Dalam pemeriksaan mikrobiologi dapat digunakan sampel :

1. Lesi pada bibir, perioral, lidah, mukosa oral

2. Abses pada bagian intra oral yang diduga terinfeksi, infeksi saluran akar, infeksi gingiva dan
jaringan pendukung gigi lainnya
3. Cairan saliva, cairan sulkus gingiva, serum, dan vesikel
4. Jaringan
5. Plak gigi dan kalkulus

Penelitian yang bertujuan untuk menguji jumlah s. mutans pada perokok dan non perokok ini
menngunakan sampel saliva. Saliva sebanyak 5cc yang telah dikumpulkan akan diencerkan. Setelah
itu peneliti menggunakan metode kultur yang menurut buku modul dapat dilakukan untuk bakteri dan
fungi menggunakan berbagai macam medium kultur virus menggukanan biakan sel hewan pada
manusia. Berdasarkan modul praktikum, prosedur kerja dari pengkulturan ini yaitu pertama – tama
mensterilkan lingkungan dengan alcohol 70%. Setelh itu dilakukan pengenceran bertingkat dengan
menggunkan NaCl steril sampa pengenceran ke-5. Setelah itu menginokulasi suspense pada media agr
denganmetode spread plate atau streak plate, kemudian diinkubasi pada suhi 37 derajat. Pada
penelitian di jurnal sampel saliva diinokulasi pada media agar selektif TYCSB selama 48 jam untuk
menguji streptococcus mutans. Setelah pengkulturan, akan dihitung jumlah koloni bakteri. Setelah itu
menggunakan uji t independent didapatkan hasil s mutans pada perokkok kretek lebih tinggi
dibandingkan bukan perokok.

Pada hasil penelitian pada jurnal disebutkan bahwa ada keterkaitan antara kadar nikotin dengan
jumlah koloni s. mutans. Jumlah s. mutans akan meningkat seiring meningkatnya kadar nikotin karena
nikotin menstimulasi biofilm s. mutans. Selain itu terdapat beberapa factor lain yang dapat
meningkatkan jumlah s. mutans pada rongga mulut misalnya penurunan pH rongga mulut dan
penurunan laju aliran saliva. penurunan jumlah saliva karena merokok yang membuat fungsi
antimicrobial dari saliva berkurang. Berkurangnya fungsi antimicrobial ini berkaitan dengan
berkurangnya histamin yang mengurangi pertumbuhan s. mutans.