Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

VIROLOGI
CALICIVIRUS

OLEH

Nama : Rahma Sarita

Stambuk: 150 2016 0245

Kelas : C2

Fakultas Farmasi

Universitas Muslim Indonesia

Makassar

2019
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur kepada Allah swt atas karunianya penyusun bisa
menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik yang berjudul Feline Calicivirus. Makalah
ini bertujuan agar kalangan mahasiswa dapat mempelajari tema diatas sebagai
pembahasan mata kuliah dengan mudah.

Dalam penulisan makalah ini sedikit atau banyaknya mungkin masih terdapat
kesalahan dan kekurangan dalam penulisan, jadi kami sebagai penulis mohon maaf
yang sebesar besarnya atas kesalahan dan kekurangan yang ada.
BAB l
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Feline calicivirus adalah virus penyebab infeksi pernapasan pada kucing
yang dapat menular terutama pada rumah dengan jumlah kucing lebih dari satu
(multiple cats). Infeksi pernapasan merupakan penyakit berbahaya dan dapat
mematikan apabila tidak segera ditangani secara serius. Tingkat kematian kucing
karena infeksi pernapasan cukup tinggi, sekitar 50% pada anaka kucing, dan 60 %
pada kucing dewasa dengan transmisi FCV. Selain FCV, virus herpes juga termasuk
sebagai penyebab utama infeksi saluran pernapasan.
Gejala infeksi pernapasan seringkali tidak dikenali pemilik kucing karena
mirip dengan serangan flu, yaitu bersin-bersin, serta keluarnya cairan dari mata,
hidung dan mulut. Kucing yang terserang virus mengalami bersin-bersin antara hari
ke 2 sampai hari ke 17 setelah virus masuk ke dalam tubuh. Gejala bersin-bersin
biasanya terjadi selama 1-2 hari yang diikuti dengann keluarnya cairan dari mata,
hidung dan mulut.
Pada hari ke 2 sampai hari ke 5, kucing biasanya menunjukkan gejala
demam, menjadi apatis, dan kehilangan nafsu makan. Kehilangan nafsu makan
biasanya disebabkan oleh munculnya luka borok pada mulut bagian atas sehingga
kucing tidak mau makan dan minum. Lebih lanjut lagi, kucing dapat mengalami
dehidrasi. Gejala-gejala diatas merupakan masa kritis yang bisa memperburuk
kondisi bila tidak segera ditangani cepat.
Jika ada salah kucing yang terserang FCV, segera isolir dari kucing lain
untuk menghindari penyebaran FCV. Virus ini bisa menyebar dari kontak langsung
dan media perantara seperti tempat makan dan minum, toilet kucing, kain, dan
tangan manusia. Sering-sering mencuci tangan bila sedang menangani kucing yang
terkena infeksi saluran pernapasan. Selain itu, kontak dengan udara langsung dapat
menjadi perentara FCV melalui udara, terutama saat musim hujan atau udara dingin.
Hal lainnya adalah stress yang dapat menurunkan kekebalan tubuh sehingga mudah
terserang FCV. Jadi usahakan kucing tidak mengalami tekanan dan sehat
psikologisnya.
B. Rumusan masalah
Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah virus?
2. Apa pengertian virus?
3. Bagaimana bentuk dan ukuran virus?
4. Bagaimana susunan tubuh?
5. Bagaimaa pengembangbiakan virus?
6. Bagaimana klasifikasi virus?
7. Bagaiaman peran virus?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Virus
Virus merupakan suatu partikel yang masih diperdebatkan statusnya apakah
ia termasuk makhluk hidup atau benda mati. Virus dianggap benda mati karena ia
dapat dikristalkan, sedangkan virus dikatakan benda hidup, karena virus dapat
memperbanyak diri (replikasi) dalam tubuh inang. Para ahli biologi terus
mengungkap hakikat virus ini sehingga akhirnya partikel tersebut dikelompokkan
sebagai makhluk hidup dalam dunia tersendiri yaitu virus.Virus merupakan
organisme non-seluler, karena ia tidak memilki kelengkapan seperti sitoplasma,
organel sel, dan tidak bisa membelah diri sendiri. Penyelidikan tentang objek-objek
berukuran sangat kecil di mulai sejak ditemukannya mikroskop oleh Antony Van
Leeuwenhoek (1632-1723) perkembangan mikroskop ini mendorong berbagai
penemuan dibidang biologi salah satunya partikel mikroskopik yaitu virus.
Beberapa tokoh dalam penemuan virus pertama yaitu:
1. Adoft Mayer (1883, Jerman)
Percobaan diawali dari munculnya penyakit bintik kuning pada daun tembakau. Ia
mencoba menyemprotkan getah tanaman sakit ke tanaman sehat, hasilnya
tanaman tertular.
2. Dmitri Ivanovski (1892, Rusia)
Ia mencoba menyaring getah tanaman yang sakit dengan filter bakteri sebelum
disemprotkan ke tanaman sehat. Hasilnya, tanaman sehat tetap tertular. Ia
menyimpulkan bahwa ada partikel yang lebih kecil lagi dari bakteri yang lolos
saringan yang menularkan penyakit.
3. Martinus W. Beijerinck (1896, Belanda)
Ia menemukan bahwa partikel itu dapat bereproduksi pada tanaman, tapi tidak
pada medium pertumbuhan bakteri. Ia menyimpulkan bahwa partikel itu hanya
dapat hidup pada makhluk hidup yang diserangnya.
4. Wendel M. Stanley (1935, Amerika)
Ia berhasil mengkristalkan partikel tersebut. Partikel mikroskopis itu lalu dinamai
TMV (Tobacco Mosaic Virus) (Drs. Irianto, 2008).
B. Pengertian Virus
Virus berasal dari bahasa yunani “Venom” yang berarti racun. Virus adalah
parasite mikroskopik yang menginfeksiselorganisme biologis. Secara umum virus
merupakan partikel tersusun atas elemen genetik (genom) yang mengandung salah
satu asam nukleat yaitu asam deoksiribonukleat (DNA) atau asam ribonukleat (RNA)
yang dapat berada dalam dua kondisi yang berbeda, yaitu secara intraseluler dalam
tubuh inang dan ekstrseluler diluar tubuh inang. Virus memiliki sifat hidup dan mati.
Sifat hidup (seluler) yaitu memiliki asam nukleat namun tidak keduanya (hanya DNA
atau RNA), dapat bereproduksi dengan replikasi dan hanya dapat dilakukan didalam
sel inang (parasit obligat intraseluler). Sifat mati (aseluler) yaitu dapat di kristalkan
dan dicairkan. Struktur berbeda dengan sel dan tidak melakukan metabolisme sel.
Partikel virus secara keseluruhan ketika berada di luar inang yang terdiri dari asam
nukleat yang dikelilingi oleh protein dikenal dengan nama virion. Virion tidak
melakukan aktivitas biosinteis dan reproduksi. Pada saat virion memasuki sel inang,
baru kemudian akan terjadi proses reproduksi. Virus ketika memasuki sel inang akan
mengambil alih aktivitas inang untuk menghasilkan komponen-komponen pembentuk
virus (Arif, 2006).
C. Bentuk dan Ukuran Virus
Bentuk virus bervariasi dari segi ukuran, bentuk dan komposisi kimiawinya.
Bentuk virus ada yang berbentuk bulat, oval, memanjang, silindariis, dan ada juga
yang berbentuk T. Ukuran Virus sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan
menggunakan mikroskop elektron, ukuran virus lebih kecil daripada bakteri.
Ukurannya berkisar dari 0,02 mikrometer sampai 0,3 mikrometer (1 μm = 1/1000
mm). Unit pengukuran virus biasanya dinyatakan dalam nanometer (nm). 1 nm
adalah 1/1000 mikrometer dan seperjuta milimeter. Virus cacar merupakan salah
satu virus yang ukurannya terbesar yaitu berdiameter 200 nm, dan virus polio
merupakan virus terkecil yang hanya berukuran 28 nm (Arif, 2006).
D. Susunan Tubuh Virus

1. Kabsid
Kapsid adalah lapisan pembungkus tubuh virus yang tersusun atas protein.
Kapsid terdiri dari sejumlah kapsomer yang terikar satu sama lain. Fungsi :
a. Memberi bentuk virus
b. Pelindung dari kondisi lingkungan yang merugikan
c. Mempermudah penempelan pada proses penembusan ke dalam sel
2. Isi
Terdapat di sebelah dalam kapsid berupa materi genetik/ molekul pembawa sifat
keturunan yaitu DNA atau RNA. Virus hanya memiliki satu asam nukleat saja yaitu
satu DNA/ satu RNA saja, tidak kedua-duanya. Asam nukleat sering bergabung
dengan protein disebut nukleoprotein. Virus tanaman/ hewan berisi RNA/ DNA,
virus fage berisi DNA.
3. Kepala
Kepala virus berisi DNA, RNA dan diselubungi oleh kapsid. Kapsid tersusun oleh
satu unit protein yang disebut kapsomer.
4. Ekor
Serabut ekor adalah bagian yang berupa jarum dan berfungsi untuk menempelkan
tubuh virus pada sel inang. Ekor ini melekat pada kepala kapsid. Struktur virus ada
2 macam yaitu virus telanjang dan virus terselubung (bila terdapat selubung luar
(envelope) yang terdiri dari protein dan lipid). Ekor virus terdiri atas tabung
bersumbat yang dilengkapi benang atau serabut. Khusus untuk virus yang
menginfeksi sel eukariotik tidak memiliki ekor (Arif, 2006).
E. Pengembangbiakan Virus
Virus memanfaatkan metabolisme sel penjamu untuk membantu sintesis
protein virus dan virion baru; jenis sel yang dapat diinfeksi oleh virus dapat sedikit
dapat banyak. Untuk tujuan diagnosti, sebagian besar virus ditumbuhkan dalam
biakan sel, baik turunan sel sekunder atau kontinu; pemakaian telur embrionik dan
hewan percobaan untuk membiakan virus hanya dilakukan untuk investigasi khusus.
Jenis biakan sel untuk mengembangbiakan virus sering berasal dari jaringan tumor,
yang dapat digunakan secara terus menerus.
Replikasi virus dalam biakan sel dapat di deteksi dengan
Tahap-tahap replikasi :
1. Peletakan/ Adsorpsi adalah tahap penempelan virus pada dinding sel inang.
Virus menempelkan sisi tempel/ reseptor site ke dinding sel bakteri.
2. Penetrasi sel inang yaitu enzim dikeluarkan untuk membuka dinding sel bakteri.
Molekul asam.nukleat (DNA/RNA) virus bergerak melalui pipa ekor dan masuk
ke dalam sitoplasma sel melalui dinding sel yang terbuka. Pada virus telanjang,
proses penyusupan ini dengan cara fagositosis virion (viropexis), pada virus
terselubung dengan cara fusi yang diikuti masuknya nukleokapsid ke sitoplasma.
3. Eklipase : asam nukleat virus menggunakan asam nukleat bakteri untuk
membentuk bagian-bagian tubuh virus.
4. Pembentukan virus (bakteriofage) baru : bagian-bagian tubuh virus yang
terbentuk digabungkan untuk mjd virus baru. 1 sel bakteri dihasilkan 100 – 300
virus baru.
5. Pemecahan sel inang : pecahnya sel bakteri. Dengan terbentuknya enzim
lisoenzim yang melarutkan dinding sel bakteri sehingga pecah dan keluarlah
virus-virus baru yang mencari sel bakteri lain (Arif, 2006).

F. Klasifikasi Virus
Nama famili ditandai dengan akhiran viridae. Nama subfamili diberi akhiran virinae
Nama akhiran genus diberi akhiran virus. Lwoff, Horne & Tournier adl ahli dalam
taksonomi virus, berdasarkan kriteria
1. Jenis asam nukleat (DNA/ RNA) berantai ganda/ tunggal
2. Ukuran dan morfologi tmsk tipe simetri kapsid
3. Adanya enzim spesifik, terutama polimerase RNA dan DNA yang penting bagi
replikasi genom
4. Kepekaan terhadap zat kimia dan keadaan fisik
5. Cara penyebaran alamiah
6. Gejala- gejala yang timbul
7. Ada tidaknya selubung
8. Banyaknya kapsomer untuk virus ikosohedarial/ diameter nukleokapsid untuk
virus helikoidal
Saat ini telah lebih dari 61 famili virus diidentifikasi, 21 diantaranya mempunyai
anggota yang mampu menyerang manusia dan binatang.
Menurut RNA, famili virus dibagi menjadi :
1. Picontohrnaviridae 8. Rhabdoviridae
2. Caliciviridae 9. Filoviridae
3. Togaviridae 10. Paramyxoviridae
4. Flaviviridae 11. Orthomyxoviridae
5. Bunyaviridae 12. Reoviridae
6. Arenaviridae 13. Retroviridae
7. Contohronaviridae
Menurut DNA, famili virus dibagi menjadi :
1. Adenoviridae 4. Papovaviridae
2. Herpesviridae 5. Parvoviridae
3. Hepadnaviridae 6. Poxviridae
Selain itu terdapat kelompok virus yang belum dapat diklasifikasikan (unclassified
virus) karna banyak sifat biologiknya belum diketahui (Arif, 2006).
G. Peran Virus
Didalam kehidupan, virus memiliki 2 peran, yaitu peran virus sebagai
mikroorganisme yang menguntungkan, maupun yang merugikan. Virus yang
menguntungkan: Virus berperan penting dalam bidang rekayasa genetika karena
dapat digunakan untuk cloning gen(reproduksi DNA yang secara genetis identik).
Sebagai contoh adalah virus yang membawa gen untuk mengendalikan
pertumbuhan serangga. Virus juga digunakan untuk terapi gen manusia sehingga
diharapkan penyakit genetis, seperti diabetes dan kanker dapat disembuhkan. Virus
yang merugikan :Virus yang dapat merugikan karena menyebabkan berbagai jenis
penyakit pada manusia, hewan dan tumbuhan (Drs. Irianto, 2008).
H. Feline Calicivirus
Feline calicivirus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh viros oleh
family caliciviridae. Virus calici ini merupakan salah satu dari jenis cat flu yang paling
sering menyerang kucing selain herpes virus (FHV) (Rand, 2006).
Virus ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui mata, hidung (pernafasan) dan
mulut. karena partikel virus yang sangat kecil dan mudah menempel pada
sembarang tempat, seperti lantai, temoat tidur kucing, makanan, air minum, dan
bahkan baju atau tangan manusia yang tidak steril, maka penularan dapat sangat
cepat terjadi. Maka inkubasi dari virus ini relative cepat yaitu 2-4 hari. Kucing yang
terserang virus mengalami bersin-bersin antara hari ke 2 sampai hari ke 17 setelah
virus masuk ke dalam tubuh. Gejala bersin-bersin biasanya terjadi selama 1-2 hari
yang diikuti dengan keluarnya cairan dari mata, hidung dan mulut (Rand, 2006).
Saat virus calici ini sudah masuk ke dalam tubuh, maka selanjutnya virus ini
akan memperbanyak diri (replikasi) pada sel epitel di saluran pernafasan, cunjuctiva,
lidah dan pneumosit alveoli paru-paru (Lappin, 2001).
Feline calici virus merupakan virus RNA yang dikenal sebagai Pacornavirus.
Biasanya virus ini menyerang saluran pernafasan atas seperti paru-paru, selain itu
juga menyerang lidah sehingga menyebabkan “tongue and lung disease”. Masa
inkubasi penyakit kurang dari 48 jam dan bila tidak diikuti infeksi sekunder
erlangsung 5-7 hari. Virus ini tahan terhadap berbagai desinfektan dan dapat
bertahan di luar tubuh kucing hingga 8-10 hari. Banyak kucing yang telah sembuh
tetapi dapat menularkan penyakit ini meskipun tidak menunjukkan gejala sakit. Virus
ini sering menyerang kucing muda (kitten), rumah/tempat dengan jumlah kucing yang
banyak dan tempat penampungan hewan (Lappin, 2001).
Replikasi calicivirus terjadi pada jaringan oropharyngeal dsn menyebar
terutama pada epitel konjungtiva, hidung dan rongga mulut termasuk lidah dan langit-
langit mulut. Kemudian terjadi sitolisis pada jaringan yang terinfeksi dengan cepat.
bentuk virulensi sistemik, gejala klinis yang muncul terjadi akibat vaskulitis dan
perkembangan koagulasi intravascular yang menyebar atau gejala repon
peradangan sistemik (Lappin, 2001).
Berdasarkan tingkat keganasannya (pathogenisitas), virus ini dibagi menjadi
4 tipe :
1. Mild calici gejala klinis ringan, dan apabila daya tahan tubuh tinggi maka dapat
sembuh dengan sendirinya, tingkat kesembuhan tinggi >90%.
2. Moderate calici gejala klinis tampak jelas, seperti mata berair, bersin, pilek,
anorexia, demam, ulkus pada lidah, salviasi dan sesak nafas. Tingkat kematian
pada tipe ini cukup tinggi, yaitu 50%.
3. Limping Kitten Syndrome dapat terjadi pada kucing yang baru lahir, dengan gejala
arthritis, serta pembengkakan dan nyeri sendi.
4. Virulent strain of callici virus (FCV ari) merupakan tipe yang paling ganas dan
mematikan, tingkat kematian >60%. Gejala yang tampak dapat berupa
pembengkakan pada muka, demam, sesak nafas, ulkus lidah yang parah (dapat
samoai berdarah), perdarahan dari hidung (epistaksis), dan dapat disertai dengan
kekuningan pada membrane mukosa (jaundice) (Norworsthy, 2006).
Pencegahan terbaik untuk menghindari terjadinya infeksi virus ini adalah
dengan melakukan vaksinasi secara rutin. Umumnya vaksin untuk virus calisi ini
tidak sendiri, melainkan vaksin gabungan dengan virus herpes (Norworsthy,
2006).
Diagnose untuk virus ini umumnya hanya berdasarkan gejala klinis saja.
Untuk definitive diagnose maka perlu dilakukan isolasi virus, yang dapat diambil
dari sampel air liur (saliva), swab hidung atau darah. Teknik PCR merupakan cara
terbaik untuk mengetahui infeksi virus ini secara pasti.
Terapi yang dapat dilakukan untuk kasus ini adalah :
a. Menjaga cairan tubuh dengan memberikan terapi cairan (infus)
b. Humidity airways dengan menggunakan nebulizer
c. Antibiotic spectrum luas untuk mencegah infeksi sekunder (doxycycline,
chloramphenicol)
d. Analgesic dan antiinflamasi (prednisone) jika diperlukan karena dapat
menimbulkan efek samping
e. Antivirus interferon alpha (pada beberapa kasus memberikan efek positif),
namun peluang kegagalan untuk antivirus ini membunuh virus calici masih cukup
tinggi karena virus calici ini mudah bermutasi
f. Immunostimulant untuk peningkat daya tahan dan dapat juga dibantu dengan
memerikan vitamin C melalui jalur intravena (Norworsthy, 2006).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa virus adalah
organisme yang merugikan makhluk hidup. Salah satu dampak yang disebabkan
oleh virus adalah calicvirus yang menyerang kucing. Feline calicivirus adalah suatu
penyakit yang disebabkan oleh viros oleh family caliciviridae. Virus calici ini
merupakan salah satu dari jenis cat flu yang paling sering menyerang kucing selain
herpes virus (FHV).
Virus ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui mata, hidung (pernafasan) dan
mulut. karena partikel virus yang sangat kecil dan mudah menempel pada
sembarang tempat, seperti lantai, temoat tidur kucing, makanan, air minum, dan
bahkan baju atau tangan manusia yang tidak steril, maka penularan dapat sangat
cepat terjadi. Maka inkubasi dari virus ini relative cepat yaitu 2-4 hari. Kucing yang
terserang virus mengalami bersin-bersin antara hari ke 2 sampai hari ke 17 setelah
virus masuk ke dalam tubuh. Gejala bersin-bersin biasanya terjadi selama 1-2 hari
yang diikuti dengan keluarnya cairan dari mata, hidung dan mulut.
DAFTAR PUSTAKA

Drs. Irianto Koes, 2008, Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme, Cv Yrama widya,
Bandung.

Lappin MR, 2001. Feline Internal Medicine Secret, Philadelphia, Hanley & Belfus inc.

Priadi Arif, 2006, Biologi 1, Yudisthira, Bandung.

Rand J, 2006, Problem Based Feline Medicine, Elsevier sauders, London.

Norworsthy GD, 2006, the Feline Patient 3th Edition, Blackwell Publishing, Lowa.

Anda mungkin juga menyukai