SEL ELEKTROLISIS
Disusun oleh :
2282190024
Dosen Pengampu :
2020
SEL ELEKTROLISIS
A. TUJUAN
Setelah melakukan praktikum melalui virtual lab, praktikan diharapkan mampu :
1. Memahami reaksi redoks yang terjadi pada elektrolisis larutan NaCl dalam
suasana cair maupun padat
2. Memahami proses elektrolisis pada larutan CuSO 4 dengan elektroda Cu
3. Memahami proses elektrolisis pada lelehan
4. Mengetahui penerapan elektrolisis dalam kehidupan sehari-hari.
B. LANDASAN TEORI
Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang berkenaan, dengan
mengkonversi energi listrik dan energi kimia. Proses elektrokimia adalah reaksi
redoks (reduksi-oksidasi) di mana dalam reaksi ini energi yang dilepasoleh reaksi
spontan diubah menjadi listrik atau di mana energi listrik digunakan agar reaksi kimia
yang nonspontan bisa terjadi. Dalam reaksi redoks, elektron-elektron ditransfer dari
suatu zat ke zat lain. (Chang, 2005).
Elektrolisis merupakan salah satu bagian dari elektrokimia. Elektrolisis ialah
proses di mana energi listrik digunakan untuk mendorong agar reaksi redoks yang
nonspontan bisa terjadi. Hubungan kuantitatif antara arus yang dipasok dan produk
yang terbentuk dirumuskan oleh Farady. Elektrolisis merupakan cara utama untuk
memproduksi logam aktif serta nonlogam aktif dan banyak lagi bahan kimia yang
penting di industry. (Chang, 2005).
Elektrolisis adalah peristiwa penguraian suatu elektrolit oleh suatu arus listrik.
Jika dalam sel volta energi kimia dibuah menjagi energi listik, maka dalam sel
elektrolisis yang terjadi adalah sebaliknya, yaitu energi listrik dibuah menjadi energi
kimia. Dengan mengalirkan arus listrik ke dalam suatu larutan atau leburan elektrolit,
akan diperoleh reaksi redoks yang terjadi dalam sel elektrolisis. Faktor yang
menentukan reaksi kimia elektrolisis antara lain konsentrasi (keaktifan) elektrolit
yang berbeda, ada yang bersifat inert (tidak aktif) dan elektroda tak inert. (Anshory,
1984).
Dalam elektrolisis, sumber aliran listrik digunakan untuk mendesak elektron
agar mengalir dalam arah yang berlawanan dengan aliran spontan. Hubungan antara
jumlah energi listrik yang dikonsumsi dan perubahan kimia yang dihasilkan dalam
elektrolisis merupakan salah satu persoalan penting yang dicarikan jawababnnya oleh
Michael Farady, Hukum Farady pertama tentang elektrolisis, menyatakan bahwa “
jumlah perubahan kimia yang dihasilkan sebanding dengan besarnya muatan listrik
yang melewati suatu elektrolisis “. Hukum kedua tentang elektrolisis menyatakan
bahwa “ sejumlah tertentu arus listrik menghasilkan jumlah ekuivalen yang sama dari
benda apa saja dalam suatu elektrolisis”. (Petrucci, 1985).
Elektron yang mengalir dalam reaksi reduksi-oksidasi mengalir dari anoda ke
katoda dalam rangkaian luar. Satuan pengukuran untuk banyaknya elektron, laju
aliran dan selisih potensial listrik yang mendorong arus ini masing-masing adalah
coulomb, ampere, dan volt. (Keenan, 1980).
Salah satu aplikasi sel elektrolisis adalah pada proses yang
disebut penyepuhan. Dalam proses penyepuhan, logam yang lebih mahal dilapiskan
(diendapkan sebagai lapisan tipis) pada permukaan logam yang lebih murah dengan
cara elektrolisis. Baterai umumnya digunakan sebagai sumber listrik selama
proses penyepuhan berlangsung. Logam yang ingin disepuh berfungsi
sebagai katoda dan lempeng perak (logam pelapis) yang merupakan logam penyepuh
berfungsi sebagai anoda. Larutan elektrolit yang digunakan harus mengandung spesi
ion logam yang sama dengan logam penyepuh (dalam hal ini, ion perak). Pada proses
elektrolisis, lempeng perak di anoda akan teroksidasi dan larut menjadi ion perak. Ion
perak tersebut kemudian akan diendapkan sebagai lapisan tipis pada permukaan
katoda. Metode ini relatif mudah dan tanpa biaya yang mahal, sehingga banyak
digunakan pada industri perabot rumah tangga dan peralatan dapur. (Oxtoby, 2001).
D. DATA PENGAMATAN
1. Elektrolisis Larutan NaCl Encer dann Pekat
+ 4 e−¿¿
Hasil 2 H 2 : O2 H 2 : 2NaOH : Cl 2
3. Elektrolisis Lelehan
Lelehan NaCl Lelehan PbBr2
Ion dalam larutan Na , Cl Pb2+¿ ¿, Br
+¿¿ −¿¿ −¿¿
Reaksi di katoda
Na+¿
( aq )
+ e−¿→ Na ¿ ¿
(s )
Pb2+¿
( aq )
+ 2 e−¿ → Pb ¿ ¿( s)
E. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, praktikan mengamati percobaan tentang sel
elektrolisis. Elektrolisis adalah peristiwa penguraian suatu elektrolit oleh suatu arus
listrik. Jika dalam sel volta energi kimia dibuah menjadi energi listik, maka dalam sel
elektrolisis yang terjadi adalah sebaliknya, yaitu energi listrik dibuah menjadi energi
kimia. Dengan mengalirkan arus listrik ke dalam suatu larutan atau leburan elektrolit,
akan diperoleh reaksi redoks yang terjadi dalam sel elektrolisis. Pada praktikum ini,
praktikan mengamati lima percobaan pada sel elektrolisis.
Percobaan pertama adalah elektrolisis pada larutan NaCl encer. Ketika larutan
NaCl dilarutkan ke dalam air, maka akan terbentuk ion Na+¿¿ dan ion Cl−¿¿ serta
terdapat ion H +¿¿ dan ion OH −¿¿ dari disosiasi air ¿ ¿O). Dalam percobaan ini,
elektroda yang digunakan adalah elektroda platinum. Pada proses elektrolisis larutan
NaCl encer, maka akan terjadi beberapa proses reaksi yaitu reaksi reduksi dan reaksi
oksidasi. Molekul kation akan tertarik ke arah katoda yang bermuatan negatif,
sementara anion akan tertarik ke arah anoda yang bermuatan positif. Di dalam katoda
terjadi reaksi reduksi di mana spesi yang berada di katoda adalah ion H +¿¿ dan ion
Na+¿¿. Kedua spesi tersebut bersaing agar dapat direduksi. Dalam katoda yang terjadi
adalah reduksi air bukan Na+¿¿, Karena molekul air ¿ ¿O) memiliki potensial reduksi
lebih tinggi dibandingkan dengan ion Na+¿¿, atau pada Na+¿¿, larutan akan sukar
bereaksi baik dalam konsentrasi encer maupun pekat sehingga yang direduksi adalah
molekul-molekul air yaitu H +¿¿ . Ion H +¿¿ direduksi untuk membentuk gas H 2.
Adapun reaksi yang terjadi di katoda adalah sebagai berikut :
4 H +¿ + 4 e−¿→ 2 H 2(g) ¿
( aq )
¿
Di dalam anoda terjadi reaksi oksidasi di mana spesi yang berada di anoda adalah ion
OH −¿¿ dan ion Cl−¿¿. Terjadi persaingan dari kedua spesi tersebut agar dapat
teroksidasi. Dalam anoda yang terjadi adalah oksidasi air bukan oksidasi ion klorida.
Karena konsentrasi ion klorida terlalu kecil sehingga untuk mengubah ion Cl−¿¿
menjadi Cl 2 sukar berlangsung. Ion Cl−¿¿mempunyai muatan negatif dan jumlahnya
lebih banyak sehingga tertarik ke anoda yang bermuatan positif. Sehingga yang
dioksidasi adalah molekul-molekul air yaitu OH −¿¿. Ion hidroksida (OH −¿¿) dioksidasi
menjadi gas oksigen (O2).
Adapun reaksi yang terjadi pada anoda adalah sebagai berikut :
( aq ) ¿ → 2 H 2 O (g) + O 2( g) + 4 e
4 OH −¿ −¿¿
Dalam elektrolisis larutan NaCl encer, menghasilkan gas H 2 dan gas O2 dan air,
dengan perbandingan H 2 :O 2 adalah 2 : 1.
Sehingga reaksi keseluruhan adalah sebagai berikut :
+¿ −¿→ 2 H 2(g) ¿
Katoda (-) : 4 H (aq )+ 4 e ¿
__________________________________________________
: 4 OH ( aq ) ¿ + 4 H (aq ) ¿→ 2 H 2(g )+ 2 H 2 O(g )+ O 2( g)
−¿ +¿
Reaksi elektrolisis
Percobaan kedua adalah elektrolisis pada larutan NaCl pekat. Larutan NaCl
pekat yang dikenal sebagai air garam mirip dengan elektrolisis pada larutan NaCl
encer. Dalam percobaan ini, elektroda yang digunakan adalah elektroda platinum.
Seperti pada proses elektrolisis larutan NaCl encer, pada elektrolisis larutan NaCl
pekat terjadi beberapa proses reaksi yaitu reaksi reduksi dan reaksi oksidasi. Di
katoda, akan terjadi reaksi reduksi di mana spesi yang berada di katoda adalah ion
H +¿¿ dan ion Na+¿¿. Kedua spesi tersebut bersaing agar dapat direduksi. Dalam katoda
yang terjadi adalah reduksi air bukan Na+¿¿, Karena molekul air ¿ ¿O) memiliki
potensial reduksi lebih tinggi dibandingkan dengan ion Na+¿¿, atau pada Na+¿¿, larutan
akan sukar bereaksi baik dalam konsentrasi encer maupun pekat sehingga yang
direduksi adalah molekul-molekul air yaitu H +¿¿ . Ion H +¿¿ direduksi untuk
membentuk gas H 2.
Adapun reaksi yang terjadi di katoda adalah sebagai berikut :
2 H +¿ +2 e−¿→ H 2(g) ¿
( aq )
¿
Di dalam anoda terjadi reaksi oksidasi di mana spesi yang berada di anoda adalah ion
OH −¿¿ dan ion Cl−¿¿. Terjadi persaingan dari kedua spesi tersebut agar dapat
teroksidasi. Di anoda H 2O tidak teroksidasi tetapi Cl−¿¿. Hal ini terjadi karena
perbedaan potensial reduksi standar yang nilainya tidak terlalu jauh sehingga oksidasi
ion-ion Cl−¿¿ masih dapat terjadi. Hal ini juga bergantung pada potensial listrik yang
dialirkan selama elektrolisis dan juga konsentrasi garam NaCl di dalam larutan.
Konsetrasi tinggi dalam larutan sehingga ion klorida secara selektif dilepaskan dan
mengalami oksidasi membentuk gas Cl 2.
Dalam larutan NaCl encer, potensial reduksi yang dimiliki oleh Cl−¿¿ nilainya sangat
negatif, sehingga air yang lebih selektif untuk dioksidasi. Tetapi dalam larutan NaCl
pekat, konsentrasinya semakin besar sehingga nilai potensial reduksi ion Cl−¿¿ akan
meningkat menjadi lebih positif sehingga ion Cl−¿¿ lebih selektif dibandingkan air.
Akibatnya di anoda yang terjadi ialah pembentukan gas Cl 2.
Adapun reaksi yang terjadi di anoda adalah sebagai berikut :
( aq ) ¿→ Cl 2(g) + 2 e
2 Cl−¿ −¿¿
Dalam elektrolisis larutan NaCl pekat, menghasilkan gas H 2 dan gas Cl 2, dengan
perbandingan H 2 : NaOH :O2 adalah 1 : 2 : 1.
Reaksi keseluruhan yang terjadi adalah sebagai berikut :
+¿ −¿→ H 2(g) ¿
Katoda (-) : 2 H (aq )+2 e ¿
( aq ) ¿→ Cl 2(g) + 2 e
2 Cl−¿ −¿¿
Anoda (+) :
__________________________________________________
: 4 OH ( aq ) ¿ + 2 Cl( aq) ¿→ H 2(g) +Cl2(g)
−¿ −¿
Reaksi elektrolisis
Dalam larutan CuSO 4 terdapat ion Cu2+¿ ¿ dan ion SO 42−¿¿ dan molekul air serta logam
Cu sebagai elektroda. Dalam sistem ini, katoda memiliki potensial lebih rendah
daripada anoda oleh karena itu ion tembaga bermuatan positif (Cu2+¿ ¿) yang umumnya
disebut sebagai kation yang bergerak ke arah katoda. Dan ion sulfat bermuatan negatif
(SO42−¿¿ disebut sebagai anion yang bergerak menuju ke anoda yang memiliki
potensial lebih besar. Di dalam katoda, ion Cu2+¿ ¿ dinetralkan oleh elektron yang
masuk dari sirkuit eksternal dan membentuk endapan Cu. Sehingga reaksi yang terjadi
di katoda adalah sebagai berikut :
Cu 2+¿
( aq )
+ 2e−¿ →Cu ¿ ¿
( s)
Berbeda dengan elektroda inert, elektroda Cu merupakan elektroda tak inert sehingga
Cu dapat mengalami oksidasi di anoda karena memiliki potensial oksidasi paling
besar. Dalam anoda, Cu dilarutkan menjadi ion Cu2+¿ ¿. Sehingga reaksi yang terjadi di
anoda adalah sebagai berikut :
Cu(s ) → Cu2+¿ −¿¿
( aq ) +2 e ¿
Ketika ion sulfat bereaksi dengan ion tembaga membentuk tembaga sulfat konsentrasi
elektrolit tetap sama. Sehingga reaksi keseluruhan yang terjadi adalah sebagai berikut:
2+¿ −¿ →Cu( s) ¿
Katoda (-) : Cu (aq ) + 2e ¿
Anoda (+) : 2 Br −¿
( aq ) → ¿ Br2(g) +2 e
−¿¿
__________________________________________________
:2 Cl( aq) ¿ +2 Na(aq) →Cl 2(g ) ¿ + 2 Na(s )
+¿ +¿
Reaksi elektrolisis
SO 42−¿¿. Ion Cu 2+¿ ¿ dari anoda bergerak melalui larutan tembaga (II) sulfat menuju
katoda. Dalam katoda ion Cu2+¿ ¿ memperoleh dua elektron dan berubah menjadi
padatan tembaga. Padatan tembaga yang lebih banyak kemudian diendapkan. Dengan
demikian tembaga di anoda berpindah ke katoda sehingga anoda semakin tipis (habis)
dan katoda semakin besar. Endapan yang keluar dari anoda disebut lumpur anoda
sedangkan tembaga yang diendapkan pada katoda adalah tembaga murni yang dapat
digunakan untuk membuat listrik baik kabel maupun peralatan lainnya. Adapun reaksi
yang terjadi adalah sebagai berikut :
2+¿ −¿ →Cu( s) ¿
Katoda (-) : Cu(aq ) + 2e ¿
2+¿ −¿ ¿
Anoda (+) : Cu( s) → Cu(aq ) +2 e ¿
__________________________________________________
2+¿ 2 +¿
Reaksi elektrolisis : Cu( s)+ Cu(aq ) ¿ → Cu( aq) ¿ + Cu (s )
F. KESIMPULAN
Konsentrasi larutan elektrolit yang akan dielektrolisis sangat berpegaruh
terhadap reaksi redoks yang terjadi.
Dalam elektrolisis larutan CuSO 4 dengan Elektroda Cu, katoda memiliki
potensial lebih rendah daripada anoda oleh karena itu ion tembaga bermuatan positif (
Cu2+¿ ¿) yang umumnya disebut sebagai kation yang bergerak ke arah katoda. Dan ion
sulfat bermuatan negatif (SO 42−¿¿ disebut sebagai anion yang bergerak menuju ke
anoda yang memiliki potensial lebih besar.
Elektrolisis pada lelehan melibatkan reaksi redoks tanpa melibatkan air,
sehingga hanya ada kation dan anion.
Sel elektrolisis banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seperti
electroplating dan pemurnian logam.
G. DAFTAR PUSTAKA
Anshory. 1984. Kimia. Bandung : Ganesha Exact
Chang, Raymond. 2005. Kimia dasar Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2.
Jakarta : Erlangga.
Keenan, Charles. 1980. Ilmu Kimia untuk Universitas Edisi Keenam Jilid 2.
Jakarta : Erlanggga.
Petruccci. 1987. Kimia Dasar prinsip dan Terapan Modern jilid 2.
Jakarta : Erlangga
Oxtoby. 2001. Kimia Modern. Jakarta : Erlangga