Anda di halaman 1dari 2

Nama : Harwati Nur Rahmah

NIM : P17325119018
D3 Tingkat 1 Semester 2
Mata Kuliah : Pendidikan Budaya Anti Korupsi
Itoc Tochija (lahir di Bogor, 1 Maret 1951 – meninggal di Bandung, 14 September 2019 pada
umur 68 tahun), bernama lengkap HM. Itoc Tochija bin H. Thohir adalah wali kota pertama kota
Cimahi.
Itoc terjerat dalam dua kasus korupsi. Kasus pertama, Itoc divonis tujuh tahun penjara usai
terlibat korupsi pembangunan Pasar Atas. Kasus ini juga melibatkan istrinya Atty Suharti yang
juga divonis 5 tahun bui.

Kasus korupsi Pasar Atas sendiri terbongkar usai KPK melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT)
terhadap Atty pada tahun 2016 lalu. Itoc dan Atty Suharti diduga menerima duit suap Rp 500
juta sebagai suap izin proyek pembangunan tahap dua Pasar Atas Baru Cimahi.

Proyek itu bernilai Rp 57 miliar. Mereka disangka mendapatkan suap dari pengusaha atas nama
Triswara Dhanu Brata dan Hendriza Soleh Gunadi. Dua pengusaha itu juga ditetapkan sebagai
tersangka pemberi suap.

Belum selesai menjalani masa hukuman atas kasus itu, Itoc kembali diseret ke meja hijau. Kali
ini Itoc didakwa melakukan korupsi pembangunan Pasar Raya Cibereum (PRC).

Kasus yang ditangani oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Cimahi ini menyebut perbuatan Itoc
menyebabkan kerugian negara hingga Rp 37 miliar lebih.

Korupsi ini bermula saat Itoc masih menjabat sebagai Wali Kota Cimahi. Sebagai pemangku
kebijakan, Itoc menganggarkan untuk penyertaan modal Perusahaan Daerah (PD) Jati Mandiri
untuk pembangunan PRC.
Pembangunan itu dikerjasamakan dengan PT Lingga Buana Wisesa (LBW) dengan obyek tanah
seluas 24.790 meter persegi. Singkat cerita pembangunan itu mandek dalam proses
pembebasan lahan. Sebab lahan yang dipilih ternyata bersengketa. Pembangunan tak selesai,
anggaran yang sudah cair ludes. Sidang ini belum usai. Sidang masih beragendakan
pemeriksaan saksi.

Di saat sidang masih berlangsung, Itoc mengembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Hasan
Sadikin (RSHS) Kota Bandung. Itoc meninggal karena sakit jantung.
Untuk menindaklanjuti permintaan tersebut, Idris kata jaksa, diminta Itoc untuk mendirikan
perusahaan perseroan terbatas dinamakan PT Lingga Buana Wisesa (LBW). Lalu, kata jaksa,
terdakwa meminta Idris mengikutsertakan anaknya, Puti Melati sebagai salah satu direktur
untuk memudahkan mengambil keuntungan.

"Perbuatan terdakwa tersebut melanggar Pasal 76 ayat 1 Undang-undang 32 tahun 2004


tentang Pemerintahan Daerah," ujar Harjo.

Anda mungkin juga menyukai