Agonis
Kodein
Indilasi : untuk meredakan nyeri ringan hingga sedang dan untuk
menangani batuk kering yang disertai nyeri.
Bentuk sediaan : Tablet, kapsul, kapsul pelepasan lambat, dan sirop
Mekanisme kerja : Obat ini bekerja selektif pada reseptor mu, tapi
dengan afinitas jauh lebih lemah daripada morfin.
Morfin
Indikasi : meredakan nyeri yang tidak bisa diatasi dengan analgesik
nonnarkotik. Hal ini mencakup kondisi pre dan pasca operasi, infark
miokard, dan nyeri pada pasien kanker. Morfin dapat digunakan
pada pasien dengan nyeri hebat atau nyeri yang tidak hilang dengan
analgesik nonnarkotik.
Bentuk sediaan : oral tablet
Mekanisme kerja : menghambat sinyal saraf nyeri ke otak, sehingga
tubuh tidak merasakan sakit untuk sementara.
Metadon
Indikasi : digunakan sebagai analgesik untuk manajemen nyeri
kronik pada dewasa dan anak.
Bentuk sediaan : Tablet, bubuk, cairan
Mekanisme kerja : mengubah respon sistem saraf dan otak dalam
merespons rasa sakit dan nyeri.
Meperidin
Indikasi : untuk mengatasi rasa sakit atau nyeri hebat.
Bentuk sediaan : tablet
Mekanisme kerja : -
Fentanil
Indikasi : agen anestesi untuk pasien yang akan menjalani operasi,
serta untuk manajemen nyeri.
Bentuk sediaan : suntik dan patch transdermal
Mekanisme kerja : memblokir sinyal rasa sakit pada sel saraf yang
menuju otak.
d. Agonis antagonis
Buprenorfin
Indikasi : terapi pengganti untuk ketergantungan opioid, dalam
kerangka terapi psikologi, sosial dan medis.
Bentuk sediaan : Tablet sublingual
Mekanisme kerja : berikatan dengan reseptor opioid.
Pentazosin
Indikasi : untuk meredakan nyeri sedang hingga berat. Obat ini juga
digunakan sebagai bagian dari anestesi untuk operasi
Bentuk sediaan : tablet
Mekanisme kerja : pada pusat-pusat tertentu di otak sebagai pereda
nyeri.
Nalbufin
Indikasi : analgesik opioid yang digunakan dalam pengobatan
nyeri.
Bentuk tablet : injeksi
Mekanisme kerja : menghalangi aliran sinyal rasa sakit di otak
yang selanjutnya akan memengaruhi respons tubuh terhadap
rasa nyeri.
e. Antagonis
Naloxon
Indikasi : pada keadaan emergensi adalah depresi pernapasan akibat
overdosis nalokson. Selain itu, nalokson dapat diberikan untuk
reversal pernapasan pasca pemberian obat
Fenilheptilamin
Indikasi :
Mekanisme kerja : -
Fenilpiperidin
Mekanisme kerja : -
Morfinan
Indikasi : untuk meredakan nyeri yang tidak bisa diatasi dengan
analgesik nonnarkotik.
Bentuk sediaan : suntik dan tablet
Mekanisme kerja : menghambat sinyal saraf nyeri ke otak, sehingga
tubuh tidak merasakan sakit untuk sementara
.
Benzomorfan
Indikasi : untuk mengatasi gejala gangguan psikologi seperti gangguan
kecemasan (anxiety disorder) dan insomnia.
Bentuk sediaan : tablet
Mekanisme kerja : -
L
2) Analgesia
Obat morfin
Obat opioid
3) Eksitasi
Obat morfin
Obat opioid
4) Miosis
Obat morfin
Obat opioid
5) Depresi Nafas
Obat morfin
Obat opioid
Obat kodein
Obat dionin
6) Mual dan muntah
Obat morfin
b. Saluran cerna
Morfin berefek langsung pada saluran cema, bukan melalui efeknya pada
SSP.
7) Lambung
Obat morfin
8) Usus besar
Obat morfin
9) Duktus Koledokus
Dosis terapi morfin, kodein, dihidromorfinon dan
metilhidromorfinon
Atropin menghilangkan sebagian spasme ini. Pemberian nalorfin,
amilniltrit secara inhalasi, nitrogliserin sublingual dan aminofilin IV
akan rneniadakan spasme saluran empedu oleh morfin.
c. Sistem Kardiovaskular
Pemberian morfin
Pemberian opioid
d. Terhadap nyeri
Pemberian morfin
Pemberian opioid
e. Terhadap batuk
Analgesik opioid
g. Efek antidiare
Alkaloid morfin
difenoksilat
loperamid
h. Intoksikasi Akut
lntoksikasi akut morfin atau opioid
Kodein
Indikasi : meredakan nyeri ringan hingga sedang dan untuk menangani
batuk kering yang disertai nyeri
Bentuk sediaan : tablet
Mekanisme kerja : Obat ini bekerja selektif pada reseptor mu, tapi
dengan afinitas jauh lebih lemah daripada morfin.
ketobemidon
Indikasi : obat penghilang rasa sakit opioid sintetis yang kuat
Bentuk sediaan : tablet salut selaput, kapsul
Mekanisme kerja : -
Fenoperidin.
Indikasi : nyeri untuk saluran kemih.
Bentuk sediaan : tablet
Mekanisme kerja : bersifat anastesi lokal ini dapat memberikan efek
analgesik topikal langsung pada lapisan mukosa saluran kemih.
Lanjutannya!
a. Susunan Saraf Pusat (FARMAKODINAMIK)
Morfin meperidin menimbulkan analgesia, sedasi, euforia, depresi napas
dan efek sentral lain.
1) Analgesia
Efek analgetik meperidin
2) Saluran napas
Meperidin
4) Sistem Kardiovaskular
Pemberian dosis terapi meperidin
5) Saluran cerna
Saluran cerna Efek spasmogenik meperidin
6) Otot bronkus
Meperidin
7) Ureter
Pemberian meperidin
8) Uterus
Meperidin
Alfaprodin HCl
Indikasi : sebagai antidiare
Bentuk sediaan : tablet, sirup
Mekanisme kerja : -
Morfin
Indikaasi : untuk meredakan nyeri yang tidak bisa diatasi dengan
analgesik nonnarkotik.
Bentuk sediaan : tablet
Mekanisme kerja : menghambat sinyal saraf nyeri ke otak, sehingga
tubuh tidak merasakan sakit untuk sementara.
Difenoksilat
Indikasi : digunakan sebagai obat kombinasi dengan atropin untuk
pengobatan diare.
Bentuk sediaan : tablet, larutan
Mekanisme kerja : menghambat motilitas saluran pencernaan dan
mempengaruhi otot sirkular dan longitudinal usus.
Atropin sulfat
Indikasi : menangani denyut jantung lambat (bradikardia) dan
keracunan insektisida.
Bentuk sediaan : tablet, suntik, tetes mata
Mekanisme kerja : antagonis kompetitif untuk reseptor asetilkolin
muskarinik tipe M1, M2, M3, M4, dan M5, yang akan menyebabkan
inhibisi parasimpatis reseptor asetilkolin di otot polos.
Loperamid Seperti difenoksilat
Indikasi : memperlambat motilitas saluran cerna dengan
mempengaruhi otot sirkuter dan longitudinal usus.
Bentuk sediaan : tablet dan sirup
Mekanisme kerja : cara memperlambat gerakan usus.
2) Otot Polos
Meperidin, metadon
3) Sistem Kardiovaskular
Metadon
Nalorfin
Indikasi : obat untuk menangkal depresi pernapasan yang dihasilkan oleh
overdosis narkotika.
Bentuk sediaan : injeksi
Mekanisme kerja : dengan menghambat efek obat opioid, seperti heroin
dan oxycodone, agar tidak menempel pada reseptor opioid di otak.
Levalorfan
Indikasi : digunakan untuk tujuan ini karena nalokson obat yang lebih
baru cenderung digunakan sebagai gantinya.
Bentuk sediaan : injeksi
Mekanisme kerja : dengan menghambat efek obat opioid, seperti heroin
dan oxycodone, agar tidak menempel pada reseptor opioid di otak.
Silklazosin
Indikasi : untuk mengatasi rasa mual, mabuk, dan pusing
Bentuk sediaan : injeksi
Mekanisme kerja : dengan menghambat efek obat opioid, seperti heroin
dan oxycodone, agar tidak menempel pada reseptor opioid di otak.
Butorfanol
Indikasi : untuk mengatasi nyeri sedang hingga berat, seperti nyeri otot,
sakit kepala migrain, atau nyeri akibat operasi.
Bentuk sediaan : injeksi, tablet
Mekanisme kerja : menghambat rangsangan nyeri yang menuju ke otak
dan mengurangi respons nyeri pada otak, sehingga tubuh tidak merasakan
rasa sakit.
Buprenorfin
Indikasi : terapi pengganti untuk ketergantungan opioid, dalam kerangka
terapi psikologi, sosial dan medis.
Bentuk sediaan : Tablet sublingual
Mekanisme kerja : berikatan dengan reseptor opioid.
Tramadol
Indikasi : obat yang diindikasikan untuk meredakan rasa nyeri sedang
hingga berat.
Bentuk sediaan : kapsul, injeksi, tablet
Mekanisme kerja : mengubah respons otak dalam merasakan sakit
sehingga terjadi efek pereda nyeri.
Indometasin
Indikasi : nyeri dan peradangan sedang sampai berat pada kasus
reumatik dan gangguan muskuloskeletal akut lainnya; gout akut;
dismenorea, penutupan duktus arteriosus
Bentuk sediaan : kapsul
Mekanisme kerja : menghambat enzim yang memproduksi
prostaglandin, yaitu zat yang menyebabkan peradangan.
Ibuprofen
Indikasi : untuk manajemen nyeri, demam serta sebagai obat anti
inflamasi untuk berbagai penyakit seperti rheumatoid arthritis,
osteoarthritis, juvenile rheumatoid arthritis.
Bentuk sediaan : tablet
Mekanisme kerja : sebagai antiinflamasi.
Naproxen
Indikasi : untuk mengurangi nyeri, bengkak, dan kemerahan akibat
peradangan yang disebabkan oleh sejumlah kondisi, seperti penyakit
asam urat, rheumatoid arthritis, juvenile arthritis, atau ankylosing
spondylitis.
Bentuk sediaan : kaplet
Mekanisme kerja : menghambat produksi prostaglandin.
Asam mefenamat
Indikasi : nyeri akut derajat ringan-sedang dan dismenore. Obat ini
juga bisa digunakan untuk tata laksana nyeri pasca operasi.
Bentuk sediaan : tablet, sirup
Mekanisme kerja : dengan cara menghalangi efek enzim yang disebut
cyclooxygenase.
Ketoprofen
Indikasi : nyeri dan radang pada penyakit reumatik yang ringan dan
gangguan otot skelet lainnya, dan setelah pembedahan ortopedik; gout
akut; dismenorea.
Bentuk sediaan : Tablet salut selaput, supositoria
Mekanisme kerja : menghambat enzim cyclooxygenase (COX), yang
bertugas memproduksi prostaglandin.
Miloksikam
Indikasi : digunakan untuk meredakan nyeri dan gejala radang pada
beberapa kondisi, seperti ankylosing spondylitis, rheumathoid arthritis,
atau juvenile idiopathic arthritis.
Bentuk sediaan : tablet, kapsul
Mekanisme kerja : menghambat biosynthesize prostaglandin yang
merupakan mediator peradangan melalui penghambatan
cyclooxygenase-2 (COX-2), sehingga terjadinya proses peradangan
dapat dihambat.
14.AINS COX -2- PREFERENTIAL (CARI INDIKASI, EFEK SAMPING,
MEKANISME KERJA, GAMBAR SEDIAAN, TERSEDIA DALAM
BENTUK APA, DOSIS)
Nimesulid
Indikasi : digunakan untuk berbagai kondisi yang memerlukan aktivitas
antiinflamasi, analgesik dan antipiretik seperti osteoarthritis, rematik
ekstra-artikular, rasa nyeri dan peradangan setelah intervensi bedah dan
setelah trauma akut dan dismenorea.
Bentuk sediaan : Tablet, sirup, suspensi, dan gel
Mekanisme kerja : menghambat enzim cyclooxygenase-2 secara
selektif.
Meloksikam
Indikasi : yang digunakan untuk meredakan nyeri dan gejala radang
pada beberapa kondisi, seperti ankylosing spondylitis, rheumathoid
arthritis, atau juvenile idiopathic arthritis
Bentuk sediaan : Tablet, suppositoria, suntik
Mekanisme kerja : menghambat biosynthesize prostaglandin yang
merupakan mediator peradangan melalui penghambatan
cyclooxygenase-2 (COX-2), sehingga terjadinya proses peradangan
dapat dihambat.
Nabumeton
Indikasi : adalah obat untuk mengatasi gejala arthritis, seperti bengkak,
nyeri, atau kaku, pada sendi, terutama akibat osteoarthritis dan
rheumatoid arthritis.
Bentuk sediaan : Tablet salut selaput
Mekanisme kerja : menurunkan produksi prostaglandin yang umumnya
meningkat saat tubuh mengalami cedera atau kerusakan.
Diklofenak
Indikasi : untuk meredakan gejala osteoarthritis, rheumatoid arthritis,
ankylosing spondylitis, cedera muskuloskeletal minor, nyeri pasca
operatif dan nyeri menstruasi.
Bentuk sediaan : tablet, kapsul lepas lambat
Mekanisme kerja : inhibitor enzim siklooksigenase yang menurunkan
produksi prostaglandin penyebab inflamasi, demam, dan nyeri,
terutama pada jaringan perifer.
Etodolak
Indikasi : untuk meredakan nyeri dan peradangan pada rheumatoid
arthritis, osteoarthritis, jouvenile rheumathoid arthritis, atau kondisi
nyeri akut lain.
Bentuk sediaan : kapsul
Mekanisme kerja : menghambat pembentukan prostaglandin yang bisa
meningkat jumlahnya saat terjadi kerusakan jaringan.
Rofekoksib
Indikasi : mengobati osteoarthritis, rheumatoid arthritis, rheumatoid
arthritis remaja, kondisi nyeri akut, migrain, dan dismenore
Bentuk sediaan : kapsul
Mekanisme kerja : menghambat sistesis prostaglandin melalui
penghambatan cyclooxygenase-2 (COX-2).
Valdekoksib
Indikasi : digunakan dalam pengobatan nyeri ringan hingga sedang.
Bentuk sediaan : oral, supositoria
Mekanisme kerja : -
Parekoksib
Indikasi : adalah prodrug valdecoxib yang larut dalam air dan dapat
disuntikkan.
Bentuk sediaan : injeksi
Mekanisme kerja : metamizol.
Etorikoksib
Indikasi : meringankan gejala pada terapi osteoartritis, meringankan
nyeri muskuloskeletal kronik, meringankan nyeri akut yang
berhubungan dengan bedah mulut.
Bentuk sediaan : tablet
Mekanisme kerja : memblokade efek enzim COX-2 yang
memproduksi prostaglandin di pusat inflamasi sehingga dapat
menimbulkan rasa nyeri.
2) Generasi 2
Lumirakoksi
Indikasi : obat antiinflamasi nonsteroid
Bentuk sediaan : tablet
Mekanisme kerja : menghambat sistem biosintesis PG yang
merupakan mediator penyebab.
2) Efek Antipiretik
Paracetamol
3) Efek Antiinflamasi
Aspirin
Salisilamid
Indikasi : digunakan untuk mengobati demam dan nyeri.
Bentuk sediaan : kapsul, tablet
Mekanisme kerja : melarutkan zat-zat dalam tautan antar sel sehingga
terjadi peregangan lekatan korneosit dan perlunakan stratum korneum.
Diflunisal
Indikasi : ini diformulasikan untuk mengatasi nyeri ringan hingga sedang
Bentuk sediaan : oral
Mekanisme kerja : mengurangi kadar prostaglandin, bahan kimia yang
bertanggung jawab untuk rasa sakit, demam, dan peradangan.
Oksifenbutazon
Indikasi : digunakan untuk meredakan nyeri dan gejala radang pada
beberapa kondisi, seperti ankylosing spondylitis, rheumathoid arthritis,
atau juvenile idiopathic arthritis.
Bentuk sediaan : injeksi
Mekanisme kerja : menurunkan produksi prostaglandin.
Antipirin
Indikasi : analgesik, obat antiinflamasi nonsteroid dan antipiretik.
Bentuk sediaan : injeksi, kapsul
Mekanisme kerja : penghambatan sintesis prostaglandin.
Aminopirin
Indikasi : obat yang digunakan untuk meredakan beberapa keluhan, seperti
sesak napas, mengi, atau sulit bernapas, yang disebabkan oleh asma,
penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), bronkitis, atau emfisema.
Bentuk sediaan : Tablet dan suntik
Mekanisme kerja : penghambatan sintesis prostaglandin.
Probenesid
Indikasi : obat yang diresepkan untuk mengobati penyakit asam urat atau
gout.
Bentuk sediaan : tablet
Sulfinpirazon
Indikasi : profilaksis gout, hiperurisemia. Peringatan: lihat Probenesid;
dianjurkan secara rutin melakukan hitung darah; hindari pada
hipersensitivitas terhadap AINS; penyakit jantung
Bentuk sediaan : tablet, kapsul
Mekanisme kerja : meningkatkan klirens ginjal untuk asam urat dengan cara
mengurangi reabsorbsi dari asam urat pada tubulus piroksimal
Ketorolak
Indikasi : untuk meredakan nyeri sedang hingga berat. Obat ini sering
digunakan setelah operasi atau prosedur medis yang bisa menyebabkan nyeri.
Ketorolac merupakan obat golongan antiinflamasi nonsteroid (OAINS) yang
memiliki bentuk sediaan tablet dan suntik.
Bentuk sediaan : suntik
Mekanisme kerja : menghambat produksi senyawa kimia yang bisa
menyebabkan peradangan dan rasa nyeri.
Etodolak
Indikasi : untuk meredakan nyeri dan peradangan pada rheumatoid arthritis,
osteoarthritis, jouvenile rheumathoid arthritis, atau kondisi nyeri akut lain.
Bentuk sediaan : kapsul
Mekanisme kerja : menghambat pembentukan prostaglandin yang bisa
meningkat jumlahnya saat terjadi kerusakan jaringan.
Ada 2 kelompok obat penyakit pirai, yaitu obat yang menghentikan proses
inflamasi akut misalnya
Kolkisin
Indikasi : gout akut, profilaksis jangka pendek selama terapi awal dengan
alopurinol dan urikosurik.
Bentuk sediaan : oral
Mekanisme kerja : menghentikan pembentukan protein khusus, sehingga bisa
mencegah aktivasi dan pergerakan sel darah putih jenis neutrofil ke area
peradangan.
Fenilbutazon
Indikasi : untuk mengatasi nyeri dan peradangan pada rematik, penyakit asam
urat (gout), atau osteoarthritis.
Bentuk sediaan : Kaplet salut selaput
Mekanisme kerja : menurunkan produksi prostaglandin.
Oksifentabutazon
Indikasi : digunakan untuk meredakan nyeri dan gejala radang pada beberapa
kondisi, seperti ankylosing spondylitis, rheumathoid arthritis, atau juvenile
idiopathic arthritis.
Bentuk sediaan : injeksi
Mekanisme kerja : menghambat prostaglandin.
Indometasin;
Indikasi : nyeri dan peradangan sedang sampai berat pada kasus reumatik dan
gangguan muskuloskeletal akut lainnya; gout akut; dismenorea, penutupan
duktus arteriosus
Bentuk sediaan : kapsul lepas lambat
Mekanisme kerja : menghambat enzim yang memproduksi prostaglandin,
yaitu zat yang menyebabkan peradangan.
.
Garam Emas
Leflunomid
Indikasi : obat yang digunakan untuk mengobati rheumatoid arthritis
seperti peradangan, pembengkakan, kekakuan, dan nyeri sendi.
Bentuk sediaan : tablet
Mekanisme kerja : menghambat enzim pembentuk protein tertentu yang
dibutuhkan dalam proses pembentukan prostaglandin (senyawa yang
menyebabkan terjadinya reaksi peradangan).
Sulfasalazin
Indikasi : obat antiperadangan yang digunakan untuk meredakan gejala
radang usus atau kolitis ulseratif, berupa nyeri perut, demam, diare, atau
perdarahan pada bagian akhir usus besar (rektum).
Bentuk sediaan : tablet, kaplet
Mekanisme kerja : menghambat reaksi peradangan di dalam tubuh
.
22. PENGHAMBAT SITOKIN (CARI INDIKASI, EFEK SAMPING,
MEKANISME KERJA, GAMBAR SEDIAAN, TERSEDIA DALAM
BENTUK APA, DOSIS)
Beberapa obat jenis ini yang sudah ada di pasaran adalah
nti-TNF
Indikasi : untuk mencegah kerusakan sendi yang lebih parah akibat
rheumatoid arthritis, ankylosing spondylitis, atau psoriatic athritis.
Bentuk sediaan : suntik
Mekanisme kerja : menghambat kerja tumor necrosis factor alpha.
Etaner.cept
Indikasi : obat untuk menangani psoriasis plak dan juvenile idiopathic
arthritis.
Bentuk sediaan : injeksi
Mekanisme kerja : menghambat kerja tumor necrosis factor alpha.
Infliximab
Indikasi : obat untuk mengobati rheumatoid arthritis, spondilitis ankilosa,
psoriasis arthritis, psoriasis plak, penyakit Crohn, atau kolitis ulseratif.
Bentuk sediaan : cairan
Mekanisme kerja : memblokir zat kimia alami tubuh bernama faktor
nekrosis tumor alfa (TNF-α).
Adalimumab
Indikasi : untuk meredakan gejala dari radang sendi, radang usus, atau
radang kulit
Bentuk sediaan : injeksi
Mekanisme kerja : menghambat kerja zat yang menyebabkan peradangan
di dalam tubuh. Dengan begitu, tanda peradangan, seperti nyeri, deman,
dan bengkak akan berkurang
Penghambat interleukin-1: Anakira.
Indikasi : menghambat aktivitas interleukin-1 alfa dan beta (IL-1). IL-1
bertanggung jawab memicu respons sistem imun dan peradangan di dalam
tubuh.
Bentuk sediaan : suntik
Mekanisme kerja : menghambat aktivitas interleukin-1 alfa dan beta (IL-
1).