Anda di halaman 1dari 12

Analisis Teori Suplly Dan Demand Dalam Pelayanan Kesehatan Pada Kondisi

Pandemik Covid -19 di Indonesia

Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Untuk memenuhi nilai tugas pada Mata Kuliah Ekonomi dan jaminan kesehatan

Dosen Pengampu :
Dr. dr. Sutopo Patria Jati, MM

Disusun Oleh :
Agnes Styfani Meko
25000119410025

PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur pada Tuhan yang mahakuasa yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul dengan tepat waktu.
Analisis Teori Suplly dan Demand dalam Pelayanan Kesehatan Pada Kondisi Pandemik
Covid -19 Di Indonesia.
Makalah ini saya susun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Analisis Kebijakan Kesehatan
dengan dosen pengampu Dr. dr. Sutopo Patria Jati, MM
Saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu saya dalam menyusun makalah ini. Penulis juga berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.
Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat saya harapkan dari
para pembaca guna untuk meningkatkan dan memperbaiki pembuatan makalah pada tugas
yang lain dan pada waktu mendatang.

Semarang, 5 April 2020


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 2

2.1. Teori Supply ......................................................................................... 2


2.2. Teori Demand....................................................................................... 4
2.3. Teori Supply dan demand mengenai Covid-19 di Indonesia................ 6

BAB III PENUTUP....................................................................................... 10

3.1. Kesimpulan.............................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Virus Corona atau Covid-19, kasusnya dimulai dengan pneumonia atau radang paru-
paru misterius pada Desember 2019. Kasus ini diduga berkaitan dengan pasar hewan
Huanan di Wuhan. Kasus infeksi pneumonia misterius ini memang banyak
ditemukan di pasar hewan tersebut. Virus Corona atau Covid-19 diduga dibawa
kelelawar dan hewan lain yang dimakan manusia hingga terjadi penularan.
Coronavirus sebetulnya tidak asing dalam dunia kesehatan hewan, tapi hanya
beberapa jenis yang mampu menginfeksi manusia hingga menjadi penyakit radang
paru.Sebelumnya Covid-19 mewabah, dunia sempat heboh dengan SARS dan
MERS, yang juga berkaitan dengan virus corona. Virus corona memiliki ciri-ciri atau
gejala saat menginfeksi orang. Tetapi, ciri-ciri atau gejala terinfeksi virus corona
jenis penyebab Covid-19 hampir sama dengan gejala beberapa penyakit lainnya.
Demam, batuk kering, dan sesak napas tersebut bisa terjadi dari tingkatan ringan
hingga parah dalam kurun waktu 2-14 hari setelah seseorang terpapar virus. Awalnya
virus ini menyebar di Indonesia dimana WNI berusia 31 tahun diduga terjangkit
virus corona saat berada di sebuah restoran di Jakarta dan pasien tersebut berkontak
dengan dua orang lagi. Berdasarkan data yang dihimpun pemerintah pusat hingga
Minggu (5/4/2020) pukul 12.00 WIB, total ada 2.273 pasien Covid-19 di Tanah Air.
Dengan demikian, terdapat penambahan 164 pasien yang dinyatakan sembuh dari
virus corona, dan yang meninggal 198 jiwa meninggal. Pemerintah juga sudah
berusaha dengan mengeluarkan kebjakan atau upaya untuk pengendalian Covid-19
baik dari lock down, social distancing, work from home (WFH). Dampak dari
terjadinya wabah Covid-19 ini bukan hanya sekadar penyakit yang mempengaruhi
kesehatan, namun juga dampak secara ekonomi. Dalam kasus ini, ketika semakin
banyak pekerja yang terinfeksi maka semakin banyak pula biaya untuk perawatan
dan juga biaya produksi yang tertanggung. Sehingga ingin melihat suplly dan
demand yang terjadi pada pelayanan kesehhatan pada saat kondisi Covid-19 di
Indonesia.
2. Tujuan
Untuk mengetahui teori suplly dan demand dalam pelayanan kesehatan pada kondisi
pandemik Covid -19 di indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Teori Supply
Supply adalah penawaran penjual mengenai jumlah suatu barang yang akan dijual
pada suatu tingkat harga tertentu. Yang mempelajari mengenai hubungan jumlah
suatu barang yang ditawarkan dengan tingkat harga. Hukum penawaran dalam
pengertian ekonomi menyatakan bahwa terdapat suatu hubungan langsung antara
harga suatu barang atau jasa dan kuantitas barang atau jasa yang ditawarkan produsen,
jika hal-hal lainnya tetap sama atau tidak tidak terjadi perubahan (ceteris paribus).
Menurut Muninjaya (2004), Man sebagai factor dominan dalam supply pelayanan
kesehatan perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Pemahaman penyedia jasa tentang jenis pelayanan yang akan diberikan.
b. Empati (sikap peduli) yang ditunjukkan oleh petugas kesehatan.
c. Penampilan fisik (kerapian) petugas
d. Keandalan dan ketrampilan (reliability) petugas kesehatan dalam memberikan
perawatan.
e. Kecepatan petugas memberikan tanggapan terhadap keluhan pasien
(responsivenness)
f. Jaminan keamanan yang ditunjukkan oleh petugas kesehatan (assurance)

2. Teory Demand
Demand adalah permintaan pembeli untuk membeli sejumlah barang tertentu pada
suatu tingkat harga tertentu.Kondisi permintaan konsumen dipengaruhi oleh dua
faktor, yaitu: Keinginan untuk mengkonsumsi barang dan jasa (willingness to
consume), Kemampuan untuk mewujudkan keinginan mengkonsumsi tersebut (ability
to consume). Dalam ilmu ekonomi, hukum permintaan mengatakan bahwa terjadi
pengaruh timbal balik antara barang yang diminta dengan harga, jika faktor lain tidak
mengalami perubahan (cetris paribus). Menurut Rafael yang dikutip oleh Azhari
(2002), ada delapan faktor yang mempengaruhi demand pelayanan kesehatan, yaitu:
a) Faktor Demografi
Jumlah, penyebaran, kepadatan, pertumbuhan, struktur, umur, dan rasio jenis
kelamin . Di antara variable diatas, jumlah dan penyebaran penduduk adalah
yang terpenting.
b) Faktor Ekonomi
Jika biaya pelayanan meningkat biasanya diseratai dengan penurunan demand
terhadap pelayanan kesehatan tersebut. Pada fasilitas pelayanan pemerintah,
dimana factor biaya biasa dapat diabaikan, variabel “waktu menunggu” pelayanan
adalah variable “biaya” yang menghubungkan antara supply dan demand.
c) Faktor Sosial Budaya
Tingkat pengetahuan mereka akan adanya/ketersediaan fasilitas pelayanan
kesehatan di sekelilingnya.
d) Status Kesehatan
Bila status kesehatan menurun biasanya disertai dengan penurunan demand
terhadap pelayanan. Namun demikian, pada masyarakat lapisan ekonomi rendah
hubungan di atas tidak begitu kuat di banding lapisan social ekonomi atas.
e) Aksesibilitas
Derajat kemudahan dicapai orang fungsi factor lain, seperti jarak tempuh dan
waktu yang terbuang untuk pergi kefasilitas, biaya, kendala sosial, budaya
terhadap pelayanan kesehatan modern atau keramahan pelayanan kesehatan.
f) Availabilitas
Availabilitas pelayanan kesehatan berbanding lurus dengan tingkat demand
terhadap pelayanan. Bila fasilitas kesehatan cukup tersedia, biasanya demand akan
timbul.
g) Produktivitas Sumber Daya
Semakin tinggi produktivitas suatu pelayanan, semakin baik kepuasan
masyarakat, akan semakin tinggi demand terhadap pelayanan tersebut.
h) Teknologi Kesehatan
Semakin canggih teknologi yang ditawarkan biasanya diikuti dengan
meningkatnya demand terhadap pelayanan kesehatan, walaupun teknologi tersebut
hanya sedikit berkonstribusi terhadap perbaikan status kesehatan.

3. Teori Suplly dan Demand dalam Pelayanan Kesehatan pada Kondisi Pandemik
Covid -19 Di Indonesia
a) Corona Virus (Covid-19)
Infeksi virus ini disebut Covid-19 dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan,
Cina, pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan cepat dan telah
menyebar ke wilayah lain di Cina dan ke beberapa negara, termasuk Indonesia.
Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan.
Penularan koronavirus dari manusia ke manusia diperkirakan terjadi melalui
kontak langsung dalam jarak dekat dengan percikan (droplet) dari saluran
pernapasan yang dihasilkan penderita saat bersin dan batuk. Presiden Joko
Widodo telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
atau Perppu untuk menambah alokasi belanja dalam anggaran pendapatan dan
belanja negara (APBN) 2020 dimana Rp 75 triliun untuk bidang kesehatan,
meliputi perlindungan tenaga kesehatan, pembelian alat kesehatan, perbaikan
fasilitas kesehatan, dan insentif dokter dan tenaga kesehatan lainnya. Pemerintah
pun telah memerintahkan pemerintah daerah untuk melakukan “refocusing” dan
realokasi belanja APBD di daerah. Refocussing ini akan fokus pada 3 hal, yaitu
bidang kesehatan terutama dalam upaya pengendalian COVID-19, kedua “social
safety net”, bansos-bansos dan ketiga berkaitan dengan insentif ekonomi bagi
pelaku usaha dan UMKM sehingga mereka tetap bisa berproduksi dan terhindar
dari terjadinya PH
b) Suplly dalam pelayanan kesehatan pada situasi pandemik Covid-19 di
Indonesia
Masalah Covid-19 di wilayah Indonesia yang semakin hari semakin meningkat,
sehingga mulai menggunakan suplly chain management sehingga di perlukan
pendekatan yang integral yang meliputi gudang penyimpanan, transportasi,
inventory, pemesanan barang, dan jumlah barang. Bahkan untuk membangun
sistem manajemen yang optimal perlu dilakukan perencanaan, pemasokan,
pembuatan (pabrikasi), pengantaran, dan pengembalian barang sortir.
Adapun faktor yang mempengaruhi supply dalam pelayanan kesehatan pada
situasi pandemik Covid-19 di indonesia diantaranya:
1) Man, diantaranya tenaga kesehatan (dokter, dokter spesialis, bidan, perawat,
dokter gigi, SKM, farmasi, tenaga administrasi, dan lain sebagainya) dan
tenaga non kesehatan baik dari pemerintah pusat sampai pada pemerintah
daerah dan masyarakat.
2) Money, biaya operasional, dimana Presiden mengeluarkan Peraturan
Pemerintah pengganti Undang-Undang atau Perpu yang berisikan alokasi
belanja dalam anggaran pendapatan dan belanja Negara atau APBN Tahun
2020 Rp. 75 Treliun untuk kesehatan dimana investasi khususnya untuk APD
(alat pelindung diri), rapid test (tes cepat) dan reagen, sarana dan prasarana
layanan kesehatan, serta dukungan SDM, selain itu sebesar Rp110 triliun
untuk jaring pengaman sosial (social safety net).
3) Material, seperti penyediaan masker, handsanitaizer, alat pendekteksi suhu,
obat, serta pengadaan APD bagi para pemberi layanan kesehatan baik di
daerah zona merah perkotaan sampai pada daerah terpencil.
4) Method, adanya Standar Operasional Prosedur (SOP) baik di pemerintah
maupun fasilitas kesehatan dalam penanganan kasus Covid-19, selain itu
adanya standar pelayanan minimal PCR (Polymerase Chain Reaction), Rapid
Test, PCR (Polymerase Chain Reaction), TCM (Tes Cepat Molekuler).
5) Mesin, kaitanya dengan memberikan hasil tes dari pasien corona. Contohnya
seperti Tes Cepat Molekuler (TCM), adanya Laboraturium yang lengkap di
Rumah sakit dalam pemeriksaan orang dalam pemantaun (ODP), Pasien
Dalam Pemantauan (PDP), pasien yang positif hingga pasien yang negative
atau mengalami kesembuhan setelah mengalami Covid-19.
6) Market, pemerintah bekerjasama dengan BUND dan pihak swasta seperti
tersedianya fasilitas kesehatan dimana Siloam Hospital menyediakan 2 rumah
sakit di karawaci, adanya rumah sakit rujukan pasien corona di beberapa
daerah, kemudian pemerintah menyediakan 11 bus transportasi yang
bekerjasama dengan, panaroma. Selain itu menyediakan hotel untuk tempat
tinggal sementara bagi pemberi pelayanan kesehatan seperti: dokter,
perawat, sopir ambulans, hingga sopir jenazah) khusus yang menangaini virus
corona yang terjadi di Indonesia.
7) Teknologi, adanya mesin uji penyakit TBC untuk diteksi corona, alat untuk
penyemprotan disinfektan dan memanfaatkan kecanggihan aplikasi startup
dalam mengatasi masalah Covid-19 ini.
8) Time, adanya kebijakan mengatasi masalah Covid-19 dengan pemerintah
melakukan social distancing selama 14, belajar dan bekerja dari rumah
(WFH), tidak adanya aktifitas diluar rumah sehingga dapat membantu
memutuskan rantai penyebaran virus corona.
9) Informasi, informasi tentang Covid-19 yaitu mengenai pengendalian virus
corona baik dari pencegahan, penyebaran, jumlah kasus, serta kebijakan yang
dibuat pemerintah setempat didapatkan dari media social(internet), media
massa,(majalah,Koran) keluarga, kerabat, lingkungan kerja dan lainnya.
c) Demand dalam pelayanan kesehatan pada situasi pandemik Covid 19 di
Indonesia
Sejak jumlah kasus virus corona (Covid-19) di Indonesia meningkat beberapa hari
belakangan, pemerintah mengimbau masyarakat untuk melakukan social
distancing guna meminimalisir penularan. Hal itu memunculkan kekhawatiran
bahwa hal ini akan berdampak pada kelancaran logistik nasional. Dampaknya
pada perekonomian di Indonesia. Dampak ekonomi akibat virus ini semula hanya
pada sisi eksternal perekonomian Indonesia melalui kenaikan sejumlah komoditas
impor dari China. Selain itu adanya faktor demand dalam pelayanan kesehatan
pada situasi pandemik Covid-19 di Indonesia:
1) Faktor Demografi, Jumlah kasus pada 5 April 2020 ada 2.273 jiwa yang
positif terkena corona kemudian sembuh sebanyak 164 jiwa, dan yang
meninggal sebanyak 198jiwa. Penyebaran virus corona sangat cepat melaui
udara maka tak heran jika semakin hari kasus semakin meningkat.
2) Faktor Ekonomi, mempengaruhi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM)
belum efektif. Adanya kekwatiran pada krisis ekonomi. Jika susatu saat
adanya pengadaan lockdown yang dilakukan tanpa perencanaan, serta apabila
terjadi faktor lain pada mayoritas pelaku ekonomi dihampir semua sektor tidak
bisa melakukan aktivitas ekonomi secara baik, semua indikator ekonomi
mengalami perkembangan negative.
3) Faktor Sosial Budaya, tingkat pendidikan dan kesadaran masyarakat akan
pencehagan dan pemutusan rantai penularan penyakit corona yang sudah
menyebar di Indonesia dimana ada kebijakan dan larangan menurut peraturan
daerah seprti PP Nomor 21 Tahun 2020.
4) Status Kesehatan, diamana status kedaruratan kesehatan masyarakat tentang
Covid-19, baik pembatasan sosial dengan skala besar yang boleh dan tidak
boleh dilakukan, contohnya sosial distancing, physical distancing, dan
Pembatasan social berskala besar.
5) Aksesibilitas, seperti adanya pelayanan rujukan covid-19, adanya aksebilitas
kuliah online, serta fasilitas untuk pelayanan kesehatan.
6) Availabilitas, Adanya ketersediaan infrastruktur, ketersediaan alat rapid test
untuk masyarakat.
7) Produktivitas Sumber Daya, Semakin tinggi produktivitas dalam pelayanan
kesehatan untuk penaganganan kasus covid-19, akan semakin tinggi demand
terhadap pelayanan tersebut.
8) Teknologi Kesehatan, kondisi pandemik yang dialami Indonesia ini teknologi
canggih sangat dibutuhkan untuk membantu memutuskan rantai penyebaran virus
corona. Baik dari alat pemeriksaan Virus Corona, alat pelindung diri yang
lengkap, dan Laboratorium di Rumah Sakit.
BAB III
PENUTUP

Dalam teori suplly dan demand dalam pelayanan kesehatan pada kondisi pandemik Covid
-19 di indonesia ada beberapa faktor yang mempengaruhi setiap pelayanan baik itu supply
diantaranya; man, money, material, method, machine, market, teknologi, time, informasi.
Sedangkan untuk faktor yang mempengaruhi demand; faktor demografi, ekonomi, sosial
budaya, status kesehatan, aksesibilitas, avaibilitas, produktivitas sumber daya, teknologi
kesehatan. Semuanya berkaitan pada fasilitas kesehatan dan pelayanan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/12020543/SUPPLY_YANKES

https://www.suara.com/yoursay/2020/03/26/132350/supply-chain-management-sebagai-
solusi-perangi-virus-corona

https://katadata.co.id/berita/2020/04/01/ada-pp-keppres-perppu-untuk-atasi-corona-
bagaimana-pengaturannya
https://nasional.kompas.com/read/2020/04/05/15562001/update-total-kasus-covid-19-di-
indonesia-ada-2273-bertambah-181.

https://nasional.kompas.com/read/2020/03/09/05280011/kronologi-dan-urutan-munculnya-6-
orang-positif-virus-corona-di-indonesia.

https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4961412/menilai-cara-pemerintah-
menghadapi-gempuran-corona

https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-51850113

Anda mungkin juga menyukai