Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN SOSSIALISASI BELA NEGARA

DISUSUN OLEH

Nama : HARIANSYAH
Nim : 1903033
Kelas :TPM B 2019

D3 TEKNIK PENGOLAHAN MIGAS SEKOLAH TINGGI


TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI
BALIKPAPAN
2020
A. Pendahuluan
Bela negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan
dan petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau
seluruh komponen dari suatu negara dalam kepentingan mempertahankan eksistensi
negara tersebut. Secara fisik, hal ini dapat diartikan sebagai usaha pertahanan
menghadapi serangan fisik atau agresi dari pihak yang mengancam keberadaan
negara tersebut, sedangkan secara non-fisik konsep ini diartikan sebagai upaya untuk
serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara, baik melalui pendidikan,
moral, sosial maupun peningkatan kesejahteraan orang-orang yang menyusun bangsa
tersebut.
Tujuan kegiatan

1. Maksud pembuatan makaalah ini adalah :


a. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah kewiraan
b.   Untuk menambah wawasan
2. Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
a. Untuk menambah pengetahuan tentang Bela Negara
b. Mengetahui apa pengertian Bela Negara 
c.  Agar dapat dimengerti tentang apa itu Bela Negara

B. Pembahasan

Tanggal 28 Februari 2020, kampus STT MIGAS Balikpapan dilakukan sosialisasi


mengenai Bela Negara. Sosialisasi ini di isi oleh pembicara pembicara yang berasal
dari Universitas Pertahanan. Pada jam 09.00 dan di pimpin langsung oleh
mahasiswa Keamanan Maritim Cohort VII
Acara tersebut di mulai dengan pembukaan dengan menyanyikan lagu kebangsaan
indonesia raya, dan di lanjutkan dengan mars UNHAN lalu di lanjutkan dengan
sambutan sambutan, setelah itu pemberian piakat dari masing masing kampus

Perkenalan diri dari masing masing pembicara atau narasumber yaitu:


a) Merisa Dwi Juanita
b) Andri Octafianus Purba
Setelah itu di lanjutkan dengan materi materi bela negara yang di sampaikan oleh
Andri Octafianus Purba

pengertian bela negara

Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan
negara. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan
negara dan Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang.
Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan kesediaan
berkorban membela negara. Spektrum bela negara itu sangat luas, dari yang paling
halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara
sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata. Tercakup di
dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara.

Konsep bela negara dapat diartikan secara fisik dan non fisik. Secara fisik dengan
mengangkat senjata menghadapi serangan atau agresi musuh, secara non fisik dapat
didefinisikan sebagai segala upaya untuk mempertahankan Negara dengan cara
meningkatkan rasa nasionalisme, yakni kesadaran berbangsa dan bernegara,
menanamkan kecintaan terhadap tanah air, serta berperan aktif dalam memajukan
bangsa dan negara.
Unsur dasar bela negara

Unsur dasar bela negara yang dianut oleh bangsa Indonesia adalah sebagai
berikut :

Cinta Tanah Air.


Kesadaran Berbangsa dan bernegara.
Yakin akan Pancasila sebagai Ideologi Negara.
Rela berkorban untuk bangsa dan negara
Memiliki kemampuan awal Bela Negara.

Usaha usaha dalam bela negara adalah adalah:

a. Pendidikan pancasila dan kewarganegaraan


b. Wajib miiliter
c. Pengabdian masyarakat
d. Pengabdian profesi
e. Pengabdian sebagai anggota TNI

Dasar hukum tentang wajib bela negara

Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal 30 tertulis bahwa "Tiap-tiap


warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara." dan "
Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang." Jadi sudah pasti
mau tidak mau kita wajib ikut serta dalam membela negara dari segala macam
ancaman, gangguan, tantangan dan hambatan baik yang datang dari luar maupun dari
dalam.
Beberapa dasar hukum dan peraturan tentang Wajib Bela Negara:
a. Tap MPR NoVI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara  dan keamanan
nasional
b.  Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat.
c. Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara    Rl.
Diubah oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.
d. Tap MPR No. VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.
e. Tap MPR No. VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.
f. Amandemen UUD 1945 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27 ayat 3.
g.  Undang-Undang No.3 tahun 2002 tenteng Pertahanan Negara.

Peranan mahasiswa dalam upaya bela negara

Peran mahasiswa dalam puaya bela negara adalah bagian dari menjaga ketahanan
nasional. Mahasiswa sebagai agent of change dan social control. Agent of change
yaitu suatu tindakan yang membawa suatu keadaan dari kondisi yang kurang baik
ke kondisi yang lebih baik, dan yang sudah baik menjadi lebih baik lagi.

Setelah itu di lanjutka n materi kemaritiman oleh Merisa Dwi Junita

Indonesia sebagai negara maritim

Pulau pulau yang ada di indonesia  tercatat memiliki 17.504 pulauIndonesia


merupakan negara kepulauan (archipelagic state)1 terbesar di dunia yang memiliki
posisi geografis yang sangat strategis. Jumlah pulau di Indonesia yang resmi
tercatat mencapai 16.056 pulau.1 Kepastian jumlah ini ditentukan dalam forum
United Nations Conferences on the Standardization of Geographical Names
(UNCSGN) dan United Nations Group of Experts on Geographical Names
(UNGEGN) yang berlangsung pada 7-18 Agustus 2017 di New York, Amerika
Serikat
Adapun garis pantai Indonesia sepanjang 99.093 km2.3 Luas daratannya mencapai
sekitar 2,012 juta km2 dan laut sekitar 5,8 juta km2 (75,7%), 2,7 juta kilometer
persegi diantaranya termasuk dalam Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE).4 Laut
Indonesia yang luasnya 2,5 kali lipat dari wilayah daratan pastinya memiliki
potensi yang sangat besar, baik dari segi kekayaan alam maupun jasa lingkungan
yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pembangunan ekonomi pada tingkat
lokal, regional dan nasional.

Indonesia disebut Negara agraris karena memiliki luas lahan yang luas dan
keaneka ragaman hayati yang sangat beragam. Hal ini sangat memungkinkan
menjadikan Negara Indonesia sebagai Negara agraris terbesar di Dunia. Di Negara
agraris seperti Indonesia, pertanian mempunyai kontribusi penting baik terhadap
perekonomian maupun terhadap pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat, apalagi
dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk yang berarti bahwa kebutuhan
akan pangan juga semakin meningkat. Selain itu ada peran tambahan dari sektor
pertanian yaitu peningkatan kesejahteraan masyarakat yang sebagian besar
sekarang berada di bawah garis kemiskinan. Indonesia dikenal sebagai negara
agraris karena sebagian besar penduduknya mempunyai pencaharian sebagai
petani. Ironisnya, negeri ini kini harus mengimpor sejumlah komoditas pangan
untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya.

Kejayaan Maritim di Era Sriwijaya dan Majapahit

masyarakat Indonesia sudah memanfaatkan laut untuk aktivitas perdagangan dan


pelayaran. Dengan teknologi yang ada saat itu, para penduduk melakukan kegiatan
niaga antar pulau, kerajaan, bahkan berlayar hingga pulau yang jauh seperti Sri
Lanka dan Madagaskar. Kultur bahari dan maritim ini kemudian terlihat juga
dalam aktivitas kerajaan-kerajaan Nusantara lainnya. Kerajaan Sriwijaya di zaman
keemasannya memiliki pelabuhan internasional yang besar dan menguasai
perdagangan dan pelayaran di wilayah barat Indonesia hingga Semenanjung
Malaya.

Kerajaan Majapahit menjadi pusat kerajaan maritim Nusantara yang berperan


melindungi jalur perdagangan laut sebagai jalur utama perdagangan dan
menghilangkan ancaman jalur laut di sepanjang wilayah laut Nusantara hingga
kawasan di sekitarnya. Armada laut Majapahit sangat besar di masa itu. C.R.
Boxer, profesor sejarah dari Inggris mencatat total jumlah kapal yang dimiliki
VOC pada tahun 1650, 1674, dan 1704 sebanyak 74 kapal, 124 kapal, dan 81
kapal. Kapal ini dibutuhkan untuk memonopoli komoditas internasional di
Nusantara.

Deklarasi djuanda

Kutipan dari deklarasi djuanda :

”Segala perairan di sekitar, di antara dan yang menghubungkan pulau-pulau atau


bagian pulau-pulau yang termasuk daratan Negara Republik Indonesia, tanpa
memandang luas atau lebarnya adalah bagian-bagian yang wajar dari wilayah
daratan Negara Republik Indonesia, dan dengan demikian merupakan bagian
dari perairan nasional yang berada di bawah kedaulatan mutlak Negara Republik
Indonesia.”

Itulah kutipan dari Deklarasi Djuanda 1957 yang diumumkan ke dunia


internasional pada 13 Desember 1957 oleh Perdana Menteri RI Ir. H. Djuanda.
Kita patut bersyukur, kalau tidak ada deklarasi tersebut, wilayah Indonesia hanya
sebatas tiga mil dari garis pantai sebuah pulau, dan perairan di antara pulau
merupakan perairan internasional.

Deklarasi ini merupakan awal perjalanan menuju “Negara Kepulauan” yang diakui
PBB dengan ditetapkannya dalam Konvensi Hukum Laut melalui United Nation
Convention on Law of the Sea [UNCLOS] 1982. Dengan dasar hukum itu, luas
Republik Indonesia mencapai 1,9 juta mil persegi yang terdiri dari 16.056 pulau.

Unclous 1982

UNCLOS 1982 juga ditentukan lebar Zona Ekonomi Eksklusif.

Adapun lebar Zona Ekonomi Eksklusif diatur dalam Pasal 57, yang berbunyi
sebagai berikut:

Pasal 57 : zona ekonomi eksklusif tidak boleh melebihi 200 mil laut dari garis
pangkal dari mana lebar laut teritorial diukur.

Dalam peraturan perundang-undangan nasional seperti telah disebutkan di atas


bahwa Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia diatur dengan Undang-Undang Nomor 5
tahun 1983. Yang dimaksudkan dengan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia adalah
berbunyi sebagai berikut :

Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia adalah jalur di luar dan berbatasandengan laut
wilayah Indonesia sebagaimana ditetapkan berdasarkan undang-undang yang
berlaku tentang perairan Indonesia yang meliputi dasar laut, tanah di bawahnya dan
air.di atasnya dengan batas terluar 200 (dua ratus) mil laut diukur dari garis pangkal
laut wilayah Indonesia

Lima pilar kebijakan maritim,presiden joko widodo mencanangkan 5 pilar utama


dalam mewujudkan cita cita indonesia sebagai poros maritim dunia

a. pembangunan kembali budaya maritim Indonesia.


"Sebagai negara yang terdiri dari 17 ribu pulau, bangsa Indonesia harus
menyadari dan melihat dirinya sebagai bangsa yang identitasnya,
kemakmurannya, dan masa depannya, sangat ditentukan oleh bagaimana
kita mengelola samudera," katanya.
b. komitmen untuk menjaga dan mengelola sumber daya laut, dengan fokus
membangun kedaulatan pangan laut, melalui pengembangan industri
perikanan, dengan menempatkan nelayan sebagai pilar utama.
c. komitmen untuk mendorong pengembangan infrastruktur dan konektivitas
maritim, dengan membangun Tol Laut, pelabuhan laut dalam, logistik, dan
industri perkapalan, serta pariwisata maritim.
d. diplomasi maritim yang mengajak semua mitra-mitra Indonesia untuk
bekerja sama di bidang kelautan.
e. sebagai negara yang menjadi titik tumpu dua samudera, Indonesia memiliki
kewajiban untuk membangun kekuatan pertahanan maritim.

Hal ini diperlukan bukan saja untuk menjaga kedaulatan dan kekayaan maritim kami,
tetapi juga sebagai bentuk tanggungjawab kami dalam menjaga keselamatan pelayaran
dan keamanan maritim," kata presiden.

Lampiran foto

Anda mungkin juga menyukai