Anda di halaman 1dari 11

26 Jurnal Kultivasi Vol.

15(1) Maret 2016

Nasrulloh, A. ∙ T. Mutiarawati ∙ W. Sutari

Pengaruh penambahan arang sekam dan jumlah cabang produksi


terhadap pertumbuhan tanaman, hasil dan kualitas buah tomat
kultivar doufu hasil sambung batang pada Inceptisol Jatinangor

The effect of rice husk charcoal addition and the number of stem on
plant growth, yield and quality of grafted tomato cultivar doufu
planted in Inceptisol Jatinangor
Diterima : 15 Februari 2016/Disetujui : 1 Maret 2016 / Dipublikasikan : Maret 2016
©Department of Crop Science, Padjadjaran University

Abstract. Beef tomato is a tomato cultivar with Sari. Tomat beef merupakan salah satu jenis
a high economic value. Cultivation technique tomat yang mempunyai nilai ekonomis tinggi.
which can be applied to increase the production Salah satu teknik budidaya yang dapat diguna-
of tomato planted in Inceptisol soil is the kan untuk meningkatkan produksi tanaman
addition of rice husk charcoal in the growth tomat yaitu perbaikan media tanam dengan
media as soil amendment and the arrangement penambahan arang sekam dan mengatur jumlah
of stem number. The objectives of the experi- cabang produksi. Percobaan bertujuan untuk
ment were to study various doses of rice husk mempelajari berbagai dosis arang sekam dan
charcoal and the number of stem that produced jumlah cabang produksi yang baik untuk
the best plant growth, yield and quality of pertumbuhan, hasil dan kualitas tomat.
tomato. The experiment was carried out at Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur
Controlled Cultured Laboratory, Agriculture Terkendali, Fakultas Pertanian, Univer-sitas
Faculty, University of Padjadjaran in Jatinangor. Padjadjaran di Jatinangor. Rancangan percobaan
The experimental design was used Split Plot menggunakan Rancangan Petak Terbagi dengan
design with three times replications. The main tiga ulangan. Petak utama adalah penambahan
plot was various doses of rice husk charcoal arang sekam dengan empat taraf : 0%, 10%, 20%,
with four levels : 0%, 10%, 20%, 30% and 30% dan anak petak adalah jumlah cabang
subplots was number of stem with two levels : produksi dengan dua taraf : satu cabang dan
single stem and double stems. The result dua cabang produksi. Hasil pengamatan
showed there were no interaction between the menunjukkan tidak terdapat hubungan yang
addition of rice husk charcoal and the number of saling mempengaruhi antara penambahan arang
stem on plant growth, yield and quality of sekam dan jumlah cabang produksi pada semua
tomato. By adding 0 % and 20 % rice husk variabel pengamatan. Perlakuan penambahan
charcoal plant high was higher than that 30 % 0% dan 20% arang sekam tanaman lebih tinggi
rice husk charcoal, but the number of leaves, leaf dibanding perlakuan 30% arang sekam, namun
size and stem diameter were not different, so jumlah daun, ukuran daun dan diameter batang
that it didn’t affect on all variables. The sama, sehingga tidak berpengaruh terhadap
treatment with double stems resulted more hasil. Penggunaan dua cabang produksi
number of leaves but leaf size smaller than the menghasilkan jumlah daun lebih banyak tapi
plant with single stem, so that the yield were not ukuran daun lebih kecil dibanding dengan satu
different. cabang produksi, sehingga hasilnya sama.

Keywords: Beef tomato ∙ Growth ∙ Yield ∙ Quality Kata kunci : Tomat beef ∙ Pertumbuhan ∙ Hasil ∙
Kualitas
Dikomunikasikan oleh Yudithia Maxiselly
Nasrulloh, A.1 ∙ T. Mutiarawati2 ∙ W. Sutari2.
1) Mahasiswa Program StudiAgroteknologi Fakultas

PertanianUniversitas Padjadjaran, 45363, Indonesia


2)Staf Pengajar Departemen Budidaya Fakultas Pertanian

Universitas Padjadjaran, 45363, Indonesia

Nasrulloh dkk. : Pengaruh penambahan arang sekam dan jumlah cabang produksi terhadap pertumbuhan tanaman,
hasil dan kualitas buah tomat kultivar doufu hasil sambung batang pada inceptisol Jatinangor
Jurnal Kultivasi Vol. 15(1) Maret 2016 27

___________________________________________ tanaman hasil sambung. Tanaman tomat hasil


Pendahuluan sambung batang tersebut tahan terhadap soil borne
desease, dapat ditanam di tanah sehingga biaya
Tomat merupakan salah satu tanaman sayuran lebih murah dan bisa ditanam oleh petani kecil.
buah yang penting bagi masyarakat karena Budidaya tanaman dalam tanah perlu perbaikan
digunakan untuk konsumsi sehari-hari seperti sifat tanah untuk hasil yang baik. Berbagai macam
untuk sayuran segar, bumbu masak, jus dan bahan pembenah tanah dapat digunakan untuk
olahan lainnya. Buah tomat juga kaya akan gizi memperbaiki sifat fisik tanah di daerah Jatinangor
dan mengandung berbagai vitamin yang ber- yang mempunyai ordo tanah Inceptisol agar
manfaat bagi kesehatan tubuh manusia. pertumbuhan dan hasil tanaman tomatdapat
Kebutuhan masyarakat akan makanan yang meningkat (Hasanah dkk., 2010).
sehat untuk memenuhi kebutuhan gizi setiap Penanaman tanaman tomat di Indonesia
hari menjadikan buah tomat sebagai makanan umumnya diusahakan di dataran tinggi dengan
yang cukup banyak dikonsumsi. jenis tanah Andisol, namun luas daerah tersebut
Produksi tomat di Indonesia masih sangat terbatas sehingga perlu perluasan areal
mengalami kekurangan, hal ini dapat dilihat ke dataran yang lebih rendah dengan jenis tanah
dengan masih tingginya impor tomat dalam yang didominasi oleh Inceptisol. Pemindahan
lima tahun terakhir. Pada tahun 2009 impor areal penanaman tanaman tomat ke dataran
tomat sebesar 42.000 ton, 2010 sebesar 57.000 medium juga bertujuan untuk mengurangi dam-
ton, 2011 sebesar 18.000 ton, 2012 sebesar 111.000 pak lingkungan yang disebabkan oleh pengo-
ton dan 2013 sebesar 11.000 ton (BPS, 2014). lahan tanah yang intensif di dataran tinggi yang
Pengembangansuatu teknik budidaya yang dapat mengakibatkan laju erosi yang tinggi.
dapat meningkatkan produksi buah tomat Gunadi dan Subhan (2007) menyebutkan bahwa
sangat diperlukan untuk mengatasi kekurangan terdapat respons tanaman tomat terhadap
produksi tomat di Indonesia. cekaman lahan marginal di dataran medium
Salah satu kultivar tomat yang perlu yang beberapa faktor pembatasnya seperti
dibudidayakan secara intensif dalam rumah porositas yang kurang baikdan kesuburan tanah
plastik antara lain tomat beef. Tomat beef pada rendah yang dapat mengurangi produksi buah
umumnya berasal dari daerah subtropis yang tomat.
memiliki hawa sejuk, pertumbuhan tanaman Tanah Inceptisol (inceptum atau permulaan)
indeterminate, memiliki ukuran buah besar dan dapat disebut tanah muda karena pemben-
berdaging tebal serta dikonsumsi segar. Tanaman tukannya agak cepat sebagai hasil pelapukan
tomat beef perlu penanganan serius terutama bahan induk (Saridevi dkk., 2013). Penggunaan
dalam peningkatan hasil dan kualitasnya karena tanah marginal untuk kepentingan pertanian
produk ini mengutamakan kualitas buah. seperti pada sebagian besar Inceptisol dihadap-
Kemampuan tomat untuk menghasilkan buah kan pada beberapa masalah serius antara lain
yang berkualitas baik sangat tergantung pada derajat kemasaman yang tinggi, kadar bahan
interaksi pertumbuhan tanaman dan kondisi organik yang rendah, kekurangan unsur hara
lingkungannya (Aminuddin dan Chabib, 2005). penting bagi tanaman, seperti N, P, Ca, Mg, dan
Tomat beef merupakan salah satu jenis Mo, serta tingginya kelarutan Al, Fe, dan Mn
tomat yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. (Isrun, 2010). Tanah Inceptisol mempunyai
Keuntungan dari penanaman tomat beef yaitu porositas yang kurang baik dan juga
ukuran buah besar 220-240 g dan seragam, kemampuan menahan air yang kurang baik
produksi konsisten sepanjang musim, penam- sehingga tanah mudah kering. Jika tanah terlalu
pilan menarik dan daya simpan baik (Syngenta, kering maka tanah Inceptisol akan sulit diolah
2011). Tomat beef biasanya dibudidayakan karena tanah mengeras. Struktur tanah
dengan sistem hidroponik atau menggunakan merupakan salah satu faktor lingkungan fisik
media bukan tanah karena tidak tahan soil borne yang sangat besar pengaruhnya terhadap pola
desease (penyakit tular tanah). pertumbuhan tanaman (Hasanah dkk., 2010).
Biaya investasi yang sangat besar Upaya mengatasi berbagai masalah pada
keseluruhan pada sistem budidaya hidroponik tanah Inceptisol dapat dilakukan dengan penam-
menyebabkan budidaya tomat beef tidak banyak bahan pembenah tanah untuk memperbaiki sifat
dibudidayakan oleh petani kecil. Untuk mengatasi fisik dan kesuburan tanah. Pembenah tanah
masalah soil borne desease kini telah tersedia bibit dikenal sebagai soil amandment diartikan sebagai

Nasrulloh dkk. : Pengaruh penambahan arang sekam dan jumlah cabang produksi terhadap pertumbuhan tanaman,
hasil dan kualitas buah tomat kultivar doufu hasil sambung batang pada inceptisol Jatinangor
28 Jurnal Kultivasi Vol. 15(1) Maret 2016

bahan-bahan sintetis atau alami, organik atau Bahan-bahan yang digunakan dalam
mineral, berbentuk padat maupun cair yang percobaan ini terdiri dari bibit tanaman tomat
mampu memperbaiki struktur tanah, dapat kultivar Doufu hasil grafting, pupuk (Phonska,
mengubah kapasitas tanah menahan dan melalu- Grower, Mutiara, Formula Jatinangor 2),
kan air, serta dapat memperbaiki kemampuan pestisida (Metindo 25 WP, Movento 240 SC,
tanah dalam memegang hara sehingga hara tidak Amistartop 325 EC, Rubigan 120 EC), sebagai
mudah hilang dan tanaman masih mampu media tanam adalah campuran tanah dengan
memanfaatkannya (Juarsa dan Jubaedah, 2013). kompos kotoran sapi dengan perbandingan 7:3
Penambahan arang sekam sebagai pembe- (v:v) dan arang sekam ditambahkan dalam
nah tanah dengan berbagai keunggulan-nya media tanam sesuai perlakuan. Tanaman tomat
diharapkan dapat menjadi solusi untuk mening- ditanam di dalam parit sedalam 20 cm dan lebar
katkan pertumbuhan dan produksi tanaman 25 cm dengan panjang parit 4 m untuk setiap
tomat. Perwitasari dkk. (2012) menyatakan plot percobaan dengan jarak antar parit 1 m dan
bahwa arang sekam berpengaruh terhadap jarak antar plot 1 m.
tinggitanaman, jumlah daun,luas daun, bobot Pemangkasan tanaman tomat dilakukan
basah dan bobot kering total tanaman pakchoi. terhadap tunas air, daun tua, daun yang terserang
Penambahan arang sekam sebanyak 25% penvakit, buah yang lebih kecil dibanding buah
menghasilkan pertumbuhan dan hasil yang pada tandan di atasnya, buah yang cacat dan buah
lebih baik pada tanaman bayam (Purnawanto yang terkena hama. Pemasangan tali untuk
dan Suyadi, 2012). penopang tanaman tomat dilakukan pada saat
Menurut Wartapa dkk.(2009) hasil tanaman tanaman berumur dua minggu setelah tanam
tomat berkaitan erat dengan jumlah cabang tujuannya agar tanaman tetap tumbuh tegak.
utama, karena pada dasarnya pada setiap Penyerbukan bunga tomat dibantu dengan cara
cabang dapat muncul daun. Setiap daun pada menggetarkan atau menggoyangkan tanaman
tanaman akan melakukan proses fotosintesis tomat dengan interval waktu dua hari sekali
yang akan menghasilkan fotosintat yang antara jam 09.00 - 11.00 WIB agar bunga
disalurkan ke seluruh bagian tanaman dan berpolinasi dengan sempurna.
disimpan sebagai cadangan makanan pada Pengendalian hama dan penyakit dilakukan
buah. Jumlah buah pertanaman sangat berkaitan secara fisik dan kimiawi dengan menggunakan
dengan jumlah cabang tanaman. Jumlah cabang pestisida, antara lain Metindo 25 WP bahan aktif
pada tanaman tomat akan mempengaruhi metomil 25% (2g/l), Movento 240 SC bahan aktif
pertumbuhan dan hasil tanaman tomat. imidakloprid 120g/l dan spirotetramat 120 g/l
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari (2g/l), Amistartop 325 EC bahan aktif azok-
berbagai dosis arang sekam yang baik untuk sistrobin 200g/l dan difenokonazol 125g/l (2g/l),
pertumbuhan tanaman tomat beef hasil sambung Rubigan 120 EC bahan aktif fenarimol 120g/l (2
batang serta jumlah cabang yang tepat untuk ml/l) yang bekerja sebagai racun kontak dan
meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman lambung. Panen tomat dilakukan dengan memetik
tomat. buah ketika bagian blossom end buah tomat sudah
mulai berwarna kekuningan itu artinya buah
___________________________________________ tomat siap untuk dipanen.
Bahan dan Metode Peubah yang diamati meliputi komponen
pertumbuhan dan komponen hasil. Data hasil
Percobaan dilakukan di Rumah Plastik Labora- pengamatan dianalisis melalui analisis ragam
torium Kultur Terkendali Fakultas Pertanian dengan uji F dan untuk menganalisis perbedaan
Universitas Padjadjaran Jatinangor Kabupaten nilai rata-rata perlakuan diuji menggunakan Uji
Sumedang Jawa Barat. Penelitian dilaksanakan Jarak Berganda Duncan (Duncan Multiple Range
mulai dari bulan April sampai dengan Juli 2015. Test) pada taraf kepercayaan 5%.
Percobaan ini menggunakan Rancangan
Petak Terbagi dengan dua faktor dan tiga ___________________________________________
ulangan. Petak utama adalah penambahan arang Hasil dan Pembahasan
sekam dengan empat taraf yaitu 0%, 10%, 20%,
30% dan anak petak adalah jumlah cabang Tinggi Tanaman (cm). Tinggi tanaman tomat
produksi dengan dua taraf yaitu satu cabang terus bertambah sampai pengamatan terakhir
dan dua cabang produksi. pada umur 8 mst, namun setelah itu pertumbuhan

Nasrulloh dkk. : Pengaruh penambahan arang sekam dan jumlah cabang produksi terhadap pertumbuhan tanaman,
hasil dan kualitas buah tomat kultivar doufu hasil sambung batang pada inceptisol Jatinangor
Jurnal Kultivasi Vol. 15(1) Maret 2016 29

tinggi tanaman mulai melambat karena tanaman Ketidakseragaman pertumbuhan yang di-
sudah mulai memasuki fase generatif. Berdasarkan sebabkan oleh virus juga dapat menjadi alasan
data hasil analisis statis-tik menunjukkan bahwa ketidaksesuaian hasil pengamatan tersebut
tidak terjadi interaksi antara perlakuan penam- dengan hasil penelitian lain. Serangan yang
bahan arang sekam dan pengaturan jumlah cukup berat pada tanaman yang ditanam dalam
cabang produksi terhadap tinggi tanaman tomat. media dengan penambahan arang sekam pada
Pengaruh penambahan arang sekam dan jumlah umur 6 mst dan 8 mst menyebabkan pertum-
cabang produksi terhadap tinggi tanaman dapat buhan tanaman terganggu sehingga tanaman
dilihat pada Tabel 1. menjadi lebih pendek dibanding dengan perla-
kuan lainnya. Daun yang menggulung akibat
Tabel 1. Pengaruh Penambahan Arang Sekam serangan virus menyebabkan proses fotosintesis
dan Jumlah Cabang Produksi terhadap Tinggi yang dilakukan pada daun menjadi tidak
Tanaman (cm) Tomat pada 2-8 mst. optimal.
Tinggi Tanaman (cm) Menurut Nugroho (2013) pemberian bahan
Perlakuan ameliorasi berupa pembenah tanah dan pupuk
2 mst 4 mst 6 mst 8 mst
Dosis Arang Sekam kompos mampu memperbaiki sifat fisik dan
0% 46,08 101,20 b 157,58 b 198,95 b kimia tanah yakni dengan memperbaiki struk-
10 % 45,68 95,72 ab 137,22 a 173,32 a tur, tekstur, dan kandungan unsur hara tanah.
20 % 44,13 95,13 ab 151,60 b 193,13 b Tanah menjadi lebih terstruktur, agregat lebih
30 % 43,98 91,10 a 132,90 a 160,28 a mantap, kandungan unsur hara meningkat dan
Jumlah Cabang Produksi mampu mengikat air lebih lama sehingga unsur
1 cabang 44,96 94,44 141,40 161,07 hara berpotensi besar untuk dapat diserap dan
2 cabang 44,97 97,13 148,25 159,50 dimanfaatkan akar untuk pertumbuhan tana-
Keterangan : man. Namun pada penelitian ini tanaman tomat
- Angka rata-rata pada setiap kolom yang diikuti dengan perlakuan tanpa arang sekam justru
huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menghasilkan tanaman yang lebih tinggi
menurut Uji Jarak Berganda Duncan taraf 5%. dibandingkan dengan tanaman yang diberi
- Tinggi tanaman pada umur 2 mst angka rata-rata perlakuan arang sekam. Hal tersebut dapat
tidak diikuti huruf dibelakang angka menyatakan
dijelaskan bahwa tanah tanpa arang sekam
bahwa uji F tidak berbeda nyata sehingga tidak
dilakukan uji lanjut. mempunyai tingkat porositas yang lebih rendah
dibandingkan dengan tanah yang ditambahkan
Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa arang sekam sehingga pori-pori tanah lebih
pada umur 4 mst perlakuan tanpa arang sekam rapat yang menyebabkan air tidak mudah untuk
menghasilkan tinggi tanaman lebih tinggi menguap dan tersimpan lebih lama di dalam
dibanding perlakuan 30% arang sekam, tidak tanah. Air yang tersimpan lebih lama didalam
berbeda dengan 10% dan 20% arang sekam. tanah akan membantu mengimbangi tanaman
Pada umur 6 mst dan 8 mst perlakuan tanpa untuk melakukan transpirasi terutama pada
arang sekam menghasilkan tinggi tanaman lebih musim kemarau. Menurut Hartati (2000) kondisi
tinggi dibanding perlakuan lain namun tidak air yang cukup bagi tanaman berpengaruh
berbeda dengan perlakuan 20% arang sekam. terhadap tinggi tanaman karena air merupakan
Mulai umur 4 mst pertumbuhan tanaman faktor penting untuk melakukan metabolisme
mulai tidak seragam dan kecenderungannya pada tanaman dan hasil fotosintesisnya digunakan
media dengan penambahan arang sekam, per- untuk pertumbuhan tinggi tanaman.
tumbuhan tanaman lebih pendek dibanding tanpa Semua perlakuan pengaturan jumlah ca-
arang sekam. Ketidakseragaman pertumbuhan bang produksi tidak memberikan pengaruh
tanaman terjadi karena dominasi serangan virus terhadap tinggi tanaman tomat pada semua
dengan intensitas serangan sebesar 37,46% yang umur tanaman. Hermansyah dan Inoriah (2009)
menghambat pertumbuhan tanaman. Menurut menyatakan ketersediaan air dan unsur hara
(Subekti dkk. 2006) infeksi virus menyebabkan dalam jumlah yang cukup akan menyebabkan
terganggunya sistem metabolisme tanaman lancarnya aktifitas metabolisme tanaman sehing-
melalui pemanfaatan fotosintat yang dihasilkan ga proses pembelahan sel, perpanjangan sel dan
tanaman untuk replikasi dan sintesis partikel juga pembentukan jaringan meningkat yang
virus, akibatnya tanaman kekurangan bahan baku akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan
untuk pertumbuhan tinggi tanaman. tanaman seperti tinggi tanaman. Tanaman mem-

Nasrulloh dkk. : Pengaruh penambahan arang sekam dan jumlah cabang produksi terhadap pertumbuhan tanaman,
hasil dan kualitas buah tomat kultivar doufu hasil sambung batang pada inceptisol Jatinangor
30 Jurnal Kultivasi Vol. 15(1) Maret 2016

punyai mekanisme untuk mengatur keseim- terbentuk pada 2 mst dan terus tumbuh sampai
bangan pertumbuhan shoot dan root sehingga tanaman selesai dipanen.
walaupun jumlah cabang produksinya berbeda Jumlah daun suatu tanaman umumnya
namun tinggi tanaman dapat tetap sama dengan adalah berbanding lurus dengan jumlah cabang,
asupan fotosintat yang sama. sehingga cabang yang banyak akan meng-
Jumlah Daun. Hasil analisis statistik hasilkan jumlah daun yang lebih banyak
menunjukkan tidak terjadi interaksi antara (Januwati dkk. 1994). Jumlah daun tanaman
penambahan arang sekam dengan pengaturan merupakan salah satu komponen yang dapat
jumlah cabang produksi terhadap jumlah daun menunjukkan pertumbuhan tanaman. Salah satu
tanaman tomat pada semua umur tanaman. tanda produktivitas tanaman adalah kemam-
Pengaruh penambahan arang sekam dan jumlah puan tanaman untuk memproduksi daun karena
cabang produksi terhadap jumlah daun tanaman daun merupakan tempat terjadinya proses
tomat dapat dilihat pada Tabel 2. fotosintesis.
Ukuran Lebar Daun Terbesar (cm). Hasil
Tabel 2. Pengaruh Penambahan Arang Sekam analisis statistik menunjukkan tidak terjadi
dan Jumlah Cabang Produksi terhadap Jumlah
interaksi antara penambahan arang sekam
Daun Tanaman Tomat pada 2-8 mst.
dengan pengaturan jumlah cabang produksi
Jumlah Daun terhadap ukuran lebar daun tanaman tomat
Perlakuan
2 mst 4 mst 6 mst 8 mst pada semua umur tanaman. Pengaruh penam-
Dosis Arang Sekam bahan arang sekam dan jumlah cabang produksi
0% 7,23 15,15 23,00 31,82 terhadap ukuran lebar daun terbesardapat
10 % 7,43 15,32 21,40 29,50 dilihat pada Tabel 3.
20 % 7,00 15,00 21,72 29,33
30 % 7,05 14,78 21,05 28,83 Tabel 3. Pengaruh Penambahan Arang Sekam
Jumlah Cabang Produksi dan Jumlah Cabang Produksi terhadap Ukuran
1 cabang 7,23 12,94 a 15,67 a 21,77 a Lebar Daun Terbesar (cm) Tomat pada 2-8 mst.
2 cabang 7,16 17,18 b 26,43 b 35,90 b
Ukuran Lebar Daun Terbesar (cm)
Keterangan : Perlakuan
- Angka rata-rata pada setiap kolom yang diikuti
2 mst 4 mst 6 mst 8 mst
huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata Dosis Arang Sekam
menurut Uji Jarak Berganda Duncan taraf 5%. 0% 19,67 33,30 b 41,47 44,17 b
- Jumlah daun pada umur 2 mst angka rata-rata tidak 10 % 20,85 32,78 b 38,07 41,58 ab
diikuti huruf dibelakang angka menyatakan bahwa 20 % 19,72 34,30 b 39,32 43,50 b
uji F tidak berbeda nyata sehingga tidak diuji lanjut. 30 % 19,72 27,95 a 35,37 37,48 a
Jumlah Cabang Produksi
Data pada Tabel 2 menunjukkan bahwa 1 cabang 20,16 33,11a 39,61 44,60b
penambahan arang sekam tidak memberikan 2 cabang 19,85 31,06a 37,50 38,77a
perbedaan terhadap jumlah daun tanaman Keterangan :
tomat pada semua umur pengamatan. Jumlah - Angka rata-rata pada setiap kolom yang diikuti
daun sebenarnya dipengaruhi oleh faktor huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata
genetis dan lingkungan, faktor tersebut berperan menurut Uji Jarak Berganda Duncan taraf 5%.
pada kecepatan pertumbuhan tanaman. Selain - Ukuran daun umur 2 mst dan 6 mst angka rata-rata
dipengaruhi oleh lingkungan pertumbuhan tidak diikuti huruf dibelakang angka menyatakan
bahwa uji F tidak berbeda nyata sehingga tidak diuji
jumlah daun juga dipengaruhi oleh faktor
lanjut.
genetik sehingga meskipun diberikan perlakuan
lingkungan tumbuh yang beda namun peran Perlakuan arangsekam 30% pada umur 4
genetik terlihat dominan mempengaruhi jumlah mst dan 8 mst menghasilkanukuran lebar daun
daun tanaman (Januwati dkk. 1994). tanaman tomat paling kecil. Pemberian arang
Pengaturan jumlah cabang produksi sekam yang lebih banyak menghasilkan daun
pada 2 mst tidak memperlihatkan jumlah daun yang lebih kecil, tendensi ini sudah terlihat pada
yang berbeda nyata, akan tetapi pada umur 4-8 tanaman umur 4 mst, dari pengamatan penun-
mst tanaman tomatdengan dua cabang produksi jang gejala ini terlihat karena banyak tanaman
memberikan jumlah daun yang lebih banyak yang terserang virus. Wardani (2006) menya-
dibanding dengan tanaman tomat satu cabang takan bahwa gejala tanaman terserang virus
produksi. Cabang produksi kedua mulai TYLCV dimulai dengan daun muda yang

Nasrulloh dkk. : Pengaruh penambahan arang sekam dan jumlah cabang produksi terhadap pertumbuhan tanaman,
hasil dan kualitas buah tomat kultivar doufu hasil sambung batang pada inceptisol Jatinangor
Jurnal Kultivasi Vol. 15(1) Maret 2016 31

berbentuk cekung dan mengkerut dengan warna Diameter Batang (cm). Hasil analisis data
menguning. Kemudian gejala berlanjut dengan menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi
seluruh daun berwarna kuning cerah, bentuk antara penambahan arang sekam dan penga-
daun berkerut dan cekung dengan ukuran lebih turan jumlah cabang produksi terhadap
kecil, dan pertumbuhan terhambat. diameter batang pada umur 2-8 mst. Pengaruh
Tanaman mulai memasuki fase generatif penambahan arang sekam dan jumlah cabang
merupakan fase pertumbuhan yang mulai kritis produksi terhadap diameter batang dapat dilihat
yaitu memerlukan asupan air yang cukup. pada Tabel 4.
Kemampuan tanah dalam menyuplai air pada Tabel 4 menunjukkan bahwa pengaruh
tanaman penting untuk memperlancar proses nyata perlakuan arang sekam terhadap diameter
fisiologis yang dilakukan oleh tanaman. batang baru terlihat pada umur 8 mst, penam-
Perbedaan ukuran daun tanaman pada bahan arang sekam 30% menyebabkan diameter
perlakuan pemberian dosis arang sekam yang batang lebih kecil dibanding perlakuan lainnya.
berbeda dipengaruhi oleh kemampuan tanah Pemberian arang sekam yang banyak menye-
menyimpan air. Hal tersebut sejalan dengan babkan porositas tanah lebih besar yang bisa
penelitian Mustofa dkk. (2012) yang menyatakan menyebabkan air bagi tanaman kurang karena
bahwa laju pembentukan daun pada tanaman besarnya evaporasi pada musim kemarau tidak
yang kebutuhan airnya terpenuhi adalah diimbangi dengan ketersediaan air dalam tanah.
konstan setiap saat bila dibandingkan dengan Kekurangan air akan menghambat pertum-
yang mengalami kekurangan air pertumbuhan buhan tanaman karena proses fotosintesis tidak
daunnya lambat. berjalan optimal.
Menurut Desmarina dkk. (2009) semakin
sedikit air yang tersedia, maka akan semakin Tabel 4. Pengaruh Penambahan Arang Sekam
rendah tingkat pertumbuhan dan produksi dan Jumlah Cabang Produksi terhadap Diameter
tanaman tomat. Ketersediaan air hingga kapa- Batang (cm) Tomat pada 2-8 mst.
sitas lapang dapat meningkatkan pertumbuhan, Diameter Batang (cm)
perkembangan, dan produksi tanaman tomat. Perlakuan
2 mst 4 mst 6 mst 8 mst
Penambahan arang sekam pada media tanam Dosis Arang Sekam
menyebabkan porositas tanah lebih tinggi 0% 0,58 0,81 1,03 1,29 c
sehingga pori-pori tanah lebih besar yang 10 % 0,60 0,81 1,02 1,20 b
menyebabkan penguapan air yang lebih banyak 20 % 0,54 0,82 1,01 1,27 bc
karena suhu selama percobaan yang cukup 30 % 0,58 0,84 0,99 1,13 a
panas. Jumlah Cabang Produksi
Pengaturan jumlah cabang produksi tidak 1 cabang 0,56 0,85 1,00 1,18
memberikan perbedaan terhadap ukuran daun 2 cabang 0,59 0,82 0,98 1,07
tanaman tomat pada umur 2-6 mst, akan tetapi Keterangan :
pada umur 8 mst tanaman tomat dengan satu - Angka rata-rata pada setiap kolom yang diikuti
cabang produksi menghasilkan ukuran daun huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata
yang lebih besar dibandingkan dengan tanaman menurut Uji Jarak Berganda Duncan taraf 5%.
tomat dua cabang produksi. Tanaman tomat - Diameter batang pada umur 2, 4, dan 6 mst angka
dengan dua cabang produksi mempunyai daun rata-rata tidak diikuti huruf di belakang angka
menyatakan bahwa uji F tidak berbeda nyata
lebih banyak dibandingkan dengan tanaman
sehingga tidak diuji lanjut.
tomat dengan satu cabang produksi sehingga
ukuran daun lebih kecil. Tanaman mulai memasuki fase generatif
Pembagian fotosintat hasil dari proses pada umur 8 mst sehingga suplai air yang
fotosintesis mempengaruhi pertumbuhan tana- diperlukan lebih banyak untuk mengimbangi
man seperti ukuran daun. Jumlah daun yang pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman.
lebih banyak akan menyebabkan ukuran daun Pertumbuhan diameter batang tanaman diper-
tanaman menjadi lebih kecil karena fotosintat lukan untuk membantu menopang tanaman yang
terbagi pada banyak daun. Moko dkk. (1996) mulai memasuki fase generatif, batang tanaman
menyatakan bahwa fotosintat yang dihasilkan yang lebih besar diperlukan agar tanaman tidak
dari proses fotosintesis akan mempengaruhi mudah patah saat menopang beban tanaman yang
penambahan jumlah daun namun memperkecil semakin berat karena pertambahan bobot buah.
ukuran daun tanaman. Pertumbuhan diameter batang yang baik berperan

Nasrulloh dkk. : Pengaruh penambahan arang sekam dan jumlah cabang produksi terhadap pertumbuhan tanaman,
hasil dan kualitas buah tomat kultivar doufu hasil sambung batang pada inceptisol Jatinangor
32 Jurnal Kultivasi Vol. 15(1) Maret 2016

dalam penyaluran air dan unsur hara untuk proses yang tidak berbeda nyata pada semua perlakuan
fotosintesis serta penyaluran fotosintat ke seluruh penambahan arang sekam menyebabkan
organ tanaman. Riskiyah (2014) menyatakan banyaknya fotosintat yang dihasilkan daun juga
bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi relatif sama sehingga jumlah dan bobot buah
pertumbuhan tanaman adalah terpenuhinya tomat juga tidak berbeda.Menurut Makmur
kebutuhan air bagi tanaman, karena air (2003) suatu kultivar yang mempunyai kemam-
merupakan bahan terbesar penyusun jaringan puan memberikan hasil yang tinggi (potensi
tanaman.Air merupakan bahan yang sangat hasil tinggi), tetapi jika keadaan lingkungan
penting bagi tanaman untuk melakukan tidak sesuai maka kultivar itu tidak dapat
fotosintesis dan menghasilkan fotosintat yang menunjukkan potensi hasil yang dimilikinya.
kemudian disalurkan ke seluruh bagian tanaman. Kemampuan tanaman tomat untuk dapat
Pengaturan jumlah cabang produksi tidak menghasilkan buah dengan baik sangat
memberikan perbedaan terhadap ukuran dia- tergantung pada interaksi antara potensi (sifat
meter batang tanaman tomatpada semua umur genetik) dan lingkungan tumbuhnya.
pengamatan. Pertumbuhan diameter batang Kecukupan air pada saat pembuahan
tanaman tomat lebih banyak dipengaruhi oleh mempengaruhi jumlah buah dan bobot buah
suplai fotosintat. Menurut Moko dkk. (1996) yang dihasilkan oleh tanaman karena air sangat
fotosintat yang dihasilkan dari proses foto- penting untuk berlangsungnya proses foto-
sintesis pada daun akan mempengaruhi ukuran sintesis sehingga berpengaruh terhadap banyak-
organ tanaman. nya fotosintat yang dihasilkan kemudian
Jumlah Buah dan Bobot Buah (kg) Total. disalurkan ke buah untuk pertumbuhan buah.
Hasil analisis statistik menunjukkan tidak terjadi Proses fotosintesis yang berjalan optimal tanpa
interaksi antara penambahan arang sekam dengan gangguan akan berpengaruh terhadap jumlah
pengaturan jumlah cabang produksi terhadap dan bobot buah tomat. Percobaan ini mengalami
jumlah dan bobot buah total per plot. Pengaruh serangan virus yang cukup berat mempengaruhi
penambahan arang sekam dan jumlah cabang hasil tanaman karena fotosintat hasil dari
produksi terhadap jumlah buah dan bobot buah fotosintesis digunakan virus untuk replikasi dan
total per plot dapat dilihat pada Tabel 5. sintesis partikel virus. Virus bergerak ke jari-
ngan tanaman melalui pembuluh floem dan
Tabel 5. Pengaruh Penambahan Arang Sekam tersebar ke seluruh bagian tanaman bersamaan
dan Jumlah Cabang Produksi terhadap Jumlah dengan fotosintat sehingga penyaluran foto-
Buah dan Bobot Buah Total Per Plot. sintat ke seluruh bagian tanaman termasuk buah
Hasil Total Per Plot menjadi terganggu (Subekti dkk., 2006).
Perlakuan Fase vegetatif merupakan fase yang sangat
Jumlah Buah Bobot Buah (Kg)
Dosis Arang Sekam menentukan produktivitas tanaman, pada fase ini
0% 130,33 17,32 seluruh energi pertumbuhan dipergunakan untuk
10 % 115,33 15,14 perkembangan perakaran, batang, dan daun. Jika
20 % 113,00 14,82 pada fase ini berhasil terbentuk perakaran yang
30 % 120,83 15,43 luas dan sehat, batang besar, dan daun yang lebar,
Jumlah Cabang Produksi maka tanaman akan mampu mencapai produk-
1 cabang 112,08 14,78 tivitas yang tinggi. Ketika memasuki masa gene-
2 cabang 127,67 16,09 ratif, tanaman akan secara terus-menerus dan
Keterangan : Angka rata-rata tidak diikuti huruf bertahap menghasilkan bunga, bakal buah, dan
dibelakang angka, menyatakan bahwa uji F tidak buah sehingga asupan energi yang dibutuhkan
menunjukkan perbedaan nyata sehingga tidak lebih banyak. Pertumbuhan daun yang baik pada
dilakukan uji lanjut. fase vegetatif berpengaruh terhadap fase generatif
tanaman karena hasil fotosintesis dari daun yang
Data pada Tabel 5 menunjukkan bahwa baik mampu menyuplai fotosintat untuk
penambahan arang sekam dan jumlah cabang perkembangan buah yang optimal (Wahyudi,
produksi tidak memberikan pengaruh nyata 2012).
terhadap jumlah buah dan bobot buah total per Pengaturan jumlah cabang produksi tidak
plot. Jumlah dan bobot tomat dipengaruhi oleh memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah
asupan fotosintat yang dihasilkan dari proses buah dan bobot buah total. Menurut Susi (2006)
fotosintesis yang terjadi di daun. Jumlah daun penanaman tanaman dengan dua cabang

Nasrulloh dkk. : Pengaruh penambahan arang sekam dan jumlah cabang produksi terhadap pertumbuhan tanaman,
hasil dan kualitas buah tomat kultivar doufu hasil sambung batang pada inceptisol Jatinangor
Jurnal Kultivasi Vol. 15(1) Maret 2016 33

produksi akan menghasilkan bobot buah bobot buah layak pasar dan tidak layak pasar.
pertanaman lebih tinggi karena dengan jumlah Terganggunya pertumbuhan tanaman pada fase
daun yang lebih banyak pada cabang produksi vegetatif membuat fase generatif tanaman menjadi
akan menghasilkan fotosintat yang lebih banyak tidak optimal. Menurut Wahyudi (2012) pertum-
untuk kemudian disalurkan pada buah. buhan yang baik pada tanaman akanmenunjang
Pernyataan tersebut tidak sejalan dengan hasil pada saat tanaman memasuki fase generatif
penelitian ini karena jumlah buah dan bobot sehingga menghasilkan pertumbuhan dan kualitas
buah total pada tanaman tomat dengan buah yang baik.
perlakuan satu cabang produksi dan dua cabang Jika ketersediaan air di dalam tanah rendah
produksi pada penelitian ini yang tidak berbeda. dan tanaman mengalami kekurangan air pada
Tanaman dengan dua cabang produksi saat pembesaran dan pematangan buah, besar
mempunyai periode panen yang lebih singkat kemungkinan buah yang dihasilkan akan
dibandingkan dengan tanaman satu cabang berukuran kecil. Riskiyah (2014) menjelaskan
produksi, hal tersebut disebabkan karena pada bahwa apabila suplai air pada saat pertumbuhan
setiap cabang utama akan terbentuk rangkaian vegetatif tidak optimal, maka pertumbuhan dan
buah secara berurutan sehingga periode panen perkembangan sel terhambat, daun menjadi
tanaman tomat dengan dua cabang akan lebih kecil sehingga hanya sedikit fotosintat yang
singkat (Samadi, 1996). dapat ditranslokasikan ke buah, akibatnya
Persentase Jumlah dan Bobot Buah Layak ukuran buah menjadi lebih kecil. Apabila defisit
Pasar dan Tidak Layak Pasar. Hasil analisis air terjadi setelah perluasan daun terutama
data menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi selama pengisian buah atau biji maka akan
antara penambahan arang sekam dan terjadi persaingan antara daun dan biji dalam
pengaturan jumlah cabang produksi terhadap memanfaatkan fotosintat sehingga buah yang
persentase jumlah dan bobot buah layak pasar terbentuk relatif lebih sedikit dan menyebabkan
dan tidak layak pasar. Pengaruh penambahan ukuran buah kecil sehingga mempengaruhi
arang sekam dan jumlah cabang produksi berat serta kualitas buah yang dihasilkan.
terhadap persentase jumlah buah dan bobot Pengaturan jumlah cabang produksi tidak
buah layak pasar dan tidak layak pasar dapat memberikan pengaruh terhadap persentase
dilihat pada Tabel 6. jumlah buah dan bobot buah layak pasar dan
tidak layak pasar. Ada beberapa faktor yang
Tabel 6. Pengaruh Penambahan Arang Sekam dapat menyebabkan buah tomat menjadi tidak
dan Jumlah Cabang Produksi terhadap layak pasar diantaranya bobot buah tomat
Persentase Jumlah Buah dan Bobot Buah Layak terlalu kecil yaitu kurang dari 100 gram, bentuk
Pasar dan Tidak Layak Pasar. buah tidak simetris, buah mengalami kerusakan
Jumlah Buah (%) Bobot Buah (%) fisiologis seperti cracking dan blossom end root,
Perlakuan terdapat bekas serangan hama dan kerusakan
LP TLP LP TLP
Dosis Arang Sekam mekanis akibat kesalahan penanganan pada saat
0% 82,96 17,04 89,60 10,41 panen dan pasca panen.
10 % 80,92 19,08 88,85 11,16 Menurut Sariyanto (2004) tanaman tomat
20 % 81,65 18,35 88,56 11,44 dengan dua cabang produksi akan menghasil-
30 % 81,42 18,58 88,32 11,68 kan buah lebih banyak, namun bobot buah
Jumlah Cabang Produksi menjadi berkurang karena fotosintat harus
1 cabang 81,30 18,46 88,55 11,45 didistribusikan untuk seluruh organ tanaman
2 cabang 81,94 18,06 86,73 13,27 yang ada sehingga buah menjadi kecil. Buah-
Keterangan : buah yang kecil dengan ukuran kurang dari 100
- LP = Layak Pasar; TLP = Tidak Layak Pasar gram menyebabkan persentase jumlah buah
- Angka rata-rata tidak diikuti huruf dibelakang tidak layak pasar menjadi lebih tinggi.
angka, menyatakan bahwa uji F tidak menunjukkan Persentase Buah Berdasarkan Kelas Kua-
perbedaan nyata sehingga tidak dilakukan uji lanjut litas. Hasil analisis data menunjukkan bahwa
tidak terjadi interaksi antara penam-bahan arang
Berdasarkan data pada Tabel 6 menunjukkan sekam dan pengaturan jumlah cabang produksi
bahwa perlakuan penambahan arang sekam dan terhadap persentase buah berdasarkan kualitas
jumlah cabang produksi tidak memberikan A, B dan C. Pengaruh penambahan arang sekam
pengaruh terhadap persentase jumlah buah dan dan jumlah cabang produksi terhadap persen-

Nasrulloh dkk. : Pengaruh penambahan arang sekam dan jumlah cabang produksi terhadap pertumbuhan tanaman,
hasil dan kualitas buah tomat kultivar doufu hasil sambung batang pada inceptisol Jatinangor
34 Jurnal Kultivasi Vol. 15(1) Maret 2016

tase kelas kualitas buah tomat dapat dilihat pada jenis tertentu, maka genotipe dalam material
Tabel 7. tanaman akan menentukan karakteristik awal
tanaman, tetapi karakteristik ini dapat termo-
Tabel 7. Pengaruh Penambahan Arang Sekam difikasi oleh kondisi lingkungan selama pertum-
dan Jumlah Cabang Produksi terhadap buhan dan perkembangannya di lapangan.
Persentase Kelas Kualitas Buah Tomat. Kondisi cuaca panas, lembab/basah, kering dan
Kelas Kualitas dingin akan berpengaruh terhadap pertumbuhan
Perlakuan tanaman dan buah yang dihasilkan.Praktik
A (%) B (%) C (%)
Dosis Arang Sekam agronomi, dengan tersedianya irigasi, pemupukan
0% 39,30 35,71 25,00 dan implementasi strategi pengendalian dan
10 % 39,02 36,15 24,83 perlindungan tanaman secara langsung berpe-
20 % 36,83 36,46 26,71 ngaruh terhadap kualitas buah saat dipanen.
30 % 34,38 36,88 28,75 Serangan virus menyebabkan gangguan
Jumlah Cabang Produksi pada saat tanaman berbuah sehingga kualitas
1 cabang 34,86 39,20 25,95 buah yang dihasilkan menjadi tidak optimal. Virus
2 cabang 39,90 33,40 26,69 bertranslokasi di dalam tanaman melalui
Keterangan : Angka rata-rata tidak diikuti huruf pembuluh floem yang merupakan pembuluh
dibelakang angka, menyatakan bahwa uji F tidak untuk penyaluran fotosintat ke seluruh bagian
menunjukkan perbedaan nyata sehingga tidak tanaman. Virus yang berada dalam pembuluh
dilakukan uji lanjut. floem menghambat penyaluran fotosintat
sehingga pembesaran buah menjadi terganggu
Data pada Tabel 7 menunjukkan bahwa (Nurhayati, 2012).
penambahan arang sekam dan pengaturan
jumlah cabang produksi tidak berpengaruh ___________________________________________
nyata terhadap variabel kelas kualitas buah Kesimpulan
tomat pada semua perlakuan. Kualitas buah
tomat lebih dominan dipengaruhi oleh Serangan virus yang cukup tinggi pada
pengaturan jumlah buah pada tanaman, karena penelitian ini menyebabkan pertumbuhan
dengan dilakukannya pengaturan jumlah buah tanaman terganggu sehingga mempengaruhi
maka penyaluran fotosintat pada buah akan pertumbuhan dan hasil. Berdasarkan hasil
lebih optimal sehingga pertumbuhan buah akan pengamatan dan pembahasan dari percobaan
baik dan menghasilkan buah tomat dengan dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu :
kualitas baik, walaupun jumlah buah lebih 1. Tidak terjadi hubungan yang saling mempe-
sedikit karena dijarangkan namun bobot buah ngaruhi antara penambahan arang sekam
akan lebih berat sehingga memenuhi syaratkelas dengan jumlah cabang produksi terhadap
kualitas yang tinggi. Penjarangan buah pada pertumbuhan, hasil dan kualitas hasil.
tomat berukuran besar seperti tomat beefperlu 2. Perlakuan penambahan 0% dan 20% arang
dilakukan untuk mendapatkan kualitas buah sekam menghasilkan tinggi tanaman lebih
yang baik (Tim Penebar Swadaya, 2009). tinggi dibanding perlakuan 30% arang
Secara keseluruhan hasil panen tanaman sekam, namun jumlah daun, ukuran daun
tomat lebih banyak menghasilkan buah dengan dan diameter batang sama, sehingga tidak
kualitas kelas A. Buah dengan kualitas kelas A berpengaruh terhadap semua variabel hasil.
berarti mempunyai berat lebih dari 150 gram dan 3. Penggunaan dua cabang produksi meng-
tidak mempunyai kerusakan. Tumbuhnya buah hasilkan jumlah daun lebih banyak tapi
dengan kualitas yang baik dapat dipengaruhi oleh ukuran daun lebih kecil dibanding tanaman
beberapa faktor. Menurut Utama dan Antara dengan satu cabang produksi, sehingga
(2013) kualitas buah dipengaruhi oleh beberapa menghasilkan hasil yang sama.
faktor diantaranya genotipe kultivar dan rootstock,
kondisi iklim selama periode produksi, dan ___________________________________________
praktik budidaya. Genotipe mengendalikan Daftar Pustaka
karakteristik tanaman, seperti bentuk daun dan
karakteristik buah. Namun demikian, lingkungan Aminuddin, M. dan M. Chabib. 2005. Pengaruh
tempat tumbuh berpengaruh terhadap ekspresi dosis larutan nutrisi terhadap beberapa
dari genotipe ini. Penggunaan rootstock dengan varietas tomat (Lycopersicum esculentum

Nasrulloh dkk. : Pengaruh penambahan arang sekam dan jumlah cabang produksi terhadap pertumbuhan tanaman,
hasil dan kualitas buah tomat kultivar doufu hasil sambung batang pada inceptisol Jatinangor
Jurnal Kultivasi Vol. 15(1) Maret 2016 35

Mill). Agritrop Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian pasir dan tanah liat serta pertumbuhan
Vol. 3 (2): 67-73. kacang hijau (Vigna radiata L.). Buletin
Badan Pusat Statistik. 2014. Produksi Sayuran Di Anatomi dan Fisiologi Vol. XX, No. 2.
Indonesia. Available at http://www.bps. Nugroho, A.W. 2013. Pengaruh komposisi media
go.id/ (diakses pada tanggal 24 Oktober tanam terhadap pertumbuhan awal cemara
2014). udang pada gumuk pasir pantai. Forest
Desmarina, Riszky. 2009. Respon tanaman tomat Rehabilitation Journal Vol. 1(1) : 113-125.
terhadap frekuensi dan taraf pemberian air. Nurhayati. 2012. Virus Penyebab Penyakit
Available at http://repository.ipb.ac.id Tanaman. Unsri Press. Palembang
(Diakses pada 20 Oktober 2014). Perwitasari, B; M. Tripatmasari, dan C. Wasono-
Gunadi, N dan Subhan. 2007. Respons tanaman wati. 2012. Pengaruh media tanam dan
tomat terhadap penggunaan jamur nutrisi terhadap pertumbuhan dan hasil
mikoriza di lahan marjinal. J. Hort. Vol. tanaman pakchoi (Brassica juncea L.)
17(2):138-149. dengan sistem hidroponik. Agrovigor Vol.
Hasanah, U., Ardiyansyah dan A. Rosidi. 2010. 5 No. 1 : 14-25.
Pertumbuhan awal dan evapotranspirasi Purnawanto, A. Mulyadi dan A. Suyadi. 2012.
aktual tanaman tomat (Lycopersicum Keragaan organ source dua varietas bayam
esculentum mill) pada berbagai ukuran cabut pada beberapa variasi media tanam
agregat inceptisol. Agroland 17 (1) : 11- 17. arang sekam. Available at http://agoesmp.
Hartati, Sri. 2000. Penampilan genotip tanaman ump.ac.id. (Diakses pada 2 Januari 2015).
tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) hasil Riskiyah, J. 2014. Uji volume air pada berbagai
mutasi buatan pada kondisistress air dan varietas tanaman tomat (Lycopersicum
kondisi optimal. Agrosains Vol. 2(2) : 35-42. esculentumMill). Jurnal Unri Vol. 1(1) : 1-9.
Hermansyah, Y. Sasmita dan E. Inoriah. 2009. Samadi, B. 1996. Budidaya Tomat Hibrida. CV.
Penggunaan pupuk daun dan manipulasi Aneka. Sola . l0 hal.
jumlah cabang yang ditinggalkan pada Saridevi ,G. A. A. R; I. W. D. Atmaja, dan I M.
panen kedua tanaman nilam. Akta Agrosia Mega. 2013. Perbedaan sifat biologi tanah
Vol. 12 No. 2 : 194-203. pada beberapa tipe penggunaan lahan di
Isrun. 2010. Perubahan serapan nitrogen tanah andisol, inceptisol, dan vertisol. E-J.
tanaman jagung dan kadar al-dd akibat Agroekoteknologi Tropika Vol.2(4): 214-223.
pemberian kompos tanaman legum dan Sariyanto. 2004. Pengaruh pemberian pupuk
nonlegum pada inceptisol napu. J. kandang dan atonik terhadap pertum-
Agroland 17 (1) : 23-29. buhan dan produksi tanaman tomat. Jurnal
Januwati, M.,J. Pitono, dan Ngadimin. 1994. Unilak. 32 hal.
Pengaruh pemangkasan terhadap Subekti, D; S.H.Hidayat; E. Nurhayati, dan S.
pertumbuhan dan produksi terna tanaman Sujiprihati 2006. Infeksi cucumber misaic
sambiloto. Balai Penelitian Tanaman virus dan chili veinal mottle virus terhadap
Rempah dan Obat. Volume 3 No. 1 : 20-21. pertumbuhan dan hasil tanaman cabai. J.
Juarsa dan Jubaedah. 2013. Revitalisasi peman- Hayati, Vol. 13, No. 2 : 53-7.
faatan pembenah tanah untuk meningkatkan Susi, N. 2006. Aplikasi pemberian beberapa
efisiensi pemupukan pada lahan sawah di dosis pos dan konsentrasi liquinox start
Kabupaten Lampung Tengah. J. Litbang terhadap pertumbuhan dan produksi tomat
Pertanian Vol. 1 (14) : 159-172. ( Lycopersicum esculentum, Mill ), Jurnal
Makmur, A. 2003. Pemuliaan Tanaman Bagi Ilmiah Pertanian, Vol 3. No.1 : 17 – 28.
Lingkungan Spesifik. IPB Press. Bogor. Syngenta. 2011. Tomato 2011-2012. S&G-
Moko, H; Rosita dan Suprapto. 1996. Pengaruh 1024b.indd. Available at http://www.
beberapa zat pengatur tumbuh terhadap syngenta.com/ (Diakses pada 21
pertumbuhan dan hasil jahe di Bengkulu. Desember 2014).
Prosiding Simposium Nasional 1 Tumbu- Tim Penulis Penebar Swadaya. 2009. Budidaya
han Obat dan Aromatik. APINMAP. Bogor. Tomat SecaraKomersil. Jakarta. Penebar
Mustofa, W. S.,M. Izzati, dan E. Saptiningsih. 2012. Swadaya.
Interaksi antara pembenah tanah dari Utama, I M. S. dan N. S. Antara. 2013. Pasca
Hydrilla verticillata royle. dan Salvinia molesta Panen Tanaman Tropika: Buah Dan
mitchell. terhadap kapasitas lapang tanah Sayur.

Nasrulloh dkk. : Pengaruh penambahan arang sekam dan jumlah cabang produksi terhadap pertumbuhan tanaman,
hasil dan kualitas buah tomat kultivar doufu hasil sambung batang pada inceptisol Jatinangor
36 Jurnal Kultivasi Vol. 15(1) Maret 2016

Tropical Plant Curriculum Project Udayana berbeda. Balai Pengkajian Teknologi


University. Pertanian Lampung. Hal. 1-10.
Wahyudi. 2012. Bertanam Tomat di dalam Pot Wartapa, A., Y. Effendi, dan Sukadi. 2009.
dan Kebun Mini. Jakarta. Agromedia. Pengaturan jumlah cabang utama dan
Wardani, Nila. 2006. Keragaan hama dan penjarangan buah terhadap hasil dan mutu
penyakit pada cabai merah di daerah buah tomat varietas kaliurang . Jurnal
dengan ketinggian dan jenis tanah yang Ilmu-ilmu Pertanian Vol. 5 No. 2 150-162.

Nasrulloh dkk. : Pengaruh penambahan arang sekam dan jumlah cabang produksi terhadap pertumbuhan tanaman,
hasil dan kualitas buah tomat kultivar doufu hasil sambung batang pada inceptisol Jatinangor

Anda mungkin juga menyukai