Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ani Nuraeni

NIM : 1187040010

A. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan medan kristal ( harga 10 Dq)


a) Muatan ion pusat
Bertambah muatan ion pusat akan menyebabkan ligan-ligan tertarik lebih dekat ke ion
pusat sehingga interaksi antara ligan-ligan dengan orbital-orbital d ion pusat
bertambah kuat akibatnya pemisahan orbital d makin besar dan medan kristal yang
timbul makin kuat.

b) Jumlah dan geometri dari ligan


Semakin banyak jumlah ligan yang terikat pada ion pusat medan yang timbul makin
kuat dan harga 10 Dq makin besar. Kekuatan medan oktahedral lebih dari 2 kali lipat
kekuatan medan tetrahedral untuk ion pusat dan jenis ligan yang sama. 

c) Jenis ligan
Ligan yang berbeda akan menghasilkan kekuatan yang berbeda pula.

d) Jenis ion pusat


Dalam satu golongan untuk ion-ion dengan muatan yang sama kekuatan medan yang
timbul akibat interaksi antara ion pusat dengan ligan-ligan yang sama bertambah
dengan bertambahnya periode. Hal ini disebabkan karena pada satu golongan dari atas
ke bawah terjadi kenaikan muatan inti efektif dengan bertambahnya periode.
Kenaikan ini disebabkan karena efek saringan (shielding) orbital 5d< 4d<
3d. Kenaikan muatan inti efektif menyebabkan ligan-ligan tertarik lebih dekat ke ion
Pusat. Interaksi antara ligan-ligan dengan elektron-elektron pada orbital d ion pusat
semakin kuat, pemisahan orbital d semakin besar demikian pula dengan harga
10Dq yang ada.

B. Energi pengstabilan medan kristal


kompleks oktahedral perbedaan energi antara orbital t2g dan eg dinyatakan harga dengan
10Dq atau ∆o. Pada simetri oktahedral bila elektron mengisi orbital t2g akan terjadi
penstabilan dan bila mengisi orbital eg akan terjadi pentidakstabilan. Pentidakstabilan
juga terjadi bila elektron-elektron dipasangkan pada suatu orbital. Energi yang terlibat
pada penstabilan suatu kompleks disebut energi penstabilan medan kristal (Crystal Field
Stabilization Energy = CFSE).
 Pada kompleks oktahedral dengan medan lemah harga 10Dq adalah lebih kecil dari pada
energi yang diperlukan untuk memasangkan spin (P). Dengan demikian elektron ke empat
lebih menguntungkan apabila mengisi orbital eg dari pada bila dipasangkan dengan
elektron yang dapat terdapat pada orbital t2g. Hal yang sebaliknya terjadi
pada medan kuat.
Pada kompleks oktahedral besarnya CSFE untuk medan lemah ditunjukkan pada tabel di
bawah.
Jumlah elektron yang tidak
dn Konfigurasi B.     CFSE
berpasangan

d1 t2g1      eg0 1 -4 Dq

d2 t2g2      eg0 2 -8 Dq

d3 t2g3      eg0 3 -12 Dq

d4 t2g3      eg1 4 -6 Dq

d5 t2g3      eg2 5 0

d6 t2g4    eg2 4 -4 Dq + P

d7 t2g5      eg2 3 -8 Dq + 2P

d8 t2g6      eg2 2 -12 Dq + 3P

d9 t2g6      eg3 1 -6 Dq + 4P

d0 t2g6      eg4 0 -0 Dq + 5P

Fakta-fakta yang menunjukkan adanya penstabilan medan kristal adalah banyak, tiga


diantaranya adalah jari-jari ion pusat, entalpi hidrasi dan energi kisi.
C. Distorsi senyawa kompleks oktahedral
Ada dua macam distorsi yang dapat terjadi pada kompleks oktahedral yaitu distorsi
tetragonal dan distorsi trigonal.
1) Distorsi tetragonal
Pada kompleks oktahedral apabila dua ligan yang berposisi trans (misalkan 2 ligan
searah dengan sumbu z) dijauhkan atau didekatkan terhadap atom pusat maka
kompleks yang ada dikatakan mengalami distorsi tetragona. Akibat distorsi ini
orbital t2g dan orbital eg akan mengalami pemisahan lebih lanjut. Apabila ligan z
keluar maka tolakan antara elektron-elektron dari ligan dengan elektron-elektron dari
ion pusat (yang menempati orbital-orbital d yang mengandung komponen
seperti dxz, dyz, dan dz2) akan berkurang. Berkurangnya gaya tolak tersebut
menyebabkan terjadinya penstabilan atau penurunan tingkat energi dari orbital-orbital
tersebut, sebaliknya orbital-orbital d yang tidak memiliki komponen z yaitu
orbital dxy dan dx2 –y2, akan mengalami pentidakstabilan dan tingkat energinya
meningkat. Hal ini mengakibatkan terjadinya pemisahan orbital t2g dan eg lebih lanjut.
2) Distorsi trigonal
Pada distorsi ini terjadi perpanjangan atau pemendekan jarak antara dua bidang sejajar
dari suatu oktahedral melalui sumbu C3 yang melewati pusat dari dua bidang tersebut.
Akibat distorsi ini kompleks yang ada berubah dari bentuk oktahedral ke bentuk anti
prisma trigonal.
D. Warna senyawa kompleks
Apabila atom-atom menyerap cahaya dengan frekuensi tertentu. Elektron-elektronnya akan
mengalami transisi ke tingkat energi yang lebih tinggi. Hal yang sama juga terjadi pada
senyawa koordinasi.
Bila suatu berkas cahaya putih yang sejajar didatangkan pada sebuah prisma dari gelas maka
selain mengalami pembiasan, berkas cahaya tersebut akan diuraikan menjadi berbagai warna
dengan warna-warna utama warna merah, jingga, kuning, hijau, biru dan ungu. Jika cahaya
yang dikeluarkan dari prisma tersebut ditangkap pada sebidang layar maka akan tampak suatu
pita yang berwarna pada layar tersebut. Susunan warna pada pita cahaya tersebut disebut
dengan spektrum cahaya putih beserta warna komplemennya diberikan pada tabel dibawah.
Panjang Warna Warna
Gelombang (nm) Cahaya Komplementer

Ungu
400-420 Hijau-kuning
Nila
420-460 Kuning
Biru
460-490 Jingga
Hijau-biru
490-510 Merah
Hijau
510-540 Merah ungu
Hijau-kuning
540-560 Ungu
Kuning
560-590 Nila
Jingga
590-650 Biru
merah
650-750 Hijau-biru
 

Warna yang tampak pada suatu benda merupakan warna komplementer dari warna
yang diserap oleh benda tersebut. Misalnya warna biru dari sebuah benda merupakan
warna komplementer dari warna jingga yang diserap oleh benda tersebut. Suatu
senyawa kompleks dapat tidak berwarna, berwarna hitam atau memiliki salah satu
warna komplementer yang ada pada tabel diatas. Suatu senyawa kompleks akan tidak
berwarna apabila:

1) tidak menyerap cahaya yang ada dalam spektrum cahaya tampak:


2) menyerap cahaya di daerah ultra ungu (λ< 400 nm) atau
3) menyerap cahaya di daerah inframerah (λ > 750 nm).

Senyawa-senyawa kompleks yang tidak berwarna dapat disebabkan karena ion


pusatnya memiliki orbital d yang ada telah berisi penuh maka warna tersebut
kemungkinan disebabkan oleh adanya kromofor pada ligan yang ada. Suatu senyawa
kompleks berwarna hitam apabila menyerap semua warna cahaya yang terdapat pada
spektrum cahaya tampak. Senyawa-senyawa kompleks yang memiliki warna tertentu
selain hitam dapat disebabkan karena ion pusatnya memiliki orbital d yang belum
terisi penuh. Adanya orbital d yang belum terisi penuh memungkinkan untuk
terjadinya transisi elektron dari satu orbital d ke orbital d lain yang tingkat energinya
lebih tinggi. Pada kompleks oktahedral transisi elektron tersebut adalah dari
orbital t2g ke orbital eg. Pada kompleks-kompleks yang berwarna transisi ini disertai
dengan penyerapan cahaya tampak dengan warna tertentu.

E. Kelemahan teori medan kristal


Teori medan kristal dapat menjelaskan tentang pembentukan senyawa kompleks, sifat
magnetik dan perubahannya karena pengaruh temperatur serta kestabilan dari senyawa
kompleks. Kelemahan teori ini adalah berkenaan dengan asumsi yang mendasarinya yaitu
interaksi antara ion pusat dan ligan-ligan dianggap sebagai interaksi elektrostatik.
Berdasarkan asumsi ini maka.
a. Medan yang ditimbulkan oleh ligan negatif seharusnya lebih kuat
dibandingkan medan yang dihasilkan oleh ligan netral. 
b. Ligan yang memiliki momen dipol lebih besar seharusnya
menimbulkan medan yang lebih kuat dibandingkan ligan yang momen dipolnya
lebih kecil. 
c. Senyawa kompleks dengan atom pusat memiliki bilangan oksidasi nol dan ligan
yang netral seperti [Ni(CO)4] seharusnya tidak mungkin terbentuk karena tidak
terdapat gaya elektrostatik antara atom pusat dengan ligan-ligan pada
kenyataannya senyawa tersebut dapat terbentuk dan stabil.

Anda mungkin juga menyukai