LP Askep Asfiksia Lelli Widiawati 079 Ners21
LP Askep Asfiksia Lelli Widiawati 079 Ners21
DIAGNOSA MEDIS:
ASFIKSIA
(Di Ruang NICU Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan)
Oleh :
LELLI WIDIAWATI
NIM. 20192046011079
3.1 Patofisiologi
Penyebab asfiksia dapat berasal dari faktor ibu, janin dan plasenta. Adanya hipoksia
dan iskemia jaringan menyebabkan perubahan fungsional dan biokimia pada janin. Faktor
ini yang berperan pada kejadian asfiksia.
Bila janin kekurangan O2 dan kadar CO2 bertambah, timbulah rangsangan terhadap
nervus vagus sehingga DJJ (Denyut Jantung Janin) menjadi lambat. Jika kekurangan
O2 terus berlangsung maka nervus vagus tidak dapat dipengaruhi lagi. Timbulah kini
rangsangan dari nervus simpatikus sehingga DJJ menjadi lebih cepat akhirnya ireguler
dan menghilang.
Janin akan mengadakan pernafasan intrauterin dan bila kita periksa kemudian terdapat
banyak air ketuban dan mekonium dalam paru, bronkus tersumbat dan terjadi atelektasis.
Bila janin lahir, alveoli tidak berkembang. Apabila asfiksia berlanjut, gerakan pernafasan
akan ganti, denyut jantung mulai menurun sedangkan tonus neuromuskuler berkurang
secara berangsur-angsur dan bayi memasuki periode apneu primer. Jika berlanjut, bayi
akan menunjukkan pernafasan yang dalam, denyut jantung terus menurun , tekanan darah
bayi juga mulai menurun dan bayi akan terluhat lemas (flascid). Pernafasan makin lama
makin lemah sampai bayi memasuki periode apneu sekunder. Selama apneu sekunder,
denyut jantung, tekanan darah dan kadar O2 dalam darah (PaO2) terus menurun. Bayi
sekarang tidak bereaksi terhadap rangsangan dan tidak akan menunjukkan upaya
pernafasan secara spontan. Kematian akan terjadi jika resusitasi dengan pernafasan
buatan dan pemberian tidak dimulai segera. (Aziz, 2010)
Pathway
Asfiksia
Gangguan
pertukaran gas
4.1 Tanda Gejala Serta Diagnosa
a. Asfiksia ringan
1) Takipnea dengan napas >60x/menit.
2) Bayi tampak sianosis.
3) Adanya retraksi sela iga.
4) Bayi merintih.
5) Adanya pernapasan cuping hidung.
6) Bayi kurang aktif
7) Dari pemeriksaan auskultasi deperoleh hasil ronchi, rales, dan wheezing positif
b. Asfiksia sedang
1). Frekuensi jantung menurun menjadi 60-80 kali permenit.
2). Usaha napas lambat
3). Adanya pernapasan cuping hidung
4). Adanya retraksi sela iga
5). Tonus otot dalam keadaan baik/lemah
6). Bayi masih bisa bereaksi terhadap rangsangan yang diberikan namun tampak
lemah
7). Bayi tampak sianosis
8). Tidak terjadi kekurangn oksigen yang bermakna selama proses persalinan
c. Asfiksia berat
1). Frekuensi jantung kecil, yaitu <40x/menit
2). Tidak ada usaha na Adanya retraksi sela igaas
3). Tonus otot lemah bahkan hamper tidak ada
4). Bayi tidak dapit memberikan reaksi jika diberi rangsangan
5). Bayi tampak pucat bahkan sampai berwarna kelabu
6). Terjadi kekurangan oksigen yang berlanjut sebelum atau sesudah persalinan.
4.1 Klasifikasi
a. Asfiksia Ringan
Skor APGAR 7-10. Bayi dianggap sehat, dan tidak memerlukan tindakan istimewa.
b. Asfiksia Sedang
Skor APGAR 4-6. Pada pemeriksaan fisik akan terlihat frekuensi detak jantung lebih
dari 100/menit, tonus otot kurang baik atau baik, sianosis, reflek iritabilitas tidak ada.
c. Asfiksia Berat
Skor APGAR 0-3. Pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi jantung kurang dari
100/menit, tonus otot buruk, sianosis berat, dan kadang-kadang pucat, reflek
iritabilitas tidak ada, pada asfiksia dengan henti jantung yaitu bunyi jantung fetus
menghilang tidak lebih dari 10 menit sebelum lahir lengkap atau bunyi jantung
menghilang post partum pemeriksaan fisik sama asfiksia berat (Kamarullah, 2005).
Cara menilai tingkatan APGAR score menurut Utomo (2006) adalah dengan :
1). Menghitung frekuensi jantung.
2). Melihat usaha bernafas.
3). Menilai tonus otot.
4). Menilai reflek rangsangan.
5). Memperlihatkan warna kulit.
Di bawah ini adalah tabel untuk menentukan tingkat derajat asfiksia yang dialami
bayi:
Tanda tanda vital Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2
Tubuh
Seluruh
Appearance kemerahan Seluruh tubuh
tubuh biru
(warna kulit) Ekstermitas kemerah-merahan
atau putih
biru
Pulse
< 100 x/
(Frekuensi jantung) Tidak ada > 100 x/ menit
menit
Grimance
(reflek) Tidak ada Menyeringai Batuk/Bersin/Menangis
Activity Fleksi
Tidak Ada
(tonus otot) ekstremitas Fleksi kuat, gerak aktif
Gerakan
(Lemah)
Lambat atau
Respiration Menangis kuat atau
Tidak ada tidak teratur
(pernapasan) keras
(Merintih)
Pemantauan nilai apgar dilakukan pada menit ke-1 dan menit ke-5, bila nilai
apgar 5 menit masih kurang dari 7 penilaian dilanjutkan tiap 5 menit sampai skor
mencapai 7. Nilai Apgar berguna untuk menilai keberhasilan resusitasi bayi baru lahir
dan menentukan prognosis, bukan untuk memulai resusitasi karena resusitasi dimulai
30 detik setelah lahir bila bayi tidak menangis. (bukan 1 menit seperti penilaian skor
Apgar) Sumber : Utomo, (2006).
5.1 Penilaian Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir
Aspek yang sangat penting dari resusitasi bayi baru lahir adalah menilai bayi,
menentukan tindakan yang akan dilakukan dan akhirnya melaksanakan tindakan
resusitasi. Upaya resusitasi yang efesien akan efektif berlangsung melalui rangkaian
tindakan yaitu menilai pengambilan keputusan dan tindakan lanjutan.
Penilaian untuk melakukan resusitasi semata-mata ditentukan oleh tiga tanda penting,
yaitu :
a. Penafasan
b. Denyut jantung
c. Warna kulit
Nilai apgar tidak dipakai untuk menentukan kapan memulai resusitasi atau membuat
keputusan mengenai jalannya resusitasi. Apabila penilaian pernafasan menunjukkan
bahwa bayi tidak bernafas atau pernafasan tidak kuat, harus segera ditentukan dasar
pengambilan kesimpulan untuk tindakan vertilasi dengan tekanan positif (VTP).
A. Pengkajian
1. Biodata
Terdiri dari nama, umur/tanggal lahir, jenis kelamin, agama, anak keberapa, jumlah
saudara dan identitas orang tua. Yang lebih ditekankan pada umur bayi karena
berkaitan dengan diagnosa Asfiksia Neonatorum.
2. Keluhan Utama
Pada klien dengan asfiksia yang sering tampak adalah sesak nafas
3. Riwayat kehamilan dan persalinan
Bagaimana proses persalinan, apakah spontan, premature, aterm, letak bayi belakang
kaki atau sungsang
4. Kebutuhan dasar
a. Pola Nutrisi
Pada neonatus dengan asfiksia membatasi intake oral, karena organ tubuh terutama
lambung belum sempurna, selain itu juga bertujuan untuk mencegah terjadinya
aspirasi pneumonia
b. Pola Eliminasi
Umumnya klien mengalami gangguan b.a.b karena organ tubuh terutama
pencernaan belum sempurna
c. Kebersihan diri
Perawat dan keluarga pasien harus menjaga kebersihan pasien, terutama saat b.a.b
dan b.a.k, saat b.a.b dan b.a.k harus diganti popoknya
d. Pola tidur
Biasanya istirahat tidur kurang karena sesak nafas
5. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Pada umumnya pasien dengan asfiksia dalam keadaan lemah, sesak nafas,
pergerakan tremor, reflek tendon hyperaktif dan ini terjadi pada stadium pertama.
b. Tanda-tanda Vital
Pada umunya terjadi peningkatan respirasi
b. Kulit
Pada kulit biasanya terdapat sianosis
c. Kepala
Inspeksi : Bentuk kepala bukit, fontanela mayor dan minor masih cekung, sutura
belum menutup dan kelihatan masih bergerak
d. Mata
Pada pupil terjadi miosis saat diberikan cahaya
e. Hidung
Yang paling sering didapatkan adalah didapatkan adanya pernafasan cuping
hidung.
f. Dada
Pada dada biasanya ditemukan pernafasan yang irregular dan frekwensi pernafasan
yang cepat
g. Neurology / reflek
Reflek Morrow : Kaget bila dikejutkan (tangan menggenggam)
6. Gejala dan tanda
a. Aktifitas; pergerakan hyperaktif
b. Pernafasan ; gejala sesak nafas Tanda : Sianosis
c. Tanda-tanda vital; Gejala hypertermi dan hipotermi Tanda : ketidakefektifan
termoregulasi.
ANALISA DATA
Resiko jaundice
Resiko Ikterik
neonatus
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No.
Tgl SDKI SLKI SIKI
DX
Pola napas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan keperawatn Manajemen Jalan Napas (1.01012)
berhubungan dengan hambatan selama 1 x 24 jam pola napas membaik Observasi :
upaya napas (mis, nyeri saat (L.01004). Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman,
bernapas, kelemahan otot Kriteria hasil : usaha napas)
pernapasan) (D.0005) 1. Tekanan inspirsi Meningkat Monitor bunyi napas tambahan (mis, gurgling,
2. Tekanan ekspirasi Meningkat mengi, wheezing, ronkhi kering)
3. dispnea Menurun Terapeutik :
4. Frekuensi napas Membaik Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15
5. Kedalaman napas Membaik detik
Berikan oksigen, jika perlu
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu
Gangguan pertukaran gas Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pemantauan Respirasi (1.01014)
berhubungan dengan selama 1 x 24 jam pertukaran gas meningkat Observasi:
ketidakseimbangan ventilasi- (L.01003) Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan
perfusi (D.0003) Kriteria Hasil: upaya napas
1. Tingkat kesadaran Meningkat Monitor pola napas (seperti bradipnea,
2. Dispnea Menurun takipnea, hiperventilasi, kussmaul, cheyne-
3. Bunyi napas tambahan Menurun stokes, biot, ataksik)
4. Sianosis Membaik Monitor adanya sumbatan jalan napas
5. Pola napas Membaik Auskultasi bunyi napas
6. Warna kulit Membaik Monitor saturasi oksigen
Terapeutik :
Atur interval pemantuan respirasi sesuai
kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemamtauan
Edukasi :
Informaskan hasil pemantauan
Resiko Ikterik neonatus dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Perawatan neonatus (1.03132)
faktor resiko kesulitan transisi selama 1 x 24 jam integritas kulit dan Obervasi :
kehidupan ekstra uterin jaringan meningkat (L.01006) Identifikasi kondisi awal bayi setelah lahir
(D.0035) Kriteria Hasil: (mis, kecukupan bulan, air ketuban jernih, atau
1. Elastisitas Meningkat bercampur meconium, menangis spontan,
2. Suhu kulit Membaik tonus otot)
3. Sensasi Membaik Monitor tanda vital bayi (terutama suhu)
4. Tekstur Membaik Terapeutik :
Lakukan inisiasi menyusui dini (IMD) segera
setelah bayi lahir
Berikan vitamin K 1 mg intramuskuler untuk
mencegah perdarahan
Selimuti untuk mempertahankan kehangatan
dan mencegah hipotermia
Ganti popok segera jika basah
Edukasi :
Anjurkan ibu menyusui bayi setiap 2 jam
Anjurkan ibu mencuci tangan sebelum
menyentuh bayi.
FORMAT PENGKAJIAN NEONATUS
I. IDENTITAS DATA
Nama :By. Ny A
Tempat/tanggal lahir : …………………………………………………………………………………………………………………………………
Nama Ayah/Ibu : …………………………………………………………………………………………………………………………………
Pekerjaan Ayah : ……………………………………………………………………
Alamat/No. Telepon :
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
Kultur : ……………………………………………………………………
Agama : ……………………………………………………………………
.HPHT : ………………………………………………………………………………………………………….
Kenaikan BB selama Hamil : …………………………………………………………………………………………
Komplikasi kehamilan : ……………………………………………………
Komplikasi Obat : ……………………………………………….
Obat-obatan yang didapat : ………………………………………………………
Riwayat Hospitalisasi : ……………………………………………
Golongan darah ibu : ………………………………………..
Pemeriksaan kehamilan / Maternal screening
( ) Rubelle ( ) Hepatitis ( ) CMV
( ) GO ( ) Herpes ( ) HIV
( ) Lain-lain, sebutkan ………………………………………………………..
III.2 Natal
Awal Persalinan : ………………………………………………………….
Lama Persalinan : ………………………………………………
Komplikasi persalinan : …………………………………………………………….
Terapi yang diberikan : ……………………………………………………………
Cara melahirkan
( ) pervaginam ( √ ) Caesar ( ) Lain-lain, sebutkan ………………..
Tempat melahirkan :
( ) Rumah bersalin ( ) Rumah ( √ ) Rumah Sakit
III.3 Postnatal
Usaha Nafas
( √ ) dengan bantuan
( ) tanpa bantuan
Kebutuhan resusitasi
o Jenis dan lamanya dari 1 dan 5 menit …………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
RIWAYAT KELUARGA
a. Sosial Ekonomi
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…
b. Penyakit keluarga
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…
3. Status Nutrisi
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……
4. Status Cairan
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……
5. Obat-obatan
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……
6. Aktivitas
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……
8. Hasil Laboratorium
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……
9. Pemeriksaan Penunjang
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……
10. Lain-lain
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……
Beri tanda ( cek ) pada istilah yang tepat dari data-data dibawah ini. Gambarkan semua
temuan abnormal secara obyektif, gunakan kolom komentar bila perlu.
1. Reflek Moro
( ) Moro ( ) Menggenggam ( ) Menghisap
2. Tonus / aktivitas
a. ( ) Aktif ( ) tenang ( ) Letargi ( ) Kejang
b. ( ) Menangis keras ( √ ) Lemah ( ) Melengking ( ) Sulit menangis
3. Kepala / leher
a. Fontanel Anterior
( √ ) Lunak ( ) Tegas ( ) Datar ( ) Menonjol ( ) Cekung
b. Sutura sagitalis
( √ ) Tepat ( ) Terpisah ( ) menjauh
c. Gambaran wajah
( √ ) Simetris ( ) Asimetris
d. Molding
( ) Caput Succedaneum ( ) Chepalohematoma
4. Mata
( √ ) Bersih ( ) Sekresi …………………………………………………………………………………………….
5. THT
a. Telinga
( √ ) Normal ( ) Abnormal
b. Hidung
( ) Bilateral ( ) Obstruksi ( √ ) Cuping Hidung
c. Palatum
( √ ) Normal ( ) Abnormal
6. Abdomen
a. ( √ ) Lunak ( ) Tegas ( ) Datar ( ) Kembung
b. Lingkar perut : cm
c. Liver : ( ) kurang dari 2 cm ( ) Lebih dari 2 cm
7. Thoraks
a. ( √ ) Simetris ( ) Asimetris
b. Retraksi : ( ) derajat 1 ( ) derajat 2 ( ) derajat 3
c. Klavikula : ( ) Normal ( ) Abnormal
8. Paru-paru
a. Suara nafas : ( ) Sama kanan kiri ( ) Tidak sama kanan kiri
( ) Bersih ( ) Ronchi ( ) Rales ( ) sekret
b. Bunyi nafas
( ) terdengan di semua lapang paru ( ) tidak terdengar ( √ ) menurun
c. Respirasi
( ) Spontan , jumlah : ………..x/menit
( ) Sungkup/boxhead, jumlah : …………x/menit
( ) Ventilasi assisted CPAP
9. Jantung
a. ( ) Bunyi Normal Sinus Rytme ( NSR ) , jumlah : …………..x/menit
( ) Mur-mur ( ) Lain-lain, sebutkan…………………………………….
b. Waktu pengisian kapiler, Batang tubuh : ………………………………………
Ektrimitas : ……………………………………….
c. Nadi perifer
Berat Lemah Tidak ada
Brachial kanan
Brachial kiri
Femoral kanan
Femoral kiri
10. Ekstrimitas
a. ( ) Semua ekstrimitas gerak ( √ ) ROM terbatas ( ) tidak dapat dikaji
b. Ekstrimitas atas dan bawah ( ) Simetris ( ) Asimetris
11. Umbilikus : (√ ) Normal ( ) Abnormal ( ) Inflamasi ( ) Drainage
12. Genital : ( √ ) Normal ( ) Abnormal ( ) Ambivalen
13. Anus : ( √ ) Paten ( ) Imperforata
14. Spina : (√ ) Normal ( ) Abnormal
15. Kulit
a. Warna : ( ) Pink ( ) Pucat ( ) Jaundice
b. ( ) Rash / kemerahan
c. ( ) tanda lahir
16. Suhu
a. Lingkungan
( ) Penghangat radian ( ) Pengaturan suhu
( ) Inkubator ( ) Suhu ruang ( ) Boks terbuka
b. Suhu kulit : ……………………………………………………………………
KOMENTAR :
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….……………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..…………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………..………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………..……………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………….
2. Motorik halus
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………..………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………
4. Motorik kasar
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………..………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………
KESIMPULAN PERKEMBANGAN
( ) Menangis bila tidak nyaman
( ) Membuat suara tenggorok yang pelan
( ) Memandang wajah dengan sungguh-sungguh
( ) Mengeluarkan suara
( ) Berespon secara berbeda terhadap obyek yang berbeda
( ) Dapat tersenyum
( ) Menggerakkan kedua lengan dan tungkai sama mudahnya ketika telentang
( ) Memberikan reaksi dengan melihat ke arah sumber cahaya ( misalnya dari lampu
senter yang digerakkan ke kiri & kanan )
( ) Mengoceh dan memberikan reaksi terhadap suara
( ) Membalas senyuman
Resiko jaundice
No.
Tgl SDKI SLKI SIKI
DX
Pola napas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan keperawatn Manajemen Jalan Napas (1.01012)
berhubungan dengan hambatan selama 1 x 24 jam pola napas membaik Observasi :
upaya napas (mis, nyeri saat (L.01004). Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman,
bernapas, kelemahan otot Kriteria hasil : usaha napas)
pernapasan) (D.0005) 1. Tekanan inspirsi Meningkat Monitor bunyi napas tambahan (mis, gurgling,
2. Tekanan ekspirasi Meningkat mengi, wheezing, ronkhi kering)
3. dispnea Menurun Terapeutik :
4. Frekuensi napas Membaik Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15
5. Kedalaman napas Membaik detik
Berikan oksigen, jika perlu
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu
Resiko Ikterik neonatus dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Perawatan neonatus (1.03132)
faktor resiko kesulitan transisi selama 1 x 24 jam integritas kulit dan Obervasi :
kehidupan ekstra uterin jaringan meningkat (L.01006) Identifikasi kondisi awal bayi setelah lahir
(D.0035) Kriteria Hasil: (mis, kecukupan bulan, air ketuban jernih, atau
1. Elastisitas Meningkat bercampur meconium, menangis spontan,
2. Suhu kulit Membaik tonus otot)
3. Sensasi Membaik Monitor tanda vital bayi (terutama suhu)
4. Tekstur Membaik Terapeutik :
Lakukan inisiasi menyusui dini (IMD) segera
setelah bayi lahir
Berikan vitamin K 1 mg intramuskuler untuk
mencegah perdarahan
Selimuti untuk mempertahankan kehangatan
dan mencegah hipotermia
Ganti popok segera jika basah
Edukasi :
Anjurkan ibu menyusui bayi setiap 2 jam
Anjurkan ibu mencuci tangan sebelum
menyentuh bayi.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Dx.
Tgl. Implementasi Tgl. Evaluasi Paraf Perawat
Kep No
1. Manajemen Jalan Napas (1.01012) S: masih merintih dan sianosis
Memonitor pola napas (frekuensi, kedalaman,
usaha napas) O:
- Bayi merintih dan adanya dengkuran 1. Tingkat kesadaran Meningkat
Melakukan penghisapan lendir kurang dari 15 2. Sianosis Sedang
detik - Bayi masih sianosis
Memberikan oksigen, jika perlu 3. Frekuensi napas Sedang
- Bayi mendengkur
P: lanjutkan intervensi
2. Perawatan neonatus (1.03132) S: kehamilan berusia 37 minggu, melahirkan
Mengidentifikasi kondisi awal bayi setelah lahir secara sesar dan bayi tidak menangis spontan
(mis, kecukupan bulan, air ketuban jernih, atau
bercampur meconium, menangis spontan, tonus O:
otot) 1. Elastisitas Sedang
- Bayi tidak menangis dengan spontan 2. Suhu kulit Cukup
Memonitor tanda vital bayi (terutama suhu) membaik
Melakukan inisiasi menyusui dini (IMD) segera 3. Sensasi Cukup
setelah bayi lahir - Tonus otot lemah dan membaik
Memberikan vitamin K 1 mg intramuskuler gerak terbatas, lemak
untuk mencegah perdarahan subkutan tipis
Menyelimuti untuk mempertahankan - BB 1300 gr
kehangatan dan mencegah hipotermia - Panjang tubuh 40 cm
Menganti popok segera jika basah 4. Tekstur Membaik
Menganjurkan ibu menyusui bayi setiap 2 jam
Mengajurkan ibu mencuci tangan sebelum A: intervensi belum teratasi
menyentuh bayi.
P: lanjutkan intervensi
ANALISIS JURNAL EBN
I. Hima B. John,BOT,MSc. Charis Suraj, BOT. Sanjeev M. Padankatti, BSc, BOT, MOT.
Tunny Sebastian, MSc. Earnest Rajapandian, BOT, MA. 2018. Nonnutrive Sucking at the
Mother’s Breast Facilitates Oral Feeding Skill in Premature Infants. Volume 00 Number
00.
Bayi prematur mengalami kesulitan dalam transisi unutuk menyusui, target dari intervensi
jurnal ini ialah untuk mendukung pemberian ASI pada bayi prematur.
Kriteria inklusi : bayi usia kehamilan 32 minggu atau berat badan bayi 1250 gram
Terdapat 2 kelompok:
Kelompok 1 (kelompok kontrol): bayi menerima intervensi hanya menghisap jari hal
ini merupakan standar perawatan di NICU, dan menghisap dot nonnutritive.
Kelompok 2 (kelompok eksperimen) : mendapatkan perawatan standar, bayi
difasilitasi untuk menyusu pada payudara ibu. Selama 5 sampai 10 menit 3 kali sehari.
Intervensi ini dimulai setelah ibu nyaman memegang bayi dengan bantuan perawat.
Semua bayi dipantau melalui neonatal pulse oximetry selama intervensi.
Kesimpulan dari kedua intervensi tersebut yaitu pada kedua kelompok didorong untuk
menyusui secara eksklusif, dan memberikan pengalaman makan nonnutritive untuk
bayi prematur tanpa mengganggu asupan gizi dan dapat meningkatkan ketrampilan
makan memalalui mulut dan meningkatkan perilaku menyususi.
II. Ardell S. Offringa M. Ovelman C. Soll R. 2018. Prophylactic Vitamin K For The
Prevention Of Vitamin K Deficiency Bleeding In Preterm Neonates (Review). Issue 2
No.CD008342
Vitamin K diperlukan untuk sintesis koagulasi dalam hati. Bayi baru lahir sangat
membutuhkan vitamin K dikarenakan vitamin K melalui plasenta sangat rendah dengan
tingkat vitamin K sering di bawah batas deteksi 0,02 ng/Ml bayi baru lahir dengan
keadaan sehat.
Kriteria inklusi: usia kehamilan <32 minggu
Kriteria eksklusi : perdarahan janin intrakranial, antipaltelet antibodi maternal,
pengobatan ibu dengan dikenal antagonis vitamin K, anomali kongenital utama.
Intervensi keperawatan
Bayi yang memenuhi syarat secara acak menerima sala satu dari 3 rejimen profilaksis
vitamin K dengan dosis (0,5 mg IM, 0,2 mg IM, 0,2 mg IV). Untuk membandingkan
kedua kelompok yang menerima IM vitamin K untuk kelompok tunggal yang
menerima IV vitamin K dengan dosis (0,2 mg IM (N=34)), dosis IV 0,2 mg (N=33)
serta 0,5 mg IM (N=31) dan dosis IV 0,2 mg (N=33).
Kesimpulan :
Tidak ada berbedaan yang signifikasn untuk kadar vitamin K pada kelompok 0,2 mg
IV jika dibandingkan dengan bayi yang menerima 0,2 atau 0,5 mg vitamin K melalui
IM.
DAFTAR PUSTAKA